Amrul Munif, Saptoro Rusmiarto, Yusniar Aryati, Herri Andris, Craig A. Stoops
Abstrak
Barodji, Barodji and Boewono, Damar Tri and Boesri, Hasan and Sudini, Sudini
(2003) Bionomik Vektor dan Situasi Malaria di Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulonprogo, Yogyakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan, 2 (2). ISSN 1412-4025
Abstrak
Kecamatan Kokap adalah salah satu daerah yang memiliki kasus malaria yang
tinggi di Kabupaten Kulonprogo Provinsi Yogyakarta. Insiden Parasit Tahunan
(API) meningkat dari 37,54% pada tahun 1997 hingga 51,10% pada tahun 1999.
Anopheles balabacencis dan maculatus telah dikonfirmasi sebagai vektor
malaria di daerah ini. Temuan kasus malaria dengan deteksi kasus aktif dan
pasif dan pengobatan malaria dilakukan secara rutin dan studi bionomik vektor
malaria dilakukan di dusun Gunungrego, desa Hargorejo (Kokap I) dan dusun
Sebatang, desa Hargotirto (Kokap II) pada tahun 2000. Hasil menunjukkan
bahwa malaria kasus di kecamatan Kokap ditemukan sepanjang tahun dan ada
indikasi bahwa kasus malaria yang meningkat dimulai pada masa transisi dari
musim basah ke musim kemarau, yaitu pada bulan April dan tertinggi pada
bulan Mei - Juli dan Oktober - Desember. Anopheles balabacensis adalah
spesies dalam ruangan yang dominan di semua area dan dominan di luar di
Sebatang, sedangkan maculatus adalah spesies luar ruangan yang dominan di
Hargorejo. Kedua spesies itu ditemukan sepanjang malam mulai saat matahari
terbenam. Kepadatan mereka tertinggi antara 21.00 - 24.00. Distribusi vektor
malaria dan nyamuk Anopheline tinggi lainnya kebanyakan ditemukan (89,44%
- 97,90%) di kandang ternak dan sekitarnya. Pengendalian malaria di Desa
Hargotirto, Kokap II dilakukan dengan penyemprotan residual dalam ruangan
menggunakan Bendiocarb 80 WP pada dosis target 0,20 g bahan aktif dalam 2
siklus pada tahun 2000. Perawatan kasus malaria menunjukkan bahwa
prevalensi malaria seperti yang disajikan oleh jumlah slide positif rate (SPR)
menurun sebesar 66,25% di Hargotirto dan 36,50% di Hargorejo, sementara
slide positif Plasmodium falciparum (SFR) tidak menurun. Dalam Hargotirto SFR
adalah 9,38% sebelum penyemprotan dan 22,03% setelah penyemprotan.
Dalam Hargorejo SFR adalah 9,73% sebelum penyemprotan dan 11,51%
setelah penyemprotan.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja
Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga
Abstrak
Malaria adalah penyakit yang muncul kembali dan menjadi masalah kesehatan
di Indonesia. Lingkungan merupakan faktor dominan prevalensi dan kejadian
malaria di daerah endemik. Penelitian dilakukan di daerah endemis malaria di
Provinsi Jawa Timur di mana di daerah perbatasan yaitu Tulungagung dan
Trenggalek. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pengaruh faktor
lingkungan terhadap kejadian malaria di daerah perbatasan. Ini adalah
penelitian observasional dengan desain studi kasus. Daerah studi adalah
Watulimo dan Besuki. Kejadian malaria di daerah penelitian termasuk Insiden
Low Case (LCI) di Besuki, dan High Case lnsidence (HCI) di Watulimo. Suhu,
kelembaban dan kepadatan hujan dipengaruhi (uji chi square, p <0,05)
semakin banyak vektor. Tinggal tempat berkembang biak mendukung
kehidupan Anopheles sp. Perawatan ternak dengan kandang dermaga yang
stabil dapat mengubah perilaku nyamuk dari anthrophilic menjadi zoophilic.
Vegetasi di daerah penelitian berpotensi sebagai tempat istirahat Anopheles
sp. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan merupakan faktor tidak langsung
untuk mempengaruhi kepadatan nyamuk yang menyebabkan kejadian malaria.
Rekomendasi yang dapat diberikan adalah mencegah gigitan nyamuk,
menyebarkan predator larva Anopheles sp di tempat penangkaran,
melaporkan kasus ke petugas kesehatan.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU (PSP) MASYARAKAT TENTANG MALARIA
DI DAERAH LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
Abstrak
Abstrak