Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Gizi yang baik akan menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas yaitu
sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif. Perbaikan gizi diperlukan pada
seluruh siklus kehidupan, mulai sejak masa kehamilan, bayi dan anak balita, pra sekolah,
anak SD dan MI, remaja dan dewasa. (Terati,et al.,2011)
Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor utama yang diperlukan untuk
melaksanakan pembangunan nasional. Faktor gizi memegang peranan penting dalam
mencapai SDM berkualitas. (Depkes RI, 2005).
Anak sebagai aset SDM dan generasi penerus perlu diperhatikan kehidupannya.
Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pengembangan
kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat mempengaruhi terhadap kesehatan
dan produktivitas kerja manusia. Banyak aspek yang berpengaruh terhadap status gizi antara
lain aspek pola pangan, sosial budaya dan pengaruh konsumsi pangan. ( Maryani, 2008)
Usia antar 6 – 12 tahun adalah usia anak yang duduk di bangku SD. Pada masa ini
anak mulai masuk ke dalam dunia baru, anak mulai banyak berhubungan dengan orang di
luar keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam kehidupannya.
(Moehji,2003)
Pada umur ini anak lebih banyak aktivitasnya, baik di sekolah maupun di luar
sekolah, sehingga anak perlu energi lebih banyak. Pertumbuhan anak lambat tapi pasti,
sesuai dengan banyaknya makanan yang dikonsumsi anak. Sebaiknya anak diberikan
makanan pagi sebelum ke sekolah, agar anak dapat berkonsentrasi pada pelajaran dengan
baik dan berprestasi. (Soetjiningsih, 2012).
Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi
lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan
pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
gizi menu seimbang dan kesehatan. Sedangkan masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan
ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang
gizi, menu seimbang dan kesehatan. (Almatsier,2010)
Berdasarkan Riskesdas 2013, secara nasional prevalensi status gizi pada anak usia
5-12 tahun berdasarkan IMT/U terdiri dari 4% Kurus, 7,2 % sangat Kurus, % normal dan 18,8
% gemuk.Prevalensi Sangat Kurus paling rendah di Bali (2,3%) dan paling tinggi di NTT (7,8%).
Sedangkan prevalensi status gizi anak usia 5-12 tahun berdasarkan TB/U terdiri dari Pendek
18,4% dan Sangat Pendek 12,3%. Prevalensi Sangat Pendek terendah di DI Yogyakarta
(14,9% ) dan tertinggi di Papua (34,5%).

B. Istilah dan Pengertian


1. Umur dihitung dalam bulan penuh. Contoh umur 2 bulan 29 hari dihitung sebagai umur
2 bulan.
2. Ukuran Panjang badan (PB) digunakan untuk anak umur 0 sampai 24 bulan yang diukur
telentang. Bila anak umur 0 sampai 24 bulan diukur berdiri maka hasil pengukurannya
dikoreksi dengan menambahkan 0,7cm
3. Ukuran Tinggi Badan (TB) digunakan untuk anak umur diatas 24 bulan yang diukur
berdiri. Bila anak umur diatas 24 bulan diukur terlentang maka hasil pengukurannya
dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm
4. Gizi kurang dan Gizi Buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan
menurut umur (BB/U) uang merupakan padanan istilah underweight (gIzi kurang)dan
severely underweight (gizi buruk)
5. Pendek dan sangat pendek adalahstatus gizi yang didasarkan pada indeks Panjang adan
menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur(TB/U) yang merupakan
padanan istilah Stunted (pendek) dan severely stunted (sangat Pendek).
6. Kurus dan Sangat Kurus adalah status Gizi yang didasarkan pada Indeks Berat Badan
menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Breat Badan menurut Tinggi Badan( BB/TB) yag
merupakan padanan istilah Wasted (Kurus) dan Severely Wasted (Sangat Kurus).
C. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran antropometri Status Gizi Siswa kelas 1 SD di wilayah kerja
Puskesmas Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang tahun 2014

Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Prevalensi Status Gizi Siswa kelas 1 SD di wilayah kerja Puskesmas Tarus
berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT /U).

2. . Untuk mengetahui Prevalensi Status Gizi Siswa kelas 1 SD di wilayah kerja Puskesmas Tarus
berdasarkan Tinggi Badan menurut Umur (TB /U).

D. METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain Cross sectional. Lokasi penelitian ini dilakukan di
semua SD di wilayah kerja Puskesmas Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.
Populasi penelitian ini adalah semua siswa SD kelas 1 di wilayah kerja Puskesmas Tarus
Kecamatan Kupang Tengah kabupaten Kupang. Besar sampel adalah sebesar populasi.

Kriteria inklusi sampel adalah semua anak yang masuk sekolah pada saat pengambilan sampel,
tidak ada cacat bawaan dan dapat berkomunikasi dengan baik.

Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)


Berat Badan menurut Umur Gizi Buruk < -3 SD
(BB/U) Gizi Kurang -3 SD sampai dengan < -2 SD
Anak Umur 0 – 60 bulan Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih ➢ 2 SD
Panjang Badan menurut Sangat Pendek < - 3 SD
Umur Pendek -3 SD sampai dengan < -2 SD
(PB/U) atau Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Tinggi Badan menurut Umur Tinggi ➢ 2 SD
(TB/U)
Anak Umur 0 – 60 Bulan
Berat Badan meurut Panjang Sangat kurus <-3SD
Badan ( BB/PB) Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD
Atau Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Berat Badan menurut Tinggi Gemuk ➢ 2 SD
Badan (BB/TB)
Indeks Massa Tubuh Sangat Kurus <-3SD
menurut Umur Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD
(IMT/U) Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Gemuk ➢ 1 SD sampai
dengan 2 SD

Obesitas >2 SD

Anda mungkin juga menyukai