3390 10869 1 PB
3390 10869 1 PB
Diterima: 9 Oktober 2017, revisi akhir: 21 Desember 2017 dan disetujui untuk diterbitkan: 24 Desember 2017
ABSTRAK
Isolat bakteri indigenous ubi kayu karet (Manihot glaziovii) merupakan isolat bakteri asli yang
berada dalam umbi ubi kayu karet. Ubi kayu kultivar karet merupakan ubi kayu dengan
kandungan asam sianida (HCN) tinggi. Penelitian bertujuan untuk mempelajari kemampuan
isolat bakteri indigenous ubi kayu kultivar karet (BUG1) pada fermentasi pembuatan mocaf.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan (A)
pemberian starter isolat bakteri indigenous varietas karet (BUG1), (B) tanpa isolat, dan (C)
tanpa fermentasi. Terhadap produk mocaf yang dihasilkan dilakukan uji kimia meliputi kadar
air, abu, pati, derajat asam, serat kasar, dan kadar HCN, sedangkan uji organoleptik
meliputi warna, aroma, dan tekstur. Hasil analisis terhadap berbagai perlakuan menunjukkan
perlakuan optimal untuk tepung mocaf yang dihasilkan adalah pemberian starter isolat
bakteri indigenous varietas karet (BUG1).
Kata kunci: isolat, bakteri indigenous, ubi kayu karet, tepung mocaf
ABSTRACT
111
Jurnal Litbang Industri Vol. 7 No. 2, Desember 2017: 111-121
112
Aplikasi Isolat Bakteri Indigenous Ubi Kayu Karet……… (Kamsina dkk.)
113
Jurnal Litbang Industri Vol. 7 No. 2, Desember 2017: 111-121
114
Aplikasi Isolat Bakteri Indigenous Ubi Kayu Karet……… (Kamsina dkk.)
menggunakan BAL sebagai starter bakteri bahan an organik. Semakin banyak bahan
indigenous selama proses fermentasi. BAL organik yang terdegradasi maka semakin
tersebut mampu tumbuh optimum karena banyak terjadinya penurunan kadar abu.
tidak memerlukan adaptasi selama proses Kadar abu bahan pangan merupakan total
fermentasi. Hal ini disebabkan karena dari mineral yang dikandung oleh bahan
lingkungannya sudah menyerupai tersebut. Hal ini disebabkan akibat adanya
lingkungan asli hidupnya seperti kondisi loss drip (cairan yang keluar/eksudasi)
lingkungan yang asam dan sumber karbon yang terjadi pada saat thawing,drip
yang berasal dari ubi kayu (Suseno et al., menyebabkan beberapa nutrient seperti
2016). Hal ini sesuai dengan pernyataan garam, mineral yang larut dalam air akan
(Anggraeni and Yuwono, 2014) bahwa terbawa bersama air yang keluar saat
pada saat fermentasi terjadi degradasi pati pengeringan tepung (Styawati et al., 2014).
oleh mikroba yang menyebabkan butiran (Kurniawan et al., 2016) menyatakan
pati semakin kecil sehingga permukaannya bahwa mikroba membutuhkan mineral
semakin luas. Keadaan ini dapat substrat untuk meningkatkan aktivitas
memepercepat terjadinya penguapan air enzim, dan juga sebagai aktivator enzim.
selama proses pengeringan, yang Kadar air dan kadar abu mocaf masih
membuat kadar air akan semakin menurun memenuhi standar SNI 7622:2011 tepung
dalam jangka pengeringan yang sama. mocaf dengan kadar air maksimal 13% dan
Air merupakan komponen penting kadar abu 1,5% b/b (Badan Standardisasi
dalam bahan pangan yang dapat Nasional, 2011).
mempengaruhi kualitas bahan pangan itu
sendiri. Peningkatan jumlah air dapat Kadar Pati
mempengaruhi laju kerusakan bahan
pangan oleh perubahan mikrobiologis dan Hasil analisis uji satatistik terhadap
kimiawi. Tinggi atau rendahnya kadar air rata-rata kadar pati tepung mocaf dengan
pada tepung akan berpengaruh terhadap perlakuan pemberian starter isolat bakteri
umur simpan tepung. Untuk indigenous ubi kayu dan pembanding
memperpanjang daya tahan suatu bahan, didapatkan hasil yang berbeda sangat
sebagian air dalam bahan harus nyata terhadap semua perlakuan yang
dihilangkan dengan beberapa cara dapat dilihat pada Gambar 3.
tergantung dari jenis bahan dan komponen
yang ada di dalamnya, serta cara dan
kondisi pengeringan, seperti alat, suhu,
ketebalan bahan dan lama pengeringan
(Rahman, 2007).
Kadar air juga merupakan salah satu
parameter yang dijadikan standar untuk
memperoleh kerenyahan yang baik, selain
itu agar pertumbuhan mikroba dan reaksi
kimia yang merusak makanan dapat
dikurangi (Kusumaningrum et al., 2013).
Kadar air mocaf yang didapatkan berkisar Sumber: Data hasil penelitian sendiri
antara 10,51% – 12,01% dan nilai ini masih Gambar 3. Kadar pati tepung mocaf pada
memenuhi standar kadar air mocaf perlakuan pemberian isolat
maksimal 13% sesuai dengan SNI bakteri indigenous
7622:2011 Tepung mocaf (Badan
Standardisasi Nasional, 2011). Perbedaan kadar pati yang didapatkan
Selama proses fermentasi terjadi bisa disebabkan karena berbedanya jumlah
peningkatan jumlah mikroba yang isolat indigenous yang diberikan pada awal
memanfaatkan bahan organik sebagai fermentasi. Dalam hal ini pemberian isolat
sumber energi. Peningkatan jumlah indigenous BUG1 (perlakuan A) yang
mikroba ini akan merombak bahan-bahan termasuk dalam golongan bakteri asam
organik yang terdapat pada substrat laktat sehingga memiliki kemampuan yang
(bahan) dan akan menyisakan bahan- lebih tinggi dalam menguraikan pati dari ubi
115
Jurnal Litbang Industri Vol. 7 No. 2, Desember 2017: 111-121
kayu untuk melakukan aktivitas dari isolat fermentasi, karena jumlah isolat akan
indigenous tersebut, sehingga pati yang mempengaruhi jumlah asam laktat yang
didapatkan pada akhir fermentasi semakin dihasilkan. Perbedaan jumlah mikroba
berkurang. yang terdapat pada media fermentasi dapat
Fermentasi akan menguraikan pati dan menyebabkan asam laktat yang dihasilkan
selulosa menjadi glukosa oleh enzim juga berbeda. Hal ini berhubungan dengan
amilase dan selulase yang dimiliki oleh aktivitas BAL yang akan merombak
isolat indigenous. Hal ini disebabkan sukrosa menjadi asam laktat sesuai yang
mikroba akan menghasilkan amilase untuk dinyatakan oleh Sintasari, 2014 dalam
memecah pati yang ada supaya dapat (Kamsina et al., 2015).
dimanfaatkan nutrisinya. Glukosa hasil Menurut Buckle et. al. 1977 dalam
penguraian akan digunakan oleh isolat (Kusumaningrum et al., 2013) asam laktat
dalam menunjang pertumbuhan (Nangin membuat pH dan derajat asam pada
and Aji, 2015). Selanjutnya (Subagio, 2013) substrat menjadi rendah yang
menambahkan bahwa mikroba yang menimbulkan suasana asam dan dapat
tumbuh selama proses fermentasi akan meningkatkan derajat asam sebesar 1,5
menghasilkan enzim pektinolitik dan sampai 2,0% pada substrat. Dalam
sellulolitik yang dapat menghancurkan keadaan asam bakteri ini memiliki
dinding sel ubi kayu, sedemikian rupa kemampuan untuk menghambat bakteri
sehingga terjadi liberasi granula pati. Hal ini pathogen dan bakteri pembusuk.
akan mengakibatkan kadar pati pada Berdasarkan standar mutu tepung
substrat akan berkurang. mocaf (SNI 7622:2011), derajat asam yang
dipersyaratkan maksimal 4 %, yang
Derajat Asam menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk
parameter ini untuk semua perlakuan
Berdasarkan hasil analisis derajat memenuhi standar. (Badan Standardisasi
asam setelah diuji secara statistik Nasional, 2011).
menunjukkan bahwa semua perlakuan
berpengaruh sangat nyata terhadap tepung Serat Kasar
mocaf. Hasil analisis diilustrasikan pada
Gambar 4. Nilai derajat asam pada produk Hasil rata-rata kadar serat kasar
mocaf yang diperoleh berkisar antara 1,64 setelah dianalisis dan diolah secara
– 2,55 (%) dengan nilai terendah statistik didapatkan semua perlakuan
didapatkan pada perlakuan A yang dalam pembuatan tepung mocaf
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. berpengaruh sangat nyata terhadap kadar
. serat kasar seperti pada Gambar 5.
116
Aplikasi Isolat Bakteri Indigenous Ubi Kayu Karet……… (Kamsina dkk.)
hasil ini dapat dilihat bahwa jumlah isolat statistik didapatkan hasil bahwa semua
berpengaruh terhadap serat kasar dari perlakuan dalam fermentasi pembuatan
tepung mocaf. Perlakuan A mengandung tepung mocaf menunjukkan pengaruh yang
isolat sebagai starter dalam proses sangat nyata terhadap kadar HCN dari
fermentasi mocaf memperlihatkan tepung mocaf yang dihasilkan seperti
pengaruh dalam membuat rendahnya terlihat pada Gambar 6.
kadar serat kasar tepung mocaf.
Perbedaan nilai serat kasar yang
diperoleh, karena perbedaan perlakuan
pemberian isolat proses fermentasi mocaf.
Hal ini sesuai dengan pendapat
(Rahmawati et al., 2015)) yang
menyatakan bahwa perubahan kandungan
serat kasar pada mocaf dipengaruhi oleh
intensitas pertumbuhan bakteri isolat
indigenous, karena kemampuan bakteri
tersebut memecah serat kasar untuk
memenuhi kebutuhan energi. Sumber: Data hasil penelitian sendiri
Bakteri BAL memanfaatkan serat kasar Gambar 6. Kadar HCN tepung mocaf
yang dihidrolisis menjadi asam laktat, asam dengan perlakuan pemberian
lemak rantai pendek, dan energi. Asam isolat bakteri indigenous
lemak rantai pendek (SCFA) yaitu asam
asetat, asam propionat, dan asam butirat Penambahan BAL pada proses
merupakan hasil utama dari fermentasi fermentasi dapat menurunkan kadar HCN
serat pangan menyatakan bahwa bakteri tepung modifikasi. Hal ini ditunjukkan oleh
asam laktat mempunyai kemampuan kadar HCN tepung mocaf dengan
memfermentasi selulosa menjadi SCFA. perlakuan fermentasi dengan isolat BUG1
Pemanfaatan serat kasar semakin (A), yaitu 8,163 ppm. Akan tetapi
meningkat dengan semakin meningkatnya penurunan kadar HCN tersebut relatif tidak
total BAL. Hubungan regresi linier antara berbeda signifikan dengan perlakuan
penurunan kadar serat kasar dengan total kontrol (B). Dengan demikian, kadar HCN
BAL menunjukkan korelasi positif. Semakin yang terukur baik pada produk tepung
tinggi total BAL maka penggunaan serat mocaf hasil fermentasi BAL maupun kontrol
kasarsebagai substrat juga semakin besar keduanya telah memenuhi persyaratan
(Rahmawati et al., 2015). kadar HCN sebagaimana yang
Penentuan serat kasar pada bahan dipersyaratkan oleh SNI tepung mocaf
pangan sangat penting dalam penilaian (maksimal sebesar 10 ppm).
kualitas bahan pangan karena angka ini Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa
merupakan indeks dan menentukan nilai fermentasi berpengaruh terhadap
gizi bahan makanan. Serat kasar kandungan HCN dari tepung mocaf. Hal ini
mengandung senyawa selulosa, terlihat dengan rendahnya kadar HCN
hemiselulosa dan lignin yang tidak dapat antara perlakuan pembuatan tepung mocaf
dicerna oleh manusia. Serat kasar dapat yang difermentasi (A dan B) dengan
dipakai untuk menentukan kemurnian perlakuan dengan tidak difermentasi (C).
bahan dan efisiensi proses Sudarmadji, Perlakauan A memberikan nilai HCN
1997 dalam (Kusumaningrum et al., 2013). terendah yang tidak berbeda nyata dengan
Namun demikian kadar serat kasar untuk perlakuan B.
semua perlakuan memenuhi standar mocaf Rendahnya nilai HCN pada perlakuan
SNI No. 7622-2011 yaitu maksimal 2,0 % A dibandingkan dengan perlakuan lainnya
kecuali perlakuan C (tanpa fermentasi). dikarenakan adanya penambahan isolat A
(BUG1) yang termasuk dalam golongan
Kadar HCN BAL, sehingga berdampak pada jumlah
BAL yang dihasilkan selama
Setelah didapatkan rata-rata kadar berlangsungnya fermentasi. Hal ini sesuai
HCN tepung mocaf dan diuji secara dengan yang diuraikan oleh (Nugraheni et
117
Jurnal Litbang Industri Vol. 7 No. 2, Desember 2017: 111-121
al., 2013) bahwa mikroba mampu hasil bahwa warna, aroma, tekstur yang
memecah glikosida sianogenik dan produk paling optimal disukai adalah pada
turunannya sehingga dapat menyebabkan perlakuan A (isolat BUG1) dan terendah
terjadinya penurunan kadar HCN. pada perlakuan C (tanpa fermentasi).
Proses pembuatan tepung mocaf
melibatkan proses perendaman,
pencucian, fermentasi dan proses
pengeringan dapat menurunkan kadar
HCN pada ubi kayu. Pada proses
perendaman dan pencucian dengan air
dapat menghilangkan HCN, sebab HCN
mudah larut dalam air sehingga dapat
melarutkan senyawa linamarin dan
lotaustralin. Hal ini dapat memacu
pertumbuhan mikroba yang dapat
menguraikan racun menjadi asam organik. Sumber: Data hasil penelitian sendiri
Selain itu fermentasi ubi kayu bertujuan Gambar 7. Uji organoleptik tepung mocaf
untuk inaktivasi enzim linamarase sehingga dengan perlakuan pemberian
tidak bisa mengkatalisis pembentukan HCN isolat bakteri indigenous
(Kurniati et al., 2012).
Proses dan cara perendaman dapat Berdasarkan uji panelis terhadap
melarutkan senyawa linamarin dan warna tepung mocaf didapatkan nilai yang
lotaustralin, serta memacu pertumbuhan berkisar antara 2,867–4,067, dengan nilai
mikroorganisme yang dapat menguraikan terendah terdapat pada perlakuan tanpa
racun menjadi asam organik. Metode fermentasi (E) dan tertinggi pada perlakuan
fermentasi singkong bertujuan inaktivasi A. Hal ini dapat dilihat bahwa penambahan
enzim linamarase sehingga tidak bisa isolat bakteri indigeous berpengaruh
mengkatalisis pembentukan HCN. terhadap warna dari tepung mocaf.
menyatakan bahwa pada umumnya proses Winarno, 2004 dalam (Noviyanti et al.,
penghilangan (detoksifikasi) sianida dapat 2016) menambahkan, warna merupakan
dipercepat oleh perendaman dalam air, hasil pengamatan dengan penglihatan
penghancuran, pemotongan, pemanasan yang dapat membedakan antara satu
dan fermentasi. Dengan pemanasan, warna dengan warna lainnya, cerah,
enzim yang bertanggung jawab pada buram, bening, dan sebagainya. Warna
pemecahan glikosida sianogenik menjadi bahan pangan tergantung pada
inaktif sehingga hidrogen sianida tidak penampakan bahan pangan tersebut dan
dapat terbentuk (Chukwuemeka, 2007). kemampuan dari bahan pangan
Kadar HCN semua perlakuan memenuhi memantulkan, menyebarkan, menyerap
standar SNI 7622-2011 (mocaf) yaitu atau sinar tampak. menyebutkan bahwa
maksimal 10 mg/kg. Sedangkan warna makanan dapat menggugah selera.
kandungan HCN pada tepung ubi kayu Warna bahan pangan tergantung pada
tanpa fermentasi walaupun tidak memenuhi penampakan bahan pangan tersebut dan
standar tepung mocaf, tapi memenuhi kemampuan dari bahan pangan
standar tepung ubi kayu SNI 2997-1992 memantulkan, menyebarkan, atau
maksimal 40 (Badan Standardisasi menyerap sinar.
Nasional, 2011). Kisaran nilai uji organoleptik aroma
pada tepung mocaf dan tepung terigu
Uji Organoleptik antara 2,733–4,000, teringgi pada
perlakuan A. Aroma menurut Setyaningsih,
Uji organoleptik terhadap warna, 2010 dalam (Noviyanti et al., 2016)
aroma dan tekstur produk tepung mocaf merupakan salah satu faktor yang dapat
didapatkan hasil seperti terlihat pada membangkitkan selera seseorang.
Gambar 7. Penilaian uji organoleptik Makanan yang memilki aroma yang sedap
terhadap warna, aroma, dan tekstur oleh mengundang orang untuk menikmatinya.
panelis pada tepung mocaf didapatkan Anonymous, 2011 dalam (Raysita and
118
Aplikasi Isolat Bakteri Indigenous Ubi Kayu Karet……… (Kamsina dkk.)
119
Jurnal Litbang Industri Vol. 7 No. 2, Desember 2017: 111-121
120
Aplikasi Isolat Bakteri Indigenous Ubi Kayu Karet……… (Kamsina dkk.)
Teknol. Pangan 4 2015 © Indones. kadar abu, dan kadar serat kasar
Food Technol. 4. daun nenas varietas Smooth cayene.
J. Ilm. Peternak. TERPADU, -
Raysita, N., Pangesthi, L., 2013. Pengaruh jurnal.fp.unila.ac.id 19–24.
proporsi tepung terigu dan tepung
mocaf (modified cassava flour) Subagio, A., 2013. Keunggulan mocaf
terhadap tingkat kesukaan chiffon sebagai bahan baku snack.
cake. J. Tata Boga. Foodreview Indones. VOL. VIII, 38–
40.
Sihite, M., Pakpahan, P., 2015. Pengaruh
pemberian probiotik campuran Suprapti, I.M.L., 2005. Teknologi
streptococcus thermophillus dan pengolahan pangan tepung tapioka,
bacillus cereus dalam air minum pembuatan & pemanfaatannya.
terhadap bobot badan dan
pertambahan bobot badan mingguan Suseno, D., Meryandini, A., Sunarti, titi
itik magelang jantan. J. Ilmu-Ilmu chandra, 2016. Kinerja fermentasi
Peternak. Vol. XVIII, 8–13. sagu asam menggunakan starter cair
dan padat dari isolat bakteri asam
Styawati, N.E., Muhtarudin, Liman, 2014. laktat indigenous. J. Teknol. Ind.
Pengaruh lama fermentasi Trametes Pertan. 26, 111–124.
sp. terhadap kadar bahan kering,
121