Anda di halaman 1dari 11

Aplikasi Isolat Bakteri Indigenous Ubi Kayu Karet……… (Kamsina dkk.

APLIKASI ISOLAT BAKTERI INDIGENOUS UBI KAYU KARET (Manihot glaziovii)


PADA FERMENTASI PEMBUATAN MOCAF

Applications of Indigenous Bacteria Isolate from Cassava Rubber Varieties


(Manihot glaziovii) on Mocaf Making Fermentation
1 2 2
K. Kamsina *, N. Nurmiati dan P. Periadnadi
1 Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang
Jl. Raya LIK No. 23 Ulu Gadut Padang, Indonesia
2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas, Limau Manis, Padang
*e-mail: kamsinaina@gmail.com

Diterima: 9 Oktober 2017, revisi akhir: 21 Desember 2017 dan disetujui untuk diterbitkan: 24 Desember 2017

ABSTRAK

Isolat bakteri indigenous ubi kayu karet (Manihot glaziovii) merupakan isolat bakteri asli yang
berada dalam umbi ubi kayu karet. Ubi kayu kultivar karet merupakan ubi kayu dengan
kandungan asam sianida (HCN) tinggi. Penelitian bertujuan untuk mempelajari kemampuan
isolat bakteri indigenous ubi kayu kultivar karet (BUG1) pada fermentasi pembuatan mocaf.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan (A)
pemberian starter isolat bakteri indigenous varietas karet (BUG1), (B) tanpa isolat, dan (C)
tanpa fermentasi. Terhadap produk mocaf yang dihasilkan dilakukan uji kimia meliputi kadar
air, abu, pati, derajat asam, serat kasar, dan kadar HCN, sedangkan uji organoleptik
meliputi warna, aroma, dan tekstur. Hasil analisis terhadap berbagai perlakuan menunjukkan
perlakuan optimal untuk tepung mocaf yang dihasilkan adalah pemberian starter isolat
bakteri indigenous varietas karet (BUG1).

Kata kunci: isolat, bakteri indigenous, ubi kayu karet, tepung mocaf

ABSTRACT

Indigenous bacteria isolate of cassava rubber (Manihot glaziovii) is an isolate of native


bacteria which is available in rubber cassava tubers. Rubber cassava tuber is a cassava with
a high content of cyanide acid (HCN). The study was aimed to see the ability of indigenous
bacteria isolate of cassava cultivar rubber (BUG1) on mocaf making fermentation. This study
used a completely randomized design with treatments (A) addition of starter indigenous
bacteria isolates of rubber variety (BUG1), (B) without isolates, and (C) without
fermentation. The resulting mocaf product was conducted a chemical tests consisted of
moisture, ash, starch, acid degree, coarse fiber, and HCN content, while organoleptic tests
consisted of color, aroma, and texture. The analysis results on the various treatments
showed that the optimal treatment of mocaf flour produced was the addition of indigenous
bacteria isolate starter of rubber variety (BUG1).

Keywords: isolate, indigenous bacteria, cassava rubber varieties, mocaf flour

PENDAHULUAN tidak aktif saat pertumbuhan tanaman


terjadi dan akan tumbuh pada saat proses
Bakteri indigenous merupakan bakteri pematangan buah atau proses enzimatis
pengurai yang hidup bebas di alam dan (Nurmalinda et al., 2013). Bakteri
memiliki berbagai macam manfaat yang indigenous dapat diperoleh dengan cara
dapat digunakan sebagai pendukung mengisolasi bakteri tertentu pada suatu
teknologi pangan ataupun pertanian di bahan yang mengandung gula (sukrosa,
bidang mikrobiologi. Bakteri ini merupakan heksosa, pentosa) dan keberadaan bakteri
bakteri lokal yang secara alami ada pada ini dapat dilihat secara in vitro baik secara
suatu ekosistem contohnya pada buah tapi mikroskopis maupun makroskopis melalui

111
Jurnal Litbang Industri Vol. 7 No. 2, Desember 2017: 111-121

media-media spesifik (Mokoena et al., bersifat antimikroba, sekaligus kendala


2016). utama dalam proses fermentasi ini. Bakteri
Ubi kayu kultivar karet (Manihot indigenous hasil isolasi dari ubi kayu
glaziovii) merupakan ubi kayu jenis pahit kultivar karet yang jelas bertoleransi
yang berasal dari Brazil. Pemanfaatan ubi terhadap sianida, yang potensif-fermentatif
kayu kultivar karet jarang dimanfaatkan menghasilkan asam, merupakan solusi
dalam kehidupan sehari-hari karena yang tepat dalam pencarian isolat-isolat
rasanya yang pahit. Ubi kayu jenis ini unggul dalam proses mocaf.
memiliki ukuran umbi yang besar dengan Isolat bakteri indigenous yang
kandungan karbohidrat yang tinggi didapatkan dari isolasi ubi kayu karet
sehingga cukup baik sebagai makanan termasuk dalam golongan bakteri asam
sumber energi. Ubi kayu kultivar karet laktat (BAL) (Kamsina et al., 2016).
selain mengandung karbohidrat juga Penggunaan BAL indigenous sebagai
mengandung sianida yang dapat starter pada proses fermentasi mocaf
menghambat kerja enzim pernafasan dimaksudkan agar BAL tersebut mampu
sehingga terjadi gangguan pernafasan tumbuh optimum selama proses
yang dapat menyebabkan sakit sampai fermentasi, dikarenakan bakteri tersebut
kematian (Suprapti, 2005). tidak memerlukan adaptasi selama proses
Modified cassava flour (mocaf) fermentasi karena sudah terbiasa dengan
merupakan produk tepung dari proses lingkungan asli hidupnya seperti kondisi
fermentasi ubi kayu menggunakan prinsip lingkungan yang asam dan sumber karbon
memodifikasi sel ubi kayu dengan cara yang berasal dari ubi kayu karet. (Suseno
fermentasi aerobik. Fermentassi aerobik et al., 2016). Berdasarkan hal tersebut,
menyebabkan terjadinya perubahan maka dilakukan penelitian mengenai
karakteristik terutama berupa naiknya aplikasi isolat bakteri indigenous ubi kayu
viskositas (daya rekat), kemampuan karet (Manihot glaziovii) pada fermentasi
gelatinasi, daya rehidrasi, dan solubility pembuatan mocaf.
(kemampuan melarut). Keberadaan
mikroba pada fermentasi mocaf, baik METODOLOGI PENELITIAN
secara spontan ataupun yang ditambahkan
sebagai starter akan menghasilkan enzim Bahan utama yang diperlukan adalah
pektinolitik dan sellulolitik yang dapat ubi kayu, isolat bakteri indigenous ubi kayu
menghancurkan dinding sel ubi kayu kultivar karet (BUG1), medium Glucose
sehingga terjadi liberasi granula pati. Peptone Agar (GPA), Kalsium Karbonat
Mikroba ini menyebabkan perubahan (CaCO3), medium agar pati beras (APB),
karakteristik pada tepung yang dihasilkan, medium carboxy methyl cellulose (CMC),
yaitu berupa naiknya viskositas, medium skim milk agar (SMA), ethanol
kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan 70%, larutan spiritus, larutan H2O2,
kemudahan melarut. Mikroba ini juga aquadest, set pewarnaan gram, kertas
menghasilkan asam-asam organik, saring, kapas, kain kasa, plastik, aluminium
terutama asam laktat yang akan terimbisi foil, tissu, plastik wrap, masker, dan sarung
dalam tepung, dan ketika tepung tersebut tangan dan bahan kimia untuk pengujian.
diolah akan dapat menghasilkan aroma Peralatan yang digunakan adalah
dan citra rasa khas, yang dapat menutupi autoklaf, oven, neraca, cawan petri,
aroma dan citra rasa ubi kayu yang tabung reaksi, pipet ukur, erlenmeyer,
cenderung tidak menyenangkan (Subagio, jarum ose, batang pengaduk, lampu
2013). spiritus, rak tabung reaksi, gelas piala,
Pembuatan mocaf di Indonesia saat ini gelas ukur, erlenmeyer, spektofotometer,
dilakukan dengan cara penambahan sprayer, kaca objek, cover glass, corong,
enzim atau menggunakan tambahan isolat pipet tetes, hot plate, vortex, magnetic
bakteri unggul. Penggunaan isolat-isolat stirrer, autoclave, inkubator, timbangan
unggul penghasil asam dalam proses digital, kulkas, colony counter, sentrifuse,
pembuatan mocaf, belum menjamin mikropipet, alat tulis, box, pH meter digital,
terjadinya proses modifikasi yang optimal. mikroskop dan parutan, oven, sealer,
Kandungan sianida dalam ubi kayu selain

112
Aplikasi Isolat Bakteri Indigenous Ubi Kayu Karet……… (Kamsina dkk.)

pengering vakum dan peralatan untuk Analisis dan Pengamatan


pengujian.
Penelitian memakai rancangan acak Pengujian yang dilakukan terhadap
lengkap (RAL) secara faktorial dengan 7 pembuatan tepung mocaf adalah pengujian
(tujuh) kali ulangan. Perlakuan yang kimia, yang meliputi:
digunakan pada pembuatan produk tepung
mocaf adalah dengan 3 (tiga) perlakuan a. Kadar air (metode oven)
yaitu (A). pemberian starter isolat bakteri Perhitungan kadar air dilakukan
indigenous varietas karet (BUG1) sebanyak dengan cara menimbang sampel dalam
10%; (B) tanpa isolat, dan (C) tanpa cawan yang telah diketahui bobotnya (a),
fermentasi. kemudian dikeringkan dalam oven pada
Uji organoleptik dilakukan oleh panelis suhu 105oC selama 3 sampai 5 jam. Lalu
berdasarkan tingkat kesukaan, meliputi ditimbang sampai bobotnya tetap (b).
rasa, warna dan aroma tepung mocaf Kadar air dihitung menurut persamaan 1.
dengan skala hedonik sangat suka (5),
suka (4), biasa (3), kurang suka (2), dan
tidak suka (1)
b. Kadar Abu (metode Gravimetri)
Pembuatan Tepung mocaf Perhitungan kadar abu dilakukan
dengan cara menimbang sampel (w1)
Pembuatan tepung ubi kayu dalam cawan yang telah diketahui
termodifikasi (mocaf) mengikuti urutan bobotnya (w), Diarangkan di atas penangas
sebagaimana tercantum dalam Gambar 1. listrik, kemudian diabukan dalam tanur
pada suhu (550 ± 10) °C sampai putih atau
kelabu selama 5 jam sampai dengan 8 jam.
Didinginkan dalam eksikator selama 30
menit dan timbang (w2). Kadar abu
dihitung dengan persamaan 2 :

c. Derajat Asam (Metode titrimetri)


Prinsipnya adalah melarutkan asam-
asam organik dalam contoh dengan
menggunakan pelarut organik tertentu
(alkohol 95%) yang dilanjutkan dengan
peniteran basa (NaOH) (Badan
Standardisasi Nasional, 2011). Sebanyak
10 g sampel (a) dimasukkan dalam
erlenmeyer 250 mL, dan ditambah dengan
100 mL etanol 95% serta dibiarkan selama
24 jam sambil sekali – kali digoyangkan
kemudian disaring. Selanjutnya 50 mL
sampel hasil saringan dititrasi dengan
NaOH 0,05 M (c) dengan menggunakan
indikator fenolftalein (b). Titrasi berakhir
setelah warna larutan menjadi merah
muda. Derajat asam dihitung
Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan menggunakan persamaan 3:
tepung mocaf

113
Jurnal Litbang Industri Vol. 7 No. 2, Desember 2017: 111-121

d. Kadar HCN (metode titrimetri) dipanaskan 100 oC hingga mulai mendidih


Sebanyak 10 g sampai dengan 20 g Kemudian suhu dikurangi menjadi 45 oC
contoh (W) ditimbang ke dalam labu selama 30 menit. Endapan disaring dengan
Kjeldahl dan di tambahkan 200 mL air kertas saring dan dicuci dengan aquadest
suling serta biarkan selama 2 sampai 4 hingga bebas asam, kemudian dengan
jam. Sementara itu pasang rangkaian alat prosedur yang sama diulangi dengan
penyulingan, sulingkan dan ditampung menggunakan KOH. Kertas saring beserta
dengan 150 sampai dengan 160 mL distilat endapannya dipanaskan dalam oven pada
pada erlenmeyer 200 mL yang suhu 150 oC selama 1 jam, kemudian
mengandung larutan NaOH (0,5 gr NaOH diletakkan dalam desikator dan ditimbang
dalam 20 mL H2O) dan larutkan sampai (W2). Endapan dan kertas saring
volume tertentu. Kemudian diambil 100 mL diletakkan cawan penguap dan dipanaskan
distilat dan tambahkan 8 mL NH4OH 6 M dalam furnace selama 3-4 jam, kemudian
dan 2 mL larutan KI 5%; d) titrasi dengan di letakkan dalam desikator dan ditimbang
AgNO3 0,02 M menggunakan buret mikro (W3) Persen crude fiber dihitung dengan
sampai terlihat keruh (akan lebih jelas persamaan 5 berikut ini:
apabila menggunakan dasar hitam); dan
blanko juga dikerjakan. Kadar HCN
dihitung dengan persamaan 4:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Air dan Kadar Abu


e. Kadar Pati (metode Luff Schrool AOAC, Analisis statistik yang didapatkan untuk
2003). semua perlakuan berpengaruh nyata
Ditimbang 2-5 gram contoh berupa terhadap kadar air dan kadar abu tepung
bahan padat yang telah dihaluskan, mocaf. Gambaran hasil analisis kadar air
tambahkan 50 ml aquadest dan aduk dan kadar abu penelitian dapat dilihat pada
selama 1 jam. Suspensi disaring dengan Gambar 2. Kadar air dan abu
kertas saring dan dicuci dengan aquadest memperlihatkan korelasi yang berbanding
sampai volume filtrat 250 ml. Pati yang lurus, dengan hasil tertinggi didapatkan
terdapat sebagai residu pada kertas saring pada perlakuan C (tanpa fermentasi) dan
dicuci 5 kali dengan 10 ml eter biarkan eter terendah didapatkan pada perlakuan A
menguap dari residu, kemudian cuci lagi (isolat BUG1) dan berbeda nyata dengan
dengan 150 ml alkohol 10%. Residu perlakuan lainnya.
dipindahkan secara kuantitatif dari kertas
saring kedalam erlenmeyer dengan
pencucian 200 ml aquadest dan
tambahkan 20 ml HCl ± 25% ( berat jenis
1,125), tutup erlenmeyer dan panaskan
dengan water bath selama 2,5 jam. Setelah
dingin dinetralkan dengan NaOH 45% dan
encerkan sampai volume 450 ml kemudian
saring. Ditentukan kadar gula yang
dinyatakan sebagai glukosa dari filtrat yang
diperoleh. Penentuan glukosa seperti pada
penentuan gula reduksi. Berat glukosa
Sumber: Data hasil penelitian sendiri
dikalikan 0,9 merupakan berat pati
Gambar 2. Kadar air dan abu tepung mocaf
dengan perlakuan pemberian
f. Kadar Serat (metode Gravimetri, SNI
isolat bakteri indigenous.
7622:2011).
Sampel 0,5 gram (W1) ditambahkan
Rendahnya kadar air pada perlakuan A
150 ml H2SO4 dan beberapa tetes acetone
disebabkan karena perlakuan ini
sebagai anti foaming. Campuran

114
Aplikasi Isolat Bakteri Indigenous Ubi Kayu Karet……… (Kamsina dkk.)

menggunakan BAL sebagai starter bakteri bahan an organik. Semakin banyak bahan
indigenous selama proses fermentasi. BAL organik yang terdegradasi maka semakin
tersebut mampu tumbuh optimum karena banyak terjadinya penurunan kadar abu.
tidak memerlukan adaptasi selama proses Kadar abu bahan pangan merupakan total
fermentasi. Hal ini disebabkan karena dari mineral yang dikandung oleh bahan
lingkungannya sudah menyerupai tersebut. Hal ini disebabkan akibat adanya
lingkungan asli hidupnya seperti kondisi loss drip (cairan yang keluar/eksudasi)
lingkungan yang asam dan sumber karbon yang terjadi pada saat thawing,drip
yang berasal dari ubi kayu (Suseno et al., menyebabkan beberapa nutrient seperti
2016). Hal ini sesuai dengan pernyataan garam, mineral yang larut dalam air akan
(Anggraeni and Yuwono, 2014) bahwa terbawa bersama air yang keluar saat
pada saat fermentasi terjadi degradasi pati pengeringan tepung (Styawati et al., 2014).
oleh mikroba yang menyebabkan butiran (Kurniawan et al., 2016) menyatakan
pati semakin kecil sehingga permukaannya bahwa mikroba membutuhkan mineral
semakin luas. Keadaan ini dapat substrat untuk meningkatkan aktivitas
memepercepat terjadinya penguapan air enzim, dan juga sebagai aktivator enzim.
selama proses pengeringan, yang Kadar air dan kadar abu mocaf masih
membuat kadar air akan semakin menurun memenuhi standar SNI 7622:2011 tepung
dalam jangka pengeringan yang sama. mocaf dengan kadar air maksimal 13% dan
Air merupakan komponen penting kadar abu 1,5% b/b (Badan Standardisasi
dalam bahan pangan yang dapat Nasional, 2011).
mempengaruhi kualitas bahan pangan itu
sendiri. Peningkatan jumlah air dapat Kadar Pati
mempengaruhi laju kerusakan bahan
pangan oleh perubahan mikrobiologis dan Hasil analisis uji satatistik terhadap
kimiawi. Tinggi atau rendahnya kadar air rata-rata kadar pati tepung mocaf dengan
pada tepung akan berpengaruh terhadap perlakuan pemberian starter isolat bakteri
umur simpan tepung. Untuk indigenous ubi kayu dan pembanding
memperpanjang daya tahan suatu bahan, didapatkan hasil yang berbeda sangat
sebagian air dalam bahan harus nyata terhadap semua perlakuan yang
dihilangkan dengan beberapa cara dapat dilihat pada Gambar 3.
tergantung dari jenis bahan dan komponen
yang ada di dalamnya, serta cara dan
kondisi pengeringan, seperti alat, suhu,
ketebalan bahan dan lama pengeringan
(Rahman, 2007).
Kadar air juga merupakan salah satu
parameter yang dijadikan standar untuk
memperoleh kerenyahan yang baik, selain
itu agar pertumbuhan mikroba dan reaksi
kimia yang merusak makanan dapat
dikurangi (Kusumaningrum et al., 2013).
Kadar air mocaf yang didapatkan berkisar Sumber: Data hasil penelitian sendiri
antara 10,51% – 12,01% dan nilai ini masih Gambar 3. Kadar pati tepung mocaf pada
memenuhi standar kadar air mocaf perlakuan pemberian isolat
maksimal 13% sesuai dengan SNI bakteri indigenous
7622:2011 Tepung mocaf (Badan
Standardisasi Nasional, 2011). Perbedaan kadar pati yang didapatkan
Selama proses fermentasi terjadi bisa disebabkan karena berbedanya jumlah
peningkatan jumlah mikroba yang isolat indigenous yang diberikan pada awal
memanfaatkan bahan organik sebagai fermentasi. Dalam hal ini pemberian isolat
sumber energi. Peningkatan jumlah indigenous BUG1 (perlakuan A) yang
mikroba ini akan merombak bahan-bahan termasuk dalam golongan bakteri asam
organik yang terdapat pada substrat laktat sehingga memiliki kemampuan yang
(bahan) dan akan menyisakan bahan- lebih tinggi dalam menguraikan pati dari ubi

115
Jurnal Litbang Industri Vol. 7 No. 2, Desember 2017: 111-121

kayu untuk melakukan aktivitas dari isolat fermentasi, karena jumlah isolat akan
indigenous tersebut, sehingga pati yang mempengaruhi jumlah asam laktat yang
didapatkan pada akhir fermentasi semakin dihasilkan. Perbedaan jumlah mikroba
berkurang. yang terdapat pada media fermentasi dapat
Fermentasi akan menguraikan pati dan menyebabkan asam laktat yang dihasilkan
selulosa menjadi glukosa oleh enzim juga berbeda. Hal ini berhubungan dengan
amilase dan selulase yang dimiliki oleh aktivitas BAL yang akan merombak
isolat indigenous. Hal ini disebabkan sukrosa menjadi asam laktat sesuai yang
mikroba akan menghasilkan amilase untuk dinyatakan oleh Sintasari, 2014 dalam
memecah pati yang ada supaya dapat (Kamsina et al., 2015).
dimanfaatkan nutrisinya. Glukosa hasil Menurut Buckle et. al. 1977 dalam
penguraian akan digunakan oleh isolat (Kusumaningrum et al., 2013) asam laktat
dalam menunjang pertumbuhan (Nangin membuat pH dan derajat asam pada
and Aji, 2015). Selanjutnya (Subagio, 2013) substrat menjadi rendah yang
menambahkan bahwa mikroba yang menimbulkan suasana asam dan dapat
tumbuh selama proses fermentasi akan meningkatkan derajat asam sebesar 1,5
menghasilkan enzim pektinolitik dan sampai 2,0% pada substrat. Dalam
sellulolitik yang dapat menghancurkan keadaan asam bakteri ini memiliki
dinding sel ubi kayu, sedemikian rupa kemampuan untuk menghambat bakteri
sehingga terjadi liberasi granula pati. Hal ini pathogen dan bakteri pembusuk.
akan mengakibatkan kadar pati pada Berdasarkan standar mutu tepung
substrat akan berkurang. mocaf (SNI 7622:2011), derajat asam yang
dipersyaratkan maksimal 4 %, yang
Derajat Asam menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk
parameter ini untuk semua perlakuan
Berdasarkan hasil analisis derajat memenuhi standar. (Badan Standardisasi
asam setelah diuji secara statistik Nasional, 2011).
menunjukkan bahwa semua perlakuan
berpengaruh sangat nyata terhadap tepung Serat Kasar
mocaf. Hasil analisis diilustrasikan pada
Gambar 4. Nilai derajat asam pada produk Hasil rata-rata kadar serat kasar
mocaf yang diperoleh berkisar antara 1,64 setelah dianalisis dan diolah secara
– 2,55 (%) dengan nilai terendah statistik didapatkan semua perlakuan
didapatkan pada perlakuan A yang dalam pembuatan tepung mocaf
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. berpengaruh sangat nyata terhadap kadar
. serat kasar seperti pada Gambar 5.

Sumber: data penelitian sendiri


Gambar 4. Derajat asam tepung mocaf Sumber: data penelitian sendiri
dengan perlakuan pemberian Gambar 5. Serat kasar tepung mocaf
isolat bakteri indigenous dengan perlakuan pemberian
isolat bakteri indigenous
Berbedanya nilai derajat asam produk
mocaf yang diperoleh, bisa disebabkan Kadar serat yang terkecil didapatkan
karena adanya penambahan starter isolat pada perlakuan A (isolat BUG1) dan
BAL yang didapatkan pada awal berbeda dengan perlakuan lainnya. Dari

116
Aplikasi Isolat Bakteri Indigenous Ubi Kayu Karet……… (Kamsina dkk.)

hasil ini dapat dilihat bahwa jumlah isolat statistik didapatkan hasil bahwa semua
berpengaruh terhadap serat kasar dari perlakuan dalam fermentasi pembuatan
tepung mocaf. Perlakuan A mengandung tepung mocaf menunjukkan pengaruh yang
isolat sebagai starter dalam proses sangat nyata terhadap kadar HCN dari
fermentasi mocaf memperlihatkan tepung mocaf yang dihasilkan seperti
pengaruh dalam membuat rendahnya terlihat pada Gambar 6.
kadar serat kasar tepung mocaf.
Perbedaan nilai serat kasar yang
diperoleh, karena perbedaan perlakuan
pemberian isolat proses fermentasi mocaf.
Hal ini sesuai dengan pendapat
(Rahmawati et al., 2015)) yang
menyatakan bahwa perubahan kandungan
serat kasar pada mocaf dipengaruhi oleh
intensitas pertumbuhan bakteri isolat
indigenous, karena kemampuan bakteri
tersebut memecah serat kasar untuk
memenuhi kebutuhan energi. Sumber: Data hasil penelitian sendiri
Bakteri BAL memanfaatkan serat kasar Gambar 6. Kadar HCN tepung mocaf
yang dihidrolisis menjadi asam laktat, asam dengan perlakuan pemberian
lemak rantai pendek, dan energi. Asam isolat bakteri indigenous
lemak rantai pendek (SCFA) yaitu asam
asetat, asam propionat, dan asam butirat Penambahan BAL pada proses
merupakan hasil utama dari fermentasi fermentasi dapat menurunkan kadar HCN
serat pangan menyatakan bahwa bakteri tepung modifikasi. Hal ini ditunjukkan oleh
asam laktat mempunyai kemampuan kadar HCN tepung mocaf dengan
memfermentasi selulosa menjadi SCFA. perlakuan fermentasi dengan isolat BUG1
Pemanfaatan serat kasar semakin (A), yaitu 8,163 ppm. Akan tetapi
meningkat dengan semakin meningkatnya penurunan kadar HCN tersebut relatif tidak
total BAL. Hubungan regresi linier antara berbeda signifikan dengan perlakuan
penurunan kadar serat kasar dengan total kontrol (B). Dengan demikian, kadar HCN
BAL menunjukkan korelasi positif. Semakin yang terukur baik pada produk tepung
tinggi total BAL maka penggunaan serat mocaf hasil fermentasi BAL maupun kontrol
kasarsebagai substrat juga semakin besar keduanya telah memenuhi persyaratan
(Rahmawati et al., 2015). kadar HCN sebagaimana yang
Penentuan serat kasar pada bahan dipersyaratkan oleh SNI tepung mocaf
pangan sangat penting dalam penilaian (maksimal sebesar 10 ppm).
kualitas bahan pangan karena angka ini Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa
merupakan indeks dan menentukan nilai fermentasi berpengaruh terhadap
gizi bahan makanan. Serat kasar kandungan HCN dari tepung mocaf. Hal ini
mengandung senyawa selulosa, terlihat dengan rendahnya kadar HCN
hemiselulosa dan lignin yang tidak dapat antara perlakuan pembuatan tepung mocaf
dicerna oleh manusia. Serat kasar dapat yang difermentasi (A dan B) dengan
dipakai untuk menentukan kemurnian perlakuan dengan tidak difermentasi (C).
bahan dan efisiensi proses Sudarmadji, Perlakauan A memberikan nilai HCN
1997 dalam (Kusumaningrum et al., 2013). terendah yang tidak berbeda nyata dengan
Namun demikian kadar serat kasar untuk perlakuan B.
semua perlakuan memenuhi standar mocaf Rendahnya nilai HCN pada perlakuan
SNI No. 7622-2011 yaitu maksimal 2,0 % A dibandingkan dengan perlakuan lainnya
kecuali perlakuan C (tanpa fermentasi). dikarenakan adanya penambahan isolat A
(BUG1) yang termasuk dalam golongan
Kadar HCN BAL, sehingga berdampak pada jumlah
BAL yang dihasilkan selama
Setelah didapatkan rata-rata kadar berlangsungnya fermentasi. Hal ini sesuai
HCN tepung mocaf dan diuji secara dengan yang diuraikan oleh (Nugraheni et

117
Jurnal Litbang Industri Vol. 7 No. 2, Desember 2017: 111-121

al., 2013) bahwa mikroba mampu hasil bahwa warna, aroma, tekstur yang
memecah glikosida sianogenik dan produk paling optimal disukai adalah pada
turunannya sehingga dapat menyebabkan perlakuan A (isolat BUG1) dan terendah
terjadinya penurunan kadar HCN. pada perlakuan C (tanpa fermentasi).
Proses pembuatan tepung mocaf
melibatkan proses perendaman,
pencucian, fermentasi dan proses
pengeringan dapat menurunkan kadar
HCN pada ubi kayu. Pada proses
perendaman dan pencucian dengan air
dapat menghilangkan HCN, sebab HCN
mudah larut dalam air sehingga dapat
melarutkan senyawa linamarin dan
lotaustralin. Hal ini dapat memacu
pertumbuhan mikroba yang dapat
menguraikan racun menjadi asam organik. Sumber: Data hasil penelitian sendiri
Selain itu fermentasi ubi kayu bertujuan Gambar 7. Uji organoleptik tepung mocaf
untuk inaktivasi enzim linamarase sehingga dengan perlakuan pemberian
tidak bisa mengkatalisis pembentukan HCN isolat bakteri indigenous
(Kurniati et al., 2012).
Proses dan cara perendaman dapat Berdasarkan uji panelis terhadap
melarutkan senyawa linamarin dan warna tepung mocaf didapatkan nilai yang
lotaustralin, serta memacu pertumbuhan berkisar antara 2,867–4,067, dengan nilai
mikroorganisme yang dapat menguraikan terendah terdapat pada perlakuan tanpa
racun menjadi asam organik. Metode fermentasi (E) dan tertinggi pada perlakuan
fermentasi singkong bertujuan inaktivasi A. Hal ini dapat dilihat bahwa penambahan
enzim linamarase sehingga tidak bisa isolat bakteri indigeous berpengaruh
mengkatalisis pembentukan HCN. terhadap warna dari tepung mocaf.
menyatakan bahwa pada umumnya proses Winarno, 2004 dalam (Noviyanti et al.,
penghilangan (detoksifikasi) sianida dapat 2016) menambahkan, warna merupakan
dipercepat oleh perendaman dalam air, hasil pengamatan dengan penglihatan
penghancuran, pemotongan, pemanasan yang dapat membedakan antara satu
dan fermentasi. Dengan pemanasan, warna dengan warna lainnya, cerah,
enzim yang bertanggung jawab pada buram, bening, dan sebagainya. Warna
pemecahan glikosida sianogenik menjadi bahan pangan tergantung pada
inaktif sehingga hidrogen sianida tidak penampakan bahan pangan tersebut dan
dapat terbentuk (Chukwuemeka, 2007). kemampuan dari bahan pangan
Kadar HCN semua perlakuan memenuhi memantulkan, menyebarkan, menyerap
standar SNI 7622-2011 (mocaf) yaitu atau sinar tampak. menyebutkan bahwa
maksimal 10 mg/kg. Sedangkan warna makanan dapat menggugah selera.
kandungan HCN pada tepung ubi kayu Warna bahan pangan tergantung pada
tanpa fermentasi walaupun tidak memenuhi penampakan bahan pangan tersebut dan
standar tepung mocaf, tapi memenuhi kemampuan dari bahan pangan
standar tepung ubi kayu SNI 2997-1992 memantulkan, menyebarkan, atau
maksimal 40 (Badan Standardisasi menyerap sinar.
Nasional, 2011). Kisaran nilai uji organoleptik aroma
pada tepung mocaf dan tepung terigu
Uji Organoleptik antara 2,733–4,000, teringgi pada
perlakuan A. Aroma menurut Setyaningsih,
Uji organoleptik terhadap warna, 2010 dalam (Noviyanti et al., 2016)
aroma dan tekstur produk tepung mocaf merupakan salah satu faktor yang dapat
didapatkan hasil seperti terlihat pada membangkitkan selera seseorang.
Gambar 7. Penilaian uji organoleptik Makanan yang memilki aroma yang sedap
terhadap warna, aroma, dan tekstur oleh mengundang orang untuk menikmatinya.
panelis pada tepung mocaf didapatkan Anonymous, 2011 dalam (Raysita and

118
Aplikasi Isolat Bakteri Indigenous Ubi Kayu Karet……… (Kamsina dkk.)

Pangesthi, 2013) menambahkan aroma singkong melalui fermentasi yang terlihat


adalah sensasi dari senyawa volatil yang halus (Sihite and Pakpahan, 2015).
diterima oleh rongga hidung. Pemanfaatan BAL oleh manusia telah
Aroma merupakan indikator yang dilakukan sejak lama, yaitu untuk proses
penting dalam industri pangan karena fermentasi makanan. BAL banyak
dengan cepat dapat memberikan hasil digunakan untuk pengawetan dan
penilaian diterima atau tidaknya produk memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan
tersebut. Aroma meliputi berbagai sifat pangan. Menurut Winarno, 2004 dalam
seperti harum, amis, apek, busuk, dan (Noviyanti et al., 2016) , tekstur dan
sebagainya. Aroma atau bau sendiri sukar konsistensi suatu bahan akan
untuk diukur sehingga biasanya mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan
menimbulkan pendapat yang berlainan oleh bahan tersebut. Dari penelitian-
dalam menilai kualitas aromanya Aroma penelitian yang telah dilakukan, diperoleh
lebih banyak berhubungan dengan bahwa perubahan tekstur atau viskositas
pancaindera pembau. Pada umumnya bahan dapat mengubah rasa dan aroma
aroma yang diterima oleh hidung dan otak yang timbul karena dapat mempengaruhi
lebih banyak merupakan campuran empat kecepatan timbulnya rangsangan terhadap
bau utama yaitu aroma, asam, tengik, dan sel reseptor olfaktori dan kelenjar air liur.
hangus (Winarno, 2004 dalam (Noviyanti Selain itu bakteri asam laktat mampu
et al., 2016)). mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi
Nilai tekstur produk mocaf yang asam laktat. Bakteri asam laktat juga
didapatkan berdasarkan Gambar 7 menghasilkan senyawa tertentu yang dapat
berkisar antara 3,267 sampai 4,067, meningkatkan nilai organoleptik makanan
dengan nilai terendah terdapat pada dan minuman, termasuk rasa dan bau yang
perlakuan tanpa fermentasi (E) dan mengundang selera serta memperbaiki
tertinggi pada perlakuan A. Tingginya nilai penampilan. Pemanfaatan bakteri asam
tekstur pada perlakuan A (BUG1) laktat pada pangan memiliki sifat
disebabkan adanya penambahan isolat biopreservatif, dimana dapat berdampak
indigenous pada perlakuan ini, sehingga positif terhadap kualitas pangan yang
dapat menghasilkan produk mocaf dengan bersangkutan(Suriawiria, 1983 dalam
nilai tekstur yang paling disukai. Hal ini (Sihite and Pakpahan, 2015)
disebabkan oleh kemampuan
mikroorganisme dalam perubahan tekstur KESIMPULAN
umbi singkong selama proses fermentasi
Berdasarkan penelitian yang telah
berlangsung, dimana mikroba mampu
dilakukan tentang aplikasi isolat bakteri
menghidrolisis serat yang berupa
indigenous ubi kayu karet (Manihot
polisakarida (selulosa) menjadi
Glaziovii) pada fermentasi pembuatan
monosakarida (glukosa).
mocaf maka dapat disimpulkan bahwa
Bakteri Lactobacillus dapat memecah
semua perlakuan yang digunakan
pati dan selulosa sehingga membentuk
berpengaruh sangat nyata terhadap
granula pati yang halus, menyebabkan
pembuatan tepung mocaf.
tepung mocaf yang dihasilkan bertekstur
Penggunaan isolat BUG1 (A) dalam
halus. Hal ini disebabkan karena selama
penelitian ini sangat potensial dalam
fermentasi produksi enzim pektinolitik dan
pembuatan tepung mocaf dan memenuhi
enzim selulolitik semakin banyak, dengan
standar SNI 7622:2011 (tepung mocaf)
semakin banyaknya kedua enzim tersebut
dengan parameter uji kimia yang meliputi
maka pemecahan pati dan selulosa
parameter kadar air 11,57%), kadar abu
menjadi granula-granula halus akan
(0,42%), pati, derajat asam (1,64%), serat
semakin tinggi, menyebabkan tekstur dari
kasar (1,25%), dan HCN 8,163 ppm), serta
mocaf semakin halus atau baik. Ubi kayu
uji organoleptik yang disukai dengan nilai
yang diolah tanpa melalui fermentasi
warna (4,067), aroma (4,000) dan tekstur
(kontrol) terlihat kasar dibandingkan tepung
(4,067).

119
Jurnal Litbang Industri Vol. 7 No. 2, Desember 2017: 111-121

UCAPAN TERIMA KASIH J. Bul. Peternak. 40, 26–33.

Terima kasih kepada Elya Rovina, Kusumaningrum, M., Kusrahayu, Mulyani,


Silfia, dan Firdausni yang telah membantu S., 2013. Pengaruh berbagai filler
dalam penelitian ini, sehingga penelitian ini (bahan pengisi) terhadap kadar air,
dapat berjalan dengan baik dan lancar. rendemen dan sifat organoleptik
(warna) chicken nugget. Anim. Agric.
DAFTAR PUSTAKA J. 2, 370–376. doi:10.1017/CBO
9781107415324.004
Anggraeni, Y.P., Yuwono, S.S., 2014. Mokoena, M.P., Mutanda, T., Olaniran,
Pengaruh fermentasi alami pada chips A.O., 2016. Perspectives on the
ubi jalar (ipomoea batatas) terhadap probiotic potential of lactic acid
sifat fisik tepung ubi jalar bacteria from African traditional
terfermentasi. Pangan dan fermented foods and beverages. Food
Agroindustri 2, 59–69. Nutr. Res. 60, 29630.
Badan Standardisasi Nasional, 2011. doi:10.3402/fnr.v60.29630
Tepung mokaf. SNI 7622-2011. Nangin, D., Aji, S., 2015. Enzim amilase
Chukwuemeka, O.C., 2007. Effect of pemecah pati mentah dari mikroba:
process modification on the physio- kajian pustaka. J. Pangan dan
chemical and sensory quality of fufu- Agroindustri 3, 1032–1039.
flour and dough. Africa J. Biotechnol. Noviyanti, Wahyuni, S., Syukri, M., 2016.
6, 1949–1953. Analisis penilaian organoleptik cake
Kamsina, K., Anova, I.T., Firdausni, F., brownies subtitusi tepung Wikau
2015. Pengaruh perbandingan sari Maombo 1, 58–66.
buah dan gula terhadap mutu Nugraheni, M., Handayani, T.H.W., Utama,
minuman fungsional labu kuning. J. A., 2013. Teknologi pengembangan
Litbang Ind. 5, 113–122. mocaf (modified cassava flour) untuk
doi:10.24960/jli.v5i2.666.113-122 peningkatan diversifikasi pangan dan
Kamsina, Nurmiati, Periadnadi, 2016. ekonomi. Artikel 1–25.
Karakterisasi bakteri indigenous dari Nurmalinda, A., Periadnadi, Nurmiati, 2013.
ubi kayu karet (Manihot glaziovii) Isolasi dan karakterisasi parsial
sebagai isolat dalam proses mocaf. bakteri indigenous pemfermentasi dari
Prosiding Seminar sehari Hasil riset buah durian ( durio zibethinus murr .)
dan standardisasi Industri IV ISSN: Isolation and partial characterization of
2302-9617. Balai Riset dan indigenous fermenting bacteria from
Standardisasi Industri Banda Aceh, durian fruit ( durio zibethinus murr .).
Banda Aceh, pp. 108–117. Biol. Univ. Andalas 2, 8–13.
Kurniati, L.I., Aida, N., Gunawan, S., Rahman, A., 2007. Mempelajari
Widjaja, T., 2012. Pembuatan mocaf karakteristik kimia dan fisik tepung
(modified cassava flour) dengan tapioka dan mocal (modified cassava
proses fermentasi menggunakan flour) sebagai penyalut kacang pada
Lactobacillus plantarum, produk kacang salut. Fakultas
Saccharomyces cereviseae, dan Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Rhizopus oryzae. J. Tek. Pomits 1, 1– Bogor.
6.
Rahmawati, I.S., Zubaida, E., Saparianti,
Kurniawan, H., Ristianto, U., Lies, M.Y., E., 2015. Evaluasi pertumbuhan isolat
2016. Kualitas nutrisi ampas kelapa probiotik (L. casei dan L. plantarum)
(Cocos nucifera L.) fermentasi dalammedium fermentasi berbasis ubi
menggunakan Aspergillus niger jalar (Ipomoea batatas l.) Selama
nutritional quality of fermented proses fermentasi (kajian jenis isolat
coconut dregs using Aspergillus niger. dan jenis tepung ubi jalar). J. Apl.

120
Aplikasi Isolat Bakteri Indigenous Ubi Kayu Karet……… (Kamsina dkk.)

Teknol. Pangan 4 2015 © Indones. kadar abu, dan kadar serat kasar
Food Technol. 4. daun nenas varietas Smooth cayene.
J. Ilm. Peternak. TERPADU, -
Raysita, N., Pangesthi, L., 2013. Pengaruh jurnal.fp.unila.ac.id 19–24.
proporsi tepung terigu dan tepung
mocaf (modified cassava flour) Subagio, A., 2013. Keunggulan mocaf
terhadap tingkat kesukaan chiffon sebagai bahan baku snack.
cake. J. Tata Boga. Foodreview Indones. VOL. VIII, 38–
40.
Sihite, M., Pakpahan, P., 2015. Pengaruh
pemberian probiotik campuran Suprapti, I.M.L., 2005. Teknologi
streptococcus thermophillus dan pengolahan pangan tepung tapioka,
bacillus cereus dalam air minum pembuatan & pemanfaatannya.
terhadap bobot badan dan
pertambahan bobot badan mingguan Suseno, D., Meryandini, A., Sunarti, titi
itik magelang jantan. J. Ilmu-Ilmu chandra, 2016. Kinerja fermentasi
Peternak. Vol. XVIII, 8–13. sagu asam menggunakan starter cair
dan padat dari isolat bakteri asam
Styawati, N.E., Muhtarudin, Liman, 2014. laktat indigenous. J. Teknol. Ind.
Pengaruh lama fermentasi Trametes Pertan. 26, 111–124.
sp. terhadap kadar bahan kering,

121

Anda mungkin juga menyukai