berikut :
Penyaliran dengan cara ini adalah dengan membuat “tunnel” atau “adit” bila topografi daerahnya
memungkinkan, dimana terowongan atau “adit” ini dibuat sebagai level pengeringan tersendiri untuk
mengeluarkan air tambang bawah tanah. Cara ini relatif murah dan ekonomis bila dibandingkan
dengan sistem penyaliran menggunakan cara pemompaan air ke luar tambang.
2. Dengan Pemompaan.
Penyaliran tambang bawah tanah dengan sistem pemompaan adalah untuk mengeluarkan air yang
terkumpul pada dasar “shaf” atau sumuran bawah tanah yang sengaja dibuat untuk menampung air
dari permukaan maupun air rembesan air bawah tanah.
Gambar 7
Salah satu upaya pencegahan pembentukan air asam tambang (AAT) adalah dengan pembangunan
lapisan penutup material reaktif, umumnya dikenal sebagai Potentially Acid Forming (PAF) material,
dengan material yang tidak reaktif, Non Acid Forming (NAF) material, tanah, atau material alternatif
seperti Geosyntetic Clay Liner (GCL). Lapisan ini dikenal juga dengan sebutan dry cover system.
Tujuan dari pembangunan lapisan ini adalah untuk mengurangi difusi oksigen dan infiltrasi air,
sebagai faktor penting dalam proses oksidasi mineral sulphida. Selain itu, sistem pelapisan ini juga
diharapkan dapat tahan terhadap erosi dan mendukung upaya revegetasi lahan penimbunan
material.
Pengolahan air asam harus dilakukan sebelum air tersebut dibuang ke badan air, sehingga nantinya
tidak mencemari perairan di sekitar lokasi tambang. Pengolahan air asam dapat dilakukan dengan
cara penetralan. Penetralan air asam dapat menggunakan bahan kimia diantaranya seperti
Limestone (Calcium Carbonat), Hydrate Lime (Calcium Hydroxide), Caustic Soda (Sodium Hydroxide),
Soda Ash Briquettes (Sodium Carbonate), Anhydrous Ammoni.
Limestone atau biasa dikenal dengan batu gamping telah digunakan selama berpuluh-puluh tahun
untuk menaikkan pH dan mengendapkan logam di dalam air asam. Penggunaan limestone
merupakan penanganan yang termurah, teraman dan termudah dari semua bahan-bahan kimia.
Kekurangan dari limestone ini ialah mempunyai keterbatasan karena kelarutan yang rendah dan
limestone terlapisi.
Caustic Soda merupakan bahan kimia yang biasa digunakan dan sering dicoba lebih jauh (tidak
mempunyai sifat kelistrikan), kondisi aliran yang rendah. Caustic menaikkan pH air dengan sangat
cepat, sangat mudah larut dan digunakan dimana kandungan mangan merupakan suatu masalah.
Penggunaannya sangat sederhana, yaitu dengan cara meneteskan cairan caustic ke dalam air asam,
karena kelarutannya akan menyebar di dalam air. Kekurangan utama dari penggunaan cairan caustic
untuk penanganan air asam ialah biaya yang tinggi dan bahaya dalam penanganannya. Penggunaan
caustic padat lebih murah dan lebih mudah dari pada caustic cair.
Sodium Carbonate biasanya digunakan dalam debit kecil dengan kandungan besi yang rendah.
Pemilihan soda ash untuk penanganan air asam biasanya berdasar pemakaian sebuah kotak atau
tong dengan air masuk dan buangan.
e. Anhydrous Ammoni
Anhydrous Ammonia digunakan dalam beberapa cara untuk menetralkan acidity dan untuk menge