Anda di halaman 1dari 5

Ensiklopedia Indonesia seri Geografi

Nama Penerbit : PT Ichtiar Baru Van Hoeve

Bab : Geografi Riau

Tahun Terbit : • Cetakan Pertama Tahun 1990

• Cetakan Kedua Tahun 1992

Hak Penerbitan : PT Ichtiar Baru Van Hoeve

ISBN : 979-8276-07-8

Dicetak Oleh : PT. Intermasa

Geografi Riau
Riau propinsi pantai timur P.Sumatera, merupakan salah satu dari 27 propinsi di
Indonesia, terbentang dari lereng timur Peg. Bukit Barisan sampai L.Cina Selatan
berbatasan dengan Selat Singapura dan Selat Malaka (Utara), L.Cina Selatan
(Timur), propinsi Jambi ( Selatan ), propinsi Sumatera barat dan sumatera utara
(Barat). Luas wilayah Riau adalah 94.562 km². Penduduk : 3.252.630 (1990).
Ibukotanya adalah Pekanbaru.
Fisiografi. Propinsi Riau terletak antara 1˚LS - 2˚LU dan 100˚- 155˚BT, terdiri dari
wilayah daratan dan wilayah kepulauan. Luas daratan 94.561,61 km2, luas
perairan 235.306 km2 dan luas zona ekonomi ekslusif 379.000 km2.
Sungai. Propinsi Riau memiliki beberapa sungai yang mengalir dari dataran tinggi
di Peg.Bukit barisan yang membentang di perbatasan Propinsi Riau dengan
Propinsi Sumatera Barat, kea rah timur laut, dan bermuara di selat malaka serta
L.Cina Selatan. Sungai – sungai lain yang lebih kecil dan kebanyakan merupakan
anak anak sungai, yaitu : Sungai Kubu, Bangko, Sineboi, DLL.
Pulau. Di daerah perairan kabupaten – kabupaten Bengkalis, Kampar, Indrigari,
dan Riau Kepulauan, tersebar ribuan pulau, baik besar maupun kecil, antara lain :
Pulau Rupat, Pulau Bengkalis, Pulau Rangsang, Pulau Padang, Pulau Rantau, DLL
Iklim. Propinsi ini memiliki iklim tropis basah. Musim Hujan mulai dari bulan
September dan berakhir pada bulan Februari, sedangkan musim kemarau mulai
dari bulan maret dan berakhir pada blan Agustus. Curah hujan rata – rata
mencapai 196mm/bulannya. Angka ini bertambah hingga mecapai 300mm.
dengan demikian, daerah ini praktis mendapat hujan sepanjang tahun.
Flora dan Fauna. Hampir seluruh wilayah Propinsi Riau tertutup oleh hutan rawa.
Selain itu terdapat pula hutan hujan, hutan belukar, hutam musiman, hutan
pantai, dan hutan payau atau hutan bakau. Berbagai jenis tumbuhan tropis dapat
dijumpai disini. Keadaan geografis propinsi ini menunjukkan kawasan yang
dikuasai oleh banyak rawa dan pulau. Oleh karena itu, berbagai jenis reptilian dan
ikan hidup disini.
Penduduk. Dalam masalah kependudukan, propinsi Riau memiliki dua cirri khas.
Pertama, tingkat pertambahan penduduk yang tinggi, yaitu 11% setahun ; padahal
tingkat pertambahan penduduk secara rasional mencapai 2,34% dalam jangka
waktu yang sama (1971 – 1980). Kedua penyebaran penduduk yang tidak merata.
Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk tahun 1985 di Riau Kepulauan yang
telah mencapai 44/km2, sementara di Riau daratan hanya mencapai 17/km2.
Transmigrasi. Dalam jangka penyebaran penduduk dari yang padat ke yang
kurang penduduknya, didaerah ini menerima 100 kepala keluarga transmigran
(489 jiwa) pada tahun 1961 – 1962. Selama pelita I – IV , 52.484 KK (222.804 jiwa )
transmigran ditempatkan lagi disini, sehingga pada tahun 1985/1986 jumlah
seluruhnya mencapai 52.584 KK (223.293 jiwa)
Suku Bangsa. Penduduk asli Propinsi Riau terdiri dari suku Melayu dan suku
terasing. Suku melayu tersebar di seluruh propinsi Riau. Sebagian dari suku
terasing masih berladang secara berpindah – pindah. Contohnya suku Hutan.
Sedangkan suku laut melakukan segala kegiatanny di laut. Mereka lahir, hidup,
dan mati di laut. Oleh sebab itu pemerintah pada saat ini telah memulai
memukimkan mereka dengan membangun beberapa kampong yang dilengkapi
dengan berbagai sarana seperti sekolah dan fasilitas kesehatan.
Agama. Sebagian besar rakyat Propinsi Riau beragama islam (87,3%) Budha
(7,3%), Kristen (2,8%) dan yang lainnya (2,6%). Pada tahun 1985 Riau sudah
memiliki 2.706 masjid, 171 kelenteng, dan 130 gereja.
Pendidikan. Propinsi ini telah memiliki sarana pendidikan dari tingkat taman
kanak – kanak sampai perguruan tinggi. Pada tahun 1986 – 1987, jumlah sekolah
dan murid dalam lingkungan Departemen pendidikan dan kebudayaan adalah 270
TK (17.574 murid), 2.694 SD ( 475.073 murid), 354 SMP ( 100.382 murid), SMA
(36.057 murid).
Pemerintahan. Propinsi Riau terdiri dari 2 pembantu gubernur, 2 kotamadya, 2
kota administrative, 5 kabupaten, 11 pembantu bupati, 78 kecamatan, 166
kelurahan, dan 970 desa.
Ekonomi. Propinsi Riau memegang peranan penting dalam perekonomian
Indonesia karena produksi minyak buminya mencapai 80% dari seluruh produksi
nasional. Hasil lainnya seperti : pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
perikanan, industry, perhubungan, pariwisata.
Pertanian. Tanaman pertanian di Riau adalah tanaman bahan makanan (padi
sawah, padi lading, jagung, ketela, ubi jalar, kacang tanah, kacang hjau,dan
kacang kedelai) sayur – sayuran serta buah – buahan.
Perkebunan. Tanaman perdagangan yang diusahakan rakyat pada tahun 1986,
antara lain : karet, kelapa, tebu, kulit manis, kopi, merica, jambu mete, gambir,
cokelat, kapuk, enau, dan kelapa sawit.
Kehutanan. Sector kehutanan di propinsi Riau dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu htan berdasarkan fungsinya dan hutan berdasarkan jenisnya. Pada
tahun 1986 terdapat 7.561.268 ha hutan berdasarkan fungsinya yang terdiri dari
hutan yang dapat di konversikan seluas 2.926.600 ha.
Peternakan. Mengingat kebutuhan yang terus menerus meningkat usaha ternak
besar menuntur peningkatan yang lebih besar. Tahun 1985, ternak yang dipotong
dirumah pemotongan adalah sapi (3.390 ekor), kerbau(7.749 ekor), kambing
(3.514 ekor) dan babi (23.673 ekor).
Kebutuhan telur yang terus menerus meningkat mengharuskan daerah ini
mendatangkan kekurangannya dari luar propinsi. Kebutuhan terlur untuk
konsumsi penduduk sudah mencapai 86.3969.058 butir, sedangkan kemampuan
produksinya baru 77.171.074 butir.
Perikanan. Penangkapan ikan laut secara tensif dilakukan di perairan selat
malaka, L. Natuna dan L.Cina Selatan. Selain perikanan laut, ada juga perikanan
darat yang terdapat di danau rawa, dan sepanjang aliran sungai. Penghasilan ikan
terbesar di propinsi ini adalah Bengkalis (53,74%) kemudian secara berturut –
turut disusul P.Batam (23,80%), Indrigari Hilir (18,32%), Kampar (2,46%) dan
Indrigari hulu(1,68%). Hasilnya adalah ikan kerapu, kakao, ekorkuning culama,
cucut, pari, selayar, DLL.
Pertambangan. Hasil tambang yang menjadi andalan propinsi ini adalah minyak
bumi yang telah memiliki lading minyak di darat maupun dilepas pantai. Salah
satunya ladang minyak lepas pantainya terdapat di kepulauan natuna. Selain itu di
kepulauan ini, masih ada tiga lading minyak yang terdapat di kota Dumai, Minas,
dan Duri. Produksi minyak bumi dio propinsi ini mencapai 80% dari seluruh
produksi nasional.
Industri. Kegiatan industri di propinsi Riau erat sekali hubungannya dengan
pengolahan hasil sumber daya alamnya. Pusat Industri petrokimia dikembangkan
di P.Butam, Dunai, dan S.Pakning.
Perdagangan Luar Negeri. Ekspor propinsu Riau tahun 1986 mencapai
US$3.332.585.961, yang sebagian besar berasal dari bahan galiannya (96,7%).
Selebihnya berasal dari pertanian, bahan bangunan, perikanan, dan kehutanan.
Perhubungan. Pada tahun 1986 Propinsi Riau memiliki jalan darat sepanjang
6.769,56km, dan jalan kabupaten/kota madya/kota adminstratif 4.122,8 km.
Selain itu, terdapat pula 532 jembatan terdiri dari 191 jembatan beton, 151
jembatan besi, 14 jembatan celender. 12 jembatan compo, 1 jembatan Belly, dan
163 buah jembatan kayu.
Pariwisata. Propinsi Riau memiliki berbagai objek wisata, seperti wisata alam,
wisata hari, wisata sejarah, dan wisata industry. Salah satu pusat pariwisata yang
cerah hari depannya adalah P.Batam, yang jaraknya ke Singapura tidak seberapa
jauh, dan dapat ditempuh dengan perahu motor hanya dalajm 25 menit.
Wisata sejarahnya yang terkenal adalah Muara Takus yang terletak di antara
S.Kampar Kanan dan S.Kampar Kiri. Disini banyak terdapat peninggalan peradaban
agama budha dari abad ke-11 dan ke-14, berupa kompleks berpagar tembok batu
dengan gerbang di utara. Didalamnya terdapat empat bangunan , yaitu
stupa – stupa, Candi Bungsu, Mah Ligai Stupa, dan sebuah teras Candi Palangka.
Selain itu, masih dapat di tentukan pula bekas bekas fondasi bangunan teras lain.

Hasil Reserensi

Setelah saya membaca dan mereserensi buku Ensiklopedia Geografi Indonesia


ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut :

Kelebihan : 1. Saya dapat mengetahui keadaan alam di Riau yang


tidak saya ketahui sebelumnya.

2. Buku menjelaskan Geografinya sangat Lengkap.

3. Tulisannya Mudah di baca.

4. Cover bukunya sangat bagus untuk dilihat.

Kekurangan : 1. Buku tersebut terlalu tebal sehingga susah untuk di bawa


kemana – mana dan sebaiknya di bagi menjadi beberapa jilid.

Anda mungkin juga menyukai