Anda di halaman 1dari 4

HUKUM ADAT LANJUTAN

TUTORIAL
“PERSEKUTUAN DAN ANGGOTANYA BOLEH MENGGUNAKAN TANAH”

A. TANAH ULAYAT

Tanah ulayat merupakan tanah kepunyaan bersama yang diyakini sebagai karunia suatu
kekuatan ghaib atau peninggalan nenek moyang kepada kelompok yang merupakan
masyarakat hukum adat sebagai unsur pendukung utama bagi kebidupan dan penghidupan
kelompok tersebut sepanjang masa.

Apabila dipandang dari sudut bentuk masyarakat hukum adat, maka lingkungan tanah mungkin
dikuasai oleh suatu masyarakat hukum adat atau beberapa masyarakat.

B. HAK PURBA

Hak persekutuan disebut juga hak purba, yang dimaksud dengan hak purba adalah hak
yang dipunyai oleh suatu suku, sebuah serikat desa-desa atau biasanya oleh sebuah desa saja
untuk menguasai seluruh tanah seisinya dalam lingkungan wilayahnya.

Ciri-Ciri Hak Purba (di luar Jawa) :

1. Hanya persekutuan itu sendiri dan warganya saja yang berhak bebas mempergunakan
tanah-tanah liar di wilayah kekuasaannya. Hubungan hak purba dengan hak perorangan,
yaitu semakin maju dan bebas penduduk dalam usaha-usaha pertaniannya, semakin
lemahlah hak purba itu dengan sendirinya. Jika hak purba sudah lemah, dengan sendirnya
hak perorangan akan berkembang dengan pesatnya. Dirimuskan, hak purba dengan hak
perorangan itu bersangkut paut dalam hubungan kempis-mengembang, desak-mendesak,
batas-membatasi, mulur mungkret tiada henti, dimana hak purba kuat, disitu hak
perorangan lemah; demikian sebaliknya.
2. Orang luar hanya boleh mempergunakan tanah itu dengan izin penguasa persekutuan
tersebut, tanpa izin ia dianggap melakukan pelanggaran. Dalam artian, pendatang yang
hendak menggunakan tanah harus membayar uang pemasukan sebagai bukti ia orang asing.
Ia hanya dianggap sebagai penumpang, sehingga hak yang diperolehnya tidak sama dengan
hak warga asli. Walaupun telah lama tinggal dan mendapat hak-hak yang lebih kuat
menyerupai hak warga asli, namun hak ini akan hilang apabila orang asing ttersebut
meninggalkan tempat kediamannya, haknya kembali menjadi orang asing.
3. Warga persekutuan boleh mengambil manfaat dari wilayah hak purba dengan restriksi
(pembatasan), yaitu hanya untuk kepentingan keluarganya sendiri, jika untuk kepentingan
orang asing, harus mendapat izin lebih dahulu. Orang asing hanya diperkenankan
mengambil manfaat dari wilayah hak purba dengan izin kepala persekutuan.
4. Persekutuan hukum bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dalam wilayahnya,
terutama yang berupa tindakan melawan hukum, yang merupakan delik. Mengenai tempat
terjadinya peristiwa, sikap persekutuan hukum keluar, adanya rasa tanggung jawab
bersama atas segala sesuatu yang terjadi dalam lingkungan tanah purba tersebut. Jika terjadi
di tapal batas wilayah, maka persekutuan hukum yang berhak atas tanah tempat kejadian
itu boleh membebaskan diri dari tanggung jawabnya, asalkan persekutuan tersebut
melepaskan hak-haknya atas sebidang tanah yang bersangkutan. Disamping pertangguna
jawaban itu adapula pertanggungjawaban lain yaitu, pertanggung jawaban segolongan
sanak saudara atas tindakan salah seorang anggotanya.

Masyarakat itu sendiri terdiri dari kelompok-kelompok dimana setiap anggotanya


memiliki keyakinan bahwa tindakannya tidak hanya akan membawa akibat pada dirinya sendiri
saja, melainkan juga akan dirasakan oleh anggota-anggota kelompok lainnya. Tiap kelompok
ini hidup dalam persekutuan, yang dinamakan dengan persekutuan hukum. Persekutuan
hukum itu ialah sekelompok orang-orang yang terikat sebagai satu kesatuan dalam suatu
susunan yang teratur, bersifat abadi dan memiliki pimpinan serta kekayaan baik
berujud maupun tidak berujud dan mendiami atau hidup di atas suatu wilayah tertentu.
Dinamakan persekutuan hukum sebab di dalam kelompok itulah bangkitnya serta dibinanya
kaidah-kaidah hukum adat sebagai suatu endapan daripada kenyataan-kenyataan sosial, dilain
pihak karena kelompok-kelompok itu dalam hubungannya antara satu dengan yang lain
bersikap sebagai suatu kesatuan dan juga hidup dalam suatu pergaulan hukum antar kelompok
maka kelompok-kelompok itu juga merupakan subjek hukum.

Ada beberapa persekutuan hukum adat, persekutuan ini dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu ; faktor genealogis (keturunan) dan faktor teritorial (wilayah). Dari kedua faktor tersebut
dapat dibedakan 3 (tiga) type persekutuan hukum adat, yaitu ; persekutuan hukum genealogis,
persekutuan hukum teritorial dan persekutuan hukum genealogis teritorial.
A. Persekutuan Hukum Genealogis

Persekutuan hukum ini berdasarkan faktor pengikat genealogis (keturunan) mengakibatkan


anggota-anggotanya merasa dilahirkan dan berasal dari nenek moyang yang sama. Secara
sistematis dapat dibedakan dalam dua macam persekutuan genealogis ditambahkan satu bentuk
khusus, yaitu : masyarakat unilateral, masyarakat bilateral / parental dan masyarakat
alternerend / berganti-ganti.

B. Persekutuan Hukum Teritorial

Persekutuan yang mana anggota-anggotanya merasa terikat satu dengan yang lainnya karena
merasa dilahirkan dan menjalani kehidupan bersaman di tempat yang sama. Persekutuan ini
terdiri dari tiga jenis, yaitu ; persekutuan desa, persekutuan daerah dan perserikatan desa-desa.

C. Persekutuan Hukum Genealogis Terotorial

Persekutuan hukum dimana faktor genealogis maupun faktor teritorial menjadi dasar pengikat
antara anggota-anggota kelompok. Artinya seseorang yang menjadi anggota persekutuan
hukum, disamping ditentukan oleh keturunan, juga ditentukan oleh wilayah yakni harus
bertempat tinggal pada daerah yang sama. Pada persekutuan ini, golongan yang mempunyai
keturunan yang sama yang bertempat tinggal di daerah itu, terputus pertalian hubungan
hukumnya dengan teman-temannya seketurunan di tempat lain.

Contoh :

1. Daerah yang didiami satu clan saja (di Enggano, Buru).


2. Daerah yang didiami satu clan asli dan pendatang karena adanya hubungan perkawinan
( di Tapanuli).
3. Daerah yang didiami satu clan saja, kemudian datang clan lain menguasai , namun untuk
tanah tetap dikuasai oleh clan asli (Sumba).
4. Dalam satu daerah antara golongan yang menampung dan yang berkuasa tidak ada
perbedaan (Nagari di Minangkabau).
5. Dalam satu daerah bertempat tinggal beberapa clan (Jawa).


TUGAS PAPER
HUKUM ADAT LANJUTAN
TUTORIAL
“PERSEKUTUAN DAN ANGGOTANYA BOLEH MENGGUNAKAN TANAH”


Nama : A.A. Arumi Jayanti Kusumasari
NIM : 170 455 1026
Kelas : A / Reguler Pagi
Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH.,MS

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018

Anda mungkin juga menyukai