Anda di halaman 1dari 178

SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA

Jalan A.M. Sangaji 50, Telp. 565898 Yogyakarta 55212, Fax


(0274) 565898

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Identitas Mata Pelajaran


Satuan Pendidikan : SMA N 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas :X
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 8 kali tatap muka + 1 kali ulangan harian

2. Standar Kompetensi :
1. Memahami sturktur atom, sifat – sifat periodik unsur, dan ikatan kimia

3. Kompetensi Dasar :
1.1 Memahami struktur atom berdasarkan teori atom, sifat – sifat unsur, massa
atom relatif, dan sifat – sifat periodik unsur dalam table sistem periodik
serta menyadari keteraturannya melalui pemahaman konfigurasi elektron.

4. Indikator Pencapaian kompetensi :


a. Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukan kelemahan dan
kelebihan masing – masing teori atom.
b. Menentukan partikel dasar ( proton, elektron, dan neutron ).
c. Mengklasifikasikan unsur–unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton.
d. Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi.
e. Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik unsure dan
kelimpahan isotop-isotop di alam.
f. Membandingkan sistem periodik unsur untuk mengindentifikasi kelebihan
dan kekurangannya.
g. Menjelaskan dasar pengelompokan unsur– unsur.
h. Menentukan hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam
tabel periodik.
i. Mengklasifikaikan unsur – unsur ke dalam logam, non logam, dan
metaloid.
j. Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan jari – jari atom, energi
ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.

5. Tujuan Pembelajaran:
a. Peserta didik dapat menjelaskan perkembangan teori atom.
b. Peserta didik dapat menunjukan kelemahan dan kelebihan masing –
masing teori atom berdasarkan informasi yang telah diberikan.
c. Peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis partikel dasar penyusun atom.
d. Peserta didik dapat menentukan jumlah proton, neutron, dan elektron suatu
atom atau ion.
e. Peserta didik dapat menentukan jumlah nomor atom dan massa atom suatu
atom jika diketahui jumlah proton, neutron, dan elektron.
f. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian isotop, isobar, dan isoton.
g. Peserta didik dapat memberikan contoh isotop, isobar, dan isoton.
h. Peserta didik dapat menuliskan konfigurasi elektron suatu atom.
i. Peserta didik dapat menentukan elektron valensi
j. Peserta didik dapat menentukan jumlah kulit suatu atom
k. Peserta didik dapat menentukan harga Ar/Mr unsur/senyawa melalui tabel
periodik unsur.
l. Peserta didik dapat menentukan harga Ar unsur melalui kelimpahan
isotop-isotopnya di alam.
m. Peserta didik dapat mengetahui sejarah perkembangan tabel periodik
unsur.
n. Peserta didik dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan masing–masing
tabel periodik unsur.
o. Peserta didik dapat menyebutkan dasar–dasar pengelompokan dalam tiap–
tiap tabel periodik.
p. Peserta didik dapat mengetahui tabel periodik unsur mana yang kini masih
berlaku.
q. Peserta didik dapat menentukan letak unsur dalam tabel periodik unsur
berdasarkan konfigurasi elektronnya.
r. Peserta didik dapat mengelompokan unsur kedalam logam, non logam dan
metaloid.
s. Peserta didik dapat menentukan unsur mana dalam tabel periodik unsur
yang memiliki jari – jari atom yang paling besar atau sebaliknya serta
keteraturannya.
t. Peserta didik dapat menentukan unsur mana dalam tabel periodik unsur
yang memilki energi ionisasi paling besar atau sebaliknya serta
keteraturannya.
u. Peserta didik dapat menentukan unsur mana dalam tabel periodik unsur
yang memiliki afinitas elektron paling besar atau sebaliknya serta
keteraturannya.
v. Peserta didik dapat menetukan unsur mana dalam tabel periodik unsur
yang memiliki keelektronegatifan paling besar atau sebaliknya serta
keteraturannya.

6. Materi Pembelajaran :
a. Perkembangan Model Atom
Filsuf yunani, Demokritus telah mengemukakan bagian terkecil
dari materi yang disebut atom sejak 400 tahun SM. Istilah ini berasal dari
bahasa Yunani, atomos yang berarti tidak dapat dibagi lagi. Pada generasi
berikutnya, Plato dan Aristoteles menentang pernyataan tersebut. Mereka
berpendapat bahwa materi dapat dibelah terus menerus.
Teori atom selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Beberapa hasil eksperimen tentang konsep atom adalah sebagai berikut:
i. Model atom Dalton

Gambar Model Atom Dalton


Teori atom Dalton ditunjang oleh 2 hukum alam yaitu :
1) Hukum Kekekalan Massa (hukum Lavoisier) : massa zat sebelum
dan sesudah reaksi adalah sama.
2) Hukum Perbandingan Tetap (hukum Proust) : perbandingan massa
unsur-unsur yang menyusun suatu zat adalah tetap.
John Dalton tahun 1803 merumuskan teori atom sebagai
berikut.
1) Materi tersusun atas partikel-partikel terkecil yang disebut atom.
2) Atom-atom penyusun unsur bersifat identik (sama dan sejenis).
3) Atom suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.
4) Senyawa tersusun atas 2 jenis atom atau lebih dengan
perbandingan tetap dan tertentu. Pada reaksi kimia terjadi
penataulangan atom-atom yang bereaksi.
5) Reaksi kimia terjadi karena pemisahan atom-atom dalam senyawa
untuk kemudian bergabung kembali membentuk senyawa baru.
Kelemahan Model Atom Dalton :
1) Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur
yang satu dengan unsur yang lain
2) Tidak dapat menjelaskan sifat listrik dari materi
3) Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling
berikatan
4) Menurut teori atom Dalton nomor 5, tidak ada atom
yang berubah akibat reaksi kimia. Kini ternyata dengan reaksi
kimia nuklir, suatu atom dapat berubah menjadi atom lain.

ii. Model atom Thomson


Pada tahun 1897 J. J. Thompson menemukan elektron.
Berdasarkan penemuannya tersebut, kemudian Thompson mengajukan
teori atom baru yang dikenal dengan sebutan model atom Thompson.
Model atom Thompson dianalogkan seperti sebuah roti kismis, di mana
atom terdiri atas materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar
elektron bagaikan kismis dalam roti kismis. Karena muatan positif dan
negatif bercampur jadi satu dengan jumlah yang sama, maka secara
keseluruhan atom menurut Thompson bersifat netral.

iii. Model atom Rutherford


Pada tahun 1911, Ernest Rutherford mengungkapkan teori atom modern
yang dikenal sebagai model atom Rutherford.
1) Atom tersusun dari:
- Inti atom yang bermuatan positif.
- Elektron-elektron yang bermuatan negatif dan mengelilingi
inti.
2) Semua proton terkumpul dalam inti atom, dan menyebabkan inti
atom bermuatan positif.
3) Sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong. Hampir
semua massa atom terpusat pada inti atom yang sangat kecil. Jari-jari
atom sekitar 10–10 m, sedangkan jari-jari inti atom sekitar 10–15 m.

iv. Model atom Niels Bohr


Berdasarkan hasil pengamatannya pada spektrum atom hidrogen,
Neils Bohr memperbaiki model atom Rutherford, dengan menyusun
model atom sebagai berikut:
1) atom terdiri atas inti atom yang mengandung proton bermuatan
positif dan elektron bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom;
2) elektron-elektron yang mengelilingi inti atom berada pada tingkat
energi tertentu yang bergerak secara stasioner;
3) tingkat energi atau lintasan elektron yang paling dekat dengan inti
atom mempunyai tingkat energi terendah, lintasan elektron yang
paling jauh dari inti atom memiliki tingkat energi tertinggi;
4) elektron dapat berpindah dari lintasan yang satu ke lintasan yang
lain dengan menyerap atau melepaskan energi;
Kelemahan Model Atom Niels Bohr :
1) Hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion yang
mengandung satu elektron dan tidak sesuai dengan spektrum atom
atau ion yang berelektron banyak.
2) Tidak mampu menerangkan bahwa atom dapat membentuk molekul
melalui ikatan kimia.
b. Partikel Dasar
Atom tersusun atas tiga jenis partikel sub-atom (partikel dasar), yaitu
proton, elektron, dan neutron. Massa partikel dasar dinyatakan dalam
satuan massa atom (sma), di mana 1 sma = 1,66 × 10–24 gram. Sedangkan
muatan partikel dasar dinyatakan sebagai muatan relatif terhadap muatan
elektron (e), di mana muatan 1 elektron = e = –1,60 × 10–19 coloumb.
Muatan 1 proton sama dengan muatan 1 elektron, tetapi tandanya berbeda.
Massa 1 proton sama dengan massa 1 neutron, masing-masing 1 sma.
Massa elektron lebih kecil daripada massa proton atau neutron. Data dari
partikel dasar penyusun atom dapat dilihat pada tabel berikut:
Massa Muatan
Relati
Nota Relatif
Partikel Sesungguhny f thd
si Sesungguhnya terhada
a proto
p proton
n
Proton P 1,67 x 10-24 g 1 sma 1,6 x 10-19 C +1
Neutron N 1,67 x 10-24 g 1 sma 0 0
1
-28 1840
Elektron e 9,11 x 10 g -1,6 x 10-19 C -1
sma

c. Lambang unsur
Semua inti atom terdiri atas proton dan neutron. Kedua partikel
penyusun inti ini disebut nukleon. Atom-atom suatu unsur mempunyai
jumlah proton yang berbeda dengan atom unsur lain. Jumlah proton ini
disebut nomor atom. Karena hanya proton yang merupakan partikel
bermuatan di dalam inti, maka jumlah proton juga menyatakan muatan
inti. Susunan suatu inti dinyatakan dengan notasi sebagai berikut:
A

Z X
Dengan:
X = simbol atom unsur
Z = nomor atom
= jumlah proton (p) dalam inti atom
A = nomor massa
= jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)
d. Susunan Ion
1) Suatu atom dapat kehilangan/melepaskan elektron atau
mendapat/menerima elektron tambahan.
2) Atom yang kehilangan/melepaskan elektron, akan menjadi ion positif
(kation).
3) Atom yang mendapat/menerima elektron, akan menjadi ion negatif
(anion).
4) Dalam suatu Ion, yang berubah hanyalah jumlah elektron saja,
sedangkan jumlah proton dan neutronnya tetap.
Contoh :
Spesi Proton Elektron Neutron
Atom Na 11 11 12
Ion Na  11 10 12
Ion Na  11 12 12

Rumus umum untuk menghitung jumlah proton, neutron dan elektron :


1). Untuk nuklida atom netral :
AX
Z : p=Z
e=Z
n = (A-Z)
2).Untuk nuklida kation :
A X y
Z : p=Z

e = Z – (+y)
n = (A-Z)
3).Untuk nuklida anion :
A X y
Z : p=Z
e = Z – (-y)
n = (A-Z)

e. Isotop, Isobar, dan Isoton


1) Isotop
Adalah atom-atom dari unsur yang sama (mempunyai nomor atom
yang sama) tetapi berbeda nomor massanya.
12 C 13 C 14 C
Contoh : 6 ; 6 ; 6

2). Isobar
Adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda) tetapi mempunyai nomor massa yang sama.
14 C 14 N
Contoh : 6 dengan 7

3). Isoton
Adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda) tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.
31P 32 S
Contoh : 15 dengan 16

f. Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektron menggambarkan penyebaran atau susunan
elektron dalam atom. Pengisian elektron pada kulit-kulit atom memenuhi
aturan-aturan tertentu, yaitu:
1) Jumlah maksimum elektron pada suatu kulit memenuhi rumus 2n2,
dengan n = nomor kulit
Kulit K (n = 1) maksimum 2 . 12 = 2 elektron
Kulit L (n = 2) maksimum 2 . 22 = 8 elektron
Kulit M (n = 3) maksimum 2 . 32 = 18 elektron
Kulit N (n = 4) maksimum 2 . 42 = 32 elektron, dan seterusnya.
2) Pengisian dimulai dari elektron dengan tingkat energi teredah (kulit K)
3) Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8
4) Untuk unsur dengan nomor atom lebih dari 18, kulit bagian luar diisi,
walaupun kulit M belum terisi penuh
Contoh :
Unsur Nomor Atom K L M N O
He 2 2
Li 3 2 1
Ar 18 2 8 8
Ca 20 2 8 8 2
Sr 38 2 8 18 8 2
Catatan :
Konfigurasi elektron untuk unsur-unsur golongan B (golongan
transisi) sedikit berbeda dari golongan A (golongan utama).

g. Elektron Valensi
Elektron valensi adalah banyaknya elektron pada kulit terluar.
Contoh : 20Ca
Konfigurasi elektron = 2, 8, 8, 2
Elektron valensi = 2.

h. Konfigurasi elektron pada kation dan anion


Kation adalah ion positif, terjadi kalau atom unsur melepas elektron.
Unsur-unsur logam mudah melepaskan elektronnya membentuk ion
positif, misalnya pembentukan ion Na+ dari Na.
Contoh konfigurasi elektron pada kation
11 Na+ , jumlah elektron = 10
Konfigurasi elektron ion = 2, 8
Anion adalah ion negatif, terjadi jika atom netral menangkap elektron.
Unsur-unsur non logam mudah menangkap elektron membentuk ion
negatif, misalnya pembentukan ion Cl- dari Cl.
Contoh konfigurasi elektron pada anion:
17 Cl- , jumlah elektron = 18
Konfigurasi elektron = 2, 8, 8.
i. Massa Atom Relatif ( Ar )
Massa atom relatif adalah perbandingan massa antar atom yang 1
terhadap atom yang lainnya. Pada umumnya, unsur terdiri dari beberapa
isotop maka pada penetapan massa atom relatif ( Ar ) digunakan massa
rata-rata dari isotop-isotopnya. Menurut IUPAC, sebagai pembanding

1
digunakan atom C-12 yaitu dari massa 1 atom C-12; sehingga
12

dirumuskan :
massa rata  rata 1 atom unsur X
unsur X = 1
massa 1 atom C  12
……………………(1)
12

1
Karena : massa 1 atom C-12 = 1 sma ; maka :
12
massa rata  rata 1 atom unsur X
Ar unsur X = 1 sma
……………………(2)

j. Massa Molekul Relatif ( Mr )


Massa molekul relatif adalah perbandingan massa antara suatu
molekul dengan suatu standar. Besarnya massa molekul relatif ( Mr ) suatu
zat = jumlah massa atom relatif ( Ar ) dari atom-atom penyusun molekul
zat tersebut. Khusus untuk senyawa ion digunakan istilah Massa Rumus
Relatif (Mr ) karena senyawa ion tidak terdiri atas molekul.
Mr =  Ar
Contoh :
Diketahui : massa atom relatif ( Ar ) H = 1; C = 12; N = 14 dan O = 16.
Berapa massa molekul relatif ( Mr ) dari CO(NH2)2
Jawab :
Mr CO(NH2)2 = (1 x Ar C) + (1 x Ar O) + (2 x Ar N) + (4 x Ar H)
= (1 x 12) + (1 x 16) + (2 x 14) + (4 x 1)
= 60

k. Perkembangan sistem periodik unsur kimia :


1) Pengelompokan unsur cara Doubereiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner mempelajari
sifat-sifat beberapa unsur yang sudah diketahui pada saat itu.
Dobereiner melihat adanya kemiripan sifat di antara beberapa unsur,
lalu mengelompokkan unsur-unsur tersebut menurut kemiripan
sifatnya. Ternyata tiap kelompok terdiri dari tiga unsur sehingga
disebut triade. Apabila unsur-unsur dalam satu triade disusun
berdasarkan kesamaan sifatnya dan diurutkan massa atomnya, maka
unsur kedua merupakan rata-rata dari sifat dan massa atom dari unsur
pertama dan ketiga.
2) Pengelompokan unsur cara Newlands
Pada tahun 1864, John Alexander Reina Newland menyusun daftar
unsur yang jumlahnya lebih banyak. Susunan Newland menunjukkan
bahwa apabila unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa
atomnya, maka unsur pertama mempunyai kemiripan sifat dengan
unsur kedelapan, unsur kedua sifatnya mirip dengan unsur kesembilan,
dan seterusnya. Penemuan Newland ini dinyatakan sebagai Hukum
Oktaf Newland.
3) Tabel periodik Mendelev dan Meyer
Pada tahun 1869, tabel periodik mulai disusun. Tabel periodik ini
merupakan hasil karya dua ilmuwan, Dmitri Ivanovich Mendeleev dari
Rusia dan Julius Lothar Meyer dari Jerman. Mereka berkarya secara
terpisah dan menghasilkan tabel yang serupa pada waktu yang hampir
bersamaan. Mendeleev menyajikan hasil kerjanya pada Himpunan
Kimia Rusia pada awal tahun 1869, dan tabel periodik Meyer baru
muncul pada bulan Desember 1869. Sistem periodik ini disusun
berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifat.
4) Tabel periodik modern
Tahun 1913 Henry Moseley menemukan bahwa urutan
kenaikan nomor atom sama dengan urutan kenaikkan massa atom.
Hasil ini diperoleh berdasarkan pengelompokan unsur-unsur
berdasarkan kenaikkan nomor atom adalah Sistem Periodik Modern
dan kemudian sering disebut Tabel Periodik Unsur. Di dalam Sistem
Periodik Modern ditemukan keteraturan pengulangan sifat dalam
periode (baris) dan kemiripan sifat dalam golongan (kolom).
l. Golongan dan Periode
1) Golongan
Sistem periodik unsur modern mempunyai 8 golongan utama (A).
Unsur-unsur pada sistem periodik modern yang mempunyai elektron
valensi (elektron kulit terluar) sama pada konfigurasi elektronnya,
maka unsur-unsur tersebut terletak pada golongan yang sama
(golongan utama/A).
2) Periode
Sistem periodik unsur modern mempunyai 7 periode. Unsur-unsur
yang mempunyai jumlah kulit yang sama pada konfigurasi
elektronnya, terletak pada periode yang sama.
Contoh: 11Na
Konfigurasi elektron = 2, 8, 1
Periode = jumlah kulit = 3,
Golongan = elektron valensi = IA

m. Sifat – sifat unsur :


Logam dan Non Logam
Pada umumnya logam mempunyai sifat fisis, antara lain:
1) penghantar panas yang baik;
2) penghantar listrik yang baik;
3) permukaan logam mengkilap;
4) dapat ditempa menjadi lempeng tipis;
5) dapat meregang jika ditarik.
Kemampuan logam untuk meregang apabila ditarik disebut
duktilitas. Kemampuan logam meregang dan menghantarkan listrik
dimanfaatkan untuk membuat kawat atau kabel. Kemampuan logam
berubah bentuk jika ditempa disebut maleabilitas. Kemampuan logam
berubah bentuk jika ditempa dimanfaatka untuk membuat berbagai macam
jenis barang, misalnya golok, pisau, cangkul, dan lain-lain. Sifat-sifat di
atas tidak dimiliki oleh unsur-unsur bukan logam (non logam).
Jika kita lihat pada tabel periodik unsurnya, unsurunsur logam
berletak pada bagian kiri, sedangkan unsur-unsur non logam terletak di
bagian kanan (lihat tabel periodik unsur). Pada tabel periodik, batas antara
unsur-unsur logam dan non logam sering digambarkan dengan tangga
diagonal yang bergaris tebal. Unsur-unsur di daerah perbatasan
mempunyai sifat ganda. Misalnya logam berilium (Be) dan aluminium
(Al), logam-logam tersebut memiliki beberapa sifat bukan logam, dan
biasa disebut unsur amfoter. Adapun logam yang berada di sebelahnya
(dalam tabel periodik) yaitu Boron (B) dan Silikon (Si) merupakan unsur
non logam yang memilki beberapa sifat logam, dan disebut unsur
metaloid.

n. Sifat – sifat periodik unsur :


1) Keperiodikan Jari – jari Atom
Panjang pendeknya jari-jari atom tergantung pada jumlah kulit
elektron dan muatan inti atom. Makin banyak jumlah kulit elektron
maka jari-jari atom semakin panjang, dan bila jumlah kulit atom sama
banyak maka yang berpengaruh terhadap panjangnya jari-jari atom
ialah muatan inti. Semakin banyak muatan inti atom, makin besar gaya
tarik inti atom terhadap elektronnya sehingga elektron lebih dekat ke
inti. Jadi, semakin banyak muatan inti, maka semakin pendek jari-jari
atomnya. Unsur-unsur yang segolongan, dari atas ke bawah memiliki
jari-jari atom yang semakin besar karena jumlah kulit yang dimiliki
atom semakin banyak. Unsur-unsur yang seperiode, dari kiri ke kanan
jari-jari atomnya semakin kecil. Hal itu disebabkan unsur-unsur yang
seperiode dari kiri ke kanan memiliki jumlah kulit yang sama tetapi
muatan intinya semakin besar.
2) Keperiodikan Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan atom
untuk melepaskan satu elektron yang terikat paling lemah dari suatu
atom atau ion dalam wujud gas. Harga energi ionisasi dipengaruhi oleh
besarnya nomor atom dan ukuran jari-jari atom. Makin besar jari-jari
atom, maka gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah. Hal
itu berarti elektron terluar akan lebih mudah lepas, sehingga energi
yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar makin kecil. Energi
ionisasi unsur-unsur dalam satu golongan dari atas ke bawah makin
kecil, sedangkan unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan
semakin besar.
3) Afinitas Elektron
Afinitas elektron dapat digunakan sebagai ukuran mudah
tidaknya suatu atom menangkap elektron. Afinitas elektron unsur-
unsur dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil,
sedangkan unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin
besar.
4) Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam
menarik pasangan elektron yang digunakan bersama dalam
membentuk ikatan. keelektronegatifan unsur-unsur dalam satu
golongan dari atas ke bawah semakin kecil, sedangkan unsur-unsur
dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar.

7. Alokasi waktu: 14 x 45 menit

8. Metode Pembelajaran :
a. Kajian pustaka
b. Tanya Jawab
c. Diskusi kelompok
d. Diskusi kelas
e. Ceramah
f. Pemberian tugas

9. Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan Pertama (2x45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan a) Salam pembuka 10 menit  Kereligiusan
awal dan doa
b) Perkenalan  Keingintahuan
c) Presensi peserta  Kedisiplinan
 Kepedulian
didik
d) Motivasi:
Memberikan
motivasi belajar
kimia melalui
diskusi singkat
tentang manfaat
 Keingintahuan
ilmu kimia dalam  Kemandirian
kehidupan sehari-
hari dan pemutaran
video.
e) Apersepsi:
1) Peserta didik
diminta untuk
menyebutkan
contoh-contoh
materi.
2) Guru
menanyakan
penyusun dari  Keingintahuan
materi tersebut.
3) Jika materi
dibagi, apakah
ia akan habis
atau ada bagian
terkecil?
4) Apakah bagian
terkecil itu?
e. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 45
a. Peserta didik menit  K
mengkaji literatur eingintahuan
tentang  T
perkembangan teori anggung
atom jawab
Elaborasi
b. Guru menunjukkan
gambar-gambar  P
model atom ercaya diri
kemudian  K
memanggil reatif
beberapa peserta  K
didik secara eberanian
bergantian untuk
memasang gambar-
gambar menjadi
urutan yang logis
c. Guru menanyakan
dasar pemikiran
urutan gambar
tersebut
Elaborasi:  P
d. Dari dasar urutan
tersebut guru mulai ercaya diri
menanamkan  T
materi dengan anggung
metode diskusi jawab
informasi dan tanya  K
jawab emandirian
Konfirmasi
e. Guru memberikan  K
pertanyaan sebagai eingintahuan
evaluasi  K
pemahaman peserta erja keras
didik dan memberi
penekanan pada
konsep-konsep
yang belum
dikuasai
f. Guru membimbing
peserta didik untuk  K
membuat emandirian
kesimpulan tentang  K
materi yang telah erja keras
dipelajari
 P
g. Guru memberikan
ercaya diri
post test untuk
menguji
pemahaman peserta
didik

 K
emandirian
 K
erja keras

 K
ejujuran
3. Penutup a. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta
didik untuk
bertanya.
b. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
materi untuk 5 menit
pertemuan
berikutnya dan
menghimbau
peserta didik
untuk belajar di
rumah.

Pertemuan Kedua (1x45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai Budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka & 3 menit  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik.  Kedisiplinan
c. Apersepsi: peserta
 Keingintahuan
didik telah  Kemandirian
mempelajari partikel
penyusun atom pada
materi sebelumnya
(teori atom Bohr).
Apakah tiap atom  Kepedulian
memiliki susunan  Keingintahuan

dan jumlah proton,


neutron, dan elektron
yang sama?
d. Motivasi: Setelah
mempelajari materi
ini, peserta didik
dapat menentukan
nomor atom, nomor
massa, jumlah
proton, neutron, dan
elektron dalam suatu
atom.
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 30
a. Guru melakukaan menit  K
tanya jawab untuk eingintahuan
mengetahui  K
pengetahuan awal erja keras
peserta didik  T
mengenai struktur anggung
atom melalui jawab
gambar teori atom
Bohr yang telah
dipelajari
sebelumnya.  P
b. Peserta didik ercaya diri
mengkaji tentang  K
struktur atom reatif
melalui bimbingan
guru.
Elaborasi:
c. Peserta didik  P
mengerjakan soal- ercaya diri
soal latihan yang  D
berhubungan isiplin
dengan partikel  T
dasar materi dan anggung
lambang unsur. jawab
d. Peserta didik  K
mengkomunikasika emandirian
n hasil pekerjaanya
secara klasikal  K
Konfirmasi: eingintahuan
e. Guru membimbing  K
peserta didik untuk erja keras
menyimpulkan hasil
 K
kajian
emandirian
3. Penutup a. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta didik
untuk bertanya.
b. Guru
menginformasikan  Kemandirian
materi untuk 2 menit  Keingintahua
pertemuan n
berikutnya dan
menghimbau peserta
didik untuk belajar di
rumah

Pertemuan Ketiga (2x45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Karakter
Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
awal doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi:  Keingintahuan

Memberikan
apersepsi mengenai
isotop, siobar, dan
isoton melalui analogi
manusia yang
memiliki persamaan
dan perbedaaan antara
satu dengan yang
 Keingintahuan
lainnya (ada  Kemandirian
kemiripan tertentu),
5 menit
begitu pula dengan
unsur.
d. Motivasi:
Menyampaikan
bahwa setelah
 Keingintahuan
mempelajari ini,
peserta didik dapat
mengetahui tentang
isotop, isobar, isoton,
dan konfigurasi
elektron serta
penerapannya.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 50
a. Guru melakukaan menit  K
tanya jawab untuk eingintahuan
mengetahui  P
pengetahuan awal ercaya diri
peserta didik  K
b. Peserta didik erja keras
mengkaji tentang
isotop, isobar dan
isoton melalui  P
bimbingan guru ercaya diri
Elaborasi:  K
c. Peserta didik reatif
mengerjakan soal-soal  T
latihan yang anggung
berhubungan dengan jawab
partikel dasar materi,
pengelompokkan
unsur ke dalam  K
isotop, isobar, dan edisiplinan
isoton konfigurasi
 T
elektron.
anggung
d. Peserta didik
jawab
mengkomunikasikan
 K
hasil pekerjaanya
emandirian
secara klasikal
Konfirmasi:
e. Guru membimbing
peserta didik untuk
menyimpulkan hasil
kajian

 K
eingintahuan
 K
erja keras
 K
esopanan

 K
emandirian
 K
erja keras
 P
ercaya diri
3. Penutup a. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahua
5 menit
materi untuk n
pertemuan berikutnya
dan menghimbau
peserta didik untuk
belajar di rumah

Pertemuan keempat (45 menit)

No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai Budaya dan


Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan a. Salam pembuka dan 3 menit  Kereligiusan
awal doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Melakukan
 Keingintahuan
apersepsi dengan  Kemandirian
menganalogikan atom  Kepedulian
 Tenggang rasa
yang melepas dan
menangkap elektron
membentuk ion agar
mencapai
kestabilannya seperti
manusia yang saling
memberi dan
menerima untuk  Keingintahuan

mencapai
kemakmuran.
d. Motivasi:
Menyampaikan
bahwa setelah
mempelajari ini,  Kemandirian
peserta didik dapat
mengetahui tentang
konfigurasi elektron
untuk ion serta
penerapannya.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 27
f. Guru melakukaan menit  K
tanya jawab eingintahuan
mengenai  P
konfigurasi elektron ercaya diri
yang telah dipelajari  K
kemarin. erja keras
g. Peserta didik
mengkaji tentang
konfigurasi elektron
suatu ion melalui  P
bimbingan guru ercaya diri
 K
Elaborasi: reatif
h. Peserta didik  T
melengkapi tabel anggung
yang berhubungan jawab
dengan konfigurasi
elektron pada ion.
i. Peserta didik
mengkomunikasikan  K
hasil pekerjaanya edisiplinan
secara klasikal  T
Konfirmasi: anggung
j. Guru membimbing jawab
peserta didik untuk
menyimpulkan hasil
kajian.  K
emandirian
 K
esopanan

 K
emandirian
 K
erja keras
 Pe
rcaya diri
3. Penutup a. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
5 menit
materi untuk
pertemuan berikutnya
dan menghimbau
peserta didik untuk
belajar di rumah.

Pertemuan kelima (2x45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka 3 menit  Kereligiusan
dan doa
b. Presensi peserta  Kedisiplinan

didik  Keingintahuan
c. Apersepsi:  Kemandirian
- Siapa yang  Keberanian
pernah  Kesopanan
membeli gula?
- Seberapa
banyak
biasanya
kalian
membeli gula?
- Iya, gula
menggunakan
satuan kg.
Bagaimana
dengan atom?
Apakah satuan  keingintahuan
yang biasa  kemandirian

digunakan
untuk
menyatakan
massa atom?
d. Motivasi:
Menyampaikan
bahwa setelah  keingintahuan

mempelajari ini,
peserta didik dapat
mengetahui tentang
massa atom relatif
suatu unsur dan
massa molekul
relatif suatu
senyawa.
e. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 40
a. Guru melakukaan menit  K
tanya jawab untuk eingintahuan
mengetahui  P
pengetahuan awal ercaya diri
peserta didik.  K
b. Peserta didik erja keras
mengkaji tentang
Ar dan Mr melalui
bimbingan guru.  P
ercaya diri
Elaborasi:  K
c. Peserta didik reatif
mengerjakan  T
latihan soal yang anggung
berhubungan jawab
dengan Ar dan Mr
untuk  K
meningkatkan edisiplinan
pemahaman  T
mereka. anggung
d. Peserta didik jawab
mengkomunikasika  K
n hasil pekerjaanya emandirian
secara klasikal
Konfirmasi:
e. Guru membimbing
peserta didik untuk
menyimpulkan  K
hasil kajian. eingintahuan
 K
erja keras

 K
emandirian
 K
erja keras
 Pe
rcaya diri
3. Penutup a. Guru menawarkan 2 menit  Keberanian
kepada peserta  Kesopanan
didik untuk
bertanya.
b. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
tugas kelompok
pada materi
selanjutnya.

Pertemuan ke-6 (2 x 45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi:
- Gambar apakah  Keingintahuan
 Kemandirian
yang ada di slide?  Keberanian
(supermarket)  Kesopanan
- Apakah yang
dapat kalian
simpulkan
mengenai
penataan barang-
barang dalam
gambar tersebut?
- Barang-barang di
supermarket di
susun berdasarkan
jenisnya. Sama
halnya dengan
unsur. Karena
unsur terlalu
banyak, jadi untuk
mempermudah
kita dalam
mempelajari
unsur, maka
dilakukan
pengelompokan
 Keingintahuan
unsur dengan
 Kemandirian
kriteria tertentu
hingga terbentuk
TPU seperti yang
kita gunakan saat
 Keingintahuan
ini.
- Bagaimanakah
perkembangan
SPU hingga
terbentuk TPU
seperti ini?
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
Perkembangan SPU.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 40
a. Guru melakukaan menit  K
tanya jawab untuk eingintahuan
mengetahui  P
pengetahuan awal ercaya diri
peserta didik.  K
b. Peserta didik dihimbau erja keras
untuk duduk
berkelompok, masing-
masing kelompok  P
terdiri dari 4 orang. ercaya diri
c. Peserta didik  K
melakukan diskusi reatif
untuk menjawab  T
pertanyaan di LKS anggung
yang sudah diberikan. jawab
Elaborasi:
d. Salah satu kelompok
mempresentasikan  K
hasil pekerjaannya dan edisiplinan
ditanggapi oleh  T
kelompok lain anggung
sehingga terjadi diskusi jawab
kelas untuk  K
mendapatkan jawaban emandirian
yang sempurna dan
penguasaan materi
 K
yang lebih mendalam.
eingintahuan
Konfirmasi:
 K
e. Guru membimbing
erja keras
peserta didik untuk
menyimpulkan hasil
kajian tentang SPU.
Eksplorasi
f. Guru menyinggung
materi konfigurasi
elektron dan
menanyakan
hubungannya dengan
TPU modern.  K
Elaborasi: emandirian
g. Guru membimbing  K
peserta didik untuk erja keras
menemukan letak  Pe
unsure dalam tabel rcaya diri
periodik berdasarkan
konfigurasi
elektronnya
h. Peserta didik  K
mengerjakan latihan eberanian
soal secara lisan.  K
Konfirmasi: emandirian
i. Guru membimbing  K
peserta didik untuk erja keras
menyimpulkan hasil
kajian.

 K
eingintahuan

 Pe
rcaya diri
 K
eberanian
 K
emandirian
 K
eberanian
3. Penutup a. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru 2 menit  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
tugas kelompok pada
materi selanjutnya.

Pertemuan ke-7 (1 x 45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi:
Guru melakukan  Keingintahuan
 Kemandirian
apersepsi dengan  Keberanian
menganalogikan sifat  Kesopanan
kemiripan manusia
yang berada dalam
komunitas sama
dengan unsur yang  Keingintahuan
 Kemandirian
terletak dalam satu
golongan.
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
 Keingintahuan
mengetahui tentang
sifat logam non logam
serta sifat keperiodikan
unsur.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 70
j. Guru melakukaan menit  K
tanya jawab untuk eingintahuan
mengetahui  P
pengetahuan awal ercaya diri
peserta didik.  K
k. Peserta didik dengan erja keras
bantuan guru
mengidentifikasi sifat
logam, non logam, dan  P
sifat keperiodikan ercaya diri
unsur berdasarkan data  K
yang ditampilkan pada reatif
slide.  K
Elaborasi: eberanian
l. Peserta didik bersama
 T
dengan guru
anggung
menghubungkan
jawab
keteraturan antara
sifat-sifat periodic
yang ada dan mencari
alasan dari munculnya
sifat-sifat tersebut.
 K
Konfirmasi: esopanan
m. Guru membimbing  K
peserta didik untuk emandirian
menyimpulkan hasil  T
kajian. anggung
n. Peserta didik jawab
melakukan post tes.  K
eingintahuan
 K
erja keras

 K
emandirian
 K
erja keras
 Pe
rcaya diri

 K
ejujuran
 K
erja keras
3. Penutup a. Guru menawarkan 2 menit  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
tugas kelompok pada
materi selanjutnya.

Pertemuan ke-8 (2x 45 menit)


Ulangan harian
Pertemuan ke-9 (1x 45 menit)
Remidi

10. Penilaian
a. Aspek Afektif
Penilaian dilakukan melalui dua bentuk, tes dan non tes.
1) Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik

Kemampuan bertanya

Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran

Rata-rata
No Nama

Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
2) Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal
iii. Instrumen penilaian: terlampir

b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: Soal

2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.

11. Alat, Bahan dan Sumber belajar


a. Alat dan bahan: whiteboard, laptop, LCD, spidol, penghapus, buku, LKS.
b. Sumber:
1) LKS Tuntas
2)Purba, Michael. 2004. Kimia SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
3)Sentot Budi Raharjo. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1 Untuk Kelas
X. Solo: Tiga Serangkai.

Mengetahui : Yogyakarta, 1 Agustus 2012


Guru Pembimbing Mahasiswi KKN-PPL
(Risqa Uswatun, S.Si ) (Lia Yuniarti)
NIM:09303241009
SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA
Jalan A.M. Sangaji 50, Telp. 565898 Yogyakarta 55212, Fax
(0274) 565898

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


1. Identitas Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan : SMA N 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas :X
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 5 kali tatap muka

2. Standar Kompetensi :
1. Memahami struktur atom, sifat – sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.

3. Kompetensi Dasar :
1.2 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisik
senyawa yang terbentuk.

4. Indikator Pencapaian kompetensi :


a. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
b. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia ( duplet dan
oktet ) dan susunan elektron valensi atom gas mulia. ( struktur lewis ).
c. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion
d. Menjelaskan sifat – sifat senyawa ion
e. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen
rangkap dua, dan rangkap tiga.
f. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa
senyawa
g. Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan
keelektronegatifan.
h. Menyebutkan sifat – sifat senyawa kovalen serta menjelaskan perbedaanya
dengan sifat-sifat senyawa ion.
i. Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya
dengan sifat fisik logam.
j. Menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis ikatannya.

5. Tujuan Pembelajaran :
a. Peserta didik dapat menjelaskan unsur–unsur yang mudah melepaskan
elektron valensinya membentuk ion positif
b. Peserta didik dapat menjelaskan unsur–unsur yang mudah menangkap
elektron valensi membentuk ion negatif.
c. Peserta didik dapat mengambarkan struktur lewis suatu atom.
d. Peserta didik dapat menjelaskan proses terjadinya ikatan ion dari unsur
logam dengan unsur non logam.
e. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat senyawa ionik berdasarkan
contoh materi yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
f. Peserta didik dapat menjelaskan proses terjadinya ikatan kovalen tunggal,
rangkap dua dan rangkap tiga.
g. Peserta didik dapat menggambarkan struktur lewis dari beberapa senyawa
dalam proses terbentuknya ikatan kovalen.
h. Peserta didik dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen
koordinasi pada beberapa senyawa.
i. Peserta didik dapat mengetahui hubungan antara kepolaran dengan
keelktronegatifan melalui data dalam kajian pustaka.
j. Peserta didik dapat membedakan ikatan kovalen polar dan non polar.
k. Peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat senyawa kovalen
l. Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan sifat senyawa kovalen yang
telah disebutkan dengan sifat-sifat senyawa ion.
m. Peserta didik dapat memahami proses pembentukan ikatan logam
n. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat fisik ikatan logam dari
pengamatan contoh yang diberikan
o. Peserta didik dapat menjelaskan hubungan antara proses pembentukan
ikatan logam dengan senyawa fisik logam
p. Peserta didik dapat menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis
ikatannya.

6. Materi Pembelajaran :
a. Teori Kestabilan Atom
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai
unsur bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan
atom unsur lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan
hubungan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He;
mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas mulia mempunyai 8
elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom unsur
cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan. Jika atom
berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan oktet.
Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha
mempunyai elektron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet.
Cara yang diambil unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:
1. melepas atau menerima elektron;
2. pemakaian bersama pasangan elektron.
b. Ikatan Ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron
oleh atom-atom yang berikatan. Atom-atom yang melepas elektron
menjadi ion positif (kation) sedang atom-atom yang menerima elektron
menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion biasanya disebut ikatan
elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik.
Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan
nonlogam. Atom unsur logam cenderung melepas elektron membentuk ion
positif, dan atom unsur nonlogam cenderung menangkap elektron
membentuk ion negatif. Contoh: NaCl, MgO, CaF2, Li2O, AlF3, dan lain-
lain.
c. Pembentukan Ikatan Ion
Ikatan antara atom 12Mg dan 8O dalam MgO
Konfigurasi elektron Mg dan O adalah:
Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron)
O : 2, 6 (menangkap 2 elektron)
Mg dapat mencapai konfigurasi gas mulia dengan melepas 2 elektron,
sedangkan O dengan menangkap 2 elektron. Atom Mg berubah menjadi
ion Mg2+, sedangkan atom O menjadi ion O2-.
..
Mg: + :O:  Mg2+ + O2-  MgO
d. Sifat senyawa ionik
Sifat-sifat fisika senyawa ionik pada umumnya:
a. pada suhu kamar berwujud padat;
b. struktur kristalnya keras tapi rapuh;
c. mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi;
d. larut dalam pelarut air tetapi tidak larut dalam pelarut organik;
e. tidak menghantarkan listrik pada fase padat, tetapi pada
f. fase cair (lelehan) dan larutannya menghantarkan listrik.
e. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan
elektron oleh atom-atom yang berikatan. Pasangan elektron yang dipakai
bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron
valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut
pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara
atom-atom unsur non logam, bisa sejenis (contoh: H 2, N2, O2, Cl2, F2, Br2,
I2) dan berbeda jenis (contoh: H2O, CO2, dan lain-lain). Senyawa yang
hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.
Macam-macam ikatan kovalen:
a. Berdasarkan jumlah PEI-nya ikatan kovalen dibagi 3:
 Ikatan kovalen tunggal, yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1
pasang PEI. Contoh: H2, H2O (konfigurasi elektron H = 1; O = 2,
6)
 Ikatan kovalen rangkap dua, yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2
pasang PEI. Contoh: O2, CO2 (konfigurasi elektron O = 2, 6; C = 2,
4)
 Ikatan kovalen rangkap tiga, yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3
pasang PEI. Contoh: N2 (Konfigurasi elektron N = 2, 5)
f. Berdasarkan kepolaran ikatan, ikatan kovalen dibagi 2:
 Ikatan kovalen polar, adalah ikatan kovalen yang PEInya
cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran
suatu ikatan kovalen ditentukan oleh keelektronegatifan suatu
unsur. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom
unsur yang beda keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk
molekul asimetris, mempunyai momen dipol (μ= hasil kali jumlah
muatan dengan jaraknya)≠ 0. Contoh: HF
H–F
Keelektronegatifan H = 2,1; dan F= 4,0
Beda keelektronegatifan = 4,0 – 2,1 = 1,9
μ = q xr = 1,91 Debye
 Ikatan kovalen nonpolar, yaitu ikatan kovalen yang PEInya tertarik
sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen
nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda
keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol)
atau mempunyai bentuk molekul simetri. Contoh: H2
H–H
Keelektronegatifan H = 2,1 maka
Beda keelektronegatifan H2 = 0
μ=0
Bentuk molekul simetri
g. Ikatan kovalen Koordinat
kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang PEInya berasal dari
salah satu atom yang berikatan. Contoh: NH4+
NH3 + H+  NH4+
h. Sifat-sifat senyawa kovalen
Sifat-sifat fisis senyawa kovalen:
- pada suhu kamar berwujud gas, cair (Br2), dan ada yang padat (I2);
- padatannya lunak dan tidak rapuh;
- mempunyai titik didih dan titik leleh rendah;
- larut dalam pelarut organik tapi tidak larut dalam air;
- umumnya tidak menghantarkan listrik.
i. Ikatan logam dan sifatnya
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan
bersama elektron-elektron valensi antaratomatom logam. Contoh: logam
besi, seng, dan perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan
kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk menjelaskan ikatan
logam adalah teori lautan elektron. Contoh terjadinya ikatan logam.
Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi (Fe) dapat saling
tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari atom-atom
Fe yang lain. Tumpang tindih antarelektron valensi ini memungkinkan
elektron valensi dari setiap atom Fe bergerak bebas dalam ruang di antara
ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron. Karena muatannya berlawanan
(Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi gaya tarik-menarik antara ion-ion Fe+ dan
elektron-elektron bebas ini. Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut
ikatan logam.
Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:
 pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg;
 keras tapi lentur/dapat ditempa;
 mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi;
 penghantar listrik dan panas yang baik;
 mengilap.

7. Alokasi waktu : 6x 45 menit

8. Metode Pembelajaran :
a. Diskusi informasi
b. Tanya jawab
c. Ceramah
d. Pemberian tugas
e. Diskusi kelompok (complete sentence)

9. Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan Pertama dan kedua ( 3x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi:
Guru menganalogikan  Keingintahuan
 Kemandirian
ketidakstabilan manu-  Keberanian
sia sehingga harus  Kesopanan
berikatan (menikah,
berteman) dengan
kondisi unsur yang
juga tidak stabil &
harus berikatan.
Kemudian guru me-
nanyakan apakah
setiap unsur dapat
 Keingintahuan
berikatan dengan
 Kemandirian
sembarang unsur
lain? Bagai-mana
proses terjadinya
ikatan kimia?
d. Motivasi:Menyampaik
an bahwa setelah
mempelajari ini,
peserta didik dapat  Keingintahuan
mengetahui tentang
kestabilan golongan
gas mulia,
kecenderungan unsur
lain untuk mencapai
kestabilan seperti gas
mulia, dan ikatan ion.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 130
a. Guru melakukaan menit  K
tanya jawab untuk eingintahuan
mengetahui pengetahu-  P
an awal peserta didik ercaya diri
mengenai unsur–unsur  K
yang telah dipelajari erja keras
pada bab sebelumnya  K
dan kecenderungannya eberanian
untuk mencapai
kestabilan.
Elaborasi:
b. Guru menjelaskan
kestabilan gas mulia
berdasarkan konfi-
gurasi elektronnya.  K
c. Peserta didik dengan eingintahuan
bantuan guru meng-
identifikasi unsur yang
dapat melepaskan atau
menerima elektron  P
valensi untuk mencapai ercaya diri
kestabilannya atau
 K
menyerupai konfigur-
reatif
asi elektron gas mulia  K
d. Peserta didik dengan eberanian
bantuan guru meng-  T
gambarkan susunan anggung
elektron valensi jawab
(struktur lewis) atom
gas mulia (duplet dan
oktet) dengan susunan
elektron valensi atom
bukan gas mulia serta  K
hubungannya dengan emandirian
kestabikan unsur  T
Konfirmasi: anggung
e. Guru menanggapi jawab
pekerjaan peserta didik  K
dan memberikan eingintahuan
penekanan pada hal-hal  K
pokok. erja keras
Eksplorasi:
f. Berdasarkan contoh-
contoh senyawa yang
ada, guru
mengilustrasikan
proses terjadinya
ikatan ion.
g. Guru memberikan
contoh senyawa ion
 K
dalam kehidupan
eingintahuan
sehari-hari, misalnya
 K
garam dapur (NaCl)
erja keras
dan lain-lain kemudian
membimbing peserta
didik untuk me-
nyebutkan contoh lain  K
Konfirmasi: eingintahuan
h. Guru membimbing
peserta didik untuk
menyimpulkan hasil
kajian.

 K
erja keras
 Pe
rcaya diri

 K
eberanian
 K
emandirian
 K
esopanan
3. Penutup a. Guru menawarkan 2 menit  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
tugas kelompok pada
materi selanjutnya.

Pertemuan ketiga dan keempat (3x45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi:
Menganalogikan  Keingintahuan
 Kemandirian
sebuah cerita dengan  Keberanian
konsep ikatan  Kesopanan
kovalen. Guru
memisalkan ada 2
peserta didik yang
hanya memiliki uang
masing-masing 2000,
tetapi ingin membeli
bakso di kantin. 5 menit
 Keingintahuan
Kemudian keduanya  Kemandirian
iuran untuk membeli
bakso dan dimakan
bersama.
d. Motivasi:Menyampaik  Keingintahuan

an bahwa setelah
mempelajari ini,
peserta didik dapat
mengetahui tentang
ikatan kovalen.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 120
a. Guru menggali pe- menit  K
ngetahuan awal peserta eingintahuan
didik melalui cara  P
atom mencapai ke- ercaya diri
stabilannya. Cara serah  K
terima elektron telah erja keras
dipelajari sebelumnya,  K
selanjutnya guru mem- eberanian
bimbing peserta didik
untuk membahas cara
pemakaian elektron
bersama.
Elaborasi:
b. Guru menjelaskan
proses terjadinya
ikatan kovalen.
c. Guru memberikan  K
contoh cara meng- eingintahuan
gambarkan struktur  K
lewis. erja keras
d. Peserta didik
mengerjakan latihan
 K
soal.
reatif
Konfirmasi:
 K
e. Guru membahas soal
erja keras
dan mengkoreksi
 K
jawaban yang salah.
eingintahuan
Elaborasi:
f. Guru menjelaskan
 K
proses terjadinya
ikatan kovalen koor- eingintahuan
dinat.  K
g. Guru menganalogikan erja keras
prinsip pembentukan
ikatan ini dengan
kejadian di kehidupan  K
sehari-hari. emandirian
h. Peserta didik dihimbau  K
untuk memberikan erberanian
contoh senyawa
kovalen dalam  K
kehidupan sehari-hari. eingintahuan
i. Peserta didik mem-  K
bentuk kelompok yang epedulian
terdiri dari 2 orang  K
kemudian guru erja keras
membagikan lembar
kerja berupa paragraf
yang kalimatnya belum
 K
lengkap.
erja keras
j. Peserta didik
 Pe
mendiskusikan untuk
rcaya diri
melengkapi kalimat
 K
dengan kata kunci
eberanian
yang tersedia.
k. Guru mengoreksi
jawaban bersama-sama
 K
lalu tiap peserta didik
emandirian
disuruh untuk
 K
membaca paragraf
erja keras
tersebut secara
berulang-ulang hingga
paham dan hafal.
Konfirmasi:
l. Guru membimbing
peserta didik untuk
menyimpulkan hasil  K
kajian. eberanian
 Pe
rcaya diri
 K
erja keras
 K
epedulian

 K
eingintahuan
 K
esopanan

 K
emandirian
 K
eberanian
3. Penutup a. Guru menawarkan 10  Keberanian
kepada peserta didik menit  Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
tugas kelompok pada
materi selanjutnya.

Pertemuan Kelima (1x 45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Guru  Keingintahuan
 Kemandirian
menanyakan kepada  Keberanian
peserta didik mengenai  Kesopanan
ikatan kovalen. Dan
berdasarkan contoh
senyawa kovalen,
peserta didik
 Keingintahuan
dibimbing untuk
 Kemandirian
3 menit
mengidentifikasi sifat-
sifatnya.
d. Motivasi:Menyampaik
an bahwa setelah
mempelajari ini,  Keingintahuan

peserta didik dapat


mengetahui tentang
sifat-sifat ikatan
kovalen.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 40
a. Peserta didik mengkaji menit  K
literatur tentang sifat- eingintahuan
sifat ikatan kovalen.  K
Elaborasi: emandirian
b. Guru membimbing  K
peserta didik untuk erja keras
menyebutkan sifat ikat-
an ion dan kovalen  K
serta bagai-mana eingintahuan
perbedaannya  K
keduanya. erja keras
c. Peserta didik bersama  K
dengan guru meng- emandirian
hubungkan keteraturan  K
antara sifat-sifat esopanan
periodic yang ada dan
 K
mencari alasan dari
reatif
munculnya sifat-sifat
tersebut.
Konfirmasi:
 K
d. Guru meberikan
erja keras
penguatan dari
 K
jawaban peserta didik
eingintahuan
dan memberikan
 K
penekanan pada hal-hal
eberanian
penting.
 P
Elaborasi:
ercaya diri
e. Guru menjelaskan
proses pembentukan
ikatan logam .
f. Guru membimbing
peserta didik untuk
menjelaskan hubungan  K
antara proses pem- erja keras
bentukan ikatan logam  K
dengan senyawa fisik eingintahuan
logam dibantu dengan
memperlihatkan
sebatang logam agar
peserta didik mencoba
mengidentifikasi sifat-
sifatnya berdasarkan
pengamatan tersebut  K
g. Peserta didik erja keras
mengerjakan soal –  K
soal latihan eingintahuan
Konfirmasi:
h. Guru membimbing  K
peserta didik untuk emandirian
menyimpulkan hasil  K
kajian. erja keras
 K
eberanian
 K
eingintahuan
 K
epedulian
 K
erja keras
 Pe
rcaya diri
 Ta
nggung jawab
 K
emandirian
 K
erja keras

3. Penutup c. Guru menawarkan  Keberanian


kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
d. Guru 2 menit  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
tugas kelompok pada
materi selanjutnya.

10. Penilaian
a. Aspek Afektif
Penilaian dilakukan melalui dua bentuk, tes dan non tes.
1) Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya

Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran

Rata-rata
No Nama

Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
4. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
5. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
6. Cukup (C)

2) Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal
iii. Instrumen penilaian: terlampir

b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: Soal

2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.

11. Alat, Bahan dan Sumber belajar


a. Alat dan bahan: whiteboard, laptop, LCD, spidol, penghapus, buku, LKS.
b. Sumber:
1) LKS Tuntas
2) Purba, Michael. 2004. Kimia SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
3) Sentot Budi Raharjo. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1 Untuk Kelas
X. Solo: Tiga Serangkai.

Mengetahui : Yogyakarta, 1 Agustus 2012


Guru Pembimbing Mahasiswi KKN-PPL

(Risqa Uswatun, S.Si ) (Lia Yuniarti)


NIM:09303241009
SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA
Jalan A.M. Sangaji 50, Telp. 565898 Yogyakarta 55212, Fax
(0274) 565898

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


1. Identitas Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan : SMA N 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas :X
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 3 kali tatap muka + 1 kali ulangan harian

2. Standar Kompetensi :
2. Memahami hukum – hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia ( Stoikiometri).

3. Kompetensi Dasar :
2.1 Mendeskripsikan tata senyawa anorganik dan organik sederhana serta
persamaan reaksinya.Memahami struktur atom berdasarkan teori atom,
sifat – sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat – sifat periodik unsur
dalam table sistem periodik serta menyadari keteraturannya melalui
pemahaman konfigurasi elektron.

4. Indikator Pencapaian kompetensi :


a. Menuliskan nama senyawa biner
b. Menuliskan nama senyawa poliatomik
c. Menuliskan nama senyawa organik sederhana.
d. Menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama–nama zat yang
terlibat dalam reaksi atau sebaliknya.
5. Tujuan Pembelajaran:
a. Peserta didik dapat menuliskan nama senyawa biner.
b. Peserta didik dapat menuliskan nama senyawa poliatomik.
c. Peserta didik dapat menuliskan nama senyawa organik sederhana.
d. Peserta didik mengetahuai aturan pemberian nama senyawa.
e. Peserta didik dapat menjelaskan tata nama senyawa biner
f. Peserta didik dapat menjelaskan tata nama senyawa poliatomik
g. Peserta didik dapat menentukan jumlah atom ruas kiri dan ruas kanan.
h. Peserta didik dapat menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan
nama–nama zat yang terlibat dalam reaksi atau sebaliknya.

6. Materi Pembelajaran :
Tata Nama Senyawa :
a. Senyawa biner
Senyawa biner ada 2 macam, yaitu terdiri atas atom:
i. logam dan nonlogam;
ii. nonlogam dan nonlogam.
Jika senyawa biner terdiri atas atom logam dan nonlogam dengan
logam yang hanya mempunyai satu macam muatan/bilangan oksidasi,
maka namanya cukup dengan menyebut nama kation (logam) dan diikuti
nama anionnya (nonlogam) dengan akhiran -ida.
Akan tetapi jika atom logam yang bertindak sebagai kation
mempunyai lebih dari satu muatan/bilangan oksidasi, maka nama senyawa
diberikan dengan menyebut nama logam + (bilangan oksidasi logam) +
anionnya (nonlogam) dengan akhiran -ida.
Jika senyawa biner terdiri atas atom unsur nonlogam dan nonlogam,
maka penamaan dimulai dari nonlogam pertama diikuti nonlogam kedua
dengan diberi akhiran -ida. Jika 2 jenis nonlogam dapat membentuk lebih
dari satu macam senyawa, maka digunakan awalan Yunani.
b. Senyawa poliatomik
Senyawa anorganik poliatomik pada umumnya merupakan
senyawa ion yang terbentuk dari kation monoatomik dengan anion
poliatomik atau kation poliatomik dengan anion monoatomik/poliatomik.
Penamaan dimulai dengan menyebut kation diikuti anionnya.
c. Senyawa organik
Jumlah senyawa organik sangat banyak dan tata nama senyawa
organik lebih kompleks karena tidak dapat ditentukan dari rumus kimianya
saja tetapi dari rumus struktur dan gugus fungsinya. Contoh: etanol 
C2H5OH.
d. Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi adalah persamaan yang menggambarkan
hubungan zat-zat kimia yang terlibat sebelum dan sesudah reaksi kimia.
Persamaan reaksi dinyatakan dengan rumus kimia zat-zat yang bereaksi
dan hasil reaksi, angka koefisien, dan fase/ wujud zat. Zat-zat yang
bereaksi disebut pereaksi/reaktan dituliskan di sebelah kiri tanda anak
panah, sedangkan zat-zat hasil reaksi atau produk reaksi dituliskan di
sebelah kanan tanda anak panah. Contoh: natrium hidroksida direaksikan
dengan asam klorida menghasilkan natrium klorida dan air. Maka
persamaan reaksinya:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(aq)
NaOH dan HCl disebut pereaksi/reaktan
NaCl dan H2O disebut hasil reaksi
e. Menyetarakan Reaksi
Banyak reaksi dapat disetarakan dengan jalan mencoba/menebak, akan
tetapi sebagai permulaan dapat mengikuti langkah berikut.
i. Pilihlah satu rumus kimia yang paling rumit, tetapkan koefisiennya
sama dengan 1.
ii. Zat-zat yang lain tetapkan koefisien sementara dengan huruf.
iii. Setarakan dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang tadi
diberi koefisien 1.
iv. Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O
disetarakan paling akhir.
7. Alokasi Waktu: 7 x 45 menit

8. Metode Pembelajaran :
a. Diskusi informasi
b. Tanya jawab
c. Pemberian tugas
d. Diskusi kelompok
e. Pemberian tugas

9. Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan pertama (1x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi:
- Saat kita bertemu
 Keingintahuan
dengan orang asing,  Kemandirian
apa yang kita  Keberanian
 Kesopanan
tanyakan pertama
kali?
- Adakah diantara kita
yang tidak
mempunyai nama?
- Guru menunjuk salah  Keingintahuan
 Kemandirian
satu peserta didik dan
menanyakan arti
namanya.
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa  Keingintahuan
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
tata nama senyawa.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 40
a. Guru mengeksplorasi menit  K
pengetahuan peserta eingintahuan
didik mengenai  K
pentingnya tata nama emandirian
senyawa kimia melalui  K
analogi tata bahasa, erja keras
misal papan tulis
bukan tulis papan.
Guru juga menekankan
perlunya tata nama
IUPAC untuk
memberikan penafsiran
yang sama pada
seluruh masyarakat
keilmuan
Elaborasi
b. Guru menanyakan arti
senyawa biner serta
contoh senyawa biner .
c. Guru menjelaskan cara  K
memberi nama eingintahuan
senyawa biner dan  K
poliatomik . erja keras
d. Peserta didik  K
membentuk kelompok emandirian
yang terdiri dari 3-4
 K
orang untuk berdiskusi esopanan
dan menjawab latihan  K
soal untuk memberikan reatif
nama beberapa
senyawa biner dan  K
poliatomik. Tiap-tiap erja keras
kelompok memastikan  K
anggota kelompoknya eingintahuan
dapat mengerjakan/  K
memahami jawaban emandirian
yang benar. Jika ada
anggota kelompok
yang belum
memahami, anggota
kelompok yang sudah
memahami membantu
menjelaskan pada
temannya.
e. Masing-masing peserta
didik mendapatkan
nomor undian lalu guru
menunjuk salah satu
nomor untuk
menjawab salah satu
soal.
f. Guru meminta peserta
didik yang lain untuk
mengomentari jawaban
tersebut kemudian  Ta
menunjuk nomor yang nggung jawab
lain  K
g. Peserta didik me- erja keras
ngerjakan soal–soal  K
latihan eberanian
Konfirmasi:
h. Guru membimbing
peserta didik untuk  K
menyimpulkan hasil eingintahuan
kajian.  K
epedulian

 K
emandirian
 K
eingintahuan
 Pe
rcaya diri

 K
erja keras
 Pe
rcaya diri
 K
emandirian
3. Penutup a. Guru menawarkan 2 menit  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
tugas kelompok pada
materi selanjutnya.

Pertemuan Kedua (2x45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Guru
 Keingintahuan
mengajak peserta didik  Kesopanan
belajar di aula dan
 Keingintahuan
memberikan apersepsi.  Kemandirian
d. Motivasi:
3 menit
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
 Keingintahuan
mengetahui tentang
tata nama senyawa.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 40
a. Guru membagikan menit  T
kartu nama pada salah anggung jawab
satu peserta didik  K
dalam kelompok eingintahuan
b. Peserta didik yang
memegang kartu  K
menjadi pembawa emandirian
acara kuis dan 2 yang  K
lain menjadi peserta erja keras
kuis dan harus  K
menjawab pertanyaan erjasama
yang terdiri dari babak  K
individu (masing- epedulian
masing 10 soal selama
5 menit ) dan babak
rebutan (20 soal
selama 5 menit).
c. Peserta didik yang
berperan sebagai
pembawa acara
menunjukkan rumus
molekul pada kartu dan
menanyakan namanya  K
atau sebaliknya. eingintahuan
d. Setelah peserta kuis  K
menjawab soal, erja keras
pembawa acara  K
menunjukkan jawaban emandirian
yang benar di balik  T
kartu. anggung jawab
e. Setelah 10menit,  K
peserta didik berganti reatif
peran dan bertukar
 K
kartu dengan kelompok
eingintahuan
lain.
 K
f. Skor hasil kuis
emandir
digunakan sebagai nilai
tugas
Konfirmasi:
g. Guru membimbing
peserta didik untuk
 Ta
menyampaikan kesan
pesan dalam permainan nggung jawab
serta manfaat dari  K
permainan yang telah erja keras
dilakukan.  K
eberanian
 K
ejujuran
 K
eingintahuan
 K
epedulian

 K
emandirian
 K
eingintahuan
 Pe
rcaya diri

3. Penutup a. Guru menawarkan  Keberanian


kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru 2 menit  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
materi pada pelajaran
selanjutnya.

Pertemuan Ketiga (1 x 45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Guru
 Keingintahuan
melakukan apersepsi  Kesopanan
dengan mengajukan
pertanyaan mengenai  Keingintahuan
teori Dalton.  Kemandirian
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa 3 menit
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang  Keingintahuan
persamaan reaksi kimia
dan cara
penyetaraannya.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Pendidik menjelaskan menit  K
mengenai teori Dalton esopanan
dimana dalam reaksi  K
kimia tidak ada atom eingintahuan
yang hilang atau  K
tercipta, yang terjadi erja keras
hanya penataan ulang
atom-atom dengan
demikian berarti
jumlah atom di ruas
kiri sama dengan
jumlah atom di ruas
kanan.
b. Guru memberikan
contoh sebuah reaksi.
c. Guru menanyakan
jumlah atom diruas kiri  K
dan kanan. Selanjutnya eingintahuan
guru mengklarifikasi
jawaban peserta didik  K
dan menunjukkan cara emandirian
menghitung jumlah  K
atom diruas kiri erja keras
maupun ruas kanan.  K
Elaborasi: epedulian
d. Guru membimbing
peserta didik untuk
menyetarakan jumlah
atom diruas kiri dan
ruas kanan.
e. Peserta didik
mengerjakan soal–soal
latihan penyetaraan  K
reaksi sederhana secara eingintahuan
individual.  K
f. Beberapa peserta didik erja keras
maju untuk menuliskan
 K
jawabannya dan guru
emandirian
membimbing peserta
 T
didik untuk
anggung jawab
mengkoreksi jawaban
di papan tulis
 K
Konfirmasi:
eingintahuan
g. Guru membimbing
peserta didik untuk  K
menarik kesimpulan. emandirian

 K
eberanian
 Pe
rcaya diri

 K
emandirian
 K
eingintahuan
 Pe
rcaya diri
3. Penutup a. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru 2 menit  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
materi pada pelajaran
selanjutnya.

Pertemuan keempat (2 x 45 menit)


Ulangan harian
Pertemuan kelima (1 x 45 menit)
Remidi dan pengayaan
10. Penilaian
a. Aspek Afektif
Penilaian dilakukan melalui dua bentuk, tes dan non tes.
1) Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik

Kemampuan berpendapat

Kemampuan bertanya

Ketepatan menjawab
Kehadiran

Rata-rata
No Nama

Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
2) Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal
iii. Instrumen penilaian:

b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS

2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.

11. Alat, Bahan dan Sumber belajar


a. Alat dan bahan: whiteboard, laptop, LCD, spidol, penghapus, buku, LKS.
b. Sumber:
1) LKS Tuntas
2) Purba, Michael. 2004. Kimia SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
3) Sentot Budi Raharjo. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1 Untuk Kelas
X. Solo: Tiga Serangkai.

Mengetahui : Yogyakarta, 1 Agustus 2012


Guru Pembimbing Mahasiswi KKN-PPL

(Risqa Uswatun, S.Si ) (Lia Yuniarti)


NIM:09303241009
SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA
Jalan A.M. Sangaji 50, Telp. 565898 Yogyakarta 55212, Fax
(0274) 565898

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


1. Identitas Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan : SMA N 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas :X
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 8 kali tatap muka + 1 kali ulangan harian

2. Standar Kompetensi :
2. Memahami hukum – hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia ( Stoikiometri )

3. Kompetensi Dasar :
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikann berlakunya hukum–hukum dasar
kimia melalui percobaan serta penerapan konsep mol dalam
menyelesaikan perhitungan kimia.

4. Indikator Pencapaian kompetensi :


a. Membuktikan Hukum ketetapan massa (Lavoisier) melalui percobaan
b. Membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (hukum Proust)
melalui percobaan
c. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton)
d. Membuktikan hukum perbandingan volume (Hukum Gay Lussac).
e. Membuktikan hukum Avogadro.
f. Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum
zat.
g. Menentukan rumus empiris dan rumus molekul
h. Menentukan rumus air kristal
i. Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.
j. Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
k. Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi

5. Tujuan Pembelajaran :
a. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi Hukum Lavoiser.
b. Peserta didik dapat membuktikan berlakunya hukum ketetapan massa
(hukum Lavoiser) melalui soal – soal data percobaan.
c. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi Hukum Proust
d. Peserta didik dapat membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap
(hukum Proust) melalui soal – soal data percobaan.
e. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi Hukum Dalton.
f. Peserta didik dapat membuktikan berlakunya hukum kelipatan
perbandingan ( Hukum Dalton ) melalui soal – soal data percobaan.
g. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi Hukum Gay Lussac.
h. Peserta didik dapat membuktikan berlakunya hukum perbandingan volume
(hukum Gay Lussac) melalui soal – soal data percobaan.
i. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi Hukum Avogadro
j. Peserta didik dapat membuktikan berlakunya hukum avogadro melalui
soal – soal data percobaan.
k. Peserta didik dapat mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel ,
massa dan volum zat
l. Peserta didik dapat menentukan kadar zat dalam senyawa
m. Peserta didik dapat menentukan rumus empiris dan rumus molekul
n. Peserta didik dapat menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi
o. Peserta didik dapat menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
p. Peserta didik dapat menentukan rumus hidrat

6. Materi Pembelajaran :
Hukum Dasar Kimia
a. Hukum Lavoiser
Antoine Laurent Lavoisier telah menyelidiki massa zat-zat
sebelum dan sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi,
kemudian menimbang hasil reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama. Lavoisier menyimpulkan hasil penemuannya
dalam suatu hukum yang disebut hukum kekekalan massa: “Dalam sistem
tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama“.
b. Hukum Proust
Pada tahun 1799, Joseph Louis Proust menemukan satu sifat
penting dari senyawa, yang disebut hukum perbandingan tetap.
Berdasarkan penelitian terhadap berbagai senyawa yang dilakukannya,
Proust menyimpulkan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam
satu senyawa adalah tertentu dan tetap.“
c. Hukum Dalton
Berdasarkan hasil percobaannya, Dalton merumuskan hukum
kelipatan perbandingan (hukum Dalton) yang berbunyi: “Jika dua jenis
unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa-
massa salah satu unsur dalam senyawa-senyawa tersebut sama, sedangkan
massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan massa unsur
lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan
sederhana. “
d. Hukum Gay Lussac
Berdasarkan percobaannya, Gay Lussac merumuskan hukum
perbandingan volume (hukum Gay Lussac): “Pada suhu dan tekanan yang
sama, volume gasgas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi
berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.“ Hukum perbandingan
volume dari Gay Lussac dapat kita nyatakan sebagai berikut.
“Perbandingan volume gas-gas sesuai dengan koefisien masing-masing
gas.”
e. Hipotesis Avogadro
Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro menjelaskan percobaan Gay
Lussac. Menurut Avogadro, partikel unsure tidak selalu berupa atom
tunggal (monoatomik), tetapi berupa 2 atom (diatomik) atau lebih
(poliatomik). Avogadro menyebutkan partikel tersebut sebagai molekul.
Gay Lussac:
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen = 2 volume uap air
Avogadro:
2 molekul gas hidrogen + 1 molekul gas oksigen  2 molekul uap air
Dari sini Avogadro mengajukan hipotesisnya yang dikenal hipotesis
Avogadro yang berbunyi: “Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas
dengan volume yang sama akan mengandung jumlah molekul yang sama
pula.” Jadi, perbandingan volume gas-gas itu juga merupakan
perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi. Dengan kata lain
perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan koefisien
reaksinya.
Perhitungan Kimia
a. Mol
Banyaknya partikel dinyatakan dalam satuan mol. Para ahli sepakat bahwa
satu mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah
partikel dalam 12,0 gram isotop C-12 yakni 6,02x10 23 partikel. Jumlah
partikel ini disebut Bilangan Avogadro (NA = Number Avogadro) atau
dalam bahasa Jerman Bilangan Loschmidt (L).
i. Hubungan mol dengan jumlah partikel
Hubungan mol dengan jumlah partikel dapat dirumuskan: jumlah
partikel = molxNA
ii. Hubungan mol dengan massa
Sebelum membahas hubungan mol dengan massa terlebih dahulu akan
diperkenalkan Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif.
 Massa Atom Relatif (Ar)
Massa Atom Relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata
suatu atom unsur terhadap 1/12 massa satu atom isotop C-12.
 Massa Molekul Relatif (Mr)
Massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata-rata
satu molekul suatu senyawa terhadap 1/12 massa 1 atom isotop C-
12. Berdasarkan pengertian molekul yang menyatakan bahwa
molekul merupakan gabungan dari atomatomnya, maka Mr
merupakan jumlah Ar atom-atom penyusunnya.
 Massa Molar
Massa molar menyatakan massa yang dimiliki oleh 1 mol zat,
yang besarnya sama dengan Ar atau Mr.
Untuk unsur:
1 mol unsur = Ar gram, maka dapat dirumuskan:
Massa 1 mol zat = Ar zat dinyatakan dalam gram
Untuk senyawa:
1 mol senyawa = Mr gram, maka dapat dirumuskan:
Massa 1 mol zat = Mr zat dinyatakan dalam gram
b. Hubungan mol dengan volume
Pengukuran kuantitas gas tergantung suhu dan tekanan gas.
Jika gas diukur pada keadaan standar, maka volumenya disebut
volume molar. Volume molar adalah volume 1 mol gas yang
diukur pada keadaan standar. Keadaan standar yaitu keadaan pada
suhu 0 °C (atau 273 K) dan tekanan 1 atmosfer (atau 76 cmHg
atau 760 mmHg) atau disingkat STP (Standard Temperature and
Pressure). Besarnya volume molar gas dapat ditentukan dengan
persamaan gas ideal:
PV = nRT
P = tekanan = 1 atm
n = mol = 1 mol gas
T = suhu dalam Kelvin = 273 K
R = tetapan gas = 0,082 liter atm/mol K
c. Perhitungan kimia dalam reaksi kimia
Berdasarkan hukum sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
Perbandingan koefisien = perbandingan volume
= perbandingan jumlah partikel
= perbandingan mol
Dalam reaksi kimia, jika perbandingan mol zat-zat pereaksi tidak
sama dengan perbandingan koefisiennya, maka ada pereaksi yang habis
terlebih dulu. Pereaksi seperti ini disebut pereaksi pembatas.
d. Kadar zat
Kadar zat umumnya dinyatakan dalam persen massa (% massa). Untuk
mendapatkan persen massa dapat menggunakan rumus:
% X dalam zat = (massa X : massa zat) x100%
e. Rumus empiris dan rumus molekul
Rumus kimia dibagi dua, yaitu rumus empiris dan rumus molekul.
Rumus empiris adalah rumus kimia yang menggambarkan perbandingan
mol terkecil dari atom-atom penyusun senyawa. Salah satu cara
menentukan rumus empiris dan rumus molekul dapat dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut: Persen massa  mol setiap unsur 
perbandingan mol dari unsur-unsur  rumus empiris rumus molekul.
Rumus molekul adalah rumus sebenarnya dari suatu senyawa.
Rumus molekul dapat ditentukan jika massa molekul relatif diketahui.
f. Garam Hidrat
Garam hidrat adalah garam yang mengikat air. Jika garam hidrat
melepaskan air kristal yang terikat disebut garam anhidrat. Cara mencari
jumlah air kristal yang terikat pada garam hidrat adalah dengan rumus:
x = mol H2O : mol garam hidrat

7. Alokasi waktu: 14 x 45 menit

8. Metode Pembelajaran :
Diskusi Informasi, diskusi kelompok, ceramah, dan tanya jawab.

9. Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan Pertama (2x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Guru  Keingintahuan
 Kepedulian
memaparkan penting-
nya belajar perhitungan
kimia sederhana
dengan menganalogi-
kan masakan yang
akan menjadi lezat jika  Keingintahuan
 Kemandirian
takaran bahan yang 3menit  Keberanian
digunakan pas.  Kesopanan
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari  Keingintahuan
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
hukum lavoiser dan
Proust.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 40
a. Guru mengenalkan menit  K
bahan-bahan yang eingintahuan
digunakan dalam  K
demonstrasi. epedulian
b. Guru melakukan
demonstrasi sesuai
langkah kerja dalam  K
lembar percobaan eingintahuan
untuk membuktikan  K
berlakunya hukum esopanan
kekekalan massa  K
(Hukum Lavoiser) dan reatif
hukum perbandingan
tetap (Hukum Proust)
Elaborasi:
c. Mendiskusikan data
percobaan untuk
membuktikan Hukum
Lavoiser dan Hukum
Proust dalam diskusi
kelompok dikelas.  K
d. Peserta didik erja keras
mengerjakan latihan  K
soal dari hukum yang eingintahuan
telah di diskusikan  K
e. Guru dan peserta didik emandirian
membahas soal yang
telah dikerjakan.
Konfirmasi:
f. Guru membimbing  K
peserta didik untuk emandirian
menyimpulkan hasil
 K
kajian.
erja keras
 Ta
nggung jawab
 K
erja keras
 K
eberanian
 K
ejujuran

 K
emandirian
 K
erja keras
 Pe
rcaya diri
3. Penutup a. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru 2 menit  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
materi pada pertemuan
selanjutnya.

Pertemuan Kedua (1x45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3menit  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi:
 Keingintahuan
d. Motivasi:  Kemandirian
 Keberanian
Menyampaikan bahwa  Kesopanan
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
 Keingintahuan
mengetahui tentang
hukum Dalton.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 40
a. Guru mengali menit  K
pengetahuan awal eingintahuan
peserta didik mengenai  K
persamaan reaksi eberanian
kimia.  K
Elaborasi: erja keras
b. Guru menyajikan data
percobaan untuk
membuktikan hukum
Dalton.  K
c. Peserta didik dengan eingintahuan
bimbingan guru
Mendiskusikan data
percobaan tersebut
dalam diskusi  K
kelompok dikelas. erja keras
d. Peserta didik  K
mengerjakan latihan emandirian
soal dari hukum yang
 K
telah di diskusikan
eberanian
e. Guru dan peserta didik
 P
membahas soal yang
ercaya diri
telah dikerjakan.
Konfirmasi:
f. Guru membimbing
 K
peserta didik untuk
erja keras
menyimpulkan hasil  K
kajian. eingintahuan
 K
emandirian
 K
erja keras
 Ta
nggung jawab

 K
emandirian
 K
erja keras
 Pe
rcaya diri
3. Penutup a. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru 2 menit  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
materi pada pertemuan
selanjutnya.

Pertemuan Ketiga (2x 45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi
d. Motivasi:  Keingintahuan
 Kemandirian
Menyampaikan bahwa  Keberanian
setelah mempelajari  Kesopanan

ini, peserta didik dapat


mengetahui tentang  Keingintahuan

hukum Gay Lussac dan


hipotesis avogadro.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Guru mengali menit  K
pengetahuan awal eingintahuan
peserta didik mengenai  K
persamaan reaksi eberanian
kimia.  K
Elaborasi: erja keras
b. Guru menyajikan data
percobaan untuk
membuktikan hukum
Gay Lussac dan  K
hipotesis avogadro. eingintahuan
c. Peserta didik dengan
bimbingan guru
Mendiskusikan data
percobaan tersebut
dalam diskusi kelas.  K
d. Peserta didik erja keras
mengerjakan latihan  K
soal dari hukum yang emandirian
telah di diskusikan
 K
e. Guru dan peserta didik
eberanian
membahas soal yang
 P
telah dikerjakan. ercaya diri
Konfirmasi:
f. Guru membimbing
peserta didik untuk  K
menyimpulkan hasil erja keras
kajian.  K
eingintahuan
 K
emandirian
 K
erja keras
 Ta
nggung jawab
 K
emandirian
 K
erja keras
 Pe
rcaya diri
3. Penutup a. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru 2 menit  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
materi pada pertemuan
selanjutnya.

Pertemuan Keempat, lima, enam, dan tujuh (6 x 45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 5 menit  Kereligiusan
doa  Kedisiplinan
b. Presensi peserta didik
c. Apersepsi:  Keingintahuan
- Siapa yang suka  Kemandirian
 Keberanian
berbelanja?  Kesopanan
- Apakah semua
barang di toko
dijual perbiji?
- Apa saja barang-
barang yang tidak
dijual perbiji?
(Sepatu dijual
perpasang, 1 pasang
= 2 buah. Kertas
dijual per rim. 1 rim
= 500 lembar)
- Bolehkah ibu
menjual sepatu per
rim? Mengapa?
(satuan disesuaikan
dengan karakter
barang)  Keingintahuan
- Dalam kimia, apa
objek yang kita
pelajari? (unsur dan
senyawa)
- Apa satuan untuk
menyatakan jumlah
unsur atau senyawa?
(mol)
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
perhitungan dasar
kimia.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 260
a. Guru mempersilahkan menit  K
siswa untuk eingintahuan
melengkapi peta  K
konsep di papan tulis eberanian
Elaborasi:  K
b. Guru menjelaskan erja keras
secara ringkas
mengenai materi yang  K
akan didiskusikan. eingintahuan
c. Guru membagi peserta  K
didik dalam kelompok, erja keras
tiap kelompok terdiri  K
dari 4 peserta didik. erjasama
Kelompok 1
 T
membahas tentang
enggang rasa
konsep mol, kelompok
 P
2 membahas tentang
ercaya diri
volum molar,
kelompok 3 membahas
tentang jumlah
partikel, kelompok 4
membahas tentang
kadar, kelompok 5
membahas tentang
rumus empiris dan
rumus molekul,
kelompok 6 membahas
tentang banyak zat
pereaksi atau hasil
reaksi, kelompok 7
membahas tentang
pereaksi pembatas,
sedangkan kelompok 8
membahas tentang
rumus hidrat.
d. Peserta didik dalam
masing-masing
kelompok
mendiskusikan materi  K
dan soal dalam sub erja keras
materi yang dibagikan .  K
e. Setelah selesai, 2 emandirian
peserta didik dalam  T
kelompok pergi ke anggung
kelompok lain untuk jawab
bertamu dan
menanyakan hasil  K
diskusi sedangkan 2 erja keras
peserta didik yang lain  K
menjadi penerima tamu eingintahuan
bagi kelompok lain dan  K
menjelaskan hasil emandirian
diskusinya .
 Ta
f. Peserta didik bersama
nggung jawab
guru membahas materi
yang telah didiskusikan
dan guru memberikan
reinforcement.
Konfirmasi:
g. Guru membimbing
peserta didik untuk
menyimpulkan hasil  K
kajian. eingintahuan
 K
erja keras

 Pe
rcaya diri
 K
emandirian
 K
eberanian
3. Penutup c. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
d. Guru 5 menit  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
materi pada pertemuan
selanjutnya.

Pertemuan kedelapan ( 1 x 45 menit)


Latihan soal
Pertemuan kesembilan (1 x 45 menit)
Ulangan harian

10. Penilaian
a. Aspek Afektif
Penilaian dilakukan melalui dua bentuk, tes dan non tes.
1) Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik

Kemampuan bertanya

Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran

Rata-rata
No Nama

Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
2) Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal
iii. Instrumen penilaian: terlampir
b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS

2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian: Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.

11. Alat, Bahan dan Sumber belajar


a. Alat dan bahan: whiteboard, laptop, LCD, spidol, penghapus, buku, LKS.
b. Sumber:
1) LKS Tuntas
2)Purba, Michael. 2004. Kimia SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
3)Sentot Budi Raharjo. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1 Untuk Kelas
X. Solo: Tiga Serangkai.

Mengetahui : Yogyakarta, 1 Agustus 2012


Guru Pembimbing Mahasiswi KKN-PPL

(Risqa Uswatun, S.Si ) (Lia Yuniarti)


NIM:09303241009
SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA
Jalan A.M. Sangaji 50, Telp. 565898 Yogyakarta 55212, Fax
(0274) 565898

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


1. Identitas Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan : SMA N 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas :X
Semester : 1
Jumlah pertemuan : kali tatap muka

2. Standar Kompetensi :
3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta oksidasi-
reduksi.

3. Kompetensi Dasar :
3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan
data hasil percobaan.

4. Indikator Pencapaian kompetensi :


a. Merancang dan merangkai alat uji elektrolit
b. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit melalui
percobaan.
c. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan non-elektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
d. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik.
e. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
5. Tujuan Pembelajaran:
a. Peserta didik dapat merancang dan merangkai alat uji daya hantar listrik
larutan.
b. Peserta didik dapat menguji daya hantar listrik larutan.
c. Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan larutan non-elektrolit dan
larutan elektrolit.
d. Peserta didik dapat menyebutkan contoh larutan non-elektrolit dan larutan
elektrolit.
e. Peserta didik dapat membedakan istilah disosiasi dan ionisasi.
f. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian derajat ionisasi.
g. Peserta didik dapat menjelaskan aplikasi non-elektrolit dan elektrolit
dalam ilmu kimia.
h. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian persamaan reaksi ion.
i. Peserta didik dapat menuliskan persamaan reaksi ion.
j.

6. Materi Pembelajaran :
a. Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Elektrolit adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan
nonelektrolit tidak menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan ke dalam
air. Senyawa ionik dan kovalen polar biasanya bersifat elektrolit.
Contohnya asam, basa, dan garam. Senyawa kovalen nonpolar biasanya
nonelektrolit. Molekul air bermuatan netral tetapi mempunyai ujung
positif (atom H) dan ujung negatif (ujung O) sehingga sangat efektif
melarutkan senyawa ionik atau senyawa kovalen polar.
b. Jenis larutan berdasarkan daya hantar listrik
Berdasarkan kuat lemahnya daya hantar listrik, elektrolit dibagi
dua yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Suatu zat yang mempunyai
daya hantar listrik kuat termasuk elektrolit kuat, dan zat yang daya hantar
listriknya lemah termasuk elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat
contohnya asam kuat (HCl, HBr, HI), basa kuat (NaOH, KOH, LiOH,),
dan garam (NaCl, KCl, dan lain-lain).
c. Perbedaan larutan Elektrolit dan Non- elektrolit
Jenis larutan Jenis zat terlarut Tes nyala lampu Tes elektrode

Elektrolit Senyawa ion (lelehan Terang Terbentuk


kuat dan larutan) dan banyak
senyawa gelembung gas
kovalen polar (larutan)
yang terionisasi
sempurna (= 1)

Elektrolit Senyawa kovalen polar Redup Terbentuk sedikit


lemah yang terionisasi gelembung gas
sebagian
(0 < < 1)

Nonelektrolit Senyawa kovalen polar Tidak menyala Tidak terbentuk


yang tidak terionisasi gelembung gas
(= 0)

1. Derajat Ionisasi
Secara kuantitatif, kuat lemahnya larutan elektrolit dapat diukur
dari =derajat disosiasi (untuk senyawa ion)/derajat ionisasi (untuk
senyawa kovalen polar). Rumusnya:
= jumlah mol zat yang terurai : jumlah mol zat mula – mula.
2. Persamaan reaksi ion
Elektrolit Kuat
a. Asam kuat
HxZ (aq) → x H+(aq) + Zx–(aq)
Contoh: HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)
b. Basa kuat
M(OH)x(aq) → Mx+(aq) + x OH–(aq)
Contoh: NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)
c. Garam
MxZy(aq) → x My+(aq) + y Zx–(aq)
Contoh: NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl–(aq)
Elektrolit Lemah
a. Asam lemah
HxZ(aq) ↔ x H+(aq) + Zx–(aq)
Contoh: CH3COOH(aq) ↔ H+(aq) + CH3COO–(aq)
b. Basa lemah
M(OH)x(aq)↔Mx+(aq) + x OH–(aq)
Contoh: NH4OH(aq) ↔ NH4+(aq) + OH–(aq)

7. Alokasi waktu: x45 menit

8. Metode Pembelajaran
a. Eksperimen
b. Diskusi informasi
c. Diskusi kelompok
d. Tanya jawab

9. Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan Pertama (2x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi:
 Keingintahuan
1) Mengapa  Kemandirian
olahragawan  Keberanian
mengkonsumsi  Kesopanan

minuman
mineral?
2) Mengapa ikan di  Keingintahuan
sungai dapat mati
jika airnya dialiri
listrik?
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
 Keingintahuan
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
kalsifikasi larutan
berdasarkan daya
hantar listriknya.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Guru menjelaskan menit  K
prinsip kerja praktikum eingintahuan
dan memberi himbauan  T
tata tertib di dalam anggung jawab
laboratorium.  K
b. Peserta didik edisiplinan
menyiapkan alat dan
bahan praktikum  K
Elaborasi: reatif
c. Peserta didik menguji  K
sifat daya hantar listrik erjasama
masing-masing larutan  T
sesuai langkah dalam enggang rasa
LKS praktikum  K
Konfirmasi: erja keras
d. Peserta didik dalam  K
setiap kelompok eingintahuan
diminta untuk  K
membuat kesimpulan emandirian
dari eksperimen yang  T
telah dilakukan. oleransi

 K
erja keras
 K
eingintahuan
 Ta
nggung jawab
 Pe
rcaya diri
3. Penutup a. Guru memberikan  Menghargai
penghargaan kepada prestasi
kelompok yang  Tenggang rasa
memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
b. Guru menawarkan  Keberanian
2 menit
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
c. Peserta didik  Kemandirian
(dibimbing oleh guru)
 Keingintahuan
berdiskusi untuk
membuat kesimpulan.
Pertemuan Kedua (1 x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi:
 Keingintahuan
1) Apa fungsi  Kesopanan
elektroda pada alat  Keberanian
uji daya hantar
listrik larutan?
2) Mengapa larutan
garam dapur dapat  Keingintahuan
 Kemandirian
menyalakan
3 menit
lampu?
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
 Keingintahuan
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
larutan elektrolit dan
non elektrolit.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 40
a. Guru meminta peserta menit  K
didik duduk dalam esopanan
kelompok masing-  K
masing. eingintahuan
b. Guru meminta peserta  K
didik mendiskusikan erja sama
hasil eksperimen
masing-masing  K
kelompok. erja sama
Elaborasi:  P
c. Setiap kelompok ercaya diri
diminta untuk  K
mempresentasikan emandirian
hasil diskusinya di  M
depan kelompok lain. enghargai
d. Masing-masing pendapat
kelompok menanggapi
hasil diskusi kelompok  K
rekannya. epedulian
e. Guru menanggapi hasil  K
diskusi kelompok eberanian
peserta didik dan
 K
memberikan informasi
emandirian
yang sebenarnya.
Konformasi:
 K
f. Peserta didik
erja keras
(dibimbing oleh guru)
 P
berdiskusi untuk
ercaya diri
membuat kesimpulan.
 K
eberanian

 K
eingintahuan
 K
erja keras
 K
erja keras
 K
emandirian
 P
ercaya diri
3. Penutup c. Guru menawarkan 2 menit  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
g. Guru memberikan  Menghargai
penghargaan kepada prestasi
kelompok yang  Rendah hati
memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
h. Guru memberikan  Kemandirian
tugas rumah untuk
 Keingintahuan
membuat alur konsep
penyebab kemampuan
larutan elektrolit
menghantarkan listrik,
Serta
mengelompokkan
larutan elektrolit
berdasarkan
pembentukan
ikatannya.
 Keingintahuan
d. Guru
menginformasikan
materi pada pelajaran
selanjutnya.

Pertemuan ke-3 dan ke-4 (3x45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi:
 Keingintahuan
1) Apakah larutan HCl  Kesopanan
tergolong elektrolit  Keberanian
kuat?
2) Bagaimana cara
menuliskan per-
samaan reaksi ion?
3) Apakah yang
dimaksud dengan
elektrolit kuat?  Keingintahuan
4) Apakah yang 3 menit  Kemandirian
dimaksud dengan
persamaan reaksi
ion?
d. Motivasi:  Keingintahuan
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
larutan elektrolit dan
non elektrolit.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 130
a. Guru melakukan tanya menit  K
jawab untuk esopanan
mengetahui  K
penegtahuan awal eingintahuan
peserta didik.  K
b. Guru meminta peserta erja keras
didik duduk dalam
kelompok masing-
masing.  K
Elaborasi: erja sama
c. Peserta didik  B
(dibimbing oleh guru) ersahabat
mendiskusikan  K
perbedaan istilah emandirian
disosiasi dan ionisasi.
d. Salah satu peserta
didik diminta untuk
 K
menjelaskan
eingintahuan
pengertian derajat
 K
ionisasi.
eberanian
e. Peserta didik dalam
 K
setiap kelompok
emandirian
mendiskusikan
perbedaan elektrolit
kuat dan elektrolit
 K
lemah; selanjutnya
erja keras
mendiskusikan contoh
 P
beberapa senyawa
ercaya diri
yang termasuk non-
 K
elektrolit dan elektrolit
eberanian
kuat atau lemah dalam
pelarut air.
f. Perwakilan kelompok  K
diminta untuk eingintahuan
mempresentasikan  K
hasil diskusinya di erja keras
depan kelompok yang  K
lain. eberanian
Konfirmasi  K
g. Guru menanggapi hasil emandirian
diskusi kelompok &  K
memberikan informasi erja keras
yang sebenarnya.
h. Peserta didik
memperhatikan
aplikasi non-elektrolit
dan elektrolit dalam
ilmu kimia (asam,
basa, dan garam;
stoikiometri larutan;  K
pengaruh elektrolit erja keras
terhadap
 K
kesetimbangan kimia;
ecerdasan
sifat koligatif larutan;
 K
elektrokimia, dan
emandirian
elektrolisis) yang
 P
disampaikan oleh guru.
ercaya diri
Elaborasi:
i. Peserta didik
(dibimbing oleh guru)
mendiskusikan
 M
pengertian persamaan
reaksi ion. enghargai
j. Peserta didik pendapat
memperhatikan
penjelasan guru  K
mengenai cara eingintahuan
menuliskan persamaan  K
reaksi ion. erja keras
k. Peserta didik
memperhatikan contoh
soal penulisan
persamaan reaksi ion
yang disampaikan oleh
guru
l. Guru memberikan
beberapa soal
penulisan persamaan
reaksi ion untuk
dikerjakan oleh peserta
didik.
Konfirmasi:
m. Guru mengoreksi  K
jawaban peserta didik emandirian
apakah sudah benar  K
atau belum. Jika masih eingintahuan
terdapat peserta didik  K
yang belum dapat ecerdasan
menjawab dengan
benar, guru dapat
langsung memberikan  K
bimbingan. eingintahuan
n. Peserta didik
(dibimbing oleh guru)
berdiskusi untuk
membuat kesimpulan.

 K
erja keras
 K
eingintahuan

 K
emandirian
 P
ercaya diri

 M
enghargai
pendapat
 K
emandirian
3. Penutup a. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru memberikan  Menghargai
penghargaan kepada prestasi
kelompok yang  Rendah hati
memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
c. Guru memberikan 2 menit  Kemandirian
tugas rumah untuk
 Keingintahuan
mengelompokkan
larutan elektrolit
berdasarkan ikatannya.
d. Guru
 Keingintahuan
menginformasikan
materi pada pelajaran
selanjutnya.

Pertemuan 5 ( 2 x 45 menit)
Ulangan Harian

Pertemuan ke-6 ( 1x 45 menit )


Pendalaman materi

Pertemuan ke-7 (2 x 45 menit)


Pengayaan dan remidi

10. Penilaian
a. Aspek Afektif
Penilaian dilakukan melalui dua bentuk, tes dan non tes.
1) Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik

Kemampuan bertanya

Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran

Rata-rata
No Nama

Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
2) Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal

b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS
2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.
c. Aspek Psikomotorik
i. Jenis Penilaian : Praktikum
ii. Teknik penilaian : observasi
iii. Instrumen Penilaian : skala lajuan (terlampir)

11. Alat, Bahan dan Sumber belajar


a. Alat dan bahan: whiteboard, laptop, LCD, spidol, penghapus, buku, LKS.
b. Sumber:
1) LKS Tuntas
2) Purba, Michael. 2004. Kimia SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
3) Sentot Budi Raharjo. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1 Untuk Kelas
X. Solo: Tiga Serangkai.

Mengetahui : Yogyakarta, 1 Agustus 2012


Guru Pembimbing Mahasiswi KKN-PPL

(Risqa Uswatun, S.Si ) (Lia Yuniarti)


NIM:09303241009
SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA
Jalan A.M. Sangaji 50, Telp. 565898 Yogyakarta 55212, Fax
(0274) 565898

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Identitas Mata Pelajaran


Satuan Pendidikan : SMA N 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas :X
Semester : 1
Jumlah pertemuan : kali tatap muka

2. Standar Kompetensi :
3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta oksidasi-
reduksi.

3. Kompetensi Dasar :
3.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan
hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

4. Indikator Pencapaian kompetensi :


a. Membedakan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan
pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta peningkatan
dan penurunan bilangan oksidasi.
b. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
c. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
d. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam
memecahkan masalah lingkungan.
e. Memberi nama senyawa menurut IUPAC.
5. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi
berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen.
b. Peserta didik dapat menuliskan reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan
penggabungan dan pelepasan oksigen.
c. Peserta didik dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi
berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron.
d. Peserta didik dapat menuliskan reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan
pelepasan dan penerimaan elektron.
e. Peserta didik dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi
berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.
f. Peserta didik dapat menuliskan reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan
perubahan bilangan oksidasi.
g. Peserta didik dapat menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi
redoks
h. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian bilangan oksidasi.
i. Peserta didik dapat menjelaskan aturan penentuan bilangan oksidasi.
j. Peserta didik dapat menjelaskan penggunaan bilangan oksidasi untuk
reaksi oksidasi dan reduksi.
k. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian reaksi autoredoks (reaksi
disproporsionasi).
l. Peserta didik dapat menuliskan reaksi autoredoks (reaksi
disproporsionasi).
m. Peserta didik dapat menjelaskan aplikasi konsep redoks dalam kehidupan
sehari-hari.
n. Peserta didik dapat menjelaskan tata nama IUPAC berdasarkan bilangan
oksidasi.

6. Materi Pembelajaran
Konsep Reaksi Oksidasi dan Reduksi
a. Oksidasi-Reduksi sebagai Pengikatan dan Pelepasan Oksigen.
Dalam teori ini pengertian oksidasi dan reduksi dikaitkan dengan oksigen.

Oksidasi adalah pengikatan


oksigen.
Reduksi
Sumber oksigen pada adalah
reaksi pelepasan oksigen. oksidator dan zat yang
oksidasi disebut
menarik oksigen pada reaksi reduksi reduktor.
Contoh :
1) Perkaratan logam, misalnya besi (reaksi oksidasi)
4Fe (s) + 3O2 (g) → 2Fe2O3 (s)
2) Reduksi bijih besi ( Fe2O3, hematit) oleh karbon monoksida (CO)
Fe2O3 (s) + CO (g) → 2Fe (s) + 3CO2 (g)

b. Oksidasi-Reduksi sebagai Pelepasan dan Penerimaan Elektron.


Perhatikan contoh berikut:
1) Reaksi kalsium dengan oksigen

Oksidasi adalah pelepasan elektron.


Reduksi adalah pengikatan
elektron.
Jadi, oksidasi-reduksi tidak harus melibatkan oksigen. Pelepasan dan
penangkapan elektron terjadi secara simultan, artinya jika suatu spesi
melepas elektron berarti ada spesi lain yang menangkap elektron. Hal itu
berarti setiap oksidasi disertai dengan reduksi.

Oksidator = menangkap elektron, mengalami reduksi


Reduktor = melepas elektron, mengalami oksidasi
Contoh:

c. Oksidasi-Reduksi sebagai Pertambahan dan Penurunan Bilangan Oksidasi.

Oksidasi = pertambahan bilangan oksidasi


Reduksi = penurunan bilangan oksidasi
Contoh:
Setelah melepas 2 elektron, bilangan oksidasi kalsium naik dadi 0 menjadi
+2; di pihak lain, setelah menyerap 2 elektron, bilangan oksidasi S turun
dari 0 menjadi -2. Jadi, dalam reaksi itu, kalsium mengalami oksidasi
(penambahan bilangan oksidasi) dan belerang mengalami reduksi
(penurunan bilangan oksidasi), maka:
Oksidator = mengalami penurunan bilangan oksidasi
Reduktor = mengalami pertambahan bilangan oksidasi

Bilangan Oksidasi unsur dalam senyawa atau ion


a. Konsep Bilangan Oksidasi
1) Pengertian Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi adalah besarnya muatan yang diemban oelh
suatu atom dalam suatu senyawa, jika semua elektron ikatan
didistribusikan pada unsur yang lebih elektronegatif.
Contoh:
i. Bilangan oksidasi H dan O dalam H2O

Oleh karena O lebih elektronegatif daripada H, maka elektron ikatan


didistribusikan pada atom O. Jadi bilangan oksidasi O = -2, sedangkan
H masing – masing = +1
2) Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi
Dengan memperhatikan keelektronegatifan unsur, dapat
disimpulkan suatu aturan untuk menentukan bilangan oksidasi sebagai
berikut:
i. Unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0. Yang termasuk unsur
bebas adalah adalah unsur monoatomik (Na, K, Mg, C), unsur
diatomik (H2, N2, O2, F2, Cl2, Br2, I2) dan unsur poliatomik (O3, P4, S8).
ii. Fluorin, unsur yang paling elektronegatif dan membutuhkan tambahan
1 elektron, mempunyai bilangan oksidasi -1 pada semua senyawanya.
iii. Bilangan oksidasi unsur logam selalu bertanda positif.
Golongan IA (logam alkali: Li, Na, K, Rb, Cs) = +1
Golongan IIA (logam alkali tanah: Be, Mg, Ca, Sr, Ba) = +2
iv. Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu ion tunggal sama dengan
muatannya.
v. Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali dalam senyawa logam,
bilangan oksidasi H = -1. Contoh: Al3+ memiliki bilangan oksidasi =
+3
vi. Bilangan oksidasi O umumnya = -2
Kecuali:
a. Dalam F2O, bilangan oksidasi O = +2
b. Dalam peroksida, seperti H2O2, bilangan oksidasi O = -1.
c. Dalam superoksida, seperti KO2, bilangan oksidasi O = -½.
vii. Jumlah bilangan oksidasi unsur – unsur dalam suatu senyawa = 0.
Contoh: H2S
Jumlah biloks = ((2 × biloks H) + (1 × biloks S))
0 = ((2 (+1)) + (1 × biloks S))
0 = (+2) + biloks S
Biloks S = (–2)
viii. Jumlah bilangan oksidasi unsur – unsur dalam suatu ion poliatom =
muatannya. Contoh: Biloks S dalam SO42–
Biloks O = –2
Jumlah biloks = (1 × biloks S + 4 × biloks O)
–2 = (1 × biloks S + 4 × (–2))
–2 = biloks S + (–8)
1 Biloks S = +6

Reaksi autoredoks
Reaksi disproporsionasi atau disebut juga reaksi swaredoks adalah
suatu reaksi yang mengalami oksidasi dan juga reduksi pada pereaksinya
Contoh:
Hidrogen peroksida dipanaskan pada suhu di atas 60°C dan terurai
menurut persamaan reaksi berikut:
H2O2(l) →H2O(l) + O2(g)
Biloks atom O dalam H2O2 adalah –1. Setelah terurai berubah menjadi –2
(dalam H2O) dan 0 dalam (O2). Persamaan kerangkanya

Oleh karena molekul H2O2 dapat berperan sebagai oksidator dan juga
reduktor maka reaksi tersebut dinamakan reaksi disproporsionasi atau
reaksi autoredoks

Tata nama senyawa ionik dan kovalen menurut IUPAC


a. Tata nama senyawa ion yang unsur logamnya memiliki biloks lebih
dari satu
Penamaan senyawa yang mengandung unsur logam yeng memiliki biloks
lebih dari satu macam didasarkan pada sistem stock. Caranya dengan
membubuhkan angka Romawi yang sesuai dengan bilangan oksidasi
logam dalam tanda kurung di belakang nama logam yang diikuti dengan
nama unsur nonlogam, lalu diberi akhiran –ida.
Contoh :
Rumus Jenis Jenis
Unsur Biloks Biloks Nama
Kimia Kation Anion
FeCl2 Fe2+ +2 Cl- -1 besi(II) klorida
Fe
FeCl3 Fe3+ +3 Cl- -1 besi(III) klorida

b. Tata nama senyawa ion poliatomik yang unsur nonlogamnya memiliki


biloks lebih dari satu
Umumnya, senyawa ion poliatomik tersusun atas logam yang memiliki
biloks satu jenis dan ion poliatomik salah satu unsurnya memiliki biloks
lebih dari satu jenis. Penamaan senyawa seperti itu juga didasarkan pada
sistem stock, yaitu dengan membubuhkan angka Romawi yang sesuai
dengan bilangan oksidasi unsur dalam tanda kurung di belakang nama
anion poliatomik.
Contoh :
Rumus Jenis Biloks Jenis Biloks Cl Nama
dalam
Kimia Kation Anion
Anion
KclO K+ +1 ClO- +1 kalium klorat(I)
KclO3 K+ +1 ClO- +5 kalium klorat(V)

c. Tata nama senyawa kovalen yang unsur nonlogamnya memiliki biloks


lebih dari satu
Penamaan senyawa kovalen yang mengandung unsur nonlogam yang
memiliki biloks lebih dari astu macam juga didasarkan pada sistem
stock. Caranya adalah dengan menuliskan unsur nonlogam bermuatan
positif diikuti oleh angka Romawi yang sesuai dengan bilangan
oksidasinya dalam tanda kurung, sedangkan unsur nonlogam yang
bermuatan negatif diletakkan di belakang dan diberi akhiran –ida.
Contoh :
Biloks Unsur
Rumus Kimia Nama Senyawa
Nonlogam
N2O +1 nitrogen(I) oksida
NO +2 nitrogen(II) oksida
N2O3 +3 nitrogen(III) oksida
NO2 +4 nitrogen(IV) oksida
N2O5 +5 nitrogen(V) oksida

Aplikasi redoks dalam memecahkan masalah lingkungan


a. Pengaratan logam besi
Pengaratan logam merupakan peristiwa oksidasi logam oleh oksigen
dari udara. Pengaratan akan terjadi jika ada air dan oksigen. Selain itu,
bakteri juga dapat menghasilkan enzim oksidase yang dapat
mempercepat terjadinya karat.
Ketika air yang mengandung sedikit oksigen bercampur dengan logam
besi, besi akan mengalami oksidasi. Elektron yang dihasilkan besi
kemudian ditangkap oleh ion hidrogen dan molekul oksigen
membentuk air. Selanjutnya, ion oksigen yang bermuatan negatif akan
masuk ke permukaan besi. Reaksi besi dan oksigen akan menghasilkan
besi oksida sehingga besi akan keropos.
4Fe(s) + 3O2(aq) + 6H2O(l)  2Fe2O3.3H2O(l)

b. Pemutihan pakaian
Jenis zat pemutih yang banyak digunakan dalam produk-produk
pemutih adalah natrium hipoklorit (NaOCl). Jika dilarutkan dalam air,
NaOCl akan terurai menjadi Na+ dan OCl. Ion OCl- akan tereduksi
menjadi ion klorin dan ion hidroksida.
OCl- + 2e- + HOH  Cl- + 2OH-
c. Akumulator
Proses kerja akumulator menghasilkan listrik melibatkan reaksi redoks.
Demikian pula dengan penyetruman kembali akumulator yang juga
melibatkan reaksi redoks. Suatu akumulator mengandung larutan
elektrolit asam sulfat (H2SO4). Akumulator tersusun atas kutub negatif
dan kutub positif. Kutub negatif terbuat dari logam timbal (Pb),
sedangkan kutub positifnya terbuat dari timbal(IV) oksida (PbO2).
Pb + 2SO42- + PbO2 + 4H+  PbSO4 + 2H2O
d. Reaksi redoks pada ekstraksi logam
Cara memperoleh logam murni dari bijih-bijih logam adalah dengan
cara metalurgi, yaitu proses pengolahan bijih logam menjadi logam.
Proses metalurgi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: Pemekatan bijih,
Peleburan (smelting), dan Pemurnian (refining).
e. Reaksi redoks pada daur ulang perak
Proses daur ulang perak melibatkan reaksi redoks sebagai berikut.
Cu(s) + 2Ag+(aq)  Cu2+(aq) + 2Ag(s)

7. Alokasi waktu: x 45 menit

8. Metode Pembelajaran
a. Diskusi kelompok
b. Tanya jawab
c. Ceramah
d. Diskusi kelas

9. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Guru
 Keingintahuan
memberikan apersepsi  Kemandirian
dengan menyajikan  Keberanian
 Kesopanan
fenomena reaksi
redoks dalam
kehidupan sehari-hari,
seperti daging buah
apel yang menguning
dan perkaratan besi.
Pengenalan redoks
dilengkapi dengan 3 menit  Keingintahuan
demonstrasi
pembakaran kertas dan
atau reaksi paku besi
dengan asam sulfat.
d. Motivasi:  Keingintahuan
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
reaksi reduksi dan
oksidasi.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Peserta didik mengkaji menit  K
literatur mengenai emandirian
reaksi redoks.  K
b. Guru meminta peserta eingintahuan
didik duduk  T
berkelompok. anggung jawab
Elaborasi:  K
c. Peserta didik edisiplinan
(dibimbing oleh guru)
mendiskusikan konsep  K
reaksi oksidasi dan erja keras
reduksi berdasarkan  K
penggabungan dan erjasama
pelepasan oksigen.  K
d. Peserta didik eingintahuan
memperhatikan contoh  K
penulisan reaksi emandirian
oksidasi dan reduksi
berdasarkan
penggabungan dan
pelepasan oksigen
 K
yang disampaikan oleh
erja keras
guru
 K
e. Peserta didik dalam
eingintahuan
setiap kelompok
mendiskusikan konsep
reaksi oksidasi dan
reduksi berdasarkan
pelepasan dan
penerimaan elektron.
f. Peserta didik dalam
kelompoknya
 K
mendiskusikan
erja keras
penulisan reaksi
 K
oksidasi dan reduksi
berdasarkan pelepasan erjasama
dan penerimaan  K
elektron. eingintahuan
g. Peserta didik  K
mempresentasikan emandirian
hasil diskusi kelompok
secara klasikal.
Konfirmasi:  K
h. Guru menanggapi hasil erja keras
diskusi kelompok  K
Peserta didik dan eingintahuan
memberikan informasi
yang sebenarnya.

 K
emandirian
 K
eberanian
 P
ercaya diri
 M
enghargai
pendapat
 K
eingintahuan
 K
erja keras
3. Penutup a. Guru memberikan  Kemandirian
tugas rumah berupa
latihan soal.
b. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
2 menit
untuk bertanya.
c. Peserta didik  Kemandirian
(dibimbing oleh guru)
 Keingintahuan
berdiskusi untuk
membuat kesimpulan.

Pertemuan Ke-2 dan 3 (3 x 45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 5 menit  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi:
 Keingintahuan
1) Apa perbedaan  Kemandirian
unsur hidrogen  Keberanian
 Kesopanan
dalam senyawa air
dan peroksida?
2) Apakah yang
dimaksud dengan
reaksi redoks?
3) Apakah yang
 Keingintahuan
dimaksud dengan
bilangan oksidasi?

d. Motivasi:
 Keingintahuan
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
bilangan oksidasi.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 120
a. Peserta mengaji menit  K
literatur yang berkaitan emandirian
dengan pengertian  K
redoks berdasarkan eingintahuan
perubahan biloks..
b. Peserta didik
memperhatikan
penjelasan guru  K
mengenai konsep edisiplinan
reaksi oksidasi dan  K
reduksi berdasarkan erja keras
perubahan bilangan  K
oksidasi. eingintahuan
Elaborasi:  B
c. Perwakilan dari peserta ersahabat
didik diminta untuk
menjelaskan
pengertian reaksi
redoks.
Komfirmasi:
 K
d. Guru menanggapi dan
erja keras
memberikan
 K
penjelasan dari
eingintahuan
jawaban peserta didik.
 P
Elaborasi:
ercaya diri
e. Peserta didik  K
(dibimbing oleh guru) eberanian
mendiskusikan
pengertian bilangan
oksidasi.  K
f. Peserta didik eingintahuan
memperhatikan aturan  K
penentuan bilangan erja keras
oksidasi yang
disampaikan oleh guru.
g. Peserta didik
memperhatikan contoh  K
soal penentuan erja keras
bilangan oksidasi  K
dalam senyawa yang ecerdasan
disampaikan oleh guru.  K
Konfirmasi: eingintahuan
h. Guru meminta peserta
didik mengerjakan
latihan soal.
 K
Elaborasi:
erja keras
i. Peserta didik
 K
memperhatikan
eingintahuan
penjelasan guru
mengenai penggunaan
bilangan oksidasi
untuk reaksi oksidasi
 K
dan reduksi.
erja keras
Konfirmasi:
 K
j. Peserta didik
eingintahuan
(dibimbing oleh guru)
berdiskusi untuk
membuat kesimpulan.

 K
emandirian
 P
ercaya diri

 K
eingintahuan
 K
erja keras

 K
emandirian
 K
eberanian

3. Penutup d. Guru memberikan  Kemandirian


tugas rumah berupa
latihan soal.
5 menit
e. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
Pertemuan Ke-4 dan 5 ( 3 x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Guru
 Keingintahuan
melakukan apersepsi  Kemandirian
dengan  Keberanian
 Kesopanan
menganalogikan
manusia yang mandiri
 Keingintahuan
dengan reaksi
autoredoks. 3 menit
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
 Keingintahuan
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
tata nama senyawa
berdasarkan biloks.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Peserta didik mengkaji menit  K
literatur tentang reaksi emandirian
autoredoks.  K
b. Guru membimbing eingintahuan
Peserta didik dalam
pembentukan  K
kelompok. edisiplinan
Elaborasi:
c. Peserta didik
(dibimbing oleh guru)
mendiskusikan
pengertian reaksi  K
autoredoks. erja keras
Konfirmasi:  K
d. Peserta didik erjasama
memperhatikan  K
penulisan reaksi eingintahuan
autoredoks (reaksi  K
disproporsionasi) yang emandirian
disampaikan oleh  K
guru. erja keras
Elaborasi:  K
e. Peserta didik dalam eingintahuan
setiap kelompok
mendiskusikan aplikasi
konsep redoks dalam
kehidupan sehari-hari.
f. Guru dan peserta didik
membahas hasil
diskusi secara klasikal.
 K
Konfirmasi:
erja keras
g. Guru menanggapi hasil
 K
diskusi kelompok
erjasama
Peserta didik dan
 K
memberikan informasi
eingintahuan
yang sebenarnya.
 K
Elaborasi:
emandirian
h. Peserta didik
memperhatikan
penjelasan guru  K
mengenai tata nama erja keras
IUPAC berdasarkan  K
bilangan oksidasi eingintahuan
(untuk senyawa biner
dari logam dan non-
logam, senyawa biner  K
dari non-logam dan eingintahuan
non-logam, senyawa
yang mengandung ion
poliatom, dan senyawa
asam).
i. Peserta didik
memperhatikan contoh  K
soal penulisan tata eingintahuan
nama senyawa  K
berdasarkan bilangan esopanan
oksidasi yang  K
disampaikan oleh guru. ecerdasan
j. Guru memberikan
beberapa soal
penulisan tata nama
senyawa berdasarkan
bilangan oksidasi
untuk dikerjakan oleh
Peserta didik .
Konfirmasi:
k. Guru mengoreksi
jawaban Peserta didik
apakah sudah benar
 K
atau belum. Jika masih
erja keras
terdapat Peserta didik  K
yang belum dapat eingintahuan
menjawab dengan
benar, guru dapat
langsung memberikan
bimbingan.

 K
emandirian
 K
erja keras

 K
eberanian
 P
ercaya diri
 M
enghargai
pendapat
3. Penutup a. Guru memberikan 2 menit  Kemandirian
tugas rumah berupa
latihan soal.
b. Guru menawarkan  Keberanian
kepada peserta didik  Kesopanan
untuk bertanya.
c. Peserta didik  Kemandirian
(dibimbing oleh guru)  Keingintahuan
berdiskusi untuk
membuat kesimpulan.

Pertemuan 6 ( 2 x 45 menit)
Ulangan harian

Pertemuan ke-7 ( 1x 45 menit )


Pendalaman materi

Pertemuan ke-8 (2 x 45 menit)


Pengayaan dan remidi

10. Penilaian
a. Aspek Afektif
Penilaian dilakukan melalui dua bentuk, tes dan non tes.
1) Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya

Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran

Rata-rata

No Nama

Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
2) Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal

b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS

2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.

11. Alat, Bahan dan Sumber belajar


a. Alat dan bahan: whiteboard, laptop, LCD, spidol, penghapus, buku, LKS.
b. Sumber:
1) LKS Tuntas
2) Purba, Michael. 2004. Kimia SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
3) Sentot Budi Raharjo. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1 Untuk Kelas
X. Solo: Tiga Serangkai.
Mengetahui : Yogyakarta, 1 Agustus 2012
Guru Pembimbing Mahasiswi KKN-PPL

(Risqa Uswatun, S.Si ) (Lia Yuniarti)


NIM:09303241009
SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA
Jalan A.M. Sangaji 50, Telp. 565898 Yogyakarta 55212, Fax
(0274) 565898

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Identitas Mata Pelajaran


Satuan Pendidikan : SMA N 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas :X
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 9 kali tatap muka

2. Standar Kompetensi :
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar fungsi gugus dan senyawa
makromolekul.

3. Kompetensi Dasar :
4.1 Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa
hidrokarbon.

4. Indikator Pencapaian kompetensi :


a. Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon melalui
percobaan.
b. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.
c. Membedakan atom C primer, sekunder, tertier, dan kuarterner.

5. Tujuan Pembelajaran:
a. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian senyawa karbon.
b. Peserta didik dapat menyebutkan contoh senyawa karbon dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Peserta didik dapat menguji keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa
karbon.
d. Peserta didik dapat menjelaskan karakteristik atom karbon.
e. Peserta didik dapat menjelaskan posisi atom C dalam rantai karbon.
f. Peserta didik dapat menyebutkan jenis ikatan kovalen antara 2 atom C
dalam rantai karbon.
g. Peserta didik dapat membedakan ikatan tunggal dan ikatan rangkap.

6. Materi Pembelajaran
Unsur Karbon dalam Senyawa Karbon
Cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa karbon disebut kimia
organik. Kata organik berarti zat hidup. Karena pada awalnya para ahli
berpendapat bahwa senyawa organik adalah senyawa yang dihasilkan oleh
makhluk hidup. Akan tetapi pendapat ini berubah setelah Freiderich Wohler
(1828) berhasil mensintesis urea tanpa menggunakan ginjal manusia yakni
dari amonium sianat.
Pada umumnya senyawa karbon mengandung unsur C, H, dan O. Untuk
mengidentifikasi adanya unsur-unsur tersebut lakukan percobaan berikut.

Identifikasi Unsur C, H, dan O dalam Senyawa


1. Tujuan percobaan: Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa.
2. Alat dan bahan:
a. gula pasir
b. air kapur (larutan Ca(OH)2)
c. kertas kobalt (kertas saring yang direndam dalam larutan
kobalt(II)klorida kemudian dikeringkan hingga berwarna biru)
d. serbuk CuO
e. tabung reaksi besar
f. sumbat gabus dan pipa/selang penghubung
g. penjepit tabung
h. pembakar spiritus

3. Cara kerja:
a. Masukkan 1 sendok teh gula pasir dan serbuk CuO ke dalam tabung
reaksi pertama, kemudian tutup
b. mulut tabung dengan sumbat gabus yang dihubungkan dengan pipa.
c. Isi tabung reaksi ke-2 dengan 10 mL air kapur, tutup dengan sumbat
gabus. Hubungkan dengan pipa tabung pertama.
d. Panaskan tabung pertama di atas pembakar spiritus.
e. Amati apa yang terjadi pada tabung ke-2!
f. Buka sumbat gabus tabung pertama dan uji embun pada dinding
tabung dengan kertas kobalt klorida.
g. Amati perubahan yang terjadi!
4. Data percobaan:
a. Perubahan pada tabung ke-2: ....
b. Perubahan pada kertas kobalt klorida: ....
5. Pertanyaan:
a. Apa fungsi CuO dalam reaksi tersebut?
b. Kesimpulan apa yang dapat kamu tarik dari percobaan ini?

Kekhasan atom karbon


a. Atom Karbon Memiliki 4 Elektron Valensi
Berdasarkan konfigurasi keenam elektron yang dimiliki atom
karbon didapatkan bahwa elektron valensi yang dimilikinya adalah 4.
Untuk mencapai kestabilan, atom ini masih membutuhkan 4 elektron lagi
dengan cara berikatan kovalen. Tidak ada unsur dari golongan lain yang
dapat membentuk ikatan kovalen sebanyak 4 buah dengan aturan oktet.
b. Atom Unsur Karbon Relatif Kecil
Ditinjau dari konfigurasi elektronnya, dapat diketahui bahwa atom
karbon terletak pada periode 2, yang berarti atom ini mempunyai 2 kulit
atom, sehingga jari-jari atomnya relatif kecil. Hal ini menyebabkan ikatan
kovalen yang dibentuk relatif kuat dan dapat membentuk ikatan kovalen
rangkap.
c. Atom Karbon Dapat Membentuk Rantai Karbon
Keadaan atom karbon yang demikian menyebabkan atom karbon dapat
membentuk rantai karbon yang sangat panjang dengan ikatan kovalen,
baikikatan kovalen tunggal, rangkap 2, maupun rangkap 3.Selain itu dapat
pula membentuk rantai lingkar (siklik).
d. Posisi Atom Karbon
Berdasarkan kedudukannya tersebut, atom karbon dapat dibedakan
menjadi:
1) atom C primer (1°) : atom C yang terikat pada satu atom C yang lain.
2) atom C sekunder (2°) : atom C yang terikat pada dua atom C yang lain.
3) atom C tersier (3°) : atom C yang terikat pada tiga atom C yang lain.
4) atom C kuartener (4°) : atom C yang terikat pada empat atom C yang
lain.
CH3
1° 2° 3° |4°
CH3 – CH2 – CH – C – CH2 – CH3
| |
CH3 CH3

7. Alokasi waktu: x 45 menit

8. Metode Pembelajaran
1. Eksperimen
2. Diskusi informasi

9. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama (2 x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Bagaimana
 Keingintahuan
menguji keberadaan  Kemandirian
unsur C, H, dan O  Keberanian
 Kesopanan
dalam senyawa
karbon?  Keingintahuan
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
3 menit
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang  Keingintahuan
identifikasi unsur C,H,
 Kepedulian
dan O dalam senyawa  Ketelitian
karbon.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
f. Pra eksperimen:
Berhati-hatilah meng-
gunakan peralatan
laboratorium.
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Peserta didik dalam menit  K
kelompok kerja emandirian
mempersiapkan alat  K
dan bahan praktikum eingintahuan
Elaborasi:  K
b. Peserta didik erjasama
melakukan eksperimen
sesuai dengan LKS
praktikum yang telah  K
disediakan. erja keras
c. Perwakilan kelompok  T
mempresentasikan anggung jawab
hasil praktikum.  K
Konfirmasi: edisiplinan
d. Guru mengarahkan  K
hasil praktikum yang eberanian
seharusnya jika  P
praktium dilakukan ercaya diri
dengan benar dan teliti
serta memberikan
beberapa penjelasan  K
penting. eingintahuan
 K
erja keras

3. Penutup a. Guru menawarkan  Kemandirian


kepada peserta didik  Keberanian
untuk bertanya.
b. Guru memberikan  Kedisiplinan
tugas rumah untuk 2 menit  Kemandirian
membuat laporan
 Keingintahuan
perindividu serta
mengumpulkannya
pada guru.

Pertemuan Kedua ( 1 x 45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: senyawa
 Keingintahuan
karbon dipelajari  Kemandirian
dalam subbab sendiri.  Keberanian
 Kesopanan
Ini terlihat begitu
istimewa bukan?  Keingintahuan
Mengapa demikian?
d. Motivasi: 3 menit

Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat  Keingintahuan
mengetahui tentang
karakteristik atom
karbon.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Peserta didik menit  K
mengkaji literatur emandirian
mengenai kekhasan  K
atom karbon. eingintahuan
Elaborasi:  K
b. Peserta didik erja keras
(dibimbing oleh guru)
mendiskusikan
karakteristik atom  K
karbon. erja keras
c. Peserta didik  K
memperhatikan edisiplinan
penjelasan guru  K
mengenai posisi atom eberanian
C dalam rantai  P
karbon (atom C ercaya diri
primer, sekunder,
tertier, dan
kuarterner).  K
d. Perwakilan Peserta eingintahuan
didik diminta untuk  K
menyebutkan jenis erja keras
ikatan kovalen antara
2 atom C dalam
rantai karbon.
e. Peserta didik
memperhatikan
perbedaan ikatan
tunggal dan ikatan
rangkap yang  K
disampaikan oleh eberanian
guru.  P
f. Guru meminta ercaya diri
peserta didik
mengerjakan latihan
soal secara
berkelompok.
Konfirmasi:  K
g. Guru mengoreksi eingintahuan
pekerjaan peserta
didik dan
memperbaiki yang
salah
 K
emandirian
 K
erja keras

 M
enghargai
prestasi
 K
epedulian

3. Penutup c. Guru menawarkan  Kemandirian


kepada peserta didik  Keberanian
untuk bertanya.
2 menit
d. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
materi selanjutnya.

10. Penilaian
a. Aspek Afektif
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya

Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran

Rata-rata
No Nama

Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)

b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS

2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.

11. Alat, Bahan dan Sumber belajar


a. Alat dan bahan: whiteboard, laptop, LCD, spidol, penghapus, buku, LKS.
b. Sumber:
1) LKS Tuntas
2) Purba, Michael. 2004. Kimia SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
3) Sentot Budi Raharjo. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1 Untuk Kelas
X. Solo: Tiga Serangkai.

Mengetahui : Yogyakarta, 1 Agustus 2012


Guru Pembimbing Mahasiswi KKN-PPL

(Risqa Uswatun, S.Si ) (Lia Yuniarti)


NIM:09303241009
SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA
Jalan A.M. Sangaji 50, Telp. 565898 Yogyakarta 55212, Fax (0274) 565898

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Identitas Mata Pelajaran


Satuan Pendidikan : SMA N 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas :X
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 9 kali tatap muka

2. Standar Kompetensi :
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar fungsi gugus dan senyawa
makromolekul.

3. Kompetensi Dasar :
4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan
sifat senyawa.

4. Indikator Pencapaian kompetensi :


a. Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan.
b. Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
c. Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatif
dan strukturnya.
d. Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
e. Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, dan fungsi) atau isomer geometris (cis dan
trans).

5. Tujuan Pembelajaran:
a. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian senyawa hidrokarbon.
b. Peserta didik dapat menyebutkan jenis hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatannya
c. Peserta didik dapat menyebutkan jenis hidrokarbon berdasarkan bentuk rantai karbonnya.
d. Peserta didik dapat menyebutkan jenis hidrokarbon berdasarkan ikatan yang ada dalam
atom karbon.
e. Peserta didik dapat menjelaskan rumus struktur dan rumus molekul senyawa alkana.
f. Peserta didik dapat menjelaskan tata nama alkana.
g. Peserta didik dapat menjelaskan rumus struktur dan rumus molekul senyawa alkena.
h. Peserta didik dapat menjelaskan tata nama alkena.
i. Peserta didik dapat menjelaskan rumus struktur dan rumus molekul senyawa alkuna.
j. Peserta didik dapat menjelaskan tata nama alkuna.
k. Peserta didik dapat menjelaskan sifat fisis dan sifat kimia alkana.
l. Peserta didik dapat menjelaskan beberapa reaksi pada senyawa karbon (reaksi substitusi,
reaksi adisi, reaksi eliminasi, reaksi polimerisasi, dan reaksi oksidasi).
m. Peserta didik dapat menjelaskan reaksi oksidasi, reaksi eliminasi, dan reaksi substitusi
pada alkana.
n. Peserta didik dapat menjelaskan sifat fisis dan sifat kimia alkena.
o. Peserta didik dapat menjelaskan reaksi adisi dan reaksi polimerisasi adisi pada alkena.
p. Peserta didik dapat menjelaskan sifat fisis dan sifat kimia alkuna.
q. Peserta didik dapat menjelaskan reaksi adisi, reaksi polimerisasi adisi, reaksi substitusi,
dan reaksi oksidasi pada alkuna.
r. Peserta didik dapat membedakan keisomeran struktur dan keisomeran ruang.
s. Peserta didik dapat menjelaskan keisomeran yang terkait dengan hidrokarbon.
t. Peserta didik dapat menjelaskan keisomeran pada alkana, alkena, dan alkuna.
u.

6. Materi Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon dapat digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatannya, yaitu
senyawa hidrokarbon jenuh dan senyawa hidrokarbon tidak jenuh
a. Senyawa Hidrokarbon Jenuh
Senyawa hidrokarbon jenuh mempunyai ciri antaratom C berikatan tunggal (C—C).
Senyawa-senyawa yang termasuk kelompok ini antara lain:

b. Senyawa Hidrokarbon Tidak Jenuh


Senyawa hidrokarbon tidak jenuh mempunyai ciri antaratom C ada yang berikatan
rangkap, yaitu ikatan rangkap dua (C=C) atau ikatan rangkap tiga (C=C). Senyawa-
senyawa yang termasuk kelompok ini antara lain:
Berdasarkan bentuk rantai karbonnya :
a. Hidrokarbon alifatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai lurus/terbuka yang jenuh (ikatan
tunggal/alkana) maupun tidak jenuh (ikatan rangkap/alkena atau alkuna).
b. Hidrokarbon alisiklik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar / tertutup (cincin).
c. Hidrokarbon aromatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar (cincin) yang
mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara selang-seling / bergantian
(konjugasi)

Berdasarkan ikatan yang ada dalam rantai C-nya, senyawa hidrokarbon alifatik dibedakan
atas :
a. Alkana (CnH2n+2)
b. Alkena (CnH2n)
c. Alkuna (CnH 2n-2)
Keterangan : n = 1, 2, 3, 4, …….dst

a. Alkana
Alkana adalah hidrokarbon yang rantai C nya hanya terdiri dari ikatan kovalen
tunggal saja.
Rumus umumnya CnH2n+2
n Rumus Nama 7. C7H16 = heptana
1. CH4 = metana 8. C8H18 = oktana
2 . C2H6 = etana 9. C9H20 = nonana
3 . C3H8 = propana 10. C10H22 = dekana
4. C4H10 = butana 11. C11H24 = undekana
5. C5H12 = pentana 12. C12H26 = dodekana
6. C6H14 = heksana

Tata Nama Alkana


i. Nama alkana didasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai utama. Apabila ada
dua atau lebih rantai yang terpanjang maka dipilih yang jumlah cabangnya terbanyak
ii. Cabang merupakan rantai C yang terikat pada rantai utama. di depan nama alkananya
ditulis nomor dan nama cabang. Nama cabang sesuai dengan nama alkana dengan
mengganti akhiran ana dengan akhiran il (alkil).
iii. Jika terdapat beberapa cabang yang sama, maka nama cabang yang jumlah C nya
sama disebutkan sekali tetapi dilengkapi dengan awalan yang menyatakan jumlah
seluruh cabang tersebut. Nomor atom C tempat cabang terikat harus dituliskan
sebanyak cabang yang ada (jumlah nomor yang dituliskan = awalan yang digunakan),
yaitu di = 2, tri = 3, tetra =4, penta = 5 dan seterusnya.
iv. Untuk cabang yang jumlah C nya berbeda diurutkan sesuai dengan urutan abjad ( etil
lebih dulu dari metil ).
v. Nomor cabang dihitung dari ujung rantai utama yang terdekat dengan cabang. Apabila
letak cabang yang terdekat dengan kedua sama dimulai dari :
• Cabang yang urutan abjadnya lebih dulu ( etil lebih dulu dari metil )
• Cabang yang jumlahnya lebih banyak ( dua cabang dulu dari satu cabang )
Contoh : Apakah nama idrokarbon di bawah ini ?

Pertama kali menentukan rantai utamanya. Rantai utama adalah rantai terpanjang :

Rantai karbon yang tersisa dari rantai utama adalah cabangnya:

terlihat ada 3 cabang yakni 1 etil dan 2 metil. Penomoran cabang kita pilih yang
angkanya terkecil :
Urutan penamaan : nomor cabang – nana cabang – nama rantai induk
jadi namanya : 3 etil 2,6 dimetil oktana
Cabang etil disebut lebih dahulu daripada metil karena abjad nama depannya
dahulu (abjad “e” lebih dahulu dari “m”), karena cabang metil ada dua buah maka cukup
disebut sekali ditambah awalan “di” yang artinya “dua”. Karena rantai utamanya terdiri
dari 8 atom C maka rantai utamanya bernama : oktana.
bentuk struktur kerangka Alkana kadangkala mengalami penyingkatan, misalnya :

Kegunaan alkana, sebagai :


• Bahan bakar • Bahan baku untuk senyawa organik
• Pelarut
lain
• Sumber hidrogen
• Bahan baku industry
• Pelumas
b. Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap
2 (-C=C-). Rumus umumnya CnH2n. Tata Nama Alkena hampir sama dengan penamaan
pada Alkana dengan perbedaan :
i. Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang terpanjang. Nama
rantai utama juga mirip dengan alkana dengan mengganti akhiran -ana dengan -ena.
Sehingga pemilihan rantai atom C terpanjang dimulai dari C rangkap ke sebelah
kanan dan kirinya dan dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang.
ii. Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan dihitung dari
ujung sampai letak ikatan rangkap yang nomor urut C nya terkecil.
iii. Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran ikatan cabang
rantai utama.

Contoh :

menpunyai rantai utama :

Jadi namanya : 3 etil 4 metil 1 pentena


Kegunaan Alkena sebagai :
 Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
 Untuk memasakkan buah-buahan
 bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.

c. Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap
3 (–C≡C–). Rumus umumnya CnH2n-2. Tata namanya juga sama dengan Alkena….namun
akhiran -ena diganti -una
Kegunaan Alkuna sebagai :
 Etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.
 Untuk penerangan
 Sintesis senyawa lain.

Sifat –sifat senyawa karbon


a. Sifat-sifat alkana
1) Sifat fisik
 Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas; pentena sampai
heptadekana (C17H36) berwujud cair; sedangan oktadekana (C18H38) dan seterusnya
berwujud padat.
 Alkana tidak larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana yaitu benzena,
karbontetraklorida, dan alkana lainnya.
 Semakin banyak atom C yang dikandungnya (semakin besar nilai Mr), maka:
 titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi (alkana yang tidak bercabang titik
 didihnya lebih tinggi; makin banyak cabang, titik didihnya semakin rendah).
 kerapatannya makin besar.
 viskositas alkana makin naik.
 volatilitas alkana makin berkurang.
2) Sifat kimia
Alkana adalah zat yang kurang reaktif (sukar bereaksi dengan zat lain), sehingga
disebut parafin. Berikut ini reaksi-reaksi terpenting dari alkana:
 Pembakaran
Pembakaran alkana adalah reaksi oksidasi alkana dengan O2. Proses ini
bersifat eksotermik, yaitu menghasilkan panas (kalor). Oleh karena itu, alkana
merupakan sumber bahan bakar yang paling banyak digunakan di dunia.
 Substitusi oleh halogen
Pada reaksi ini, satu atau lebih atom H pada alkana diganti dengan atom
halogen. Alkana bereaksi dengan halogen pada suhu tinggi atau dengan bantuan
cahaya.

b. Alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua pada rantai
karbonnya. Rumus umum alkena adalah CnH2n.
c. Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga pada
rantai karbonnya. Rumus umum alkena adalah CnH2n – 2 . Reaksi-reaksi kimia pada
senyawa alkana, alkena, dan alkuna antara lain: reaksi substitusi, reaksi adisi, reaksi
oksidasi, dan reaksi eliminasi.
Isomer alkana, alkena dan alkuna
Isomeri adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi berbeda
dalam hal struktur dan geometri molekul.
a. Keisomeran pada alkana
Jenis keisomeran pada alkana adalah keisomeran struktur, yaitu isomer kerangka.
Isomer pada alkana dimulai dari butana (C4H10).
Isomer C4H10:
CH3 –CH2– CH2–CH3 CH3 –CH– CH3
|
CH3
n-butana 2-metilpropana (isobutana)
b. Keisomeran pada alkena:
Isomer pada alkena dibagi 2 yaitu isomer struktur dan isomer geometri. Isomer
struktur dibagi 3: isomer rangka, isomer posisi, dan isomer gugus fungsi.
c. Keisomeran pada alkuna:
Isomer pada alkuna dibagi 2 yaitu isomer struktur yang meliputi isomer posisi,
rangka.

7. Alokasi waktu = x45 menit

8. Metode Pembelajaran
a. Diskusi kelompok
b. Tanya jawab
c. Demontrasi
d. Diskusi informasi
e. Ceramah
f. Tanya jawab

9. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi:
- Sebutkan jenis  Keingintahuan
 Kemandirian
hidrokarbon  Keberanian
berdasarkan bentuk  Kesopanan
rantai karbonnya!
- Minyak goreng ada
yang bersifat jenuh
 Keingintahuan
dan tak jenuh, apa
maksudnya?
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari  Keingintahuan
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
karakteristik atom
karbon.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Peserta didik menit  K
mengkaji literatur emandirian
mengenai kekhasan  K
atom karbon. eingintahuan
Elaborasi:  K
b. Peserta didik erja keras
(dibimbing oleh guru)
mendiskusikan
karakteristik atom  K
karbon. erja keras
c. Peserta didik  K
memperhatikan edisiplinan
penjelasan guru  K
mengenai posisi atom eberanian
C dalam rantai
 P
karbon (atom C
ercaya diri
primer, sekunder,
tertier, dan
kuarterner).
 K
d. Perwakilan Peserta
eingintahuan
didik diminta untuk
 K
menyebutkan jenis
erja keras
ikatan kovalen antara
2 atom C dalam
rantai karbon.
e. Peserta didik
memperhatikan
perbedaan ikatan
tunggal dan ikatan
rangkap yang
 K
disampaikan oleh
eberanian
guru.
f. Guru meminta  P
peserta didik ercaya diri
mengerjakan latihan
soal secara
berkelompok.
Konfirmasi:
g. Guru mengoreksi  K
pekerjaan peserta eingintahuan
didik dan
memperbaiki yang
salah

 K
emandirian
 K
erja keras

 M
enghargai
prestasi
 K
epedulian

3. Penutup a. Guru menawarkan  Kemandirian


kepada peserta didik  Keberanian
untuk bertanya.
2 menit
b. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
materi selanjutnya.

Pertemuan Kedua dan ketiga ( 3 x 45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Salah satu
gas yang tercium dari  Keingintahuan
 Kemandirian
tempat sampah  Keberanian
termasuk senyawa  Kesopanan
alkana, sebutkan nama
gas tersebut! Apa nama
gas golongan alkuna  Keingintahuan
yang dapat dipakai
memeram buah-
buahan?
d. Motivasi:
 Keingintahuan
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
karakteristik atom
karbon.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Peserta didik menit  K
(dibimbing oleh guru) emandirian
mendiskusikan  K
pengertian alkena dan eingintahuan
alkuna.  K
Elaborasi: erja keras
b. Peserta didik  P
memperhatikan tata ercaya diri
nama alkena dan
alkuna mengikuti
aturan tata nama  K
IUPAC yang erja keras
disampaikan oleh  K
guru. edisiplinan
c. Peserta didik
 K
memperhatikan
eberanian
contoh soal
 P
menentukan nama
ercaya diri
IUPAC dan rumus
struktur dari alkena
dan alkuna yang
disampaikan oleh
guru.  K
d. Guru memberikan eingintahuan
beberapa soal  K
menentukan nama erja keras
IUPAC dan rumus
struktur dari alkena
dan alkuna untuk
dikerjakan oleh
peserta didik.
Konfirmasi:
e. Guru mengoreksi
jawaban peserta didik  K
apakah sudah benar eberanian
atau belum. Jika  P
masih terdapat ercaya diri
Peserta didik yang
belum dapat
menjawab dengan
benar, guru dapat
langsung
memberikan
bimbingan  K
emandirian
 K
erja keras
 M
enghargai
prestasi
 K
epedulian
3. Penutup c. Guru menawarkan 2 menit  Kemandirian
kepada peserta didik  Keberanian
untuk bertanya.
d. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
materi selanjutnya.

Pertemuan keempat dan kelima ( 3 x 45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Demontrasi  Keingintahuan

pembakaran kayu  Keingintahuan


d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari 3 menit

ini, peserta didik dapat


mengetahui tentang  Keingintahuan
karakteristik atom
karbon.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Peserta didik menit  K
mengkaji literatur emandirian
mengenai sifat fisis  K
dan sifat kimia eingintahuan
hidrokarbon.  K
Elaborasi: erja keras
b. Guru melakukan  P
tanya jawab dengan ercaya diri
peserta didik untuk
menggali
pengetahuan peserta  K
didik tentang materi erja keras
yang telah dibaca.  K
c. Peserta didik eberanian
memperhatikan
 P
beberapa reaksi pada
ercaya diri
senyawa karbon
(reaksi substitusi,
reaksi adisi, reaksi
eliminasi, reaksi
polimerisasi, dan  K
reaksi oksidasi) yang eingintahuan
disampaikan oleh  K
guru. erja keras
d. Peserta didik
memperhatikan
penjelasan guru
mengenai reaksi
oksidasi, reaksi
eliminasi, dan reaksi
substitusi pada
alkana.
e. Guru meminta  K
peserta didik erja keras
mengerjakan latihan  K
menuliskan reaksi eingintahuan
sederhana senyawa
alkana, alkena dan
alkuna.
f. Peserta didik
memberikan
kesimpulan dari
materi yang telah  K
dipelajari. emandirian
 K
erja keras
 P
ercaya diri

 K
eberanian
 K
Emandirian
3. Penutup a. Guru menawarkan 2 menit  Kemandirian
kepada peserta didik  Keberanian
untuk bertanya.
b. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
materi selanjutnya.

Pertemuan Keenam ( 1 x 45 menit)


No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Guru  Keingintahuan
 Keberanian
menuliskan 2 macam  Percaya diri
senyawa alkana yang
mempunyai rumus
struktur berbeda tapi
memiliki rumus  Keingintahuan
molekul sama, peserta
didik diminta memberi 3 menit
nama!
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
 Keingintahuan
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
karakteristik atom
karbon.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Peserta didik menit  K
(dibimbing oleh guru) emandirian
mendiskusikan  K
pengertian eingintahuan
keisomeran.  K
Elaborasi: erja keras
b. Perwakilan peserta  P
didik menjelaskan ercaya diri
pengertian isomer
dan memberikan satu
sontoh senyawa yang  K
berisomer. erja keras
c. Guru memberikan  K
soal dan meminta eberanian
peserta didik  P
mengerjakannya ercaya diri
Konfirmasi:
d. Peserta didik
memberikan
kesimpulan dari  K
materi yang telah eingintahuan
dipelajari.  K
erja keras

 K
erja keras
 K
emandirian

3. Penutup a. Guru menawarkan  Kemandirian


kepada peserta didik  Keberanian
untuk bertanya.
2 menit
b. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
materi selanjutnya.

10. Penilaian
a. Aspek Afektif
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya

Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran

Rata-rata
No Nama

Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai dengan 5 sesuai
kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)

b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS

2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM diberikan
pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM diberikan
remedial.

11. Alat, Bahan dan Sumber belajar


a. Alat dan bahan: whiteboard, laptop, LCD, spidol, penghapus, buku, LKS.
b. Sumber:
1) LKS Tuntas
2) Purba, Michael. 2004. Kimia SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
3) Sentot Budi Raharjo. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1 Untuk Kelas X. Solo: Tiga
Serangkai.
Mengetahui : Yogyakarta, 1 Agustus 2012
Guru Pembimbing Mahasiswi KKN-PPL

(Risqa Uswatun, S.Si ) (Lia Yuniarti)


NIM:09303241009
SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA
Jalan A.M. Sangaji 50, Telp. 565898 Yogyakarta 55212, Fax (0274) 565898

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Identitas Mata Pelajaran


Satuan Pendidikan : SMA N 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas :X
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 1 kali tatap muka + 1 kali ulangan harian

2. Standar Kompetensi :
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar fungsi gugus dan senyawa
makromolekul.

3. Kompetensi Dasar :
4.3 Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta
kegunaannya.

4. Indikator Pencapaian kompetensi :


a. Mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.
b. Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.
c. Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi.
d. Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya.
e. Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.

5. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menjelaskan proses pembentukan minyak bumi.
b. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan lokasi minyak bumi.
c. Peserta didik dapat membedakan minyak mentah ringan dan minyak mentah berat.
d. Peserta didik dapat menjelaskan proses pengolahan minyak bumi.
e. Peserta didik dapat menjelaskan skema proses pengolahan minyak bumi.
f. Peserta didik dapat menjelaskan kegunaan minyak bumi.
g. Peserta didik dapat menjelaskan konversi energi dari pembakaran bensin menjadi gerak.
h. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian bilangan oktan.
i. Peserta didik dapat menjelasan cara menaikkan bilangan oktan.
j. Peserta didik dapat menyebutkan beberapa zat aditif dalam bensin.
k. Peserta didik dapat membedakan kualitas Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus.
l. Peserta didik dapat menjelaskan dampak pembakaran bensin terhadap lingkungan.
m. Peserta didik dapat menyebutkan beberapa zat pencemar akibat pembakaran bensin pada
kendaraan bermotor.
n. Peserta didik dapat menjelaskan langkah-langkah mengatasi dampak dari pembakaran
bensin.

6. Materi Pembelajaran
a. Minyak bumi
Minyak bumi merupakan campuran kompleks dari senyawa-senyawa
hidrokarbon, baik senyawa alifatik, alisiklik, dan aromatik yang sebagian terdiri atas
alkana tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya, dengan sedikit
senyawa nitrogen (0,01-0,9%), belerang (0,1-7%), oksigen (0,06-0,4%) dan senyawa
logam dalam jumlah yang sangat kecil.
b. Komponen penyusun minyak bumi
i. Golongan alifatik
Termasuk dalam golongan ini adalah alkana, baik dengan rantai lurus maupun
rantai bercabang. Alkana dengan rantai lurus merupakan komponen utama
dalamminyak bumi.
ii. Golongan alisiklik
Termasuk golongan alisiklik adalah golongan sikloalkana (metil siklopentana dan
etil sikloheksana).
iii. Golongan aromatik
Termasuk golongan ini adalah benzena dan turunannya.
c. Pengolahan minyak bumi
i. Pengolahan tahap pertama  proses destilasi berulang-ulang, sehingga
didapatkan berbagai macam hasil berdasarkan perbedaan titik didih (destilasi
bertingkat).
 Fraksi pertama
Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang
mengandung komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10), dan LPG
(Liquid Petroleum Gas) yang mengandung metana (CH4) dan etana (C2H6).
 Fraksi kedua
Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Petroleum eter merupakan
campuran alkana dengan rantai C5H12 – C6H14.
 Fraksi Ketiga
Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Bensin merupakan campuran
alkana dengan rantai C6H14–C9H20.
 Fraksi keempat
Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Nafta merupakan campuran alkana dengan
rantai C9H20–C12H26.
 Fraksi kelima
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak tanah (kerosin)
merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26–C15H32.
 Fraksi keenam
Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak solar
merupakan campuran alkana dengan rantai C15H32–C16H34.
 Fraksi ketujuh
Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak pelumas (C 16H34–C20H42) digunakan
untuk pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44–C24H50) untuk membuat lilin, dan
aspal (rantai C lebih besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan
pelapis jalan raya.
ii. Pengolahan tahap kedua
1) Perengkahan (Cracking)  perengkahan (pemecahan rantai), alkilasi
(pembentukan alkil), polimeraisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi
(perubahan struktur), dan isomerasi (perubahan isomer).
2) Ekstraksi : pemisahan produk dengan menggunakan pelarut, sehingga
diperoleh hasil lebih banyak dengan mutu yang lebih baik.
3) Kristalisasi : pemisahan produk melalui perbedaan titik cairnya.
4) Pembersihan dari kontaminasi (Treating) : pembersihan kotoran dengan
menambahkan soda kaustik (NaOH) tanah liat tau proses hidrogenasi.
d. Mutu bensin
Angka oktan menyatakan mutu bensin (bahan bakar) yang dibandingkan dengan
bensin standar yang berisi isooktan dan n-heptana. Bensin dengan angka oktan tinngi
mempunyai mutu yang baik. Jika suatu bahan bakar, mempunyai angka oktan 80,
artinya kualitasnya setara dengan kualitas bensin standar yang mengandung isooktan
(2,2,4-trimetil pentana) 80 % dan n-heptana. Bahan aditif pada bensin yang berguna
untuk menaikkan angka oktan adalah TEL (Tetra Etyl Lead).
e. Dampak pembakaran bahan bakar
i. Penggunaan TEL
TEL mengandung logam berat timbal (Pb) yang terbakar dan akan keluar bersama
asap kendaraan bermotor melalui knalpot. Hal ini menyebabkan pencemaran
udara. Senyawa timbal merupakan racun dengan ambang batas kecil, artinya pada
konsentrasi kecil pun dapat berakibat fatal.
ii. Pembakaran tidak sempurna hidrokarbon
Pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut:
CxHy + O2(g)  C(s) + CO(g) + CO2(g) + H2O(g)
Menghasilkan:
• karbon (arang) yang berupa asap hitam yang mengganggu pernapasan.
• gas karbonmonoksida yang merupakan gas beracun yang tidak berbau, tidak
berasap, tetapi dapat mematikan.
• gas karbondioksida menyebabkan perubahan komposisi kimia lapisan udara dan
mengakibatkan terbentuknya efek rumah kaca (treibhouse effect), yang memberi
kontribusi pada peningkatan suhu bumi.
iii. Adanya belerang dalam minyak bumi
Adanya belerang dalam minyak bumi, akan terbakar menghasilkan belerang
dioksida.
S + O2  SO2
Gas belerang dioksida (SO2) merupakan oksida asam yang dapat merusak zat
hijau daun (klorofil), sehingga mengganggu proses fotosintesis pada pohon.
Apabila SO2 bercampur dengan air hujan menyebabkan terjadinya hujan asam
bersama-sama dengan NOx. NOx sendiri secara umum dapat menumbuhkan sel-sel
beracun dalam tubuh mahluk hidup, serta meningkatkan derajat keasaman tanah
dan air jika bereaksi dengan SO2.

7. Alokasi waktu: 3 x 45 menit

8. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok

9. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan kedua (1 x 45 menit
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Peserta  Keingintahuan
 Keberanian
didik sebelumya telah  Percaya diri
ditugaskan untuk
mencari informasi
proses pembentukan
minyak bumi dan gas
alam dengan
melakukan studi
pustaka atau browsing
via internet dan
membuat skema proses  Keingintahuan
pembentukan minyak
bumi dan gas alam
dengan karton manila
atau power point
d. Motivasi:  Keingintahuan
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
minyak bumi.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi:
a. Peserta didik duduk  K
berkelompok sesuai emandirian
kelompok yang
dibagi pada  K
pertemuan eingintahuan
sebelumnya.  K
b. Masing-masing erja keras
kelompok  P
mempresentasikan ercaya diri
proses pembentukan
minyak bumi dan gas  K
alam dengan peserta erja keras
didik lain  K
menanggapi. eberanian
Konfirmasi: 85
 P
c. Guru memberikan menit
ercaya diri
penghargaan kepada
kelompok yang
memberikan kinerja
yang baik dalam
menjelaskan proses
pembentukan minyak
bumi.
 K
eingintahuan
 K
erja keras
 K
emandirian

3. Penutup a. Guru menawarkan  Kemandirian


kepada peserta didik  Keberanian
untuk bertanya.
2 menit
b. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
materi selanjutnya.
Pertemuan Kedua ( 2 x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Bagaimana  Keingintahuan
 Keberanian
cara mengetahui bensin  Percaya diri
yang berkualitas baik?
d. Motivasi:  Keingintahuan
Menyampaikan bahwa 3 menit

setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
 Keingintahuan
mengetahui tentang
minyak bumi.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Guru melakukan menit  K
Tanya jawab untuk emandirian
mengetahui  K
pengetahuan awal erja keras
peserta didik  P
b. Peserta didik duduk ercaya diri
berkelompok
Elaborasi:
c. Peserta didik  K
melakukan diskusi edisiplinan
perkelompok
mengenai komponen
utama penyusun  K
minyak bumi, eingintahuan
menafsirkan bagan  K
penyulingan erja keras
bertingkat.
 K
d. Perwakilan Peserta
emandirian
didik diminta untuk
menjelaskan hasil
diskusi kelompoknya
sedangkan peserta
didik lain
menanggapi.  P
e. Guru memberikan ercaya diri
pembenaran teori dan  K
memberikan erja keras
penjelasan mengenai  K
bilangan oktan. emandirian
f. Peserta didik latihan
menentukan bilangan
oktan bensin.
Konfirmasi:
g. Guru membimbing  K
peserta didik untuk eingintahuan
membuat kesimpulan  K
erja keras

 K
eberanian

 K
emandirian

3. Penutup a. Guru menawarkan 2 menit  Kemandirian


kepada peserta didik  Keberanian
untuk bertanya.
b. Guru  Kemandirian
menginformasikan  Keingintahuan
kepada Peserta didik
 Kreatif
untuk membuat
 Kerja keras
makalah tentang
analisis dampak
pembakaran bahan
bakar terhadap
lingkungan materi
selanjutnya.

10. Penilaian
a. Aspek Afektif
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik

Kemampuan bertanya

Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran

Rata-rata
No Nama

Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai dengan 5 sesuai
kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)

b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS

2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM diberikan
pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM diberikan
remedial.
11. Alat, Bahan dan Sumber belajar
a. Alat dan bahan: whiteboard, laptop, LCD, spidol, penghapus, buku, LKS.
b. Sumber:
1) LKS Tuntas
2) Purba, Michael. 2004. Kimia SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
3) Sentot Budi Raharjo. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1 Untuk Kelas X. Solo: Tiga
Serangkai.

Mengetahui : Yogyakarta, 1 Agustus 2012


Guru Pembimbing Mahasiswi KKN-PPL

(Risqa Uswatun, S.Si ) (Lia Yuniarti)


NIM:09303241009

.
SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA
Jalan A.M. Sangaji 50, Telp. 565898 Yogyakarta 55212, Fax (0274) 565898

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Identitas Mata Pelajaran


Satuan Pendidikan : SMA N 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas :X
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 1 kali tatap muka + 1 kali ulangan harian

2. Standar Kompetensi :
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar fungsi gugus dan senyawa
makromolekul.
3. Kompetensi Dasar :
4.4 Menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari
dalam bidang pangan, sandang, papan, perdagangan, seni, dan estetika

4. Indikator Pencapaian kompetensi :


a. Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan.
b. Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang
c. Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang papan.
d. Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang seni dan
estetika.

5. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menjelaskan sumber dan kegunaan alkana dalam bidang pangan,
sandang, papan, seni, dan estetika.
b. Peserta didik dapat menjelaskan sumber dan kegunaan alkena dalam bidang pangan,
sandang, papan, seni, dan estetika.
c. Peserta didik dapat menjelaskan sumber dan kegunaan alkuna dalam bidang pangan,
sandang, papan, seni, dan estetika.
d. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian industri petrokimia.
e. Peserta didik dapat menjelaskan kegunaan fraksi gas dan nafta dalam industri kimia.
f. Peserta didik dapat menjelaskan kegunaan gas alam dalam kehidupan sehari-hari.
6. Materi Pembelajaran
Sumber dan Kegunaan Senyawa Hidrokarbon
Beberapa hidrokarbon yang digunakan dalam berbagai bidang di kehidupan sehari-hari,
antara lain :
a. Bidang Pangan
Beberapa senyawa hidrokarbon yang banyak digunakan dalam bidang pangan, antara
lain :
 Propilena glikol : sebagai penyedap rasa, pelarut zat warna makanan, dan
humektan bahan tambahan makanan.
 Gas asetilena (etuna) dan etilena : mempercepat pematangan buah
 Monosodium glutamate : penyedap makanan
 Dulsin, sakarin, siklamat : zat pemanis buatan
 Butilhidroksilanison (BHA) dan Butilhidroksiltoluena (BHT) : zat antioksidan
yang ditambahkan pada minyak lemak agar tidak menjadi tengik
Etil propanoat : pemberi aroma pada minuman
Propil asetat : member aroma pir
Asam asetat : bahan cuka
b. Bidang Sandang
Beberapa senyawa hidrokarbon yang banyak digunakan dalam bidang sandang, antara
lain :
 PTA (purified terephthalicacid) yang dibuat dari para-xylene dimana bahan
dasarnya adalah kerosin (minyak tanah). Kehalusan bahan yang terbuat dari serat
poliester dipengaruhi oleh zat penambah (aditif) dalam proses pembuatan benang
(saat mereaksikan PTA dengan metanol).
 Etilena, propilena, benzena : bahan membuat pakaian dari polimer (jaket, sarung
tangan, sepatu, rok wanita)
c. Bidang Papan
Beberapa senyawa hidrokarbon yang banyak digunakan dalam bidang sandang, antara
lain :
 Polistirena : sebagai bus penahan panas yang dipasang pada rumah-rumah yang
berada di daerah dingin (karet sintetis)
d. Bidang Industri dan Perdagangan
 Etena/ etilena : bahan pembuatan plastic polietena/ polietilena (kantong plastic,
botol, mainan anak-anak). Polietilena dibentuk dari senyawa etilena melalui reaksi
polimerisasi.
nCH2 = CH2 ( - CH2 – CH2 - )n
 Polistirena : bahan pembuatan gelas plastic untuk minum dan kemasan makanan
 Propena : bahan pembuatan plastic polipropilena (tidak tembus cahaya, kuat, dan
keras)
 Polivinil asetat : sebagai zat perekat, bahan baku cat, disket computer
 Isopropyl : sebagai zat aditif bahan bakar dan cairan pembersih peralatan
elektronik
 Aseton : sebagai pembersih kuku
 Benzene : menghasilkan fraksi nafta untuk pembuatan sabun dan sampo
Selain itu, umumnya, sebelum digunakan benzene terlebih dahulu diubah menjadi
stirena, kumeba, dan sikloheksana.
- Stirena : untuk membuat karet sintesis, seperti SBR dan polistirena
- Kumena : untuk membuat fenol, selanjutnya fenol digunakan untuk membuat
perekat dan resin
- Sikloheksana : untuk membuat nylon, misalnya nylon 66 dan nilon 6.
 Etilenaglikol atau glikol : sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil di daerah
beriklim dingin.
Reaksi pembentukan glikol berlangsung secar adisi, yaitu :
CH2=CH2 + O2 CH2 - CH2
 Isobutilena : mengahsilkan MTBE (methyl tertiary butyl eter) yang digunakan
untuk menaikkan nilai oktan bensin. MTBE dibuat dari reaksi isobutilena dengan
methanol.
 Butadiena : sebagai bahan dasar produk petrokimia, diantaranya :
- Karet sintesis, seperti SBR (styrene-butadiene-rubber) dan neoprene
- Nilon yaitu nilon 66
e. Bidang Seni
 Propilena glikol : untuk membuat asap buatan pada pertunjukan teater dan music
 Plastic propilena dapat dibentuk menjadi bantuk-bentuk yang indah dan bernilai
seni.
 Hidrokarbon yang terbuat dari Low AromaticWhite Spirit atau LAWS :
digunakan untuk pelarut cat.
f. Bidang Estetika
 Terpena (2-isoprena-2-metil-1,3-butadiena) : sebagai bahan minyak wangi
 Gliserol : Sebagai bahan kosmetika (pelembab) dan pelembut (40% formaldehida
dalam air)

7. Alokasi waktu: 4x 45 menit

8. Metode Pembelajaran
a. Diskusi kelompok
b. Ceramah
c. Permainan kelompok

9. Kegiatan Pembelajaran
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit  Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik  Kedisiplinan
c. Apersepsi: Tahukah  Keingintahuan
 Keberanian
anda bahwa bahan  Percaya diri
dasar pembuatan
kosmetik berasal dari  Keingintahuan
residu minyak bumi?
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
 Keingintahuan
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
minyak bumi.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Guru menanyakan menit  K
beberapa contoh emandirian
produk kimia yang  P
diketahui dan ercaya diri
menanyakan
komposisi dari
produk yang telah
disebutkan
Elaborasi:
b. Guru membagi
peserta didik dalam 8
kelompok  K
c. Peserta didik erja keras
mendiskusikan  K
kegunaan dan eberanian
komposisi senyawa  P
hidrokarbon dalam ercaya diri
bidang pangan,
sandang, papan,
perdagangan, seni  K
dan estetika dalam eingintahuan
kelompok masing-
 K
masing.
erja keras
d. Masing-masing
 K
peserta didik
emandirian
memperoleh kartu
soal dari guru dan
menuliskan
jawabannya di kartu
tersebut beserta nama
masing-masing.  K
e. Kartu dikumpulkan erja keras
perkelompok,  K
kemudian ditukar emandirian
dengan kartu  K
kelompok lain. ejujuran
Konfirmasi:
f. Masing-masing
peserta didik
mengoreksi jawaban
di kartu soal dan
menuliskan nilainya,  K
yang benar ejujuran
memperoleh nilai
100, yang salah tidak
memperoleh nilai,
jika kesalahan 50%
maka nilainya 50 dan
seterusnya.  K
g. Masing-masing erja keras
kelompok mengutus  K
perwakilan untuk ejujuran
menjadi tim penilai
 K
kelompok. Nilai
emandirian
masing-masing
 K
kelompok
eberanian
diumumkan, yang
 P
nilainya tertinggi
ercaya diri
menjadi pemenang.

 M
enghargai
prestasi
 K
ejujuran

3. Penutup c. Guru memberikan  Menghargai


penghargaan kepada prestasi
kelompok pemenang
2 menit
d. Guru menawarkan  Kemandirian
kepada peserta didik  Keberanian
untuk bertanya.

1. Kegiatan Pendahuluan
a. Salam pembuka dan doa
b. Motivasi dan Apersepsi:
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:

Pertemuan kedua ( 2 x 45 menit)


Ulangan Harian (4 KD)

Pertemuan ketiga ( 1x 45 menit )


Pendalaman materi

Pertemuan keempat (2 x 45 menit)


Pengayaan dan remidi

10. Penilaian
a. Aspek Afektif
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya

Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran

Rata-rata

No Nama
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai dengan 5 sesuai
kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)

b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS
2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM diberikan
pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM diberikan
remedial.

11. Alat, Bahan dan Sumber belajar


a. Alat dan bahan: whiteboard, laptop, LCD, spidol, penghapus, buku, LKS.
b. Sumber:
1) LKS Tuntas
2) Purba, Michael. 2004. Kimia SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
3) Sentot Budi Raharjo. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1 Untuk Kelas X. Solo: Tiga
Serangkai.

Mengetahui : Yogyakarta, 1 Agustus 2012


Guru Pembimbing Mahasiswi KKN-PPL

(Risqa Uswatun, S.Si ) (Lia Yuniarti)


NIM:09303241009

Anda mungkin juga menyukai