05 Rencana Pembelajaran
05 Rencana Pembelajaran
2. Standar Kompetensi :
1. Memahami sturktur atom, sifat – sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
3. Kompetensi Dasar :
1.1 Memahami struktur atom berdasarkan teori atom, sifat – sifat unsur, massa
atom relatif, dan sifat – sifat periodik unsur dalam table sistem periodik
serta menyadari keteraturannya melalui pemahaman konfigurasi elektron.
5. Tujuan Pembelajaran:
a. Peserta didik dapat menjelaskan perkembangan teori atom.
b. Peserta didik dapat menunjukan kelemahan dan kelebihan masing –
masing teori atom berdasarkan informasi yang telah diberikan.
c. Peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis partikel dasar penyusun atom.
d. Peserta didik dapat menentukan jumlah proton, neutron, dan elektron suatu
atom atau ion.
e. Peserta didik dapat menentukan jumlah nomor atom dan massa atom suatu
atom jika diketahui jumlah proton, neutron, dan elektron.
f. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian isotop, isobar, dan isoton.
g. Peserta didik dapat memberikan contoh isotop, isobar, dan isoton.
h. Peserta didik dapat menuliskan konfigurasi elektron suatu atom.
i. Peserta didik dapat menentukan elektron valensi
j. Peserta didik dapat menentukan jumlah kulit suatu atom
k. Peserta didik dapat menentukan harga Ar/Mr unsur/senyawa melalui tabel
periodik unsur.
l. Peserta didik dapat menentukan harga Ar unsur melalui kelimpahan
isotop-isotopnya di alam.
m. Peserta didik dapat mengetahui sejarah perkembangan tabel periodik
unsur.
n. Peserta didik dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan masing–masing
tabel periodik unsur.
o. Peserta didik dapat menyebutkan dasar–dasar pengelompokan dalam tiap–
tiap tabel periodik.
p. Peserta didik dapat mengetahui tabel periodik unsur mana yang kini masih
berlaku.
q. Peserta didik dapat menentukan letak unsur dalam tabel periodik unsur
berdasarkan konfigurasi elektronnya.
r. Peserta didik dapat mengelompokan unsur kedalam logam, non logam dan
metaloid.
s. Peserta didik dapat menentukan unsur mana dalam tabel periodik unsur
yang memiliki jari – jari atom yang paling besar atau sebaliknya serta
keteraturannya.
t. Peserta didik dapat menentukan unsur mana dalam tabel periodik unsur
yang memilki energi ionisasi paling besar atau sebaliknya serta
keteraturannya.
u. Peserta didik dapat menentukan unsur mana dalam tabel periodik unsur
yang memiliki afinitas elektron paling besar atau sebaliknya serta
keteraturannya.
v. Peserta didik dapat menetukan unsur mana dalam tabel periodik unsur
yang memiliki keelektronegatifan paling besar atau sebaliknya serta
keteraturannya.
6. Materi Pembelajaran :
a. Perkembangan Model Atom
Filsuf yunani, Demokritus telah mengemukakan bagian terkecil
dari materi yang disebut atom sejak 400 tahun SM. Istilah ini berasal dari
bahasa Yunani, atomos yang berarti tidak dapat dibagi lagi. Pada generasi
berikutnya, Plato dan Aristoteles menentang pernyataan tersebut. Mereka
berpendapat bahwa materi dapat dibelah terus menerus.
Teori atom selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Beberapa hasil eksperimen tentang konsep atom adalah sebagai berikut:
i. Model atom Dalton
c. Lambang unsur
Semua inti atom terdiri atas proton dan neutron. Kedua partikel
penyusun inti ini disebut nukleon. Atom-atom suatu unsur mempunyai
jumlah proton yang berbeda dengan atom unsur lain. Jumlah proton ini
disebut nomor atom. Karena hanya proton yang merupakan partikel
bermuatan di dalam inti, maka jumlah proton juga menyatakan muatan
inti. Susunan suatu inti dinyatakan dengan notasi sebagai berikut:
A
Z X
Dengan:
X = simbol atom unsur
Z = nomor atom
= jumlah proton (p) dalam inti atom
A = nomor massa
= jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)
d. Susunan Ion
1) Suatu atom dapat kehilangan/melepaskan elektron atau
mendapat/menerima elektron tambahan.
2) Atom yang kehilangan/melepaskan elektron, akan menjadi ion positif
(kation).
3) Atom yang mendapat/menerima elektron, akan menjadi ion negatif
(anion).
4) Dalam suatu Ion, yang berubah hanyalah jumlah elektron saja,
sedangkan jumlah proton dan neutronnya tetap.
Contoh :
Spesi Proton Elektron Neutron
Atom Na 11 11 12
Ion Na 11 10 12
Ion Na 11 12 12
e = Z – (+y)
n = (A-Z)
3).Untuk nuklida anion :
A X y
Z : p=Z
e = Z – (-y)
n = (A-Z)
2). Isobar
Adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda) tetapi mempunyai nomor massa yang sama.
14 C 14 N
Contoh : 6 dengan 7
3). Isoton
Adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda) tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.
31P 32 S
Contoh : 15 dengan 16
f. Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektron menggambarkan penyebaran atau susunan
elektron dalam atom. Pengisian elektron pada kulit-kulit atom memenuhi
aturan-aturan tertentu, yaitu:
1) Jumlah maksimum elektron pada suatu kulit memenuhi rumus 2n2,
dengan n = nomor kulit
Kulit K (n = 1) maksimum 2 . 12 = 2 elektron
Kulit L (n = 2) maksimum 2 . 22 = 8 elektron
Kulit M (n = 3) maksimum 2 . 32 = 18 elektron
Kulit N (n = 4) maksimum 2 . 42 = 32 elektron, dan seterusnya.
2) Pengisian dimulai dari elektron dengan tingkat energi teredah (kulit K)
3) Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8
4) Untuk unsur dengan nomor atom lebih dari 18, kulit bagian luar diisi,
walaupun kulit M belum terisi penuh
Contoh :
Unsur Nomor Atom K L M N O
He 2 2
Li 3 2 1
Ar 18 2 8 8
Ca 20 2 8 8 2
Sr 38 2 8 18 8 2
Catatan :
Konfigurasi elektron untuk unsur-unsur golongan B (golongan
transisi) sedikit berbeda dari golongan A (golongan utama).
g. Elektron Valensi
Elektron valensi adalah banyaknya elektron pada kulit terluar.
Contoh : 20Ca
Konfigurasi elektron = 2, 8, 8, 2
Elektron valensi = 2.
1
digunakan atom C-12 yaitu dari massa 1 atom C-12; sehingga
12
dirumuskan :
massa rata rata 1 atom unsur X
unsur X = 1
massa 1 atom C 12
……………………(1)
12
1
Karena : massa 1 atom C-12 = 1 sma ; maka :
12
massa rata rata 1 atom unsur X
Ar unsur X = 1 sma
……………………(2)
8. Metode Pembelajaran :
a. Kajian pustaka
b. Tanya Jawab
c. Diskusi kelompok
d. Diskusi kelas
e. Ceramah
f. Pemberian tugas
9. Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan Pertama (2x45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan a) Salam pembuka 10 menit Kereligiusan
awal dan doa
b) Perkenalan Keingintahuan
c) Presensi peserta Kedisiplinan
Kepedulian
didik
d) Motivasi:
Memberikan
motivasi belajar
kimia melalui
diskusi singkat
tentang manfaat
Keingintahuan
ilmu kimia dalam Kemandirian
kehidupan sehari-
hari dan pemutaran
video.
e) Apersepsi:
1) Peserta didik
diminta untuk
menyebutkan
contoh-contoh
materi.
2) Guru
menanyakan
penyusun dari Keingintahuan
materi tersebut.
3) Jika materi
dibagi, apakah
ia akan habis
atau ada bagian
terkecil?
4) Apakah bagian
terkecil itu?
e. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 45
a. Peserta didik menit K
mengkaji literatur eingintahuan
tentang T
perkembangan teori anggung
atom jawab
Elaborasi
b. Guru menunjukkan
gambar-gambar P
model atom ercaya diri
kemudian K
memanggil reatif
beberapa peserta K
didik secara eberanian
bergantian untuk
memasang gambar-
gambar menjadi
urutan yang logis
c. Guru menanyakan
dasar pemikiran
urutan gambar
tersebut
Elaborasi: P
d. Dari dasar urutan
tersebut guru mulai ercaya diri
menanamkan T
materi dengan anggung
metode diskusi jawab
informasi dan tanya K
jawab emandirian
Konfirmasi
e. Guru memberikan K
pertanyaan sebagai eingintahuan
evaluasi K
pemahaman peserta erja keras
didik dan memberi
penekanan pada
konsep-konsep
yang belum
dikuasai
f. Guru membimbing
peserta didik untuk K
membuat emandirian
kesimpulan tentang K
materi yang telah erja keras
dipelajari
P
g. Guru memberikan
ercaya diri
post test untuk
menguji
pemahaman peserta
didik
K
emandirian
K
erja keras
K
ejujuran
3. Penutup a. Guru menawarkan Keberanian
kepada peserta
didik untuk
bertanya.
b. Guru Kemandirian
menginformasikan Keingintahuan
materi untuk 5 menit
pertemuan
berikutnya dan
menghimbau
peserta didik
untuk belajar di
rumah.
Memberikan
apersepsi mengenai
isotop, siobar, dan
isoton melalui analogi
manusia yang
memiliki persamaan
dan perbedaaan antara
satu dengan yang
Keingintahuan
lainnya (ada Kemandirian
kemiripan tertentu),
5 menit
begitu pula dengan
unsur.
d. Motivasi:
Menyampaikan
bahwa setelah
Keingintahuan
mempelajari ini,
peserta didik dapat
mengetahui tentang
isotop, isobar, isoton,
dan konfigurasi
elektron serta
penerapannya.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 50
a. Guru melakukaan menit K
tanya jawab untuk eingintahuan
mengetahui P
pengetahuan awal ercaya diri
peserta didik K
b. Peserta didik erja keras
mengkaji tentang
isotop, isobar dan
isoton melalui P
bimbingan guru ercaya diri
Elaborasi: K
c. Peserta didik reatif
mengerjakan soal-soal T
latihan yang anggung
berhubungan dengan jawab
partikel dasar materi,
pengelompokkan
unsur ke dalam K
isotop, isobar, dan edisiplinan
isoton konfigurasi
T
elektron.
anggung
d. Peserta didik
jawab
mengkomunikasikan
K
hasil pekerjaanya
emandirian
secara klasikal
Konfirmasi:
e. Guru membimbing
peserta didik untuk
menyimpulkan hasil
kajian
K
eingintahuan
K
erja keras
K
esopanan
K
emandirian
K
erja keras
P
ercaya diri
3. Penutup a. Guru menawarkan Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru Kemandirian
menginformasikan Keingintahua
5 menit
materi untuk n
pertemuan berikutnya
dan menghimbau
peserta didik untuk
belajar di rumah
mencapai
kemakmuran.
d. Motivasi:
Menyampaikan
bahwa setelah
mempelajari ini, Kemandirian
peserta didik dapat
mengetahui tentang
konfigurasi elektron
untuk ion serta
penerapannya.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 27
f. Guru melakukaan menit K
tanya jawab eingintahuan
mengenai P
konfigurasi elektron ercaya diri
yang telah dipelajari K
kemarin. erja keras
g. Peserta didik
mengkaji tentang
konfigurasi elektron
suatu ion melalui P
bimbingan guru ercaya diri
K
Elaborasi: reatif
h. Peserta didik T
melengkapi tabel anggung
yang berhubungan jawab
dengan konfigurasi
elektron pada ion.
i. Peserta didik
mengkomunikasikan K
hasil pekerjaanya edisiplinan
secara klasikal T
Konfirmasi: anggung
j. Guru membimbing jawab
peserta didik untuk
menyimpulkan hasil
kajian. K
emandirian
K
esopanan
K
emandirian
K
erja keras
Pe
rcaya diri
3. Penutup a. Guru menawarkan Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru Kemandirian
menginformasikan Keingintahuan
5 menit
materi untuk
pertemuan berikutnya
dan menghimbau
peserta didik untuk
belajar di rumah.
didik Keingintahuan
c. Apersepsi: Kemandirian
- Siapa yang Keberanian
pernah Kesopanan
membeli gula?
- Seberapa
banyak
biasanya
kalian
membeli gula?
- Iya, gula
menggunakan
satuan kg.
Bagaimana
dengan atom?
Apakah satuan keingintahuan
yang biasa kemandirian
digunakan
untuk
menyatakan
massa atom?
d. Motivasi:
Menyampaikan
bahwa setelah keingintahuan
mempelajari ini,
peserta didik dapat
mengetahui tentang
massa atom relatif
suatu unsur dan
massa molekul
relatif suatu
senyawa.
e. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 40
a. Guru melakukaan menit K
tanya jawab untuk eingintahuan
mengetahui P
pengetahuan awal ercaya diri
peserta didik. K
b. Peserta didik erja keras
mengkaji tentang
Ar dan Mr melalui
bimbingan guru. P
ercaya diri
Elaborasi: K
c. Peserta didik reatif
mengerjakan T
latihan soal yang anggung
berhubungan jawab
dengan Ar dan Mr
untuk K
meningkatkan edisiplinan
pemahaman T
mereka. anggung
d. Peserta didik jawab
mengkomunikasika K
n hasil pekerjaanya emandirian
secara klasikal
Konfirmasi:
e. Guru membimbing
peserta didik untuk
menyimpulkan K
hasil kajian. eingintahuan
K
erja keras
K
emandirian
K
erja keras
Pe
rcaya diri
3. Penutup a. Guru menawarkan 2 menit Keberanian
kepada peserta Kesopanan
didik untuk
bertanya.
b. Guru Kemandirian
menginformasikan Keingintahuan
tugas kelompok
pada materi
selanjutnya.
K
eingintahuan
Pe
rcaya diri
K
eberanian
K
emandirian
K
eberanian
3. Penutup a. Guru menawarkan Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru 2 menit Kemandirian
menginformasikan Keingintahuan
tugas kelompok pada
materi selanjutnya.
K
emandirian
K
erja keras
Pe
rcaya diri
K
ejujuran
K
erja keras
3. Penutup a. Guru menawarkan 2 menit Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru Kemandirian
menginformasikan Keingintahuan
tugas kelompok pada
materi selanjutnya.
10. Penilaian
a. Aspek Afektif
Penilaian dilakukan melalui dua bentuk, tes dan non tes.
1) Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya
Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran
Rata-rata
No Nama
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
2) Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal
iii. Instrumen penilaian: terlampir
b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: Soal
2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.
2. Standar Kompetensi :
1. Memahami struktur atom, sifat – sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
3. Kompetensi Dasar :
1.2 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisik
senyawa yang terbentuk.
5. Tujuan Pembelajaran :
a. Peserta didik dapat menjelaskan unsur–unsur yang mudah melepaskan
elektron valensinya membentuk ion positif
b. Peserta didik dapat menjelaskan unsur–unsur yang mudah menangkap
elektron valensi membentuk ion negatif.
c. Peserta didik dapat mengambarkan struktur lewis suatu atom.
d. Peserta didik dapat menjelaskan proses terjadinya ikatan ion dari unsur
logam dengan unsur non logam.
e. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat senyawa ionik berdasarkan
contoh materi yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
f. Peserta didik dapat menjelaskan proses terjadinya ikatan kovalen tunggal,
rangkap dua dan rangkap tiga.
g. Peserta didik dapat menggambarkan struktur lewis dari beberapa senyawa
dalam proses terbentuknya ikatan kovalen.
h. Peserta didik dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen
koordinasi pada beberapa senyawa.
i. Peserta didik dapat mengetahui hubungan antara kepolaran dengan
keelktronegatifan melalui data dalam kajian pustaka.
j. Peserta didik dapat membedakan ikatan kovalen polar dan non polar.
k. Peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat senyawa kovalen
l. Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan sifat senyawa kovalen yang
telah disebutkan dengan sifat-sifat senyawa ion.
m. Peserta didik dapat memahami proses pembentukan ikatan logam
n. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat fisik ikatan logam dari
pengamatan contoh yang diberikan
o. Peserta didik dapat menjelaskan hubungan antara proses pembentukan
ikatan logam dengan senyawa fisik logam
p. Peserta didik dapat menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis
ikatannya.
6. Materi Pembelajaran :
a. Teori Kestabilan Atom
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai
unsur bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan
atom unsur lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan
hubungan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He;
mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas mulia mempunyai 8
elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom unsur
cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan. Jika atom
berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan oktet.
Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha
mempunyai elektron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet.
Cara yang diambil unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:
1. melepas atau menerima elektron;
2. pemakaian bersama pasangan elektron.
b. Ikatan Ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron
oleh atom-atom yang berikatan. Atom-atom yang melepas elektron
menjadi ion positif (kation) sedang atom-atom yang menerima elektron
menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion biasanya disebut ikatan
elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik.
Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan
nonlogam. Atom unsur logam cenderung melepas elektron membentuk ion
positif, dan atom unsur nonlogam cenderung menangkap elektron
membentuk ion negatif. Contoh: NaCl, MgO, CaF2, Li2O, AlF3, dan lain-
lain.
c. Pembentukan Ikatan Ion
Ikatan antara atom 12Mg dan 8O dalam MgO
Konfigurasi elektron Mg dan O adalah:
Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron)
O : 2, 6 (menangkap 2 elektron)
Mg dapat mencapai konfigurasi gas mulia dengan melepas 2 elektron,
sedangkan O dengan menangkap 2 elektron. Atom Mg berubah menjadi
ion Mg2+, sedangkan atom O menjadi ion O2-.
..
Mg: + :O: Mg2+ + O2- MgO
d. Sifat senyawa ionik
Sifat-sifat fisika senyawa ionik pada umumnya:
a. pada suhu kamar berwujud padat;
b. struktur kristalnya keras tapi rapuh;
c. mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi;
d. larut dalam pelarut air tetapi tidak larut dalam pelarut organik;
e. tidak menghantarkan listrik pada fase padat, tetapi pada
f. fase cair (lelehan) dan larutannya menghantarkan listrik.
e. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan
elektron oleh atom-atom yang berikatan. Pasangan elektron yang dipakai
bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron
valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut
pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara
atom-atom unsur non logam, bisa sejenis (contoh: H 2, N2, O2, Cl2, F2, Br2,
I2) dan berbeda jenis (contoh: H2O, CO2, dan lain-lain). Senyawa yang
hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.
Macam-macam ikatan kovalen:
a. Berdasarkan jumlah PEI-nya ikatan kovalen dibagi 3:
Ikatan kovalen tunggal, yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1
pasang PEI. Contoh: H2, H2O (konfigurasi elektron H = 1; O = 2,
6)
Ikatan kovalen rangkap dua, yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2
pasang PEI. Contoh: O2, CO2 (konfigurasi elektron O = 2, 6; C = 2,
4)
Ikatan kovalen rangkap tiga, yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3
pasang PEI. Contoh: N2 (Konfigurasi elektron N = 2, 5)
f. Berdasarkan kepolaran ikatan, ikatan kovalen dibagi 2:
Ikatan kovalen polar, adalah ikatan kovalen yang PEInya
cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran
suatu ikatan kovalen ditentukan oleh keelektronegatifan suatu
unsur. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom
unsur yang beda keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk
molekul asimetris, mempunyai momen dipol (μ= hasil kali jumlah
muatan dengan jaraknya)≠ 0. Contoh: HF
H–F
Keelektronegatifan H = 2,1; dan F= 4,0
Beda keelektronegatifan = 4,0 – 2,1 = 1,9
μ = q xr = 1,91 Debye
Ikatan kovalen nonpolar, yaitu ikatan kovalen yang PEInya tertarik
sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen
nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda
keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol)
atau mempunyai bentuk molekul simetri. Contoh: H2
H–H
Keelektronegatifan H = 2,1 maka
Beda keelektronegatifan H2 = 0
μ=0
Bentuk molekul simetri
g. Ikatan kovalen Koordinat
kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang PEInya berasal dari
salah satu atom yang berikatan. Contoh: NH4+
NH3 + H+ NH4+
h. Sifat-sifat senyawa kovalen
Sifat-sifat fisis senyawa kovalen:
- pada suhu kamar berwujud gas, cair (Br2), dan ada yang padat (I2);
- padatannya lunak dan tidak rapuh;
- mempunyai titik didih dan titik leleh rendah;
- larut dalam pelarut organik tapi tidak larut dalam air;
- umumnya tidak menghantarkan listrik.
i. Ikatan logam dan sifatnya
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan
bersama elektron-elektron valensi antaratomatom logam. Contoh: logam
besi, seng, dan perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan
kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk menjelaskan ikatan
logam adalah teori lautan elektron. Contoh terjadinya ikatan logam.
Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi (Fe) dapat saling
tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari atom-atom
Fe yang lain. Tumpang tindih antarelektron valensi ini memungkinkan
elektron valensi dari setiap atom Fe bergerak bebas dalam ruang di antara
ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron. Karena muatannya berlawanan
(Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi gaya tarik-menarik antara ion-ion Fe+ dan
elektron-elektron bebas ini. Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut
ikatan logam.
Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:
pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg;
keras tapi lentur/dapat ditempa;
mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi;
penghantar listrik dan panas yang baik;
mengilap.
8. Metode Pembelajaran :
a. Diskusi informasi
b. Tanya jawab
c. Ceramah
d. Pemberian tugas
e. Diskusi kelompok (complete sentence)
9. Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan Pertama dan kedua ( 3x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik Kedisiplinan
c. Apersepsi:
Guru menganalogikan Keingintahuan
Kemandirian
ketidakstabilan manu- Keberanian
sia sehingga harus Kesopanan
berikatan (menikah,
berteman) dengan
kondisi unsur yang
juga tidak stabil &
harus berikatan.
Kemudian guru me-
nanyakan apakah
setiap unsur dapat
Keingintahuan
berikatan dengan
Kemandirian
sembarang unsur
lain? Bagai-mana
proses terjadinya
ikatan kimia?
d. Motivasi:Menyampaik
an bahwa setelah
mempelajari ini,
peserta didik dapat Keingintahuan
mengetahui tentang
kestabilan golongan
gas mulia,
kecenderungan unsur
lain untuk mencapai
kestabilan seperti gas
mulia, dan ikatan ion.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 130
a. Guru melakukaan menit K
tanya jawab untuk eingintahuan
mengetahui pengetahu- P
an awal peserta didik ercaya diri
mengenai unsur–unsur K
yang telah dipelajari erja keras
pada bab sebelumnya K
dan kecenderungannya eberanian
untuk mencapai
kestabilan.
Elaborasi:
b. Guru menjelaskan
kestabilan gas mulia
berdasarkan konfi-
gurasi elektronnya. K
c. Peserta didik dengan eingintahuan
bantuan guru meng-
identifikasi unsur yang
dapat melepaskan atau
menerima elektron P
valensi untuk mencapai ercaya diri
kestabilannya atau
K
menyerupai konfigur-
reatif
asi elektron gas mulia K
d. Peserta didik dengan eberanian
bantuan guru meng- T
gambarkan susunan anggung
elektron valensi jawab
(struktur lewis) atom
gas mulia (duplet dan
oktet) dengan susunan
elektron valensi atom
bukan gas mulia serta K
hubungannya dengan emandirian
kestabikan unsur T
Konfirmasi: anggung
e. Guru menanggapi jawab
pekerjaan peserta didik K
dan memberikan eingintahuan
penekanan pada hal-hal K
pokok. erja keras
Eksplorasi:
f. Berdasarkan contoh-
contoh senyawa yang
ada, guru
mengilustrasikan
proses terjadinya
ikatan ion.
g. Guru memberikan
contoh senyawa ion
K
dalam kehidupan
eingintahuan
sehari-hari, misalnya
K
garam dapur (NaCl)
erja keras
dan lain-lain kemudian
membimbing peserta
didik untuk me-
nyebutkan contoh lain K
Konfirmasi: eingintahuan
h. Guru membimbing
peserta didik untuk
menyimpulkan hasil
kajian.
K
erja keras
Pe
rcaya diri
K
eberanian
K
emandirian
K
esopanan
3. Penutup a. Guru menawarkan 2 menit Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru Kemandirian
menginformasikan Keingintahuan
tugas kelompok pada
materi selanjutnya.
an bahwa setelah
mempelajari ini,
peserta didik dapat
mengetahui tentang
ikatan kovalen.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 120
a. Guru menggali pe- menit K
ngetahuan awal peserta eingintahuan
didik melalui cara P
atom mencapai ke- ercaya diri
stabilannya. Cara serah K
terima elektron telah erja keras
dipelajari sebelumnya, K
selanjutnya guru mem- eberanian
bimbing peserta didik
untuk membahas cara
pemakaian elektron
bersama.
Elaborasi:
b. Guru menjelaskan
proses terjadinya
ikatan kovalen.
c. Guru memberikan K
contoh cara meng- eingintahuan
gambarkan struktur K
lewis. erja keras
d. Peserta didik
mengerjakan latihan
K
soal.
reatif
Konfirmasi:
K
e. Guru membahas soal
erja keras
dan mengkoreksi
K
jawaban yang salah.
eingintahuan
Elaborasi:
f. Guru menjelaskan
K
proses terjadinya
ikatan kovalen koor- eingintahuan
dinat. K
g. Guru menganalogikan erja keras
prinsip pembentukan
ikatan ini dengan
kejadian di kehidupan K
sehari-hari. emandirian
h. Peserta didik dihimbau K
untuk memberikan erberanian
contoh senyawa
kovalen dalam K
kehidupan sehari-hari. eingintahuan
i. Peserta didik mem- K
bentuk kelompok yang epedulian
terdiri dari 2 orang K
kemudian guru erja keras
membagikan lembar
kerja berupa paragraf
yang kalimatnya belum
K
lengkap.
erja keras
j. Peserta didik
Pe
mendiskusikan untuk
rcaya diri
melengkapi kalimat
K
dengan kata kunci
eberanian
yang tersedia.
k. Guru mengoreksi
jawaban bersama-sama
K
lalu tiap peserta didik
emandirian
disuruh untuk
K
membaca paragraf
erja keras
tersebut secara
berulang-ulang hingga
paham dan hafal.
Konfirmasi:
l. Guru membimbing
peserta didik untuk
menyimpulkan hasil K
kajian. eberanian
Pe
rcaya diri
K
erja keras
K
epedulian
K
eingintahuan
K
esopanan
K
emandirian
K
eberanian
3. Penutup a. Guru menawarkan 10 Keberanian
kepada peserta didik menit Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru Kemandirian
menginformasikan Keingintahuan
tugas kelompok pada
materi selanjutnya.
10. Penilaian
a. Aspek Afektif
Penilaian dilakukan melalui dua bentuk, tes dan non tes.
1) Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya
Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran
Rata-rata
No Nama
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
4. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
5. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
6. Cukup (C)
2) Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal
iii. Instrumen penilaian: terlampir
b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: Soal
2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.
2. Standar Kompetensi :
2. Memahami hukum – hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia ( Stoikiometri).
3. Kompetensi Dasar :
2.1 Mendeskripsikan tata senyawa anorganik dan organik sederhana serta
persamaan reaksinya.Memahami struktur atom berdasarkan teori atom,
sifat – sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat – sifat periodik unsur
dalam table sistem periodik serta menyadari keteraturannya melalui
pemahaman konfigurasi elektron.
6. Materi Pembelajaran :
Tata Nama Senyawa :
a. Senyawa biner
Senyawa biner ada 2 macam, yaitu terdiri atas atom:
i. logam dan nonlogam;
ii. nonlogam dan nonlogam.
Jika senyawa biner terdiri atas atom logam dan nonlogam dengan
logam yang hanya mempunyai satu macam muatan/bilangan oksidasi,
maka namanya cukup dengan menyebut nama kation (logam) dan diikuti
nama anionnya (nonlogam) dengan akhiran -ida.
Akan tetapi jika atom logam yang bertindak sebagai kation
mempunyai lebih dari satu muatan/bilangan oksidasi, maka nama senyawa
diberikan dengan menyebut nama logam + (bilangan oksidasi logam) +
anionnya (nonlogam) dengan akhiran -ida.
Jika senyawa biner terdiri atas atom unsur nonlogam dan nonlogam,
maka penamaan dimulai dari nonlogam pertama diikuti nonlogam kedua
dengan diberi akhiran -ida. Jika 2 jenis nonlogam dapat membentuk lebih
dari satu macam senyawa, maka digunakan awalan Yunani.
b. Senyawa poliatomik
Senyawa anorganik poliatomik pada umumnya merupakan
senyawa ion yang terbentuk dari kation monoatomik dengan anion
poliatomik atau kation poliatomik dengan anion monoatomik/poliatomik.
Penamaan dimulai dengan menyebut kation diikuti anionnya.
c. Senyawa organik
Jumlah senyawa organik sangat banyak dan tata nama senyawa
organik lebih kompleks karena tidak dapat ditentukan dari rumus kimianya
saja tetapi dari rumus struktur dan gugus fungsinya. Contoh: etanol
C2H5OH.
d. Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi adalah persamaan yang menggambarkan
hubungan zat-zat kimia yang terlibat sebelum dan sesudah reaksi kimia.
Persamaan reaksi dinyatakan dengan rumus kimia zat-zat yang bereaksi
dan hasil reaksi, angka koefisien, dan fase/ wujud zat. Zat-zat yang
bereaksi disebut pereaksi/reaktan dituliskan di sebelah kiri tanda anak
panah, sedangkan zat-zat hasil reaksi atau produk reaksi dituliskan di
sebelah kanan tanda anak panah. Contoh: natrium hidroksida direaksikan
dengan asam klorida menghasilkan natrium klorida dan air. Maka
persamaan reaksinya:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(aq)
NaOH dan HCl disebut pereaksi/reaktan
NaCl dan H2O disebut hasil reaksi
e. Menyetarakan Reaksi
Banyak reaksi dapat disetarakan dengan jalan mencoba/menebak, akan
tetapi sebagai permulaan dapat mengikuti langkah berikut.
i. Pilihlah satu rumus kimia yang paling rumit, tetapkan koefisiennya
sama dengan 1.
ii. Zat-zat yang lain tetapkan koefisien sementara dengan huruf.
iii. Setarakan dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang tadi
diberi koefisien 1.
iv. Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O
disetarakan paling akhir.
7. Alokasi Waktu: 7 x 45 menit
8. Metode Pembelajaran :
a. Diskusi informasi
b. Tanya jawab
c. Pemberian tugas
d. Diskusi kelompok
e. Pemberian tugas
9. Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan pertama (1x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik Kedisiplinan
c. Apersepsi:
- Saat kita bertemu
Keingintahuan
dengan orang asing, Kemandirian
apa yang kita Keberanian
Kesopanan
tanyakan pertama
kali?
- Adakah diantara kita
yang tidak
mempunyai nama?
- Guru menunjuk salah Keingintahuan
Kemandirian
satu peserta didik dan
menanyakan arti
namanya.
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa Keingintahuan
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
tata nama senyawa.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 40
a. Guru mengeksplorasi menit K
pengetahuan peserta eingintahuan
didik mengenai K
pentingnya tata nama emandirian
senyawa kimia melalui K
analogi tata bahasa, erja keras
misal papan tulis
bukan tulis papan.
Guru juga menekankan
perlunya tata nama
IUPAC untuk
memberikan penafsiran
yang sama pada
seluruh masyarakat
keilmuan
Elaborasi
b. Guru menanyakan arti
senyawa biner serta
contoh senyawa biner .
c. Guru menjelaskan cara K
memberi nama eingintahuan
senyawa biner dan K
poliatomik . erja keras
d. Peserta didik K
membentuk kelompok emandirian
yang terdiri dari 3-4
K
orang untuk berdiskusi esopanan
dan menjawab latihan K
soal untuk memberikan reatif
nama beberapa
senyawa biner dan K
poliatomik. Tiap-tiap erja keras
kelompok memastikan K
anggota kelompoknya eingintahuan
dapat mengerjakan/ K
memahami jawaban emandirian
yang benar. Jika ada
anggota kelompok
yang belum
memahami, anggota
kelompok yang sudah
memahami membantu
menjelaskan pada
temannya.
e. Masing-masing peserta
didik mendapatkan
nomor undian lalu guru
menunjuk salah satu
nomor untuk
menjawab salah satu
soal.
f. Guru meminta peserta
didik yang lain untuk
mengomentari jawaban
tersebut kemudian Ta
menunjuk nomor yang nggung jawab
lain K
g. Peserta didik me- erja keras
ngerjakan soal–soal K
latihan eberanian
Konfirmasi:
h. Guru membimbing
peserta didik untuk K
menyimpulkan hasil eingintahuan
kajian. K
epedulian
K
emandirian
K
eingintahuan
Pe
rcaya diri
K
erja keras
Pe
rcaya diri
K
emandirian
3. Penutup a. Guru menawarkan 2 menit Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru Kemandirian
menginformasikan Keingintahuan
tugas kelompok pada
materi selanjutnya.
K
emandirian
K
eingintahuan
Pe
rcaya diri
K
eberanian
Pe
rcaya diri
K
emandirian
K
eingintahuan
Pe
rcaya diri
3. Penutup a. Guru menawarkan Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru 2 menit Kemandirian
menginformasikan Keingintahuan
materi pada pelajaran
selanjutnya.
Kemampuan berpendapat
Kemampuan bertanya
Ketepatan menjawab
Kehadiran
Rata-rata
No Nama
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
2) Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal
iii. Instrumen penilaian:
b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS
2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.
2. Standar Kompetensi :
2. Memahami hukum – hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia ( Stoikiometri )
3. Kompetensi Dasar :
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikann berlakunya hukum–hukum dasar
kimia melalui percobaan serta penerapan konsep mol dalam
menyelesaikan perhitungan kimia.
5. Tujuan Pembelajaran :
a. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi Hukum Lavoiser.
b. Peserta didik dapat membuktikan berlakunya hukum ketetapan massa
(hukum Lavoiser) melalui soal – soal data percobaan.
c. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi Hukum Proust
d. Peserta didik dapat membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap
(hukum Proust) melalui soal – soal data percobaan.
e. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi Hukum Dalton.
f. Peserta didik dapat membuktikan berlakunya hukum kelipatan
perbandingan ( Hukum Dalton ) melalui soal – soal data percobaan.
g. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi Hukum Gay Lussac.
h. Peserta didik dapat membuktikan berlakunya hukum perbandingan volume
(hukum Gay Lussac) melalui soal – soal data percobaan.
i. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi Hukum Avogadro
j. Peserta didik dapat membuktikan berlakunya hukum avogadro melalui
soal – soal data percobaan.
k. Peserta didik dapat mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel ,
massa dan volum zat
l. Peserta didik dapat menentukan kadar zat dalam senyawa
m. Peserta didik dapat menentukan rumus empiris dan rumus molekul
n. Peserta didik dapat menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi
o. Peserta didik dapat menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
p. Peserta didik dapat menentukan rumus hidrat
6. Materi Pembelajaran :
Hukum Dasar Kimia
a. Hukum Lavoiser
Antoine Laurent Lavoisier telah menyelidiki massa zat-zat
sebelum dan sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi,
kemudian menimbang hasil reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama. Lavoisier menyimpulkan hasil penemuannya
dalam suatu hukum yang disebut hukum kekekalan massa: “Dalam sistem
tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama“.
b. Hukum Proust
Pada tahun 1799, Joseph Louis Proust menemukan satu sifat
penting dari senyawa, yang disebut hukum perbandingan tetap.
Berdasarkan penelitian terhadap berbagai senyawa yang dilakukannya,
Proust menyimpulkan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam
satu senyawa adalah tertentu dan tetap.“
c. Hukum Dalton
Berdasarkan hasil percobaannya, Dalton merumuskan hukum
kelipatan perbandingan (hukum Dalton) yang berbunyi: “Jika dua jenis
unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa-
massa salah satu unsur dalam senyawa-senyawa tersebut sama, sedangkan
massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan massa unsur
lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan
sederhana. “
d. Hukum Gay Lussac
Berdasarkan percobaannya, Gay Lussac merumuskan hukum
perbandingan volume (hukum Gay Lussac): “Pada suhu dan tekanan yang
sama, volume gasgas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi
berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.“ Hukum perbandingan
volume dari Gay Lussac dapat kita nyatakan sebagai berikut.
“Perbandingan volume gas-gas sesuai dengan koefisien masing-masing
gas.”
e. Hipotesis Avogadro
Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro menjelaskan percobaan Gay
Lussac. Menurut Avogadro, partikel unsure tidak selalu berupa atom
tunggal (monoatomik), tetapi berupa 2 atom (diatomik) atau lebih
(poliatomik). Avogadro menyebutkan partikel tersebut sebagai molekul.
Gay Lussac:
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen = 2 volume uap air
Avogadro:
2 molekul gas hidrogen + 1 molekul gas oksigen 2 molekul uap air
Dari sini Avogadro mengajukan hipotesisnya yang dikenal hipotesis
Avogadro yang berbunyi: “Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas
dengan volume yang sama akan mengandung jumlah molekul yang sama
pula.” Jadi, perbandingan volume gas-gas itu juga merupakan
perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi. Dengan kata lain
perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan koefisien
reaksinya.
Perhitungan Kimia
a. Mol
Banyaknya partikel dinyatakan dalam satuan mol. Para ahli sepakat bahwa
satu mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah
partikel dalam 12,0 gram isotop C-12 yakni 6,02x10 23 partikel. Jumlah
partikel ini disebut Bilangan Avogadro (NA = Number Avogadro) atau
dalam bahasa Jerman Bilangan Loschmidt (L).
i. Hubungan mol dengan jumlah partikel
Hubungan mol dengan jumlah partikel dapat dirumuskan: jumlah
partikel = molxNA
ii. Hubungan mol dengan massa
Sebelum membahas hubungan mol dengan massa terlebih dahulu akan
diperkenalkan Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif.
Massa Atom Relatif (Ar)
Massa Atom Relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata
suatu atom unsur terhadap 1/12 massa satu atom isotop C-12.
Massa Molekul Relatif (Mr)
Massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata-rata
satu molekul suatu senyawa terhadap 1/12 massa 1 atom isotop C-
12. Berdasarkan pengertian molekul yang menyatakan bahwa
molekul merupakan gabungan dari atomatomnya, maka Mr
merupakan jumlah Ar atom-atom penyusunnya.
Massa Molar
Massa molar menyatakan massa yang dimiliki oleh 1 mol zat,
yang besarnya sama dengan Ar atau Mr.
Untuk unsur:
1 mol unsur = Ar gram, maka dapat dirumuskan:
Massa 1 mol zat = Ar zat dinyatakan dalam gram
Untuk senyawa:
1 mol senyawa = Mr gram, maka dapat dirumuskan:
Massa 1 mol zat = Mr zat dinyatakan dalam gram
b. Hubungan mol dengan volume
Pengukuran kuantitas gas tergantung suhu dan tekanan gas.
Jika gas diukur pada keadaan standar, maka volumenya disebut
volume molar. Volume molar adalah volume 1 mol gas yang
diukur pada keadaan standar. Keadaan standar yaitu keadaan pada
suhu 0 °C (atau 273 K) dan tekanan 1 atmosfer (atau 76 cmHg
atau 760 mmHg) atau disingkat STP (Standard Temperature and
Pressure). Besarnya volume molar gas dapat ditentukan dengan
persamaan gas ideal:
PV = nRT
P = tekanan = 1 atm
n = mol = 1 mol gas
T = suhu dalam Kelvin = 273 K
R = tetapan gas = 0,082 liter atm/mol K
c. Perhitungan kimia dalam reaksi kimia
Berdasarkan hukum sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
Perbandingan koefisien = perbandingan volume
= perbandingan jumlah partikel
= perbandingan mol
Dalam reaksi kimia, jika perbandingan mol zat-zat pereaksi tidak
sama dengan perbandingan koefisiennya, maka ada pereaksi yang habis
terlebih dulu. Pereaksi seperti ini disebut pereaksi pembatas.
d. Kadar zat
Kadar zat umumnya dinyatakan dalam persen massa (% massa). Untuk
mendapatkan persen massa dapat menggunakan rumus:
% X dalam zat = (massa X : massa zat) x100%
e. Rumus empiris dan rumus molekul
Rumus kimia dibagi dua, yaitu rumus empiris dan rumus molekul.
Rumus empiris adalah rumus kimia yang menggambarkan perbandingan
mol terkecil dari atom-atom penyusun senyawa. Salah satu cara
menentukan rumus empiris dan rumus molekul dapat dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut: Persen massa mol setiap unsur
perbandingan mol dari unsur-unsur rumus empiris rumus molekul.
Rumus molekul adalah rumus sebenarnya dari suatu senyawa.
Rumus molekul dapat ditentukan jika massa molekul relatif diketahui.
f. Garam Hidrat
Garam hidrat adalah garam yang mengikat air. Jika garam hidrat
melepaskan air kristal yang terikat disebut garam anhidrat. Cara mencari
jumlah air kristal yang terikat pada garam hidrat adalah dengan rumus:
x = mol H2O : mol garam hidrat
8. Metode Pembelajaran :
Diskusi Informasi, diskusi kelompok, ceramah, dan tanya jawab.
9. Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan Pertama (2x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik Kedisiplinan
c. Apersepsi: Guru Keingintahuan
Kepedulian
memaparkan penting-
nya belajar perhitungan
kimia sederhana
dengan menganalogi-
kan masakan yang
akan menjadi lezat jika Keingintahuan
Kemandirian
takaran bahan yang 3menit Keberanian
digunakan pas. Kesopanan
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari Keingintahuan
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
hukum lavoiser dan
Proust.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 40
a. Guru mengenalkan menit K
bahan-bahan yang eingintahuan
digunakan dalam K
demonstrasi. epedulian
b. Guru melakukan
demonstrasi sesuai
langkah kerja dalam K
lembar percobaan eingintahuan
untuk membuktikan K
berlakunya hukum esopanan
kekekalan massa K
(Hukum Lavoiser) dan reatif
hukum perbandingan
tetap (Hukum Proust)
Elaborasi:
c. Mendiskusikan data
percobaan untuk
membuktikan Hukum
Lavoiser dan Hukum
Proust dalam diskusi
kelompok dikelas. K
d. Peserta didik erja keras
mengerjakan latihan K
soal dari hukum yang eingintahuan
telah di diskusikan K
e. Guru dan peserta didik emandirian
membahas soal yang
telah dikerjakan.
Konfirmasi:
f. Guru membimbing K
peserta didik untuk emandirian
menyimpulkan hasil
K
kajian.
erja keras
Ta
nggung jawab
K
erja keras
K
eberanian
K
ejujuran
K
emandirian
K
erja keras
Pe
rcaya diri
3. Penutup a. Guru menawarkan Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru 2 menit Kemandirian
menginformasikan Keingintahuan
materi pada pertemuan
selanjutnya.
K
emandirian
K
erja keras
Pe
rcaya diri
3. Penutup a. Guru menawarkan Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru 2 menit Kemandirian
menginformasikan Keingintahuan
materi pada pertemuan
selanjutnya.
Pe
rcaya diri
K
emandirian
K
eberanian
3. Penutup c. Guru menawarkan Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
d. Guru 5 menit Kemandirian
menginformasikan Keingintahuan
materi pada pertemuan
selanjutnya.
10. Penilaian
a. Aspek Afektif
Penilaian dilakukan melalui dua bentuk, tes dan non tes.
1) Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya
Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran
Rata-rata
No Nama
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
2) Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal
iii. Instrumen penilaian: terlampir
b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS
2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian: Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.
2. Standar Kompetensi :
3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta oksidasi-
reduksi.
3. Kompetensi Dasar :
3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan
data hasil percobaan.
6. Materi Pembelajaran :
a. Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Elektrolit adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan
nonelektrolit tidak menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan ke dalam
air. Senyawa ionik dan kovalen polar biasanya bersifat elektrolit.
Contohnya asam, basa, dan garam. Senyawa kovalen nonpolar biasanya
nonelektrolit. Molekul air bermuatan netral tetapi mempunyai ujung
positif (atom H) dan ujung negatif (ujung O) sehingga sangat efektif
melarutkan senyawa ionik atau senyawa kovalen polar.
b. Jenis larutan berdasarkan daya hantar listrik
Berdasarkan kuat lemahnya daya hantar listrik, elektrolit dibagi
dua yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Suatu zat yang mempunyai
daya hantar listrik kuat termasuk elektrolit kuat, dan zat yang daya hantar
listriknya lemah termasuk elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat
contohnya asam kuat (HCl, HBr, HI), basa kuat (NaOH, KOH, LiOH,),
dan garam (NaCl, KCl, dan lain-lain).
c. Perbedaan larutan Elektrolit dan Non- elektrolit
Jenis larutan Jenis zat terlarut Tes nyala lampu Tes elektrode
1. Derajat Ionisasi
Secara kuantitatif, kuat lemahnya larutan elektrolit dapat diukur
dari =derajat disosiasi (untuk senyawa ion)/derajat ionisasi (untuk
senyawa kovalen polar). Rumusnya:
= jumlah mol zat yang terurai : jumlah mol zat mula – mula.
2. Persamaan reaksi ion
Elektrolit Kuat
a. Asam kuat
HxZ (aq) → x H+(aq) + Zx–(aq)
Contoh: HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)
b. Basa kuat
M(OH)x(aq) → Mx+(aq) + x OH–(aq)
Contoh: NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)
c. Garam
MxZy(aq) → x My+(aq) + y Zx–(aq)
Contoh: NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl–(aq)
Elektrolit Lemah
a. Asam lemah
HxZ(aq) ↔ x H+(aq) + Zx–(aq)
Contoh: CH3COOH(aq) ↔ H+(aq) + CH3COO–(aq)
b. Basa lemah
M(OH)x(aq)↔Mx+(aq) + x OH–(aq)
Contoh: NH4OH(aq) ↔ NH4+(aq) + OH–(aq)
8. Metode Pembelajaran
a. Eksperimen
b. Diskusi informasi
c. Diskusi kelompok
d. Tanya jawab
9. Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan Pertama (2x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik Kedisiplinan
c. Apersepsi:
Keingintahuan
1) Mengapa Kemandirian
olahragawan Keberanian
mengkonsumsi Kesopanan
minuman
mineral?
2) Mengapa ikan di Keingintahuan
sungai dapat mati
jika airnya dialiri
listrik?
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
Keingintahuan
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
kalsifikasi larutan
berdasarkan daya
hantar listriknya.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Guru menjelaskan menit K
prinsip kerja praktikum eingintahuan
dan memberi himbauan T
tata tertib di dalam anggung jawab
laboratorium. K
b. Peserta didik edisiplinan
menyiapkan alat dan
bahan praktikum K
Elaborasi: reatif
c. Peserta didik menguji K
sifat daya hantar listrik erjasama
masing-masing larutan T
sesuai langkah dalam enggang rasa
LKS praktikum K
Konfirmasi: erja keras
d. Peserta didik dalam K
setiap kelompok eingintahuan
diminta untuk K
membuat kesimpulan emandirian
dari eksperimen yang T
telah dilakukan. oleransi
K
erja keras
K
eingintahuan
Ta
nggung jawab
Pe
rcaya diri
3. Penutup a. Guru memberikan Menghargai
penghargaan kepada prestasi
kelompok yang Tenggang rasa
memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
b. Guru menawarkan Keberanian
2 menit
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
c. Peserta didik Kemandirian
(dibimbing oleh guru)
Keingintahuan
berdiskusi untuk
membuat kesimpulan.
Pertemuan Kedua (1 x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik Kedisiplinan
c. Apersepsi:
Keingintahuan
1) Apa fungsi Kesopanan
elektroda pada alat Keberanian
uji daya hantar
listrik larutan?
2) Mengapa larutan
garam dapur dapat Keingintahuan
Kemandirian
menyalakan
3 menit
lampu?
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
Keingintahuan
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
larutan elektrolit dan
non elektrolit.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 40
a. Guru meminta peserta menit K
didik duduk dalam esopanan
kelompok masing- K
masing. eingintahuan
b. Guru meminta peserta K
didik mendiskusikan erja sama
hasil eksperimen
masing-masing K
kelompok. erja sama
Elaborasi: P
c. Setiap kelompok ercaya diri
diminta untuk K
mempresentasikan emandirian
hasil diskusinya di M
depan kelompok lain. enghargai
d. Masing-masing pendapat
kelompok menanggapi
hasil diskusi kelompok K
rekannya. epedulian
e. Guru menanggapi hasil K
diskusi kelompok eberanian
peserta didik dan
K
memberikan informasi
emandirian
yang sebenarnya.
Konformasi:
K
f. Peserta didik
erja keras
(dibimbing oleh guru)
P
berdiskusi untuk
ercaya diri
membuat kesimpulan.
K
eberanian
K
eingintahuan
K
erja keras
K
erja keras
K
emandirian
P
ercaya diri
3. Penutup c. Guru menawarkan 2 menit Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
g. Guru memberikan Menghargai
penghargaan kepada prestasi
kelompok yang Rendah hati
memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
h. Guru memberikan Kemandirian
tugas rumah untuk
Keingintahuan
membuat alur konsep
penyebab kemampuan
larutan elektrolit
menghantarkan listrik,
Serta
mengelompokkan
larutan elektrolit
berdasarkan
pembentukan
ikatannya.
Keingintahuan
d. Guru
menginformasikan
materi pada pelajaran
selanjutnya.
K
erja keras
K
eingintahuan
K
emandirian
P
ercaya diri
M
enghargai
pendapat
K
emandirian
3. Penutup a. Guru menawarkan Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
b. Guru memberikan Menghargai
penghargaan kepada prestasi
kelompok yang Rendah hati
memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
c. Guru memberikan 2 menit Kemandirian
tugas rumah untuk
Keingintahuan
mengelompokkan
larutan elektrolit
berdasarkan ikatannya.
d. Guru
Keingintahuan
menginformasikan
materi pada pelajaran
selanjutnya.
Pertemuan 5 ( 2 x 45 menit)
Ulangan Harian
10. Penilaian
a. Aspek Afektif
Penilaian dilakukan melalui dua bentuk, tes dan non tes.
1) Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya
Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran
Rata-rata
No Nama
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
2) Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal
b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS
2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.
c. Aspek Psikomotorik
i. Jenis Penilaian : Praktikum
ii. Teknik penilaian : observasi
iii. Instrumen Penilaian : skala lajuan (terlampir)
2. Standar Kompetensi :
3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta oksidasi-
reduksi.
3. Kompetensi Dasar :
3.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan
hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
6. Materi Pembelajaran
Konsep Reaksi Oksidasi dan Reduksi
a. Oksidasi-Reduksi sebagai Pengikatan dan Pelepasan Oksigen.
Dalam teori ini pengertian oksidasi dan reduksi dikaitkan dengan oksigen.
Reaksi autoredoks
Reaksi disproporsionasi atau disebut juga reaksi swaredoks adalah
suatu reaksi yang mengalami oksidasi dan juga reduksi pada pereaksinya
Contoh:
Hidrogen peroksida dipanaskan pada suhu di atas 60°C dan terurai
menurut persamaan reaksi berikut:
H2O2(l) →H2O(l) + O2(g)
Biloks atom O dalam H2O2 adalah –1. Setelah terurai berubah menjadi –2
(dalam H2O) dan 0 dalam (O2). Persamaan kerangkanya
Oleh karena molekul H2O2 dapat berperan sebagai oksidator dan juga
reduktor maka reaksi tersebut dinamakan reaksi disproporsionasi atau
reaksi autoredoks
b. Pemutihan pakaian
Jenis zat pemutih yang banyak digunakan dalam produk-produk
pemutih adalah natrium hipoklorit (NaOCl). Jika dilarutkan dalam air,
NaOCl akan terurai menjadi Na+ dan OCl. Ion OCl- akan tereduksi
menjadi ion klorin dan ion hidroksida.
OCl- + 2e- + HOH Cl- + 2OH-
c. Akumulator
Proses kerja akumulator menghasilkan listrik melibatkan reaksi redoks.
Demikian pula dengan penyetruman kembali akumulator yang juga
melibatkan reaksi redoks. Suatu akumulator mengandung larutan
elektrolit asam sulfat (H2SO4). Akumulator tersusun atas kutub negatif
dan kutub positif. Kutub negatif terbuat dari logam timbal (Pb),
sedangkan kutub positifnya terbuat dari timbal(IV) oksida (PbO2).
Pb + 2SO42- + PbO2 + 4H+ PbSO4 + 2H2O
d. Reaksi redoks pada ekstraksi logam
Cara memperoleh logam murni dari bijih-bijih logam adalah dengan
cara metalurgi, yaitu proses pengolahan bijih logam menjadi logam.
Proses metalurgi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: Pemekatan bijih,
Peleburan (smelting), dan Pemurnian (refining).
e. Reaksi redoks pada daur ulang perak
Proses daur ulang perak melibatkan reaksi redoks sebagai berikut.
Cu(s) + 2Ag+(aq) Cu2+(aq) + 2Ag(s)
8. Metode Pembelajaran
a. Diskusi kelompok
b. Tanya jawab
c. Ceramah
d. Diskusi kelas
9. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik Kedisiplinan
c. Apersepsi: Guru
Keingintahuan
memberikan apersepsi Kemandirian
dengan menyajikan Keberanian
Kesopanan
fenomena reaksi
redoks dalam
kehidupan sehari-hari,
seperti daging buah
apel yang menguning
dan perkaratan besi.
Pengenalan redoks
dilengkapi dengan 3 menit Keingintahuan
demonstrasi
pembakaran kertas dan
atau reaksi paku besi
dengan asam sulfat.
d. Motivasi: Keingintahuan
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
reaksi reduksi dan
oksidasi.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Peserta didik mengkaji menit K
literatur mengenai emandirian
reaksi redoks. K
b. Guru meminta peserta eingintahuan
didik duduk T
berkelompok. anggung jawab
Elaborasi: K
c. Peserta didik edisiplinan
(dibimbing oleh guru)
mendiskusikan konsep K
reaksi oksidasi dan erja keras
reduksi berdasarkan K
penggabungan dan erjasama
pelepasan oksigen. K
d. Peserta didik eingintahuan
memperhatikan contoh K
penulisan reaksi emandirian
oksidasi dan reduksi
berdasarkan
penggabungan dan
pelepasan oksigen
K
yang disampaikan oleh
erja keras
guru
K
e. Peserta didik dalam
eingintahuan
setiap kelompok
mendiskusikan konsep
reaksi oksidasi dan
reduksi berdasarkan
pelepasan dan
penerimaan elektron.
f. Peserta didik dalam
kelompoknya
K
mendiskusikan
erja keras
penulisan reaksi
K
oksidasi dan reduksi
berdasarkan pelepasan erjasama
dan penerimaan K
elektron. eingintahuan
g. Peserta didik K
mempresentasikan emandirian
hasil diskusi kelompok
secara klasikal.
Konfirmasi: K
h. Guru menanggapi hasil erja keras
diskusi kelompok K
Peserta didik dan eingintahuan
memberikan informasi
yang sebenarnya.
K
emandirian
K
eberanian
P
ercaya diri
M
enghargai
pendapat
K
eingintahuan
K
erja keras
3. Penutup a. Guru memberikan Kemandirian
tugas rumah berupa
latihan soal.
b. Guru menawarkan Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
2 menit
untuk bertanya.
c. Peserta didik Kemandirian
(dibimbing oleh guru)
Keingintahuan
berdiskusi untuk
membuat kesimpulan.
d. Motivasi:
Keingintahuan
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
bilangan oksidasi.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 120
a. Peserta mengaji menit K
literatur yang berkaitan emandirian
dengan pengertian K
redoks berdasarkan eingintahuan
perubahan biloks..
b. Peserta didik
memperhatikan
penjelasan guru K
mengenai konsep edisiplinan
reaksi oksidasi dan K
reduksi berdasarkan erja keras
perubahan bilangan K
oksidasi. eingintahuan
Elaborasi: B
c. Perwakilan dari peserta ersahabat
didik diminta untuk
menjelaskan
pengertian reaksi
redoks.
Komfirmasi:
K
d. Guru menanggapi dan
erja keras
memberikan
K
penjelasan dari
eingintahuan
jawaban peserta didik.
P
Elaborasi:
ercaya diri
e. Peserta didik K
(dibimbing oleh guru) eberanian
mendiskusikan
pengertian bilangan
oksidasi. K
f. Peserta didik eingintahuan
memperhatikan aturan K
penentuan bilangan erja keras
oksidasi yang
disampaikan oleh guru.
g. Peserta didik
memperhatikan contoh K
soal penentuan erja keras
bilangan oksidasi K
dalam senyawa yang ecerdasan
disampaikan oleh guru. K
Konfirmasi: eingintahuan
h. Guru meminta peserta
didik mengerjakan
latihan soal.
K
Elaborasi:
erja keras
i. Peserta didik
K
memperhatikan
eingintahuan
penjelasan guru
mengenai penggunaan
bilangan oksidasi
untuk reaksi oksidasi
K
dan reduksi.
erja keras
Konfirmasi:
K
j. Peserta didik
eingintahuan
(dibimbing oleh guru)
berdiskusi untuk
membuat kesimpulan.
K
emandirian
P
ercaya diri
K
eingintahuan
K
erja keras
K
emandirian
K
eberanian
K
emandirian
K
erja keras
K
eberanian
P
ercaya diri
M
enghargai
pendapat
3. Penutup a. Guru memberikan 2 menit Kemandirian
tugas rumah berupa
latihan soal.
b. Guru menawarkan Keberanian
kepada peserta didik Kesopanan
untuk bertanya.
c. Peserta didik Kemandirian
(dibimbing oleh guru) Keingintahuan
berdiskusi untuk
membuat kesimpulan.
Pertemuan 6 ( 2 x 45 menit)
Ulangan harian
10. Penilaian
a. Aspek Afektif
Penilaian dilakukan melalui dua bentuk, tes dan non tes.
1) Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya
Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran
Rata-rata
No Nama
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
2) Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal
b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS
2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.
2. Standar Kompetensi :
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar fungsi gugus dan senyawa
makromolekul.
3. Kompetensi Dasar :
4.1 Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa
hidrokarbon.
5. Tujuan Pembelajaran:
a. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian senyawa karbon.
b. Peserta didik dapat menyebutkan contoh senyawa karbon dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Peserta didik dapat menguji keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa
karbon.
d. Peserta didik dapat menjelaskan karakteristik atom karbon.
e. Peserta didik dapat menjelaskan posisi atom C dalam rantai karbon.
f. Peserta didik dapat menyebutkan jenis ikatan kovalen antara 2 atom C
dalam rantai karbon.
g. Peserta didik dapat membedakan ikatan tunggal dan ikatan rangkap.
6. Materi Pembelajaran
Unsur Karbon dalam Senyawa Karbon
Cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa karbon disebut kimia
organik. Kata organik berarti zat hidup. Karena pada awalnya para ahli
berpendapat bahwa senyawa organik adalah senyawa yang dihasilkan oleh
makhluk hidup. Akan tetapi pendapat ini berubah setelah Freiderich Wohler
(1828) berhasil mensintesis urea tanpa menggunakan ginjal manusia yakni
dari amonium sianat.
Pada umumnya senyawa karbon mengandung unsur C, H, dan O. Untuk
mengidentifikasi adanya unsur-unsur tersebut lakukan percobaan berikut.
3. Cara kerja:
a. Masukkan 1 sendok teh gula pasir dan serbuk CuO ke dalam tabung
reaksi pertama, kemudian tutup
b. mulut tabung dengan sumbat gabus yang dihubungkan dengan pipa.
c. Isi tabung reaksi ke-2 dengan 10 mL air kapur, tutup dengan sumbat
gabus. Hubungkan dengan pipa tabung pertama.
d. Panaskan tabung pertama di atas pembakar spiritus.
e. Amati apa yang terjadi pada tabung ke-2!
f. Buka sumbat gabus tabung pertama dan uji embun pada dinding
tabung dengan kertas kobalt klorida.
g. Amati perubahan yang terjadi!
4. Data percobaan:
a. Perubahan pada tabung ke-2: ....
b. Perubahan pada kertas kobalt klorida: ....
5. Pertanyaan:
a. Apa fungsi CuO dalam reaksi tersebut?
b. Kesimpulan apa yang dapat kamu tarik dari percobaan ini?
8. Metode Pembelajaran
1. Eksperimen
2. Diskusi informasi
9. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama (2 x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik Kedisiplinan
c. Apersepsi: Bagaimana
Keingintahuan
menguji keberadaan Kemandirian
unsur C, H, dan O Keberanian
Kesopanan
dalam senyawa
karbon? Keingintahuan
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
3 menit
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang Keingintahuan
identifikasi unsur C,H,
Kepedulian
dan O dalam senyawa Ketelitian
karbon.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
f. Pra eksperimen:
Berhati-hatilah meng-
gunakan peralatan
laboratorium.
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Peserta didik dalam menit K
kelompok kerja emandirian
mempersiapkan alat K
dan bahan praktikum eingintahuan
Elaborasi: K
b. Peserta didik erjasama
melakukan eksperimen
sesuai dengan LKS
praktikum yang telah K
disediakan. erja keras
c. Perwakilan kelompok T
mempresentasikan anggung jawab
hasil praktikum. K
Konfirmasi: edisiplinan
d. Guru mengarahkan K
hasil praktikum yang eberanian
seharusnya jika P
praktium dilakukan ercaya diri
dengan benar dan teliti
serta memberikan
beberapa penjelasan K
penting. eingintahuan
K
erja keras
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat Keingintahuan
mengetahui tentang
karakteristik atom
karbon.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Peserta didik menit K
mengkaji literatur emandirian
mengenai kekhasan K
atom karbon. eingintahuan
Elaborasi: K
b. Peserta didik erja keras
(dibimbing oleh guru)
mendiskusikan
karakteristik atom K
karbon. erja keras
c. Peserta didik K
memperhatikan edisiplinan
penjelasan guru K
mengenai posisi atom eberanian
C dalam rantai P
karbon (atom C ercaya diri
primer, sekunder,
tertier, dan
kuarterner). K
d. Perwakilan Peserta eingintahuan
didik diminta untuk K
menyebutkan jenis erja keras
ikatan kovalen antara
2 atom C dalam
rantai karbon.
e. Peserta didik
memperhatikan
perbedaan ikatan
tunggal dan ikatan
rangkap yang K
disampaikan oleh eberanian
guru. P
f. Guru meminta ercaya diri
peserta didik
mengerjakan latihan
soal secara
berkelompok.
Konfirmasi: K
g. Guru mengoreksi eingintahuan
pekerjaan peserta
didik dan
memperbaiki yang
salah
K
emandirian
K
erja keras
M
enghargai
prestasi
K
epedulian
10. Penilaian
a. Aspek Afektif
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya
Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran
Rata-rata
No Nama
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS
2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.
2. Standar Kompetensi :
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar fungsi gugus dan senyawa
makromolekul.
3. Kompetensi Dasar :
4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan
sifat senyawa.
5. Tujuan Pembelajaran:
a. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian senyawa hidrokarbon.
b. Peserta didik dapat menyebutkan jenis hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatannya
c. Peserta didik dapat menyebutkan jenis hidrokarbon berdasarkan bentuk rantai karbonnya.
d. Peserta didik dapat menyebutkan jenis hidrokarbon berdasarkan ikatan yang ada dalam
atom karbon.
e. Peserta didik dapat menjelaskan rumus struktur dan rumus molekul senyawa alkana.
f. Peserta didik dapat menjelaskan tata nama alkana.
g. Peserta didik dapat menjelaskan rumus struktur dan rumus molekul senyawa alkena.
h. Peserta didik dapat menjelaskan tata nama alkena.
i. Peserta didik dapat menjelaskan rumus struktur dan rumus molekul senyawa alkuna.
j. Peserta didik dapat menjelaskan tata nama alkuna.
k. Peserta didik dapat menjelaskan sifat fisis dan sifat kimia alkana.
l. Peserta didik dapat menjelaskan beberapa reaksi pada senyawa karbon (reaksi substitusi,
reaksi adisi, reaksi eliminasi, reaksi polimerisasi, dan reaksi oksidasi).
m. Peserta didik dapat menjelaskan reaksi oksidasi, reaksi eliminasi, dan reaksi substitusi
pada alkana.
n. Peserta didik dapat menjelaskan sifat fisis dan sifat kimia alkena.
o. Peserta didik dapat menjelaskan reaksi adisi dan reaksi polimerisasi adisi pada alkena.
p. Peserta didik dapat menjelaskan sifat fisis dan sifat kimia alkuna.
q. Peserta didik dapat menjelaskan reaksi adisi, reaksi polimerisasi adisi, reaksi substitusi,
dan reaksi oksidasi pada alkuna.
r. Peserta didik dapat membedakan keisomeran struktur dan keisomeran ruang.
s. Peserta didik dapat menjelaskan keisomeran yang terkait dengan hidrokarbon.
t. Peserta didik dapat menjelaskan keisomeran pada alkana, alkena, dan alkuna.
u.
6. Materi Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon dapat digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatannya, yaitu
senyawa hidrokarbon jenuh dan senyawa hidrokarbon tidak jenuh
a. Senyawa Hidrokarbon Jenuh
Senyawa hidrokarbon jenuh mempunyai ciri antaratom C berikatan tunggal (C—C).
Senyawa-senyawa yang termasuk kelompok ini antara lain:
Berdasarkan ikatan yang ada dalam rantai C-nya, senyawa hidrokarbon alifatik dibedakan
atas :
a. Alkana (CnH2n+2)
b. Alkena (CnH2n)
c. Alkuna (CnH 2n-2)
Keterangan : n = 1, 2, 3, 4, …….dst
a. Alkana
Alkana adalah hidrokarbon yang rantai C nya hanya terdiri dari ikatan kovalen
tunggal saja.
Rumus umumnya CnH2n+2
n Rumus Nama 7. C7H16 = heptana
1. CH4 = metana 8. C8H18 = oktana
2 . C2H6 = etana 9. C9H20 = nonana
3 . C3H8 = propana 10. C10H22 = dekana
4. C4H10 = butana 11. C11H24 = undekana
5. C5H12 = pentana 12. C12H26 = dodekana
6. C6H14 = heksana
Pertama kali menentukan rantai utamanya. Rantai utama adalah rantai terpanjang :
terlihat ada 3 cabang yakni 1 etil dan 2 metil. Penomoran cabang kita pilih yang
angkanya terkecil :
Urutan penamaan : nomor cabang – nana cabang – nama rantai induk
jadi namanya : 3 etil 2,6 dimetil oktana
Cabang etil disebut lebih dahulu daripada metil karena abjad nama depannya
dahulu (abjad “e” lebih dahulu dari “m”), karena cabang metil ada dua buah maka cukup
disebut sekali ditambah awalan “di” yang artinya “dua”. Karena rantai utamanya terdiri
dari 8 atom C maka rantai utamanya bernama : oktana.
bentuk struktur kerangka Alkana kadangkala mengalami penyingkatan, misalnya :
Contoh :
c. Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap
3 (–C≡C–). Rumus umumnya CnH2n-2. Tata namanya juga sama dengan Alkena….namun
akhiran -ena diganti -una
Kegunaan Alkuna sebagai :
Etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.
Untuk penerangan
Sintesis senyawa lain.
b. Alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua pada rantai
karbonnya. Rumus umum alkena adalah CnH2n.
c. Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga pada
rantai karbonnya. Rumus umum alkena adalah CnH2n – 2 . Reaksi-reaksi kimia pada
senyawa alkana, alkena, dan alkuna antara lain: reaksi substitusi, reaksi adisi, reaksi
oksidasi, dan reaksi eliminasi.
Isomer alkana, alkena dan alkuna
Isomeri adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi berbeda
dalam hal struktur dan geometri molekul.
a. Keisomeran pada alkana
Jenis keisomeran pada alkana adalah keisomeran struktur, yaitu isomer kerangka.
Isomer pada alkana dimulai dari butana (C4H10).
Isomer C4H10:
CH3 –CH2– CH2–CH3 CH3 –CH– CH3
|
CH3
n-butana 2-metilpropana (isobutana)
b. Keisomeran pada alkena:
Isomer pada alkena dibagi 2 yaitu isomer struktur dan isomer geometri. Isomer
struktur dibagi 3: isomer rangka, isomer posisi, dan isomer gugus fungsi.
c. Keisomeran pada alkuna:
Isomer pada alkuna dibagi 2 yaitu isomer struktur yang meliputi isomer posisi,
rangka.
8. Metode Pembelajaran
a. Diskusi kelompok
b. Tanya jawab
c. Demontrasi
d. Diskusi informasi
e. Ceramah
f. Tanya jawab
9. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik Kedisiplinan
c. Apersepsi:
- Sebutkan jenis Keingintahuan
Kemandirian
hidrokarbon Keberanian
berdasarkan bentuk Kesopanan
rantai karbonnya!
- Minyak goreng ada
yang bersifat jenuh
Keingintahuan
dan tak jenuh, apa
maksudnya?
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari Keingintahuan
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
karakteristik atom
karbon.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Peserta didik menit K
mengkaji literatur emandirian
mengenai kekhasan K
atom karbon. eingintahuan
Elaborasi: K
b. Peserta didik erja keras
(dibimbing oleh guru)
mendiskusikan
karakteristik atom K
karbon. erja keras
c. Peserta didik K
memperhatikan edisiplinan
penjelasan guru K
mengenai posisi atom eberanian
C dalam rantai
P
karbon (atom C
ercaya diri
primer, sekunder,
tertier, dan
kuarterner).
K
d. Perwakilan Peserta
eingintahuan
didik diminta untuk
K
menyebutkan jenis
erja keras
ikatan kovalen antara
2 atom C dalam
rantai karbon.
e. Peserta didik
memperhatikan
perbedaan ikatan
tunggal dan ikatan
rangkap yang
K
disampaikan oleh
eberanian
guru.
f. Guru meminta P
peserta didik ercaya diri
mengerjakan latihan
soal secara
berkelompok.
Konfirmasi:
g. Guru mengoreksi K
pekerjaan peserta eingintahuan
didik dan
memperbaiki yang
salah
K
emandirian
K
erja keras
M
enghargai
prestasi
K
epedulian
K
eberanian
K
Emandirian
3. Penutup a. Guru menawarkan 2 menit Kemandirian
kepada peserta didik Keberanian
untuk bertanya.
b. Guru Kemandirian
menginformasikan Keingintahuan
materi selanjutnya.
K
erja keras
K
emandirian
10. Penilaian
a. Aspek Afektif
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya
Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran
Rata-rata
No Nama
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai dengan 5 sesuai
kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS
2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM diberikan
pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM diberikan
remedial.
2. Standar Kompetensi :
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar fungsi gugus dan senyawa
makromolekul.
3. Kompetensi Dasar :
4.3 Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta
kegunaannya.
5. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menjelaskan proses pembentukan minyak bumi.
b. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan lokasi minyak bumi.
c. Peserta didik dapat membedakan minyak mentah ringan dan minyak mentah berat.
d. Peserta didik dapat menjelaskan proses pengolahan minyak bumi.
e. Peserta didik dapat menjelaskan skema proses pengolahan minyak bumi.
f. Peserta didik dapat menjelaskan kegunaan minyak bumi.
g. Peserta didik dapat menjelaskan konversi energi dari pembakaran bensin menjadi gerak.
h. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian bilangan oktan.
i. Peserta didik dapat menjelasan cara menaikkan bilangan oktan.
j. Peserta didik dapat menyebutkan beberapa zat aditif dalam bensin.
k. Peserta didik dapat membedakan kualitas Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus.
l. Peserta didik dapat menjelaskan dampak pembakaran bensin terhadap lingkungan.
m. Peserta didik dapat menyebutkan beberapa zat pencemar akibat pembakaran bensin pada
kendaraan bermotor.
n. Peserta didik dapat menjelaskan langkah-langkah mengatasi dampak dari pembakaran
bensin.
6. Materi Pembelajaran
a. Minyak bumi
Minyak bumi merupakan campuran kompleks dari senyawa-senyawa
hidrokarbon, baik senyawa alifatik, alisiklik, dan aromatik yang sebagian terdiri atas
alkana tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya, dengan sedikit
senyawa nitrogen (0,01-0,9%), belerang (0,1-7%), oksigen (0,06-0,4%) dan senyawa
logam dalam jumlah yang sangat kecil.
b. Komponen penyusun minyak bumi
i. Golongan alifatik
Termasuk dalam golongan ini adalah alkana, baik dengan rantai lurus maupun
rantai bercabang. Alkana dengan rantai lurus merupakan komponen utama
dalamminyak bumi.
ii. Golongan alisiklik
Termasuk golongan alisiklik adalah golongan sikloalkana (metil siklopentana dan
etil sikloheksana).
iii. Golongan aromatik
Termasuk golongan ini adalah benzena dan turunannya.
c. Pengolahan minyak bumi
i. Pengolahan tahap pertama proses destilasi berulang-ulang, sehingga
didapatkan berbagai macam hasil berdasarkan perbedaan titik didih (destilasi
bertingkat).
Fraksi pertama
Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang
mengandung komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10), dan LPG
(Liquid Petroleum Gas) yang mengandung metana (CH4) dan etana (C2H6).
Fraksi kedua
Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Petroleum eter merupakan
campuran alkana dengan rantai C5H12 – C6H14.
Fraksi Ketiga
Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Bensin merupakan campuran
alkana dengan rantai C6H14–C9H20.
Fraksi keempat
Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Nafta merupakan campuran alkana dengan
rantai C9H20–C12H26.
Fraksi kelima
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak tanah (kerosin)
merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26–C15H32.
Fraksi keenam
Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak solar
merupakan campuran alkana dengan rantai C15H32–C16H34.
Fraksi ketujuh
Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak pelumas (C 16H34–C20H42) digunakan
untuk pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44–C24H50) untuk membuat lilin, dan
aspal (rantai C lebih besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan
pelapis jalan raya.
ii. Pengolahan tahap kedua
1) Perengkahan (Cracking) perengkahan (pemecahan rantai), alkilasi
(pembentukan alkil), polimeraisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi
(perubahan struktur), dan isomerasi (perubahan isomer).
2) Ekstraksi : pemisahan produk dengan menggunakan pelarut, sehingga
diperoleh hasil lebih banyak dengan mutu yang lebih baik.
3) Kristalisasi : pemisahan produk melalui perbedaan titik cairnya.
4) Pembersihan dari kontaminasi (Treating) : pembersihan kotoran dengan
menambahkan soda kaustik (NaOH) tanah liat tau proses hidrogenasi.
d. Mutu bensin
Angka oktan menyatakan mutu bensin (bahan bakar) yang dibandingkan dengan
bensin standar yang berisi isooktan dan n-heptana. Bensin dengan angka oktan tinngi
mempunyai mutu yang baik. Jika suatu bahan bakar, mempunyai angka oktan 80,
artinya kualitasnya setara dengan kualitas bensin standar yang mengandung isooktan
(2,2,4-trimetil pentana) 80 % dan n-heptana. Bahan aditif pada bensin yang berguna
untuk menaikkan angka oktan adalah TEL (Tetra Etyl Lead).
e. Dampak pembakaran bahan bakar
i. Penggunaan TEL
TEL mengandung logam berat timbal (Pb) yang terbakar dan akan keluar bersama
asap kendaraan bermotor melalui knalpot. Hal ini menyebabkan pencemaran
udara. Senyawa timbal merupakan racun dengan ambang batas kecil, artinya pada
konsentrasi kecil pun dapat berakibat fatal.
ii. Pembakaran tidak sempurna hidrokarbon
Pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut:
CxHy + O2(g) C(s) + CO(g) + CO2(g) + H2O(g)
Menghasilkan:
• karbon (arang) yang berupa asap hitam yang mengganggu pernapasan.
• gas karbonmonoksida yang merupakan gas beracun yang tidak berbau, tidak
berasap, tetapi dapat mematikan.
• gas karbondioksida menyebabkan perubahan komposisi kimia lapisan udara dan
mengakibatkan terbentuknya efek rumah kaca (treibhouse effect), yang memberi
kontribusi pada peningkatan suhu bumi.
iii. Adanya belerang dalam minyak bumi
Adanya belerang dalam minyak bumi, akan terbakar menghasilkan belerang
dioksida.
S + O2 SO2
Gas belerang dioksida (SO2) merupakan oksida asam yang dapat merusak zat
hijau daun (klorofil), sehingga mengganggu proses fotosintesis pada pohon.
Apabila SO2 bercampur dengan air hujan menyebabkan terjadinya hujan asam
bersama-sama dengan NOx. NOx sendiri secara umum dapat menumbuhkan sel-sel
beracun dalam tubuh mahluk hidup, serta meningkatkan derajat keasaman tanah
dan air jika bereaksi dengan SO2.
8. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok
9. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan kedua (1 x 45 menit
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik Kedisiplinan
c. Apersepsi: Peserta Keingintahuan
Keberanian
didik sebelumya telah Percaya diri
ditugaskan untuk
mencari informasi
proses pembentukan
minyak bumi dan gas
alam dengan
melakukan studi
pustaka atau browsing
via internet dan
membuat skema proses Keingintahuan
pembentukan minyak
bumi dan gas alam
dengan karton manila
atau power point
d. Motivasi: Keingintahuan
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
minyak bumi.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi:
a. Peserta didik duduk K
berkelompok sesuai emandirian
kelompok yang
dibagi pada K
pertemuan eingintahuan
sebelumnya. K
b. Masing-masing erja keras
kelompok P
mempresentasikan ercaya diri
proses pembentukan
minyak bumi dan gas K
alam dengan peserta erja keras
didik lain K
menanggapi. eberanian
Konfirmasi: 85
P
c. Guru memberikan menit
ercaya diri
penghargaan kepada
kelompok yang
memberikan kinerja
yang baik dalam
menjelaskan proses
pembentukan minyak
bumi.
K
eingintahuan
K
erja keras
K
emandirian
setelah mempelajari
ini, peserta didik dapat
Keingintahuan
mengetahui tentang
minyak bumi.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Guru melakukan menit K
Tanya jawab untuk emandirian
mengetahui K
pengetahuan awal erja keras
peserta didik P
b. Peserta didik duduk ercaya diri
berkelompok
Elaborasi:
c. Peserta didik K
melakukan diskusi edisiplinan
perkelompok
mengenai komponen
utama penyusun K
minyak bumi, eingintahuan
menafsirkan bagan K
penyulingan erja keras
bertingkat.
K
d. Perwakilan Peserta
emandirian
didik diminta untuk
menjelaskan hasil
diskusi kelompoknya
sedangkan peserta
didik lain
menanggapi. P
e. Guru memberikan ercaya diri
pembenaran teori dan K
memberikan erja keras
penjelasan mengenai K
bilangan oktan. emandirian
f. Peserta didik latihan
menentukan bilangan
oktan bensin.
Konfirmasi:
g. Guru membimbing K
peserta didik untuk eingintahuan
membuat kesimpulan K
erja keras
K
eberanian
K
emandirian
10. Penilaian
a. Aspek Afektif
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya
Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran
Rata-rata
No Nama
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai dengan 5 sesuai
kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS
2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM diberikan
pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM diberikan
remedial.
11. Alat, Bahan dan Sumber belajar
a. Alat dan bahan: whiteboard, laptop, LCD, spidol, penghapus, buku, LKS.
b. Sumber:
1) LKS Tuntas
2) Purba, Michael. 2004. Kimia SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
3) Sentot Budi Raharjo. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1 Untuk Kelas X. Solo: Tiga
Serangkai.
.
SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA
Jalan A.M. Sangaji 50, Telp. 565898 Yogyakarta 55212, Fax (0274) 565898
2. Standar Kompetensi :
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar fungsi gugus dan senyawa
makromolekul.
3. Kompetensi Dasar :
4.4 Menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari
dalam bidang pangan, sandang, papan, perdagangan, seni, dan estetika
5. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menjelaskan sumber dan kegunaan alkana dalam bidang pangan,
sandang, papan, seni, dan estetika.
b. Peserta didik dapat menjelaskan sumber dan kegunaan alkena dalam bidang pangan,
sandang, papan, seni, dan estetika.
c. Peserta didik dapat menjelaskan sumber dan kegunaan alkuna dalam bidang pangan,
sandang, papan, seni, dan estetika.
d. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian industri petrokimia.
e. Peserta didik dapat menjelaskan kegunaan fraksi gas dan nafta dalam industri kimia.
f. Peserta didik dapat menjelaskan kegunaan gas alam dalam kehidupan sehari-hari.
6. Materi Pembelajaran
Sumber dan Kegunaan Senyawa Hidrokarbon
Beberapa hidrokarbon yang digunakan dalam berbagai bidang di kehidupan sehari-hari,
antara lain :
a. Bidang Pangan
Beberapa senyawa hidrokarbon yang banyak digunakan dalam bidang pangan, antara
lain :
Propilena glikol : sebagai penyedap rasa, pelarut zat warna makanan, dan
humektan bahan tambahan makanan.
Gas asetilena (etuna) dan etilena : mempercepat pematangan buah
Monosodium glutamate : penyedap makanan
Dulsin, sakarin, siklamat : zat pemanis buatan
Butilhidroksilanison (BHA) dan Butilhidroksiltoluena (BHT) : zat antioksidan
yang ditambahkan pada minyak lemak agar tidak menjadi tengik
Etil propanoat : pemberi aroma pada minuman
Propil asetat : member aroma pir
Asam asetat : bahan cuka
b. Bidang Sandang
Beberapa senyawa hidrokarbon yang banyak digunakan dalam bidang sandang, antara
lain :
PTA (purified terephthalicacid) yang dibuat dari para-xylene dimana bahan
dasarnya adalah kerosin (minyak tanah). Kehalusan bahan yang terbuat dari serat
poliester dipengaruhi oleh zat penambah (aditif) dalam proses pembuatan benang
(saat mereaksikan PTA dengan metanol).
Etilena, propilena, benzena : bahan membuat pakaian dari polimer (jaket, sarung
tangan, sepatu, rok wanita)
c. Bidang Papan
Beberapa senyawa hidrokarbon yang banyak digunakan dalam bidang sandang, antara
lain :
Polistirena : sebagai bus penahan panas yang dipasang pada rumah-rumah yang
berada di daerah dingin (karet sintetis)
d. Bidang Industri dan Perdagangan
Etena/ etilena : bahan pembuatan plastic polietena/ polietilena (kantong plastic,
botol, mainan anak-anak). Polietilena dibentuk dari senyawa etilena melalui reaksi
polimerisasi.
nCH2 = CH2 ( - CH2 – CH2 - )n
Polistirena : bahan pembuatan gelas plastic untuk minum dan kemasan makanan
Propena : bahan pembuatan plastic polipropilena (tidak tembus cahaya, kuat, dan
keras)
Polivinil asetat : sebagai zat perekat, bahan baku cat, disket computer
Isopropyl : sebagai zat aditif bahan bakar dan cairan pembersih peralatan
elektronik
Aseton : sebagai pembersih kuku
Benzene : menghasilkan fraksi nafta untuk pembuatan sabun dan sampo
Selain itu, umumnya, sebelum digunakan benzene terlebih dahulu diubah menjadi
stirena, kumeba, dan sikloheksana.
- Stirena : untuk membuat karet sintesis, seperti SBR dan polistirena
- Kumena : untuk membuat fenol, selanjutnya fenol digunakan untuk membuat
perekat dan resin
- Sikloheksana : untuk membuat nylon, misalnya nylon 66 dan nilon 6.
Etilenaglikol atau glikol : sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil di daerah
beriklim dingin.
Reaksi pembentukan glikol berlangsung secar adisi, yaitu :
CH2=CH2 + O2 CH2 - CH2
Isobutilena : mengahsilkan MTBE (methyl tertiary butyl eter) yang digunakan
untuk menaikkan nilai oktan bensin. MTBE dibuat dari reaksi isobutilena dengan
methanol.
Butadiena : sebagai bahan dasar produk petrokimia, diantaranya :
- Karet sintesis, seperti SBR (styrene-butadiene-rubber) dan neoprene
- Nilon yaitu nilon 66
e. Bidang Seni
Propilena glikol : untuk membuat asap buatan pada pertunjukan teater dan music
Plastic propilena dapat dibentuk menjadi bantuk-bentuk yang indah dan bernilai
seni.
Hidrokarbon yang terbuat dari Low AromaticWhite Spirit atau LAWS :
digunakan untuk pelarut cat.
f. Bidang Estetika
Terpena (2-isoprena-2-metil-1,3-butadiena) : sebagai bahan minyak wangi
Gliserol : Sebagai bahan kosmetika (pelembab) dan pelembut (40% formaldehida
dalam air)
8. Metode Pembelajaran
a. Diskusi kelompok
b. Ceramah
c. Permainan kelompok
9. Kegiatan Pembelajaran
No Langkah Aktivitas Alokasi Nilai budaya dan
Pembelajaran Waktu Karakter
1. Kegiatan awal a. Salam pembuka dan 3 menit Kereligiusan
doa
b. Presensi peserta didik Kedisiplinan
c. Apersepsi: Tahukah Keingintahuan
Keberanian
anda bahwa bahan Percaya diri
dasar pembuatan
kosmetik berasal dari Keingintahuan
residu minyak bumi?
d. Motivasi:
Menyampaikan bahwa
setelah mempelajari
Keingintahuan
ini, peserta didik dapat
mengetahui tentang
minyak bumi.
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan Inti Eksplorasi: 85
a. Guru menanyakan menit K
beberapa contoh emandirian
produk kimia yang P
diketahui dan ercaya diri
menanyakan
komposisi dari
produk yang telah
disebutkan
Elaborasi:
b. Guru membagi
peserta didik dalam 8
kelompok K
c. Peserta didik erja keras
mendiskusikan K
kegunaan dan eberanian
komposisi senyawa P
hidrokarbon dalam ercaya diri
bidang pangan,
sandang, papan,
perdagangan, seni K
dan estetika dalam eingintahuan
kelompok masing-
K
masing.
erja keras
d. Masing-masing
K
peserta didik
emandirian
memperoleh kartu
soal dari guru dan
menuliskan
jawabannya di kartu
tersebut beserta nama
masing-masing. K
e. Kartu dikumpulkan erja keras
perkelompok, K
kemudian ditukar emandirian
dengan kartu K
kelompok lain. ejujuran
Konfirmasi:
f. Masing-masing
peserta didik
mengoreksi jawaban
di kartu soal dan
menuliskan nilainya, K
yang benar ejujuran
memperoleh nilai
100, yang salah tidak
memperoleh nilai,
jika kesalahan 50%
maka nilainya 50 dan
seterusnya. K
g. Masing-masing erja keras
kelompok mengutus K
perwakilan untuk ejujuran
menjadi tim penilai
K
kelompok. Nilai
emandirian
masing-masing
K
kelompok
eberanian
diumumkan, yang
P
nilainya tertinggi
ercaya diri
menjadi pemenang.
M
enghargai
prestasi
K
ejujuran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Salam pembuka dan doa
b. Motivasi dan Apersepsi:
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
10. Penilaian
a. Aspek Afektif
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
Kemampuan bertanya
Ketepatan menjawab
Kemampuan berpendapat
Kehadiran
Rata-rata
No Nama
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai dengan 5 sesuai
kriteria berikut:
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
b. Aspek kognitif:
Penilaian aspek kognitif meliputi dua hal, tes dan non tes.
1) Bentuk non tes
i. Teknik penilaian: latihan soal
ii. Bentuk intrumen: soal
iii. Instrumen penilaian: LKS
2) Bentuk tes
i. Teknik Penilaian : Ulangan harian
ii. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
iii. Instrumen penilaian: terlampir
iv. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM diberikan
pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM diberikan
remedial.