Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
disusun oleh :
A-2 Reguler
i
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah agar penguraian makalah lebih terarah
dan terfokus maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana yang dimaksud dengan gelanggang polinomial?
2. Bagaimana cara penjumlahan dan perkalian pada gelanggang
polinomial?
3. Bagaimana cara pembagian pada gelanggang polinomial?
4. Bagaimana cara menentukan gelanggang polinomial tereduksi dan tak
tereduksi ?
ii
BAB II
ISI
R [x] dianggap sama jika dan hanya jika 𝑎𝑖 = 𝑏𝑖 untuk semua nonnegatif
bilangan bulat i. (Definisikan 𝑎𝑖 = 0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑖 > 𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑖 = 0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑖 > 𝑚).
1
Pada definisi di atas, symbol 𝑥, 𝑥 2 , … , 𝑥 𝑛 tidak menyatakan suatu variable yang
berasal dari gelanggang R, tetapi simbol-simbol tersebut semata-mata hanyalah
sebagian suatu tempat penyimpanan yang pada suatu mungkin saja kita gantikan
dengan unsur dengan unsur R. Dua unsur di 𝑅[𝑥]
Contoh :
2
Definisi Penjumlahan dan Perkalian dalam R[x]
Dan
3
Unsur identitas dari 𝑅[𝑥] relatif terhadap operasi penjumlahan polinomial adalah
0 ∈ 𝑅[𝑥], yaitu polinomial nol (𝑎(𝑥) = 0 + 0𝑥 + 0𝑥 2 + ⋯ + 0𝑥 𝑛 ).
Untuk setiap 𝑎(𝑥) ∈ 𝑅[𝑥], invers dari 𝑎(𝑥) terhadap operasi penjumlahan adalah
unsur −𝑎(𝑥) = (−𝑎0 ) + (−𝑎1 )𝑥 + (−𝑎2 )𝑥 2 + ⋯ + (−𝑎𝑛 )𝑥 𝑛 . Sehingga
〈𝑅[𝑥], +〉 adalah suatu grup komutatif.
𝑎(𝑥)[𝑏(𝑥)𝑐(𝑥)] = [𝑎(𝑥)𝑏(𝑥)]𝑐(𝑥)
Pandang sebarang tiga unsur di 𝑅[𝑥], yakni :
Misalkan :
𝑑(𝑥) = 𝑎(𝑥)𝑏(𝑥)
= 𝑑0 + 𝑑1 𝑥 + 𝑑2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑑2𝑛 𝑥 2𝑛
= ∑2𝑛
𝑙=0 𝑑𝑙 𝑥
𝑙
𝑒(𝑥) = [𝑎(𝑥)𝑏(𝑥)]𝑐(𝑥)
= 𝑑(𝑥)𝑐(𝑥) = 𝑒0 + 𝑒1 𝑥 + 𝑒2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑒3𝑛 𝑥 3𝑛
= ∑3𝑛
𝑚=0 𝑒𝑚 𝑥
𝑚
dengan
= ∑𝑙+𝑘=𝑚(∑𝑖+𝑗=𝑙 𝑎𝑖 𝑏𝑗 ) 𝑐𝑘
= ∑𝑖+𝑗+𝑘=𝑚 𝑎𝑖 𝑏𝑗 𝑐𝑘
4
𝑢(𝑥) = 𝑏(𝑥)𝑐(𝑥)
= 𝑢0 + 𝑢1 𝑥 + 𝑢1 𝑥 2 + ⋯ + 𝑢2𝑛 𝑥 2𝑛
𝑣(𝑥) = 𝑎(𝑥)[𝑏(𝑥)𝑐(𝑥)]
= 𝑎(𝑥)𝑢(𝑥) = 𝑣0 + 𝑣1 𝑥 + 𝑣2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑣3𝑛 𝑥 3𝑛
dengan
= ∑ 𝑎𝑖 ( ∑ 𝑏𝑗 𝑐𝑘 )
𝑖+𝑝=𝑞 𝑗+𝑘=𝑝
= ∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑗 𝑐𝑘
𝑖+𝑗+𝑘=𝑞
Misalkan :
= 𝑑0 + 𝑑1 𝑥 + 𝑑2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑑2𝑛 𝑥 2𝑛
5
Dengan mengingat defenisi penjumlahan dan perkalian polinomial, koefesien dari
suku ke k dari 𝑎(𝑥)[𝑏(𝑥)𝑐(𝑥)] adalah
𝑑𝑘 = ∑ 𝑎𝑖 (𝑏𝑗 + 𝑐𝑗 )
𝑖+𝑗=𝑘
= ∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑗 + 𝑎𝑖 𝑐𝑗
𝑖+𝑗=𝑘
= ∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑗 + ∑ 𝑎𝑖 𝑐𝑗
𝑖+𝑗=𝑘 𝑖+𝑗=𝑘
Tetapi ∑𝑖+𝑗=𝑘 𝑎𝑖 𝑏𝑗 adalah koefesien suku ke k dari a(x) b(x), dan ∑𝑖+𝑗=𝑘 𝑎𝑖 𝑐𝑗
adalah koefesien suku ke k dari a(x) c(x). Karena dk sama dengan koefesien suku ke
k dari a(x) b(x) + a(x) c(x). Hal ini berakibat
Contoh 1
Tentukan :
a) f (x) + g (x)
b) f (x) ∙ g (x)
6
Penyelesaian:
= 2𝑥 3 +0𝑥 2 +1x + 0
= 2𝑥 3 + x
f (x) ∙ g (x) = (0 ∙ 1 + 0 ∙ 2 + 2 ∙ 2 + 1 ∙ 0 + 2 ∙ 0 + 2 ∙ 0) 𝑥 5
+ (0 ∙ 1+ 2 ∙ 2 + 1 ∙ 2 + 2 ∙ 0 + 2 ∙ 0) 𝑥 4
+ ( 2 ∙ 1 + 1 ∙ 2 + 2 ∙ 2 + 2 ∙ 0) 𝑥 3
+ (1 ∙ 1 + 2 ∙ 2 + 2 ∙ 2) 𝑥 2 + (2 ∙ 1 + 2 ∙ 2) x + 2 ∙ 1
= 𝑥 5 + 0 𝑥 4 + 2𝑥 3 + 0𝑥 2 + 0x + 2
= 𝑥 5 + 2𝑥 3 + 2
Contoh 2
Tentukan :
a) f (x) + g (x)
b) f (x) ∙ g (x)
Penyelesaian:
= 2𝑥 2 +2x + 1
7
b) f (x) ∙ g (x) = (2 𝑥 2 + 2) ∙ (2x+2)
= (2∙ 2) 𝑥 2+1 + (2 ∙ 2) 𝑥 2 + (2+2) x + (2∙2)
= 1𝑥 0 + 1𝑥 2 + 1 x + 1
= 𝑥2+ x + 2
Contoh 3
Diperhatikan bahwa f (x) = 2 x 4 + 2 dan g (x) = 2 x 4 merupakan dua polinomial
yang koefisiennya merupakan elemen di Z 4 [𝑥] . Diperhatikan bahwa:
Teorema
Bukti:
Misalkan 𝑓(𝑥) = ∑𝑛𝑖=0 𝑎𝑖 𝑥 𝑖 , 𝑔(𝑥) = ∑𝑚 𝑗 𝑟
𝑗=0 𝑏𝑗 𝑥 , ℎ(𝑥) = ∑𝑘=0 𝑐𝑘 𝑥
𝑘
adalah
polinomial di R[ x] . Dari penjabaran di atas, penjumlahan dan perkalian polinomial
di R[ x] adalah polinomial di R[ x] , sehingga R[ x] tertutup untuk operasi
penjumlahan dan perkalian di R[ x] selanjutnya akan ditunjukkan R[ x] mempunyai
sifat:
8
1. Terhadap operasi penjumlahan merupakan grup komutatif
a. Sifat tertutup sudah ditunjukkan.
b. Bersifat assosiatif.
[𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥)] + ℎ(𝑥) = (∑𝑛𝑖=0 𝑎𝑖 𝑥 𝑖 +∑𝑚 𝑗 𝑟
𝑗=0 𝑏𝑗 𝑥 )+∑𝑘=0 𝑐𝑘 𝑥
𝑘
= ∑𝑡𝑖=0((𝑎𝑖 + 𝑏𝑖 ) + 𝑐𝑖 )𝑥 𝑖 , 𝑡 = max(𝑠, 𝑟)
= ∑𝑛𝑖=0 𝑎𝑖 𝑥 𝑖 + (∑𝑚 𝑗 𝑟 𝑘
𝑗=0 𝑏𝑗 𝑥 +∑𝑘=0 𝑐𝑘 𝑥 )
9
= ∑𝑛𝑖=0 0 𝑥 𝑖 = 𝑒(𝑥)
e. Penjumlahan bersifat komutatif
𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = ∑𝑛𝑖=0 𝑎𝑖 𝑥 𝑖 +∑𝑚 𝑗 𝑟
𝑗=0 𝑏𝑗 𝑥 = ∑𝑘=0(𝑎𝑘 + 𝑏𝑘 )𝑥
𝑘
= ∑𝑚 𝑗 𝑛 𝑖
𝑗=0 𝑏𝑗 𝑥 + ∑𝑖=0 𝑎𝑖 𝑥 = 𝑔(𝑥) + 𝑓(𝑥)
2. Terhadap perkalian
a. Bersifat assosiatif
𝑓(𝑥)[𝑔(𝑥)ℎ(𝑥)] = ∑𝑛𝑖=0 𝑎𝑖 𝑥 𝑖 (∑𝑚 𝑗 𝑟 𝑘
𝑗=0 𝑏𝑗 𝑥 . ∑𝑘=0 𝑐𝑘 𝑥 )
= ∑𝑛𝑖=0 𝑎𝑖 𝑥 𝑖 ∑𝑚+𝑟
𝑝=0 (𝑏𝑗 𝑐𝑘 )𝑥
𝑝
Misalkan 𝑑𝑝 = ∑𝑚
𝑗+𝑘=𝑝 𝑏𝑗 𝑐𝑘
𝑛+(𝑚+𝑟)
𝑓(𝑥)[𝑔(𝑥)ℎ(𝑥)] = ∑𝑞=0 (∑𝑖+𝑝=𝑞 𝑎𝑖 𝑑𝑝 )𝑥 𝑞
𝑛+(𝑚+𝑟)
= ∑𝑞=0 (∑𝑖+𝑝=𝑞 𝑎𝑖 (∑𝑚
𝑗+𝑘=𝑝 𝑏𝑗 𝑐𝑘 ))𝑥
𝑞
= ∑𝑛+𝑚+𝑟
𝑞=0 (∑𝑖+𝑗+𝑘=𝑞 𝑎𝑖 𝑏𝑗 𝑐𝑘 )𝑥 𝑞
(𝑛+𝑚)+𝑟
= ∑𝑞=0 (∑𝑝+𝑘=𝑞(∑𝑖+𝑗=𝑝 𝑎𝑖 𝑖 𝑏𝑗 )𝑐𝑘 )𝑥 𝑞
= ∑𝑛+𝑚 𝑝 𝑟
𝑞=0 (∑𝑖+𝑗=𝑝 𝑎𝑖 𝑏𝑗 )𝑥 (∑𝑘=0 𝑐𝑘 𝑥
𝑘
= (∑𝑛𝑖=0 𝑎𝑖 𝑥 𝑖 ∑𝑚 𝑗 𝑟 𝑘
𝑗=0 𝑏𝑗 𝑥 ) ∑𝑘=0 𝑐𝑘 𝑥 )
= [𝑓(𝑥)𝑔(𝑥)]ℎ(𝑥)
=∑𝑛+𝑚 𝑝
𝑝=0 (𝑏𝑗 . 𝑎𝑖 )𝑥 = 𝑔(𝑥)𝑓(𝑥)
10
𝑓(𝑥)[𝑔(𝑥) + ℎ(𝑥)] = ∑𝑛𝑖=0 𝑎𝑖 𝑥 𝑖 (∑𝑚 𝑗 𝑟 𝑘
𝑗=0 𝑏𝑗 𝑥 +∑𝑘=0 𝑐𝑘 𝑥 )
𝑛
𝑓(𝑥)[𝑔(𝑥) + ℎ(𝑥)] = ∑𝑛+𝑠 𝑞
𝑞=0( ∑𝑖+𝑝=𝑞 𝑎𝑖 (𝑏𝑝 + 𝑐𝑝 ))𝑥 =
𝑛
∑𝑛+𝑠
𝑞=0( ∑𝑖+𝑝=𝑞(𝑎𝑖 𝑏𝑝 + 𝑎𝑖 𝑐𝑝 ))𝑥
𝑞
max(𝑛+𝑚,𝑛+𝑟) 𝑛
= ∑ ( ∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑝 + ∑ 𝑎𝑖 𝑐𝑝 ) 𝑥 𝑞
𝑞=0 𝑖+𝑝=𝑞 𝑖+𝑝=𝑞
𝑛
𝑛+𝑚 𝑛+𝑟
=∑ ( ∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑝 )𝑥 𝑞 + ∑ ( ∑ 𝑎𝑖 𝑐𝑝 ) 𝑥 𝑞
𝑞=0 𝑞=0
𝑖+𝑝=𝑞 𝑖+𝑝=𝑞
= ∑𝑛𝑖=0 𝑎𝑖 𝑥 𝑖 . ∑𝑚 𝑗 𝑛 𝑖 𝑟
𝑗=0 𝑏𝑗 𝑥 +∑𝑖=0 𝑎𝑖 𝑥 ∑𝑘=0 𝑐𝑘 𝑥
𝑘
= 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥) + 𝑓(𝑥)ℎ(𝑥)
Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa [𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥)]ℎ(𝑥) =
𝑓(𝑥)ℎ(𝑥) + 𝑔(𝑥)ℎ(𝑥) terbukti bahwa 𝑅[𝑥] ring komutatif dengan elemen
satuan.
Teorema berikut ini lebih lanjut menyatakan bahwa jika D adalah suatu
daerah integral, maka demikian juga gelanggan polynomial 𝐷[𝑥].
Bukti. Sejak tahu bahwa Dx adalah suatu gelanggang komutatif. Selanjutnya,
karena D adalah suatu daerah integral, maka D mempunyai unsur kesatuan yaitu
1 D . Hal ini berakibat bahwa 1 1 0 x 0 x 2 ....... 0 x n adalah unsur kesatuan
di Dx .
11
Sekarang kita tinggal memperlihatkan bahwa Dx tidak mempunyai unsur
pembagi nol. Untuk itu, misalkan 𝑓(𝑥), 𝑔(𝑥) 𝜖 𝐷 [𝑥] dengan
12
Pada pembagian ini tentu saja operasi penjumlahan dan perkalian dilakukan dengan
modulo 5.
3𝑥 2 + 4𝑥
𝑥 2 + 4𝑥 + 2 3𝑥 4 + 𝑥 3 + 2𝑥 2 + 1
3𝑥 4 + 2𝑥 3 + 𝑥 2
4𝑥 3 + 𝑥 2 + 1
4𝑥 3 + 𝑥 2 + 3𝑥
2𝑥 + 1
Andaikan F adalah suatu lapangan. Bila f(x) , g(x) Є F[x] dengan g(x) ≠ 0 , maka terdapat
polinomial q(x) dan r(x) di F[x] yang tunggal sehingga f(x) = g(x)q(x)+r(x) dengan r(x) =
0 atau derajat r(x) lebih kecil dari derajat g(x) .
13
Bukti :
Dengan menggunakan induksi pada derajat dari polinomial f(x) kita akan
memperlihatkan keberadaan polinomial q(x) dan r(x) . Jika f(x) = 0 atau derajat
f(x) < g(x), maka q(x) dan r(x) diperoleh dengan r(x) = f(x) dan q(x) = 0.
Selanjutnya, andaikan f(x) berderajat n dan g(x) berderajat m dengan n > m.
Misalkan
𝑓(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛
𝑔(𝑥) = 𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑏𝑚 𝑥 𝑚
Dengan menggunakan teknik pembagian seperti diatas, misalkan
−1 𝑛−𝑚
ℎ(𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑎𝑛 𝑏𝑚 𝑥 𝑔(𝑥) .
Sehingga h(x) = 0 atau derajat h(x) lebih kecil dari derajat f(x) . Dengan
menggunakan asumsi pada induksi, untuk polinomial h(x) terdapat polinomial q1(x)
dan r1(x) sehingga h(x)=g(x)q1(x) + r1(x) dengan r1(x) = 0 atau derajat r1(x) lebih
kecil dari derajat g(x). Hal ini berakibat
−1 𝑛−𝑚
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑛 𝑏𝑚 𝑥 𝑔(𝑥) + ℎ(𝑥)
−1 𝑛−𝑚
= 𝑎𝑛 𝑏𝑚 𝑥 𝑔(𝑥) + 𝑔(𝑥)𝑞1(𝑥) + 𝑟1(𝑥)
−1 𝑛−𝑚
= 𝑔(𝑥)[𝑎𝑛 𝑏𝑚 𝑥 + 𝑞1(𝑥)] + 𝑟1(𝑥)
−1 𝑛−𝑚
Dengan mengambil 𝑞(𝑥) = 𝑎𝑛 𝑏𝑚 𝑥 + 𝑞1(𝑥) dan r(x) = r1(x) , diperoleh
f(x) = g(x)q(x)+r(x)
dengan r(x) = 0 atau derajat r(x) lebih kecil dari derajat g(x).
Selanjutnya kita akan memperlihatkan ekspresi f(x) = g(x)q(x)+r(x) adalah
tunggal. Misalkan f(x) juga dapat ditulis sebagai f(x) = g(x)s(x)+t(x) dengan t(x) =
0 atau derajat t(x) lebih kecil dari derajat g(x). Perhatikan bahwa
g(x)q(x)+r(x)= g(x)s(x)+t(x)
Sehingga
g(x)[q(x) - s(x)] = r(x) - t(x)
Karena derajat r(x) - t(x) lebih kecil dari derajat g(x) , maka haruslah q(x) - s(x) =
0. Yakni q(x) = s(x) dan tentunya r(x) = s(x).
14
Sebagai akibat langsung dari Teorema 15.2.1 kita peroleh hasil-hasil
sebagai berikut.
Andaikan F adalah suatu lapangan. Bila 𝑎 ∈ 𝐹 dan 𝑓(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥] , maka 𝑓(𝑎)
adalah sisa hail bagi dari 𝑓(𝑥) oleh (𝑥 − 𝑎).
Bukti.
Menurut teorema 16.2 untuk polinomial 𝑓(𝑥) dan (𝑥 − 𝑎 ) terdapat polinomial
𝑞(𝑥), 𝑟(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥] sehingga 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)𝑞(𝑥) + 𝑟(𝑥) dengan derajat 𝑟(𝑥)
lebih kecil dari derajat (𝑥 − 𝑎) . Akibatnya 𝑟(𝑥) adalah suatu konstanta yang
berada di 𝐹, sehingga 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)𝑞(𝑥) + 𝑟. Karena 𝑓(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥], untuk 𝑥 ∈ 𝐹
kita dapat memandang 𝑓 sebagai suatu pemetaan 𝑓: 𝐹 → 𝐹 . Sehingga 𝑓(𝑎) =
(𝑎 − 𝑎)𝑞(𝑎) + 𝑟, yakni sisa hasil bagi 𝑟 = 𝑓(𝑎).
15
Sebaliknya jika (𝑥 − 𝑎) adalah faktor dari 𝑓(𝑥), maka terdapat polinomial
𝑞(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥] sehingga 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)𝑞(𝑥) . Hal ini berakibat 𝑓(𝑎) = (𝑎 −
𝑎)𝑞(𝑎) = 0𝑞(𝑎) = 0. Jadi a pembuat nol dari 𝑓(𝑥).
Akibat 3
Bila 𝐹 adalah suatu lapangan, maka suatu polynomial di 𝐹[𝑥] yang berderajat
𝑛 ≥ 1 mempunyai paling banyak 𝑛 akar.
Bukti. Andaikan 𝑓(𝑥) adalah suatu polinomial berderajat 𝑛 di 𝐹[𝑥]. Kita akan
memperlihatkan pernyataan di atas dengan menggunakan induksi pada derajat dari
𝑓(𝑥).
Andaikan 𝑓(𝑥) adalah polinomial berderajat 𝑛 = 1 . Misalkan 𝑓(𝑥) =
𝑎𝑥 + 𝑏 , dengan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐹 dan 𝑎 ≠ 0 . Akibatnya 𝑎𝑏 −1 adalah akar dari 𝑓(𝑥) .
Sekarang andaikan 𝑓(𝑥) berderajat 𝑛 > 1. Andaikan 𝑎 adalah pembuat nol dari
𝑓(𝑥) . Menurut Akibat 15.2.3, 𝑓(𝑥) dapat ditulis sebagai 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 𝑎)𝑔(𝑥)
dengan 𝑔(𝑥) adalah polinomial berderajat 𝑛 − 1 . Jika 𝛽 ≠ 𝑎 adalah akar dari
𝑓(𝑥), maka
0 = 𝑓(𝛽) = (𝛽 − 𝛼)𝑔(𝛽).
Karena 𝛽 − 𝛼 ≠ 0, maka 𝑔(𝛽) = 0. Yakni 𝛽 adalah pembuat nol dari 𝑔(𝑥). Tetapi
menurut hipotesis induksi 𝑔(𝑥) mempunyai paling banyak 𝑛 − 1 akar. Sehingga 𝑓
mempunyai paling banyak 𝑛 akar.
Contoh 1.
Perhatikan polinomial 𝑓(𝑥) = 𝑥 4 + 4𝑥 3 + 𝑥 2 + 4𝑥 ∈ 𝑍5 [𝑥].
Karena 𝑓(0) = 0 , 𝑓(1) = 0 , 𝑓(2) = 0 , 𝑓(3) = 0 dan 𝑓(4) = 4 , maka 𝑓(𝑥)
mempunyai empat buah akar di 𝑍5 . Selanjutnya, perhatikan polinomial 𝑔(𝑥) =
𝑥 4 + 3𝑥 2 + 1 ∈ 𝑍5 [𝑥] . Maka 𝑔(0) = 1 , 𝑔(1) = 0 , 𝑔(2) = 4 , 𝑔(3) = 4 , dan
𝑔(4) = 0. Akibatnya 𝑔(𝑥) hanya mempunyai dua akar di 𝑍5 . Suatu polinomial
mungkin saja tidak mempunyai akar pada suatu lapangan tertentu.
16
Sebagai contoh, kita perhatikan polinomial ℎ(𝑥) = 𝑥 2 + 𝑥 + 1 ∈ 𝑍2 [𝑥] . Maka
ℎ(0) = ℎ(1) = 1, sehingga ℎ(𝑥) tidak mempunyai akar di 𝑍2 .
Contoh 2
Bila lapangan 𝐹 pada hipotesis dari Akibat 15.2.4 ganti dengan sebarang
gelanggang, maka suatu polinomial berderajat 𝑛 mungkin saja mempunyai lebih
dari 𝑛 akar pada gelanggang tersebut.
Sebagai contoh, bila 𝑓(𝑥) = 2𝑥 2 + 2𝑥 ∈ 𝑍4 [𝑥] , maka 𝑓(0) = 0 , 𝑓(1) = 0 ,
𝑓(2) = 0 dan 𝑓(3) = 0 . Sehingga 𝑓(𝑥) , suatu polinomial berderajat dua,
mempunyai empat buah akar di 𝑍4 .
Bukti.
Dengan menggunakan induksi pada n. Jelas, polinomial derajat 0 pada field tidak
memiliki angka nol. Sekarang anggaplah bahwa f (x) adalah polinomial derajat n di
pada field dan a adalah nol dari f (x) dari perkalian k. Kemudian, 𝑓(𝑥) =
(𝑥 − 𝑎)𝑘 𝑞(𝑥) dan q(a) ≠ 0; dan, karena n = deg f (x)= deg (𝑥 − 𝑎)𝑘 𝑞(𝑥) = k +deg
q (x), kita memiliki k < n (lihat Latihan 19). Jika f (x) tidak memiliki angka nol
selain a. Di sisi lain, jika b ≠ a dan b adalah nol dari f (x), maka 0 = f(b) =
(𝑏 − 𝑎)𝑘 𝑞(𝑏), sehingga b juga nol dari q (x) dengan keragaman (multiplicity) yang
sama seperti untuk f (x) (lihat Latihan 21). Dengan Prinsip Induksi Matematika
Kedua, kita tahu bahwa q (x) memiliki paling banyak deg q(x)=n - k nol,
menghitung multiplisitas. Dengan demikian, f (x) memiliki paling banyak k + - k =
n nol, menghitung multiplisitas.
17
Remark Teorema 16.4 tidak benar untuk cincin polinomial acak (arbitrary).
Sebagai contoh, polinomial 𝑥 2 + 7 memiliki 1, 3, 5 dan 7 sebagai nol pada 𝑍8 .
Lagrange adalah yang pertama membuktikan Teorema 16.4 untuk polinomial
dalam 𝑍𝑝 [x].
CONTOH
Sebuah Prinsip ideal domain adalah integral daerah asal ℝ dimana setiap ideal
memiliki 〈𝑎〉 = {𝑟𝑎|𝑟 ∈ ℝ} untuk setiap a di ℝ
Jika F sebuah field. Maka F[x] adalah sebuah prinsip ideal domain
Bukti.
Sesuai teorema 16.1, Diperoleh bahwa F[x] adalah sebuah domain integral.
Selanjutnya, diberikan I sebuah ideal dalam F[x]. Jika I = {0}, maka I = 〈0〉. Jika I
≠ {0}, maka di antara semua elemen I, diberikan g (x) menjadi salah satu derajat
minimum. Akan tunjukkan bahwa I = 〈𝑔(𝑥)〉. Karena g(x) ∈ I. diperoleh 〈𝑔(𝑥)〉
18
subset dari I. Selanjutnya diberikan f(x) ∈ I. Maka dengan pembagian algoritma
dapat dituliskan sebagai f(x) = g(x)q(x) + r(x), dimana r(x) = 0 or deg r(x) < deg
g(x). Karena r(x) = f(x) - g(x)q(x) ∈ I yang meminimumkan deg g(x) berakibat
bahwa kondisi terakhik kontradiksi. Jadi, r(x) = 0 dan karenanya f(x) ∈ 〈𝑔(𝑥)〉. Ini
menunjukan bahwa I subset dari 〈𝑔(𝑥)〉
Jika F sebuah field, I sebauh ideal tidak nol di F[x] dan g(x) sebuah elemen dari
F[x]. Maka I = 〈𝒈(𝒙)〉 jika dan hanya jika g(x) sebuah polinomial tidak nol dari
berderajat minimal di I
Sebagai implikasi dari Teorema Isomorfisma untuk Ring (Teorema 15.3) dan
Teorema 16.5. Jelas bahwa remark yang diperoleh dari contoh 12 di BAB 14 bahwa
ring R[x]/ 〈𝑥 2 + 1〉 merupakan isomorpik untuk nomor kompolek ring
Contoh 3
Berikut contoh bagaimana menentukan unsur tereduksi dan tidak tereduksi pada
polinomial gelanggang.
19
Penyelesaian :
𝑍3 = {0, 1, 2}, maka diperoleh :
p(0) = 02 + 0 + 2
=2
p(1) = 12 + 1 + 2
= 1+ 0
=1
p(2) = 22 + 2 + 2
= 1+ 1
=2
p(0) = 02 + 0 + 1
=1
p(1) = 12 + 1 + 1
= 1+ 2
=0
p(2) = 22 + 2 + 1
20
= 1+ 0
=1
karena terdapat x = 1 ∈𝑍3 sehingga p(1) = 0
Jadi p(x) tereduksi atas 𝑍3 .
21
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Definisi: Gelanggang polynomial atas R
Andaikan R suatu gelanggang komutatif. Himpunan
𝑅[𝑥] = {𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0 | 𝑎𝑖 ∈ 𝑅, 𝑑𝑎𝑛 𝑛 ∈ 𝑍 + }
di sebut gelanggang polinomial atas R dalam indeterminate x.
2. Definisi: Penjumlahan dan Perkalian dalam R[x]
Bila R adalah suatu gelanggang, maka himpunan gelanggang polynomial
R[x] dengan operasi penjumlahan dan perkalian polynomial adalah
suatu gelanggang.
3. Teorema 16.1: D Daerah Integral berarti D [x] Domain Integral
Bila D adalah suatu daerah integral, maka gelanggang polynomial 𝐷[𝑥]
adalah suatu daerah integral.
4. Teorema 16.2: Pembagian Algoritma untuk F[x]
Andaikan F adalah suatu lapangan. Bila f(x) , g(x) Є F[x] dengan
g(x) ≠ 0 , maka terdapat polinomial q(x) dan r(x) di F[x] yang tunggal
sehingga f(x) = g(x)q(x)+r(x) dengan r(x) = 0 atau derajat r(x) lebih kecil
dari derajat g(x) .
5. Akibat 1 Teorema sisa
Andaikan F adalah suatu lapangan. Bila 𝑎 ∈ 𝐹 dan 𝑓(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥], maka
𝑓(𝑎) adalah sisa hail bagi dari 𝑓(𝑥) oleh (𝑥 − 𝑎).
6. Akibat 2 Teorema Faktor
Andaikan F adalah suatu lapangan, dan misalkan 𝑎 ∈ 𝐹 dan 𝑓(𝑥) ∈
𝐹[𝑥]. Unsur a adalah pembuat nol dari 𝑓(𝑥) jika dan hanya jika (𝑥 − 𝑎)
adalah faktor dari 𝑓(𝑥).
7. Akibat 3
Bila 𝐹 adalah suatu lapangan, maka suatu polynomial di 𝐹[𝑥] yang
berderajat 𝑛 ≥ 1 mempunyai paling banyak 𝑛 akar.
22
8. Teorema 16.3 : Polynomials berderajat n yang memiliki 0 paling
banyak n
Sebuah polibonial berderajat n pada field memiliki nol sebanyak n,
perhitungan perkalian (Countng multiplicity).
9. Definisi. PRINSIP IDEAL DOMAIN (PID)
Sebuah Prinsip ideal domain adalah integral daerah asal ℝ dimana setiap
ideal memiliki 〈𝑎〉 = {𝑟𝑎|𝑟 ∈ ℝ} untuk setiap a di ℝ.
10. Teorema 16.4 : F[x] adalah PID
Jika F sebuah field. Maka F[x] adalah sebuah prinsip ideal domain
11. Teorema 16.5 : Kriteria untuk I = 〈𝒈(𝒙)〉
Jika F sebuah field, I sebauh ideal tidak nol di F[x] dan g(x) sebuah
elemen dari F[x]. Maka I = 〈𝒈(𝒙)〉 jika dan hanya jika g(x) sebuah
polinomial tidak nol dari berderajat minimal di I.
3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini semoga dapat menambah wawasan
dan pengetahuan kita meskipun disadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya, maka kedepan nya jika ada pihak lain yang ingin menulis
tentang pokok materi yang sama maka isinya harus lebih baik lagi dari
makalah ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
Suwilo, Saib, dkk. 1997. Aljabar Abstrak: Suatu Pengantar. Medan: USU Press.
24