Anda di halaman 1dari 11

REFLEKSI DIRI

Oleh :

Asti Septiana C

22020117210036

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXX

DEPARTEMEN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2017
SELF REFLECTION (REFLEKSI DIRI) MINGGU I

DI RUANG RAJAWALI 2B

1. Situation (Konteks situasi secara umum dan spesifik yang dihadapi)


Ruang Rajawali 2B merupakan bangsal bedah pria. Diruang Rajawali, banyak
pasien yang mempunyai luka seperti luka fraktur, luka operasi kanker, luka
operasi non kanker, maupun luka bakar. Semua luka tersebut memerlukan
penggantian balut untuk mencegah infeksi pada pasien.
2. Task (Identifikasi tugas yang harus anda selesaikan)
Perawat dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter) untuk
melakukan ganti balut agar tidak terjadi infeksi pada luka dan dapat mempercepat
penyembuhan luka serta menjaga kenyamanan pasien.
3. Action (Penjelasan tindakan yang dilakukan, cara melakukan dan alasan
melakukan hal tersebut)
Ganti balut dilakukan untuk mencegah infeksi pada luka, mempercepat proses
penyembuhan luka, dan memberikan kenyamanan pada pasien. Perawat di 2B
sebagian besar sudah melakukan perawatan luka dengan prinsip steril pada
perawatan luka. Namun, terdapat beberapa perawat kurang memperhatikan
prinsip steril dan prinsip bersih pada perawatan luka tersebut. Tindakan perawat
yang tidak memperhatikan prinsip steril dan bersih yaitu mereka hanya
menggunakan sarung tangan bersih pada saat membersihkan area luka dan tidak
memperhatikan prinsip steril. Selain itu, dalam mengambil
peralatan/perlengkapan ganti balut (pinset, kom, kassa dll) di bak steril juga
belum tepat sehingga alatnya berubah menjadi tidak steril.
4. Result (Sebutkan hasil dari tindakan yang dicapai dan hal atau lesson learnt
yang didapat)
Hasil yang didapat setelah melakukan ganti balut adalah luka menjadi bersih,
mempercepat penyebuhan luka dan pasien merasa nyaman. Hal yang dapat
digunakan untuk bahan pembelajaran adalah penggunaan prinsip bersih dan steril
dalam perawatan luka. Saya menjadi lebih mengetahui cara perawatan luka
dengan menggunakan prinsip bersih dan prinsip steril. Penggunan prinsip yang
salah pada perawatan luka dapat menimbulkan infeksi pada luka pasien sehingga
tujuan perawatan luka tidak tercapai, yang awalnya untuk mempercepat
penyembuhan luka pasien, tetapi justru malah memperlahat proses penyembuhan
luka pasien.
SELF REFLECTION (REFLEKSI DIRI) MINGGU II

DI RUANG RAJAWALI 2B

1. Situation (Konteks situasi secara umum dan spesifik yang dihadapi)


Pasien bernama Tn. S usia 45 tahun dengan diagnosa medis Fraktur Os Calcanus
Dekstra Terbuka. Klien mengalami kecemasan akibat tindakan ORIF yang akan
dilakukan pada dirinya. Klien takut dan khawatir terjadi sesuatu yang buruk
terjadi pada dirinya saat operasi dan setelah operasi.
2. Task (Identifikasi tugas yang harus anda selesaikan)
Klien tidak mengetahui prosedur tindakan ORIF yang akan dilakukan pada
dirinya. Saat persetujuan tindakan ORIF, klien hanya dijelaskan manfaat tindakan
dan tidak diberi tahu mengenai prosedur tindakan serta kemungkinan yang akan
terjadi.
3. Action (Penjelasan tindakan yang dilakukan, cara melakukan dan alasan
melakukan hal tersebut)
Saat perawat meminta persetujuan (informed consent) tindakan ORIF, perawat
hanya memberitahukan kepada pasien tentang alasan dan tujuan tindakan ORIF.
Sehigga pasien tidak mengetahui tentang prosedur dan keadaan yang ungkin
terjadi setelah tindakan. Tujuan dari pemberian informasi sebelum dilakukan
tindakan adalah agar klien memahami tindakan yang akan dilakukan pada dirinya
sehingga klien tidak mengalami kecemasan dan mengetahui tentang keadaannya
setelah dilakukan tindakan.
Setelah mengetahui klien mengalami kecemasan sebelum dilakukan tindakan,
mahasiswa memberikan intervensi untuk mengatasi kecemasan tersebut berupa
pemberian informasi tentang tindakan ORIF lebih lengkap meliputi tujuan,
prosedur, dan keadaan yang akan terjadi setelah operasi serta memfasilitasi klien
untuk bertanya ketika ada yang kurang jelas, dan memberikan terapi dzikir agar
klien merasa tenang.
4. Result (Sebutkan hasil dari tindakan yang dicapai dan hal atau lesson learnt
yang didapat)
Hasil dari tindakan yang dicapai yaitu kecemasan yang dirasakan pasien teratasi
setelah klien mendapatkan penjelasan mengenai tindakan ORIF dan terapi dzikir.
Hal yang dapat diambil pelajarannya yaitu saat meminta persetujuan tindakan
(informed consent) yang akan dilakukan pada pasien, seharusnya perawat
memberikan penjelasan secara detail dan memfasilitasi klien untuk bertanya
apabila ada hal yang kurang jelas.
SELF REFLECTION (REFLEKSI DIRI) MINGGU III

DI RUANG RAJAWALI 3B

1. Situation (Konteks situasi secara umum dan spesifik yang dihadapi)


Ruang Rajawali 3B merupakan bangsal penyakit dalam pria. Di ruang 3B,
beberapa kali pasien meninggal di ruangan karena keadaan paliatif maupun
keadaan yang kritis. Tak jarang keluarga pasien yang ditinggalkan mengalami
berbagai respon seperti menangis, tidak terima, dan bersedih.
2. Task (Identifikasi tugas yang harus anda selesaikan)
Tugas perawat dalam merawat pasien tidak hanya merawat secara fisik saja,
namun juga secara psikologis. Untuk itu pada kasus pasien dengan penyakit
terminal atau kondisi yang kritis, perawat harus melakukan perawatan secara
psikologis salah satunya adalah proses berdukanya keluarga.
3. Action (Penjelasan tindakan yang dilakukan, cara melakukan dan alasan
melakukan hal tersebut)
Tujuan dilakukannya pendekatan psikologis kepada keluarga yang ditinggalkan
adalah untuk memberikan ketenangan dan dukunga kepada keluarga agar
keluarga yang ditinggalkan dapat menerima kenyataan dan mengikhlaskan yang
sudah meninggal. Perawat dalam menghadapi keluarga yang berduka, belum
memberikan sentuhan kepada keluarga saat kondisi pasien dalam keadaan kritis
maupun setelah pasien meninggal
4. Result (Sebutkan hasil dari tindakan yang dicapai dan hal atau lesson learnt
yang didapat)
Pelajaran yang dapat diambil adalah tugas perawat tidak hanya merawat pasien
secara fisik saja, tetapi juga merawat secara psikologis, termasuk memberikan
perawatan pada keluarga pasien yang berduka. Perawat seharusnya mampu
memberikan sentuhan hangat dan menenangkan keluarga pasien hingga keluarga
pasien merasa tenang da ikhlas.
SELF REFLECTION (REFLEKSI DIRI) MINGGU IV

DI RUANG RAJAWALI 3B

1. Situation (Konteks situasi secara umum dan spesifik yang dihadapi)


Pasien bernama Tn. K dengan diagnose medis pemfigus vulgaris. Penyakit
pemfigus vulgaris merupakan penyakit yang jarang dijumpai. Pasien memiliki
keluhan utama nyeri dan gatal-gatal. Terdapat lesi bula dan krusta pada tubuh
bagian atas klien. Sehingga klien memiliki masalah keperawatan kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan imunodefisiensi.
2. Task (Identifikasi tugas yang harus anda selesaikan)
Pasien dengan masalah kerusakan integritas kulit harus dijaga kebersihan dan
personal hygiennya, serta dilakukan tindakan perawatan yang tepat agar tidak
memperparah keadaan pasien. Perawat perlu memandikan (sibin) pasien dengan
air hangat, mengompres dengan NaCl dan mengoleskan salep pada bagian tubuh
yang terdapat bula dan krusta. Selain itu perawat juga dapat mengajarkan
keluarga pasien tentang tindakan tersebut agar keluarga pasien tahu.
3. Action (Penjelasan tindakan yang dilakukan, cara melakukan dan alasan
melakukan hal tersebut)
Perawat sudah mensibin pasien dengan dengan air hangat, kemudian perawat
mengeringkan luka tersebut dengan kasa. Setelah itu pasien di kompres NaCl
dengan kasa selama 15 menit dan dioleskan salep. Saat melakukan perawatan,
perawat mengajak keluarga dan mengajarkan kepada keluarga cara-caranya.
Tindakan tersebut dilakukan agar luka pada pasien cepat kering dan memberikan
kenyamanan pada pasien.
4. Result (Sebutkan hasil dari tindakan yang dicapai dan hal atau lesson learnt
yang didapat)
Hasil dari tindakan yang dicapai yaitu luka pada klien kering setelah dilakukan
perawatan dengan tepat. Hal yang dapat diambil pelajarannya yaitu saat merawat
pasien tidak hanya mengatasi keluhan utamanya tetapi juga harus menjaga
personal hygiennya serta mengajarkan pada keluarga agar keluarga menjadi tahu
dan dapat mempraktekkannya saat dirumah.
SELF REFLECTION (REFLEKSI DIRI) MINGGU V

DI RUANG GLADIOL

1. Situation (Konteks situasi secara umum dan spesifik yang dihadapi)


Pasien bernama Ny. S dengan diagnosa medis diabetes mellitus. Pasien dirawat di
ruang gladiol sudah 2 minggu. Pasien tampak lemah dan ekstemitas kirinya kaku.
Pasien memiliki luka dekubitus. Karena selama sakit pasien hanya berbaring
dibed dan tidak dilakukan perubahan posisi.
2. Task (Identifikasi tugas yang harus anda selesaikan)
Pasien dengan luka dekubitus harus dilakukan perawatan luka secara rutin untuk
mempercepat penyembuhan luka dan memperparah keadaan. Pada pasien yang
lama dirawat di rumah sakit, perubahan posisi setiap 2 jam juga perlu dilakukan.
3. Action (Penjelasan tindakan yang dilakukan, cara melakukan dan alasan
melakukan hal tersebut)
Perawat melakukan ganti balut pada luka dekubitus setiap hari untuk
mempercepat penyembuhan. Tindakan yang dilakukan perawat dalam mengganti
balut sudah benar dan sesuai prosedur. Tetapi saat menempel kasa dan plester
pada luka dekubitus perawat tidak memperhatikan kerapiannya. Selain
penggantian balut, pasien juga perlu dilakukan perubahan posisi setiap 2 jam
untuk mencegah keparahan luka dekubitus pasien. Perawat tidak melakukan
penggantian posisi setiap 2 jam, perawat hanya menyuruh keluarganya untuk
merubah posisi pasien. Seharusnya perawat melakukan perubahan posisi dan
mengajarkan cara perubahan posisi pada keluarga pasien mengetahui cara
merubah posisi yang benar.
4. Result (Sebutkan hasil dari tindakan yang dicapai dan hal atau lesson learnt
yang didapat)
Hasil dari tindakan yang dicapai yaitu luka menjadi bersih dan pasien merasa
nyaman. Hal yang didapatkan yaitu dalam melakukan ganti balut dan perubahan
posisi perlu memperhatikan prosedur yang benar. Selain itu, mengajarkan
keluarga pasien tentang perubahan posisi sangat perlu dilakukan agar keluarga
pasien menjadi tahu dan tidak sembarangan dalam merubah posisi pasien.
SELF REFLECTION (REFLEKSI DIRI) MINGGU VI

DI RUANG LAVENDER

1. Situation (Konteks situasi secara umum dan spesifik yang dihadapi)


Pasien bernama Ny. M brusia 52 tahun dengan diagnosa medis CHF NYHA
II. Pasien mengeluh sesak napas dan nyeri ulu hati. Pasien merasa sesak napasnya
bertambah saat melakukan aktivitas.
2. Task (Identifikasi tugas yang harus anda selesaikan)
Klien dengan sesak napas perlu mendapatkan penanganan yang cepat, salah
satunya adalah pemberian oksigenasi dan pengaturan posisi. Dengan diberikan
oksigenasi nasal kanul 3 liter kebutuhan oksigen klien dapat terpenuhi dan
pemberian posisi semi fowler pada pasien dapat membuat pasien merasa nyaman.
3. Action (Penjelasan tindakan yang dilakukan, cara melakukan dan alasan
melakukan hal tersebut)
Pasien diberikan oksigen nasal kanul liter sejak di IGD sampai diruang lavender.
Terkadang pasien melepas oksigennya karena merasa tidak nyaman, sehingga
sesak napas pasien bertambah. Saat pasien melepas oksigen, perawat hanya diam
dan tidak mengedukasi pasien tentang manfaat dan komplikasi jika tidak
memakai oksigen. Selain itu, perawat juga memberikan posisi semi fowler. Pasien
merasa nyaman dengan posisi semi fowler dan merasa nyerinya berkurang dengan
posisi tersebut.
4. Result (Sebutkan hasil dari tindakan yang dicapai dan hal atau lesson learnt
yang didapat)
Hasil dari tindakan yang dicapai yaitu klien merasa sesak napasnya berkurang
dengan pemberiaan oksigen nasal kanul 3 liter dan pengaturan posisi semi fowler.
Hal yang dapat diambil pelajarannya yaitu saat memberikan oksigenasi, perawat
hendaknya memberikan edukasi secara detail pada pasien tentang oksigenasi.
Selin itu perawat juga harus memastikan agar pasien selalu memakai oksigen dan
tidak melepasnya, karena dapat memperburuk keadaan pasien.

Anda mungkin juga menyukai