Anda di halaman 1dari 16

PERANAN IRIGASI NASAL LARUTAN GARAM

PADA RINOSINUSITIS KRONIS

Rani Maharyati, Irwan Kristyono

Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok


Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo Surabaya

PENDAHULUAN
Rinosinusitis adalah penurunan fungsi dan peranan
keradangan pada mukosa rongga mukosiliar hidung.7
hidung dan sinus paranasal dengan Salah satu terapi adjuvan
gejala berupa buntu hidung, nyeri RSK adalah irigasi nasal dengan
fasial dan pilek kental (purulen). larutan garam. Irigasi nasal larutan
Berdasarkan waktu dan gejala, garam ini mudah dikerjakan, murah
rinosinusitis dibagi menjadi harganya dan terbukti menurut
kelompok akut dan kronis.1,2 laporan penelitian 10 tahun terakhir
Rinosinusitis kronis (RSK) ini menunjukkan dapat memperbaiki
merupakan penyakit infeksi yang gejala-gejala pada RSK,
cukup sering ditemukan. Di memperpendek penggunaan
Indonesia kekerapan rinosinusitis antibiotik serta dapat memperbaiki
belum diketahui secara pasti. Di kualitas hidup pasien dengan
RSUD Dr. Soetomo Surabaya, RSK membantu memperbaiki fungsi
8,9
selalu termasuk dalam 10 besar mukosiliar hidung.
penyakit yang terbanyak pada tahun Tujuan dari penulisan referat
2007-2009.3,4,5 ini adalah untuk membahas peranan
Mukosiliar hidung adalah irigasi nasal larutan garam pada
sistem pertahanan yang penting pada rinosinusitis kronis.
traktus respiratorius atas. Aktivitas
mukosiliar ini merupakan kerja 1. RINOSINUSITIS KRONIS
gabungan dari mukus dan silia 1.1 Definisi
dimana aktivitas ini akan Menurut European Position
mempengaruhi transpor mukosiliar.6 Paper on Rhinosinusitis and Nasal
Transpor mukosiliar sangat Polyps (EPOS) 2007, rinosinusitis
diperlukan untuk kesehatan hidung kronis (RSK) adalah inflamasi
dan sinus. Bila dalam udara inspirasi mukosa hidung dan sinus paranasal
terdapat bakteri atau partikel asing yang mempunyai karakteristik
maka bakteri dan partikel tersebut terdapatnya dua atau lebih gejala,
akan diliputi oleh mukus dan dimana salah satu diantaranya berupa
didorong oleh silia untuk diangkut buntu hidung atau nasal discharge
dan dibuang ke tenggorok kemudian (anterior atau posterior nasal drip),
ditelan atau dibatukkan. Pada yang : (a) dengan atau tanpa nyeri
penderita dengan RSK terjadi wajah atau tekanan, (b) dengan atau
tanpa berkurang atau hilangnya

33
penciuman, dan dengan salah satu lubang kecil (ostium). Setiap sinus
dari : (a) temuan endoskopi berupa dilapisi oleh membran mukosa
polip dan atau sekret mukopurulen di bersilia yang relatif tipis dimana
meatus medius dan atau udem atau silianya akan mendorong palut lendir
obstruksi mukosa di meatus medius, (mucous blanket) yang diatasnya ke
dan atau (b) temuan CT scan berupa : arah ostium sinus untuk bergabung
perubahan mukosa pada kompleks dengan palut lendir di kavum nasi.
ostiomeatal dan atau sinus. Kriteria Silia dalam mukosa sinus menjadi
tersebut harus dikombinasikan bertambah banyak ketika mendekati
dengan gejala yang telah ostium. Suasana sinus yang hangat
berlangsung lebih dari 12 minggu (warm) dan basah (moist)
tanpa adanya resolusi total dari diperkirakan adalah untuk membantu
gejala tersebut.1 penciuman (olfaktoria) dan
humidifikasi udara inspirasi.
1.2 Insidens Disamping itu, fungsi lain sinus
Menurut Health Statistic for paranasal adalah untuk resonansi
US Adults: National Health suara, mengurangi berat tulang dari
Interview Survey 2003, RSK kepala dan melindungi struktur
merupakan suatu debilitating disease intrakranial dari trauma, walaupun
yang mengenai hampir sejumlah 30 fungsi-fungsi ini belum dapat secara
juta orang di Amerika atau sekitar umum diterima.13
14% populasi dewasa.10,11 Dalam keadaan sehat, sinus
Menurut data kunjungan berada dalam kondisi steril, tetapi
pasien baru pada divisi rinologi karena kedekatannya dengan flora
departemen THT RS Cipto hidung dan nasofaring, bila terjadi
Mangunkusumo pada bulan Januari- rinitis dapat terjadi inokulasi bakteri
Agustus 2005, dari sejumlah 435 dan atau virus.9,13 Sekret yang
kunjungan, 69% (300 pasien) adalah diproduksi oleh mukosa sinus pada
rinosinusitis.12 Menurut laporan pada keadaan normal mengandung
Unit Rawat Jalan (URJ) THT-KL antimikroba dan sangat sedikit
RSUD dr. Soetomo Surabaya, RSK nutrien sehingga akan menyulitkan
merupakan penyakit yang termasuk pertumbuhan bakteri. Sekret ini akan
dalam 10 besar penyakit di URJ selalu dikeluarkan dari rongga sinus
THT-KL selama 3 tahun. Pada tahun melalui transpor mukosiliar.10
2007 RSK merupakan penyakit Kompleks ostiomeatal
terbanyak ke 9 (316 dari 28400 (KOM) meliputi semua ostium yang
kunjungan), tahun 2008 menjadi bermuara pada meatus medius dan
penyakit terbanyak ke 6 (590 dari secara anatomis merupakan daerah
26440 kunjungan) dan tahun 2009 konstriksi yang cenderung untuk
menjadi penyakit terbanyak ke 7 terjadi blokade. Disamping itu,
(736 dari 29677 kunjungan).5 diameter fungsionalnya juga kecil,
seperti misalnya ostium sinus
1.3 Etiologi dan Patofisiologi maksila hanya sebesar 2-4 mm,
Sinus paranasal berisi udara sedangkan ostium sel etmoid lebih
dan berhubungan langsung dengan kecil lagi. Kompleks ostiomeatal
kavum nasi dan nasofaring melalui memegang peranan penting untuk

34
terjadinya fungsi sinus yang normal menyebabkan sistem transpor
dan kesehatan sinus. Pada KOM mukosiliar yang normal terganggu
terdapat hubungan antara meatus dimana keadaan ini akan memberi
medius dan sinus grup anterior suatu kondisi yang ideal untuk
terutama sel etmoid anterior. Bila terjadinya multiplikasi bakteri.
ada deformitas anatomis (misalnya Oksigen yang ada di dalam rongga
konka bulosa) atau ada proses sinus akan diresorbsi oleh mukosa
penyakit yang menyebabkan dua sehingga terjadi hipoksia. Hipoksia
permukaan mukosa kontak langsung, merupakan suatu keadaan dengan
akan timbul stasis siliar lokal dan kadar oksigen dan pH yang menurun
selanjutnya dapat timbul satu atau serta didapatkan tekanan negatif
lebih infeksi sinus. 10,13,15,16 dalam rongga sinus. Kondisi ini akan
menyebabkan peningkatan
Patofisiologi rinosinusitis permeabilitas kapiler dan sekresi
adalah sebagai lingkaran tertutup, kelenjar sehingga terjadi
dimulai dengan adanya inflamasi transudasi.12,16 Peningkatan eksudat
mukosa hidung yang kemudian akan serous serta penurunan fungsi silia
menyebabkan timbulnya mengakibatkan terjadinya retensi
pembengkakan (udem) dan proses sekresi di rongga sinus.18,19 ( gambar
eksudasi. Udem yang terjadi di 1).

Gambar 1. Siklus sinus dalam keadaan ostium terbuka (A) dan


tertutup (B).18
seluruh permukaan mukosa hidung Walaupun ostium sinus atau
termasuk ostium sinus paranasal tepatnya patensi dari KOM
pada daerah KOM akan memegang peranan penting untuk
mengakibatkan terjadinya obstruksi terjadinya RSK, tetapi diperkirakan
(blokade) pada ostium sinus. ada faktor-faktor predisposisi
Obstruksi ostium sinus akan multipel yang berhubungan dengan
menyebabkan gangguan ventilasi dan terjadinya RSK. Faktor predisposisi
drainase. Gangguan drainase ini akan tersebut dapat dibagi atas faktor

35
environment, general host dan local eosinofil pada penderita alergi
host. Faktor environment adalah maupun yang non alergi.19
merokok, alergi, polusi, paparan
kimia dan debu, jamur, bakteri dan 1.4 Terapi
obat-obatan yang menyebabkan Terapi medikamentosa
rinitis medikamentosa. Faktor berupa pemberian antibiotik,
general host adalah genetik, antihistamin, dekongestan,
imunodefisiensi, GERD, dan kortikosteroid dan mukolitik
disfungsi silia. Sedangkan faktor tergantung kuman penyebab, etiologi
local host adalah penyempitan dan kondisi lainnya yang perlu
anatomi (misalnya konka bulosa, dipertimbangkan. Sedangkan terapi
hipertrofi konka media, deformitas suportif atau terapi adjuvan yang
septum), inflamasi mukosa yang dianjurkan antara lain adalah
persisten dan osteitis. Hal-hal humidifikasi, irigasi nasal dll. Bila
tersebut diatas dapat menimbulkan terapi medikamentosa tidak berhasil
suatu keadaan yang ideal untuk atau penyebabnya jelas pada KOM
terjadinya stasis mukus, dapat dipertimbangkan bedah sinus
pertumbuhan bakteri atau jamur yang endoskopi fungsional (BSEF).10,11,21
berlebihan (overgrowth) dan
inflamasi yang kronis.3,13,20 2. TRANSPOR MUKOSILIAR
Transpor mukosiliar (TMS)
Pada dasarnya patofisiologi atau disebut juga klirens mukosiliar
RSK memiliki banyak kesamaan adalah suatu mekanisme mukosa
dengan rinosinusitis akut tetapi sinus dan hidung untuk
dengan beberapa perbedaan. Adanya membersihkan dirinya dengan
episode rinosinusitis akut yang mengangkut partikel-partikel asing
multipel dapat menimbulkan yang terperangkap pada palut lendir
disfungsi mukosa yang kemudian ke arah faring. Sistem ini tergantung
mengarah pada terjadinya RSK. pada gerakan silia mendorong palut
Selain itu, proses yang mendasari lendir. Ujung silia menembus palut
RSK tidak selalu infeksi, lebih sering lendir dan menggerakkannya
karena adanya proses inflamasi yang bersama partikel asing di dalamnya.
terus menerus. Secara histologis, TMS merupakan fungsi pertahanan
pada rinosinusitis akut, didapatkan lokal pada mukosa sinus dan
proses eksudatif yang ditandai hidung.13,22 (gambar 2)
dengan infiltrasi netrofil dan
nekrosis, sedangkan pada RSK
didapatkan proses proliferatif yang
ditandai dengan adanya penebalan
mukosa dan lamina propria dan sel
infiltratif yang dominan adalah

36
17,23 22
Gambar 2. Transportnasi.
mukosiliar.
(gambar 3)

2.1 Histologi Mukosa Hidung Epitel mukosa hidung dan


Luas permukaan rongga sinus terdiri dari beberapa jenis,
hidung kurang lebih 150 cm2 dan yaitu epitel berlapis pipih (stratified
total volumenya sekitar 15 ml. squamous epithelium) pada
Sebagian besar dilapisi oleh mukosa vestibulum dan nasofaring, epitel
respiratorius.23 transisional terletak tepat di belakang
Mukosa rongga hidung vestibulum, epitel kolumnar berlapis
kecuali vestibulum dan area semu bersilia (pseudostratified
olfaktoria, terdiri dari epitel ciliated columnar) pada sebagian
kolumnar berlapis semu bersilia. besar mukosa respiratorius dan epitel
Rongga hidung bagian anterior pada olfaktoria dengan sel reseptor
tepi bawah konka inferior 1 cm dari bersilia pada area olfaktoria.23
tepi depan memperlihatkan sedikit Epitel kolumnar sebagian
silia (10%) dari total permukaan. besar memiliki silia dan semuanya
Lebih ke posterior epitel bersilia memiliki mikrovili pada
menutupi 2/3 posterior kavum permukaannya. Sel-sel bersilia ini

Gambar 3. Epitel kolumnar berlapis semu bersilia.17

37
memiliki banyak mitokondria yang stroke). Perbandingan durasi
sebagian besar bergerombol pada geraknya kira-kira 1:3. Dengan
bagian apeks sel. Mitokondria ini demikian gerakan silia seolah
merupakan sumber energi utama dari menyerupai ayunan tangan perenang.
sel yang diperlukan untuk kerja silia. Silia ini tidak bergerak secara
Sel goblet merupakan kelenjar serempak tetapi berturutan seperti
uniseluler yang menghasilkan efek domino (metachronical waves)
mukus. Sel basal dapat pada satu area arahnya sama.
berdiferensiasi menjadi sel kolumnar Frekuensi getar silia (ciliary beat
dan sel goblet tergantung frequency) sebesar 1000 getaran per
kebutuhan.13 menit.13,17,23 (gambar 4)

Gambar 4. Mekanisme aliran mukus.17

Silia merupakan struktur yang Secara struktural dan


menonjol dari permukaan sel. fungsional tak ada perbedaan antara
Bentuknya panjang, dibungkus oleh sel bersilia pada sinus paranasal
membran sel dan bersifat mobil. dengan hidung. Sel goblet
Jumlah silia dapat mencapai 50-200 didapatkan lebih banyak pada sinus
buah pada tiap sel. Panjangnya maksila daripada sinus lain.
antara 2-6 µm dengan diameter 0,2- Konsentrasi kelenjar pada sinus
0,3 µm. Di dalam silia terdapat 11 paranasal lebih sedikit daripada di
mikrotubuli, terdiri atas 9 hidung. Hal ini disebabkan karena
mikrotubuli ganda yang tersusun produksi mukus pada hidung dan
melingkari 2 mikrotubuli tunggal di sinus diperlukan untuk mencegah
bagian tengahnya.13,23 dehidrasi yang berlebihan pada sel
Pola gerakan silia adalah epitel. Pada rongga yang tertutup
gerakan yang cepat dan tiba-tiba ke seperti sinus mukus yang disekresi
salah satu arah (active stroke) dengan oleh sel goblet cukup untuk fungsi
ujungnya menyentuh atau mencapai tersebut dan membantu transpor
lapisan mukus yang kental sehingga mukosiliar. Mukus hidung terdiri
mampu menggerakkan lapisan ini ke dari air (95%), glikoprotein (2,5-
nasofaring. Kemudian silia bergerak 3,0%) dan elektrolit (1-2%) serta
kembali lebih lambat dengan ujung tergantung pada aktivitas sel goblet,
bergerak dalam larutan perisilia saja kelenjar seromukus, sekresi lakrimal
tidak mencapai lapisan tadi (recovery dan uap air dalam udara inspirasi.

38
Kerja mukosiliar memerlukan yang utama adalah mukoglikoprotein
oksigen yang kontinyu. Mukosa yang berfungsi untuk proteksi
sinus paranasal, seperti halnya terhadap humiditas rendah dan udara
dengan mukosa telinga tengah, dapat dingin disamping bertugas
mengambil oksigen dari atmosfer menangkap substansi asing dan
sinus.23 bakteri. Komponen lain dari palut
Palut lendir adalah lapisan lendir antara lain adalah
mukus yang berupa lapisan tipis, 12- imunoglobulin A yang dapat
15µm, yang lengket dan liat. menghambat adhesi bakteri dengan
Ketebalannya dipertahankan tetap permukaan epitel, imunoglobulin G
konstan oleh mikrovili yang dapat dan interferon sebagai antiviral
menyerap atau melepas larutan. Palut dalam sekret sinonasal. Disamping
lendir terdiri dari 2 lapisan yaitu itu juga didapatkan lisosim yang
lapisan bawah (sol layer) dan atas dapat merusak peptidoglikan dari
(gel layer).23,24 (gambar 5) dinding sel bakteri dan laktoferin
yang mempunyai kemampuan
melakukan disrupsi beberapa
bakteri.23
Bila partikel asing atau
bakteri terperangkap, sinus secara
efektif akan mengalirkan mukus
melalui sistem transpor mukosiliar.
Silia akan menggerakkan mukus
dengan kecepatan 3-25 mm per
menit ke arah ostium sel etmoid dan
sinus sfenoid yang alami. Sinus
maksila mempunyai pola drainase
Gambar 5. Palut lendir.24 berbentuk bintang dari dasar sinus ke
superior ke arah ostium. Transpor
Sol layer, merupakan larutan mukosiliar pada sinus frontal
perisiliar yang berada disekeliling mempunyai arah sirkuler mulai dari
silia dengan konsistensi encer seperti dinding medial reses frontal, ke arah
air atau serus yang memungkinkan atap, belok ke lateral dan akhirnya
silia bergerak. Lapisan diatasnya atau melengkung ke bawah dan medial ke
gel layer merupakan lapisan mukus arah ostium sinus. Setelah drainase
yang merupakan titik insersi ujung sinus terjadi, mukus akan sampai
silia. Gel layer lebih kental dengan pada kavum nasi atau nasofaring
kekuatan tegangan yang kemudian ditelan dan masuk
memungkinkan gerakan kaku silia ke lambung dimana bakteri akan
depan untuk mempertahankan dihancurkan.13,23
gerakan lapisan ke posterior dalam
aliran kontinyu. Mikrovili 2.2 Faktor yang mempengaruhi
mempunyai peranan dalam produksi transpor mukosiliar
sol layer sedangkan sel goblet dan Mukostasis, hipoksia, produk
kelenjar submukus dalam produksi mikroba dan inflamasi kronis dapat
gel layer. Komposisi palut lendir menyebabkan penurunan fungsi

39
mukosiliar sinus paranasal. Faktor merupakan bahasa Sansekerta yang
lain yang berkontribusi pada artinya pembersihan hidung. Cara ini
kelambatan TMS adalah perubahan telah mulai dilaporkan di Lancet
sifat viskoelastisitas mukus, pada tahun 1902.21
penurunan jumlah silia dan tanda Irigasi nasal larutan garam
ultrastruktur lain dari kerusakan dianggap sebagai salah satu
epitel.13 komponen penting dalam prevensi
Infeksi virus maupun bakteri terjadinya rinosinusitis dan
dapat menimbulkan gangguan waktu merupakan komponen penting dalam
transpor mukosiliar dan kejadian ini terapi RSK. Hal ini disebabkan
menjadi normal lagi setelah 3 karena dengan seringnya INLG
minggu. Infeksi rinovirus tipe 44 dilakukan maka akan mencegah
menyebabkan kelumpuhan silia dan kumulasi krusta dalam hidung dan
memacu pertambahan sel goblet memperbaiki transpor silia.21
sehingga sekresi mukus bertambah
yang akan mengakibatkan waktu 3.1 Mekanisme Kerja
transpor mukosiliar memanjang.25 Mekanisme kerja INLG yang
pasti belum diketahui dengan jelas.
3. IRIGASI NASAL Rusaknya fungsi protektif dari
LARUTAN GARAM mukosa hidung tampaknya
Irigasi nasal atau nasal memegang peranan penting pada
lavage atau nasal douche adalah sebagian besar penyakit-penyakit
suatu prosedur yang bertujuan sinonasal. Dalam hal ini, INLG dapat
mencuci rongga hidung untuk memperbaiki fungsi mukosa hidung
mengeluarkan mukus dan debris dengan melakukan irigasi
yang berlebihan dari hidung dan pembersihan, membuang mediator
sinus. Dari beberapa tes klinis inflamasi, melembabkan kavum nasi
menunjukkan bahwa prosedur ini dan memperbaiki fungsi mukosiliar
aman dan menguntungkan dengan yang ditunjukkan dengan
tanpa menimbulkan efek samping meningkatnya frekuensi gerak siliar
yang signifikan.26 (ciliary beat frequency).20 Garam
Irigasi nasal larutan garam dapat meningkatkan tebal dan
(INLG) adalah suatu prosedur yang pekatnya lapisan sol mukus dan
sederhana dan murah yang telah menurunkan viskositas mukus.26
sering digunakan bertahun-tahun Penggunaan garam yang
untuk terapi keadaan sinus dan hipertonik dilaporkan meningkatkan
hidung. Irigasi nasal larutan garam mucociliary transport time. Larutan
atau saline nasal irrigation hipertonik dapat mengurangi udem
merupakan suatu terapi adjuvan melalui difusi gradien osmolar,
untuk kelainan dalam hidung, untuk sehingga dapat memperbaiki transpor
membersihkan rongga hidung mukosiliar dan memperbaiki patensi
dengan garam yang diberikan secara ostium sinus. Disamping itu, karena
semprotan (spray), larutan atau larutan hipertonik adalah larutan
nebulizer. Irigasi nasal larutan garam alkali ringan, maka lingkungan yang
berasal dari tradisi medik Ayurveda alkali dapat menyebabkan mukus
yang disebut jala neti. Neti dalam keadaan sol.21,26

40
Garam, dalam bentuk perlu diperhatikan adalah garam
semprot hidung maupun bentuk meja mengandung iodium, sementara
irigasi, bertindak sebagai garam laut mengandung algae atau
dekongestan ringan yang diduga kontaminan lain. Pedoman terapi di
dengan mengurangi aliran darah Kanada dan United State saat ini
hidung secara refleksif.11 menggunakan INLG untuk semua
kasus rinosinusitis dan untuk
3.2 Indikasi pembersihan pasca operasi kavum
Irigasi nasal larutan garam nasi.27
digunakan pada RSK dan gejala
nasal lainnya, sebagai terapi 3.3 Efek Samping
tambahan (adjuvan) yang efektif. Irigasi nasal larutan garam
Terapi ini dilaporkan dapat pada umumnya aman. Walaupun
meningkatkan kualitas hidup, demikian kadang-kadang pada
mengurangi penggunaan obat-obatan penggunaan pertama kali dilaporkan
termasuk antibiotik. Selain itu, adanya perasaan tak nyaman atau
beberapa laporan menyebutkan panas (burning) dan nervousness.
bahwa INLG dapat membantu Efek samping lain yang pernah
meringankan hay-fever dan common dilaporkan adalah perasaan penuh di
cold. Penggunaan INLG untuk asma, telinga yang sembuh sendiri (self-
poliposis nasal dan rinitis pada limiting ear fullness), rasa
kehamilan belum banyak dilaporkan menyengat (stinging) pada mukosa
tetapi gejala dari beberapa kondisi ini hidung dan epistaksis. Hal ini dapat
diharapkan dapat berkurang dengan disebabkan karena teknik irigasi
cara yang sama.21,26 nasalnya atau komposisi larutan
Menurut penelitian 10 tahun irigasinya, tapi pada umumnya hal
terakhir ini, RSK merupakan indikasi ini tidak menyebabkan pasien
yang utama untuk INLG. Indikasi menghentikan INLG. Untuk
lainnya yang sedang berkembang mengatasinya rasa panas atau
adalah infeksi saluran napas atas menyengat, kurangi jumlah garam
karena virus, rinitis alergi, pregnancy dan turunkan frekuensi irigasi.21
rhinitis derajat sedang – berat, Pada penggunaan yang lama,
rinosinusitis akut dan perawatan beberapa pasien melaporkan sensasi
pasca bedah sinus endoskopi kering yang tidak nyaman dalam
fungsional (BSEF), walaupun untuk rongga hidung.11 Sampai saat ini
ini belum banyak penelitian- belum ada laporan mengenai efek
penelitian dikerjakan selain terhadap samping serius selama alergen
RSK.21 potensial seperti iodium atau
Prosedur INLG aman kontaminan seperti jamur tidak ada
digunakan pada dewasa maupun pada Na Cl, air atau bahan buffer
anak-anak dan belum ada laporan yang digunakan. Yang perlu
mengenai efek samping serius diperhatikan adalah garam meja
selama alergen potensial seperti mengandung iodium, sementara
iodium atau kontaminan seperti garam laut mengandung algae atau
jamur tidak ada pada Na Cl, air atau kontaminan lain.27
bahan buffer yang digunakan. Yang

41
3.4 Cara Penggunaan juga menyebabkan refleks muntah
3.4.1 Bahan dan alat menjadi berlebihan selama irigasi.
Bahan yang diperlukan Hal yang sama, sedikit baking soda
adalah larutan garam yang dapat seringkali disebutkan sebagai pilihan
dengan atau tanpa diberi tambahan kandungan dari larutan buffer untuk
natrium bikarbonat (baking soda) menyesuaikan nilai pH pada
sebagai buffer. Sedangkan alat yang tubuh.10,21,26,28
diperlukan adalah nasal irrigation Masukkan 1 sendok makan
pot (tempat/mangkuk untuk larutan garam dan ½ sendok makan baking
garam) dan pint container (tempat soda dalam 0,5 liter air hangat, aduk
mencampur bahan larutan).21,26 dan setelah semua bahan larut,
Garam yang dipakai jangan masukkan larutan ini ke dalam nasal
garam meja sebab mengandung irirrigation pot. Untuk larutan
iodium (aditif). Pada umumnya, hipertonik, banyaknya garam
larutan yang paling sering digunakan dinaikkan menjadi dua atau tiga kali
adalah larutan garam 0,9 – 3% lipat.10,21,26,28
dengan temperatur larutan yang Kadangkala larutan buatan
hangat (lukewarm). Jangan pabrik seperti larutan Ringer Laktat
menggunakan air yang terlalu panas digunakan daripada larutan pada
atau terlalu dingin. Di Amerika, resep dasar, atau pasien melarutkan
biasanya menggunakan air hangat bubuk dari sachet pabrik dalam
dari kran, tetapi bila sterilitas jumlah air yang dianjurkan.
diragukan sebaiknya menggunakan Seringkali beberapa bahan
air yang steril dan campuran garam ditambahkan pada resep dasar,
komersial yang telah banyak seperti obat anti jamur ataupun
disediakan di apotik. Garam yang xylitol.10,21,26,28
dipakai jangan yang mengandung
iodium. Demikian pula baking 3.4.3 Cara irigasi nasal
powder tidak dapat diterima sebagai Cara yang paling sederhana
pengganti baking soda.10,21,26,28 adalah menghirup air dari tangan.
Cara yang lebih baik adalah dengan
3.4.2 Cara membuat larutan menyemprotkan larutan ke dalam
irigasi lubang hidung tetapi kurang efektif.
Cairan yang dipakai dapat Metode yang paling efektif adalah
menggunakan air kran, tetapi ini dengan memastikan larutan tersebut
kurang nyaman karena dapat masuk melalui salah satu lubang
mengiritasi membran mukus. Oleh hidung dan keluar melalui lubang
karena itu larutan air garam yang hidung sebelahnya atau keluar
isotonik atau hipertonik lebih sering melalui rongga hidung ke tenggorok
dipakai karena larutan dengan cukup dan kemudian dikeluarkan melalui
garam memiliki tonisitas yang cocok mulut (meludah). Tekanan yang
dengan sel tubuh. Untuk alasan yang diperlukan berasal dari gravitasi, atau
sama pula mengapa larutan hangat dari penekanan botol plastik atau
lebih disukai daripada air dingin, semprit (syringe) atau dengan
dimana kemungkinan untuk menggunakan pompa elektrik.28
mengiritasi membran nasal dapat

42
Bungkukkan badan diatas bak Selain cara diatas, telah
cuci/wastafel sekitar 450, miringkan berkembang beberapa cara irigasi
kepala sekitar 450 sehingga satu nasal antara lain dengan
lubang hidung berada diatas lainnya. menundukkan kepala tanpa
Masukkan ujung pot ke lubang memiringkan kepala atau tanpa
hidung yang diatas secara perlahan mengandalkan peranan gravitasi,
dan membentuk seal (penutup) yang tekanan didapatkan dari botol dengan
nyaman sehingga larutan ini tidak cara dipencet kemudian cara lain
keluar melalui lubang hidung. Jangan adalah dengan menggunakan
28,29,30
menekan ujung pot pada septum microdiffusion spray. ( gambar
nasi.28 7 ).
Bernapaslah melalui mulut
dan tinggikan pegangan pot sehingga
larutan masuk ke hidung. Setelah
beberapa saat, larutan akan mulai
keluar dari lubang hidung yang
dibawah. Bila larutan sudah habis,
keluarkan napas perlahan melalui
kedua lubang hidung untuk
mengeluarkan kelebihan larutan dan
mukus. Kemudian ulangi prosedur
pada lubang hidung yang satunya.
Lakukan pada setiap hidung
beberapa kali dan 2-3 kali
sehari.26,28,29 (gambar 6)
Gambar 7. Irigasi nasal30

4. PERANAN IRIGASI NASAL


PADA RINOSINUSITIS KRONIS
Peranan INLG masih belum
begitu banyak dilaporkan pada
kepustakaan karena itu sering
dikatakan bahwa penggunaan INLG
masih under utilized.28
Rabone (1999), dalam
penelitiannya pada 45 pekerja yang
terpapar debu kayu, melaporkan
bahwa penggunaan INLG setiap hari
menunjukkan perbaikan gejala sinus,
transpor mukosiliar dan aliran nasal
ekspiratori (expiratory nasal flow).
Dalam penelitiannya untuk melihat
efikasi INLG hipertonik pada pasien
dengan sinusitis, Rabago et al (2006)
membandingkan penggunaan larutan
Gambar 6. Irigasi nasal29

43
INLG 2% ditambah terapi rutin Register of Controlled Trial Through
lainnya dengan hanya terapi rutin 2006, MEDLINE tahun 1950-2006
tanpa INLG, melaporkan adanya dan EMBASE tahun 1974-2006
perbaikan atas beratnya gejala dan melakukan penelitian random kontrol
kualitas hidup, sebesar 64% pada 6 INLG dibandingkan dengan tanpa
dan 18 bulan. Hasil ini dicapai terapi atau plasebo, sebagai terapi
dengan penggunaan dengan larutan tambahan atau kombinasi dengan
tapi tidak dengan semprot hidung. terapi lain. Para peneliti juga
Dalam penelitian ini juga dilaporkan membandingkan garam hipertonis
adanya penurunan penggunaan dengan larutan garam isotonis. Dari
antibiotik secara signifikan.31 8 kriteria inklusi antara lain : 3
Harvey (2007), sebagai menggunakan INLG tanpa terapi
supervisor tim Cochrane lain, 1 menggunakan INLG dengan
Researchers dari Oxford University, plasebo, 1 dievaluasi dengan INLG
melakukan analisis data dari 8 dan tambahan spray steroid
penelitian terpisah dan 16 penelitian intranasal, 1 spray steroid intranasal
lainnya, tentang guna INLG pada dan 2 dengan larutan hipertonis dan
1659 penderita, menyimpulkan isotonis. Meta analisis mengatakan
bahwa garam tidak dapat bahwa garam akan mengurangi
menggantikan terapi standar, tetapi gejala RSK bila digunakan sebagai
semprot atau INLG ke dalam hidung terapi tunggal dan beberapa data juga
dapat memperbaiki gejala pada mendukung penggunaan INLG
penderita dengan infeksi persisten. sebagai terapi adjuvan. Tetapi garam
Walaupun demikian, mekanisme relatif lebih kurang efektivitasnya
yang pasti mengapa larutan garam dari penggunaan steroid
32,33
dapat mengurangi gejala masih intranasal.
belum jelas diketahui. Mungkin Menurut penelitian
INLG dapat memperlunak (soften) University of Michigan Health
mukus sehingga mudah untuk System, INLG lebih efektif
dikeluarkan. Disamping itu, silia dibandingkan penggunaan spray
dalam hidung yang semula tidak saline sebagai terapi RSK. Sekitar
dapat berfungsi dengan baik dan 127 penderita dewasa dengan RSK
tidak dapat menyingkirkan mukus, dipilih secara acak kemudian
dengan INLG dapat membantu silia dilakukan INLG atau spray selama 8
untuk bekerja lebih efisien. minggu. Penggunaan INLG
Ditambah pula INLG dapat menunjukkan perubahan signifikan
mengeluarkan bakteri, virus dan setelah 2 minggu. Setelah 8 minggu,
material alergi keluar hidung. hanya 40% partisipan yang
Sehingga banyak dokter dilakukan INLG dilaporkan masih
menyarankan penggunaan terapi dengan gejala hidung dan sinus
INLG 1-4 kali sehari sebagai terapi dibandingkan dengan 61% partisipan
adjuvan dalam penatalaksanaan dengan nasal spray.8,32,33
RSK.32,33 Talbot dkk (1997),
The Cochrane Ear, Nose and melakukan penelitian pada 21 orang
Throat Disorders Group Trial volunter berusia 25-45 tahun dengan
Register, The Cochrane Central tujuan untuk mengetahui apakah

44
penggunaan larutan garam buffered Terapi RSK pada dasarnya adalah
hypertonic akan lebih meningkatkan pemberian antibiotik, antihistamin,
transpor mukosiliar daripada larutan dekongestan, kortikosteroid dan
garam buffered isotonic. Hasil mukolitik tergantung kuman
penelitian tersebut adalah INLG penyebab, etiologi dan kondisi
dengan larutan garam buffered lainnya yang perlu dipertimbangkan.
hypertonic dapat memperbaiki Selain itu dapat pula
transpor mukosiliar, sedangkan dipertimbangkan pemberian terapi
larutan garam buffered isotonic tidak adjuvan. Salah satu terapi adjuvan
ada efeknya terhadap transpor RSK adalah irigasi nasal larutan
mukosiliar.26,33 garam.
Irigasi nasal larutan garam
RINGKASAN merupakan terapi adjuvan yang
Rinosinusitis kronis (RSK) mudah dikerjakan, murah harganya
merupakan inflamasi sinonasal yang dan cukup efektif yang bertujuan
disebabkan karena multifaktorial. untuk membantu memulihkan fungsi
Patofisiologi terjadinya RSK adalah mukosiliar hidung. Ditambah pula
patensi KOM, transpor mukosiliar irigasi nasal larutan garam dapat
dan viskositas mukus. mengeluarkan bakteri, virus dan
material alergi keluar dari hidung.

45
DAFTAR PUSTAKA

1. Abuzaid W, Thaler ER. Etiology Available from:


and impact of rhinosinusitis. In : http://www.highlighthealth.com
Thaler ER, Kennedy DW, eds. Accessed Maret 11, 2011.
Rhinosinusitis – A guide for 9. Adam P, Stiffman M, Blake RL.
diagnosis and management. New A clinical trial of hypertonic
York: Springer, 2008; 1-15. saline nasal spray in subjects
2. Fokken W, Lund V, Mullol J. with the common cold or
European position paper on rhinosinusitis. Arch Fam Med
rhinosinusitis and nasal polyps. 1998; 7:39-43.
Rhinology 2007; 45:1-139. 10. Helms S, Miller AL. Natural
3. Sharp HJ, Denman D, Puumala treatment of chronic
S, Leopold DA. Treatment of rhinosinusitis. Alternative
acute and chronic rhinosinusitis Medicine Review 2006; 11:196-
in the united state, 1999-2002. 206.
Arch Otolaryngol Head and 11. Naclerio RM, Gungor A.
Neck Surg 2007. Available Etiologic factors in
from: http://www.archotol.ama- inflammatory sinus disease. In :
assn.org/cgi/content/full Kennedy DW, Bolger WE,
Accessed Februari 11, 2011. Zinreich SJ, eds. Disease of the
4. Roos K. The pathogenesis of sinuse diagnosis and
infective rhinosinusitis. In : management. Hamilton: BC
Lund V, Corey J, eds. Decker Inc, 2001; 47-53, 163.
Rhinosinusitis : current issue in 12. Data Poli Rawat Jalan Sub
diagnosis and management. Bagian Rinologi, Bagian THT
London: The Royal Society of FKUI-RSUPN Dr. Cipto
Medicine Press Limited, 1999; Mangunkusumo, Jakarta 2000-
3-9. 2005.
5. Data Poli Rawat Jalan Sub 13. Ballenger JJ. Clinical anatomy
Bagian Umum, Bagian THT-KL and physiology of the nose. In :
RSUD Dr. Soetomo, Surabaya Ballenger JJ, ed. Disease of the
2007-2009. nose, throat, ear, head and neck.
6. Boek WM, Graamans K, Natzijl 13th ed. Philadelphia: Lea and
H, Van Rijk PP, Huizing EH. Febiger, 2003; 17, 346, 549-53.
Nasal mucociliary transport : 14. Ghory HZ. Sinusitis 2010.
new evidence for a key role of Available from:
ciliary beat frequency. http://www.emedicine.medscape
Laryngoscope 2002; 112:570-3. .com/article Accessed Februari
7. Baroody FM. Mucociliary 3, 2011.
transport in chronic 15. Stierna PL. Physiology,
rhinosinusitis. Clin Allergy mucociliary clearance, and
Immunol 2007; 20:103-19. neural control. In : Kennedy
8. Jessen W. Saline nasal irrigation DW, Bolger WE, Zinreich SJ,
more effective than spray for eds. Disease the sinuses
chronic sinus symptoms 2011.

46
diagnosis and management. http://www.theasthmacenter.org/
London: Hamilton, 2001; 35-55. images/uploads/image/mucocilia
16. Pinheiro AD, Facer GW, Kern ryclearance Accessed Maret 2,
EB. Rhinosinusitis : current 2011.
concepts and management. In : 23. Calderon MA, Devalia JL,
Bailey BJ, Calhoun KH, Healy Davies RJ. Biology of nasal
GB, Johnson JT, Jackler RK, epithelium. In : Mygind N,
Pillsbury HC, et al. Head and Lildholdt T, eds. Nasal
neck surgery – otolaryngology. polyposis an inflammatory
3rd ed. London: Lippincott disease and its treatment.
Williams and Wilkins, 2001; Copenhagen: Munksgaard,
345-8. 1997; 31-41.
17. Marshall KG, Attia EL. The 24. Anonymous. Palut lendir 2010.
paranasal sinuses. In : Marshall Available from:
KG, Attia EL. Disorders of the http://www.developmentofnasal
nose and paranasal sinuses. deliverysystems/review
USA: PSG Publishing Company Accessed Januari 15, 2011.
Inc, 1987; 4-11. 25. Gwaltney JM, Jones JG,
18. Clerico DM. Medical treatment Kennedy DW. Medical
of chronic sinus disease. In : management of sinusitis
Kennedy DW, Bolger WE, educational goals and
Zinreich SJ, eds. Disease the management guidelines. Annals
sinuses diagnosis and of Otorhinolaryngol 1995;
management. London: 104:22-30.
Hamilton, 2001; 35-9. 26. Talbot AR, Herr TM, Parsons
19. Lane AP, Kennedy DW. DS. Mucociliary clearance and
Sinusitis and polyposis. In : buffered hypertonic saline
Ballenger JJ, ed. Disease of the solution. Laryngoscope 1997;
nose, throat, ear, head and neck. 107:500-3.
13th ed. Philadelphia: Lea and 27. Tomooka LT, Murphy C,
Febiger, 2003; 760-74. Davidson TM. Clinical study
20. Lee KJ. The paranasal sinuses : and literature review of nasal
embryology, anatomy, irrigation. Laryngoscope 2000;
endoscopic diagnosis, and 110:1189-93.
treatment. In : Lee KJ, ed. 28. Keojampa BK, Nguyen MH,
Essential Otolaryngology Head Ryan MW. Effect of buffered
and Neck Surgery. 8th ed. New saline solution on nasal
york: McGraw-Hill, 2003; 388- mucociliary clearance and nasal
402. airway patency. Otolaryngol –
21. Papsin B, McTavish A. Saline Head and Neck Surgery 2004;
nasal irrigation – Its role as an 131:679-82.
adjunct treatment. Can Fam 29. Anonymous. Saline nasal
Physician 2003; 49:168-73. irrigation for sinus problems.
22. Anonymous. Transpor Am Fam Physician 2009.
mukosiliar 2009. Available Available from:
from:

47
http://www.aafp.org Accessed chronic sinus disease in a
February 11, 2011. multimethod study. Annals of
30. Anonymous. Family medicine Family Medicine 2006;
nasal irrigation instructions. 4(4):295-301.
University of Wisconsin 32. Boek WM, Keles N, Graamans
Department of Family Medicine K, Huizing EH. Physiologic and
2009. Available from: hypertonic saline solutions
http://www.fammed.wisc.edu/re impair ciliary activity in vitro.
search Accessed February 5, Laryngoscope 2002; 109:396-9.
2011. 33. Barclay L. Nasal saline may be
31. Rabago D, Barret B, Marchand effective for chronic
L, Maberry R, Mundt M. rhinosinusitis. Medscape
Qualitative aspect of nasal Medical News 2011. Available
irrigation use by patients with from: http://www.medscape.org
Accessed Maret 3, 2011.

48

Anda mungkin juga menyukai