Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan pariwisata di Bali saat ini, menjadi faktor pendorong munculnya
berbagai macam peluang bisnis pendukung di samping wisata alam yang ditawarkan dari
panorama Bali. Salah satu usaha yang sedang marak saat ini adalah restoran

Dengan demikian keberadaan sebuah restoran mulai diperhitungkan karena mampu


memberikan andil yang cukup besar dalam meningkatkan presentase pariwisata di Bali
(khususnya Wisatawan Domestik) yang sekarang mulai berangsur pulih akibat dampak
dari bom Bali.

Restoran tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk menyantap makanan, namun juga
berfungsi sebagai tempat bersosialisasi maupun tempat rekreasi. Hal semacam ini yang
selalu berusaha ditekankan oleh D’Cost Seafood & Restaurant, guna mendapatkan
tempat di hati pengunjung dengan meningkatkan kualitas dan kinerja pelayanan.

Faktor – faktor ini yang akan menjadi pertimbangan dalam menciptakan suatu desain
baru, yang tidak hanya mampu memberikan rasa nyaman namun juga dapat memberikan
ciri yang berbeda dengan restoran yang lainnya. Sehingga bisa memberikan daya tarik
guna dapat memberikan nilai tambah dan makna tersendiri bagi pengunjung dari D’Cost
Seafood & Restaurant.

1.2 Pengertian judul


Adapun maksud dari pengertian judul Desain D’Cost Seafood & Restauran Dengan
konsep Manat Mardongan Tubu adalah sebagai berikut:
 Desain
Desain menurut Bruce Acher, merupakan bidang ketrampilan manusia dalam
berekspresi, konfigurasi, fenomena yang berkaitan dengan fenomena buatan manusia.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 1


 D’ Cost
Adalah berasal dari kata The Cost dalam bahasa inggris, yang dimana disingkat
menjadi kata D’Cost yang berarti biaya.
www.Ensiklopedia.com

 Seafood
Makanan laut (seafood) atau hidangan laut adalah sebutan untuk makanan berupa
hewan dan tumbuhan laut yang ditangkap, dipancing, diambil dari laut maupun hasil
budidaya. Dengan jenis makanan yang tergolong binatang laut, seperti jenis molusca
(binatang tidak bertulang).
Di beberapa negara, istilah "makanan laut" juga mencakup mamalia laut, ikan dan
kerang yang ditangkap atau dikumpulkan nelayan dari air tawar (danau dan sungai).
Makanan laut merupakan sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral (seng, zat besi,
selenium, magnesium, dan iodium).

"http://id.wikipedia.org/wiki/Makanan_laut

 Restaurant/Restoran
Adalah berasal dari kata restoran dalam bahasa inggris berarti a public eating place,
yaitu berarti tempat makan umum. Sedangkan menurut Badudu zain (2001.2.1164)
restoran merupakan rumah makan

 Manat Mardongan Tubu


Dalam bahasa masyarakat batak, Marsirumpa berarti kerja sama tanpa pamrih, yang
dilakukan dengan suasana kekeluargaan.
(www.google.com)

Jadi yang dimaksud Desain Desain D’Cost Seafood & Restaurant dengan konsep
Manat Mardongan Tubu adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
penyediaan sarana untuk bersantap bersama keluarga maupun relasi dengan tampilan
desain yang mampu memberikan rasa betah dan nyaman dengan menu khusus sebagai
ciri khas dari tempat dengan pelayanan yang bersifat memiliki.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 2


1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil survey pada D’Cost Seafood & Restaurant dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut:
a. Fasilitas interior restoran yang dipakai cenderung susah dibersihkan sehingga sisa
minyak atau saos masih menempel pada meja makan.
b. Peletakan maen entrance yang kurang tepat
c. Material yang dipakai pada ruangan ini cenderung mempengaruhi akustik pada
ruangan.
d. Peletakan fasilitas maupun area-area tertentu yang terlalu berdekatan sehingga
mengurangi kenyamanan pengunjung maupun karyawan yang melayani.

1.4 Batasan Masalah


Ruang lingkup permasalahan pada D’Cost Seafood & Restaurant dibatasi pada
pemenuhan kebutuhan manusia dalam melakukan aktivitasnya menyangkut:
a. Pengelompokan area kegiatan (zoning) berdasarkan sifat ruang
b. Elemen pembentuk ruang yang memberikan nuansa pada ruang dan menunjang
fungsi ruang.
c. Sistem penataan ruang memberikan pelayanan pada pengunjung dilihat dari
sirkulasi, pencahayaan dan penghawaan.
d Dekorasi yang ditampilkan untuk menciptakan suasana dalam ruang yang nyaman
dan akrab.

1.5 Tujuan
a. Dapat mewujudkan desain interior yang memiliki ciri khas yang mudah diingat
dan memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung D’Cost Seafood dengan
kesan atau wajah bangunan yang mencerminkan kearifan budaya nusantara
dalam hal ini budaya Batak.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 3


1.6 Metode
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
 Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan hasil dari perbuatan jiwa secara aktif dan
penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang
diinginkan, atau suatu studi yang disengaja serta bersifat sistematis tentang keadaan /
fenomena sosial dan gejala – gejala dengan jalan mengamati dan mencatat (Mardalis,
1995:63)
Sehingga dengan menggunakan teknik ini, proses redesain dimulai dari survey
mengamati langsung lokasi studi kasus mengenai objek yang akan didesain dan
mencatat secara sistematis yaitu hal-hal yang berhubungan dengan D’Cost Restaurant
ini.

 Wawancara
Wawancara riset adalah percakapan dua orang yang dimulai oleh pewawancara
dengan tujuan khusus untuk memperoleh keterangan sesuai dengan tujuan topik
penelitian dan dititik beratkan pada isi tujuan deskripsi, prediksi dan penjelasan
sistematik (Cannell dan Kahn, 1986:527 – 528). Wawancara dilakukan dengan
pengelola, karyawan dan konsumen D’Cost Restaurant untuk mendapatkan
identifikasi permasalahan terkait dengan gagasan.
 Literatur
Metode ini berfungsi untuk mencari data sekunder yang akan mendukung
pembahasan segala hal yang diperlukan untuk mengetahui sejauh mana ilmu yang
berhubungan dengan kasus dalam hal ini restaurant telah mengalami
perkembang, atau sampai mana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang
pernah dibuat. Untuk hal ini, peneliti sudah mempelajari tentang buku-buku atau
dari media informasi lainnya yang memiliki kaitaan erat dengan obyek penelitian
di lapangan (Suryabrata, Metodologi Penelitian : 112).
 Dokumentasi
Dokumen dalam hal ini berarti segala macam bentuk ataau benda yang tertulis
maupun tidak tertulis (Surakhmad, 1980:123). Dokumen menjadi keterangan

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 4


dalam memperoleh data yang digunakan untuk melengkapi data-data yang
lainnya. Tujuan penggunaan metode ini adalah agar dapat mendokumentasikan
(data visual berupa foto) objek-objek yang ada guna melengkapi data yang
diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan menggunakan alat (kamera
dan rekorder).

1.6.1 Metode Desain

DATA LITERATUR
DATA PARAMETER

D’Cost Seafood DATA


& Restaurant LAPANGAN

FEEBACK PROSES

KONSEP
PROGRAMING

GAGASAN
DESAIN SKEMATIKA
DESAIN

VISUALISASI
DESAIN

Penjelasan Bagan
 Kasus
Kasus yang diambil adalah D’Cost Seafood & Restaurant yang berada di Jalan
Raya Puputan Renon no 88, dengan meneliti data data yang ada di lapangan
berupa data fisik dan non fisik. Data fisik bangunan berupa lokasi, potensi site,
penghawaan, tingkat kebisingan dan potensi – potensi lainnya. Data nonfisik yang
menjadi acuan adalah segala hal yang menyangkut potensi sumberdaya manusia,
dan sistem manajemen.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 5


 Programing
Kelengkapan data yang diperoleh dalam kasus baik data fisik maupun data non
fisik akan menjadi pertimbangan dalam mengetahui segala permasalahan dan
segala potensi yang akan dikembangkan didalam desain dengan analisa literatur
konsep serta mengunakan literatur dan data parameter / perseden.
 Skematika Desain
Dari hasil analisa permasalahan maka akan didapatkan alternatif – alternatif
pemecahan masalah dengan pendekatan konsep berupa gagasan ide yang
dituangkan dalan sketsa.
 Visualisasi Desain
Segala alternatif yang didapatkan berupa gambar gagasan akan dipilih salah
satunya sehingga dapat dikembangkan menjadi gambar jadi yang terpilih.

1.7. Sistematika Penulisan


Perspektif secara umum mengenai isi pengantar karya ini diuraikan sebagai berikut:
Bab I, yaitu menguraikan tentang latar belakang kasus, identifikasi masalah, batasan
masalah, tujuan, metode dan sistematika pengantar desain sebagai pendahuluan isi
pengantar karya ini.
Bab II, yaitu menguraikan tentang tinjauan pustaka yang meliputi jenis dan
perkembangan studi kasus, prinsip dasar kasus, studi pustaka lainnya tentang kasus dan
preseden kasus (parameter)
Bab III, yaitu meninjau secara khusus terhadap obyek kasus yang menguraikan tentang
analisis lokasi, studi dan analisis ruang pada kasus dan program ruang secara umum.
Bab IV, yaitu analisis desain yang memaparkan desain (konsep dasar desain), kriteria
desain, programming, desain alternatif, dan visualisasi desain.
Bab V, yaitu merupakan bagian penutup dari isi pengantar karya ini yang menguraikan
tentang kesimpulan, dan saran.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 6


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Studi Kasus
2.1.1 Pengertian Restoran
Restoran dalam kamus Inggris-Indonesia memiliki beberapa pengertian diataranya :
restoran atau rumah makan, warung kopi, yang memiliki fungsi yang sama sebagai
tempat makan namun berada di luar rumah.
(John M. Echols : 93 )

Restoran tidak hanya untuk tempat makan namun juga sebagai tempat berkumpul
bersama kerabat, sosialisasi dan juga acara-acara lainnya. Kini acara bersantap bersama
keluarga maupun kerabat di sebuah restoran, bukan hanya sekedar memenuhi tuntutan
fisik saja tetapi juga menggambarkan gaya hidup, karakter, dan status sosial masyarakat,
sehingga dalam menampilkan interior restoran tentunya harus memenuhi persyaratan
yaitu harus dapat menciptakan suasana yang senyaman mungkin.
( Imelda Anwar, 2006 : 60 )

Kenyamanan fungsi sebuah Restoran dilihat dari keberhasilan penciptaan suasana lewat
pencahayaan. Penataan cahaya yang baik dalam area komersial memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap kenyamanan pengunjung. Komposisi tingkat cahaya yang tepat dan
sudut pandang yang tidak menimbulkan efek silau menghasilkan penataan cahaya yang
menarik serta dapat memberikan suasana yang nyaman.
( Imelda Anwar, 2006 : 58)

2.1.2 Jenis Studi Kasus


Jenis studi kasus yang diangkat adalah mendesain kembali restaurant, yang dimana usaha
ini bergerak dibidang jasa penyedia makanan makanan seafood dengan fasilitas
pendukung yang dapat memberikan pelayanan bagi masyarakat umum

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 7


2.1.3 Sejarah Restoran
Sejarah restauran berasal dari ratusan tahun yang lalu. Di Mesir pada 512 SM ada
sebuah tempat makan dengan menawarkan satu jenis makanan. Yaitu kombinasi dari
daging burung liar dengan bawang dan sereal. Makan siang untuk para pengusaha
dinyatakan pertama kali dibuat oleh seorang penjaga kedai Roman pada tahun 40 SM
untuk mereka yang terlalu sibuk dan tidak sempat pulang.

Istilah restaurant itu sendiri baru digunakan setelah revolusi Perancis, pada awal abad ke-
19. Di Inggris restoran mulai dikenal sejak abad ke-16, dalam bentuk penyediaan
makanan pada kedai minuman dan penginapan dengan harga dan waktu yang sudah
ditentukan terlebih dahulu.

Di Indonesia restauran berkembang setelah peristiwa G30S/PKI, yaitu pada Tahun 1965.
Sedangkan sebelum Tahun 1945, hanya terdapat warung yang hanya melayani orang
pribumi. Kemudian setelah Tahun 1945, berkembang menjadi rumah makan. Pada
perkembangan selanjutnya yaitu pada tahun 1966, telah menjadi restauran karena
penghasilan per kapital masyarakat Indonesia semakin baik. Pada perkembangan saat ini,
dengan adanya tuntutan pelayanan cepat saji, maka telah berkembang restaurant dengan
sistem pelayanan Fast food.

2.1.4 Jenis Restaurant Dan Sistem Pelayanan


a. Jenis Restaurant
Secara garis besarnya restaurant dapat diklasifikasikan dalam empat jenis :
 Smaller Restaurant
Restoran ini mempunyai masakan dan minuman khusus, di samping masakan dan
minuman lainnya. Jadi daya tariknya pada menu khusus, juga mutu masakan
harus tetap ditingkatkan supaya pengunjung tidak merasa kecewa.
 Larger Restaurant
Restoran ini banyak dipakai sebab mempunyai resiko yang kecil. Di sini
diperdagangkan masakan sesuai dengan selera masakan umum.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 8


 Exclusive Restaurant
Restoran jenis ini mempunyai Chef ( tukang masak ) tertentu, sebab makanan
yang disediakan dibuat atas pesanan pelanggan, sehingga sifatnya exclusive.
 Popular Restaurant
Restoran ini menyediakan bermacam-macam masakan dalam jumlah banyak,
sehingga pengunjung dapat mengambil sendiri masakan yang telah disediakan di
atas meja.
 Grill
Yaitu special restaurant untuk steak atau chop, dimana tersebut dibakar menurut
selera tamu (cook to order).
 Lunch
Yaitu restaurant dorong, yakni menghidangkan makanan-makanan kecil seperti
bakso, sate, mie dan sebagainya.

b. Sistem Pelayanan
Adapun hal yang menjadi pertimbangan didalam menentukan klasifiklasi dan jenis
restauran yang akan di buat adalah sebagai berikut.
 Table Service
Yaitu sistem pelayanan yang sudah lama ada dan merupakan jenis pelayanan
tertua diantara jenis-jenis sistem pelayanan lainnya. Table service banyak
ragamnya, mulai dari menu-menu pilihan yang mahal sampai yang murah serta
dalam situasi formal hingga yang kurang formal. Pada umumnya sistem
pelayanan ini cepat, seperti pada café atau pada coffee shop.
 Self Service
yaitu pengunjung memilih atau mengambil sendiri makanan yang diinginkan yang
sudah disiapkan dan biasa dihidangkan pada counter buffe.
 Self service dapat dibagi menjadi 5 jenis utama berdasarkan cara penghidangan
dan pemilihan makanan yaitu Cafetaria System, Free Flow System, Mechanical
system, Automatic system, Self-hel system.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 9


 Counter Service
Pada sistem ini, tamu tidak mengambil sendiri hidangan yang disediakan, tetapi
terlebih dahulu memesan makanan atau minuman yang diinginkan pada counter.
Setelah itu waiter akan mengantar pesanan itu ke meja pesanan.

2.2 Persyaratan Dan Prinsip Dasar Interior


Adapun persyaratan dan prinsip dasar interior restaurant yaitu :
 pelayanan
mampu memberikan service ( pelayanan secara umum ) kepada konsumen
dengan baik
 menu makanan
adanya menu yang ditawarkan untuk menarik
 suasana ruang
suasana ruang restaurant yang sesuai dengan selera masakan yang ditawarkan.
 nuansa ruang
setiap desain harus mencerminkan image tentang menu yang ditawarkan

2.3 Studi Pustaka Lainnya


Kegiatan Larger Restaurant di sini adalah melayani masakan sesuai dengan selera
masakan umum. Dalam hal ini berupa jenis masakan seafood. dengan memakai sistem
Table Service yaitu sistem pelayanan yang diantarkan kemeja makan setelah pihak
konsumen memesan menu yang dipilih. Dari kegiatan tersebut dapat ditinjau kegiatan
yang dilakukan dadalam ruangan seperti:
a. Pengelola
Pengelola adalah orang yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang
terjadi pada Restoran, Pengelolaan yang baik akan memberikan kelancaran kerja serta
pelayanan yang lebih baik bagi pengunjung yang datang ke D’COST Seafood &
Restaurant.
b. Pengunjung
Pengunjung merupakan pangsa pasar utama dalam perkembangan masa depan untuk
restoran ini. Maka dari itu, pelayanan dari pengelola merupakan unsur utama, selain

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 10


itu penyediaan fasilitas utama maupun penunjang juga sangat mendukung
perkembangan restoran ini.

:Adapun beberapa beberapa hal yang menjadi acuan dalam suatu pendesainan sebuah
restoran, antara lain:

a. Sistem Organisasi Ruang


kegiatan yang dilakukan pada setiap ruang hendaknya saling berhubungan, dengan
sirkulasi yang terarah sehingga memudahkan aktivitas antara ruang satu ke ruang
lainnya, dan pencapaian semacam ini bisa berhubungan erat dengan sistem
organisasi ruang seperti yang disimpulkan sebagai berikut :
 Manusia selalu melakukan sebagian besar kegiatan di dalam ruangan, maka
faktor yang sangat perlu diperhatikan adalah perancangan sirkulasi dalam
ruang.
 Fungsi ruang ditentukan oleh kegiatan manusia yang terjadi di dalamnya
dan ini akan mempengaruhi dimensi dalam ruang, ukuran, sirkulasi, letak
serta bukaan jendela dan pintu-pintu.
 Dimensi suatu ruang selain ditentukan oleh aktifitas manusia juga
dipengaruhi oleh skala dan proporsi.
(Pamudji Suptandar, 1982 : 38).

b. Sistem Sirkulasi
Pengertian sirkulasi erat kaitannya dengan aktifitas ruang, Pengaturan sirkulasi bisa
dilakukan dengan elemen pembentuk ruang, perabot dan utilitas ruang dengan
merencanakan pengarahan dan pembimbingan jalan atau tapak di dalam suatu ruang
(Pamudji Suptandar, 1982 : 57).
Dalam menentukan lebar sirkulasi perlu mempertimbangkan faktor manusia dan
kegiatannya serta tata lintas barang. Suatu sistem sirkulasi yang terorganisir dan
berlanjut ke segala ruang dan disesuaikan dengan perkembangan kehidupan serta
kegemaran masyarakat, merupakan sirkulasi yang baik. Dalam sistem sirkulasi
manusia cenderung menyukai jalan pintas.
(Pamudji Suptandar, 1982 : 115).

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 11


c. Sonasi dan Tata Letak
Sonasi atau zoning diartikan sebagai penetapan daerah berdasarkan atas lima
kelompok utama yaitu publik area, semi privat area, privat area, service area dan
circulation area.
(Pamudji Suptandar, 1999 : 99).

d. Ruang
Ruang dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
 Ruang fisik yang terwujud secara fisik.
 Ruang psikologis yaitu ruang yang dapat dirasakan keberadaannya.
(Pamudji Suptandar, 1982 : 55).
Namun ruang juga dapat dibagi menurut kepentingan dari civitasnya, seperti :

 Ruang publik yang sifatnya terbuka dan umum.


 Ruang semi publik yang sifatnya agak terbuka.
 Ruang private yang sifatnya tertutup, terbatas pada civitas tertentu saja.
 Ruang sirkulasi merupakan ruang yang aman untuk civitas dalam
melakukan kegiatan dimana ruang ini berupa area kosong untuk berjalan.
(Pamudji Suptandar, 1982: 47)

e. Elemen Pembentuk Ruang


Elemen pembentuk ruang adalah struktur wadah ruang kegiatan
diidentifikasikan sebagai lantai, dinding, dan langit-langit/Plafond yang menjadi
satu kesatuan struktur dalam sehari-hari. Elemen pembentuk ruang terdiri dari :
 Lantai
Penggunaan lantai kayu (parquet) sebagai material penutup lantai biasa
digunakan di daerah pegunungan yang bersuhu sejuk, Selain mudah
diaplikasikan, berkesan alami, berkesan ringan, kayu juga bersifat sebagai
isolator panas yang dimana pada saat cuaca dingin, kayu akan memberikan
kehangatan, namun jika pada saat cuaca panas maka akan memberikan
kesejukan.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 12


kekuatan dan tampilan lantai epoksi sering digunakan pada rumah – rumah
bergaya industrial, selain menonjolkan kesan alami dan organik. Tampilan
warna lantai epoksi bisa dibuat menyerupai batu granit dengan guratan- guratan
yang menjadi khas lantai geranit .
Pemakaian lantai keramik, dan epoksiu adalah bahan yang cukup keras dan
mudah dibersihkan untuk dapat dipasang di area dapur dan gudang.
Pemilihan keramik mosaic pada lantai area Restroom yang dipadukan dengan
batu alam pada dinding sebagia peredam dari warna mosaic, mampu
menghantarkan kesan sejuk, sekaligus hangat.
(Richard Salampessy. 2006: 13,24,47)
 .Dinding
Dinding adalah bidang nyata sebagai pembatas suatu ruang atau kegiatan yang
berbeda. Dinding harus kuat menahan beban horizontal dan vertikal dari atap.
Selain itu, dinding berfungsi sebagai pembatas dan penutup ruang secara visual,
mengatur pengaruh yang ditimbulkan oleh alam baik angin, hujan, panas,
maupun radiasi.

Penggunaan batu alam dengan ukuran yang lebih tebal, dapat membantu
meredam panas. Semakin tebal ukuran material, semakin lambat material
tersebut menghantarkan panas.
Pada dinding, untuk bangunan yang bergaya tropis sebaiknya menggunakan
batu alam dengan pola pemasangan yang terlihat fleksibel dan tidak kaku,
seperti pola acak sehingga terlihat lebih natural. Sedangkan untuk pemilihan
batu alam yang dipakai baiknya memakai warna gelap, yang dimana mampu
mempertegas bangunan dan mampu menjadi pokal point, seperti batu Singaraja
atau batu Tasikmalaya.
(Irwan Wijaya. 2007: 80)
 Plafond
Ruang sempit, langit–langit rendah dan intim. Mendorong orang-orang di
dalamnya untuk melakukan kegiatan–kegiatan yang bersifat rileks dan bebas.
Ruang biasa, langit-langit normal lapang dan tidak sempit kegiatan.duduk,

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 13


bersantap dan kegiatan bersifat teratur, terikat.(Fred Lowson, Hotel, Motel dan
Condominium, Design, Planing & Maintenance )
Bila plafond rumah dibuat tinggi, panas dari atap akan mengalami pendinginan
dan ruang menjadi lebih sejuk. Plafond juga memungkinkan udara panas
terangkat ke atas dan menarik udara segar ke dalam. Untuk itu, ketinggian
plafond minimal 3 m sehingga volume ruang menjadi lebih besar dan udara
mengalir cepat. Plafond kayu bernuansa oriental berpolageometris , dapat
memberi kehangatan.
(fransiska amelia. 2006: 9)

f. Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang


 Pintu
Secara fungsi, pintu adalah pembuka ataupun penutup dari suatu ruangan atau
area yang satu menuju area/ruangan berikutnya. Pintu yang menggunakan bahan
kayu, digunakan bukan saja karena fungsinya, tetapi pintu yang memiliki desin
ataupun karakter tersendiri digunakan agar menyatu dengan konsep yang
digunakan. (Suziyanti Al Himawan. 2007: 48.)
 Jendela
Jendela sebaiknya merupakan bukaan yang berhubungan langsung dengan udara
luar. Orientasi jendela yang mengarah utara atau barat cukup ideal. Dengan
memakai jendela-jendela tinggi dan besar yang dipilih dengan aplikasi dan
jendela dari kaca tembus pandang sehingga memudahkan pencahayaan alami
masuk kedalam ruangan.(Ramadini. 2006: 9,20.).

g. Unsur Utilitas Ruang


Sistem PencahayaanTeori pencahayaan menjelaskan ada kiteria – kiteria yang
harus ditaati dalam mewujudkan pencahayaan yang baik, maupun efek - efek
cahaya yang diinginkan untuk mengubah dari suasana yang satu ke suasana yang
lainnya. Diantaranya adalah
a. Light level, yaitu kuantitas atau jumlah cahaya.
a. Luminance distribution, yaitu distribusi kepadatan cahaya

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 14


b. Limitation of glare yaitu batas cahaya yang menyilaukan
c. Light directionality and shadaws yaitu arah pencahayaan dan pembentukan
bayangan
d. Light colour and colour rendering yaitu warna cahaya dan refleksi warnanya
e. Condition and iclim room, yaitu kondisi dan iklim ruangan.
( Darmasetiawan C. 1991; 3)
Komposisi tingkat cahaya yang tepat dan sudut pandang yang tidak menimbulkan
efek silau menghasilkan penataan yang cahaya yang menarik serta dapat memberikan
suasana yang nyaman pada pengunjung. Namun pencahayaan pada dasarnya terbagi
atas dua bagian yaitu :

 Pencahayaan Alami, yaitu cahaya alam yang umum dimanfaatkan dalam


perancangan ruang dalam adalah sinar matahari. Yang diperoleh melalui bukaan
pintu dan jendela tinggi memanjang horisontal memberikan penyebaran cahaya
yang baik ke seluruh ruangan.

 Pencahayaan buatan, yaitu pencahayaan yang dibuat sendiri oleh manusia, seperti
cahaya lilin dan cahaya lampu listrik. Pencahayaan dengan warna kuning
meredup, dapat dapat menciptakan suasana penuh keremangan, hangat, dan
menjadi lebih intim.(Saptono,Irapuspa Kencana. 2006 : 40.

Sedangkan dari sistem Penghawaan terbagi atas dua jenis :


 Penghawaan Alami
Ventilasi diperoleh dengan pemanfaatan perbedaan bagian-bagian ruangan yang
berbeda suhunya, dan karena itu berbeda tekanan udaranya. (Mangunwijaya.
2000: 144)
 Penghawaan Buatan
AC mampu mengatur udara dalam ruang pada suhu dan kelembapan tertentu.
Karena itu, kualitas udara yang dikeluarkan AC cenderung stabil.
AC yang dilengkapi filter dapat menyaring udara sehingga udara yang
dikeluarkan menjadi lebih bersih, bebas debu dan partikel-partikel lainnya yang
dapat mengganggu.(Oesep Kumiadi, 2005: 22)

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 15


h. Fasilitas
Fasilitas adalah sarana atau prasarana yang mempermudah pelaku aktifitas dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang diinginkan baik secara fisik
maupun secara psikis.(Francis J.Geck , 1997 : 146)

i. Dekorasi Ruang
Unsur dekorasi disebut juga sebagai pelengkap ruang, dibedakan menjadi 2 yaitu ;
benda pelengkap fungsional dan dekoratif. Benda-benda pelengkap fungsional yaitu
benda-benda yang selalu digunakan untuk maksud-maksud tertentu, misalnya;
lampu-lampu, cermin/ kaca, bantalan, vas bunga dan lain-lain. Benda-benda yang
bersifat dekoratif antara lain lukisan, patung, tanaman hias dan lain-lain. (Pamudji
Suptandar,1985 : 119)

2.4 Parameter

Berikut adalah beberapa image parameter yang dipakai sebagai gagasan awal dalam
mendesain D’COST Seafood & Restaurant, adalah sebagai berikut :

Terlihat dari gambar tampak dan samping, bentuk dari


hotel ini mengambil ciri khas dari budaya setempat
sebagai konsep desain sehingga orang akan mudah
mengingat dan mengenali karena ciri khas dari hotel
ini

Fasade dari Novotel Accar hotels


sumatra utara

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 16


Penggunaan bahan epoksi pada aplikasi
memperlihatkan kesan organik, juga natural.
Warna epoksi pada lantai juga bisa dipilih
sesuai dengan konsep yang dipakai.
Penggunaan batu alam pada dinding, dapat
meredam panas, memberikan kesan alami. Pola
acak menghilangkan kesan yang kaku.

Restaurant & lounge Maccaroni


Jl.legian 130 kutaBali

Penggunaan jendela-jendela tinggi dan besar


memudahkan pencahayaan alami masuk kedalam
ruangan. Begitu juga pada plafon sengaja dibuat
meninggi untuk memudahkan arus sirkulasi udara,
plafon tinggi juga mampu menampilkan kesan
lapang dan luas.

Mstreet Bar & Grill,


Orched Street Singapoer

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 17


BAB III
ANALISA LOKASI
3.1 Data Lapangan
3.1.1 Data Fisik
a. Peta Lokasi
Data fisik yang dimaksud adalah seluruh data bangunan yang ada di lapangan
diantaranya adalah :
Kasus : D’COST Seafood Restaurant
Alamat : Jl. Puputan Renon 88 Renon Denpasar
Tahun Berdiri : 12 Desember 2007
Pemilik : lianto
Keluasan Bangunan : 915.31 m²
Keluasan Tanah : 2235.516 m²
Kapasitas Pengunjung: 250 orang

D’COST Seafood Restaurant


Jl. Puputan Renon 88 Renon
:

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 18


b. Eksisting
Secara fisik Bangunan D’COST Seafood dan Restoran memiliki batas-batas site
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Bank BNI 46
Sebelah Timur : Rumah penduduk
Sebelah Selatan : Rumah penduduk
Sebelah Barat : Gedung Kosong

RUMAH PENDUDUK

DINAS
KEHUTANAN
KONSULTAN

GOT

BANK
BNI 46
y
STIKOM
tungg
u

POMPA BENSIN

 Sinar Matahari
Lokasi D’COST Seafood Restoran memang berada di antara bangunan-
bangunan, tapi ini tidak menghalangi masuknya sinar matahari, mengingat
bangunan ini dikelilingi oleh halaman yang luas. Bangunan restoran sendiri

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 19


menghadap ke utara, sehingga panas matahari sore tidak terlalu terasa karena
terhalang oleh bangunan di samping.
 Suara
Sumber bising berasal dari arus jalan utama yang terdapat di depan bangunan
sehingga pada waktu jam sibuk akan terdengar suara dari kendaraan yang
lewat
 Angin
Karena site bangunan berada di daerah dengan jumlah pohon peneduh yang
banyak, sehingga udara panas disiang hari dapat dinetralisir dengan beberapa
tanaman di sekitarnya sehingga udara tetap terasa sejuk. Namun angin bertiup
dari arah Tenggara dan Barat Daya, sehingga terkadang debu dari bau drainase
di sebelah barat restauran berhembus ke dalam restoran
 Lokasi
Letaknya yang cukup strategis ,karena berada di areal perkantoran. Dan
didukung terdapatnya perumahan elit serta jalur utama yang melintas di depan
lokasi , sehingga restoran ini sangat mudah sekali dikenali

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 20


3.1.2 Data non fisik
Data non fisik adalah segala data yang menyangkut semua komponen yang
melakukan aktifitas dalam ruangan tersebut di antaranya adalah
Kasus : D’COST Seafood Restaurant
Alamat : Jl. Puputan Renon 88 Renon Denpasar
Tahun Berdiri : 12 Desember 2007
Pemilik : Lianto
Keluasan Bangunan : 915.31 m²
Keluasan Tanah : 2235.516 m²
Kapasitas Pengunjung : 250 orang
Jam Kerja : Setiap hari (kecuali Nyepi)
11.00-15.00 WITA (Buka)
15.00-18.00 WITA (Istirahat)
18.00-22.00 WITA (Buka)
Jumlah Pegawai : total 62
Depan 29
 1 Manager
 1 Accounting
 1 Marketing
 1 Captain
 1 Receptionis
 8 Waiter
 3 Runner
 2 Steward
 2 Cassier
 3 Bartender
 6 Cleaning Services
Belakang 33:
 1 Marketing
 1 Cheff

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 40


 3 Staff Bag. M
 Memasak
 4 Staff Bag. Menggoreng
 3 Staff Bag. Memotong
 3 Staff Bag. Membakar
 4 Food Chaker
 2 Staff Gudang
 4 Scurity
Fasilitas : Meja Kursi

 Seksien A30 Seksien A 60

 Seksien B 30 Seksien B 60

 Smoking area 20 Smoking area 40

 Teras 20 Teras 40
Backup chair 10
a. Data Struktur Organisasi

Owner

Manager
DEPAN BELAKANG

Captain Accounting Marketing Cheff

Reception
Staff Masak Food Chaker

Cashier
Staff Goreng Staff
Gudang
Waiter Bartender
Staff Potong

Runner
Staff Bakar

Cleaning
Services Steward

Security
PENGANTAR KARYA INTERIOR V 41
b. Data ruang

Resepsionis Lobby Area makan


Kusus perokok

Area makan Teras Kasir

Restroom Peracik Area cuci


minuman perabotan

Area Dapur Ruang


pengolahan karyawan

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 42


Mushala gudang
3.1.3 Program Ruang Secara Umum
Perancangan suatu restaurant hendaknya di desain sedemikian rupa mulai dari
pembagian ruang yang digolongkan berdasarkan fungsi serta aktivitas, yang dimana
nantinya peran antara ruang dapat saling bersinambungan. Seperti pembagian antara
ruang depan dan belakang, yang dimana ruang depan cenderung berfungsi sebagai area
pengunjung (ruang merokok, lobi, resepsionis, serta area makan), dan pada area belakang
lebih difungsikan sebagai area karyawan (dapur, kantor, gudang, ruang karyawan,
mushalla).
Berikut beberapa pemaparan dari program ruang secara umum pada Desain D’Cost
Seafood & Restaurant, sebagai berikut :
No Area Perencanaan Ruang
1 Enterance Entrance ini ditempatkan pada bagian kanan depan bangunan
sebagai penghubung antara ruang luar dan dalam, serta area – area
lainnya.
2 lobby Area bertempat paling depan dengan letaknya berdekatan dengan
area restaurant dan enrance dari restaurant, guna mempermudah
pengunjung dalam melakukan pemesanan tempat.
3 Area makan Area ini diletakkan ditengah-tengah restaurant karena dari segi
posisi lebih memudahkan dalam hal pelayanan.
4 Area makan Bertempak paling depan selain memudahkan akses juga
(khusus
meudahkan pelayanan karean berdekatan dengan area lobby
perokok)
5 kasir Letaknya yang berada pada sudt ruangan memudahkan dalam
pengawasan serta kemudahan dalam hal melayani teransaksi
pembayaran karena berada pada jalur sirkulasi lobby dan teras.
6 Area Letaknya yang berada disudut restaurant menjauhkan
restroom pemandangan maupun bau yang tidak sedap, namun dengan jarak
yang mudah dijangkau dari area disekitar restaurant
7 Area peracik Posisinya berada diarea makan untuk mempermudah jangkauan,
minuman sehingga dalam proses pelayanan dap[at diberikan secara potimal
8 Chaker Area ini diletakkan ditengah-tengah restaurant yang dimana
menghubungkan antara area makan dengan area dapur sehingga
selain mempermudah dalam menerima pemesanan untuk
disampaiakan kearea dapur.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 43


9 Dapur Letaknya dinbelakang restaurant sehingga bau masakan dan suara
gaduh tidak terdengar hingga kearea makan
10 Ruang Letaknya berdekatan dengan dengan dapur namun tetap berada
Cuci piring pada sirkulasi dari arah area makan, sehingga mempermudah
dalam penerimaan piring kotor untuk diproses
11 Potongan Area ini bertempat dekat dengan dengan gudang dan dapur
sehingga mempermudah jarak jangkauan dalam pengolahan dan
pengiriman bahan kedapur
12 Ruang Area ini berada didepan pintu masuk arae belakang, sehingga
karyawan aktivitas karyawan tidak akan mempengaruhi arae-area lainnya.
13 Mushala Letaknya yang bersebelahan dengan ruang karywan sehingga
tidak sulit untuk dijangkau
14 gudang Berda pada bagian belakang dan dekat dengan entrance belakang
sehingga memudahkan dalam hal penerimaan barang masuk tanpa
mengganggu area retaurant

Dari segi ergonomi fasilitas pada ruang


Adapun tampilan dari ruang resepsionis ini dibuat
tunggu terlihat cukup nyaman, namun
terlalu sederhana, sehingga kurang menonjolkan
kehadiran sarana hiburan seperti tv akan
identitas dari restoran. Resepsionis sebuah
cukup membantu para pengunjung dalam
restoran seharusnya
PENGANTAR dapat INTERIOR
KARYA memberikanV vocalpoint 44
menhilangakan
Lobby tunggu rasa bosan disaat
bagi restoran itu sendiri,
Resepsionis menunggu pesanan makanan.
R.Makan
Khusus
Area
Merokok
makan

Pemberian partisi kaca sebagi pembatas anatara area Pengaturan fasilitas pada area makan yang
merokok dengan area makan menjadikan ruangan ini jaraknya terlalu berdekatan kurang
terlihat tidak menyatu dengan bangunan. adapun dari memberi privasi dan kurang memberikan
segi dimensinya jumlah fasilitas yang disediakan kenyamanan dalam bergerak, sehingga
tidak dapat memenuhi civitas. jalur sirkulasi menjadi sempit.

kasir Teras

Penempatan kasir diantara entrance dan jalur Didesain bagi para pengunjung yang suka
menuju teras, memudahkan para pengunjung menikmati suasana terbuka, namun sayangnya
untuk melakukan teransaksi pembayaran, namun suasana seperti itu terganggu karena kehadiran
dari segi desain meja kasir ini dibuat terlau suara kendaraan dari jalur utama didepan
sederhana dan kurang menarik restaurant
.

Restroom Bar

Perbandingan antara jumlah pengunjung Kurangnya keamanan pada area bar, seperti
dengan jumlah restroom masih tergolong tidak adanya pemberian pelapis karet tidak
kurang. Ditambah lagi penggunaan partisi kaca hanya berfungsi sebagai penahan jatuhan
sunblas sebagai dinding restroom menjadikan gelas, juga untuk menghindari lantai licin
kurangnya privasi bagi pengguna restroom ini. dari sisa-sisa minuman yang jatuh.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 45


Ruang
mencuci Ruang
piring potongan

Pemanfaatan ruangan belum maksimal


Pada ruang pengolahan penggunaan kareana hanya dipakai sebagai tempat
jenis rak terbuka memang memudahkan mencuci piring hal itu terlihat dari
dalam pengambilan barang, namun dari banyaknya area kosong yang seharusnya
segi kebersihan akan kurang higienis. dapat dimanfaatkan dengan baik.

Dapur
Ruang
karyawan

Kurangnya ventilasi mengakibatkan


Ruangan ini ditujukan bagi karyawan untuk
suasana ruang menjadi panas dan pengap,
menampung aktivitas mulai dari datang hingga
hal ini dapat mempengaruhi faktor
istirahat.Namun kurangnya fasilitas seperti
psikologis dalam bekerja, disamping itu
tempat penyimpanan, mengakibatkan para
banyaknya fasilitas juga mengakibatkan
karyawan menempatkan barang pribadinya
dimensi ruang menjadi kurang optimal.
begitu saja, sehingga dari segi keamanan kurang

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 46


3.1.4 Studi dan Analisa Ruang Pada Kasus
a. Sonasi Sirkulasi dan Tata Letak
Analisis sirkulasi, sonasi dan tata letak pada restoran D’COST Seafood Restaurant
bisa dilihat pada gambar berikut ini:

Dari segi pemanfaatan ruang


kurang memperhitungkan
jangkauan dimensi aktivitas,
selain mempersempit sirkulasi
juga meberi rasa tidak nyaman
akibat terlalu jarak yang

sonasi pada area kasir Sirkulasi yang kurang jelas


berdekatan dengan akses masuk dengan adanya banyak dinding
dari teras serta entrance dari pada area belakang yang
lobby, sehingga terjadi menciptakan sirkulasi yang
persilangan antara sirkulasi tidak teratur serta terarah.

Maka dari analisa sonasi, sirkulasi dan tata letak yang didapat dari kebutuhan ruang
maka didapatkanlah sonasi dan sirkulasi sebagai berikut :

Sirkulasi Pengunjung restr


oom Area
Ruang
cuci
entrance
Area karyawan
makan piring
Are
khusus Mushalla a gudang
peroko pen
k gola
Area makan
Bar hana

entrance lobby
chak Dapur
er

Area makan terbuka

Sirkulasi Pegawai
restroo
m
Ruang entranc
Area karyawan e
makan Are
khusu Mushalla a gudang
s pen
perok gola
Area makan Are
ok han
Bar a
entranc a
cuci
e lobby piri
chak Dapur
ng
er

Area makan terbuka

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 47


3.1.5 Besaran Ruang Secara Umum
Dari tabel ini dapat dilihat data lapangan dari besaran setiap area :
no Jenis Ruang Aktivitas Besaran Ruang

1 Kasir  meninjau hasil kerja 3m x 3m = 9m²


 menghitung laba
perusahaan
 mengatur pemasaran
2 Area makan  memesan makanan 16m x 12m = 192m²
 menyantap hidangan
3 Ruang Merokok  memesan makanan 10m x 5m = 50m²
 menyantap hidangan
 merokok
4 Bar  Menyediakan 4.5m x 3m = 13.5m²
Pesanan minuman
5 Toilet  Buang air kecil 5m x 6m = 30m²
 Mencuci tangan
6 Chaker  Menyampaikan 4.5m x 3m = 13.5m²
pesanan makanan
kedapur
7 kantor  meninjau hasil kerja 3m x 5m = 15m²
 menghitung laba
perusahaan
 mengatur pemasaran
8 Dapur  Mengepalai 7m x 10m = 70m²
pembuatan masakan
 Memasak pesanan
9 Ruang  Membakar 3m x 3m = 9m²
pembakaran  pesanan
10 Potongan  Memilih dan 7m x 3m = 21m²
mengambil ikan
 Memotong dan

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 48


membersihkan ikan
untuk siap dimasak

11 Gudang  Melayani keperluan 7m x 5m = 35m²


bahan makanan bagi
pengelola dapur
12 Kolam  Memilih ikan segar 12m x 1m = 12m²
untuk dipotong
13 Toilet  Buang air kecil 1m x 1.5m = 1.5m²
karyawan  Membersihkan diri
14 loker  Sebagai tempat 3m x 3m = 9m²
berganti
 Tempat menitipkan
barang
15 Mushalla  Melakukan shallat 3m x 3m = 9m²
imsa

BAB IV ANALISA DAN DESAIN


4.1 Konsep Desain
Konsep dasar yang digunakan untuk mendesain D’COST Seafood & Restaurant adalah
kebudayaan Batak dengan penjabaran sebagai berikut :

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 49


a. Karakter Masyarakat
 Memiliki adat istiadat yang kuat.
 Masyarakatnya menjunjung tinggi keluarga, namun cenderung memiliki sifat
temperamen.

keras Batu singaraja

Tenang Keramik

Lembut Semen Epoksi


(Rumah Adat batak)
Garis material

b. Arsitektur
 Atap berbentuk segitiga, setiap puncak terdapat kepala kerbau yang mlambangkan
kesejahteraan bagi keluarga yang mendiaminya.
 Pinggiran atap sekeliling rumah di semua arah sama, menggambarkan bahwa
penghuni rumah mempunyai perasaan senasib sepenanggungan serta mempunyai
peranan yang sama dan saling menghormati
 Terdiri dari 3 tingkatan : kandang,kamar,lumbung
c.Pakaian adat

Desain tampak

Desain fasilitas

(Rumah Adat batak) Bentuk Aplikasi

Dalam tradisi batak ada 4 warna yang sering dipakai, yaitu :


 Warna merah (narara) melambangkan ilmu pengetahuan dan kecerdasan yang
berbuah kebijaksanaan.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 50


 Warna putih (nabontar) melambangkan ketulusan dan kejujuran yang berbuah
kesucian.
 Wama hitam (nabirong) melambangkan kerajaan dan kewibawaan yang berbuah
kepemimpinan.
 Warna kuning (Mangiring) melambangkan kesuburan dan kesepakatan

Hitam

Merah Diaplika
sikan
Putih kewarna

Kuning
(Rumah Adat batak)

d. Pola Ruang
 Rumah ini dihuni satu keluarga besar yang terdiri dari 4 sampai 8 keluarga.
 Di dalam rumah tak ada sekatan satu ruangan lepas. namun pembagian ruangan
tetap ada, yakni di batasi oleh garis-garis adat.

Aktivita
s
berpusat
ditengah
Penataan
Fasilitas

Entrance

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 51

Biru
Menurut kamus umum bahasa Indonesia Batak mempunya 2 arti, yang pertama adalah
orang-orang dari sub-etnis yang tinggal di provinsi Sumatra utara dan arti yang kedua
adalah (sastra) petualang, pengembara, sedang membatak berarti berpetualang, pergi
mengembara, menyamun, merampok dan arti dari pembatak adalah perampok/penyamun.
Walaupun demikian arti kata Batak bernada negatif, tetapi orang Batak dikenali dengan
sikap dan tindakannya yang khas, yaitu terbuka, keras dan apa-adanya.

Budaya Batak adalah cara hidup bermasyarakat yang dikembangkan oleh pendukung
budaya Batak, dimana disini diatur pola dan bentuk hubungan kebersamaan dan saling
bergotong royong diantara sesama anggota masyarakat Batak. Pada filosofinya setiap
orang Batak adalah bersaudara karena mereka berasal dari satu nenek moyang yang sama

Maka dari penjabaran diatas konsep yang dipakai dalam mendesain D’COST
Seafood & Restaurant adalah Manat Mardongan Tubu (kebersamaan dalam hubungan
semarga)atau yang diambil pengertiannya dari filosofi budaya yang dianut oleh
masyarakat batak dalam hidup bermasyarakat

Jadi yang dimaksud dengan konsep Manat Mardongan Tubu adalah sebuah konsep
desain interior yang didominasi oleh pola ruang menglompok yang dihilhami dari rasa
kebersamaan senasib dan sepenagungan yang ditujukan untuk pemberian pelayanan yang
tulus iklas pada pelanggan restaurant d’cost.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 52


4.2 Kriteria Desain
Untuk mencapai integeritas pada konsep dasar D’COST Seafood & Restaurant maka
perlu ditunjang dengan beberapa kriteria desain sebagai berikut :
a) Comfortable
yaitu mampu memberikan kenikmatan, rasa nyaman, dan senang bagi pelaku
dalam beraktivitas.
b) Ergonomie
Hendaknya elemen-elemen interior didesain sesuai dengan antropometri atau
ukuran tubuh manusia, sehingga dalam pencapaian kenyamanan juga
mempertimbangkan nilai kesehatan serta keamanan.
c) Safety
yaitu desain pada semua elemen interior yang dihasilkan memberikan rasa
keamanan, misalnya dengan memperhatikan penataan fasilitas yang tidak
membahayakan bagi pelaku aktivitas.
d) Unity
yaitu dari desain yang ada memiliki kesesuaian serta kesatuan (integrasi ) pada
seluruh pendukung elemen interior.
e) Fungsional
yaitu perwujudan desain dan kebutuhan ruang mampu berfungsi dengan baik.
f) Aesthetics
yaitu secara visual mampu mewujudkan keindahan sesuai dengan misi ruang
yang akan dicapai.
g) Harmony
Yaitu keselarasan dalam pengaturan antara benda dalam ruang, terhadap ruang,
serta terhadap benda itu sendiri
h) Comunicative
Mampu mewujudkan desain yang sesuai dengan tujuan dari ruang yang ingin
diwujudkan serta mampu meberikan daya tarik pada ruang

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 53


4.3 Programing
a. Analisa Sonasi

Kriteria :
Saling berdekatan
Mudah diakses
Menarik

Setiap ruang pada restaurant ini mewakili tiap aktivitas yang berbeda namun
berangkat dari fungsinya, besaran ruang dengan kapasitasnya yang ditampungnya
tidak sesuai jumlah dari aktivitas. Begitu juga dengan jarak abtar ryang masih
terbialng susah dijangkau karena letaknya yang berjauhan dengan area service

b. Analisa Sirkulasi

Kriteria :
 Mudah dijangkau
 Saling berhubungan

Sirkulasi
karyawan

Sirkulasi
pengunjung

Akibat peletakan fasilitas yang terlalu berdekatan serta kapasitas aktivitas yang tidak
seimbang, sirkulasi pada restaurant menjadi sempit dan susah untuk diakses, adapun
faktor lain yang ikut menjadi kendala ialah jarak dari tiap area yang saling berjauhan
sehingga pengunjung maupun karyawan yang melakukan aktivitas kesulitan untuk
mencapai tiap area.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 54


c.Analisa Kebutuhan jenis Ruang

Entrance
Area masuk dari restoran ini dibuat terlau kepinggir, yang dimana
menyebabkan tidak adanya keseimbangan estetis.

Kriteria :
Menarik
Mudah dijangkau

Lobby
Adapun tampilan dari ruang penerimaan tamu ini dibuat terlalu sederhana, sehingga
kurang menonjolkan identitas dari restoran. Resepsionis sebuah restoran seharusnya
dapat memberikan vocalpoint bagi restoran itu sendiri,

Kriteria :
Menarik
Mudah dijangkau

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 55


 Area Makan
Pengaturan fasilitas pada area makan yang jaraknya terlalu berdekatan kurang
memberi privasi dan kurang memberikan kenyamanan dalam bergerak, sehingga jalur
sirkulasi menjadi sempit.

Kriteria :
 Menarik
 Aman
 Bersih

 Ruang Makan khusus Perokok


Pemberian partisi kaca sebagi pembatas dengan area makan menjadikan ruangan ini
terlihat tidak menyatu dan tertutup. adapun dari segi dimensinya jumlah fsilitas yang
disediakan tidak dapat memenuhi civitas.

Kriteria :
 Ergonomi
 Sirkulasi udara yang
baik
 Bersih

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 56


 Kasir
Walau penempatan kasir diantara entrance dan jalur menuju teras, memudahkan para
pengunjung untuk melakukan teransaksi pembayaran, namun jika restoran sedang
penuh akan terjadi penumpukan diarea ini akibat akses masuk dan keluar berada dijalur
yang sama.

Kriteria :
 Menarik
 Ergonomi
 Mudah dijangkau
 Terlihat dari segi
pengawasan

 Lobby
tidak adanya pintu sebgai penghalang antara area retoran dengan restroom ditambah
lagi dengan posisinya yang mengahadap kearah restoran memberikan suatu
pemandangan yang tidak sedap bagi pengunjung.

Kriteria :
 Bersih
 Aman
 Ergonomi
 Pencahayaan baik

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 57


 Ruang Peracik Minuman
Posisinya yang menghadap kedalam restoran dengan bukaan yang lebar sebagai akses
penerimaan prabotan, membuat para pengunjung yang berada didalam restoran dapat
suasana diarea belakang

Kriteria :
 Ergonomi
 Aman
 Bersih

 Ruang Cuci Piring


Letaknya yang berada dibelakang ruang pengolahan mempersulit akses menuju
keruang mencuci piring

Kriteria :
 Bersih
 Lantai tidak licin
 praktis

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 58


 Ruang Pengolahan
ruang pengolahan, letaknya terpisah dengan dapur, sehingga terkadang menyulitkan
pengiriman bahan karena menjadi satu dengan jalur sirkulasi yang lain.

Kriteria :
 Bersih
 Sirkulasi udara yang
baik

 Dapur
Kurangnya pencahayaan serta tidak adanya sirkulasi udara yang baik mengakibatkan
suasana ruang menjadi panas dan pengap, hal inin dapat mempengaruhi faktor
psikologis dalam bekerja, disamping itu banyaknya fasilitas juga mengakibatkan
dimensi ruang menjadi kurang optimal.

Kriteria :
 Bersih
 Sirkulasi udara yang
baik
 Pencahyaan baik
 higienis

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 59


 Ruang karyawan, kantor
Ruangan ini ditujukan bagi karyawan untuk menampung aktivitas mulai dari datang
hingga istirahat. Namun kurangnya fasilitas seperti tempat penyimpanan,
mengakibatkan para karyawan menempatkan barang pribadinya begitu saja, sehingga
dari segi keamanan kurang terjamin..

Kriteria :
 nyaman
 bersifat privat
 memiliki akses
sendiri

 Gudang
Letaknya yang berada diluar dengan tidak adanya penjagaan yang mengawasi membuat
keamanan pada area gudang patut dipertanyakan kembali.

Kriteria :
 Bersih
 tersusun

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 60


d. Fasilitas

 Sofa tunggu
Bentuk pada sofa tidak memberikan kenyamanan saat mendudukinya, tingginya yang
tidak sesuai standar membuat susah untuk beranjak dari dudukan. Begitu juga dari
pemilihan bahan penggunaan kulit imitasi memang memudahkan untuk dibersihkan,
tapi kesan panas dan mudah menempel dapat mengganggu kenyamanan saat memakai
fasilitas ini

Kriteria :
Bersih
Ergonomi
Menarik

Meja kasir
Bentuknya yang masih terbilang kaku dan polos sehingga meja kasir ini terlihat
sama dengan meja isdpaly lainnya.

Kriteria :
Bersih
Ergonomi
Menarik

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 61


 Kursi makan
Akan diberi penambahan fasilitas yang berbeda supaya fasilitas pada ruangan tidak
terkesan monoton

Kriteria :
 Bersih
 Ergonomi
 Menarik

 fasilitas pada ruang karyawan


fungsi dari fasilitas tidak disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas. Sehingga tidak ada
tempat atau wadah sebagai sarana bagi karyawan

Kriteria :
 Nyaman
 Ergonomi
 Fungsional

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 62


e. Analisa kebutuhan unsur pembentuk ruang
 Lantai (kriteria : mudah dalam perawatan,bersih)

Material lantai pada seluruh ruang di galeri ini masih standar. Hanya beberapa ruangan
saja yang menggunakan material selain keramik yaitu ruang display yang menggunakan
material batu singaraja. Inipun keadaannya sudah tidak terawat serta ada beberapa yang
sudah lepas dari susunannya.

 Dinding (kriteria : mudah dalam perawatan,bersih)

Dinding galeri ini tidak ada permainan yang mencolok pada bagian interiornya. Namun
pada bagian eksterior, dindingnya sudah ada permainan berupa garis putih horizontal dari
barat sampai timur bangunan serta permainan bahan pada fasad bangunan.

 Plafon (kriteria : mudah dalam perawatan,mudah dijangkau,bersih)

Sama halnya dengan dinding, plafon galeri ini juga tidak ada permainan. Plafon ekspose
yang ada di ruang kasir hanyalah plafon yang dulunya adalah bale bengong yang disulap
menjadi sebuah ruangan.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 63


f. Analisa kebutuhan pencahayaan
(kriteria : mudah dalam perawatan,mudah dijangkau,bersih)

Pencahayaan di dalam area display masih sangat minim, sehingga saat tamu datang,
semua lampu harus dihidupkan dan hal ini efisiensi penggunaan cahaya alami tidak
maksimal. Peletakan instalasi listrik seperti saklar dan steker sangat mengganggu view
yang ada di area display sehingga kurang nyaman pada saat tamu menikmati karya di
dalam area ini.

g. Analisa kebutuhan penghawaan


(kriteria : mudah dalam perawatan,mudah dijangkau,bersih)

Pencahayaan di dalam area display masih sangat minim, sehingga saat tamu datang,
semua lampu harus dihidupkan dan hal ini efisiensi penggunaan cahaya alami tidak
maksimal. Peletakan instalasi listrik seperti saklar dan steker sangat mengganggu view
yang ada di area display sehingga kurang nyaman pada saat tamu menikmati karya di
dalam area ini.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 64


h. Analisa kebutuhan besaran luas
Image Besaran spasial

lobi Spasial untuk kursi :


0,7 m x 1,2 m = 0,8 m²
Spasial untuk 5 orang
0.8 m² x 5 = 4 m²
Sirkulasi = besaran spasial
x 20 % =
aktifitas : 4 m² x 20 % = 0,8 m²
 Menunggu Total : 4 m² + 0,8 m² = 4,8 m²
pesanan makana
Spasial meja kasir :
 Memesan tempat 1,8 m x 2 m = 3,6 m²
Sirkulasi = besaran spasial x 20
% = 3,6 m² x 20 % = 0,72 m²
Total : 3,6 m² + 0,72 m² = 4,32

Total spasial + Sirkulasi Total :4.8 m² + 4.32 m² = 9.12 m²

kasir
Spasial meja kasir :
1,8 m x 2 m = 3,6 m²
Sirkulasi = besaran spasial x
20 % = 3,6 m² x 20 % = 0,72

Aktifitas :
Transaksi pembayaran Total spasial + Sirkulasi Total : 3.6m² + 0.72 m² = 4.32 m²

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 65


Area makan
Spasial aktifitas dan fasilitas
2,4 m x 2,7 m = 6,4 m²
spasial untuk ±150 orang x 6,4
m² = 96 m².
Sirkulasi = besaran spasial x 15
aktifitas : % = 960m² x 15 % = 14m²

 Memesan makanan
 Menyantap
hidangan
Total spasial + Sirkulasi Total : 96m² + 14 m² = 110 m²
 Bercengkrama
Area makan khusus
perokok
Spasial aktifitas dan fasilitas
2,4 m x 2,7 m = 6,4 m²
spasial untuk ±100 orang x 6,4
m² = 64m².
Sirkulasi = besaran spasial x 15
% = 64m² x 15 % = 9.6 m²
aktifitas :
 Memesan makanan
 Menyantap
hidangan
 Merokok Total spasial + Sirkulasi Total : 64 m² + 9.6m² = 73.6 m²
Area watafel
Spasial wastafel :
0,6 m x 0,8 m = 0,48 m²
Spasial untuk 5 wastafel
0.48 x 5 = 2.4 m²
Sirkulasi = besaran spasial x 15 %
Aktifitas :
= 2.4m² x 15 % = 3.6 m²
 Mencuci tangan
 Berhias
 bercermin Total spasial + Sirkulasi 2.4 m² + 0.48 m² =3.6 m²

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 66


Restroom
Spasial toilet :
1,3 m x 0,9 m = 1,17 m²
Spasial untuk 4 toilet
= 1,17 m² x 4 = 4.68 m²
Sirkulasi = besaran spasial x 20
% = 4.68 m² x 20 % = 0.9 m²

Aktifitas : Total spasial + Sirkulasi =24.68 m² + 0,9m² = 5.58 m²


Buang air besar/kecil
Ruang cuci piring

Aktifitas : Spasial wastafel :


 Mencuci piring 0,6 m x 0,8 m = 0,48 m²
Spasial untuk 5 wastafel
0.48 x 5 = 2.4 m²
Sirkulasi = besaran spasial x 15 % =
2.4m² x 15 % = 3.6 m²
Total spasial + Sirkulasi =24.68 m² + 0,9m² = 5.58 m²
Dapur Spasial area memasak,
menghidangkan :
4,9 m x 2,3 m = 11,2 m²
Spasial untuk 8 kompor
= 11.2 m² x 8= 67.2 m²
Sirkulasi = besaran spasial x 20 %
= 67.2m² x 20 % = 13.4 m²
Aktifitas :
 Memasak makanan

Total spasial + Sirkulasi =67.2 m² + 13.4m² = 80.6m²

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 67


Ruang karyawan

Aktifitas : Spasial lemari penyimpanan :


 Menyimpan barang 3 m x 0,7 m = 2,1 m²
Spasial untuk 3 lemari
 Istirahat = 2.1 m² x 3 = 6.3 m²
Sirkulasi = besaran spasial x 20 %
= 6.3 m² x 20 % = 1.26 m²

Total spasial + Sirkulasi =6.3m² + 1.26 m² = 7.56m²


Gudang

Spasial lemari penyimpanan :


Aktifitas : 3 m x 0,7 m = 2,1 m²
Spasial untuk 3 lemari
Menyimpan barang = 2.1 m² x 3 = 6.3 m²
Sirkulasi = besaran spasial x 30 %
= 6.3 m² x 30 % = 1.89 m²

Total spasial + Sirkulasi =6.3m² + 1.89 m² = 8.19m²

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 68


4.4 Skematik Desain
a) Sonasi
Alternative 1 Keunggulan :
Area service dibuat dyengah restaurant
sehingga mempermudah serta
Ar Area Rru
makan rest ang memperpendek sirkulasi sehingga membuat
ea
room
karya pelayanan dapat dilakukan secara optimal
mak wan
an lobby Area sevice Kekurangan :
Adapun bau dari bahan makanan dan
Ar Area makan rest ka masakan akan menimbulkan hawa kurang
ea roomntor sedap keseluruh ruangan
mak estroo
an
Alternative 2 m
R. MAKAN
AR EA MAKAN LESEHAN RUA NG
KAR YAWAN
Keunggulan :
Letaknya yang berada dibelakang tidak
KHUSUS KANTOR LOKER
PEROKOK
REST
ROOM

A REA MAKA N BEBA S RO KOK

AREA MAKAN
TUNGGU
R UANG

BEBAS ROKOK
RESEPSIONIS

mengganggu area retaurant pada saat proses


GUDANG
PINTU
KASIR

MASUK / PINTU MASUK


KELUAR AREA & KELUAR
CUCI KHUSUS
TUNGGU
R UANG

TANGAN KARYAWAN
A REA AREA
AR EA MAKAN CUCI PEN YEDIA
P IRING KO LAM
BEBAS ROKOK MINUMAN

pembuatan makanan
R. MAKAN AREA MA KAN
BEBAS ROKOK REST
KHUSUS ROOM
PEROKOK DAPUR AR EA
PENGOLAH
REST -AN
ROOM

Area Publik
SONASI DAN SIRKULASI

Area Publik
SKALA UNS

Area Privasi Jalur Sirkulasi


Kekurangan :
Letaknya yang jauh dari restauran
Area Makan Area Cuci piring Gudang Sirkulasi Pengunjung
R. Tunggu
Lesehan
Resepsionis Area Makan Area Penyedia Minuman Loker Sirkulasi Karyawan
bebas rokok
Kasir Area Cuci tangan Dapur Ruang Karyawan
Area Makan Ka ntor
RestRoom R. Pengolahan
Khusus Merokok
Kolam Ikan Rest Room

menjadikan waktu peyanan kurang optimal

Adapun pemilihan alternative 2 karena, letkanya yang terpsah dari area restaurant
tidak akan mengganggu area lainnya saat penerimaan pengiriman bahan hingga
pembuatan makanan

b) Sirkulasi Keunggulan :
Alternative 1 Sirkulasi yang berbeda antara pengunjung
dengan karyawan tidak membuat aktivitas
saling terganggu
Kekurangan :
Jaraknya yang berjauhan membuat sirkulasi
kurang optimal

Alternative 2 Keunggulan :
Sirkulasi yang berdekatan mempermudah
pekerjaan
Kekurangan :
Adapun sirkulasi pada tiap area kurang
maksimal akibat besaran fasiltas yang terlalu
mepet

Adapun pemilihan alternative 2 karena, Sirkulasi yang berbeda antara pengunjung


dengan karyawan tidak membuat aktivitas saling terganggu

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 59


c) Tata Letak
 Entrance

Alternative 1
Keunggulan :
Sirkulasi masuk dan keluar saling terpisah sehingga
tidak saling mengganggu.
Kekurangan :
Sulit membedakan antara pintu masuk dan keluar

Alternative 2

Keunggulan :
Pengawasan akan tamu yang datang akan lebih mudah
Kekurangan :
Saat restoran sedang ramai akan terjadi sirkulasi yang
saling berbenturan

Pemilihan alternative 2 dengan entrance dengan satu akses selain memudahkan


dalam pengawasan juga desain akan area masuk dapat dimaksimalkan.

 Lobby

Alternative 1
Keunggulan :
Identitas seafood restoran digambarkan melalui
aquarium ini
Kekurangan :
Dari segi perawatan akan memakan banyak biaya dan
waktu.

Alternative 2
Keunggulan :
Penggunaan material kayu diambil dari karakter
rumah adat batak karo
Kekurangan :
faktor hama akan menjadi kendala dalam pemakaian
material ini.

Pemilihan alternative 2 karena mengambil salah satu ciri masyarakat, sehingga


nantinya desain tidak akan melenceng dari konsep awal

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 60


 Area Makan

Alternative 1
Keunggulan :
Area makan dibagi menjadi tiga area berbentuk poli
grid dengan sirkulasi sebagai pembatas antar area,
memberikan kemudahan dari segi pelayanan maupun
pengantaran.
Kekurangan :
Dari segi desain pola seperti terlalu sederhana dan
tidak adanya permainan pola penataan sehingga
terlihat membosankan.
Alternative 2
Keunggulan :
Dibuat pola berkelompok dengan area mengarah
kesatu titik sebagai vocalpoint, yang dalam hal ini
adalah area kasir
Kekurangan :
Tidak adanya permainan elevasi sehingga membuat
kesan datar

Adapun pemilihan alternative 2 karena lebih mendekati dengan pola penataan dari
rumah adat batak yang dimana dibuat dalam bentuk mengelompok mengarah
kesatu pusat, yang dimana pusat dari area makan ini mengarah pada area kasir
yang bertempat ditengah-tengah

 Area makan khusus perokok

Alternative 1 Keunggulan :
Dibangun disisi barat restoran dengan pemisah dinding
massive dan peninggian elevasi serta pemberian area
restroom sendiri memberikan kesan ekslusif bagi area
makan kusus perokok ini.
Kekurangan :
Pemisahaan ini menjadikan area makan ini tidak
menyatu dengan restaurant
Alternative 2
Keunggulan :
Area ini ditempatkan dekat dengan entrance serta
berdekatan dengan bagian area restoran untuk
mempermudah akses atau jangkauan pengunjung
Kekurangan :
Sirkulasinya yang berdekatan dengan area kasir dapat
menjadi kendala.

Adapun pemilihan alternative 2 karena mudah dijangkau dan lebih mendekati


dengan konsep desain yang memakai pola berkelompok.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 61


 Kasir
Alternative 1 Keunggulan :
Mampu menjadi vocal point karena berada tepat
ditengah- tengah restoran
Kekurangan :
posisinya yang berada di tengah-tengah entrance
lobby serta teras dapat mengganggu sirkulasi tamu
yang datang maupun pergi
Kolam
Tunggu
Ruang
Kolam

R. Makan Khusus
Perokok

Alternative 2 Keunggulan :
Memudahkan dalam segi pengawasan karena berada
dekat antara entrance lobi serta teras.
Kekurangan :
Letaknya yang berdekatan dengan akses ke teras dan
entrance restoran dapat mengganggu aktivitas
pembayaran

Adapun pemilihan alternative 1 karena, selain letak kasir ini mudah ditemukan
karean dari segi desain sengaja ditonjolkan sebagai vocalpoint, sehingga serta
mampu menjadi nilai tambah bagi restoran.

 Restroom
Alternative 1
Keunggulan :
Dibuat di kedua sisi kanan dan kiri restoran sehingga
memudahkan tamu untuk mengakses area restroom
Kekurangan :
terlalu memakan banyak tempat, sehingga
memperkecil dimensi area makan.

Alternative 2 Keunggulan :
Dibuat pada satu sisi restoran dengan akses mengarah
ke samping serta dimensi yang lebih besar yang telah
disesuaikan dengan jumlah dari pengunjung.
Kekurangan :
Akses ke arah restoran menjadi satu dengan sirkulasi
menuju area belakang (dapur), hal ini dapat
mengganggu kelancaran dari aktivitas pelayanan.

Adapun pemilihan alternative 2, posisinya yang menghadap ke samping, membuat


pemandangan dari restroom tidak mengganggu area restoran.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 62


 Dapur
Alternative 1
Keunggulan :
area makan khusus
perokok
Area Makan

area
cuci
piring
restroom
R uang
karyawan

Dapur dibuat terbuka dengan posisi ditengah, sehingga


pelayanan makanan akan langsung diberikan dari area
Bar Dapur

Kasir
Gudang
area
pengolahan

area makan khusus restroom


perokok
K antor
Area Makan

dapur tanpa harus melewati area lainnya


Kekurangan :
Adapun bau dari bahan makanan dan masakan akan
menimbulkan hawa kurang sedap keseluruh ruangan
Alternative 2

Keunggulan :
Letaknya yang berdekatan dengan area service lainnya
memberikan kemudahan dalam bekerja
Kekurangan :
Adapun bau dari bahan makanan dan masakan akan
Kolam

menimbulkan hawa kurang sedap keseluruh ruangan


Tunggu
Ruang
Kolam

R. Makan Khusus
Perokok

Adapun pemilihan alternative 2, dari segi posisi saling bersinambungna dengan


area service lainnya seperti gudang, ruang pengolahan, serta pencucian piring
sehingga dalam melakukan pekerjaan akan lebih cepat

 Ruang Karyawan

Alternative 1 Keunggulan :
CP Dibangun didekat pintu masuk area belakang dengan
entrance sendiri, memberikan privasi
Ruang
Area Makan karyawan
area makan khusus
p er oko k
r estro om

ar ea
cu ci
piri ng
Bar Dapur
Kasir

Gudang
area

Kekurangan :
pen golahan

area makan khusus restr oom


p er oko k
Kan tor
Area Makan

Adapun letaknya yang berada diluar membuat


kurangnya keamanan bagi ruang karyawan karena
berdekatan dekat akses keluar masuk pintu belakang

Alternative 2 Keunggulan :
ruang karyawan dibangun didalam area gedung
dengan posisi mengelompok bersama area kantor serta
loker, sehingga memberikan kemudahaan dari segi
akses maupun keamanan.
Kekurangan :
Posisinya yang bersebelahan dengan area kantor
K olam

Tung gu
Ru ang
K olam

R. M aka n Khusu s
Pero ko k

sedikit mengurangi privasi karyawan.

Adapun pemilihan alternative 2, selain lebih aman karena berada didalam


bangunan juga memprmudah karyawan dalam mengakses area-area iini karena
berada dalam satu jalur sirkulasi.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 63


 Kantor
Alternative 1 Keunggulan :
Karena posisinya yang berada diluar, memudahkan
area makan khusus
perokok
Area Makan

re st room
Ruang
karyawan
penerimaan tamu atau tekan bisnis tanpa
mempengaruhi area didalam restaurant
area
cu ci
piring
Bar Dapur Gudang

Kasir
ar ea
pen g olahan

area makan khusus

Kekurangan :
restr oom
perokok
Kantor
Area Makan

Adapun letaknya yang berada diluar membuat


kurangnya keamanan karena deka dengant akses
keluar masuk pintu belakang

Alternative 2 Keunggulan :
kantor dibangun didalam area gedung dengan posisi
mengelompok bersama ruang karyawan serta loker,
sehingga memberikan kemudahaan dalam mengakses
serdan aman karena berada didalam gedung.
Kekurangan :
Posisinya yang bersebelahan dengan area kantor
K olam

Tung gu
Ru ang
K olam

R. M aka n Khusu s
Pero ko k

sedikit mengurangi privasi karyawan.

Adapun pemilihan alternative 2, selain lebih aman karena berada didalam


bangunan juga mempermudah karyawan dalam mengabsen seta meberikan laporan
tentang keadaan restaurant karena jarak yang dicapai cukup dekat

 Loker
Alternative 1 Keunggulan :
Dari segi keamanan letak dari loker terbilang cukup
aman karena posisinya yang tersembunyi tepat di
belakang kantor
R uang
Ar ea Makan karyawan
area makan khusus
perokok
restr oom

area
cuci
piring
Bar Dapur
Kasir

Gudang
area

Kekurangan :
pengolahan

area makan khusus restr oom


perokok
Kantor
Area Maka n

Adapun letaknya yang berada dibelakang kantor


menjadikan kurangnya privasi serta keleluasan dalam

Alternative 2 Keunggulan :
ruang loker dibangun didalam area gedung dengan
posisi mengelompok bersama area kantor serta ruang
karyawanr, memudahkan karyawan dalam mengakses
serta memberikan efisiensi waktu dalam mengakses
area ini
Kekurangan :
Kolam

Posisinya yang dekat dengan entrance membuat area


Tunggu
Ruang
Kolam

R. M aka n Khusus
Perokok

ini kurang dari segi keamanan

Adapun pemilihan alternative 2, karena letaknya yang masih berada didalam


bangunan yang dimana mempermudah karyawan dalam mengakses area-area iini
karena berada dalam satu jalur sirkulasi.
PENGANTAR KARYA INTERIOR V 64
 Ruang Pengolahan
Alternative 1

Keunggulan :
area makan khusus
perokok
Area Makan

area
cu ci
piri ng
restro om
Ruang
karyawan

karena jaraknya yang dekat dengan gudang dan dapur


memudahkan proses pekerjaan
Bar Dapur Gudang

Kasir
area
pen golahan

area makan khusus restr oom


perokok
Kan tor
Area Makan

Gudang Kekurangan :
Dapur
Dimensi ruangan kurang optimal mengingat jenis
aktivitas yang memerlukan ruangan yang memadai.

Alternative 2 Keunggulan :
Letaknya diantara gudang dan dapur memberikan
keuntungan dalam jarak sehingga proses pengiriman
Gudang
dan pengolahan dapt lebih cepat dilakukan.
Kekurangan :
Karena jaraknya yang terdekat dengan entrance
Kolam
Tunggu
Ruang

belakang menjadikan area ini sedikit rawan dalam


Kolam

R. Makan Khusu s
Perokok

Dapur keamanan

Adapun pemilihan alternative 2 karena jaraknya yang begitu dekat dengan area
dapur dan gudang, sehingga dapat mempermudah proses pelayanan

 Ruang Peracik Minuman


Alternative 1
Keunggulan
Karena letaknya didepan sehingga dari proses
pelayanan dapat dilakukan lebih cepat.
Rua ng
Area Ma ka n kar yawa n
a rea makan khusus
perokok
re st room

area
cuc i
piring
Ba r Dapur Gudang
Kasir

area
pe ngolahan

Kekurangan :
a rea makan khusus res tr oom
perokok
Kantor
Area Ma ka n

selain tidak sesuai dengan konsep,letaknya yang


berjauhan dengan area servis lainnya menjadikan
susah untuk melakukan pelayanan optimal

Alternative 2 Keunggulan :
Letaknya yang berdekatan dengan sirkulasi
pengiriman makanan memberikan kemudahan karena
pengiriman dapat dilakukan bersamaan dengan
pengiriman makanan
Kolam
Tunggu
Ruang
Kolam

R . Makan Khusus
Perokok

Kekurangan :
Sirkulasinya yang menjadi satu dengan (dapur), dapat
mengganggu kelancaran dari aktivitas pelayanan.

Adapun pemilihan alternative dilihat dari sirkulasinya yang menjadi satu dengan
dapur, menjadi nilai tambah karena pengiriman minuman dapat menjadi satu
dengan pengiriman makanan dari dapur sehingga tamu akan mendapatkan servis
secara bersamaan tanpa harus menunggu lama
PENGANTAR KARYA INTERIOR V 65
 Ruang Cuci Piring
Alternative 1 Keunggulan :
Letaknya yang berada didalam area restaurant
area makan khusus
pero kok
Ar ea Makan

restr oom
R uang
kary awan
mempercepat proses penerimaan piring kotor karena
Bar Dapur
area
cuc i
piring

Gudang

jarak antara area makan dengan area cuci perabot

Kasir
area
pengola han

terbilang sangat dekat


area makan khusus re stroom
pero kok
Kantor
Are a Makan

Kekurangan :
Proses penerimaan piring kotor akan mengganggu
pengunjung karena sirkulasi pelayanan terlalu dekat
dengan area makan
Alternative 2 Keunggulan :
Dibuat berdekatan dengan area dapur serta area
peracik minuman berdekatan dengan sirkulasi
pengiriman makanan, sehingga proses penerimaan
piring kotor dapat segera diteteriam dan diproses
Kolam

Kekurangan :
Tunggu
Ruang
Kolam

R . M akan Khusus
Perokok

Sirkulasinya yang menjadi satu dengan (dapur), dapat


mengganggu kelancaran dari aktivitas pelayanan.

Adapun pemilihan alternative 2,karena jaraknya yang saling berdekatan dengan area
dapur serta area peracik minuman, sehingga proses penerimaan piring kotor dapat
segera diteterima dan diproses
 gudang
Alternative 1 Keunggulan :
Letaknya yang berada pada bagian paling belakang
area makan khusus
peroko k
Area Makan

restr oom
Ruang
kary awan
gedung dengan entrance belakang yang langsung
B ar Dap ur
area
cuci
piring

mengarah kepintu masuk gudang memudahkan


Kasir

Gudang
area
pengol ahan

penerimaan barang tanpa harus mengganggu area lain


area makan khusus restroom
peroko k
Kantor
Area Makan

Kekurangan :
Akses yang dekat dengan entrance menjadikan area
kurang aman karena bersentuhan dengan pintu keluar.

Alternative 2 Keunggulan :
Dekat dengan entrance sehingga memdahkan
penerimaan barang tanpa harus mengganggu area
lainnya
Kekurangan :
Kolam
Tunggu
Ruang

Dari segi keamanan masi terbilang kurang optimal


Kolam

R. M akan Khusus
Perokok

karena dekat dengan entrance belakang yang dimana


tidak ada securty pada area ini

Adapun pemilihan alternative 2 karena jaraknya yang tidak saja dekat dengan
enrtance namun juga dekat dengan dengan area seperti dapur dan area pengolahan
sehingga proses servis dapat dilakukan dengan cepat
PENGANTAR KARYA INTERIOR V 66
d) fasilitas
 Kursi Makan

Keunggulan :
Bentuknya yang menyerupai atap dari runah batak
karo mampu memberikan identitas dari konsep
restoran
Kekurangan :
Dari segi struktur, selain berat proses pengerjaannya
Alternative 1

Keunggulan :
Desain yang simple dengan warna merah pada
sandaran sebagai penegas aksen membuat kursi ini
tampil elegan, ditambah lagi dari konstruksinya yang
ringan karena memakai bahan pipa stainless berukuran
kecil menjadikan mudah tuk dipindahkan.
Kekurangan :
Dari segi buget material yang dipakai sangatlah mahal
Alternative 2

Adapun pemilihan alternative 2 karena lebih mempertegas konsep yang diambil


dari karater salah satu warna pakaian adat suku batak karo.karena dibuat dalam
jumlah banyakdari harga material dapat ditekan.

 sofa tunggu
Alternative 1 Keunggulan :
Penggunaan bentuk yang mengambil ide dari konsep
menjadikan sofa ini memiliki kesatuan dengan bentuk
bangunan
Kekurangan :
Selain mahal penggunaan material kurang dari segi
ergonomi bentuk dari sofa membuat kurang nyaman

Alternative 2 Keunggulan :
Dibuat simple dengan dengan memadukan beberapa
komposisi warna, namun tidak melenceng dari konsep
restaurant
Kekurangan :
Pemakaian bahan yang mudah kotor dan susah
dibersihkan

Adapun pemilihan alternative1. bentuknya yang simple tapi masih memilki nilai
desain serta mampu memberikan kenyamanan pada saat digunakan dan tentunya
masih memilki kesatuan dengan konsep dari restaurant

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 67


 Meja kasir

Alternative 1 Keunggulan :
Bentuknya yang unik dapat menjadi nilai tambah serta
vocal point bagi restoran ini.
Kekurangan :
Bentuknya yang miring membuat kontruksi ini tidak
dapat menahan tekanan yang cukup berat.

Alternative 2 Keunggulan :
Dibuat segi empat memanjang dengan pola garis yang
memisahkan sisi atas dan bawah, serta pemberian
segitiga pada bagian depan diambil dari pola atap.
Kekurangan :
Bentuk segitiga dibagian tengah terlalu menonjol
,sehingga dapat mengganggu aktivitas pembayaran

Adapun pemilihan alternative 2 karena diambil dari salah satu ciri masyarakat,
sehingga nantinya desain tidak akan melenceng dari konsep awal

 fasilitas duduk pada ruang karyawan


Alternative 1 Keunggulan :
Pemberian fasilitas seperti sofa dapat menjadi sarana
bersantai bagi karyawan.
Kekurangan :
Jumlah karyawan yang memkai ruangan ini akan
terbatasi oleh jumlah fasilitas.

Alternative 2
Keunggulan :
Dari segi efisiensi tempat dengan memakai desain
lesehan dapat menampung jumlah lebih banyak serta
dapat dijadikan sebagai tempat shalat
Kekurangan :
Karena adanya peninggian elevasi, membuat plafon
menjadi rendah..

Adapun pemilihan alternative 2 disebabkan, selain berfungsi sebagai tempat


istirahat, ruangan juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk shalat. Untuk
mengatasi kendala pada plafon, akan dibuatkan permaina pada elevasi pada
ketinggian plafon.

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 68


e) Elemen Pembentuk Ruang
 Lantai Keunggulan :
Alternative 1 Penggunan material alami seperti batu alam dan parket
mampu menciptakan karakter ruangan dengan suasana
natural dan organik
Kekurangan :
Harga dari material masih tergolong mahal
Alternative 2 Keunggulan :
Pemakian karpet sangat mudah dalam pemasangan serta
banyak pilihan warna dan bahan
Kekurangan :
Susah dalam perawatan dan warnanya mudah pudar

Adapun pemilihan alternative 1 disebabkan, bahan yang dipakai masih mendekati


konsep dari pendesainan
 Dinding
Alternative 1 Keunggulan :
Pemakaian dinding berpola dapat membuat suasana
ruang lebih menarik
Kekurangan :
Dari segi bahan kayu masih tergoong memiliki jangka
waktu yang terbatas
Alternative 2
Keunggulan :
Kesan dinding menjadi lebih variatif dan menjadikan
suatu ruangan memiliki kesan tersendiri
Kekurangan :
Sulit dalam perawatan

Adapun pemilihan alternative 1 karena dengan memakai dinding yang datar akan
memudahkan penambahan aksesoris seprti lukisan maupun wallpaper

 Plafon
Alternative 1 Keunggulan :
Harganya yang murah serta ringan dan mudah dalam
pemasangan
Kekurangan :
Sulit dalam perawatan
Alternative 2 Keunggulan :
mudah dalam pemasangan serta mudah dalam dalam
mengganti kerusakan
Kekurangan :
Harga bahan masih terbilang mahal

Adapun pemilihan alternative 1 disebabkan, bahan yangdipakai masih mendekati


konsep dari pendesainan
PENGANTAR KARYA INTERIOR V 69
f) Pencahayaan
Alternative 1 Keunggulan :
Penggunaan lampu TL dapt menerangi ruangan
dengan mudah sehingga ruangan terlihat lebih bersih
Kekurangan :
Suasana ruang terlihat monoton dan bentuknya yang
besar mengurangi nilai desain
Alternative 2
Keunggulan :
Bentuk lampu yang sembunyi kedalam sehingga tidak
mangganggu desain plafon
Kekurangan :
Untuk cahaya yang optimal dibutuhkan jumlah lampu
yang banyak
Adapun pemilihan alternative 1 disebabkan, bahan yangdipakai masih mendekati
konsep dari pendesainan

g) Penghawaan
Alternative 1 Keunggulan :
Penghawaan alami dengan memanfaatkan kesegaran
dari udara sekitar dapat menyejukan suasana ruang
ditmabah lagi letak dari restaurant berada pada daerah
dengan jumlah pohon yang banyak
Kekurangan :
Debu dan bau dari asap kendaraan dapat masuk
kedalam restaurant mengingat letaknya yang berada
dekat dengan jalur utama serta terdapatnya sungai
tercemar didekat area yang dapat membawa bau-
bauan yang tidak sedap
Alternative 2 Keunggulan :
Selain dapat mencegah bau maupun debu dan kotoran
dari luar pemakian penghawan buatan setidkanya
nmampu menekan suasan panas pada restaurant
mengingat suhu pada ruangan terbilang cukup panas
akibat bukaan jendela yang cukup banyak
Kekurangan :
Dibutuhkan banyak pendingin ruangan karena bukaan
jendela yang terlalu banyak sehingga panas dari luar
dapat mengurahi itensitas suhu

Adapun pemilihan alternative 2 karena, dari segi kebersihan ruang yang tertutup
lebih menjamin dan kotoran masuk kedalam ruangan, namun dengan mengurangi
atau memperkecil bukaan sehingga sinar matahari yang masuk dapat
diminimalkan supaya kinerja pendingin dapat bekerja dengan maksimal
PENGANTAR KARYA INTERIOR V 70
4.3 Visualisasi Desain
a. Sonasi dan sirkulasi
AREA MAKAN LESEHAN
RUANG
R. MAKAN KARYAWAN
KHUSUS KANTOR LOKER
PEROKOK
REST
ROOM

AREA MAKAN BEBAS ROKOK

AREA MAKAN

TUNGGU
RUANG
BEBAS ROKOK

RESEPSIONIS
GUDANG
PINTU

KASIR
MASUK / PINTU MASUK
KELUAR AREA & KELUAR
CUCI KHUSUS

TUNGGU
RUANG
TANGAN KARYAWAN
AREA AREA
AREA MAKAN CUCI PENYEDIA
KOLAM
BEBAS ROKOK PIRING MINUMAN

R. MAKAN AREA MAKAN


REST
BEBAS ROKOK
KHUSUS ROOM
PEROKOK DAPUR AREA
PENGOLAH
REST -AN
ROOM

SONASI DAN SIRKULASI


SKALA UNS

Area Publik Area Publik Area Privasi Jalur Sirkulasi


Area Makan Area Cuci piring Gudang Sirkulasi Pengunjung
R. Tunggu
Lesehan
Resepsionis Area Makan Area Penyedia Minuman Loker Sirkulasi Karyawan
bebas rokok
Kasir Area Cuci tangan Dapur Ruang Karyawan
Area Makan Kantor
RestRoom R. Pengolahan
Khusus Merokok
Kolam Ikan Rest Room

b. Denah

A D

AREA MAKAN RESTROOM


R. MAKAN KHUSUS BEBAS ROKOK
PEROKOK AREA MAKAN LESEHAN RUANG
KANTOR LOKER
KARYAWAN

B B
Kolam
Tunggu
Ruang
Kolam

R. Makan Khusus
Perokok
C C

RESEPSIONIS AREA AREA


RUANG
CUCI PENYEDIA KOLAM
TUNGGU AREA MAKAN RESTROOM
PIRING MINUMAN
KASIR BEBAS ROKOK AREA
DAPUR PENGOLAHAN

A D
DESAIN PENATAAN
SKALA 1: 100

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 71


c. Desain Lantai

Parket Bambu Parket Bambu


LANTAI EPOKSI Warna merah taro Warna merah taro
Warna : Abu-abu muda 15x40 15x40
Tekstur : kasar Fin. ultra transparant Fin. ultra transparant
color EL-50I natural satin color EL-50I natural satin

Area
Makan Ruang
lesehan karyawan Loker
+0.40
Area Makan Kantor ± ± 0.00
khusus 0.00
650
± 0.00
perokok Restroom
- 0.10
± 0.00
Area Makan
± 0.00
Tunggu
Ruang

R. Makan bebas
rokok ± 0.00
Resepsionis

Kasir
± 0.00

± 0.00

Gudang
± 0.00
Area Cuci
Tangan
± 0.00
Tunggu
Ruang

Semen
epoksi
Area Warna
Area peracik Abu-abu
Area Cuci
Kolam Ikan
piring minuman
Makan -0.10 - 0.10 BL 0.60
R.Makan bebas
rokok ± 0.00
± 0.00
Area Makan
khusus Restroom Area
650 - 0.05 Pengolahan
perokok - 0.05
Dapur
± 0.00 Restroom
- 0.05
- 0.05

KERAMIK ESSENZA mozaic


Parket Bambu ESSENZA uni color
Warna merah taro salt and paper 30x30
Parket Bambu KERAMIK MOZAIK
15x40 30x30
Warna merah taro MEREK : ESSENZA
Fin. ultra transparant RETRO MOZAIK
15x40
color EL-50I natural satin DIMENSI : 40 X 40
Fin. ultra transparant WARNA : MERAH-PUTIH-ABU2
color EL-50I natural satin TEKSTUR : HALUS

DESAIN LANTAI
SKALA 1 : 100

d. Desain Plafon

BORDER GYPSUM
PLAFON PVC GYPSUM JAYA BOARD JAYA BOARD 6.5mm GYPSUM JAYA BOARD
BORDER GYPSUM STANDARD 12mm EASI BOARD 6.5mm TEKSTUR : HALUS
JAYA BOARD 6.5mm TEKSTUR : HALUS EASI BOARD 6.5mm
TEKSTUR : HALUS WARNA : ABU-ABU
TEKSTUR : HALUS WARNA : MERAH TEKSTUR : HALUS
WARNA : ABU-ABU FINISHING : VINILEX
WARNA : ABU-ABU WARNA : ABU-ABU
FINISHING : VINILEX LILAC GREY 897 BLACK TOSCA 757
FINISHING : VINILEX FINISHING : VINILEX LILAC GREY 897
LILAC GREY 897
SPOTLIGHT
MERK : OSERAM GYPSUM JAYA BOARD
CEILING LAMP GYPSUM JAYA BOARD
GYPSUM JAYA BOARD WARNA : KUNING STANDARD 9mm
LAMPU : TL 20W HEXOS FAN STANDARD 9mm
STANDARD 9mm DIMENSI : 15 Cm TEKSTUR : HALUS
WARNA : OFF WHITE SC 65 TEKSTUR : HALUS
TEKSTUR : HALUS WARNA : PUTIH
DIMENSI : 55 Cm MERK : SANKEN WARNA : PUTIH
WARNA : PUTIH FINISHING : VINILEX RED
FINISHING : VINILEX RED VERMILLION 192 WARNA : PUTIH FINISHING : VINILEX RED
VERMILLION 192 DIMENSI : 40 Cm VERMILLION 192

+ 3.40
+ 3.20 + 3.00 + 3.40
E+3.20 E+3.20
+ 3.40
GYPSUM JAYA BOARD
STANDARD 9mm
+ 3.40
TEKSTUR : BERSERAT
FINISHING : INDIAN HEAD + 3.40
SP-5 MAHOGANY + 3.20

+ 3.40 + 3.40
+ 3.10
+ 3.20

+ 3.40 + 3.40

+ 3.30
+ 3.10
+ 3.20 + 3.10 + 3.20

+3.30

SPLIT SYSTEM AIR SPOTLIGHT DOWNLIGHT HEXOS FAN


MERK : OSERAM OSR EC 05 CEILING LAMP
CONDITIONER SC 65
WARNA : KUNING MERK : OSERAM LAMPU : TL 20W
CEILING CASSETTE MERK : SANKEN
DIMENSI : 15 Cm WARNA : KUNING WARNA : PUTIH WARNA : OFF WHITE
MKC - MKH 50HZ
DIMENSI : 20 Cm DIMENSI : 40 Cm DIMENSI : 55 Cm
GYPSUM JAYA BOARD PLAFON PVC GYPSUM JAYA BOARD
STANDARD 9mm STANDARD 12mm GYPSUM JAYA BOARD STANDARD 13mm
TEKSTUR : HALUS TEKSTUR : HALUS FIRE STOP 13mm TEKSTUR : HALUS
WARNA : PUTIH WARNA : MERAH TEKSTUR : KASAR BERPOLA WARNA : ABU-ABU
FINISHING : VINILEX RED WARNA : PUTIH FINISHING : VINILEX
VERMILLION 192 FINISHING : VINILEX RED LILAC GREY 897
VERMILLION 192

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 72


e. Denah Tampak

D, COST Seafood Res tauran t

Tampak Depan
SKALA 1 : 100

Tampak Depan
SKALA 1: 100

f. Denah Potongan

D'COST
Seafood Restaurant

POTONGAN A-A POTONGAN B-B


SKALA 1: 100 SKALA 1: 100

POTONGAN C-C
SKALA 1: 100

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 73


g. Gambar Perspektif Ruang

Dapur

Ruang Karyawan

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 74


Area Makan lesehan
h. Gambar perspektif fasilitas

GAMBAR PERSPEKTIF MEJA KASIR

GAMBAR PERSPEKTIF KURSI


TUNGGU

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 75


Area Makan Lesehan

Area Makan

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 76


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Desain yang dibuat pada D’Cost Seafood & Resaturant yang memkai budaya batak
sebagai konsep untuk menciptakan suasana ruang tidak ahnya mampu memberikan daya
tarik juga kenyaman serta keakraban bagi pengunjung yang datang kerastaurant ini.
Desain yang dibuat diharapkan dapat memperkaya kasanah desain tradisi nusantara yang
mengangkat karifan lokal, guna menggali potensi diri meuju desain yang mencirikan
gaya dan jati diri bangsa yang dimana semua itu ditujukan untuk menciptakan identitas
desain nusantara yang bernafaskan kekeluargaan serta kebersamaan yang diambil dari
konsep budaya batak Manat Mardongan Tubu (kebersamaan dalam hubungan semarga).

5.2 Saran
Kemajuan teknologi berdampak cukup besar pada dunia desain, perannya yang hanya
sebagai alat didalam meewujudkan suatu desain terkadang justru membuat kita
melupakan cara lama yang dipakai para pendahulu kita. Lewat alat yang sederhana para
pendahulu sebelumnya mampu menciptakan keseimbangan antara manusia dengan
lingkungannya.

Oleh karena itu mengenal kembali potensi desain tradisi yang sudah ada menjadi hal
yang sangat penting untuk dikaji guna meningkatkan kualitas desain yang berkearifan
lokal dan ramah terhadap lingkungan

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 77


DAFTAR PUSTAKA

Christian Darmasetiawan dan Lestari puspakesuma, 1991, Teknik pencahayaan dan Tata
Letak Lampu, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

James C Snyder, 1997, Pengantar Arsitektur, Jakarta, Erlangga,

Neurfert, 1979, Architects Data, New York, The Architectural Press

Julius Panero, 2003, Dimensi manusia, Jakarta, Erlangga

Pamudji Suptandar, 1999, Disain Interior, Jakarta : Djambatan

Pamudji Suptandar, 2004, Faktor Akustik, Jakarta : Djambatan

Sulasmi Darmaprawira W.A, 2002, Warna : Teori dan Kreativitas Penggunaannya.


Bandung : ITB

www.Ensiklopedia.com

"http://id.wikipedia.org/wiki/Makanan_laut

(www.google.com

PENGANTAR KARYA INTERIOR V 78


PENGANTAR KARYA INTERIOR V 79

Anda mungkin juga menyukai