Pengantar Karya D'cost
Pengantar Karya D'cost
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan pariwisata di Bali saat ini, menjadi faktor pendorong munculnya
berbagai macam peluang bisnis pendukung di samping wisata alam yang ditawarkan dari
panorama Bali. Salah satu usaha yang sedang marak saat ini adalah restoran
Restoran tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk menyantap makanan, namun juga
berfungsi sebagai tempat bersosialisasi maupun tempat rekreasi. Hal semacam ini yang
selalu berusaha ditekankan oleh D’Cost Seafood & Restaurant, guna mendapatkan
tempat di hati pengunjung dengan meningkatkan kualitas dan kinerja pelayanan.
Faktor – faktor ini yang akan menjadi pertimbangan dalam menciptakan suatu desain
baru, yang tidak hanya mampu memberikan rasa nyaman namun juga dapat memberikan
ciri yang berbeda dengan restoran yang lainnya. Sehingga bisa memberikan daya tarik
guna dapat memberikan nilai tambah dan makna tersendiri bagi pengunjung dari D’Cost
Seafood & Restaurant.
Seafood
Makanan laut (seafood) atau hidangan laut adalah sebutan untuk makanan berupa
hewan dan tumbuhan laut yang ditangkap, dipancing, diambil dari laut maupun hasil
budidaya. Dengan jenis makanan yang tergolong binatang laut, seperti jenis molusca
(binatang tidak bertulang).
Di beberapa negara, istilah "makanan laut" juga mencakup mamalia laut, ikan dan
kerang yang ditangkap atau dikumpulkan nelayan dari air tawar (danau dan sungai).
Makanan laut merupakan sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral (seng, zat besi,
selenium, magnesium, dan iodium).
"http://id.wikipedia.org/wiki/Makanan_laut
Restaurant/Restoran
Adalah berasal dari kata restoran dalam bahasa inggris berarti a public eating place,
yaitu berarti tempat makan umum. Sedangkan menurut Badudu zain (2001.2.1164)
restoran merupakan rumah makan
Jadi yang dimaksud Desain Desain D’Cost Seafood & Restaurant dengan konsep
Manat Mardongan Tubu adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
penyediaan sarana untuk bersantap bersama keluarga maupun relasi dengan tampilan
desain yang mampu memberikan rasa betah dan nyaman dengan menu khusus sebagai
ciri khas dari tempat dengan pelayanan yang bersifat memiliki.
1.5 Tujuan
a. Dapat mewujudkan desain interior yang memiliki ciri khas yang mudah diingat
dan memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung D’Cost Seafood dengan
kesan atau wajah bangunan yang mencerminkan kearifan budaya nusantara
dalam hal ini budaya Batak.
Wawancara
Wawancara riset adalah percakapan dua orang yang dimulai oleh pewawancara
dengan tujuan khusus untuk memperoleh keterangan sesuai dengan tujuan topik
penelitian dan dititik beratkan pada isi tujuan deskripsi, prediksi dan penjelasan
sistematik (Cannell dan Kahn, 1986:527 – 528). Wawancara dilakukan dengan
pengelola, karyawan dan konsumen D’Cost Restaurant untuk mendapatkan
identifikasi permasalahan terkait dengan gagasan.
Literatur
Metode ini berfungsi untuk mencari data sekunder yang akan mendukung
pembahasan segala hal yang diperlukan untuk mengetahui sejauh mana ilmu yang
berhubungan dengan kasus dalam hal ini restaurant telah mengalami
perkembang, atau sampai mana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang
pernah dibuat. Untuk hal ini, peneliti sudah mempelajari tentang buku-buku atau
dari media informasi lainnya yang memiliki kaitaan erat dengan obyek penelitian
di lapangan (Suryabrata, Metodologi Penelitian : 112).
Dokumentasi
Dokumen dalam hal ini berarti segala macam bentuk ataau benda yang tertulis
maupun tidak tertulis (Surakhmad, 1980:123). Dokumen menjadi keterangan
DATA LITERATUR
DATA PARAMETER
FEEBACK PROSES
KONSEP
PROGRAMING
GAGASAN
DESAIN SKEMATIKA
DESAIN
VISUALISASI
DESAIN
Penjelasan Bagan
Kasus
Kasus yang diambil adalah D’Cost Seafood & Restaurant yang berada di Jalan
Raya Puputan Renon no 88, dengan meneliti data data yang ada di lapangan
berupa data fisik dan non fisik. Data fisik bangunan berupa lokasi, potensi site,
penghawaan, tingkat kebisingan dan potensi – potensi lainnya. Data nonfisik yang
menjadi acuan adalah segala hal yang menyangkut potensi sumberdaya manusia,
dan sistem manajemen.
Restoran tidak hanya untuk tempat makan namun juga sebagai tempat berkumpul
bersama kerabat, sosialisasi dan juga acara-acara lainnya. Kini acara bersantap bersama
keluarga maupun kerabat di sebuah restoran, bukan hanya sekedar memenuhi tuntutan
fisik saja tetapi juga menggambarkan gaya hidup, karakter, dan status sosial masyarakat,
sehingga dalam menampilkan interior restoran tentunya harus memenuhi persyaratan
yaitu harus dapat menciptakan suasana yang senyaman mungkin.
( Imelda Anwar, 2006 : 60 )
Kenyamanan fungsi sebuah Restoran dilihat dari keberhasilan penciptaan suasana lewat
pencahayaan. Penataan cahaya yang baik dalam area komersial memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap kenyamanan pengunjung. Komposisi tingkat cahaya yang tepat dan
sudut pandang yang tidak menimbulkan efek silau menghasilkan penataan cahaya yang
menarik serta dapat memberikan suasana yang nyaman.
( Imelda Anwar, 2006 : 58)
Istilah restaurant itu sendiri baru digunakan setelah revolusi Perancis, pada awal abad ke-
19. Di Inggris restoran mulai dikenal sejak abad ke-16, dalam bentuk penyediaan
makanan pada kedai minuman dan penginapan dengan harga dan waktu yang sudah
ditentukan terlebih dahulu.
Di Indonesia restauran berkembang setelah peristiwa G30S/PKI, yaitu pada Tahun 1965.
Sedangkan sebelum Tahun 1945, hanya terdapat warung yang hanya melayani orang
pribumi. Kemudian setelah Tahun 1945, berkembang menjadi rumah makan. Pada
perkembangan selanjutnya yaitu pada tahun 1966, telah menjadi restauran karena
penghasilan per kapital masyarakat Indonesia semakin baik. Pada perkembangan saat ini,
dengan adanya tuntutan pelayanan cepat saji, maka telah berkembang restaurant dengan
sistem pelayanan Fast food.
b. Sistem Pelayanan
Adapun hal yang menjadi pertimbangan didalam menentukan klasifiklasi dan jenis
restauran yang akan di buat adalah sebagai berikut.
Table Service
Yaitu sistem pelayanan yang sudah lama ada dan merupakan jenis pelayanan
tertua diantara jenis-jenis sistem pelayanan lainnya. Table service banyak
ragamnya, mulai dari menu-menu pilihan yang mahal sampai yang murah serta
dalam situasi formal hingga yang kurang formal. Pada umumnya sistem
pelayanan ini cepat, seperti pada café atau pada coffee shop.
Self Service
yaitu pengunjung memilih atau mengambil sendiri makanan yang diinginkan yang
sudah disiapkan dan biasa dihidangkan pada counter buffe.
Self service dapat dibagi menjadi 5 jenis utama berdasarkan cara penghidangan
dan pemilihan makanan yaitu Cafetaria System, Free Flow System, Mechanical
system, Automatic system, Self-hel system.
:Adapun beberapa beberapa hal yang menjadi acuan dalam suatu pendesainan sebuah
restoran, antara lain:
b. Sistem Sirkulasi
Pengertian sirkulasi erat kaitannya dengan aktifitas ruang, Pengaturan sirkulasi bisa
dilakukan dengan elemen pembentuk ruang, perabot dan utilitas ruang dengan
merencanakan pengarahan dan pembimbingan jalan atau tapak di dalam suatu ruang
(Pamudji Suptandar, 1982 : 57).
Dalam menentukan lebar sirkulasi perlu mempertimbangkan faktor manusia dan
kegiatannya serta tata lintas barang. Suatu sistem sirkulasi yang terorganisir dan
berlanjut ke segala ruang dan disesuaikan dengan perkembangan kehidupan serta
kegemaran masyarakat, merupakan sirkulasi yang baik. Dalam sistem sirkulasi
manusia cenderung menyukai jalan pintas.
(Pamudji Suptandar, 1982 : 115).
d. Ruang
Ruang dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
Ruang fisik yang terwujud secara fisik.
Ruang psikologis yaitu ruang yang dapat dirasakan keberadaannya.
(Pamudji Suptandar, 1982 : 55).
Namun ruang juga dapat dibagi menurut kepentingan dari civitasnya, seperti :
Penggunaan batu alam dengan ukuran yang lebih tebal, dapat membantu
meredam panas. Semakin tebal ukuran material, semakin lambat material
tersebut menghantarkan panas.
Pada dinding, untuk bangunan yang bergaya tropis sebaiknya menggunakan
batu alam dengan pola pemasangan yang terlihat fleksibel dan tidak kaku,
seperti pola acak sehingga terlihat lebih natural. Sedangkan untuk pemilihan
batu alam yang dipakai baiknya memakai warna gelap, yang dimana mampu
mempertegas bangunan dan mampu menjadi pokal point, seperti batu Singaraja
atau batu Tasikmalaya.
(Irwan Wijaya. 2007: 80)
Plafond
Ruang sempit, langit–langit rendah dan intim. Mendorong orang-orang di
dalamnya untuk melakukan kegiatan–kegiatan yang bersifat rileks dan bebas.
Ruang biasa, langit-langit normal lapang dan tidak sempit kegiatan.duduk,
Pencahayaan buatan, yaitu pencahayaan yang dibuat sendiri oleh manusia, seperti
cahaya lilin dan cahaya lampu listrik. Pencahayaan dengan warna kuning
meredup, dapat dapat menciptakan suasana penuh keremangan, hangat, dan
menjadi lebih intim.(Saptono,Irapuspa Kencana. 2006 : 40.
i. Dekorasi Ruang
Unsur dekorasi disebut juga sebagai pelengkap ruang, dibedakan menjadi 2 yaitu ;
benda pelengkap fungsional dan dekoratif. Benda-benda pelengkap fungsional yaitu
benda-benda yang selalu digunakan untuk maksud-maksud tertentu, misalnya;
lampu-lampu, cermin/ kaca, bantalan, vas bunga dan lain-lain. Benda-benda yang
bersifat dekoratif antara lain lukisan, patung, tanaman hias dan lain-lain. (Pamudji
Suptandar,1985 : 119)
2.4 Parameter
Berikut adalah beberapa image parameter yang dipakai sebagai gagasan awal dalam
mendesain D’COST Seafood & Restaurant, adalah sebagai berikut :
RUMAH PENDUDUK
DINAS
KEHUTANAN
KONSULTAN
GOT
BANK
BNI 46
y
STIKOM
tungg
u
POMPA BENSIN
Sinar Matahari
Lokasi D’COST Seafood Restoran memang berada di antara bangunan-
bangunan, tapi ini tidak menghalangi masuknya sinar matahari, mengingat
bangunan ini dikelilingi oleh halaman yang luas. Bangunan restoran sendiri
Seksien B 30 Seksien B 60
Teras 20 Teras 40
Backup chair 10
a. Data Struktur Organisasi
Owner
Manager
DEPAN BELAKANG
Reception
Staff Masak Food Chaker
Cashier
Staff Goreng Staff
Gudang
Waiter Bartender
Staff Potong
Runner
Staff Bakar
Cleaning
Services Steward
Security
PENGANTAR KARYA INTERIOR V 41
b. Data ruang
Pemberian partisi kaca sebagi pembatas anatara area Pengaturan fasilitas pada area makan yang
merokok dengan area makan menjadikan ruangan ini jaraknya terlalu berdekatan kurang
terlihat tidak menyatu dengan bangunan. adapun dari memberi privasi dan kurang memberikan
segi dimensinya jumlah fasilitas yang disediakan kenyamanan dalam bergerak, sehingga
tidak dapat memenuhi civitas. jalur sirkulasi menjadi sempit.
kasir Teras
Penempatan kasir diantara entrance dan jalur Didesain bagi para pengunjung yang suka
menuju teras, memudahkan para pengunjung menikmati suasana terbuka, namun sayangnya
untuk melakukan teransaksi pembayaran, namun suasana seperti itu terganggu karena kehadiran
dari segi desain meja kasir ini dibuat terlau suara kendaraan dari jalur utama didepan
sederhana dan kurang menarik restaurant
.
Restroom Bar
Perbandingan antara jumlah pengunjung Kurangnya keamanan pada area bar, seperti
dengan jumlah restroom masih tergolong tidak adanya pemberian pelapis karet tidak
kurang. Ditambah lagi penggunaan partisi kaca hanya berfungsi sebagai penahan jatuhan
sunblas sebagai dinding restroom menjadikan gelas, juga untuk menghindari lantai licin
kurangnya privasi bagi pengguna restroom ini. dari sisa-sisa minuman yang jatuh.
Dapur
Ruang
karyawan
Maka dari analisa sonasi, sirkulasi dan tata letak yang didapat dari kebutuhan ruang
maka didapatkanlah sonasi dan sirkulasi sebagai berikut :
entrance lobby
chak Dapur
er
Sirkulasi Pegawai
restroo
m
Ruang entranc
Area karyawan e
makan Are
khusu Mushalla a gudang
s pen
perok gola
Area makan Are
ok han
Bar a
entranc a
cuci
e lobby piri
chak Dapur
ng
er
Tenang Keramik
b. Arsitektur
Atap berbentuk segitiga, setiap puncak terdapat kepala kerbau yang mlambangkan
kesejahteraan bagi keluarga yang mendiaminya.
Pinggiran atap sekeliling rumah di semua arah sama, menggambarkan bahwa
penghuni rumah mempunyai perasaan senasib sepenanggungan serta mempunyai
peranan yang sama dan saling menghormati
Terdiri dari 3 tingkatan : kandang,kamar,lumbung
c.Pakaian adat
Desain tampak
Desain fasilitas
Hitam
Merah Diaplika
sikan
Putih kewarna
Kuning
(Rumah Adat batak)
d. Pola Ruang
Rumah ini dihuni satu keluarga besar yang terdiri dari 4 sampai 8 keluarga.
Di dalam rumah tak ada sekatan satu ruangan lepas. namun pembagian ruangan
tetap ada, yakni di batasi oleh garis-garis adat.
Aktivita
s
berpusat
ditengah
Penataan
Fasilitas
Entrance
Biru
Menurut kamus umum bahasa Indonesia Batak mempunya 2 arti, yang pertama adalah
orang-orang dari sub-etnis yang tinggal di provinsi Sumatra utara dan arti yang kedua
adalah (sastra) petualang, pengembara, sedang membatak berarti berpetualang, pergi
mengembara, menyamun, merampok dan arti dari pembatak adalah perampok/penyamun.
Walaupun demikian arti kata Batak bernada negatif, tetapi orang Batak dikenali dengan
sikap dan tindakannya yang khas, yaitu terbuka, keras dan apa-adanya.
Budaya Batak adalah cara hidup bermasyarakat yang dikembangkan oleh pendukung
budaya Batak, dimana disini diatur pola dan bentuk hubungan kebersamaan dan saling
bergotong royong diantara sesama anggota masyarakat Batak. Pada filosofinya setiap
orang Batak adalah bersaudara karena mereka berasal dari satu nenek moyang yang sama
Maka dari penjabaran diatas konsep yang dipakai dalam mendesain D’COST
Seafood & Restaurant adalah Manat Mardongan Tubu (kebersamaan dalam hubungan
semarga)atau yang diambil pengertiannya dari filosofi budaya yang dianut oleh
masyarakat batak dalam hidup bermasyarakat
Jadi yang dimaksud dengan konsep Manat Mardongan Tubu adalah sebuah konsep
desain interior yang didominasi oleh pola ruang menglompok yang dihilhami dari rasa
kebersamaan senasib dan sepenagungan yang ditujukan untuk pemberian pelayanan yang
tulus iklas pada pelanggan restaurant d’cost.
Kriteria :
Saling berdekatan
Mudah diakses
Menarik
Setiap ruang pada restaurant ini mewakili tiap aktivitas yang berbeda namun
berangkat dari fungsinya, besaran ruang dengan kapasitasnya yang ditampungnya
tidak sesuai jumlah dari aktivitas. Begitu juga dengan jarak abtar ryang masih
terbialng susah dijangkau karena letaknya yang berjauhan dengan area service
b. Analisa Sirkulasi
Kriteria :
Mudah dijangkau
Saling berhubungan
Sirkulasi
karyawan
Sirkulasi
pengunjung
Akibat peletakan fasilitas yang terlalu berdekatan serta kapasitas aktivitas yang tidak
seimbang, sirkulasi pada restaurant menjadi sempit dan susah untuk diakses, adapun
faktor lain yang ikut menjadi kendala ialah jarak dari tiap area yang saling berjauhan
sehingga pengunjung maupun karyawan yang melakukan aktivitas kesulitan untuk
mencapai tiap area.
Entrance
Area masuk dari restoran ini dibuat terlau kepinggir, yang dimana
menyebabkan tidak adanya keseimbangan estetis.
Kriteria :
Menarik
Mudah dijangkau
Lobby
Adapun tampilan dari ruang penerimaan tamu ini dibuat terlalu sederhana, sehingga
kurang menonjolkan identitas dari restoran. Resepsionis sebuah restoran seharusnya
dapat memberikan vocalpoint bagi restoran itu sendiri,
Kriteria :
Menarik
Mudah dijangkau
Kriteria :
Menarik
Aman
Bersih
Kriteria :
Ergonomi
Sirkulasi udara yang
baik
Bersih
Kriteria :
Menarik
Ergonomi
Mudah dijangkau
Terlihat dari segi
pengawasan
Lobby
tidak adanya pintu sebgai penghalang antara area retoran dengan restroom ditambah
lagi dengan posisinya yang mengahadap kearah restoran memberikan suatu
pemandangan yang tidak sedap bagi pengunjung.
Kriteria :
Bersih
Aman
Ergonomi
Pencahayaan baik
Kriteria :
Ergonomi
Aman
Bersih
Kriteria :
Bersih
Lantai tidak licin
praktis
Kriteria :
Bersih
Sirkulasi udara yang
baik
Dapur
Kurangnya pencahayaan serta tidak adanya sirkulasi udara yang baik mengakibatkan
suasana ruang menjadi panas dan pengap, hal inin dapat mempengaruhi faktor
psikologis dalam bekerja, disamping itu banyaknya fasilitas juga mengakibatkan
dimensi ruang menjadi kurang optimal.
Kriteria :
Bersih
Sirkulasi udara yang
baik
Pencahyaan baik
higienis
Kriteria :
nyaman
bersifat privat
memiliki akses
sendiri
Gudang
Letaknya yang berada diluar dengan tidak adanya penjagaan yang mengawasi membuat
keamanan pada area gudang patut dipertanyakan kembali.
Kriteria :
Bersih
tersusun
Sofa tunggu
Bentuk pada sofa tidak memberikan kenyamanan saat mendudukinya, tingginya yang
tidak sesuai standar membuat susah untuk beranjak dari dudukan. Begitu juga dari
pemilihan bahan penggunaan kulit imitasi memang memudahkan untuk dibersihkan,
tapi kesan panas dan mudah menempel dapat mengganggu kenyamanan saat memakai
fasilitas ini
Kriteria :
Bersih
Ergonomi
Menarik
Meja kasir
Bentuknya yang masih terbilang kaku dan polos sehingga meja kasir ini terlihat
sama dengan meja isdpaly lainnya.
Kriteria :
Bersih
Ergonomi
Menarik
Kriteria :
Bersih
Ergonomi
Menarik
Kriteria :
Nyaman
Ergonomi
Fungsional
Material lantai pada seluruh ruang di galeri ini masih standar. Hanya beberapa ruangan
saja yang menggunakan material selain keramik yaitu ruang display yang menggunakan
material batu singaraja. Inipun keadaannya sudah tidak terawat serta ada beberapa yang
sudah lepas dari susunannya.
Dinding galeri ini tidak ada permainan yang mencolok pada bagian interiornya. Namun
pada bagian eksterior, dindingnya sudah ada permainan berupa garis putih horizontal dari
barat sampai timur bangunan serta permainan bahan pada fasad bangunan.
Sama halnya dengan dinding, plafon galeri ini juga tidak ada permainan. Plafon ekspose
yang ada di ruang kasir hanyalah plafon yang dulunya adalah bale bengong yang disulap
menjadi sebuah ruangan.
Pencahayaan di dalam area display masih sangat minim, sehingga saat tamu datang,
semua lampu harus dihidupkan dan hal ini efisiensi penggunaan cahaya alami tidak
maksimal. Peletakan instalasi listrik seperti saklar dan steker sangat mengganggu view
yang ada di area display sehingga kurang nyaman pada saat tamu menikmati karya di
dalam area ini.
Pencahayaan di dalam area display masih sangat minim, sehingga saat tamu datang,
semua lampu harus dihidupkan dan hal ini efisiensi penggunaan cahaya alami tidak
maksimal. Peletakan instalasi listrik seperti saklar dan steker sangat mengganggu view
yang ada di area display sehingga kurang nyaman pada saat tamu menikmati karya di
dalam area ini.
kasir
Spasial meja kasir :
1,8 m x 2 m = 3,6 m²
Sirkulasi = besaran spasial x
20 % = 3,6 m² x 20 % = 0,72
m²
Aktifitas :
Transaksi pembayaran Total spasial + Sirkulasi Total : 3.6m² + 0.72 m² = 4.32 m²
Memesan makanan
Menyantap
hidangan
Total spasial + Sirkulasi Total : 96m² + 14 m² = 110 m²
Bercengkrama
Area makan khusus
perokok
Spasial aktifitas dan fasilitas
2,4 m x 2,7 m = 6,4 m²
spasial untuk ±100 orang x 6,4
m² = 64m².
Sirkulasi = besaran spasial x 15
% = 64m² x 15 % = 9.6 m²
aktifitas :
Memesan makanan
Menyantap
hidangan
Merokok Total spasial + Sirkulasi Total : 64 m² + 9.6m² = 73.6 m²
Area watafel
Spasial wastafel :
0,6 m x 0,8 m = 0,48 m²
Spasial untuk 5 wastafel
0.48 x 5 = 2.4 m²
Sirkulasi = besaran spasial x 15 %
Aktifitas :
= 2.4m² x 15 % = 3.6 m²
Mencuci tangan
Berhias
bercermin Total spasial + Sirkulasi 2.4 m² + 0.48 m² =3.6 m²
AREA MAKAN
TUNGGU
R UANG
BEBAS ROKOK
RESEPSIONIS
TANGAN KARYAWAN
A REA AREA
AR EA MAKAN CUCI PEN YEDIA
P IRING KO LAM
BEBAS ROKOK MINUMAN
pembuatan makanan
R. MAKAN AREA MA KAN
BEBAS ROKOK REST
KHUSUS ROOM
PEROKOK DAPUR AR EA
PENGOLAH
REST -AN
ROOM
Area Publik
SONASI DAN SIRKULASI
Area Publik
SKALA UNS
Adapun pemilihan alternative 2 karena, letkanya yang terpsah dari area restaurant
tidak akan mengganggu area lainnya saat penerimaan pengiriman bahan hingga
pembuatan makanan
b) Sirkulasi Keunggulan :
Alternative 1 Sirkulasi yang berbeda antara pengunjung
dengan karyawan tidak membuat aktivitas
saling terganggu
Kekurangan :
Jaraknya yang berjauhan membuat sirkulasi
kurang optimal
Alternative 2 Keunggulan :
Sirkulasi yang berdekatan mempermudah
pekerjaan
Kekurangan :
Adapun sirkulasi pada tiap area kurang
maksimal akibat besaran fasiltas yang terlalu
mepet
Alternative 1
Keunggulan :
Sirkulasi masuk dan keluar saling terpisah sehingga
tidak saling mengganggu.
Kekurangan :
Sulit membedakan antara pintu masuk dan keluar
Alternative 2
Keunggulan :
Pengawasan akan tamu yang datang akan lebih mudah
Kekurangan :
Saat restoran sedang ramai akan terjadi sirkulasi yang
saling berbenturan
Lobby
Alternative 1
Keunggulan :
Identitas seafood restoran digambarkan melalui
aquarium ini
Kekurangan :
Dari segi perawatan akan memakan banyak biaya dan
waktu.
Alternative 2
Keunggulan :
Penggunaan material kayu diambil dari karakter
rumah adat batak karo
Kekurangan :
faktor hama akan menjadi kendala dalam pemakaian
material ini.
Alternative 1
Keunggulan :
Area makan dibagi menjadi tiga area berbentuk poli
grid dengan sirkulasi sebagai pembatas antar area,
memberikan kemudahan dari segi pelayanan maupun
pengantaran.
Kekurangan :
Dari segi desain pola seperti terlalu sederhana dan
tidak adanya permainan pola penataan sehingga
terlihat membosankan.
Alternative 2
Keunggulan :
Dibuat pola berkelompok dengan area mengarah
kesatu titik sebagai vocalpoint, yang dalam hal ini
adalah area kasir
Kekurangan :
Tidak adanya permainan elevasi sehingga membuat
kesan datar
Adapun pemilihan alternative 2 karena lebih mendekati dengan pola penataan dari
rumah adat batak yang dimana dibuat dalam bentuk mengelompok mengarah
kesatu pusat, yang dimana pusat dari area makan ini mengarah pada area kasir
yang bertempat ditengah-tengah
Alternative 1 Keunggulan :
Dibangun disisi barat restoran dengan pemisah dinding
massive dan peninggian elevasi serta pemberian area
restroom sendiri memberikan kesan ekslusif bagi area
makan kusus perokok ini.
Kekurangan :
Pemisahaan ini menjadikan area makan ini tidak
menyatu dengan restaurant
Alternative 2
Keunggulan :
Area ini ditempatkan dekat dengan entrance serta
berdekatan dengan bagian area restoran untuk
mempermudah akses atau jangkauan pengunjung
Kekurangan :
Sirkulasinya yang berdekatan dengan area kasir dapat
menjadi kendala.
R. Makan Khusus
Perokok
Alternative 2 Keunggulan :
Memudahkan dalam segi pengawasan karena berada
dekat antara entrance lobi serta teras.
Kekurangan :
Letaknya yang berdekatan dengan akses ke teras dan
entrance restoran dapat mengganggu aktivitas
pembayaran
Adapun pemilihan alternative 1 karena, selain letak kasir ini mudah ditemukan
karean dari segi desain sengaja ditonjolkan sebagai vocalpoint, sehingga serta
mampu menjadi nilai tambah bagi restoran.
Restroom
Alternative 1
Keunggulan :
Dibuat di kedua sisi kanan dan kiri restoran sehingga
memudahkan tamu untuk mengakses area restroom
Kekurangan :
terlalu memakan banyak tempat, sehingga
memperkecil dimensi area makan.
Alternative 2 Keunggulan :
Dibuat pada satu sisi restoran dengan akses mengarah
ke samping serta dimensi yang lebih besar yang telah
disesuaikan dengan jumlah dari pengunjung.
Kekurangan :
Akses ke arah restoran menjadi satu dengan sirkulasi
menuju area belakang (dapur), hal ini dapat
mengganggu kelancaran dari aktivitas pelayanan.
area
cuci
piring
restroom
R uang
karyawan
Kasir
Gudang
area
pengolahan
Keunggulan :
Letaknya yang berdekatan dengan area service lainnya
memberikan kemudahan dalam bekerja
Kekurangan :
Adapun bau dari bahan makanan dan masakan akan
Kolam
R. Makan Khusus
Perokok
Ruang Karyawan
Alternative 1 Keunggulan :
CP Dibangun didekat pintu masuk area belakang dengan
entrance sendiri, memberikan privasi
Ruang
Area Makan karyawan
area makan khusus
p er oko k
r estro om
ar ea
cu ci
piri ng
Bar Dapur
Kasir
Gudang
area
Kekurangan :
pen golahan
Alternative 2 Keunggulan :
ruang karyawan dibangun didalam area gedung
dengan posisi mengelompok bersama area kantor serta
loker, sehingga memberikan kemudahaan dari segi
akses maupun keamanan.
Kekurangan :
Posisinya yang bersebelahan dengan area kantor
K olam
Tung gu
Ru ang
K olam
R. M aka n Khusu s
Pero ko k
re st room
Ruang
karyawan
penerimaan tamu atau tekan bisnis tanpa
mempengaruhi area didalam restaurant
area
cu ci
piring
Bar Dapur Gudang
Kasir
ar ea
pen g olahan
Kekurangan :
restr oom
perokok
Kantor
Area Makan
Alternative 2 Keunggulan :
kantor dibangun didalam area gedung dengan posisi
mengelompok bersama ruang karyawan serta loker,
sehingga memberikan kemudahaan dalam mengakses
serdan aman karena berada didalam gedung.
Kekurangan :
Posisinya yang bersebelahan dengan area kantor
K olam
Tung gu
Ru ang
K olam
R. M aka n Khusu s
Pero ko k
Loker
Alternative 1 Keunggulan :
Dari segi keamanan letak dari loker terbilang cukup
aman karena posisinya yang tersembunyi tepat di
belakang kantor
R uang
Ar ea Makan karyawan
area makan khusus
perokok
restr oom
area
cuci
piring
Bar Dapur
Kasir
Gudang
area
Kekurangan :
pengolahan
Alternative 2 Keunggulan :
ruang loker dibangun didalam area gedung dengan
posisi mengelompok bersama area kantor serta ruang
karyawanr, memudahkan karyawan dalam mengakses
serta memberikan efisiensi waktu dalam mengakses
area ini
Kekurangan :
Kolam
R. M aka n Khusus
Perokok
Keunggulan :
area makan khusus
perokok
Area Makan
area
cu ci
piri ng
restro om
Ruang
karyawan
Kasir
area
pen golahan
Gudang Kekurangan :
Dapur
Dimensi ruangan kurang optimal mengingat jenis
aktivitas yang memerlukan ruangan yang memadai.
Alternative 2 Keunggulan :
Letaknya diantara gudang dan dapur memberikan
keuntungan dalam jarak sehingga proses pengiriman
Gudang
dan pengolahan dapt lebih cepat dilakukan.
Kekurangan :
Karena jaraknya yang terdekat dengan entrance
Kolam
Tunggu
Ruang
R. Makan Khusu s
Perokok
Dapur keamanan
Adapun pemilihan alternative 2 karena jaraknya yang begitu dekat dengan area
dapur dan gudang, sehingga dapat mempermudah proses pelayanan
area
cuc i
piring
Ba r Dapur Gudang
Kasir
area
pe ngolahan
Kekurangan :
a rea makan khusus res tr oom
perokok
Kantor
Area Ma ka n
Alternative 2 Keunggulan :
Letaknya yang berdekatan dengan sirkulasi
pengiriman makanan memberikan kemudahan karena
pengiriman dapat dilakukan bersamaan dengan
pengiriman makanan
Kolam
Tunggu
Ruang
Kolam
R . Makan Khusus
Perokok
Kekurangan :
Sirkulasinya yang menjadi satu dengan (dapur), dapat
mengganggu kelancaran dari aktivitas pelayanan.
Adapun pemilihan alternative dilihat dari sirkulasinya yang menjadi satu dengan
dapur, menjadi nilai tambah karena pengiriman minuman dapat menjadi satu
dengan pengiriman makanan dari dapur sehingga tamu akan mendapatkan servis
secara bersamaan tanpa harus menunggu lama
PENGANTAR KARYA INTERIOR V 65
Ruang Cuci Piring
Alternative 1 Keunggulan :
Letaknya yang berada didalam area restaurant
area makan khusus
pero kok
Ar ea Makan
restr oom
R uang
kary awan
mempercepat proses penerimaan piring kotor karena
Bar Dapur
area
cuc i
piring
Gudang
Kasir
area
pengola han
Kekurangan :
Proses penerimaan piring kotor akan mengganggu
pengunjung karena sirkulasi pelayanan terlalu dekat
dengan area makan
Alternative 2 Keunggulan :
Dibuat berdekatan dengan area dapur serta area
peracik minuman berdekatan dengan sirkulasi
pengiriman makanan, sehingga proses penerimaan
piring kotor dapat segera diteteriam dan diproses
Kolam
Kekurangan :
Tunggu
Ruang
Kolam
R . M akan Khusus
Perokok
Adapun pemilihan alternative 2,karena jaraknya yang saling berdekatan dengan area
dapur serta area peracik minuman, sehingga proses penerimaan piring kotor dapat
segera diteterima dan diproses
gudang
Alternative 1 Keunggulan :
Letaknya yang berada pada bagian paling belakang
area makan khusus
peroko k
Area Makan
restr oom
Ruang
kary awan
gedung dengan entrance belakang yang langsung
B ar Dap ur
area
cuci
piring
Gudang
area
pengol ahan
Kekurangan :
Akses yang dekat dengan entrance menjadikan area
kurang aman karena bersentuhan dengan pintu keluar.
Alternative 2 Keunggulan :
Dekat dengan entrance sehingga memdahkan
penerimaan barang tanpa harus mengganggu area
lainnya
Kekurangan :
Kolam
Tunggu
Ruang
R. M akan Khusus
Perokok
Adapun pemilihan alternative 2 karena jaraknya yang tidak saja dekat dengan
enrtance namun juga dekat dengan dengan area seperti dapur dan area pengolahan
sehingga proses servis dapat dilakukan dengan cepat
PENGANTAR KARYA INTERIOR V 66
d) fasilitas
Kursi Makan
Keunggulan :
Bentuknya yang menyerupai atap dari runah batak
karo mampu memberikan identitas dari konsep
restoran
Kekurangan :
Dari segi struktur, selain berat proses pengerjaannya
Alternative 1
Keunggulan :
Desain yang simple dengan warna merah pada
sandaran sebagai penegas aksen membuat kursi ini
tampil elegan, ditambah lagi dari konstruksinya yang
ringan karena memakai bahan pipa stainless berukuran
kecil menjadikan mudah tuk dipindahkan.
Kekurangan :
Dari segi buget material yang dipakai sangatlah mahal
Alternative 2
sofa tunggu
Alternative 1 Keunggulan :
Penggunaan bentuk yang mengambil ide dari konsep
menjadikan sofa ini memiliki kesatuan dengan bentuk
bangunan
Kekurangan :
Selain mahal penggunaan material kurang dari segi
ergonomi bentuk dari sofa membuat kurang nyaman
Alternative 2 Keunggulan :
Dibuat simple dengan dengan memadukan beberapa
komposisi warna, namun tidak melenceng dari konsep
restaurant
Kekurangan :
Pemakaian bahan yang mudah kotor dan susah
dibersihkan
Adapun pemilihan alternative1. bentuknya yang simple tapi masih memilki nilai
desain serta mampu memberikan kenyamanan pada saat digunakan dan tentunya
masih memilki kesatuan dengan konsep dari restaurant
Alternative 1 Keunggulan :
Bentuknya yang unik dapat menjadi nilai tambah serta
vocal point bagi restoran ini.
Kekurangan :
Bentuknya yang miring membuat kontruksi ini tidak
dapat menahan tekanan yang cukup berat.
Alternative 2 Keunggulan :
Dibuat segi empat memanjang dengan pola garis yang
memisahkan sisi atas dan bawah, serta pemberian
segitiga pada bagian depan diambil dari pola atap.
Kekurangan :
Bentuk segitiga dibagian tengah terlalu menonjol
,sehingga dapat mengganggu aktivitas pembayaran
Adapun pemilihan alternative 2 karena diambil dari salah satu ciri masyarakat,
sehingga nantinya desain tidak akan melenceng dari konsep awal
Alternative 2
Keunggulan :
Dari segi efisiensi tempat dengan memakai desain
lesehan dapat menampung jumlah lebih banyak serta
dapat dijadikan sebagai tempat shalat
Kekurangan :
Karena adanya peninggian elevasi, membuat plafon
menjadi rendah..
Adapun pemilihan alternative 1 karena dengan memakai dinding yang datar akan
memudahkan penambahan aksesoris seprti lukisan maupun wallpaper
Plafon
Alternative 1 Keunggulan :
Harganya yang murah serta ringan dan mudah dalam
pemasangan
Kekurangan :
Sulit dalam perawatan
Alternative 2 Keunggulan :
mudah dalam pemasangan serta mudah dalam dalam
mengganti kerusakan
Kekurangan :
Harga bahan masih terbilang mahal
g) Penghawaan
Alternative 1 Keunggulan :
Penghawaan alami dengan memanfaatkan kesegaran
dari udara sekitar dapat menyejukan suasana ruang
ditmabah lagi letak dari restaurant berada pada daerah
dengan jumlah pohon yang banyak
Kekurangan :
Debu dan bau dari asap kendaraan dapat masuk
kedalam restaurant mengingat letaknya yang berada
dekat dengan jalur utama serta terdapatnya sungai
tercemar didekat area yang dapat membawa bau-
bauan yang tidak sedap
Alternative 2 Keunggulan :
Selain dapat mencegah bau maupun debu dan kotoran
dari luar pemakian penghawan buatan setidkanya
nmampu menekan suasan panas pada restaurant
mengingat suhu pada ruangan terbilang cukup panas
akibat bukaan jendela yang cukup banyak
Kekurangan :
Dibutuhkan banyak pendingin ruangan karena bukaan
jendela yang terlalu banyak sehingga panas dari luar
dapat mengurahi itensitas suhu
Adapun pemilihan alternative 2 karena, dari segi kebersihan ruang yang tertutup
lebih menjamin dan kotoran masuk kedalam ruangan, namun dengan mengurangi
atau memperkecil bukaan sehingga sinar matahari yang masuk dapat
diminimalkan supaya kinerja pendingin dapat bekerja dengan maksimal
PENGANTAR KARYA INTERIOR V 70
4.3 Visualisasi Desain
a. Sonasi dan sirkulasi
AREA MAKAN LESEHAN
RUANG
R. MAKAN KARYAWAN
KHUSUS KANTOR LOKER
PEROKOK
REST
ROOM
AREA MAKAN
TUNGGU
RUANG
BEBAS ROKOK
RESEPSIONIS
GUDANG
PINTU
KASIR
MASUK / PINTU MASUK
KELUAR AREA & KELUAR
CUCI KHUSUS
TUNGGU
RUANG
TANGAN KARYAWAN
AREA AREA
AREA MAKAN CUCI PENYEDIA
KOLAM
BEBAS ROKOK PIRING MINUMAN
b. Denah
A D
B B
Kolam
Tunggu
Ruang
Kolam
R. Makan Khusus
Perokok
C C
A D
DESAIN PENATAAN
SKALA 1: 100
Area
Makan Ruang
lesehan karyawan Loker
+0.40
Area Makan Kantor ± ± 0.00
khusus 0.00
650
± 0.00
perokok Restroom
- 0.10
± 0.00
Area Makan
± 0.00
Tunggu
Ruang
R. Makan bebas
rokok ± 0.00
Resepsionis
Kasir
± 0.00
± 0.00
Gudang
± 0.00
Area Cuci
Tangan
± 0.00
Tunggu
Ruang
Semen
epoksi
Area Warna
Area peracik Abu-abu
Area Cuci
Kolam Ikan
piring minuman
Makan -0.10 - 0.10 BL 0.60
R.Makan bebas
rokok ± 0.00
± 0.00
Area Makan
khusus Restroom Area
650 - 0.05 Pengolahan
perokok - 0.05
Dapur
± 0.00 Restroom
- 0.05
- 0.05
DESAIN LANTAI
SKALA 1 : 100
d. Desain Plafon
BORDER GYPSUM
PLAFON PVC GYPSUM JAYA BOARD JAYA BOARD 6.5mm GYPSUM JAYA BOARD
BORDER GYPSUM STANDARD 12mm EASI BOARD 6.5mm TEKSTUR : HALUS
JAYA BOARD 6.5mm TEKSTUR : HALUS EASI BOARD 6.5mm
TEKSTUR : HALUS WARNA : ABU-ABU
TEKSTUR : HALUS WARNA : MERAH TEKSTUR : HALUS
WARNA : ABU-ABU FINISHING : VINILEX
WARNA : ABU-ABU WARNA : ABU-ABU
FINISHING : VINILEX LILAC GREY 897 BLACK TOSCA 757
FINISHING : VINILEX FINISHING : VINILEX LILAC GREY 897
LILAC GREY 897
SPOTLIGHT
MERK : OSERAM GYPSUM JAYA BOARD
CEILING LAMP GYPSUM JAYA BOARD
GYPSUM JAYA BOARD WARNA : KUNING STANDARD 9mm
LAMPU : TL 20W HEXOS FAN STANDARD 9mm
STANDARD 9mm DIMENSI : 15 Cm TEKSTUR : HALUS
WARNA : OFF WHITE SC 65 TEKSTUR : HALUS
TEKSTUR : HALUS WARNA : PUTIH
DIMENSI : 55 Cm MERK : SANKEN WARNA : PUTIH
WARNA : PUTIH FINISHING : VINILEX RED
FINISHING : VINILEX RED VERMILLION 192 WARNA : PUTIH FINISHING : VINILEX RED
VERMILLION 192 DIMENSI : 40 Cm VERMILLION 192
+ 3.40
+ 3.20 + 3.00 + 3.40
E+3.20 E+3.20
+ 3.40
GYPSUM JAYA BOARD
STANDARD 9mm
+ 3.40
TEKSTUR : BERSERAT
FINISHING : INDIAN HEAD + 3.40
SP-5 MAHOGANY + 3.20
+ 3.40 + 3.40
+ 3.10
+ 3.20
+ 3.40 + 3.40
+ 3.30
+ 3.10
+ 3.20 + 3.10 + 3.20
+3.30
Tampak Depan
SKALA 1 : 100
Tampak Depan
SKALA 1: 100
f. Denah Potongan
D'COST
Seafood Restaurant
POTONGAN C-C
SKALA 1: 100
Dapur
Ruang Karyawan
Area Makan
5.2 Saran
Kemajuan teknologi berdampak cukup besar pada dunia desain, perannya yang hanya
sebagai alat didalam meewujudkan suatu desain terkadang justru membuat kita
melupakan cara lama yang dipakai para pendahulu kita. Lewat alat yang sederhana para
pendahulu sebelumnya mampu menciptakan keseimbangan antara manusia dengan
lingkungannya.
Oleh karena itu mengenal kembali potensi desain tradisi yang sudah ada menjadi hal
yang sangat penting untuk dikaji guna meningkatkan kualitas desain yang berkearifan
lokal dan ramah terhadap lingkungan
Christian Darmasetiawan dan Lestari puspakesuma, 1991, Teknik pencahayaan dan Tata
Letak Lampu, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
www.Ensiklopedia.com
"http://id.wikipedia.org/wiki/Makanan_laut
(www.google.com