Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fikri Fahrurrozi

Nim : D1091161004

Mata Kuliah : Masalah Pembangunan Wilayah dan Kota

PERBATASAN ENTIKONG – TEBEDU (PLBN ENTIKONG)

Entikong merupakan salah satu kecamatan di kawasan perbatasan yang berada di Kabupaten
Sanggau, Kalimantan Barat. Dari lima desa yang masuk administrasi kecamatan, empat desa
diantaranya berbatasan langsung dengan Malaysia, yaitu Desa Entikong, Pala Pasang, Suruh
Tembawang, dan Semanget. kecamatan ini termasuk salah satu dari 26 kawasan Pusat Kegiatan
Strategis Nasional (PKSN) yang ditetapkan melalui PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang dan
Kawasan Nasional, fakta mengenai PPLB dan status PKSN di Entikong ini kemudian menyiratkan
perhatian pemerintah yang besar terhadap kecamatan ini.

Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Entikong, Kalimantan Barat, menjadi kebanggaan tersendiri
bagi warga Indonesia, terutama yang tinggal dekat dengan perbatasan Indonesia-Malaysia. PLBN yang
dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu tidak hanya sebagai
penanda batas wilayah dengan negeri jiran, tetapi juga diharapkan bisa meningkatkan perekonomian
warga di sekitarnya.

Kementerian PUPR tidak hanya membangun PLBN di wilayah Entikong, tetapi juga jalan
paralel perbatasan, jalan menuju pos lintas batas, dan pengembangan infrastruktur permukiman,
seperti jalan lingkungan, drainase, pengelolaan sampah, dan air minum. Ini merupakan wujud dari
program pemerintah untuk membangun Indonesia dari daerah pinggiran dan menjadikan pos lintas
batas negara sebagai beranda depan Indonesia yang membanggakan.
Saat ini Kementerian PUPR sedang menyelesaikan pembangunan tahap kedua pengembangan
Zona Sub-Inti dan Pendukung PLBN. Kementerian PUPR juga sedang menyelesaikan pelebaran dan
perbaikan jalan sepanjang 42 km dari Batas Serawak-Entikong-Balai Karangan-Kembayan. Jalan yang
semula lebarnya dari 6 meter ditambah menjadi 7,5 meter sesuai dengan standar jalan nasional.
Perkembangannya sampai sekarang sudah teraspal sepanjang 40,70 kilometer. Dari total panjang
jalan 42 kilometer, sepanjang 4,8 kilometer ditambah lajur menjadi empat lajur dari arah PLBN.
Pengerjaannya saat ini sudah mencapai 3,10 kilometer lahan dan 2,35 kilometer jalan sudah diaspal.
Dimulai sejak tahun 2015, proyek itu ditargetkan selesai pada akhir tahun ini.

Bertindak selaku kontraktor dalam pelebaran jalan itu yakni PT Wijaya Karya-Istaka Karya-
Daya Mulia Turangga (KSO) dengan nilai total kontrak sebesar Rp 449 miliar. Adapun infrastruktur lain
yang dibangun Kementerian PUPR di Entikong untuk permukiman yaitu Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) 90 liter per detik untuk melayani 2.850 sambungan rumah. Selain itu, dilakukan pula
pengadaan dan pemasangan 38 unit septic tank komunal untuk menambah layanan sanitasi.

Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan pos
lintas batas negara (PLBN) Entikong Tahap II rampung pada Oktober 2019. Pembangunan tahap kedua
pembangunan mencakup pasar tradisional, toko serba ada, dan ruang terbuka hijau.

Kepala Bidang Pengelolaan PLBN Entikong Viktorius Dunand mengatakan pembangunan


tahap kedua dilakukan untuk menciptakan embrio pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan.
Adapun, pembangunan tahap pertama yang berfungsi sebagai pos lintas batas sudah rampung pada
Desember 2016, Menurut Viktorius, pembangunan zona sub inti dan pendukung PLBN Entikong sudah
mencapai progres konstruksi 57,04% dan ditargetkan selesai pada Oktober 2019. Total anggaran yang
dialokasikan mencapai Rp421 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Adhi Karya - Hutama Karya
(KSO).

Luas kawasan yang dikembangkan pada tahap kedua mencapai 37.068 m2, mencakup gedung
karantina kesehatan dan kantor, mess pegawai, masjid, car wash, dan mobile x-ray. Sementara untuk
zona pendukung meliputi pasar tradisional, wisma indonesia, convenience store (toserba), food court,
parkir kendaraan, dan plaza Entikong (Ruang Terbuka Hijau).Pasar tradisional memiliki 58 kios, 48
lapak, dan pusat jajanan. Sementara itu, toserba akan dilengkapi 30 unit kios, 5 unit toko, dan fasilitas
anjungan tunai mandiri (ATM).

Viktorius juga menjelaskan, pasar tradisional diprioritaskan bagi masyarakat setempat.


Beberapa produk yang didisplay diantaranya hasil kerajinan tangan, prodak olahan UMKM, juga hasil
pertanian. Hasil perkebunan dari masyarakat perbatasan juga mendapat porsi lebih. Panggung
hiburan juga dibangun untuk menyajikan program Titian Muhibah hingga Sosek Malindo.

Pembangunan PLBN Entikong ternyata menyita perhatian dari wisatawan, Salah satu
pembangunan yang membuat banyak wisatawan mulai berdatangan ke daerah perbatasan ini adalah
akses jalannya yang nyaman. Jika dulu jalan beraspal hanya bisa kamu temui di sisi Malaysia, maka di
sisi Indonesia jalanan pun telah beraspal bahkan terdiri dari dua lajur. Pengunjung tak memerlukan
waktu 10 jam lagi, melainkan 3 hingga 4 jam saja dari Pontianak. Itupun sudah menyajikan
pemandangan hutan gambut yang cantik.

Sumber :

https://properti.kompas.com/read/2018/08/20/133000521/plbn-entikong-harapan-dan-
kebanggaan-warga-di-perbatasan

http://kawasan.bappenas.go.id/kegiatan/transmigrasi-dan-perbatasan/16-bangun-dan-kuatkan-
kawasan-perbatasan

http://www.batasnegeri.com/pembangunan-di-perbatasan-entikong-bukan-hoax-ini-buktinya/

Anda mungkin juga menyukai