OLEH:
NIM :160201009
Priodi :agroteknologi
Fakultas :pertanian
UNITA
2018
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
1 1Latar Belakang………………………………………………………….
1 2Tujuan………………………………………………………
Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan sektor ekonomi
yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat dan taraf hidup yang kurang baik
menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan pangan,
penyumbang devisa negara melalui ekspor dan lain sebagainya (Soekartawi, 1994).
Salah satu tujuan utama pembangunan pertanian tanaman pangan adalah swasembada pangan.
Kebijaksanaan swasembada pangan diperluas, tidak hanya bertumpu pada komoditas beras saja
tetapi juga pada komoditas lain yang mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin
seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan, seperti halnya komoditas tomat
(Soekartawi, 1994).
Buah tomat sebagai salah satu komoditas sayuran mempunyai prospek pemasaran yang cerah.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah tomat sangat baik untuk mencegah dan
mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena mengandung vitamin C. Selain
sebagai buah segar yang langsung dapat konsumsi, buah tomat juga dapat digunakan sebagai
bahan penyedap berbagai macam masakan seperti sop, gado-gado, sambal, dan juga dapat
dijadikan bahan industri untuk dikonsumsi dalam bentuk olahan, misalnya untuk minuman sari
buah tomat, es juice tomat, dan konsentrat. Berbagai macam kegunaan tersebut dapat
memberikan keuntungan, baik bagi konsumen, produsen, maupun masyarakat pada umumnya.
Potensi pasar buah tomat juga dapat dilihat dari segi harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadap serapan pasar
(Cahyono,1998).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara (2009), produksi tomat pada
tahun 2011 sebanyak 3.009 ton dengan luas panen seluas 40 ha, sementara untuk Desa
Lapandewa pada tahun 2011 produksi tanaman tomat sebanyak 93,58 ton dengan luas panen
sekitar 10,56 ha.
Menurut (Soeharjo dan Patong 1994), pada beberapa daerah di Indonesia, petani belum mampu
mengambil keputusan ekonomis yang menguntungkan. yang dimaksud adalah kemampuan
petani dalam menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor
produksi seefektif mungkin agar produksi pertaniannya memberikan fungsi yang lebih baik dan
lebih menguntungkan.
I.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh cahaya
matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat.
I.3 Manfaat
Manfaat yang kita ambil adalah kita dapat mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan tanaman tomat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Plemoniales
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersion
Cangkul
Mesin babat
Goluk
Ember
Gari
Mulsa
Bibit tomat
Arsam
Polybag
Hama
Yang dimaksud dengan hama adalah semua binatang yang merugikan tanaman, terutama yang
berguna dan dibudidayakan manusia; apabila tidak merugikan tanaman yang berguna dan
dibudidayakan manusia dengan sendirinya kita tidak menyebutnya sebagai hama.
Apabila petani mengetahui cara hidup binatang-binatang yang merugikan dengan sendirinya
akan mudah dalam mengendalikannya atau dapat melindungi tanaman dari serangan musuh-
musuh tanaman (proteksi tanaman).
Pengendalian hama yang baik itu sebenarnya yang dilakukan secara biologis dengan
menggunakan predator atau parasit hama, karena dengan cara ini hanya binatang yang menjadi
musuh tanaman yang akan mati. Oleh karena itu perlu dipelajari ekobiologis dari binatang
perusak tersebut (hama).
Semua spesies pun tidak luput dari ancaman serangan hama. Serangga, ulat, ngengat, kutu, dan
siput merupakan beberapa contoh hama yang sering mengganggu tanaman. Hama-hama tersebut
umumnya menyerang atau memakan bagian tanaman seperti daun atau bunga. Selain memakan
bagian tanaman, sering kali hama-hama tersebut meletakkan larva atau telurnya di bagian
tanaman tersebut.
Serangan hama dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup merugikan. Untuk itulah diperlukan
upaya pengendalian dan control terhadap tanaman sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan
yang lebih parah. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mekanis,
pengaturan sanitasi lingkungan atau ekologi, dan kimiawi.
Pengendallian hama secara mekanis dilakukan dengan cara menangkap langsung hama yang
terdapat pada tanaman. Keong atau ulat dapat ditangkap pada malam atau siang hari saat mereka
menempel pada tanaman. Pengendalian mekanis dilakukan bila populasi hama sedikit. Bila
populasinya banyak, sebaiknya digunakan cara lain karena tidak efesien dalam hal waktu
maupun tenaga kerja.
Pengendalian lainnya adalah dengan pengaturan sanitasi lingkungan. Sanitasi yang baik dan
terjaga mengurangi kemungkinan hama menyerang tanaman. Sebagai contoh, siput kecil
biasanya berdiam di sampah atau rumput-rumput yang lembap. Bila lingkungan tanaman
terhindari dari adanya sampah atau kotoran lainnya maka kesempatan siput untuk tinggal di
lingkungan tersebut menjadi berkurang. Dengan demikian, tanaman akan aman dari serangan
hama.
Pengendalian secara kimiawi pun dapat dijadikan pilihan bila cara lain tidak mungkin dilakukan
atau tidak dapat mengatasi hama. Artinya, bisa sudah dilakukan cara mekanis atau sanitasi
lingkungan tetap saja hama menyerang tanaman maka cara kimia pun digunakan. Di pasaran
sudah banyak dijual berbagai merek dan jenis pestisida untuk mengatasi hama anggrek. Hal yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan pestisida adalah dosis dan cara pemakaiannya. Bila dosis
dan cara pemakainan salah, akan terjadi kerusakan pada tanaman maupun gangguan kesehatan
manusia. Penggunaan pestisida relatif lebih praktis dan cepat cara kerjanya. Namun demikian,
biaya yang diperlukan lebih besar dibandingkan cara mekanis maupun sanitasi lingkungan.
Penyakit
Penyakit tanaman merupakan sesuatu yang menyimpang dari keadaan normal, cukup jelas
menimbulkan gejala yang dapat di lihat, menurunkan koalitas atau nilai ekonomis, dan
merupakan akibat interaksi yang cukup lama.
Penyakit tanaman dalam arti luas seperti yang dikemukakan Whetzel (1935) vide robert dan
Boothroyd (1972) adalah suatu aktifitas fisiologis yang merugikan akibat gangguan terus-
menerus oleh faktor penyebab primer dan dinyatakan melalui aktifitas sel yang abnormal serta
ditunjukkan dalam keadaan patologis yang khas atau disebut “gejala”.
Bakteri dan jamur sering menyerang daun, batang, akar, maupun bunga anggrek Phalaenopsis
spesies. Penyakit ini masuk ke dalam jaringan tanaman melalui stomata atau luka pada tanaman.
Adanya jamur pada tanaman tampak saat sporanya tumbuh. Sementara adanya bakteri sangat
sulit dikenali, kecuali setelah ada tanda-tanda terjadinya serangan.
Gejala awal serangan jamur dan bakteri sering dianggap sama karena memiliki cirri serangan
yang hampir mirip. Secara umum cirri-ciri serangan bakteri dan jamur antara lain pada dain
terdapat bercak-bercak kecil, melepuh seperti tersiram air panas, berair baik keruh maupun
bening, dan berbau amis. Walaupun gejala serangan sama, keduanya masih dapat dibedakan.
Bakteri mengeluarkan cairan keruh dan berbau amis, sedangkan jamur mengelaurkan cairan
bening dan tidak berbau. Selain itu, penyebaran serangan bakteri pun lebih cepat dibandingkan
dengan serangan jamur.
Serangan bakteri atau jamur umumnya terjadi bila kondisi lingkungan tanaman tidak sesuai,
yaitu sirkulasi udara di dalam rumah kaca kurang baik serta kelembapan udara dan suhu tinggi.
BAB IV
HAMA :
PATOGEN :
GULMA :Areal pertanaman masih bersih dan belum ada gulma yang mengganggu
Perlakuan yang di lakukan membuat alang alang agar pertumbuhan tomat tidak terganggu
dan memotong daun tomat yang di serang oleh pathogen.
Pengamatan minggu ke 3
PATOGEN :terdapat bercak hitam pada daun tomat dan pada batang
Perlakuan yang kami lakukan mencabut rumput dari area tanaman tomat,membuang ulat
dari tanaman tomat,memotong tanaman tomat yang di serang OPT
5 2 Saran
Adapun saran saya kepada pemerintah, masyarakat serta para petani yangberkaitan dengan
pembahasan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:Diharapkan penelitian ini terus dilanjutkan
dan untu jenis-jenis tanaman lainnyaagar masyarakat luas dapat lebih mengetahui jenis tanaman
yang sering mereka jumpai.Pemerintah juga perlu mengadakan sosialisasi kepada para petani
sayur agar mereka mendapat informasi mengenai teknik dan cara bertanam yang
akanmenghasilkan pandn yang berlimpah.Para petani dan juga masyarakat hendaknya tetap
menjaga danmembudidayakan jenis flora yang ada di daerahnya masing-masing agar kekayaan
flora dan rempah-rempah indonesia tetap terjaga.
11
DAFTAR PUSTAKA