Anda di halaman 1dari 19

METODE PENGENDALIAN OPT TERPADU

Pengendalian secara sanitasi

OLEH:

NAMA:YOAN RIANDI SIANTURI

NIM :160201009

Priodi :agroteknologi

Fakultas :pertanian

Universitas sisingamangaraja XII tapanuli

UNITA

2018
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
1 1Latar Belakang………………………………………………………….
1 2Tujuan………………………………………………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…..……………………………………………


1.Komoditi tomat
2.OPT yang umum menyerang tanaman tomat
3.Pengendalian OPT pada tomat.

BAB III BAHAN DAN ALAT PRAKTIKUM………………………………………….


1.Bahan dan alat
2.tempat dan waktu pelaksanaan praktikum
3.Metode pengendalian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….


1.catatan praktikum mulai dari awal beserta dokumentasinya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan……………………………………………………………
2. Saran…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan penting dari
keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dan banyaknya penduduk atau
tenaga kerja yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian (Mubyarto, 1994).

Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan sektor ekonomi
yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat dan taraf hidup yang kurang baik
menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan pangan,
penyumbang devisa negara melalui ekspor dan lain sebagainya (Soekartawi, 1994).

Salah satu tujuan utama pembangunan pertanian tanaman pangan adalah swasembada pangan.
Kebijaksanaan swasembada pangan diperluas, tidak hanya bertumpu pada komoditas beras saja
tetapi juga pada komoditas lain yang mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin
seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan, seperti halnya komoditas tomat
(Soekartawi, 1994).

Buah tomat sebagai salah satu komoditas sayuran mempunyai prospek pemasaran yang cerah.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah tomat sangat baik untuk mencegah dan
mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena mengandung vitamin C. Selain
sebagai buah segar yang langsung dapat konsumsi, buah tomat juga dapat digunakan sebagai
bahan penyedap berbagai macam masakan seperti sop, gado-gado, sambal, dan juga dapat
dijadikan bahan industri untuk dikonsumsi dalam bentuk olahan, misalnya untuk minuman sari
buah tomat, es juice tomat, dan konsentrat. Berbagai macam kegunaan tersebut dapat
memberikan keuntungan, baik bagi konsumen, produsen, maupun masyarakat pada umumnya.

Potensi pasar buah tomat juga dapat dilihat dari segi harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadap serapan pasar
(Cahyono,1998).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara (2009), produksi tomat pada
tahun 2011 sebanyak 3.009 ton dengan luas panen seluas 40 ha, sementara untuk Desa
Lapandewa pada tahun 2011 produksi tanaman tomat sebanyak 93,58 ton dengan luas panen
sekitar 10,56 ha.

Menurut (Soeharjo dan Patong 1994), pada beberapa daerah di Indonesia, petani belum mampu
mengambil keputusan ekonomis yang menguntungkan. yang dimaksud adalah kemampuan
petani dalam menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor
produksi seefektif mungkin agar produksi pertaniannya memberikan fungsi yang lebih baik dan
lebih menguntungkan.

Tujuan dan manfaat

I.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh cahaya
matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat.
I.3 Manfaat
Manfaat yang kita ambil adalah kita dapat mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan tanaman tomat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Komoditi tanaman tomat

Klasifikasi Tanaman tomat


Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Plemoniales

Famili : Solanaceae

Genus : Lycopersion

Species : Lypersion esculentum Mill


Morfologi Tanaman Tomat
a. Akar
Tanaman ini memiliki akar tunggang yang dapat menembus kedalaman tanah dan akar serabut
yang tumbuh di permukaan tanah yang dangkal. Berdasarkan sifat perakaran tanaman ini,
sebaiknya di tanaman dengan media tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung unsur
hara baik.
b. Batang
Tanaman ini memiliki bantang berbentuk persegi empat hingga membulat, berbatang lunak tetapi
kuat, memiliki bulu atau berambut halus dan daintar bulu-bul terdapat rambut kelenjar. Batang
tanaman ini berwrna hijau, memiliki ruas tebal dan ruas akar pendek. Selain itu, tanaman ini
memiliki cabang yang sangat banyak dan tidak beraturan.
c. Bunga
Tanaman ini memiliki bungan berukuran relatif kecil , berdiameter 2 mcm dan memiliki warna
kuning. Kelopak bungan berjumlah 5 buah dan berwrna hijau terdapat pada bagian bawah atau
pangkal bunga. Selain tu, bagian lainnya bunga berupa mahkota bunga yang terdapat di dalam
bunga tomat.
d. Buah
Tanaman ini memiliki buah yang sangat bervariasi, tergantung dengan varietesnya. Ada buah
tomat yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong dan bulat persegi. Selain itu, ukuran buah
sangat bervariasi juga, yang berukuran 8 -180 gram per buah. Sedangkan warna tomat yaitu juga
sangat bervariasi yaitu kemerahan, kekuningan, hijau muda dan juga ada yang belang-belang
kemerahan.
e. Daun
Tanaman ini memiliki daun berbentuk oval, bagian tepi bergerogi dan mebentuk celah menyerip
agak melengkung kedalam. Daun tanaman ini berwrna hijau dan juga tergolong daun majemuk
ganjil berjumlah 5-7, dengan ukuran 15-30 cm dan memiliki kelebaran 10-25 cm , serta memiliki
tangka dengan kepanjangan 3-6 cm

OPT yang menyerang tomat

Hama tanaman tomat


a. Ulat buah
Ulat buah (Helicoverpa armigera atau Heliothis armigera) menyerang daun, bunga dan buah
tomat. Ulat ini membuat lubang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi
akanmengalami infeksi dan membusuk.
Panjang tubuh ulat buah sekitar 4-5 cm dengan permukaannya berkutil dan dtumbuhi bulu.
Warna ulat ini bervariasi dari mulai hijau, hijau kekuningan, kecoklatan hingga hitam. Pada
bagian samping tubuh terdapat garis bergemlombang dengan warna yang lebih terang. Bentuk
ngengatnya memiliki panjang 2 cm, dengan warna sayap bagian luar coklat dan bagian dalamnya
putih.
Ulat buah dikendalikan dengan memungut manual ulat dan telurnya kemudian dibakar. Jaga
kebersihan kebun dari gulma dan semak belukar. Dalam bentuk ngegat bisa dikendalikan dengan
perangkap ultraviolet. Untuk penyemprotan gunakan jenis insektisida.
b. Ulat tanah
Ulat tanah menyerang pangkal batang dan tangkai daun. Batang yang terkena gigitan ulat tanah
akan mudah patah dan mati. Selain itu, larva ulat buah menyerang permukaan daun pada
tanaman tomat yang masih muda. Serangan ulat tanah biasanya menghebat di awal musim
kemarau.
Bentuk tubuh ulat tanah lebih pendek dari ulat buah, panjangnya sekitar 2 cm. Warna ulkat tanah
coklat tua dengan garis-garis dibagian sampingnya. Larva ulat buah berkembang dan
bersembunyi di bawah permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm. Larva akan keluar pada
malam hari dan mulai menggiti tanaman tomat.
Ulat bisa dikendalikan dengan memunguti larva pada sore atau malam hari. Larva biasanya
berkumpul di permukaan tanah. Pengolahan tanah yang baik bisa menekan perkembangan ulat
tanah. Bila serangan menghebat bisa disemprot dengan insektisida.
c. Kutu daun hijau
Kutu daun hijau (Aphis sp.) merupakan vektor pembawa virus. Jadi, tanaman tomat yang
dihinggapi kutu ini kan terkena penyebaran virus. Ukuran panjang kutu hijau sekitar 2 mm. Ada
yang bersayap dan tidak bersayap. Kutu yang bersayap warna kepala dan dadanya coklat hingga
kehitaman, bagian perutnya biasanya berwarna hijau kekuningan. Kutu yang tidak bersayap
berwarna hijau kekuningan.
Daun yang terserang kutu hijau bervariasi, daun menjadi keriting dan kerdil, bentuknya
melengkung ke bawah. Bisa juga daun menyempit seperti pita. Warna daun mozaik dan daun
menjadi rapuh.
Untuk menekan perkembangan hama ini bisa dengan penggunaan mulsa plastik perak, kutu hijau
tidak menyukai pantulan sinar matahari. Penyemprotan bisa memanfaatkan insektisida.
e. Lalat putih
Lalat putih (Bemisicia tabaci) atau disebut juga kutu kepul memiliki ciri berwarna putih,
permukaan tubuhnya dilapisi tepung putih. Panjang lalat ini kurang lebih 1 mm, rentangan
sayapnya sekitar 2 mm.
Tanaman tomat yang terserang lalat putih akan terlihat seperti terselubungi tepung putih. Bila
disentuh tepung putih tersebut akan berhamburan. Akibat serangan hama ini pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat dan kerdil. Daun akan mengecil dan menggulung ke atas.
Perkembangan hama ini bisa dikendalikan dengan penggunaan mulsa jerami atau mulsa kuning.
Selain itu bersihkan areal tanaman liar disekitar kebun. Penyemprotan bisa menggunakan
insektisida.
f. Lalat buah
Lalat buah (Bactrocera sp.) panjang badannya sekitar 8 mm dengan sayap transparan warna
tubuhnya hijau kehitaman. Dalam bentuk belatung muda berwarna putih, menjelang tua menjadi
kekuningan panjangnya sekitar 1 cm. Belatung ini terletak dalam daging buah.
Buah tomat yang terserang lalat buah menjadi busuk, bila dibuka terdapat belatung. Pupa lalat
buah hidup dipermukaan tanah. Untuk mengendalikan hama ini, adalah dengan melakukan
pengolahan tanah yang benar. Balik tanah dengan dicangkul atau dibajak, dan biarkan terkena
sinar matahari selama beberapa hari hingga pupua lalat mati.
Bisa juga denngan membuat perangkap untuk lalat jantan. Sehingga lalat betina tidak sempat
dikawini dan populasinya menurun drastis. Buah yang terserang segera dipetik dan dibakar.
Bersihkan gulma disekitar tanaman tomat.
Penyakit tanaman tomat
a. Layu fusarium
Penyakit layu fusarium disebabkan oleh serangan jamurFusarium oxysporum. Jamur ini awalnya
menyerang dari akar kemudian berkembang ke lewat jaringan pembuluh. Tanaman tomat yang
terkena penyakit ini akan berubah menjadi layu dan mati.
Jaringan pembuluh yang terserang berwarna coklat dan menghambat aliran air dari akar ke daun.
Sehingga daun dan batang atas menjadi layu.
Pada malam hari tanaman masih terlihat segar, begitu ada sinar matahari dan terjadi penguapan
tanaman dengan cepat menjadi layu. Pada sore harinya, bisa kembali menjadi segar dan
keesokan harinya akan layu kembali hingga pada akhirnya mati.
Untuk menghindari serangan penyakit ini gunakan benih yang resisten. Penggunaan mulsa
plastik juga bisa menekan perkembangan jamur dalam tanah. Hindari budidaya tanaman tomat
pada bekas lahan yang pernah terserang jamur ini. Berikan jeda yang cukup lama hingga bisa
kembali ditanami tomat.
b. Busuk daun
Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Biasanya menyerang pada
tanaman tomat di dataran tinggi. Gejala serangan pada daun terjadi bercak coklat hingga hitam.
Awalnya menyerang ujung dan sisi daun, kemudian meluas ke seluruh permukaan daun hingga
ke tangkai daun.
Tanaman yang terserang penyakit ini harus segera dicabut dan dibakar, jangan di kubur.
Gunakan varietas unggul dan bebas jamur. Penyemprotan bisa menggunakan fungisida.
c. Busuk buah
Busuk buah disebabkan oleh cendawan Thanatephorus cucumeris. Penyakit ini menyerang buah
tomat. Buah yang terserang akan terlihat bercak kecil berwarna coklat. Kemudian akan
membesar, cekung dan bagian tengahnya retak.
Selain itu ada busuk buah yang disebabkan oleh cendawanColletotrichum coccodes. Gejalanya
terdapat bercak kecil berair, membulat dan cekung. Pada pangkal buah dekat tangkai terdapat
bercak ungu.
Pengendalian adalah dengan menggunakan benih resisten. Sisa tanamn yang sakit tidak boleh
dipendam tapi harus dibakar untuk memutus siklus hidup cendawan. Gunakan air untuk
menopang tanaman tomat agar buah tidak menyentuh tanah. Lakukan rotasi tanaman bila
serangan meluas semprot dengan fungisida yang berbahan aktif kaptafol.
d. Bercak bakteri
Penyakit bercak bakteri disebabkan oleh Xanthomonas vesicatoria. Penyakit ini bisa menyerang
buah, daun dan batang tanaman tomat. Pada buah pada mulanya terlihat bercak berair dan
berubah menjadi bercak bergabus. Daun yang terserang akan terlihat keriting dan mengering.
Sedangkan batang yang terserang akan terlihat kerang memanjang berwarna keabu-abuan.
Pengendalian dilakukan dengan memilih benih unggul yang bebas penyakit. Rotasi tanama
dengan yang berbeda keluarga bisa membantu menekan resiko serangan. Tanaman yang
terserang dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa menggunakan bakterisida yang mengandung
antibiotik, gunakan dosis sesuai petunjuk.
BAB III
METODE PEAKTIKUM

WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM

 Pengolahan lahan pada tanggal 15 september 2017


 Bertempat di universitas sisisngamangaraja XII TAPANULI

BAHAN DAN ALAT

 Cangkul
 Mesin babat
 Goluk
 Ember
 Gari
 Mulsa
 Bibit tomat
 Arsam
 Polybag

METODE PENGENDALIAN DENGAN CARA SANITASI

Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

Hama

Yang dimaksud dengan hama adalah semua binatang yang merugikan tanaman, terutama yang
berguna dan dibudidayakan manusia; apabila tidak merugikan tanaman yang berguna dan
dibudidayakan manusia dengan sendirinya kita tidak menyebutnya sebagai hama.

Apabila petani mengetahui cara hidup binatang-binatang yang merugikan dengan sendirinya
akan mudah dalam mengendalikannya atau dapat melindungi tanaman dari serangan musuh-
musuh tanaman (proteksi tanaman).
Pengendalian hama yang baik itu sebenarnya yang dilakukan secara biologis dengan
menggunakan predator atau parasit hama, karena dengan cara ini hanya binatang yang menjadi
musuh tanaman yang akan mati. Oleh karena itu perlu dipelajari ekobiologis dari binatang
perusak tersebut (hama).

Semua spesies pun tidak luput dari ancaman serangan hama. Serangga, ulat, ngengat, kutu, dan
siput merupakan beberapa contoh hama yang sering mengganggu tanaman. Hama-hama tersebut
umumnya menyerang atau memakan bagian tanaman seperti daun atau bunga. Selain memakan
bagian tanaman, sering kali hama-hama tersebut meletakkan larva atau telurnya di bagian
tanaman tersebut.

Serangan hama dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup merugikan. Untuk itulah diperlukan
upaya pengendalian dan control terhadap tanaman sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan
yang lebih parah. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mekanis,
pengaturan sanitasi lingkungan atau ekologi, dan kimiawi.

Pengendallian hama secara mekanis dilakukan dengan cara menangkap langsung hama yang
terdapat pada tanaman. Keong atau ulat dapat ditangkap pada malam atau siang hari saat mereka
menempel pada tanaman. Pengendalian mekanis dilakukan bila populasi hama sedikit. Bila
populasinya banyak, sebaiknya digunakan cara lain karena tidak efesien dalam hal waktu
maupun tenaga kerja.

Pengendalian lainnya adalah dengan pengaturan sanitasi lingkungan. Sanitasi yang baik dan
terjaga mengurangi kemungkinan hama menyerang tanaman. Sebagai contoh, siput kecil
biasanya berdiam di sampah atau rumput-rumput yang lembap. Bila lingkungan tanaman
terhindari dari adanya sampah atau kotoran lainnya maka kesempatan siput untuk tinggal di
lingkungan tersebut menjadi berkurang. Dengan demikian, tanaman akan aman dari serangan
hama.

Pengendalian secara kimiawi pun dapat dijadikan pilihan bila cara lain tidak mungkin dilakukan
atau tidak dapat mengatasi hama. Artinya, bisa sudah dilakukan cara mekanis atau sanitasi
lingkungan tetap saja hama menyerang tanaman maka cara kimia pun digunakan. Di pasaran
sudah banyak dijual berbagai merek dan jenis pestisida untuk mengatasi hama anggrek. Hal yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan pestisida adalah dosis dan cara pemakaiannya. Bila dosis
dan cara pemakainan salah, akan terjadi kerusakan pada tanaman maupun gangguan kesehatan
manusia. Penggunaan pestisida relatif lebih praktis dan cepat cara kerjanya. Namun demikian,
biaya yang diperlukan lebih besar dibandingkan cara mekanis maupun sanitasi lingkungan.

Penyakit

Penyakit tanaman merupakan sesuatu yang menyimpang dari keadaan normal, cukup jelas
menimbulkan gejala yang dapat di lihat, menurunkan koalitas atau nilai ekonomis, dan
merupakan akibat interaksi yang cukup lama.
Penyakit tanaman dalam arti luas seperti yang dikemukakan Whetzel (1935) vide robert dan
Boothroyd (1972) adalah suatu aktifitas fisiologis yang merugikan akibat gangguan terus-
menerus oleh faktor penyebab primer dan dinyatakan melalui aktifitas sel yang abnormal serta
ditunjukkan dalam keadaan patologis yang khas atau disebut “gejala”.
Bakteri dan jamur sering menyerang daun, batang, akar, maupun bunga anggrek Phalaenopsis
spesies. Penyakit ini masuk ke dalam jaringan tanaman melalui stomata atau luka pada tanaman.
Adanya jamur pada tanaman tampak saat sporanya tumbuh. Sementara adanya bakteri sangat
sulit dikenali, kecuali setelah ada tanda-tanda terjadinya serangan.

Gejala awal serangan jamur dan bakteri sering dianggap sama karena memiliki cirri serangan
yang hampir mirip. Secara umum cirri-ciri serangan bakteri dan jamur antara lain pada dain
terdapat bercak-bercak kecil, melepuh seperti tersiram air panas, berair baik keruh maupun
bening, dan berbau amis. Walaupun gejala serangan sama, keduanya masih dapat dibedakan.
Bakteri mengeluarkan cairan keruh dan berbau amis, sedangkan jamur mengelaurkan cairan
bening dan tidak berbau. Selain itu, penyebaran serangan bakteri pun lebih cepat dibandingkan
dengan serangan jamur.

Serangan bakteri atau jamur umumnya terjadi bila kondisi lingkungan tanaman tidak sesuai,
yaitu sirkulasi udara di dalam rumah kaca kurang baik serta kelembapan udara dan suhu tinggi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 Pengamatan minggu 1 tanggal 19 november 2017

 Kondisi tanama sangat baik

 Fase pertumbuhan 75%

Serangan OPT di lapangan praktiku

 HAMA :

 PATOGEN :

 GULMA :Areal pertanaman masih bersih dan belum ada gulma yang mengganggu

 Perlakuan yang di lakukan untuk pengamatan pertama belum di lakukan pembersihan


karena areal tanamanbelum terganggu oleh OPT
 Pengamatan minggu ke 2 tanggal 26 oktober 2017

 Kondisi tanaman baik

 Fase pertumbuhan 80%

 Serangan OPT di lapangan praktikum

 HAMA :belum ada gejala serangan hama.

 PATOGEN :terdapat bercak hitam pada daun.

 GULMA :Terdapat rumput alang alang yang mulai berkecambah.

 Perlakuan yang di lakukan membuat alang alang agar pertumbuhan tomat tidak terganggu
dan memotong daun tomat yang di serang oleh pathogen.

 Pengamatan minggu ke 3

 Kondisi tanaman baik

 Fase pertumbuhan 90%

 Serangan OPT di lapangan praktikum


 HAMA :keong darat dan lintah darat

 PATOGEN :terdapat bercak hitam pada daun tomat dan pada batang

 GULMA :rumput alang alang

 Perlakuan yang kami lakukan mencabut rumput dari area tanaman tomat,membuang ulat
dari tanaman tomat,memotong tanaman tomat yang di serang OPT

 Pengamatan minggu ke 4 tanggal 09 november 2017

 Kondisi tanaman baik

 Fase pertumbuhan 90%

 Serangan OPT di lapangan praktikum

 HAMA :keong darat dan lintah bula

 PATOGEN :bercak hitam pada batang dan daun tomat

 GULMA :Alang alang


 Perlakuan yang di lakukan

 mencabut gulma,membuan hama tanaman,menyemprot pestisida alami pada tanaman


tomat.

 Pengamatan minggu ke 5 pada tanggal 16 november 2017

 Kondisi tanaman baik

 Fase pertumbuhan 90%

Serangan OPT di lapangan praktikum

 HAMA :bekicot yang terdapat pada batang tanaman

 PATOGEN :terdapat serangan bakteri pada tanaman tomat yang menimbulkan


kerusakan seperti busuk daun.

 GULMA :Alang alang


 Perlakuan yang di lakukan mengambil langsung hama tanaman dan
menghancurkannya,mencabu alang alang,memotong daunyang sudah di serang bakteri

 Pengamatan minggu ke 6 tanggal 23 november 2017

 Kondisi tanaman cukup baik

 Fase tumbuh 90%

 Serangan OPT di lapangn praktikum

 HAMA :tidak ada

 GULMA :alang alang

 PATOGEN :bercak hitam pada daun

 Perlakuan yang di lakukan memotong dan mencabut tanaman yang sudah


terserang,penyemprotan pestisida pada tanaman agar tanaman tersebut tumbuh dengan
baik
BAB V
PENUTUP
5 1 Kesimpulan
Dari keseluruhan hasil penelitian dan pembahasan ini, maka dapat di ambilbeberapa kesimpulan,
yaitu:Tanaman tomat adalah jenis tanaman sayuran buah yang memiliki perananyang cukup
penting dalam pemenuhan gizi yang diperlukan manusia.Agar tanaman tomat dapat tumbuh
dengan baik, hendaknya jenis danvarietasnya ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan kondisi
dan keadaan alamtempat yang akan dijadikan lahan.Selain di ladang atau di kebun, tanaman
tomat juga bisa di budidayakan didalam pot-pot bunga yang tentunya memiliki fungsi ganda,
yaitu sebagaitanaman sayur dan sebagai tanaman hias.Pada saat proses penyemaian benih
dilakukan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti ciri-ciri benih yang sehat, tempat
penyemaian danpemeliharaan tanaman tomat tersebut.
10

5 2 Saran
Adapun saran saya kepada pemerintah, masyarakat serta para petani yangberkaitan dengan
pembahasan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:Diharapkan penelitian ini terus dilanjutkan
dan untu jenis-jenis tanaman lainnyaagar masyarakat luas dapat lebih mengetahui jenis tanaman
yang sering mereka jumpai.Pemerintah juga perlu mengadakan sosialisasi kepada para petani
sayur agar mereka mendapat informasi mengenai teknik dan cara bertanam yang
akanmenghasilkan pandn yang berlimpah.Para petani dan juga masyarakat hendaknya tetap
menjaga danmembudidayakan jenis flora yang ada di daerahnya masing-masing agar kekayaan
flora dan rempah-rempah indonesia tetap terjaga.
11
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Bambang. Tomat : budidaya dan analisis usaha tani.Yogyakarta


:Kanisius, 1998.Pracaya. Bertanam tomat. Yogyakarta :
Kanisius, 1998.Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Budidaya Tanaman Tomat. Malang
:Balitsa, 1997.Bernardinus T. Wahyu Wiryanta. Bertanam Tomat . Semarang
http:/menanam-tanaman.blogspot.com/2013/05/analisa-usaha-budidaya-tomat.html

Anda mungkin juga menyukai