Anda di halaman 1dari 16

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Penerapan Konsep DURATIF (Peduli Perawatan Paliatif) dengan Sistem


Promotif, Kuratif, Preventif, dan Rehablitatif sebagai Perwujudan Indonesia
Bebas Nyeri pada Pasien Stadium Lanjut

BidangKegiatan :
PKM-GT

DiusulkanOleh:
Najmah (201133004)
Sinta Agustie (201133007)
Woro Handayani (201133019)
Siti Hajijah Hindom (201232048)

UNVERSITAS ESA UNGGUL


JAKARTA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul karya tulis : Pelaksanaan DURATIF
(Peduli Perawatan Paliatif)
dengan Sistem Promotif,
Kuratif, Preventif, dan
Rehablitatif sebagai
Perwujudan Indonesia Bebas
Nyeri pada Pasien Stadium
Lanjut
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Ketuapelaksana kegiatan
a) Nama Lengkap : Najmah
b) NIM : 201133004
c) Jurusan : Program StudiI lmu Keperawatan
d) Universitas : Universitas Esa Unggul
e) Alamat Rumah : Jln. Kamal raya no 20 Rt 04/Rw
02 Kelurahan Tegalalur
f) No.Telp/HP : 081218278079
g) Alamat e-mail : Najmahsyarie@ymail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 2 orang
5. Dosen Pendamping
a) Nama lengkap dan gelar : YuliatiS.Kep, MM
b) NIDN : 0301076701
c) Alamat Rumah : Jl. Semangka 2 no.19 Jati Pulo
Rt 007/07 Jakarta Barat 11430
d) No.Telp/HP : 085882662151

i
KATA PENGANTAR
Dengan terselesaikannya karya tulis yang berjudul “Pelaksanaan DURATIF
(Peduli Perawatan Paliatif) dengan Sistem Promotif, Kuratif, Preventif, dan
Rehablitatif sebagai Perwujudan Indonesia Bebas Nyeri pada Pasien Stadium Lanjut”,
kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya karya tulis ini baik langsung maupun tidak langsung yang tidak
mungkin kami tulis semua. Dan terimakasih pada beberapa pihak yang memberikan
bimbingan, dorongan serta motifasi kepada kami. Oleh karenanya kami mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Dr. Arief Kusuma, A.P., MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul yang
telah memberikan izin dan kesempatan kepada kami untuk berkarya.
2. Ari Pambudi ,S.Kom selaku Wakil Rektor III Universitas Esa Unggul yang
telah memberi izin dan support kepada kami untuk terus berkarya.
3. Prof. Ir. Jamasri. PH.d ,selaku Konsultan/Guru Besar UGM yang telah memberi
masukan kepada kami.
4. Yuliati ,S.Kep MM , selaku dosen pembimbing kami yang telah memberikan
bimbingan kepada kami.
5. Kedua orang tua kami yang telah memberikan segala jerih payahnya kepada
kami, sehingga kami bisa kuliah di Universitas Esa Unggul

Akhirnya, “tak ada gading yang tak retak”. Kami menyadari tulisan ini masih
butuh banyak sentuhan-sentuhan untuk dapat disempurnakan. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Jakarta, 25 Maret 2014
Hormat kami

Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
HalamanPengesahan ................................................................................i
Kata Pengantar ...............................................................................ii
Daftar Isi ...............................................................................iii
Ringkasan ...............................................................................iv
Pendahuluan
LatarBelakang ……………………………………………………1
Tujuan Dan Manfaat Penulisan ................................................................................2
Gagasan ................................................................................2
Kondisi
TerkiniPerawatanPaliatifdi ................................................................................2
Indonesia
Solusi Yang Pernah Diterapkan ................................................................................3
Alternatif Penetapan Perawatan
Paliatif ................................................................................5
Pihak-Pihak Yang Membantu
Mengimplementasikan Gagasan
ini ...............................................................................5

Manfaat Dan Dampak Gagasan ...............................................................................6


Prediksi Keberhasilan Gagasan ...............................................................................7
Kesimpulan
Gagasan Yang Diajukan ...............................................................................8
Daftar Pustaka ...............................................................................9
Daftar Riwayat Hidup .............................................................................10
Lampiran

iii
Ringkasan
Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain,
memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai
akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka (WHO 2005).

Perawatan paliatif tersebut belum dikembangkan secara terstruktur di Indonesia,


namun demikian Pemerintah Indonesia Melalui Kementrian Kesehatan, telah menerbitkan
Peraturan No.812/Menkes/SK/VII/2007 tentang perawatan Palitif di Indonesia.Melihat dari hal
itu, kami memiliki sebuah gagasan bahwa perawatan paliatif di Indonesia sudah didukung
dengan adanya bukti surat keputusan menteri pada tahun 2007, akan tetapi belum terlaksana
secara optimal. Seharusnya seluruh instansi kesehatan di Indonesia seperti Rumah Sakit dan
PUSKESMAS memiliki instalasi perawatan paliatif.

Kami berharap dalam usulan PKM-GT ini semakin banyak pihak yang
mendukung dan menerapkan perawatan paliatif sesuai surat keputusan menteri tersebut,
sehingga nantinya perawatan paliatif tersebut terlaksana dengan baik.

iv

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan perawatan paliatif didunia sudah cukup pesat sekitar 20 negara
maju didunia sudah menerapkan perawatan paliatif dengan optimal,tetapi di Negara
berkembang seperti Indonesia perawatan paliatif belum terlaksana secara optimal. Di
Indonesia perawatan paliatif baru dimulai pada tanggal 19 Februari 1992 di RS Dr.
Soetomo (Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker
Dharmais (Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito
(Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar).
Di RS Dr. Soetomo perawatan paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan
Paliatif dan Bebas Nyeri. Pelayanan yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap
(konsultatif), rawat rumah, day care, dan respite care.
Dari tahun 1992-2010 pelayanan perawatan paliatif baru ada di 6 ibu kota besar
yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, JawaTimur, Bali dan Sulawesi Selatan.
Perawatan paliatif kebanyakan terdapat di rumah sakit pemerintah seperti RS
Hasan Sadikin Bandung, RSCM, RSK Dharmais, RSU Dr Soetomo Surabaya, RS
Sanglah Bali, RS Dr Wahidin Sudirohusodo Makasardan RSUP Dr Sardjito
Yogyakarta.
Betapa pentingnya perawatan paliatif untuk pasien pasien yang telah memasuki
fase terminal dari penyakit yang diderita. Menteri kesehatan sampai perlu menerbitkan
sebuah Kepmenker No. 812/Menkes/SK/VII/2007 yang isinya agar setiap rumah sakit
menyediakan perawatan paliatif di masing masing rumah sakit untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat.

1
Tetapi pada kenyataannya, perawatan paliatif hanya diterapkan secara optimal
di RS. Dr. Soetomo di Surabaya, sedangkan di Rumah sakit lainnya belum efektif.
Padahal,perawatan paliatif sangat diperlukan untuk pasien dalam kondisi terminal.
Ketika seorang dokter sudah mengvonis bahwa umur pasien sudah tidak lama
lagi, penerapan perawatan pakiatif dibutuhkan dalam kondisi tersebut agar pasien bisa
meninggal dengan damai dan sejahtera.

Tujuan dan Manfaat penulisan

Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah :
1. Untuk mengetahui perlunya didirikan ruangan perawatan paliatif di seluruh
instansi kesehatan diindonesia
2. Untuk mengetahui manfaat yang dapat dirasakan klien stadium lanjut dengan
perawatan paliatif
3. Manfaat dari penulisan ini adalah memberikan pemahaman terhadapan
pemerintah dan masyarakat terhadap pentingnya perawatan paliatif yang
mampu mengatasi ketidaknyamanan klien stadium lanjut.

GAGASAN

Kondisi Terkini Perawatan Paliatif Di Indonesia


Perawatan paliatif di Indonesia dimulai sejak dibukanya poliklinik Perawatan
Paliatif & Bebas Nyeri RSUD Dr. Soetomo pada 19 Februari 1992. Akan tetapi sampai
saat ini baru ada lima rumah sakit yang dinilai mampu memberikan perawatan paliatif
di Indonesia tetapi masih tetap belum optimal, termasuk RSUP Dr. Sardjito di
Yogyakarta. Kelima rumah sakit ini ada di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar
dan Makasar.

2
Pada saat ini, penerapan konsep palliative care (perawatan paliatif) belum
banyak di Indonesia karena salah satu tantangannya adalah terkait bagaimana para
tenaga kesehatan memandang persoalan kematian pasien. Masih banyak rumah sakit
dan instansi kesehatan seperti PUSKESMAS yang belum memahami bahwa
seharusnya pasien diberikan perawatan paliatif, terutama untuk pasien dengan stadium
lanjut. Perawatan paliatif terhadap pasien yang berada pada kondisi stadium lanjut atau
biasa disebut kondisi ‘terminal’ seperti kanker, HIV/AIDS, dan stroke di Indonesia
belum optimal. Perawat yang memerankan posisi penting dalam perawatan paliatif
masih terkendala baik dari sisi pengetahuan maupun kebijakan. Akibatnya, perawatan
paliatif yang seharusnya melibatkan peran keluarga yang cukup besar belum bisa
berjalan dengan baik.
Perawatan paliatif sebenarnya telah diatur dalam keputusan menteri kesehatan
tahun 2007. Namun pada praktik di lapangan perawatan paliatif tersebut belum
menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan, terutama pada
stadium lanjut. Pada pasien-pasien dengan stadium lanjut yang dibutuhkan bukan
hanya penyembuhan tetapi perawatan optimal dan pada akhirnya jika pasien meninggal
pada kondisi dignity atau bermartabat.

Solusi Yang Pernah Diterapkan


Permasalahan yang menyangkut seputar penerapan perawatan paliatif di
Indonesia memang bukan hal baru lagi, sangat banyak perencanaan tentang hal
tersebut, bahkan sampai dibukanya pusat-pusat pelatihan maupun perawatan paliatif
akan tetapi tidak berjalan dengan baik. Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit
yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak yang memerlukan
perawatan paliatif, disamping kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pasien dengan stadium lanjut tersebut prioritas pelayanannya tidak hanya pada
penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi
pasien dan keluarganya.
3
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan
aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi
kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut
suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya
dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukan dengan
pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan paliatif. Dibawah ini
merupakan Keputusan Menteri Kesehatan
No.812/Menkes/Sk/VII/2007 :

Menimbang :
a. Bahwa kasus penyakit yang belum dapat disembuhkan semakin meningkat
jumlahnya baik pada pasien dewasa maupun anak;
b. Bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien
dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan selain dengan perawatan
kuratif dan rehabilitatif juga diperlukan perawatan paliatif bagi pasien dengan
stadium lanjut;
c. Bahwa sesuai dengan pertimbangan butir a dan b di atas, perlu adanya
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Kebijakan Perawatan Paliatif.
Dengan adanya Surat Keputusan Menteri Kesehatan pada tahun 2007 tersebut
ternyata tidak dapat terlaksana secara efisien dalam pelatihan maupun pelaksanaan
perawatan paliatif di Indonesia, sehingga pemerintah maupun dinas kesehatan berperan
penting untuk mendukung dan menerapkan perawatan paliatif tersebut.Kementrian
Kesehatan seharusnya menerapkan sistem Monitoring dan Evaluasi. Monitoring ialah
memonitor pelayanan perawatan paliatif secara berkala dan mewajibkan setiap instansi
kesehatan membuka ruangan khusus perawatan paliatif. Setelah di monitor,lakukan
evaluasi dini agar semua kekurangan dari sistem yang diterapkan bisa dimaksimalkan
secara efektif.

4
Alternatif Penetapan Perawatan Paliatif
Meningkatnya pasien yang menderita penyakit terminal setiap tahunnya
menandakan bahwa kurangnya pencegahan dan pengetahuan dini seputar penyakit-
penyakit terminal tersebut. Buktinya ada pada salah satu harian online Okezone.com
menyebutkan bahwa pada tahun 2019 penderita gagal ginjal dapat diprediksi mencapai
100 ribu jiwa. Meningkatnya populasi tersebut dikarenakan minimnya kesadaran
masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat. Imbasnya, penyakit gagal ginjal pun
mudah menjangkiti siapa pun. Hal tersebut memang benar adanya dengan kenyataan
saat ini, bahwa kebanyakan masyarakat memilih gaya hidup yang serba instan dan itu
sangat buruk untuk kesehatan. Peningkatan tersebut bahkan bukan hanya pada penyakit
gagal ginjal saja, namun pada beberapa penyakit terminal lainnya.
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas
hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan
penyakit yang dapatmengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui
identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah
lain, fisik, psikososial dan spiritual(sumber referensi WHO, 2002). Definisi tersebut
berbeda dengan konsep perawatan medis biasa yang hanya lebih menekankan pada
farmakologi atau obat-obatan, perbedaan antara perawatan paliatif dengan perawatan
medis ada pada dukungan moril yang bersifat memberi semangat atau dukungan
kepada pasien sehingga menimbulkan rasa nyaman menjalani kehidupan dan
memberikan ketenangan dalam menjelang ajal. Hal tersebut tidak dimiliki oleh
perawatan medis biasa, dan hal tesrsebut merupakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh
perawatan paliatif.

Pihak-Pihak yang membantu Mengimplementasikan Gagasan ini


Dalam upaya untuk merealisasikan gagasan ini, maka diperlukan pihak-pihak
yang dapat membantu dalam mengimplementasikan gagasan ini, antara lain :

5
1. Kementrian Kesehatan (Kemenkes)
Peranan kemenkes sebagai suatu sistem pemerintah yang bertanggung
jawab dalam mengurusi masalah kesehatan yang ada diindonesia memiliki
peranan yang sangat vital dalam membuat,menetapkan,serta melaksanakan
berbagai macam regulasi yang bertujuan untuk memajukan perawatan paliatif
yang ada diindonesia. Mengingat tujuan dicetuskan gagasan untuk tersedianya
Monitoring dan Evaluasi yang disertakan dengan ruangan-ruangan perawatan
paliatif disetiap instansi keehatan,maka dibutuhkan dukungan dan kerjasama
kemenkes untuk mengimplementasikan gagasan ini.
2. Instansi Kesehatan ( Puskesmas,Rumah sakit,dll)
Instansi Kesehatan merupakan wadah yang menaungi perawatan
paliatif, instansi kesehatan harus segera menetapkan perawatan paliatif secara
maksimal. Instansi kesehatan seharusnya mampu menjalankan regulasi yang
telah ditetapkan oleh kemenkes. Berdasarkan hal tersebut adanya gagasan
ruangan perawatan paliatif disetiap instansi kesehatan dari puskesmas sampai
rumah sakit.
3. Tenaga Kerja Medis
Mengingat sasaran utama perawatan paliatif adalah Tenaga Kerja Medis
yang melakukan pengobatan dan perawatan khususnya untuk perawatan
paliatif, maka sangat diperlukan partisipasi aktif dari tenaga kerja medis yang
masih berada dalam naungan instansi kesehatan. Semakin banyakyang sadar
akan pentingnya perawatan paliatif pada kasus pasien stadium lanjut,maka
gagasan ini aan terlaksana secara maksimal.

Manfaat Dan Dampak Gagasan


Manfaat yang nyata dari gagasan pendirian ruangan perawatan paliatif ini
tentunya akan di rasakan oleh para pasien stadium lanjut seperti : Kanker , HIV/AIDS ,
Stroke dsb.
6
Mengacu pada konsep perawatan paliatif dengan terapi suportif , dimana terapi
tersebut memberi kepada pasien yaitu pasien dapat menerima keadaanya saat ini dan
lebih percaya diri menjalankan hidup. Terapi suportif tersebut berisi dukungan,
perawatan, maupun berbagi cerita antar petugas perawatan paliatif dengan pasien,
sehingga pasien akan merasa memiliki perhatian lebih dari orang-orang disekelilingnya.
Jika pasien sedang dalam keadaan nyeri hebat, baru diberikan terapi farmakologi.
Dengan adanya penerapan pelatihan maupun perawatan paliatif pada setiap
instansi pelayanan kesehatan di Indonesia akan membuat kualitas hidup pasien dengan
penyakit terminal lebih memiliki perawatan khusus yang sesuai dengan kebutuhan
pasien paliatif. Melalui penerapan perawatan paliatif, secara tidak langsung
manfaatnya juga akan dirasakan oleh instansi pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit
dan PUSKESMAS, karena dengan adanya perawatan paliatif akan menjadikan
pelayanan kesehatan tersebut berfungsi secara efektif dalam segi aspek secara
menyeluruh. Dan juga, manfaat lain yaitu akan membantu pasien maupun keluarga
dalam segi pskologis.

Prediksi Keberhasilan Gagasan


Prediksi keberhasilan gagasan ini adalah seluruh instansi pelayanan kesehatan
di Indonesia menerapkan pelatihan maupun perawatan paliatif. Dengan membuka
ruangan paliatif pada setiap instansi pelayanan kesehatan. Selain itu pemerintah
mendukung program tersebut dan hal tersebut dapat terlaksana dengan baik, dan jika
sudah tercapai segala hal tersebut didukung dengan banyaknya pembukaan pendidikan
berbasis perawatan paliatif pada setiap institusi pendidikan khususnya kesehatan.

7
KESIMPULAN

Gagasan Yang Diajukan


Pelayanan kesehatan yang paripurna bukanlah yang dilakukan di rumah sakit
saja, namun meliputi perawatan pra-rumah sakit, selama di rumah sakit dan purna-
rumah sakit. Tujuannya mencakup aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yang
tujuan utamanya mempertahankan kemampuan individu untuk mandiri secara optimal
selama mungkin. Pada kasus yang oleh tim dokter dinyatakan sulit sembuh atau tidak
ada harapan lagi, bahkan mungkin hampir meninggal dunia (tinggal menghitung hari)
atau yang dikenal pasien stadium terminal (PST) tentunya membutuhkan layanan yang
spesial.
Perawatan paliatif merupakan sebuah perawatan kepada pasien dengan
penyakit terminal yang menekankan pada terapi suportif dimana terapi suportif tersebut
merupakan sebuah dukungan kepada pasien dalam bentuk perhatian, perawatan,
maupun berbagi cerita antara petugas perawatan paliatif dengan pasien penyakit
terminal. Pelaksana perawatan paliatif terdiri tenaga kesehatan, pekerja sosial,
rohaniawan, keluarga, relawan.
Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi Penatalaksanaan nyeri, Penatalaksanaan
keluhan fisik lain,Asuhan keperawatan,Dukungan psikologis,Dukungan
sosial,Dukungan kultural dan spiritual,Dukungan persiapan dan selama masa dukacita
(bereavement). Perawatan paliatif sangat didukung dengan tersedianya ruangan paliatif
disetiap instansi kesehatan diindonesia, ruangan paliatif dibutuhkan ketika pasien
sudah dalam keadaan terminal dan sudah tidak dapat tertolong lagi. Didalam ruangan
perawatan paliatif, tenaga kerja medis akan bekerja sama dengan
keluarga,rohaniawan,psikologi untuk merawat pasien terminal agar pasien bisa
menghadapi ajal dengan tenang dan ikhlas.

DAFTAR PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


: 812/Menkes/SK/VII/2007 TENTANG KEBIJAKAN PERAWATAN PALIATIF
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
http://blogs.fkep.unpad.ac.id/ppni-komisariat/2012/05/12/perawatan-paliatif-
adalah-hak-asasi-pasien/
http://en.wikipedia.org/wiki/Palliative_care
http://nendapurnama.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-
x-none.html
http://www.theguardian.com/global-development/2014/jan/28/palliative-care-
patients-developing-countries

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Penulis 1

Nama : Najmah
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 12 juni 1994
Karya yang pernah dihasilkan :
 Pengaruh pola hidup mahasiswa (2012)
 Obesitas dikalangan remaja (2012)
Penulis 2

Nama : Woro Handayani


Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 05 Juni 1993
Karya tulis yang pernah dihasilkan :
 Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Pemecahan Masalah Kesehatan Di Kalangan
Siswa Sma Al Chasanah (2012)
 Ratu Buah Tropis Sahabat Anak Gaul (2012)
 Es Krim Roti SumbuDengan Rasa Cokelat (2012)
 Sistem Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot
Subroto (2012)

Penulis 3

Nama : Sinta agustie


Tempat/tanggal lahir : Jakarta , 01 agustus 1993
Karya yang pernah dihasilkan :
 Pengaruh pola hidup mahasiswa (2012)
 Obesitas dikalangan remaja (2012)

Penulis 4

Nama : Siti Hajijah Hindom


Tempat/tanggal lahir : Fakfak, 31 oktober 1992
Karya yang pernah dihasilkan :-

10

Anda mungkin juga menyukai