Usulan Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Konsep DURATIF (Peduli Perawatan Paliatif) Dengan Sistem
Usulan Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Konsep DURATIF (Peduli Perawatan Paliatif) Dengan Sistem
BidangKegiatan :
PKM-GT
DiusulkanOleh:
Najmah (201133004)
Sinta Agustie (201133007)
Woro Handayani (201133019)
Siti Hajijah Hindom (201232048)
i
KATA PENGANTAR
Dengan terselesaikannya karya tulis yang berjudul “Pelaksanaan DURATIF
(Peduli Perawatan Paliatif) dengan Sistem Promotif, Kuratif, Preventif, dan
Rehablitatif sebagai Perwujudan Indonesia Bebas Nyeri pada Pasien Stadium Lanjut”,
kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya karya tulis ini baik langsung maupun tidak langsung yang tidak
mungkin kami tulis semua. Dan terimakasih pada beberapa pihak yang memberikan
bimbingan, dorongan serta motifasi kepada kami. Oleh karenanya kami mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Dr. Arief Kusuma, A.P., MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul yang
telah memberikan izin dan kesempatan kepada kami untuk berkarya.
2. Ari Pambudi ,S.Kom selaku Wakil Rektor III Universitas Esa Unggul yang
telah memberi izin dan support kepada kami untuk terus berkarya.
3. Prof. Ir. Jamasri. PH.d ,selaku Konsultan/Guru Besar UGM yang telah memberi
masukan kepada kami.
4. Yuliati ,S.Kep MM , selaku dosen pembimbing kami yang telah memberikan
bimbingan kepada kami.
5. Kedua orang tua kami yang telah memberikan segala jerih payahnya kepada
kami, sehingga kami bisa kuliah di Universitas Esa Unggul
Akhirnya, “tak ada gading yang tak retak”. Kami menyadari tulisan ini masih
butuh banyak sentuhan-sentuhan untuk dapat disempurnakan. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Jakarta, 25 Maret 2014
Hormat kami
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
HalamanPengesahan ................................................................................i
Kata Pengantar ...............................................................................ii
Daftar Isi ...............................................................................iii
Ringkasan ...............................................................................iv
Pendahuluan
LatarBelakang ……………………………………………………1
Tujuan Dan Manfaat Penulisan ................................................................................2
Gagasan ................................................................................2
Kondisi
TerkiniPerawatanPaliatifdi ................................................................................2
Indonesia
Solusi Yang Pernah Diterapkan ................................................................................3
Alternatif Penetapan Perawatan
Paliatif ................................................................................5
Pihak-Pihak Yang Membantu
Mengimplementasikan Gagasan
ini ...............................................................................5
iii
Ringkasan
Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain,
memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai
akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka (WHO 2005).
Kami berharap dalam usulan PKM-GT ini semakin banyak pihak yang
mendukung dan menerapkan perawatan paliatif sesuai surat keputusan menteri tersebut,
sehingga nantinya perawatan paliatif tersebut terlaksana dengan baik.
iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan perawatan paliatif didunia sudah cukup pesat sekitar 20 negara
maju didunia sudah menerapkan perawatan paliatif dengan optimal,tetapi di Negara
berkembang seperti Indonesia perawatan paliatif belum terlaksana secara optimal. Di
Indonesia perawatan paliatif baru dimulai pada tanggal 19 Februari 1992 di RS Dr.
Soetomo (Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker
Dharmais (Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito
(Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar).
Di RS Dr. Soetomo perawatan paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan
Paliatif dan Bebas Nyeri. Pelayanan yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap
(konsultatif), rawat rumah, day care, dan respite care.
Dari tahun 1992-2010 pelayanan perawatan paliatif baru ada di 6 ibu kota besar
yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, JawaTimur, Bali dan Sulawesi Selatan.
Perawatan paliatif kebanyakan terdapat di rumah sakit pemerintah seperti RS
Hasan Sadikin Bandung, RSCM, RSK Dharmais, RSU Dr Soetomo Surabaya, RS
Sanglah Bali, RS Dr Wahidin Sudirohusodo Makasardan RSUP Dr Sardjito
Yogyakarta.
Betapa pentingnya perawatan paliatif untuk pasien pasien yang telah memasuki
fase terminal dari penyakit yang diderita. Menteri kesehatan sampai perlu menerbitkan
sebuah Kepmenker No. 812/Menkes/SK/VII/2007 yang isinya agar setiap rumah sakit
menyediakan perawatan paliatif di masing masing rumah sakit untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat.
1
Tetapi pada kenyataannya, perawatan paliatif hanya diterapkan secara optimal
di RS. Dr. Soetomo di Surabaya, sedangkan di Rumah sakit lainnya belum efektif.
Padahal,perawatan paliatif sangat diperlukan untuk pasien dalam kondisi terminal.
Ketika seorang dokter sudah mengvonis bahwa umur pasien sudah tidak lama
lagi, penerapan perawatan pakiatif dibutuhkan dalam kondisi tersebut agar pasien bisa
meninggal dengan damai dan sejahtera.
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah :
1. Untuk mengetahui perlunya didirikan ruangan perawatan paliatif di seluruh
instansi kesehatan diindonesia
2. Untuk mengetahui manfaat yang dapat dirasakan klien stadium lanjut dengan
perawatan paliatif
3. Manfaat dari penulisan ini adalah memberikan pemahaman terhadapan
pemerintah dan masyarakat terhadap pentingnya perawatan paliatif yang
mampu mengatasi ketidaknyamanan klien stadium lanjut.
GAGASAN
2
Pada saat ini, penerapan konsep palliative care (perawatan paliatif) belum
banyak di Indonesia karena salah satu tantangannya adalah terkait bagaimana para
tenaga kesehatan memandang persoalan kematian pasien. Masih banyak rumah sakit
dan instansi kesehatan seperti PUSKESMAS yang belum memahami bahwa
seharusnya pasien diberikan perawatan paliatif, terutama untuk pasien dengan stadium
lanjut. Perawatan paliatif terhadap pasien yang berada pada kondisi stadium lanjut atau
biasa disebut kondisi ‘terminal’ seperti kanker, HIV/AIDS, dan stroke di Indonesia
belum optimal. Perawat yang memerankan posisi penting dalam perawatan paliatif
masih terkendala baik dari sisi pengetahuan maupun kebijakan. Akibatnya, perawatan
paliatif yang seharusnya melibatkan peran keluarga yang cukup besar belum bisa
berjalan dengan baik.
Perawatan paliatif sebenarnya telah diatur dalam keputusan menteri kesehatan
tahun 2007. Namun pada praktik di lapangan perawatan paliatif tersebut belum
menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan, terutama pada
stadium lanjut. Pada pasien-pasien dengan stadium lanjut yang dibutuhkan bukan
hanya penyembuhan tetapi perawatan optimal dan pada akhirnya jika pasien meninggal
pada kondisi dignity atau bermartabat.
Menimbang :
a. Bahwa kasus penyakit yang belum dapat disembuhkan semakin meningkat
jumlahnya baik pada pasien dewasa maupun anak;
b. Bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien
dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan selain dengan perawatan
kuratif dan rehabilitatif juga diperlukan perawatan paliatif bagi pasien dengan
stadium lanjut;
c. Bahwa sesuai dengan pertimbangan butir a dan b di atas, perlu adanya
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Kebijakan Perawatan Paliatif.
Dengan adanya Surat Keputusan Menteri Kesehatan pada tahun 2007 tersebut
ternyata tidak dapat terlaksana secara efisien dalam pelatihan maupun pelaksanaan
perawatan paliatif di Indonesia, sehingga pemerintah maupun dinas kesehatan berperan
penting untuk mendukung dan menerapkan perawatan paliatif tersebut.Kementrian
Kesehatan seharusnya menerapkan sistem Monitoring dan Evaluasi. Monitoring ialah
memonitor pelayanan perawatan paliatif secara berkala dan mewajibkan setiap instansi
kesehatan membuka ruangan khusus perawatan paliatif. Setelah di monitor,lakukan
evaluasi dini agar semua kekurangan dari sistem yang diterapkan bisa dimaksimalkan
secara efektif.
4
Alternatif Penetapan Perawatan Paliatif
Meningkatnya pasien yang menderita penyakit terminal setiap tahunnya
menandakan bahwa kurangnya pencegahan dan pengetahuan dini seputar penyakit-
penyakit terminal tersebut. Buktinya ada pada salah satu harian online Okezone.com
menyebutkan bahwa pada tahun 2019 penderita gagal ginjal dapat diprediksi mencapai
100 ribu jiwa. Meningkatnya populasi tersebut dikarenakan minimnya kesadaran
masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat. Imbasnya, penyakit gagal ginjal pun
mudah menjangkiti siapa pun. Hal tersebut memang benar adanya dengan kenyataan
saat ini, bahwa kebanyakan masyarakat memilih gaya hidup yang serba instan dan itu
sangat buruk untuk kesehatan. Peningkatan tersebut bahkan bukan hanya pada penyakit
gagal ginjal saja, namun pada beberapa penyakit terminal lainnya.
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas
hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan
penyakit yang dapatmengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui
identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah
lain, fisik, psikososial dan spiritual(sumber referensi WHO, 2002). Definisi tersebut
berbeda dengan konsep perawatan medis biasa yang hanya lebih menekankan pada
farmakologi atau obat-obatan, perbedaan antara perawatan paliatif dengan perawatan
medis ada pada dukungan moril yang bersifat memberi semangat atau dukungan
kepada pasien sehingga menimbulkan rasa nyaman menjalani kehidupan dan
memberikan ketenangan dalam menjelang ajal. Hal tersebut tidak dimiliki oleh
perawatan medis biasa, dan hal tesrsebut merupakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh
perawatan paliatif.
5
1. Kementrian Kesehatan (Kemenkes)
Peranan kemenkes sebagai suatu sistem pemerintah yang bertanggung
jawab dalam mengurusi masalah kesehatan yang ada diindonesia memiliki
peranan yang sangat vital dalam membuat,menetapkan,serta melaksanakan
berbagai macam regulasi yang bertujuan untuk memajukan perawatan paliatif
yang ada diindonesia. Mengingat tujuan dicetuskan gagasan untuk tersedianya
Monitoring dan Evaluasi yang disertakan dengan ruangan-ruangan perawatan
paliatif disetiap instansi keehatan,maka dibutuhkan dukungan dan kerjasama
kemenkes untuk mengimplementasikan gagasan ini.
2. Instansi Kesehatan ( Puskesmas,Rumah sakit,dll)
Instansi Kesehatan merupakan wadah yang menaungi perawatan
paliatif, instansi kesehatan harus segera menetapkan perawatan paliatif secara
maksimal. Instansi kesehatan seharusnya mampu menjalankan regulasi yang
telah ditetapkan oleh kemenkes. Berdasarkan hal tersebut adanya gagasan
ruangan perawatan paliatif disetiap instansi kesehatan dari puskesmas sampai
rumah sakit.
3. Tenaga Kerja Medis
Mengingat sasaran utama perawatan paliatif adalah Tenaga Kerja Medis
yang melakukan pengobatan dan perawatan khususnya untuk perawatan
paliatif, maka sangat diperlukan partisipasi aktif dari tenaga kerja medis yang
masih berada dalam naungan instansi kesehatan. Semakin banyakyang sadar
akan pentingnya perawatan paliatif pada kasus pasien stadium lanjut,maka
gagasan ini aan terlaksana secara maksimal.
7
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Nama : Najmah
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 12 juni 1994
Karya yang pernah dihasilkan :
Pengaruh pola hidup mahasiswa (2012)
Obesitas dikalangan remaja (2012)
Penulis 2
Penulis 3
Penulis 4
10