PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Manajemen Terpadu Balita Sakit termasuk salah satu standar pelayanan kesehatan
anak di pelayanan kesehatan primer. Pelayanan kesehatan anak yang sesuai standar
MTBS sejalan dengan Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan
Permenkes No. 25 tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak serta Standar
Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota.
Standar pelayanan balita sakit ini dinilai cost effective dan memberikan kontribusi
sangat besar untuk menurunkan angka kematian neonatus, bayi dan anak balita bila
dilaksanakan secara benar dan luas.
2. Tujuan Pembelajaran
5. Metoda pembelajaran
Curah pendapat
Ceramah tanya jawab
Membaca modul
Latihan studi kasus
Demonstrasi
Penayangan video
Bermain peran (role play)
Praktik lapangan
1. MELAKUKAN PENGKONDISIAN
Jika peserta belum mengenal saudara atau belum saling kenal satu sama lain, kenalkan
diri saudara sebagai salah seorang fasilitator dalam pelatihan ini. Mintalah peserta
memperkenalkan nama dan tanggung jawabnya di puskesmas masing-masing.
Kemudian jelaskan peran saudara sebagai fasilitator, yaitu :
o Membimbing selama proses pelatihan berlangsung.
o Menjawab pertanyaan atau mencarikan jawaban jika saudara tidak tahu.
o Memandu diskusi, latihan kasus, video dan permainan peran,
o Memberikan umpan-balik latihan-latihan studi kasus.
o Mendemonstrasikan cara pengisian formulir pencatatan.
o Mempersiapkan peserta untuk kegiatan klinis.
o Mengamati dan membantu peserta jika perlu selama praktek di puskesmas.
Ciptakan suasana nyaman dan hubungan baik antara saudara dan peserta, sehingga
dapat mendorong kesiapan mereka untuk menerima materi.
Lanjutkan dengan menyampaikan judul materi inti, deskripsi singkat, tujuan pembelajaran
umum dan khusus, serta ruang lingkup pokok bahasan yang akan dibahas. (BT slide 1-6)
Tunjukkan kepada peserta Buku Bagan MTBS. Mintalah semua peserta memegang dan
membuka buku bagannya masing-masing. Jelaskan bahwa buku ini merupakan panduan
dan harus digunakan ketika melayani balita di puskesmas. Sampaikan hal-hal berikut
sambil menunjukkan bagian-bagian yang dimaksud :
Terdapat 2 jenis bagan algoritma atau tatalaksana kasus yaitu untuk kelompok umur
2 bulan sampai 5 tahun (halaman 1-9) dan untuk kelompok umur kurang dari 2 bulan
(halaman 36-41).
Seorang anak yang berumur 2 bulan termasuk dalam kelompok umur 2 bulan sampai
5 tahun dan bukan pada kelompok umur kurang dari 2 bulan.
“sampai” umur 5 tahun berarti anak belum mencapai ulang tahunnya yang kelima.
Pada setiap bagan, terdapat 3 bagian utama, yaitu PENILAIAN (tanya, lihat, dengar,
raba) untuk memperoleh kumpulan gejala, KLASIFIKASI (bukan diagnosa) dan
TINDAKAN / PENGOBATAN.
Klasifikasi pada baris berwarna merah muda, berarti anak mempunyai klasifikasi
berat dan membutuhkan penanganan segera atau rujukan. Klasifikasi kuning berarti
anak membutuhkan pengobatan spesifik, seperti: antibiotik yang sesuai, obat oral anti
malaria, atau pengobatan lainnya. Sedangkan klasifikasi hijau, berarti anak tidak
memerlukan pengobatan spesifik, petugas kesehatan mengajari ibu cara merawat
anaknya di rumah.
Pada Balita Sakit Umur 2 bl – 5 th, pemeriksaan diawali dengan menanyakan kepada
ibu mengenai identitas anak dan masalah anak, serta menentukan kunjungan
pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut.
Kemudian memeriksa tanda bahaya umum.
Penilaian dilanjutkan dengan menanyakan 4 keluhan utama, yaitu: batuk atau sukar
bernapas, diare, demam, dan masalah telinga, yang dilakukan hanya jika keluhan
tersebut ada.
Semua balita sakit harus dinilai juga untuk status gizi dan anemia, status HIV, status
imunisasi, pemberian vitamin A dan masalah atau keluhan lain.
Mitalah peserta membuka formulir pencatatan atau tunjukkan 2 jenis formulir pencatatan
atau dengan menunjuk pada formulir dinding, sementara peserta tetap duduk. Beberapa
hal yang perlu disampaikan adalah :
Terdapat 2 jenis formulir pencatatan, untuk kelompok umur 2bl - 5th dan < 2bl.
Formulir pencatatan ini digunakan untuk menilai dan mencatat tanda-tanda yang
dijumpai ketika memeriksa anak pada saat praktek klinis.
Setiap formulir pencatatan memiliki 3 kolom, yaitu: Penilaian, Klasifikasi dan
Tindakan/Pengobatan sesuai dengan kolom-kolom yang ada pada Bagan MTBS.
Isilah formulir pencatatan ini dengan menggunakan pola pengisian dari atas ke
bawah dan kiri ke kanan agar tidak ada bagian yang terlewatkan.
Cara pengisiannya mudah, hanya dengan menulis informasi singkat, memberi tanda
ceklis (√) dan melingkari kata atau kalimat dari setiap tanda/gejala yang ditemukan.
Pada sesi berikutnya kita akan berlatih mengisi formulir secara baik dan benar dalam
beberapa studi kasus.
Beri kesempatan peserta bertanya, sebelum melanjutkan pokok bahasan berikutnya
POKOK BAHASAN 2
TATALAKSANA BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN
Bagan Dinding
1) Menjelaskan penilaian dan klasifikasi untuk Formulir Dinding
Demam, Masalah Telinga, St.Gizi, Anemia Modul MI.6
(PB 2.1. e,f,g,h)
2) Menayangkan video cara melakukan Video cara periksa
pemeriksaan anak dengan demam. demam
Form pencatatan
Erna dan Hari
3) Latihan Studi Kasus B Soal kasus Yunita
Form Pencatatan
Buku Bagan MTBS
c HIV, Imunisasi, Vitamin A dan Masalah lain
Bagan Dinding
1) Menjelaskan penilaian dan klasifikasi HIV
Formulir Dinding
Formulir Dinding
2) Menjelaskan tentang status imunisasi,
Modul MI.6 PB 2.1.
vitamin A dan masalah lain.
bagian j
Form pencatatan
3) Latihan Studi Kasus C Erna,Hari,Yunita
Buku Bagan MTBS
2 Tindakan atau Pengobatan Balita Sakit
Menjelaskan cara menentukan dan memberi
a Buku Bagan MTBS
tindakan atau pengobatan
Latihan menentukan tindakan/pengobatan Form pencatatan Hari
b
anak yang perlu dirujuk Buku Bagan MTBS
Formulir Dinding
Menjelaskan pemberian makan, kunjungan
c Bagan Dinding
ulang, dan nasihat kembali segera.
Buku Bagan MTBS
Form pencatatan
Latihan menentukan tindakan/pengobatan
d Erna dan Yunita
anak yang tidak perlu dirujuk
Buku Bagan MTBS
Panduan Role Play
Skenario tentang
kasus Desi
e Bermain Peran Tatalaksana Balita Sakit
Buku Bagan
Form Pencatatan
Boneka
Register Rawat Jalan
Balita Sakit
3 Pencatatan Balita Sakit Modul MI.6 PB 2.3
Form pencatatan
Erna,Hari,Yunita
2) Memandu peserta membaca modul tentang tanda/gejala TBU, Batuk dan Diare.
Tanyakan pendapat peserta apa yang dimaksud dengan kejang, wheezing, letargis,
dll. Setelah itu mintalah peserta membuka dan membaca buku modul MI.6 pada
Pokok Bahasan 2 bagian 1 huruf b, c, d tentang tanda/gejala yang terkait Tanda
Bahaya Umum, Batuk atau Sukar Bernapas dan Diare.
3) Menayangkan video cara melakukan pemeriksaan TBU, Batuk dan Diare.
Sampaikan kepada peserta bahwa saudara akan menunjukkan cara memeriksa tanda
bahaya umum, cara memeriksa anak dengan batuk atau sukar bernapas, dan cara
memeriksa anak Diare, melalui tayangan video.
Mintalah seluruh peserta memperhatikan dengan baik bagaimana teknik memeriksa
anak untuk TBU, batuk dan diare.
Jika seluruh peserta sudah siap melihat, tayangkan video dimaksud yang sudah
dipersiapkan oleh co-fasilitator sebelumnya.
Setelah selesai penayangan video ini, beri penekanan bahwa seorang anak yang
letargis, mungkin matanya terbuka tetapi tidak memperhatikan apa yang terjadi di
sekelilingnya. Beberapa anak dalam keadaan normal, bisa tidur sangat nyenyak dan
membutuhkan goyangan cukup kuat atau suara keras untuk membangunkannya.
Walaupun demikian, saat mereka terbangun, mereka benar-benar terjaga.
4) Latihan Studi Kasus A.
Bagikan kepada masing-masing peserta 1 set Kumpulan Soal Latihan Studi Kasus
MTBS dan 5 set Formulir Pencatatan Balita Sakit Umur 2 bl - 5 th.
Minta peserta untuk menyiapkan 2 set formulir pencatatan untuk mengerjakan Latihan
A kasus 1 : ERNA dan kasus 2 : HARI.
Beri mereka waktu. Sementara itu saudara harus memantau pekerjaan para peserta
dan memastikan mereka mengisi formulir dengan benar. Ingatkan untuk menggunakan
Buku Bagan MTBS dalam menentukan klasifikasi.
Setelah selesai minta seorang peserta membacakan hasilnya. Pujilah peserta yang
mengerjakan latihan dengan baik. Usahakan untuk menjawab pertanyaan mereka.
POKOK BAHASAN 3
TATALAKSANA BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN
POKOK BAHASAN 4
PELAYANAN TINDAK LANJUT BALITA SAKIT DAN BAYI MUDA
Form pencatatan
Yunita dan Nida
Form Pencatatan
2 Latihan Studi Kasus E
balita sakit dan bayi
muda (lembar baru)
Buku Bagan MTBS
1) Tanyakan pendapat peserta, apa yang dimaksud dengan pelayanan tindak lanjut dan
apa tujuannya. Rangkum pendapat mereka, kemudian jelaskan bahwa memberi
pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak
datang untuk kunjungan ulang atau kontrol. Tujuannya adalah untuk menilai apakah
anak membaik, tetap sama atau memburuk.
2) Minta peserta membuka buku bagan mereka. Jelaskan bahwa panduan bagi petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan ketika anak datang kembali ke puskesmas,
terdapat dalam Buku Bagan MTBS halaman 29 - 32 (untuk balita 2 bl-5 th), dan halaman
52 - 53 (untuk bayi muda) yang berjudul Pemberian Pelayanan Tindak Lanjut.
3) Ajak seluruh peserta untuk mendekat ke Formulir Dinding sambil membawa buku bagan
masing-masing. Saudara membawa formulir pencatatan kasus ERNA yang sudah diisi
lengkap sebelumnya untuk mengingat kembali kasus ketika anak datang ke puskesmas
pada kunjungan pertama.
Sampaikan beberapa hal penting di bawah ini sambil mendemonstrasikan cara
menuliskannya dalam formulir pencatatan yang dibesarkan.
Apabila balita umur 2 bl - 5 th dibawa kembali ke klinik untuk kunjungan ulang, tanya
ibu bagaimana kondisi anak sekarang dan apakah ada masalah atau keluhan baru.
Jika tidak ada keluhan baru, beri tindakan sesuai dengan panduan pemberian
pelayanan tindak lanjut. (demonstrasikan cara mencatat pelayanan tindak lanjut
dalam Formulir Dinding dengan menggunakan kasus Erna yang masih batuk tetapi
sudah mulai membaik).
Jika anak tersebut di atas datang kembali disertai keluhan baru, saudara harus
memeriksa ulang lengkap dan memberi tindakan terhadap klasifikasi terkait keluhan
barunya seperti pada kunjungan pertama. (demonstrasikan dengan menggunakan
kasus yang sama dengan di atas, hanya anggaplah Erna mempunyai keluhan baru
yaitu diare sejak 1 hari yang lalu).
Jika pada kunjungan pertama anak menderita demam (diklasifikasikan sebagai
Malaria, Demam Mungkin Bukan Malaria, Demam Bukan Malaria, Mungkin DBD,
atau Demam Mungkin Bukan DBD) dan saat kunjungan ulang anak masih tetap
demam, carilah penyebab lain dari demam dengan melakukan penilaian ulang
lengkap.
Menilai atau memeriksa ulang lengkap adalah melakukan pemeriksaan mulai dari
tanda bahaya umum sampai dengan masalah / keluhan lain seperti pada kunjungan
pertama.
Pada bayi muda umur < 2 bulan, setiap kali datang kembali untuk kunjungan ulang,
harus selalu diperiksa ulang lengkap..
Beberapa anak mungkin datang lagi setelah kunjungan ulang dengan masalah
kronis yang tidak dapat disembuhkan oleh pengobatan di puskesmas, misalnya,
diare persisten atau pneumonia yang berulang (kemungkinan menderita AIDS).
Maka anak-anak tersebut harus dirujuk ke rumah sakit.
4) Ajak kembali peserta duduk di tempatnya, kemudian tanyakan apakah masih ada yang
belum dipahami. Jawablah pertanyaan mereka sebelum memulai latihan studi kasus.
1) Minta peserta membuka kembali formulir pencatatan YUNITA dan NIDA yang sudah diisi
lengkap pada latihan sebelumnya.
2) Bagikan lembar baru formulir pencatatan balita sakit dan bayi muda kepada setiap
peserta, masing-masing 1 set.
3) Mintalah peserta mengerjakan Latihan E bagian a terlebih dahulu dalam formulir
pencatatan yang sesuai. Setelah peserta mengisi identitas anak dan keluhan utamanya,
tanyakan : “Rencana apa yang akan saudara lakukan untuk memeriksa Yunita ?”
Pastikan peserta menjawab: “mencari penyebab demam yang lain dengan melakukan
penilaian ulang lengkap”.
4) Minta peserta untuk melanjutkan pekerjaannya, termasuk soal bagian b. Beri mereka
waktu yang cukup, sementara itu saudara memantau dan memberi bimbingan bila perlu.
5) Setelah selesai, beri umpan balik untuk setiap kasus (bila perlu gunakan formulir
pencatatan yang dibesarkan).
6) Ajukan beberapa pertanyaan pemahaman tentang prinsip dalam memberikan pelayanan
tindak lanjut. Pujilah peserta yang menjawab dengan benar.
7) Sebagai penutup, INGATKAN kepada peserta bahwa untuk semua klasifikasi pada
balita sakit maupun bayi muda, apabila kondisi anak masih tetap pada kunjungan ulang
yang kedua kalinya, maka anak harus di RUJUK SEGERA.
POKOK BAHASAN 5
PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK
Langkah Pembelajaran :
1. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang :
a. berbagai jenis kecelakaan yang sering terjadi dan mengakibatkan cedera pada anak.
b. upaya apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
tersebut.
2. Fasilitator merangkum pendapat peserta dengan meminta mereka membuka Buku
Bagan MTBS halaman 35.
3. Setiap peserta diminta secara bergiliran membaca cara pencegahan untuk setiap jenis
kecelakaan. Fasilitator memberi penjelasan
4. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang
jelas dan fasilitator menjawabnya.
5. Fasilitator menyimpulkan bahwa :
Seorang anak belum memiliki kemampuan untuk mengontrol lingkungannya
secara mandiri, sehingga sering terjadi kecelakaan yang tidak dapat diduga.
Peran orang tua dan keluarga sangat penting dalam mengontrol lingkungan yang
aman sehingga anak akan terhindar dari cedera.
Tenaga kesehatan dapat memfasilitasi dengan memberikan konseling atau
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang cara mencegah cedera pada
anak.
TAMBAHAN :
Jika dimungkinkan waktunya, pada akhir pembelajaran dapat ditayangkan 2 buah video
sebagai review pembelajaran, yaitu :
a. Video Pelayanan MTBS di Puskesmas, yang menunjukkan bagaimana alur pelayanan
terhadap balita sakit dan bayi muda.
b. Video Penerapan MTBS di Puskesmas, yang menunjukkan bagaimana cara
mempersiapkan, menerapkan dan mengevaluasi MTBS.