Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN FASILITATOR

UNTUK MODUL MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT


( MTBS )

PENDAHULUAN

1. Deskripsi Singkat

Manajemen Terpadu Balita Sakit termasuk salah satu standar pelayanan kesehatan
anak di pelayanan kesehatan primer. Pelayanan kesehatan anak yang sesuai standar
MTBS sejalan dengan Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan
Permenkes No. 25 tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak serta Standar
Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota.

Standar pelayanan balita sakit ini dinilai cost effective dan memberikan kontribusi
sangat besar untuk menurunkan angka kematian neonatus, bayi dan anak balita bila
dilaksanakan secara benar dan luas.

Penerapan MTBS dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap balita sakit,


memperkuat penerapan sistem pelayanan kesehatan anak agar penanganan balita
sakit lebih efektif, meningkatkan peran keluarga dan masyarakat, serta akan melindungi
perawat dan bidan bilamana menjumpai permasalahan setelah memberikan pelayanan.

2. Tujuan Pembelajaran

2.1.Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi ini, peserta latih mampu melaksanakan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS)

2.2.Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini, peserta latih mampu :
1. Menjelaskan konsep dasar Manajemen Terpadu Balita Sakit.
2. Melaksanakan tatalaksana balita sakit umur 2 bln - 5 thn.
3. Melaksanakan tatalaksana bayi muda umur kurang dari 2 bulan.
4. Menjelaskan pelayanan tindak lanjut pada balita sakit dan bayi muda sakit.
5. Menjelaskan pencegahan cedera pada anak.

3. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


Dalam panduan ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sbb :
1. Konsep Dasar MTBS
a. Penjelasan Umum MTBS
b. Penggunaan Bagan dan Formulir Pencatatan MTBS
2. Tatalaksana Balita Sakit Umur 2 Bulan - 5 Tahun
a. Penilaian dan Klasifikasi Balita Sakit.
b. Tindakan atau Pengobatan Balita Sakit.
c. Pencatatan Balita Sakit.
3. Tatalaksana Bayi Muda Umur Kurang Dari 2 Bulan
a. Penilaian dan Klasifikasi Bayi Muda.
b. Tindakan atau Pengobatan Bayi Muda.
c. Pencatatan Bayi Muda.
4. Pelayanan Tindak Lanjut Balita Sakit dan Bayi Muda.
5. Pencegahan Cedera Pada Anak.

4. Media dan Alat Bantu Pembelajaran


 Bahan Tayang
 Laptop / LCD
 Bagan Dinding
 Formulir Pencatatan yang dibesarkan (Formulir Dinding)
 Buku Bagan MTBS
 Buku Modul untuk Peserta ( MI.6 )
 Formulir Pencatatan Balita Sakit Umur 2 Bulan – 5 Tahun
 Formulir Pencatatan Bayi Muda Umur Kurang dari 2 Bulan
 Register Rawat Jalan Balita Sakit Umur 2 Bulan – 5 Tahun
 Register Rawat Jalan Bayi Muda Umur Kurang dari 2 Bulan
 Penggaris segitiga
 Video Cara Memeriksa Balita Sakit dan Bayi Muda
 Video Pelayanan dan Penerapan MTBS di Puskesmas
 Boneka
 Buku KIA
 Panduan role play
 Panduan praktik lapangan
 Bahan belajar mandiri, seperti:
a. Software ICATT
b. Pedoman Nasional Manajemen Program HIV dan AIDS, Kementerian
Kesehatan RI, 2010
c. Algoritma Skoring TB pada Anak, Kementerian Kesehatan RI.
d. Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Pedoman Teknis
Pelayanan Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI 2013

5. Metoda pembelajaran
 Curah pendapat
 Ceramah tanya jawab
 Membaca modul
 Latihan studi kasus
 Demonstrasi
 Penayangan video
 Bermain peran (role play)
 Praktik lapangan

6. Langkah - langkah pembelajaran


Jumlah jam yang digunakan sebanyak 26 jam pelajaran (T=4, P=14, PL=8) @ 45 menit
Untuk memudahkan dalam proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran sebagai berikut :
A. Langkah 1
Pengkondisian dan penyampaian PB.1 tentang Konsep Dasar MTBS.
B. Langkah 2
Penyampaian PB.2 tentang Tatalaksana Balita Sakit Umur 2 Bl – 5 Th.
C. Langkah 3
Penyampaian PB.3 tentang Tatalaksana Bayi Muda Umur < 2 Bulan.
D. Langkah 4
Penyampaian PB.4 tentang Pelayanan Tindak Lanjut Balita Sakit dan Bayi Muda.
E. Langkah 5
Penyampaian PB.5 tentang Pencegahan Cedera Pada Anak.
F. Langkah 6
Prakrik Lapangan di Puskesmas.
POKOK BAHASAN 1
KONSEP DASAR MTBS

NO PROSEDUR MEDIA / ALAT BANTU WAKTU


Melakukan pengkondisian dan Bahan Tayang MTBS
1 10 menit
penyampaian judul materi inti. (slide 1-6)
Bahan Tayang MTBS
2 Menyampaikan penjelasan umum MTBS. 10 menit
(slide 7-14)
Memjelaskan penggunaan Bagan dan  Buku Bagan
3 25 menit
Formulir Pencatatan MTBS  Form Pencatatan

1. MELAKUKAN PENGKONDISIAN

Jika peserta belum mengenal saudara atau belum saling kenal satu sama lain, kenalkan
diri saudara sebagai salah seorang fasilitator dalam pelatihan ini. Mintalah peserta
memperkenalkan nama dan tanggung jawabnya di puskesmas masing-masing.
Kemudian jelaskan peran saudara sebagai fasilitator, yaitu :
o Membimbing selama proses pelatihan berlangsung.
o Menjawab pertanyaan atau mencarikan jawaban jika saudara tidak tahu.
o Memandu diskusi, latihan kasus, video dan permainan peran,
o Memberikan umpan-balik latihan-latihan studi kasus.
o Mendemonstrasikan cara pengisian formulir pencatatan.
o Mempersiapkan peserta untuk kegiatan klinis.
o Mengamati dan membantu peserta jika perlu selama praktek di puskesmas.
Ciptakan suasana nyaman dan hubungan baik antara saudara dan peserta, sehingga
dapat mendorong kesiapan mereka untuk menerima materi.
Lanjutkan dengan menyampaikan judul materi inti, deskripsi singkat, tujuan pembelajaran
umum dan khusus, serta ruang lingkup pokok bahasan yang akan dibahas. (BT slide 1-6)

2. MENYAMPAIKAN PENJELASAN UMUM MTBS

Awali dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta untuk mengukur


pemahaman mereka tentang latar belakang perlunya MTBS, tujuan dan sasaran MTBS.
Rangkum pendapat peserta, kemudian sampaikan paparan materi “Penjelasan Umum
MTBS” (BT slide 7-14)

3. MENJELASKAN PENGGUNAAN BAGAN DAN FORMULIR PENCATATAN MTBS

Tunjukkan kepada peserta Buku Bagan MTBS. Mintalah semua peserta memegang dan
membuka buku bagannya masing-masing. Jelaskan bahwa buku ini merupakan panduan
dan harus digunakan ketika melayani balita di puskesmas. Sampaikan hal-hal berikut
sambil menunjukkan bagian-bagian yang dimaksud :
 Terdapat 2 jenis bagan algoritma atau tatalaksana kasus yaitu untuk kelompok umur
2 bulan sampai 5 tahun (halaman 1-9) dan untuk kelompok umur kurang dari 2 bulan
(halaman 36-41).
 Seorang anak yang berumur 2 bulan termasuk dalam kelompok umur 2 bulan sampai
5 tahun dan bukan pada kelompok umur kurang dari 2 bulan.
“sampai” umur 5 tahun berarti anak belum mencapai ulang tahunnya yang kelima.
 Pada setiap bagan, terdapat 3 bagian utama, yaitu PENILAIAN (tanya, lihat, dengar,
raba) untuk memperoleh kumpulan gejala, KLASIFIKASI (bukan diagnosa) dan
TINDAKAN / PENGOBATAN.
 Klasifikasi pada baris berwarna merah muda, berarti anak mempunyai klasifikasi
berat dan membutuhkan penanganan segera atau rujukan. Klasifikasi kuning berarti
anak membutuhkan pengobatan spesifik, seperti: antibiotik yang sesuai, obat oral anti
malaria, atau pengobatan lainnya. Sedangkan klasifikasi hijau, berarti anak tidak
memerlukan pengobatan spesifik, petugas kesehatan mengajari ibu cara merawat
anaknya di rumah.
 Pada Balita Sakit Umur 2 bl – 5 th, pemeriksaan diawali dengan menanyakan kepada
ibu mengenai identitas anak dan masalah anak, serta menentukan kunjungan
pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut.
 Kemudian memeriksa tanda bahaya umum.
 Penilaian dilanjutkan dengan menanyakan 4 keluhan utama, yaitu: batuk atau sukar
bernapas, diare, demam, dan masalah telinga, yang dilakukan hanya jika keluhan
tersebut ada.
 Semua balita sakit harus dinilai juga untuk status gizi dan anemia, status HIV, status
imunisasi, pemberian vitamin A dan masalah atau keluhan lain.

Mitalah peserta membuka formulir pencatatan atau tunjukkan 2 jenis formulir pencatatan
atau dengan menunjuk pada formulir dinding, sementara peserta tetap duduk. Beberapa
hal yang perlu disampaikan adalah :
 Terdapat 2 jenis formulir pencatatan, untuk kelompok umur 2bl - 5th dan < 2bl.
 Formulir pencatatan ini digunakan untuk menilai dan mencatat tanda-tanda yang
dijumpai ketika memeriksa anak pada saat praktek klinis.
 Setiap formulir pencatatan memiliki 3 kolom, yaitu: Penilaian, Klasifikasi dan
Tindakan/Pengobatan sesuai dengan kolom-kolom yang ada pada Bagan MTBS.
 Isilah formulir pencatatan ini dengan menggunakan pola pengisian dari atas ke
bawah dan kiri ke kanan agar tidak ada bagian yang terlewatkan.
 Cara pengisiannya mudah, hanya dengan menulis informasi singkat, memberi tanda
ceklis (√) dan melingkari kata atau kalimat dari setiap tanda/gejala yang ditemukan.
 Pada sesi berikutnya kita akan berlatih mengisi formulir secara baik dan benar dalam
beberapa studi kasus.
Beri kesempatan peserta bertanya, sebelum melanjutkan pokok bahasan berikutnya

POKOK BAHASAN 2
TATALAKSANA BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN

NO PROSEDUR MEDIA / ALAT BANTU WAKTU

1 Penilaian dan Klasifikasi Balita Sakit


Tanda Bahaya Umum (TBU), Batuk atau
a
Sukar Bernapas dan Diare.
1) Menjelaskan penilaian dan klasifikasi  Bagan Dinding
TBU, Batuk atau Sukar Bernapas, Diare.  Formulir Dinding
2) Memandu peserta membaca modul tentang Modul MI.6
tanda atau gejala TBU, Batuk dan Diare. (PB 2.1. b,c dan d)
3) Menayangkan video cara melakukan Video cara periksa
pemeriksaan TBU, Batuk dan Diare. TBU, batuk, diare
 Soal kasus Erna,Hari
4) Latihan Studi Kasus A  Form Pencatatan
 Buku Bagan MTBS
b Demam, Masalah Telinga, St.Gizi dan Anemia

 Bagan Dinding
1) Menjelaskan penilaian dan klasifikasi untuk  Formulir Dinding
Demam, Masalah Telinga, St.Gizi, Anemia  Modul MI.6
(PB 2.1. e,f,g,h)
2) Menayangkan video cara melakukan Video cara periksa
pemeriksaan anak dengan demam. demam
 Form pencatatan
Erna dan Hari
3) Latihan Studi Kasus B  Soal kasus Yunita
 Form Pencatatan
 Buku Bagan MTBS
c HIV, Imunisasi, Vitamin A dan Masalah lain
 Bagan Dinding
1) Menjelaskan penilaian dan klasifikasi HIV
 Formulir Dinding
 Formulir Dinding
2) Menjelaskan tentang status imunisasi,
 Modul MI.6 PB 2.1.
vitamin A dan masalah lain.
bagian j
 Form pencatatan
3) Latihan Studi Kasus C Erna,Hari,Yunita
 Buku Bagan MTBS
2 Tindakan atau Pengobatan Balita Sakit
Menjelaskan cara menentukan dan memberi
a Buku Bagan MTBS
tindakan atau pengobatan
Latihan menentukan tindakan/pengobatan  Form pencatatan Hari
b
anak yang perlu dirujuk  Buku Bagan MTBS
 Formulir Dinding
Menjelaskan pemberian makan, kunjungan
c  Bagan Dinding
ulang, dan nasihat kembali segera.
 Buku Bagan MTBS
 Form pencatatan
Latihan menentukan tindakan/pengobatan
d Erna dan Yunita
anak yang tidak perlu dirujuk
 Buku Bagan MTBS
 Panduan Role Play
 Skenario tentang
kasus Desi
e Bermain Peran Tatalaksana Balita Sakit
 Buku Bagan
 Form Pencatatan
 Boneka
 Register Rawat Jalan
Balita Sakit
3 Pencatatan Balita Sakit  Modul MI.6 PB 2.3
 Form pencatatan
Erna,Hari,Yunita

1. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BALITA SAKIT


a. Tanda Bahaya Umum, Batuk atau Sukar Bernapas dan Diare
1) Menjelaskan penilaian dan klasifikasi TBU, Batuk atau Sukar Bernapas dan Diare.
Mintalah seluruh peserta mendekat ke bagan dinding. Untuk setiap kali menjelaskan
“penilaian” bacalah poin-poin yang tertulis dalam kolom PENILAIAN, kemudian
lanjutkan dengan menentukan “klasifikasi”.
Cara menentukan klasifikasi dimulai dengan membaca kalimat demi kalimat dalam
kolom GEJALA secara berurutan mulai dari atas sampai ke bawah, lalu tentukan
KLASIFIKASI sebagaimana gejala yang ditemukan pada baris yang sesuai warnanya
dan tulislah klasifikasi tersebut pada kolom klasifikasi yang sesuai di formulir
pencatatan.
Hal-hal penting yang perlu disampaikan kepada peserta adalah :
Memeriksa Tanda Bahaya Umum
 Jika ditemukan 1 tanda saja dalam kolom gejala, maka anak diklasifikasikan
sebagai PENYAKIT SANGAT BERAT dan harus dirujuk SEGERA. Selesaikan dulu
penilaian dan klasifikasi lainnya secara cepat sebelum merujuk anak.
 Jika tidak ditemukan gejala apapun, maka tuliskanlah tanda strip (-) dalam kolom
klasifikasi di formulir pencatatan. Hal ini penting untuk menyatakan bahwa
penilaian sudah dilakukan tetapi tidak ada tanda bahaya umum.
Memeriksa Batuk atau Sukar Bernapas
 Ketika menghitung napas, memeriksa tarikan dinding dada ke dalam, dan
mendengar wheezing maupun stridor, anak harus dalam keadaan tenang, tidak
sedang menangis atau menyusu.
 Jika ditemukan gejala pada baris merah muda dan kuning, misalnya ada tarikan
dinding dada kedalam disertai napas cepat, maka tentukanlah klasifikasi yang
lebih berat, dalam hal ini PNEUMONIA BERAT.
Memeriksa Diare
 Untuk menilai diare, anak harus diberi minum, tidak cukup dengan bertanya saja.
 Anak diare harus diklasifikasikan untuk dehidrasinya. Disamping itu, dapat
mempunyai klasifikasi tambahan jika diare berlangsung 14 hari atau lebih, dan jika
ada darah dalam tinjanya. Jadi anak dengan diare dimungkinkan memiliki 1 atau 2
atau 3 klasifikasi, sesuai dengan gejala yang dimiliki anak.
 Berbeda dengan Batuk atau Sukar Bernapas, untuk menentukan klasifikasi merah
muda (Diare Dehidrasi Berat) maupun klasifikasi kuning (Diare Dehidrasi
Ringan/Sedang) dibutuhkan 2 atau lebih tanda/gejala.
Tanyakan kepada peserta apakah masih ada yang ingin didiskusikan. Jika tidak, minta
peserta kembali duduk di tempatnya.

2) Memandu peserta membaca modul tentang tanda/gejala TBU, Batuk dan Diare.

Tanyakan pendapat peserta apa yang dimaksud dengan kejang, wheezing, letargis,
dll. Setelah itu mintalah peserta membuka dan membaca buku modul MI.6 pada
Pokok Bahasan 2 bagian 1 huruf b, c, d tentang tanda/gejala yang terkait Tanda
Bahaya Umum, Batuk atau Sukar Bernapas dan Diare.
3) Menayangkan video cara melakukan pemeriksaan TBU, Batuk dan Diare.
Sampaikan kepada peserta bahwa saudara akan menunjukkan cara memeriksa tanda
bahaya umum, cara memeriksa anak dengan batuk atau sukar bernapas, dan cara
memeriksa anak Diare, melalui tayangan video.
Mintalah seluruh peserta memperhatikan dengan baik bagaimana teknik memeriksa
anak untuk TBU, batuk dan diare.
Jika seluruh peserta sudah siap melihat, tayangkan video dimaksud yang sudah
dipersiapkan oleh co-fasilitator sebelumnya.
Setelah selesai penayangan video ini, beri penekanan bahwa seorang anak yang
letargis, mungkin matanya terbuka tetapi tidak memperhatikan apa yang terjadi di
sekelilingnya. Beberapa anak dalam keadaan normal, bisa tidur sangat nyenyak dan
membutuhkan goyangan cukup kuat atau suara keras untuk membangunkannya.
Walaupun demikian, saat mereka terbangun, mereka benar-benar terjaga.
4) Latihan Studi Kasus A.
Bagikan kepada masing-masing peserta 1 set Kumpulan Soal Latihan Studi Kasus
MTBS dan 5 set Formulir Pencatatan Balita Sakit Umur 2 bl - 5 th.
Minta peserta untuk menyiapkan 2 set formulir pencatatan untuk mengerjakan Latihan
A kasus 1 : ERNA dan kasus 2 : HARI.
Beri mereka waktu. Sementara itu saudara harus memantau pekerjaan para peserta
dan memastikan mereka mengisi formulir dengan benar. Ingatkan untuk menggunakan
Buku Bagan MTBS dalam menentukan klasifikasi.
Setelah selesai minta seorang peserta membacakan hasilnya. Pujilah peserta yang
mengerjakan latihan dengan baik. Usahakan untuk menjawab pertanyaan mereka.

b. Demam, Masalah Telinga, Status Gizi dan Anemia.


1) Menjelaskan penilaian dan klasifikasi untuk Demam, Masalah Telinga, St.Gizi,
Anemia.
Mintalah peserta mendekat kembali ke Bagan Dinding. Jelaskan secara berurutan
tentang penilaian dan klasifikasi untuk anak demam, masalah telinga, gizi dan
anemia sebagaimana tata cara menjelaskan penilaian dan klasifikasi sebelumnya.
Hal-hal penting yang perlu disampaikan kepada peserta adalah :
Memeriksa Demam
 Anak harus dinilai untuk demam jika ia demam menurut anamnesis ATAU teraba
oleh pemeriksa ATAU suhu ≥ 37,5 oC
 Penilaian untuk mengklasifikasikan Campak dilakukan hanya jika anak menderita
campak sekarang atau dalam 3 bulan terakhir.
 Penilaian untuk mengklasifikasikan DBD dilakukan hanya jika anak demam 2
hari sampai dengan 7 hari.
Memeriksa Masalah Telinga
 Adanya masalah telinga belum berarti ada infeksi telinga.
 Jika ada infeksi telinga, perlu digolongkan akut atau kronis, yaitu dengan ada
tidaknya nyeri telinga atau sudah berapa lama cairan/nanah keluar dari telinga.
Memeriksa Status Gizi
 Status gizi anak tidak cukup ditentukan hanya dengan melihat grafik berat badan
dibandingkan dengan panjang atau tinggi badannya, melainkan perlu
diperhatikan secara klinis apakah anak tampak sangat kurus atau tidak.
 Sangat kurus dapat ditentukan dengan melihat anak dari 3 posisi, yaitu dari
depan, samping dan belakang. (keterangan rinci ada dalam modul)
Memeriksa Anemia
 Kemungkinan adanya anemia ditentukan dengan memeriksa telapak tangan
anak.
 Deteksi kepucatan pada telapak tangan anak merupakan indikator yang lebih
baik dan lebih mudah dilakukan dibanding dengan deteksi melalui konjungtiva.
Tanyakan kepada peserta apakah masih ada yang ingin didiskusikan. Bila perlu,
minta peserta membaca modul MI.6 pada Pokok Bahasan 2 bagian 1.e, f, g dan h
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penjelasannya ada pada modul.
2) Menayangkan video cara melakukan pemeriksaan anak dengan demam.
Mintalah seluruh peserta memperhatikan kembali tayangan video yang menunjukkan
teknik memeriksa anak demam.
Jika seluruh peserta sudah siap melihat, tayangkan video dimaksud.
Setelah selesai tanyakan apakah peserta ada masalah dalam menentukan adanya
tanda-tanda atau gejala pada anak, kemudian lanjutkan dengan latihan kasus.
3) Latihan Studi Kasus B.
Latihan ini terdiri dari 3 kasus. Diawali dengan 2 kasus yang merupakan lanjutan dari
Latihan A. Untuk itu, mintalah peserta membuka kembali formulir pencatatan ERNA
dan HARI yang sudah diisi untuk kemudian mengerjakan soal Latihan B kasus 1 dan
2 dalam formulir-formulir tersebut sesuai dengan namanya.
Berikan bimbingan bila perlu. Setelah selesai, diskusikan hasil pekerjaan peserta.
Lanjutkan dengan meminta peserta mengerjakan kasus 3 : YUNITA dalam lembar
formulir pencatatan yang baru.
Pantau pekerjaan setiap peserta. Pastikan mereka mengerjakan latihan kasus
dengan benar, kemudian minta salah seorang peserta membacakan hasil
pekerjaannya, diskusikan dan beri umpan balik.

c. HIV, Status Imunisasi, Vitamin A, dan Masalah lain.


1) Menjelaskan Penilaian dan Klasifikasi HIV
Minta seluruh peserta untuk mendekat ke Bagan Dinding. Jelaskan secara berurutan
tentang penilaian dan klasifikasi HIV sebagaimana tata cara menjelaskan penilaian
dan klasifikasi.
Tanyakan kepada peserta apakah masih ada yang ingin didiskusikan. Jika tidak,
lanjutkan dengan mengajak peserta mendekat ke Formulir Dinding.
2) Menjelaskan tentang status imunisasi, vitamin A dan masalah lain.
Dengan menggunakan Formulir Dinding, jelaskan tentang memeriksa status
imunisasi dan pemberian vitamin A, serta menilai masalah atau keluhan lain.
Hal-hal penting yang perlu disampaikan kepada peserta adalah :
 Cara menulis status imunisasi dalam formulir pencatatan. Imunisasi yang sudah
diberikan diberi tanda lingkaran, imunisasi yang dibutuhkan hari ini diberi tanda
ceklis (v), sedangkan imunisasi yang diberikan hari ini ditulis di kolom tindakan.
 Tata cara pemberian imunisasi dipelajari dalam Materi Inti Imunisasi.
Minta peserta duduk kembali dan tunjuk salah seorang peserta untuk membaca
Kontra Indikasi Imunisasi yang tertulis dalam MI.6 Pokok Bahasan 2 bagian 1 j .
3) Latihan Studi Kasus C
Latihan ini merupakan lanjutan dari Latihan A dan B. Untuk itu, mintalah peserta
membuka kembali formulir pencatatan ERNA, HARI dan YUNITA yang sudah diisi
untuk kemudian mengerjakan soal Latihan C kasus 1, 2 dan 3 dalam formulir-
formulir tersebut sesuai dengan namanya.
Pantau pekerjaan setiap peserta. Pastikan mereka mengerjakan latihan kasus
dengan benar, kemudian minta salah seorang peserta membacakan hasil
pekerjaannya, diskusikan dan beri umpan balik.
Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami. Setelah itu lanjutkan dengan sub pokok bahasan berikutnya.

2. TINDAKAN ATAU PENGOBATAN BALITA SAKIT


a. Menjelaskan Cara Menentukan dan Memberi Tindakan / Pengobatan

1) Mintalah peserta membuka Buku Bagan masing-masing dan memperhatikan bagan


algoritma untuk tatalaksana balita sakit.
2) Tanyakan kepada salah satu peserta, apa tindakan/pengobatan untuk anak yang
diklasifikasikan sebagai PNEUMONIA? Mintalah dia membacakan jawabannya dari
Buku Bagan dengan suara keras. Ulangi hal yang sama untuk klasifikasi
MASTOIDITIS.
3) Sampaikan kepada peserta hal-hal penting berikut :
 Tindakan atau pengobatan diberikan kepada anak sesuai dengan klasifikasinya.
 Klasifikasi merah muda pada umumnya memerlukan rujukan segera.
 Jika anak harus dirujuk segera, rujuk terlebih dahulu ke dokter setempat (jika
ada). Dokter akan menentukan apakah anak dapat ditangani di klinik atau
memang harus dirujuk.
 Tentukan tindakan pra rujukan yang perlu diberikan sebelum merujuk anak ke
tempat lain. Jangan melakukan tindakan yang akan menghambat rujukan.
 Jadi jika anak akan dirujuk segera, dalam formulir pencatatan hanya ditulis
tindakan pra rujukan. Tindakan pra rujukan tercetak tebal dalam kolom tindakan di
Buku Bagan.
 Apabila ternyata rujukan benar-benar tidak bisa dilakukan, dokter dapat
melakukan tindakan berdasarkan kemampuan dan sarana yang ada.
 Jika anak tidak memerlukan rujukan tetapi membutuhkan pengobatan, berilah
obat secara rasional sesuai dengan Buku Bagan MTBS.
 Pemberian obat dikemas sebagaimana ketentuan disertai penjelasan aturan
pemakaiannya.
 Pastikan bahwa ibu balita paham tentang cara dan dosis pemberian obat.
4) Minta peserta untuk kembali membuka Buku Bagan. Jelaskan secara singkat mulai
dari halaman 11 tentang pengobatan sampai dengan halaman 26 tentang konseling
pemberian cairan. Jawablah setiap pertanyaan peserta.
Hal-hal penting yang perlu disampaikan kepada peserta adalah :
 Ikuti petunjuk pemberian obat sebagaimana tercantum dalam setiap tabel dosis
obat.
 Ajari ibu untuk memberikan obat oral maupun obat lokal secara baik di rumah.
 Nasihati ibu untuk meningkatkan pemberian cairan selama anak sakit.

b. Latihan menentukan tindakan/pengobatan anak yang perlu dirujuk


1) Minta peserta untuk membuka kembali formulir pencatatan HARI yang sudah diisi
dalam latihan studi kasus sebelumnya dan melengkapi dengan mengisi kolom
tindakan / pengobatan. Pastikan peserta menulis hanya tindakan pra rujukan.
2) Beri umpan balik dan diskusikan.

c. Menjelaskan Pemberian Makan, Kunjungan Ulang dan Nasihat Kembali Segera


1) Minta peserta untuk mendekat ke Formulir Dinding sambil membawa buku bagannya.
2) Sampaikan bahwa penilaian pemberian makan anak dilakukan hanya jika anak tidak
akan dirujuk segera dan terdapat salah satu dari: umur kurang dari 2 tahun. gizi
kurang, anemia.
3) Demonstrasikan mengisi kotak Penilaian Pemberian Makan dengan melibatkan
peserta. Minta peserta membuka buku bagan halaman 24 tentang “anjuran makan
untuk anak sehat maupun sakit” dan menentukan masalah pemberian makan yang
ditemukan untuk kemudian saudara tulis pada kolom klasifikasi serta nasihatnya pada
kolom tindakan.
4) Sampaikan bahwa menasihati ibu tentang masalah pemberian makan dapat dilihat
dalam buku bagan halaman 25. Jangan lupa untuk memberitahu peserta, jika ada
masalah pemberian makan, anak harus diminta kunjungan ulang setelah 7 hari.
5) Bacakan tentang “Kunjungan Ulang” (dari buku modul MI.6 PB 2.2. bagian e) kalimat
demi kalimat sambil menunjuk bagian-bagian yang dimaksud pada Formulir Dinding.
6) Jelaskan tentang “Nasihat Kembali Segera” dengan menggunakan Bagan dan
Formulir Dinding serta Buku Bagan MTBS halaman 27 tentang Kapan Harus Kembali
Segera.
7) Beri kesempatan peserta bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami dan
jawablah. Jika tidak ada lagi pertanyaan, ajak peserta duduk kembali.
Hal penting yang perlu disampaikan kepada peserta adalah :
 Ketika berkomunikasi dengan ibu balita, khususnya saat memberi nasihat
pemberian makan, kunjungan ulang dan kapan kembali segera, lakukan
keterampilan komunikasi yang baik, meliputi Tanya, Puji, Nasihati dan Cek
pemahaman.
 Mengecek pemahaman ibu dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
terbuka, yaitu pertanyaan yang disampaikan sedemikian rupa sehingga
jawabannya tidak hanya ‘ya’ atau ‘tidak’.
Contoh pertanyaan terbuka :
- Kapan ibu memberi obat pada anak ibu?
- Berapa banyak obat yang akan ibu berikan setiap kali pemberian?
Contoh pertanyaan tertutup :
- Tahukah ibu cara memberi obat pada anak ibu?

d. Latihan menentukan tindakan/pengobatan anak yang tidak perlu dirujuk


1) Minta peserta untuk membuka kembali formulir pencatatan ERNA dan YUNITA yang
sudah diisi dalam latihan studi kasus sebelumnya dan melengkapi dengan mengisi
kolom tindakan / pengobatan.
2) Tanyakan kepada peserta: “Apakah perlu dilakukan penilaian pemberian makan
terhadap Erna, Hari dan Yunita? Mengapa demikian?”
Jawaban:
a. Untuk Erna PERLU. Walaupun Erna gizi baik dan tidak anemia, tapi usianya
kurang dari 2 tahun dan tidak akan dirujuk segera,
b. Untuk Hari TIDAK PERLU, karena akan dirujuk segera.
c. Untuk Yunita TIDAK PERLU. Walaupun anak tidak akan dirujuk segera,
namun umur anak sudah 2 tahun lebih, gizi baik dan tidak anemia.
3) Minta peserta mengisi formulir pencatatan Erna dengan hasil penilaian pemberian
makan sebagai berikut:
Erna masih menyusu sesuai keinginannya 2 kali sehari, pagi dan malam. Ia juga
diberi makanan keluarga 3 kali sehari, makanan selingan 1-2 kali dan minum air
putih dengan menggunakan cangkir. Selama sakit ini tidak ada perubahan
pemberian makan pada Erna.
4) Beri umpan balik dan diskusikan.

e. Bermain Peran Tatalaksana Balita sakit


Gunakan Panduan Role Play yang tersedia dalam lampiran untuk memandu permainan
peran ini.

3. PENCATATAN BALITA SAKIT


1) Ajak peserta untuk membuka Register Rawat Jalan Balita Sakit umur 2 bl – 5 th
2) Jelaskan bahwa cara mengisi setiap kolom harus sesuai dengan petunjuk pengisian.
3) Untuk melakukan konversi klasifikasi ke dalam kode diagnosis berdasarkan ICD10
dapat digunakan panduan yang ada dalam buku modul MI.6 pokok bahasan 2.3
tentang Pencatatan Balita Sakit.
4) Minta peserta untuk membuka kembali Formulir Pencatatan ERNA, HARI dan
YUNITA yang sudah diisi ketika latihan studi kasus sebelumnya dan menuliskan
hasil pencatatan yang ada dalam formulir ke dalam register rawat jalan.
5) Amati ketika peserta mengisi register.
6) Setelah selesai, minta salah seorang peserta membacakan, dan beri umpan balik.
Pastikan seluruh peserta sudah memiliki persepsi yang sama untuk mengisi setiap
kolom yang ada dalam register.
7) Ingatkan peserta, bahwa Buku KIA merupakan salah satu alat pencatatan kesehatan
anak.

POKOK BAHASAN 3
TATALAKSANA BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN

NO PROSEDUR MEDIA / ALAT BANTU WAKTU

1 Penilaian dan Klasifikasi Bayi Muda


Menjelaskan penilaian dan klasifikasi tentang  Bagan Dinding
a Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau  Formulir Dinding
Infeksi Bakteri, Ikerus, Diare dan HIV  Buku Bagan MTBS
Menayangkan video cara memeriksa Video cara periksa
b Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau kemungkinan
Infeksi Bakteri dan Ikerus peny.berat dan ikterus

 Soal kasus Nida (a)


c Latihan Studi Kasus D  Form Pencatatan
 Buku Bagan MTBS
Menjelaskan penilaian dan klasifikasi tentang
Kemungkinan Berat Badan Rendah dan/atau  Bagan Dinding
d
Masalah Pemberian ASI atau Minum, status  Formulir Dinding
vit.K1, Imunisasi dan masalah lain.
 Soal kasus Nida (b)
 Form pencatatan
e Latihan Studi Kasus D (lanjutan)
kasus Nida
 Buku Bagan MTBS

2 Tindakan atau Pengobatan Bayi Muda

Menjelaskan tindakan / pengobatan pada bayi


a  Buku Bagan MTBS
muda
 Form pencatatan
Latihan menentukan tindakan / pengobatan Nida dan Budi
b
pada bayi muda  Form Pencatatan
 Buku Bagan MTBS
 Register Rawat
Jalan Bayi Muda
3 Pencatatan Bayi Muda  Modul MI.6 PB 3.3
 Form pencatatan
Nida dan Budi

1. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI MUDA


a. Menjelaskan penilaian dan klasifikasi tentang Kemungkinan Penyakit Sangat
Berat atau Infeksi Bakteri, Ikerus, Diare dan HIV
1) Sampaikan bahwa pada Pokok Bahasan 3 ini peserta akan menilai, membuat
klasifikasi dan menentukan tindakan atau pengobatan untuk bayi muda berumur
kurang dari 2 bulan, baik yang sakit maupun sehat.
2) Gali pendapat peserta, apa yang biasanya bidan lakukan jika kunjungan rumah
untuk memeriksa neonatus.
3) Mintalah seluruh peserta mendekat ke Bagan Dinding untuk bayi muda. Jelaskan
secara umum dengan menyampaikan singkat bahwa dengan menggunakan bagan
ini dapat diidentifikasi tanda dari kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi
bakteri, ikterus, diare, status HIV serta berat badan rendah dan masalah pemberian
minum/ASI. Pemeriksaan dilakukan untuk semua tanda/gejala kecuali pada diare,
harus ditanyakan dahulu apakah bayi diare, jika ya barulah memeriksa untuk diare.
4) Pastikan para peserta memahami apa yang harus dilakukan ketika petugas
kesehatan melakukan kunjungan neonatus.
5) Mulailah menjelaskan penilaian dan klasifikasi untuk Kemungkinan Penyakit Sangat
Berat atau Infeksi Bakteri.
Hal penting yang perlu disampaikan kepada peserta adalah :
 Tanda/gejala klinis kejang pada bayi muda sangat bervariasi. Pikirkanlah
kemungkinan bayi kejang jika terdapat gejala atau gerakan-gerakan bayi
yang tidak biasa dan terjadi secara berulang-ulang atau periodik.
 Menghitung napas bayi muda harus diulang apabila dalam penghitungan
awal frekuensinya cepat.
 Frekuensi napas ≥ 60 kali/menit (cepat) atau < 30 kali/menit (lambat) dan
menetap menunjukkan adanya gangguan napas. Biasanya disertai sianosis,
tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat, pernapasan cuping hidung
dan terdengar suara merintih.
 Adanya sedikit tarikan dinding dada ke dalam, adalah normal pada bayi
muda karena dinding dadanya masih lunak.
 Banyak sedikitnya nanah pada mata serta meluas atau tidaknya kemerahan
pada pusar, menentukan klasifikasi yang berbeda.
6) Demonstrasikan cara menulis tanda/gejala dan klasifikasinya dengan menggunakan
formulir pencatatan yang dibesarkan.
7) Lanjutkan penjelasan tentang penilaian dan klasifikasi Ikerus, Diare dan HIV secara
bertahap. Jika peserta tampak lelah berdiri gunakan Buku Bagan dan minta salah
seorang peserta membaca dengan suara keras bagian penilaian untuk ikterus,
gejala dan klasifikasinya. Demikian juga untuk Diare dan HIV.
8) Tanyakan kepada peserta apakah masih ada yang belum dipahami. Jika ada
jelaskan kembali.
Hal penting yang perlu disampaikan kepada peserta adalah :
 Sangat penting untuk mengetahui kapan timbul kuning pada bayi dan sampai
bagian tubuh mana kuning terlihat, sehingga ikterus dapat diklasifikasikan
secara benar.
 Untuk menilai derajat kekuningan pada kulit bayi digunakan cara sederhana
yaitu metode “Kramer”.
 Dilakukan pemeriksaan untuk diare hanya jika bayi diare.
 Perbedaan memeriksa diare pada bayi muda dibanding balita adalah bahwa
pada bayi muda tidak dilakukan pemeriksaan dengan memberi minum.
 Sama halnya dengan balita, pada bayi muda diperlukan minimal 2 gejala
untuk menentukan klasifikasi Diare Dehidrasi Berat maupun Diare Dehidrasi
Ringan/Sedang.

b. Menayangkan video cara memeriksa Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau


Infeksi Bakteri dan Ikerus
1) Sampaikan kepada peserta bahwa saudara akan menunjukkan cara memeriksa
Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Bakteri dan Ikerus melalui
tayangan video. Mintalah seluruh peserta memperhatikan dengan baik bagaimana
teknik melakukan pemeriksaan.
2) Jika seluruh peserta sudah siap melihat, tayangkan video dimaksud yang sudah
dipersiapkan sebelumnya. Setelah selesai, beri kesempatan peserta bertanya.

c. Latihan Studi Kasus D


1) Bagikan kepada masing-masing peserta 1 set Formulir Pencatatan Bayi Muda Umur
kurang dari 2 bl dan minta peserta mengerjakan soal latihan studi kasus NIDA
bagian a saja.
2) Sementara mengerjakan latihan, saudara harus memantau dan memastikan mereka
mengisi formulir dengan benar. Ingatkan untuk menggunakan Buku Bagan MTBS
dalam menentukan klasifikasi.
3) Tentukan seorang peserta untuk membacakan hasilnya dan berikan umpan balik.
Pujilah peserta yang mengerjakan latihan dengan baik.

d. Menjelaskan penilaian dan klasifikasi tentang Kemungkinan Berat Badan Rendah


dan/atau Masalah Pemberian ASI atau Minum, status vitamin K1, Imunisasi dan
masalah lain pada bayi maupun ibu.
1) Mintalah peserta mendekat kembali ke Bagan Dinding. Jelaskan tentang penilaian
dan klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah dan/atau Masalah Pemberian
ASI/minum sebagaimana tata cara menjelaskan penilaian klasifikasi sebelumnya.
Hal-hal penting yang perlu disampaikan kepada peserta adalah :
 Tersedia dua bagan yang serupa tapi tak sama. Perbedaannya adalah dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk bayi yang mendapat ASI dan bayi
yang tidak mendapat ASI.
 Penilaian tentang cara ibu menyusui atau cara ibu memberi minum bayinya
dilakukan hanya jika bayi tidak akan dirujuk.
 Penilaian tentang cara menyiapkan dan memberi minum kepada bayi
didemonstrasikan oleh ibu. Untuk itu perlu disiapkan bahan dan peralatan
minum bayi yang dibutuhkan. Jika tidak dimungkinkan, ajukan beberapa
pertanyaan sebagaimana tertulis dalam Buku Bagan dan minta ibu
menjelaskannya.
2) Ajak peserta untuk mendekat ke formulir pencatatan bayi muda yang dibesarkan.
Jelaskan cara mencatat status vitamin K1, imunisasi dan masalah/keluhan lain pada
bayi maupun ibu. Sampaikan untuk menulis tanda strip (-) pada kolom klasifikasi jika
tidak ada masalah/keluhan lain baik pada bayi maupun ibu. Hal ini penting untuk
membuktikan bahwa petugas kesehatan sudah bertanya kepada ibu tentang
kemungkinan adanya masalah/keluhan lain.
3) Tanyakan kepada peserta apakah ada yang ingin ditanyakan, dan jawab setiap
pertanyaan.

e. Latihan Studi Kasus D (lanjutan)


1) Mintalah peserta membuka kembali formulir pencatatan NIDA yang sudah diisi untuk
kemudian mengerjakan soal Latihan D bagian b.
2) Pantau pekerjaan setiap peserta, kemudian minta salah seorang peserta
membacakan hasil pekerjaannya, diskusikan dan beri umpan balik.
3) Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami. Setelah itu lanjutkan dengan sub pokok bahasan berikutnya.

2. TINDAKAN ATAU PENGOBATAN BAYI MUDA


a. Menjelaskan tindakan / pengobatan pada bayi muda
1) Ajak semua peserta untuk membuka Buku Bagan. Jelaskan secara singkat mulai
dari halaman 42 tentang pengobatan untuk bayi muda yang memerlukan rujukan
segera, sampai dengan halaman 51 tentang masalah pemberian ASI pada ibu.
2) Jawablah setiap pertanyaan peserta.
Hal-hal penting yang perlu disampaikan kepada peserta adalah :
 Ikuti petunjuk pemberian obat sebagaimana tercantum dalam setiap tabel dosis
obat.
 Bayi muda yang akan dirujuk harus memenuhi syarat rujukan sebelum bayi
diberangkatkan.
 Pastikan ibu mengetahui dan/atau dapat melakukan asuhan dasar bayi muda.
 Mengajari ibu tentang cara-cara yang berkaitan dengan pemberian ASI atau
minum pada bayi merupakan hal penting dalam upaya meningkatkan kesehatan
bayi maupun ibu.

b. Latihan menentukan tindakan / pengobatan pada bayi muda


1) Minta peserta untuk membuka kembali formulir pencatatan NIDA yang sudah terisi
dan mengisi kolom tindakan / pengobatan sesuai Buku Bagan MTBS untuk setiap
klasifikasi yang ada.
2) Pastikan peserta mengerjakan latihan dengan benar.
3) Beri umpan balik dan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peserta.

3. PENCATATAN BAYI MUDA


1) Minta peserta untuk membuka Register Rawat Jalan Bayi Muda umur < 2 bulan dan
mengisinya dengan data hasil pemeriksaan yang sudah tertulis dalam formulir
pencatatan NIDA.
2) Ingatkan peserta untuk mengisi setiap kolom sesuai dengan petunjuk pengisian.
3) Untuk melakukan konversi klasifikasi ke dalam kode diagnosis berdasarkan ICD10
dapat digunakan panduan yang ada dalam buku modul MI.6 pokok bahasan 3 pada
bagian 3 tentang Pencatatan Bayi Muda.
4) Amati ketika peserta mengisi register.
5) Setelah selesai, minta salah seorang peserta membacakan, dan beri umpan balik.
Pastikan seluruh peserta sudah memiliki persepsi yang sama untuk mengisi setiap
kolom yang ada dalam register.
6) Ingatkan peserta, Buku KIA merupakan salah satu alat pencatatan kesehatan bayi.

POKOK BAHASAN 4
PELAYANAN TINDAK LANJUT BALITA SAKIT DAN BAYI MUDA

NO PROSEDUR MEDIA / ALAT BANTU WAKTU

 Buku Bagan MTBS


 Form pencatatan
Menjelaskan dan mendemonstrasikan
1 kasus Erna
cara mencatat pelayanan tindak lanjut
 Formulir Dinding
 Bagan Dinding

 Form pencatatan
Yunita dan Nida
 Form Pencatatan
2 Latihan Studi Kasus E
balita sakit dan bayi
muda (lembar baru)
 Buku Bagan MTBS

1. MENJELASKAN DAN MENDEMONSTRASIKAN CARA MENCATAT PELAYANAN


TINDAK LANJUT

1) Tanyakan pendapat peserta, apa yang dimaksud dengan pelayanan tindak lanjut dan
apa tujuannya. Rangkum pendapat mereka, kemudian jelaskan bahwa memberi
pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak
datang untuk kunjungan ulang atau kontrol. Tujuannya adalah untuk menilai apakah
anak membaik, tetap sama atau memburuk.
2) Minta peserta membuka buku bagan mereka. Jelaskan bahwa panduan bagi petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan ketika anak datang kembali ke puskesmas,
terdapat dalam Buku Bagan MTBS halaman 29 - 32 (untuk balita 2 bl-5 th), dan halaman
52 - 53 (untuk bayi muda) yang berjudul Pemberian Pelayanan Tindak Lanjut.
3) Ajak seluruh peserta untuk mendekat ke Formulir Dinding sambil membawa buku bagan
masing-masing. Saudara membawa formulir pencatatan kasus ERNA yang sudah diisi
lengkap sebelumnya untuk mengingat kembali kasus ketika anak datang ke puskesmas
pada kunjungan pertama.
Sampaikan beberapa hal penting di bawah ini sambil mendemonstrasikan cara
menuliskannya dalam formulir pencatatan yang dibesarkan.
 Apabila balita umur 2 bl - 5 th dibawa kembali ke klinik untuk kunjungan ulang, tanya
ibu bagaimana kondisi anak sekarang dan apakah ada masalah atau keluhan baru.
Jika tidak ada keluhan baru, beri tindakan sesuai dengan panduan pemberian
pelayanan tindak lanjut. (demonstrasikan cara mencatat pelayanan tindak lanjut
dalam Formulir Dinding dengan menggunakan kasus Erna yang masih batuk tetapi
sudah mulai membaik).
 Jika anak tersebut di atas datang kembali disertai keluhan baru, saudara harus
memeriksa ulang lengkap dan memberi tindakan terhadap klasifikasi terkait keluhan
barunya seperti pada kunjungan pertama. (demonstrasikan dengan menggunakan
kasus yang sama dengan di atas, hanya anggaplah Erna mempunyai keluhan baru
yaitu diare sejak 1 hari yang lalu).
 Jika pada kunjungan pertama anak menderita demam (diklasifikasikan sebagai
Malaria, Demam Mungkin Bukan Malaria, Demam Bukan Malaria, Mungkin DBD,
atau Demam Mungkin Bukan DBD) dan saat kunjungan ulang anak masih tetap
demam, carilah penyebab lain dari demam dengan melakukan penilaian ulang
lengkap.
 Menilai atau memeriksa ulang lengkap adalah melakukan pemeriksaan mulai dari
tanda bahaya umum sampai dengan masalah / keluhan lain seperti pada kunjungan
pertama.
 Pada bayi muda umur < 2 bulan, setiap kali datang kembali untuk kunjungan ulang,
harus selalu diperiksa ulang lengkap..
 Beberapa anak mungkin datang lagi setelah kunjungan ulang dengan masalah
kronis yang tidak dapat disembuhkan oleh pengobatan di puskesmas, misalnya,
diare persisten atau pneumonia yang berulang (kemungkinan menderita AIDS).
Maka anak-anak tersebut harus dirujuk ke rumah sakit.

4) Ajak kembali peserta duduk di tempatnya, kemudian tanyakan apakah masih ada yang
belum dipahami. Jawablah pertanyaan mereka sebelum memulai latihan studi kasus.

2. LATIHAN STUDI KASUS E

1) Minta peserta membuka kembali formulir pencatatan YUNITA dan NIDA yang sudah diisi
lengkap pada latihan sebelumnya.
2) Bagikan lembar baru formulir pencatatan balita sakit dan bayi muda kepada setiap
peserta, masing-masing 1 set.
3) Mintalah peserta mengerjakan Latihan E bagian a terlebih dahulu dalam formulir
pencatatan yang sesuai. Setelah peserta mengisi identitas anak dan keluhan utamanya,
tanyakan : “Rencana apa yang akan saudara lakukan untuk memeriksa Yunita ?”
Pastikan peserta menjawab: “mencari penyebab demam yang lain dengan melakukan
penilaian ulang lengkap”.
4) Minta peserta untuk melanjutkan pekerjaannya, termasuk soal bagian b. Beri mereka
waktu yang cukup, sementara itu saudara memantau dan memberi bimbingan bila perlu.
5) Setelah selesai, beri umpan balik untuk setiap kasus (bila perlu gunakan formulir
pencatatan yang dibesarkan).
6) Ajukan beberapa pertanyaan pemahaman tentang prinsip dalam memberikan pelayanan
tindak lanjut. Pujilah peserta yang menjawab dengan benar.
7) Sebagai penutup, INGATKAN kepada peserta bahwa untuk semua klasifikasi pada
balita sakit maupun bayi muda, apabila kondisi anak masih tetap pada kunjungan ulang
yang kedua kalinya, maka anak harus di RUJUK SEGERA.

POKOK BAHASAN 5
PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK

Langkah Pembelajaran :
1. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang :
a. berbagai jenis kecelakaan yang sering terjadi dan mengakibatkan cedera pada anak.
b. upaya apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
tersebut.
2. Fasilitator merangkum pendapat peserta dengan meminta mereka membuka Buku
Bagan MTBS halaman 35.
3. Setiap peserta diminta secara bergiliran membaca cara pencegahan untuk setiap jenis
kecelakaan. Fasilitator memberi penjelasan
4. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang
jelas dan fasilitator menjawabnya.
5. Fasilitator menyimpulkan bahwa :
 Seorang anak belum memiliki kemampuan untuk mengontrol lingkungannya
secara mandiri, sehingga sering terjadi kecelakaan yang tidak dapat diduga.
 Peran orang tua dan keluarga sangat penting dalam mengontrol lingkungan yang
aman sehingga anak akan terhindar dari cedera.
 Tenaga kesehatan dapat memfasilitasi dengan memberikan konseling atau
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang cara mencegah cedera pada
anak.

TAMBAHAN :
Jika dimungkinkan waktunya, pada akhir pembelajaran dapat ditayangkan 2 buah video
sebagai review pembelajaran, yaitu :
a. Video Pelayanan MTBS di Puskesmas, yang menunjukkan bagaimana alur pelayanan
terhadap balita sakit dan bayi muda.
b. Video Penerapan MTBS di Puskesmas, yang menunjukkan bagaimana cara
mempersiapkan, menerapkan dan mengevaluasi MTBS.

Anda mungkin juga menyukai