Manajemen
Manajemen
Kelompok didefenisikan sebagai dua atau lebih individu, yang berinteraksi dan saling
tergantung antara satu dengan yang lain, yang bersama-sama ingin mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Kelompok dapat berbentuk formal atau informasi. Kelompok formal maksudnya jika
kita mendefenisikannya sebagai struktur organisasi, dengan memberikan penugasan
pekerjaan yang membentuk kelompok tugas kelompok kerja. Dalam kelompok formal,
perilaku yang harus ditunjukkan oleh seseorang ditentukan dan diarahkan untuk tujuan
organisasi. Sebaliknya, kelompok informal merupakan aliansi yang tidak terstruktur atau
tidak ditetapkan secara organisasional. Dalam lingkungan kerja, kelompok-kelompok
semacam ini terbentuk secara alamiah sebagai suatu tanggapan terhadap kebutuhan untuk
mengadakan kontak sosial.
Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah
suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik dari
sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara
berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu
sama lain.
1) Penekanan
Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang
dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.
3) Proses
Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu
hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan
masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam
sistem.
Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu
adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.
Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu
yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego
ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.
5) Tingkat kesadaran
Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam
kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan
sangat penting.
Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas
mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan
kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti
dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat
menyebabkan terjadinya perilaku terbuka.
Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar.
Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.
Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada
dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.
Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang
dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi.
Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti
penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik
proyektif, dan hipnotis.
3. MOTIVASI
Memahami apa yang orang lain kerjakan pada pekerjaan yang seharusnya mereka
kerjakan itu tidak mudah bagi seorang manager. Mengetahui tentang motivasi untuk
memberikan pemikiran pada praktek sebagai manajer merupakan suatu teknis yang efektif
untuk meningkatkan kinerja individu dalam sebuah perusahaan.
Motivasi itu berarti suatu usaha yang menyemangati atau menjadi sumber energi secara
langsung dengann demi mempertahankan usaha seseorang. Motivasi yang tinggi pada
seseorang akan mampu meningkatkan kinerja yang nantinya berdampak pada penerimaan
pemasukan dengan target yang tinggi.
Untuk menjadi motivator yang efektif, manajer harus mengetahui apa kebiasaan individu
yang perlu mendapat motivasi. Dalam hal ini, setidaknya manajer harus mampu memotivasi
seseorang untuk mengikuti organisasi, memiliki loyalitas dan dedikasi terhadap organisasi,
dan bekerja dengan maksimal. Selain itu juga agar mampu menampilkan apa yang terbaik
dari pekerjaan individu di dalam perusahaan, yakni mendapatkan keluaran yang tinggi
(produktivitas) dan kualitas yang tinggi. Banyak ide yang akan membantu manajer untuk
memotivasi individu dalam berhubungan dengan lingkungan yang konstruktif.
Perkembangan teori manajemen juga mencakup model – model atau teori – teori motivasi
yang berbeda – beda. Berikut ini akan dibahas tiga diantara model – model motivasi dengan
urutan atas dasar kemunculannya, yaitu model tradisional, model hubungan manusiawi, dan
model sumber daya manusia. Pandangan manajer yang berbeda – beda tentang masing –
masing model adalah penentu penting keberhasilan mereka dalam mengelola karyawan.
1. Model Tradisional
Model tradisional dari motivasi berhubungan dengan Frederick Taylor dan aliran
manajemen ilmiah. Model ini mengisyratkan bahwa manajer menentukkan bagaimana
pekerjaan – pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya system pengupahan insentif
untuk memotivasi para pekerja-banyak berproduksi, lebih banyak menerima penghasilan.
Pandangan tradisional menganggap bahwa para pekerja pada dasarnya malas, dan hanya
dapat termotivasi dengan penghargaan berwujud uang. Dalam banyak situasi pendekatan
ini cukup efektif. Sejalan dengan meningkatnya efisiensi, karyawan yang dibutuhkan
untuk tugas tertentu dapat dikurangi. Lebih lanjut, manajer mengurangi upah insentif.
Pemutusan hubungan kerja menjadi hal yang biasa dan pekerja mencari
keamanan/jaminan kerja daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara.
Kemudian para teoritis seperti McGregor dan Maslow dan para peneliti seperti
Argyris dan Likert, melontarkan kritik kepada model hubungan manusiawi, dan
mengemukakan pendekatan yang lebih “sophisticated” untuk memanfaatkan karyawan.
Model ini menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak factor – factor –
tidak hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan
berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti. Mereka beralasan bahwa kebanyakan
orang telah dimotivasi untuk melakukan pekerjaan secara baik dan bahwa mereka tidak
secara otomatis melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang tidak dapat menyenangkan.
Mereka mengemukakan bahwa karyawan lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari
sesuatu prestasi kerja yang baik. Jadi, karyawan dapat diberi tanggung jawab yang lebih
besar untuk pembuatan keputusan – keputusan dan pelaksanaan tugas – tugas.
Motivasi adalah juga subyek yang membingungkan karena motif tidak dapat diamati atau
diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak. Pada
subbab papper ini kita akan belajar memahami kerangka kerja konsepsual melalui beberapa
teori – teori motivasi untuk memahami seperti apa motivasi itu dilakukan. Teori – teori
motivasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
Teori ini mengemukakan bagaimana memotivasi para karyawan. Teori – teori ini
didasarkan atas pengalaman coba – coba. Factor – factor yang dipakai untuk motivasi
telah banyak dibahas dibagian – bagian sebelumnya, sehingga teori – teori ini tidak
diliput dalam teori – teori yang lainnya.
Teori ini kadang – kadang disebut teori – teori kebutuhan adalah berkenaan dengan
pertanyaan – pertanyaan apa penyebab – penyebab perilaku atau memusatkan pada
pertanyaan “apa” dari motivasi. Teori – teori yang sangat terkenal diantaranya hirarki
kebutuhan dari psikolog Abraham H. Maslow. Menurut Maslow, manusia akan didorong
untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu, keadaan dan pengalaman
yang bersangkutan mengikuti hirarki. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Teoritis : status, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi dan prestasi, apresiasi, kehormatan
diri, penghargaan
Terapan : kekuasaan, ego, promosi, hadiah, status, symbol, pengakuan, jabatan,
penghargaan
c) Kebutuhan social
Terapan : kelompok – kelompok kerja formal dan informal, kegiatan – kegiatan yang
disponsori perusahaan, acara peringatan
Terapan : pengembangan karyawan, kondisi kerja yang aman, serikat kerja, tabungan, uang
pesangon, jaminan pension, asuransi, system penanganan keluhan
e) Kebutuhan fisiologis
Terapan : ruang istirahat, udara bersih, air untuk minum, liburan, cuti, jaminan social,
periode istirahat on the job
Teori ini berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau
menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi. Teori – teori yang termasuk teori proses yaitu:
Teori pengharapan
Pembentukan prilaku
Teori Porter – Lawler
Teori keadilan