Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada
yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian
(yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Capung diciptakan oleh Allah dengan proses – proses sedemikian rupa. Seperti yang
dijelaskan ayat di atas bahwa, capung banyak menghabiskan hidupnya dalam bentuk larva
sehingga hidup di dalam air dan berjalan dengan keenan kakinya, capung memangsa ikan –
ikan kecil demi keberlangsungan hidupnya. Pada proses kedewasaan capung mengalami
perubahan di dalam air atau dalam bentuk larva dengan pertumbuhan awal pada kakinya
setelah itu punggungnya mengalami pembelahan. Pada saat pembelahan tubuhnya mengalami
kelenturan yang sempurna serangga pada saat pembelahan tidak mengalami kerusakan, suatu
system cairan tubuh khusus diciptakan untuk digunakan pada proses ini. Bagian tubuh yang
yang mengeriput ini menggembung dengan memompakan cairan tubuhnya setelah berhasil
keluar dari celah kepompong. Larutan larutan kimiawi mulai memutus ikatan antara kaki
baru dengan kaki lama tanpa merusaknya. Proses ini sangat sempurna meskipun akan
menimbulkan kerusakan seandainya satu kaki terjebak. Kaki-kaki tersebut dibiarkan
mongering dan mengeras selama sekitar dua menit sebelum digunakan. Sayap-sayapnya
sudah terbentuk sempurna namun masih dalam keadaan terlipat. Cairan tubuh dipompakan
dengan pengerutan tubuh yang kuat ke dalam jaringan sayap. Setelah capung meninggalkan
tubuh lamanya dan mongering dengan sempurna, capung mencoba seluruh kaki dan
sayapnya. Capung memompakan kelebihan cairan keluar, untuk menyeimbangkan sistemnya.
Pendeknya metamorphosis capung merupakan satu dari sekian banyak bukti nayata mengenai
betapa sempurnanya Allah SWT menciptakan makhluk hidupnya.
Selain itu ada juga dalam Firman Allah SWT dalam Surat Huud Ayat 6, yang artinya:
Dan tidak ada suatu binatang melata[709] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya[710]. semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
Penjelasan dari ayat diatas bahwa Allah menciptakan hewan melata untu dapat
berkembang biak dan mempunyai manfaat bagi sesama hewan atau bagi manusia, selain itu
hewan melata ini mempunyai keahlian atau kemampuan sendiri-sendiri. Yang dimaksud
binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa. Hewan atau makhluk
yang bersenyawa disini yakni hewan yang mampu berkembang biak atau hewan yang mampu
bernafas, mencari makan, demi kelangsungan hidupnya. Menurut sebagian ahli tafsir yang
dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat.
dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan
tempat penyimpanan ialah rahim. Pada capung tempat penyimpanannya yakni pada masa
capung berbentuk larva. Telur capung hanya berusia sebulan setelah itu berubah menjadi
larva, larva ini berusia sampai 3 tahun setelah itu beruabah lagi menjadi capung dewasa dan
usianya hanya selama beberapa minggu. Capung menghabiskan waktu di air yakni dalam
bentuk larva, saat berbentuk larva capung mengalami pertumbuhan seperti pertumbuhan kaki,
pembentukan tubuh, dan pembentukan sayap. Seperti yang dijelaskan tadi bahwa tempat
berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim. Untuk capung tempat
penyimpanannya adalah pada saat capung masih berbentuk larva, sehingga sangat sulit larva
tersebut dimangsa hewan lain karena larva tersebut sangat keras.