Anda di halaman 1dari 11

BAB II

VIABILITAS KEDELAI VARIETAS BURANGRANG

A. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui viabilitas benih kedelai varietas burangrang.
2. Untuk menguji kadar air dengan uji praktik dan dasar.
3. Untuk mengetahui daya kecambah kedelai.
4. Untuk menguji daya vigor.
B. Tinjauan Pustaka
Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Pada
konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus
mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana
teknologi yang maju (Sadjad, 1977 dalam Sutopo, 2010 : 1-2).
Faktor benih sangat menentukan keberhasilan produksi kedelai. Suatu
fenomena yang terjadi bahwa kebanyakan benih – benih saat ini memiliki daya
viabilitas serta vigor benih tidak sejalan dengan apa yang diharapkan untuk
mampunya benih kedelai itu tumbuh. Petani sering dirugikan dengan kondisi
benih dengan kualitas yang sangat rendah, sehingga berdampak pada biaya
budidaya yang lebih tinggi yang tidak sebanding dengan hasil produksi kedelai
pada akhirnya.
Menurut Sutopo (2010 : 2), benih dengan mutu tinggi sangat diperlukan
karena merupakan salah satu sarana untuk dapat menghasilkan tanaman yang
berproduksi maksimal. Mutu benih mencakup pengertian : (1) Mutu genetik
yaitu penampilan benih murni dari spesies atau varietas tertentu yang
menunjukkan identitas genetik dari tanaman induknya, mulai dari benih
penjenis, benih dasar, benih pokok sampai benih sebar. (2) Mutu fisiologis yaitu
menampilkan kemampuan daya hidup atau viabilitas benih yang mencakup
daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih. Serta (3) Mutu fisik merupakan
penampilan benih secara prima bila dilihat secara fisik, antara lain dari ukuran
dan homogen, bernas, bersih dari campuran benih lain, biji gulma dan dari
berbagai kontaminan lainnya, serta kemasan yang menarik.
a. Viabilitas Benih
Viabilitas benih diartikan sebagai daya hidup benih yang ditunjukkan
melalui gejala metabolisme dan fenomena pertumbuhan (Sadjad, 1972 dalam
IPB, 2010). Dapat pula ditunjukkan oleh keadaan organela sitoplasma sel atau
kromosom. Dalam kondisi fisiologi yang baik benih mempunyai viabilitas yang
tinggi meliputi vigor dan daya kecambah.
Daya kecambah dan vigor benih merupakan penentu viabilitas benih
yang merupakan gambar mutu fisiologi benih. Perkecambahan mencerminkan
kemampuan benih untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman normal
pada kondisi lingkungan yang optimum. Sedangkan vigor benih mencerminkan
kemampuan benih untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman normal
pada kondisi lingkungan yang suboptimum atau berkembang menjadi tanaman
di atas normal pada kondisi lingkungan yang optimum atau mampu disimpan
dalam kondisi lingkungan yang suboptimum dan tahan disimpan lama dalam
kondisi simpan optimum (Sadjad, 1989). Justice dan Bass (1990 dalam IPB,
2010) mengemukkan bahwa vigor dihubungkan dengan kekuatan benih atau
kekuatan kecambah, kemampuan benih untuk menghasilkan perakaran dan
pucuk yang kuat pada kondisi yang tidak menguntungkan serta bebas dari
serangan mikroorganisme.
b. Vigor (kekuatan tumbuh) benih
Vigor benih dicerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing
– masing “kekuatan tumbuh” dan daya simpan” benih. Vigor benih untuk
kekuatan tumbuh dalam suasana kering dapat merupakan landasan bagi
kemampuannya tanaman tersebut untuk tumbuh bersaing dengan tumbuhan
pengganggu ataupun tanaman lainnya dalam pola tanam multipa.
Dalam Sutopo (2010 : 108), secara umum vigor diartikan sebagai
kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang
suboptimal. Vigor dipisahkan antara vigor genetik dan vigor fisiologis. Pada
umumnya uji vigor benih hanya sampai pada tahapan bibit. Karena terlalu sulit
dan mahal untuk mengamati seluruh lingkaran hidup tanaman. Oleh karena itu
digunakanlah kaidah korelasi. misal : dengan mengukur kecepatan
berkecambah sebagai parameter vigor, karena diketahui ada korelasi antara
kecepatan berkecambah dengan tinggi rendahnya produksi tanaman.
C. Prosedur Kerja
a. Tempat dan Waktu
Praktikum Teknologi dan Produksi Benih dilakukan di Laboratorium
Produksi Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi, dimulai pada hari Jumat, 13
Oktober 2017 pukul 08.30 – 11.50 WIB sampai selesai.

b. Parameter Uji
1. Struktur Benih dan Kecambah
Alat dan Bahan :
 Benih tanaman  Kaca pembesar
 Substratum perkecambahan  Bak perkecambahan
 Pisau silet
Cara Kerja :
1. Benih direndam dalam air selama kira-kira 24 jam, kemudian dibelah
memanjang dan melintanf
2. Gambarlah bagian-bagian benih setelah dibelah dan pada waktu masih
utuh, kemudian beri nama.
3. Tanam 10 butir benih diantara substratum kertas yang lembab secara
teratur.
4. Simpan dalam bak pengecambahan selama 5 x 24 jam
5. Periksa bagian-bagian kecambah gambarkan dan beri nama.
2. Kemurnian Benih
Alat dan Bahan :
 Benih Kedelai
 Timbangan
 Alat Tulis
Cara Kerja :
1. Menimbang benih kedelai 40 gr
2. Kemudian benih di sortir mana yang termasuk kotoran benih, varietas
lain, biji gulma dan benih murni
3. Kemudian timbang kembali masing-masing seperti kotoran benih,
varietas lain, biji gulma dan benih murni
3. Kadar Air Benih
Alat dan Bahan :
 Benih Kedelai  Oven
 Cawan Porselen  Kett Richeter
 Timbangan  Alat Tulis
 Germinator
Cara Kerja :
a. Metode Praktik
1. Isikan benih kedelai kedalam tabung yang berisikan termometer
sampai penuh
2. Tarik tombol logam untuk menjalankan ( menghidupkan ) alat
3. Tekan tombol hitam dan putarkanlah tombol besar pada lingkaran
baku sampai alat benih tidak bisa diputar
4. Lihat kadar airnya
b. Metode Dasar
1. Timbang cawan porselen yang telah dipanaskan terlebih dahulu
(misalnya w1)
2. Timbang cawan porselen dan benih (misalnya w2)
3. Cawan dan benih dipanaskan dalam oven selama 50 menit pada
temperatur 1300C
4. Setelah pemanasan selesai, cawan dan benih dipanaskan lagi dalam,
oven selama 45 menit kemudian ditimbang lagi (misalnya w3)
5. Setelah penimbangan selesai, cawan dan benih dipanaskan lagi dalam
opven selama 10 menit
6. Masukan kembali cawan dan benih kedalam eksikator untuk di
dinginkan
4. Daya Kecambah
Alat dan Bahan :
 Benih Kedelai  Pasir
 Air  Botol Semprot
 Nampan  Alat Tulis
 Kertas Merang  Germinator

Cara Kerja :
a. Metode Uji Antar Kertas
1. Siapakan alat dan bahan
2. Simpan kertas merang diatas nampan 2 lapis
3. Semprot kertas sampai lembab
4. Kemudian tanami dengan teratur biji kedelai
5. Semprot benih dengan air sampai lembab
6. Tutup benih dengan 2 lapis kertas merang kemudian semprot
kembali sampai keadaan kertas lembab
7. Jaga kelembaban sampai pengujian terakhir
b. Metode Uji Diatas Kertas
1. Siapkan alat dan bahan
2. Letakan 2 lapis kertas merang dinampan
3. Kemudian basahi dengan air sampai lembab
4. Nampan disekat menjadi dua kemudian tanami benih kedelai
5. Semprot kembali benih dengan air agar lembab
6. Jaga kelembaban sampai pengujian selesai
c. Metode Uji Diatas Pasir
1. Menyiapkan pasir yang bersih
2. Simpan dalam nampan kemudian basahi secukupnya sampai lembab
3. Tanami pasir dengan benih kedelai
4. Kelembaban harus terjaga sampai pengujian selesai
5. Uji Vigor
Alat dan Bahan :
 Benih Kedelai
 Kerikil
 Nampan
 Air & Sprayer
Cara Kerja :
1. Siapkan kerikil kemudian masukan ke nampan
2. Tanami benih kedelai
3. Semprot dengan air agar benih lembab
4. Jaga kelembaban sampai pengujian terakhir
6. Perlakuan Benih
Alat dan Bahan :
 Benih tanaman kedelai
 Substratum perkecambahan
 Fungisida
 Bak pengecambahan
Cara Kerja :
1. Campurkan benih dengan fungisida serata mungkin
2. Tanamkan benih sebanyak 100 butir dengan metode UKCP
3. Kerjakan hal yang sama untuk kontrol
4. Pengamatan dilakukan setelah hari keempat (4 x 24 jam)

D. Hasil dan Pembahasan


1. Struktur Benih dan Kecambah
*Terlampir
2. Kemurnian Benih
Dari 40 gram kedelai
Benih Murni : 39,89 gram
Varietas Lain : 0 gram
Biji Gulma : 0 gram
Kotoran Benih (Batu) : 0,11 gram
Jadi,
39,89
Benih Murni = 𝑥 100 %
40
= 99.72 %
Varietas Lain = 0 %
Biji gulma = 0 %
0,11
Kotoran benih (kerikil) = 𝑥 100 %
40
= 0,28 %
Pembahasan :
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa kedelai varietas
burangrang yang diamati memiliki kemurnian benih sebesar 99,72 % dan
sisa nya merupakan kotoran benih berupa kerikil sebesar 0,28 %. Hal
tersebut memungkinkan benih layak untuk dijadikan sebagai benih
budidaya. Kemurnian benih tidak boleh kurang dari 50% karena jika hal
tersebut terjadi, maka benih tidak layak dijadikan benih untuk budidaya
karena kualitasnya yang kurang baik.
3. Kadar Air Benih Kedelai
a. Metode Dasar
w2 − w3
S1 = 𝑥 100 %
w2 − w1
18,43 − 18,43
= 𝑥 100 %
18,43 − 18,03
0,03
= 𝑥 100 %
0,4
= 7,5 %
w2 − w4
S2 = 𝑥 100 %
w2 − w1
18,43 − 18,39
= 𝑥 100 %
18,43 − 18,03
0,04
= 𝑥 100 %
0,4
= 10,00 %
𝑆1 𝑥 𝑆2
Jumlah Kadar Air Benih = S1 + S2 −
100

7,5 𝑥 10,00
= 7,5 + 10,00 −
100
= 17,50 − 0,75
= 16,75 %
b. Metode Praktik (dengan menggunakan alat ‘ Kett Richeter’)
Diketahui bahwa kedelai tersebut memiliki kadar air 16,50 %
Pembahasan :
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa benih kedelai yang
diamati memiliki kadar air sekitar 17 %. Dari metode dasar, didapat nilai
kadar air sebesar 16,75 % sedangkan dari metode praktik dengan
menggunakan alat kett richeter didapat nilai kadar air sebesar 16,50 %.
Perbedaan/selisih dari keduanya tidak terlalu signifikan. Perbedaan nilai
kadar air tersebut bisa disebabkan dari pelaksanaan metode dasar yang
belum maksimal, baik itu dalam penggunaan alat ataupun pengaturan suhu
maupun kelembaban ruangan nya.
4. Daya Kecambah Kedelai

Uji Antar Kertas (UAK)


Pengamatan
JB JK M Ab DK (%) PK

Sabtu, 21/10/17 40 1 0 0 2,5 1

Minggu, 22/10/17 40 4 0 0 10 3

Senin, 23/10/17 40 17 0 0 42,5 13

Selasa, 24/10/17 40 30 2 0 75 13

Rabu, 25/10/17 40 38 2 0 95 8

Uji Diatas Kertas (UDK)


Pengamatan
JB JK M Ab DK (%) PK

Sabtu, 21/10/17 40 0 0 0 0 0

Minggu, 22/10/17 40 0 0 0 0 0

Senin, 23/10/17 40 19 0 0 47,5 19

Selasa, 24/10/17 40 35 2 0 87,5 16

Rabu, 25/10/17 40 35 2 3 87,5 0

Uji Diatas pasir


Pengamatan
JB JK M Ab DK (%) PK

Sabtu, 21/10/17 40 0 0 0 0 0

Minggu, 22/10/17 40 2 0 0 5 2

Senin, 23/10/17 40 15 0 0 37,5 13

Selasa, 24/10/17 40 22 2 0 55 7

Rabu, 25/10/17 40 28 2 10 70 6

Keterangan :
JB : Jumlah biji
JK : Jumlah kecambah
M : Mati
Ab : Abnormal
DK : Daya kecambah
PK : Pertambahan kecambah

Grafik Daya Kecambah :

Daya Kecambah Kedelai (%)


100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5

UAK UDK PASIR

Pembahasan :
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa daya perkecambahan akhir sebagai
berikut;
Jumlah benih yg berkecambah hari ke 5
Daya kecambah akhir =
Jumlah total benih

Uji diantara kertas, daya kecambah rata-rata nya sebesar 95 %


Uji diatas kertas, daya kecambah rata-rata nya sebesar 87,5 %
Uji diatas pasir, daya kecambah rata-rata nya sebesar 70 %
Jadi dapat disimpulkan bahwa benih kedelai burangrang memiliki daya
kecambah sekitar 70 – 95 %. Hal ini termasuk dalam kategori baik, karena daya
kecambah yang tinggi akan mempengaruhi kecepatan tumbuh benih sehingga
pertumbuhan nya pun baik.

Grafik pertambahan kecambah :

Pertambahan Kecambah pada Kedelai


UAK UDK PASIR

20
15
10
5
0
1 2 3 4 5
Dari grafik pertambahan perkecambahan per hari dapat diketahui
kecepatan perkecambahan kedelai, sebagai berikut :

Total pertambahan kecambah


Kecepatan kecambah rata − rata =
Total hari
Diantara kertas :
1 + 3 + 13 + 13 + 8
=
5

= 5,6 kecambah/hari
Diatas kertas :
0 + 0 + 19 + 16 + 0
=
5

= 7 kecambah/hari

Diatas pasir :
0 + 2 + 13 + 7 + 6
=
5
= 5,6 kecambah/hari

Dari perhitungan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kedelai


burangrang yang diamati mempunyai kecepatan tumbuh (perkecambahan)
sekitar 7 kecambah per hari.

5. Uji Vigor Kedelai


a. Media Kerikil
Dari total biji 20 buah, setelah dilakukan pengamatan diketahui :
Berkecambah Kuat : 4
Less Vigor (lemah) : 2
Biji mati : 3
Biji yang tidak berkecambah : 11
b. Media Antar Kertas (sebagai kontrol)
Dari total biji 20 buah, setelah dilakukan pengamatan diketahui :
Berkecambah Kuat : 18
Less Vigor (lemah) : 0
Biji mati : 2
Biji yang tidak berkecambah : 0
Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa benih kedelai yang dapat
bertahan (tumbuh) didalam keadaan lingkungan yang marginal (di atas media
kerikil) hanya ada 4 benih saja atau dengan kata lain hanya 20% dari
keseluruhan total 20 benih.
6. Perlakuan Benih
Dari total 100 biji kedelai, setelah dilakukan pengamatan diketahui :
Kecambah yang kuat : 48
Kecambah yang kurang kuat : 30
Kecambah tidak kuat : 0
Kecambah yang mati : 22
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari 100 benih kedelai, kecambah yang
cukup kuat dengan perlakuan fungisida ada 78 benih.

E. Kesimpulan
Dari beberapa praktikum yang telah dilakukan untuk uji viabilitas kedelai
varietas burangrang didapat data bahwa, kedelai varietas burangrang yang
diamati memiliki kemurnian benih sebesar 99,72 % dan sisa nya merupakan
kotoran benih berupa kerikil sebesar 0,28 %. Hal tersebut memungkinkan
benih layak untuk dijadikan sebagai benih budidaya. Kemurnian benih tidak
boleh kurang dari 50% karena jika hal tersebut terjadi, maka benih tidak layak
dijadikan benih untuk budidaya karena kualitasnya yang kurang baik.
Benih kedelai memiliki kadar air sekitar 17 %. Dari metode dasar, didapat
nilai kadar air sebesar 19 % sedangkan dari metode praktik dengan
menggunakan alat kett richeter didapat nilai kadar air sebesar 16,50 %.
Perbedaan/selisih dari keduanya tidak terlalu signifikan. Perbedaan nilai kadar
air tersebut bisa disebabkan dari pelaksanaan metode dasar yang belum
maksimal, baik itu dalam penggunaan alat ataupun pengaturan suhu maupun
kelembaban ruangan nya. Sedangkan daya kecambah nya sekitar 70 – 95 %.
Hal ini termasuk dalam kategori baik, karena daya kecambah yang tinggi akan
mempengaruhi kecepatan tumbuh benih sehingga pertumbuhan nya pun baik.
Dan mempunyai kecepatan tumbuh rata-rata (perkecambahan) sekitar 7
kecambah per hari.
Selain itu benih kedelai yang dapat bertahan (tumbuh) didalam keadaan
lingkungan yang marginal (di atas media kerikil) hanya 20% dari keseluruhan
total 20 benih. Dan dari 100 benih kedelai setelah diberi perlakuan dengan
memberikan fungisida, didapat hasil bahwa kecambah yang cukup kuat ada 78
benih.
F. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai