PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI
Tarsal tunnel adalah ruang sempit yang terletak di bagian dalam
pergelangan kaki sebelah tulang pergelangan kaki. Terowongan ditutupi
dengan ligament tebal (flexor retinakulum yang melindungi dan
memelihara struktur yang terkandung dalam terowongan-
arteri,vena,tendon dan saraf. Salah satu struktur ini adalah saraf tibialis
posterior, yang merupakan focus dari sindrom terowongan tarsal.6
Sindrom Tarsal tunnel adalah kompresi pada saraf tibialis posterior
yang menghasilkan gejala sepanjang jalur saraf. Tarsal tunnel syndrome
mirip dengan carpal tunnel syndrome, yang terjadi dipergelangan tangan.
Kedua gangguan timbul dari kompresi saraf dalam ruang tertutup.7
2.2 ANATOMI
Nervus Tibialis
Nervus tibialis berasal dari bagian anterior dari plexus sacralis.
Yang keluar melalui region posterior dari paha dan kaki, dan cabang-
cabangnya masuk kedalam bagian medial dan lateral dari nevus plantaris.
Inervasi dari nervus tibialis ke kulit adalah menuju bagian betis dan
permukaan plantar dari kaki. Inervasi nervus tibialis ke otot terdapat paling
banyak ke daerah posterior dari paha dan otot-otot kaki dan beberapa pada
otot-otot intrinsik dari kaki.2
Gambar 2. Peningkatan tekanan dan beban berat yang dipikul sendi dapat
mengakibatkan TTS
(a) (b)
Gambar 3. (a) posisi kaki yang baik (b) postur kaki yang terlalu dalam
2.7 PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Fisik
Pasien-pasien umumnya dengan gejala yang tidak jelas
pada nyeri kaki, dimana terkadang dihubungkan dengan plantar
fasitis. Adanya nyeri, parestesia, dan rasa tebal merupakan gejala
yang tidak jelas. Pada beberapa kasus, adanya atropi pada otot
intrinsik kaki dapat ditemukan, meskipun secara klinik sulit untuk
dapat dipastikan. Eversion dan dorsofleksi dapat menimbulkan
gejala yang bertambah berat.4,1
Tanda Tinel (nyeri yang menyebar dan parestesi sepanjang
perjalanan dari saraf) dapat timbul pada bagian posterior dari
maleolus medial. Gejala-gejala tersebut umumnya akan berkurang
saat beristirahat, meskipun tidak semua gejala tersebut hilang
seluruhnya. (Perkusi dari saraf bagian distal dengan manifestasi
berupa parestesia dikenal sebagai tanda Tinel. Hal ini jangan
sampai dibingungkan dengan tanda dari Phalen, yaitu kompresi
saraf selama 30 detik, dengan timbulnya kembali gejala-gejala
tersebut).4,1
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya penurunan
sensitivitas akan tekanan ringan, tusukan dengan peniti, dan suhu
pada pasien-pasien dengan distal symmetric sensorimotor
neuropathy. Pemeriksaan dengan radiografi pada pasien-pasien
dengan gangguan pada anggota geraknya menunjukkan adanya
pengurangan dari densitas tulang, penipisan pada phalang, atau
adanya bukti akan neuropathy (contoh: Charcot disease) pada long-
standing neuropathies. Sebagai tambahan adanya perubahan-
perubahan pada anggota tubuh seperti pes cavus, rambut rontok,
dan ulkus. Penemuan-penemuan tersebut sangat berhubungan
dengan diabetes, amyloid neurophaty, leprosy, atau hereditary
motor sensory neurophaty (HMSN) disertai dengan gangguan
sensorik. Menipisnya jaringan perineural ditemukan juga pada
kasus-kasus leprosy dan amyloid neuropathy.1,4,5
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Electromyography(EMG) dan nerve conduction
velocity (NCV) dapatlah berguna untuk mengevaluasi
penyebab dari tarsal tunnel syndrome dan untuk memastikan
adanya neuropathy. Sebagai tambahan, dapat membedakan dari
tipe-tipe dari jaringan saraf (sensorik, motorik atau keduanya)
dan patofisiologi (aksonal vs demyelinating dan simetrik vs
asimetrik) dari pemeriksaan EMG dan/atau NCV. Pemeriksaan
ulang dari EMG seharusnya dilakukan dalam waktu 6 bulan
setelah tindakan operasi yang biasanya memberikan hasil yang
baik setelah penderita menjalani tindakan dekompresi.
b. Magnetic resonance imaging (MRI) dan ultrasonography dapat
cukup membantu yang berhubungan dengan kasus soft-tissue
masses dan space-occupying lesion lainnya pada tarsal tunnel.
Sebagai tambahan, MRI berguna dalam menilai suatu flexor
tenosynovitis dan unossified subtalar joint coalitions.
c. Plain radiography juga berguna untuk mengevaluasi pasien-
pasien dengan dasar kelainan struktur dari kaki, fraktur, bony
masses, osteophytes, dan subtalar joint coalition.1,4,5
Pemeriksaan Histologi
Dihubungkan dengan neuroma pada kebanyakan kasus di
masyarakat, jaringan saraf merupakan yang paling intak dari
perineural sheath. Hasil ini merupakan hasil dari chronic nerve
compression dan irritation, yang dapat menyebabkan
pembengkakan pada saraf. Proliferasi dari jaringan fibrous
menimbulkan kompresi pada saraf, walaupun dapat menimbulkan
dekompresi dan jaringan fibrous tersebut harus dihilangkan. Kista
ganglion dapat menyebabkan peripheral neuropathies seperti
biasanya, tetapi ketika dikombinasikan hal itu bukanlah suatu
etiologi yang sering. Sumber dan penyebab dari kista ganglion
tetap tidak dapat dijelaskan, satu teori mengatakan bahwa fibrillar
degeneration dari kolagen dengan akumulasi dari intraselular dan
extraselular mucin. Jika dilakukan tindakan operasi maka lesi ini
harus dihilangkan secara in toto karena dapat menimbulkan nerve
decompression.1,4,5
2.8 PENATALAKSANAAN
A. Medikamentosa
Terapi medikamentosa ini bertujuan mengurangi inflamasi dan
nyeri. Pemberian injeksi steroid intra canal tarsal sering dikombinasikan
dengan anestesi lokal seperti lidokain.
B. Terapi konservatif (nonbedah)
Prinsip terapi ini adalah menurunkan tekanan pada n tibialis
posterior pemakaian orthoses,seperti pembidaian atau penyangga (brace),
untuk mengurangi tekanan pada kaki dan membatasi gerakan kaki.
Ketika konservatif terapi dinyatakan gagal dalam mengurangi gejala-gejala
pada pasien, maka intervensi operasi dapatlah diperhitungkan.
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. NS
Umur : 60tahun
Alamat : Jl. Ale rasyid
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
No. Rm : 0000001
B. ANAMNESIS : Autoanamnesis
I. Keluhan Utama :
Telapak kaki terasa nyeri
II. Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak 4 hari SMRS pasien mengeluh telapak kaki terasa
nyeri. Pasien mengeluhkan nyeri terutama setelah pasien pulang
dari ladang. Nyeri dirasakan tajam seperti ditusuk jarum. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Jika digunakan untuk berjalan, nyeri
dirasakan bertambah parah. Nyeri pinggang (-) nyeri pada
pergelangan kaki (-).
Pasien juga merasakan kesemutan pada telapak kaki,
setelah itu pasien merasakan kedua kakinya terasa tebal. Keluhan
dirasakan hilang timbul. Keluhan dirasakan bertambah jika pasien
berjalan. Selama 4 tahun ini, pasien bekerja sebagai petani. Pasien
sering berjongkok saat melakukan pekerjaannya. Pasien
menyangkal riwayat bengkak dan panas di pergelangan kaki.
Pasien juga menyangkal riwayat.. Pasien menyangkal riwayat
kelemahan anggota gerak.
III. Riwayat Penyakit Dahulu :
- Pasien belum pernah mengalami hal ini sebelumnya
- Riwayat Trauma disangkal
- Riwayat Hipertensi disangkal
- Riwayat Penyakit Gula disangkal
- Riwayat Alergi obat/makanan disangkal
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Dikeluarga pasien tidak ada yang mengeluhkan hal serupa, riwayat
HT (-), dan DM (-).
V. Riwayat Pribadi dan Sosial
- Pekerjaan : Pasien bekerja sebagai petani
- Kebiasaan : Pasien makan 3 kali sehari dengan sepiring
nasi dan lauk pauk berupa tempe, tahu, sayur. Riwayat Merokok
disangkal, Riwayat minum alkohol disangkal, dan riwayat olahraga
juga disangkal.
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemerikssan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan- sedang
Kesadaran : Komposmentis
GCS : E4M6V5
Tinggi Badan :160cm
Berat Badan : 58kg
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Frekuensi Nadi : 88x/menit, regular
- Frekuensi Pernapasan : 20x/menit
- Suhu : 370C
Kulit
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-
), spider naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-
).
Kepala
Bentuk normocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut
hitam beruban, tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut, atrofi
otot (-)
Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya
langsung dan tak langsung (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3mm),
oedem palpebra (-/-), sekret (-/-), lagoftalmus (+/-)
Hidung
Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
Telinga
Deformitas (-/-),darah (-/-), sekret (-/-)
Mulut
Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), lidah simetris, lidah
tremor (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-), papil
lidah atrofi (-)
Leher
Simetris, trakea di tengah, step off (-), JVP (R+2) ,limfonodi tidak
membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-)
Thoraks
o Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler,
bising (-)
o Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan
paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar ( vesikuler / vesikuler ), suara
tambahan (-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, bruit (-) dan
lien tidak teraba
Ekstremitas
Oedem Akral dingin
- - - -
- - - -
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Darah
Laboratorium Nilai Nilai Normal
GDP (mg/dL) 100 70 – 100
GD2PP (mg/dl) 125 80 - 140
Kolesterol total (mg/dl) 201 50-200
LDL (mg/dl) 207 80-210
HDL (mg/dl) 46 37-91
Trigliserida (mg/dl) 77 <150
Asam urat 3,9 2,4-6,1
Foto Pedis PA
Kesan : Calcaneus spur pedis kanan
E. MASALAH
DIAGNOSIS
- Diagnosis Klinis
Hipoestesia tarsal bilateral , neuropati plantar pedis bilateral.
- Diagnosis Topik
Nervus tibialis dalam terowongan tarsal
- Diagnosis Etiologi
- Tarsal Tunnel Syndrome bilateral
Diagnosis Banding :
F. PENATALAKSAAN
Medikamentosa
Meloxicam 15 mg 1 x 1
Vit B 6 (piridoksin) tab 50mg 3x1
Injeksi metylprednisolon 20 mg intrakompartemen
Non medikamentosa
- Ultrasound pada terowongan tarsal (daerah malleolus medial)
kanan
- Infra Red pedis bilateral
- Menurunkan aktivitas dengan jongkok
EDUKASI
PROGNOSIS
BAB IV
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Sindrom Tarsal tunnel adalah kompresi pada saraf tibialis posterior yang
menghasilkan gejala sepanjang jalur saraf. Penyakit ini lebih dominan pada
wanisa dewasa.Beberapa faktor berhubungan dengan terjadinya sindrom tarsal
tunnel. Soft-tissue masses dapat menimbulkan compression neuropathy dari
bagian saraf tibialis posterior. Contoh termasuk lipoma, tendon sheath ganglia,
neoplasma pada tarsal canal, nerve sheath dan nerve tumor, dan vena varicose.
Tulang yang menonjol dan exostoses dapat pula menimbulkan gangguan.
Gangguan yang timbul adalah gangguan sensorik yang bervariasi dari
mulai sharp pain sampai hilangnya sensasi, gangguan motorik dengan resultant
atrophy dari intrinsic musculature, dan gait abnormality (Contoh Overpronation
dan pincang karena nyeri dengan weight bearing).
Faktor resiko terjadinya sindrom tarsal tunnel meningkat pada Rematoid
arthritis, memakai sepatu yang menekan, kehamilan, DM dan penyakit tiroid.
Selain itu postur kaki yang tidak baik (kaki terlalu miring ke arah dalam) dapat
meningkatkan resiko terjadinya penyakit ini
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya penurunan sensitivitas akan tekanan
ringan, tusukan dengan peniti, dan suhu serta terdapat Tanda Tinel (nyeri yang
menyebar dan parestesi sepanjang perjalanan dari saraf) dapat timbul pada bagian
posterior dari maleolus medial.
Pemeriksaan Electromyography (EMG) dan nerve conduction velocity (NCV)
dapatlah berguna untuk mengevaluasi penyebab dari tarsal tunnel syndrome dan
untuk memastikan adanya neuropathy. Magnetic resonance imaging (MRI) dan
ultrasonography dapat cukup membantu yang berhubungan dengan kasus soft-
tissue masses dan space-occupying lesion lainnya pada tarsal tunnel.
DAFTAR PUSTAKA