Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322020914

PENGARUH LAMA PENGADUKAN TERHADAP FAKTOR KEPADATAN ADUKAN


BETON

Article · September 2010

CITATIONS READS

0 658

1 author:

Harun Mallisa
Universitas Tadulako
10 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

High Strength Concrete, Cementitious Materials as Cement Replacement in Concrete View project

High Strength Concrete View project

All content following this page was uploaded by Harun Mallisa on 23 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Media Litbang Sulteng III (2) : 124 – 130, September 2010 ISSN : 1979 - 5971

PENGARUH LAMA PENGADUKAN TERHADAP


FAKTOR KEPADATAN ADUKAN BETON
Oleh :
Harun Mallisa1)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari lamanya pengadukan campuran beton terhadap sifat adukan
beton segar. Variabel lama pengadukan terdiri atas tujuh perilaku yaitu 2 menit 7, 12, 17, 22, 27, dan 32 menit dan hasil
pengadukan selanjutnya diuji faktor kepadatan adukan beton menurut periode umur perawatan benda uji.
Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh lama pengadukan terhadap faktor kepadatan adukan beton turun dari
0,961 menjadi 0,876 atau turun sebesar 8,84 %. Jadi semakin lama beton diaduk, adukan beton segar akan menjadi lebih
kental/kaku, kandungan udara semakin bertambah dan sifat workabilitasnya semakin rendah.

Kata Kunci : Lama pengadukan beton, beton segar

I. PENDAHULUAN mutu beton dari setiap pengadukan akan


berbeda sehingga kuat tekan beton yang
1.1. Latar Belakang dihasilkan tidak merata.
Dalam PBI 71 dikemukakan bahwa
untuk mendapatkan hasil adukan campuran 1.2. Rumusan Masalah
beton yang baik, maka pengadukan bahan Bertolak dari uraian latar belakang
campuran beton untuk kebutuhan beton tersebut diatas maka permasalahannya
struktural haruslah dilakukan dengan mesin adalah bahwa apakah dengan bertambahnya
pengaduk. Secara khusus untuk membuat lama waktu pengadukan beton akan dapat
campuran beton Kelas III yaitu mutu beton berpengaruh terhadap salah satu sifat adukan
yang lebih besar dari K.225, mesin beton yang ada?. Yaitu bahwa bagaimana
pengaduk haruslah dilengkapi dengan alat- pengaruh lamanya waktu pengadukan
alat yang dapat mengukur secara tepat terhadap faktor kepadatan adukan beton
jumlah bahan yang digunakan, terutama air (compaction factor).
pencampur yang akan dimasukkan kedalam
drum pengaduk. 1.3. Tujuan
Dalam hal pengadukan beton faktor Tujuannya adalah untuk mengkaji
lama waktu pengadukan campuran beton adanya pengaruh sebab-akibat lama waktu
juga sangat berperan dalam membuat pengadukan campuran beton terhadap faktor
adukan beton yang bermutu, yaitu yang kepadatan adukan beton. Lama pengadukan
memenuhi sifat kekentalan adukan beton campuran beton yang dimaksud adalah
(workability), kekuatan dan ketahanan banyaknya waktu yang digunakan untuk
betonnya. mencampur adukan beton dalam satuan
Sampai saat sekarang dalam menit, yang dihitung setelah semua bahan
mengaduk campuran beton masih banyak dimasukkan ke dalam drum pengaduk
dijumpai orang menggunakan mesin (molen beton) menurut volume adukan dan
pengaduk (molen beton) yang kecil, yaitu putaran mesin pengaduk yang konstan.
yang berkapasitas maksimal 350 liter.
Dengan mesin pengaduk tersebut kadang II. TINJAUAN PUSTAKA
orang kurang memperhatikan lagi faktor
lama waktu pengadukannya, artinya lama 2.1. Pengadukan Beton
waktu pengadukan tidak tetap tetapi hanya Pada dasarnya mutu beton tergantung
diperkirakan saja; dampaknya kemungkinan pada sifat dan karakteristik bahan
1) pembentuknya, cara pengerjaannya dan
Staf pengajar pada Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Palu. kondisi lingkungan sekitarnya terutama

124
faktor suhu ketika beton itu dikerjakan. semen yang belum bereaksi secara sempurna
Dalam hal pengerjaan beton, faktor dan kemudian membentuk lapisan yang
pengadukan beton menjadi salah satu lemah, serta berpori karena adanya lapisan
kegiatan yang penting terutama untuk jenis buih/busa semen (laitance).
beton struktural yang harus direncanakan Meskipun ukuran butiran semen
dan dikerjakan untuk memenuhi kekentalan bervariasi atau tidak seragam, tetapi karena
(konsistensi) dari adukan, kekuatan dan adanya air kemudian menggumpal sehingga
ketahanan (durabilitas) betonnya. (R. Segel, butiran akan turun dengan kecepatan yang
1993; Soetjipto, 1987 dan LJ. Murdock, relatif sama. Air bening yang bebas terlepas
1981). dari reaksi hidrasi dengan semen terdesak ke
Untuk mendapatkan hasil adukan atas dan selain itu terdapat pula butiran
yang baik, maka pengadukan beton haruslah semen yang bereaksi lambat ikut terbawa
dilakukan dengan mesin pengaduk supaya oleh air ke permukaan.
proses penyatuannya (homogenitas) dapat Jika proses pengeluaran air (bleeding)
lebih baik dan cepat. Lama waktu belum selesai, sementara pasta semennya
pengadukan tergantung pada kapasitas dari lebih dulu mengeras, akan memungkinkan
drum pengaduk, yaitu banyaknya bahan konsentrasi butiran semen yang tidak serba
yang akan diaduk, jenis dan butiran agregat sama. Pada lapisan bawah terdapat hasil
(gradasi), serta workabilitas adukannya. sedimen yang lengkap, sebaliknya pada
Dalam LJ. Murdock (1981) dikemukakan lapisan atas belum atau tidak lengkap.
untuk volume adukan yang tertentu Tentang pengaruh bleeding terhadap
diperlukan lama waktu pengadukan sebagai mutu beton, oleh V. Sampebulu (1996)
berikut :  2 m3 - 1½ menit, 2½ m3- 2 dijelasakan bahwa ketika bleeding sedang
menit, 3 m3- 2½ menit, 5 m3- 3 menit. berlangsung air campuran terjebak didalam
Sedang menurut ACI dan ASTM C.14 kantong-kantong yang terbentuk antara
– 78a lama waktu pengadukan ditentukan angregat dengan pasta semen (matriks).
sebagai berikut : 0,8 m3 - 1 menit, 1,5 m3 - Sesudah bleeding selesai dan beton sudah
1¼ menit, 2,3 m3 - 1½ menit, 3,1 m3 - mengeras, kantong-kantong tersebut menjadi
1¾ menit, 3,8 m3 - 2 menit, 4,6 m3 - 2¼ kering ketika berlangsung perawatan dalam
menit, 7,6 m3 - 3¼ menit. keadaan kering. Akibatnya apabila ada
Didalam PBI 71-6.2.3. disebutkan tekanan kantong-kantong tersebut penyebab
lama waktu pengadukan paling sedikit 1½ mudahnya terjadi retak pada beton, karena
menit, setelah semua bahan telah kantong-kantong hanya berisi udara dan
dimasukkan kedalam drum pengaduk, bahan lembut semacam debu halus.
sementara oleh Soetjipto (1987), LJ. Untuk mengurangi sifat pengeluaran
Murdock (1981) dan Sumardi (1998) air (bleeding) pada adukan beton beberapa
menyatakan bahwa lama pengadukan tidak hal yang dapat dilakukan antara lain sebagai
perlu lebih dari 2½ - 3½ menit. berikut :
a. Jumlah air campuran yang digunakan
2.2. Sifat Pengeluaran Air dari Adukan tidak melebihi kebutuhan untuk dapat
(Bleeding) mencapai sifat dapat dikerjakan
Pengeluaran air pada adukan beton (workabilitas) secara baik
disebabkan oleh pengeluaran air sebagian b. Campuran dengan semen yang lebih
dari pasta semennya. Pasta semen banyak.
merupakan larutan kental, yang labil oleh c. Gunakan jenis semen dengan butiran
gravitasi (Soetjipto, 1987). Bila digunakan yang lebih halus.
air adukan yang lebih banyak daripada yang d. Agregat dengan gradasi yang lebih baik
digunakan untuk proses hidrasi dengan yaitu memenuhi syarat standar.
semen (pengikatan dan pengerasan) maka
kelebihan air akan naik ke permukaan Makin banyak semen yang digunakan
adukan beton dengan membawa butiran makin banyak air yang dipakai untuk proses
berhidrasi dalam adukan beton; makin halus

125
butiran semen makin besar jumlah luas
permukaannya sehingga makin banyak air a. Bahan-bahan yang digunakan
yang terpakai oleh semen dalam proses - Semen Portland jenis/tipe I
pengikatan dan pengerasan beton. Bila - Agregat halus atau pasir dari sungai Palu
agregat dengan gradasi yang lebih baik - Agregat kasar berupa batu pecah dari
maka kebutuhan pasta semen akan labuan mini
berkurang. - Air bersih dari PDAM.
Pada penelitian ini tidak digunakan
2.3. Pengaruh Waktu Pengadukan bahan tambahan pembantu (admixture).
Pengadukan bahan campuran beton
dengan menggunakan mesin pengaduk b. Peralatan yang digunakan
(molen beton), tentu hasilnya akan lebih Peralatan yang digunakan dalam
baik daripada bila diaduk secara manual penelitian ini adalah sebagai berikut: Mesin
(dengan skop atau pacul). Pengadukan pengaduk, Stcpwatch,Thermometer,Kerucut
secara manual umumnya hanya di Abrams dan perlengkapannya untuk
peruntukkan pada pekerjaan beton yang pengujian Nilai Slump, Silinder untuk
sederhana dimana persyaratan kekuatan dan mencetak benda uji beton, Penggetar poker
kepadatan beton sama sekali tidak dituntut, untuk pemadatan pencetakan benda uji
atau pada pekerjaan yang non-struktural beton, Mesin tekan beton, alat bantu lainnya.
(PBI 71-4.2.2).
Soetjipto (1987), dijelaskan bahwa 3.2. Prosedur Penelitian
lama waktu pengadukan tidak boleh terlalu Prosedur dan metode rancangan pada
singkat/pendek, sehingga adukan tidak penelitian ini diberi perlakuan secara sama
merata pencampurannya, tetapi sebaliknya untuk setiap variabel lama waktu
juga tidak boleh terlalu lama karena akan pengadukan. Peralatan yang akan
mengurangi kekuatan tekan betonnya. digunakan, dan bahan-bahan campuran
Waktu pengadukan juga tidak boleh kurang beton yang diperlukan lebih dulu
dari 1,5 menit, tetapi tidak perlu lebih dari 2 dipersiapkan sesuai hasil perhitungan
menit. Pengadukan yang terlalu lama proporsi campuran (mix design concrete)
memberi pengaruh yang kurang baik pada untuk satu kali pengadukan pada setiap
adukan beton sehingga mengakibatkan variabel lama waktu pengadukan.
menurunnya kekuatan tekan beton. Kecepatan putar mesin pengaduk
Dalam PBI 71-6.2.3. mensyaratkan (molen) diatur yaitu sekitar 25 putaran per
bahwa waktu pengadukan tergantung pada menit. Bila mesin pengaduk sudah berputar
kapasitas drum pengaduk, banyaknya bahan normal, bahan-bahan campuran beton
yang akan diaduk, jenis dan susunan butiran dimasukkan kedalam drum pengaduk secara
dari agregat yang dipakai dan slump berurut yaitu agregat kasar dan sebagian air,
betonnya. Akan tetapi pada umumnya waktu kemudian agregat halus, semen, dan sisa
pengadukan harus diambil paling sedikit 1,5 sebagian air adukan tadi. Lama waktu
menit setelah semua bahan dimasukkan memasukkan bahan-bahan tersebut tidak
kedalam drum pengaduk. Setelah selesai lebih dari 5 menit. Sesudahnya itu lama
pengadukan, adukan beton harus waktu pengadukan mulai dihitung dengan
memperlihatkan susunan dan warna yang menggunakan Stopwatch, sesuai dengan
merata. lama waktu pengadukan yang ditentukan.
Selanjutnya adukan beton dikeluarkan
dan langsung diuji / diukur nilai slumpnya,
III. METODE PENELITIAN kandungan udara, faktor kepadatannya
(compaction faktor) dan membuat benda
3.1. Bahan dan Perlengkapan Penelitian ujinya.
Bahan dan perlengkapan yang Memadatkan benda uji digunakan
digunakan untuk penelitian ini adalah internal vibro atau poker selama 30 detik,
sebagai berikut : kemudian diberi lapisan pasta semen untuk

126
meratakan permukaan benda uji (capping). Hasil pengujian faktor kepadatan
Setelah 24 jam cetakan benda uji dapat dapat dilihat seperti pada tabel 2 sebagai
dibuka, kemudian dilakukan perawatan akan berikut :
disesuaikan dengan periode umur pengujian
kuat tekan beton, yaitu umur 3,7,14,21 dan Tabel 2. Faktor kepadatan adukan beton
28 hari.
No. Lama pengadukan Berat jatuh Berat padat Faktor
Berikut bagian rancangan perlakuan (menit) Wd (gr) Wf (gr) kepadatan

pengujian adalah sebagai table 4 berikut : 1. 2 12245 12740 0,961

2. 7 12185 12745 0,956


Tabel 1. Rancangan metode perlakuan variabel
3. 12 12095 12757 0,948
Lama Metode Metode Metode Metode uji
4. 17 11975 12765 0,938
Pengaduk pengadukan Perawatan pemadatan tekan
an benda uji benda uji benda uji
5. 22 11795 12775 0,923
(menit)
2 6. 27 11545 12785 0,903
7 Dengan Dengan Dengan Dengan
molen perawatan internal mesin uji 7. 32 11220 12710 0,876
12 direndam vibrator tekan
17 (water (poker) pada
22 curing) periode
27 perawatan Hasil menunjukan bahwa semakin
32 3, 7, 14,
21, 28 hari lama pengadukan beton berlangsung, berat
volume jatuh (drop weight) dan faktor
kepadatan adukan beton semakin rendah.
IV. HASIL PENELITIAN DAN Sebaliknya berat volume setelah dipadatkan
PEMBAHASAN (full Weight) semakin bertambah.
Grafik hubungan lama pengadukan
4.1. Hasil Penelitian terhadap nilai faktor kepadatan dapat dilihat
Untuk memperoleh hasil dari pada gambar 1 berikut ini.
penelitian ini dilakukan pemeriksaan dan
pengujian terhadap sifat adukan beton dari
masing-masing variabel perlakuan lama
pengadukan beton. Hasil-hasil pengujian 0,97
0,96 2; 0,961
yang dimaksud, dari setiap variabel lama 7; 0,956
0,95 12; 0,948
Faktor Kepadatan

pengadukan adalah faktor kepadatan adukan 0,94 17; 0,938


0,93
beton. 0,92 22; 0,923
Pengujian faktor kepadatan 0,91
0,9 27; 0,903
dimaksudkan untuk mengukur tingkat
0,89
kepadatan individual (self compaction) 0,88 32; 0,876
adukan beton yang dihasilkan dari suatu 0,87
pekerjaan standar terhadap pekerjaan beton . 0 20 40
Sifat kemudahan pengerjaan dari adukan Lama Pengadukan (menit)
beton atau workabilitas memberi pengaruh Gambar 1. Hubungan lama pengadukan campuran beton
terhadap faktor kepadatan adukan beton. terhadap nilai faktor kepadatan.
Nilai faktor kepadatan (CF) dihitung
dengan rumus :
4.2. Pembahasan
CF = Wd / Wf Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya pengaruh lama pengadukan terhadap
Dimana : CF = Nilai Faktor Kepadatan nilai faktor kepadatan adukan beton
Wd = Kepadatan individual (compaction factor). Semakin lama
(kepadatan jatuh) pengadukan dilakukan, semakin rendah nilai
Wf = Kepadatan penuh faktor kepadatannya (dapat dilihat pada tabel
(dipadatkan). 2). Sehubungan dengan nilai slump pada
lama pengadukan yang lebih singkat
diperoleh hasil adukan yang lebih encer,

127
sehingga adukan mudah jatuh dan mengalir V. KESIMPULAN
ke dalam wadah silinder. Sebaliknya pada
pengadukan yang lebih lama sifat adukan 5.1. Kesimpulan
menjadi lebih kental/kaku, sehingga agak Dari hasil penelitian tersebut dapat
sulit mengalir dan mengisi wadah secara ditarik kesimpulan bahwa bertambahnya
lebih padat ketika diadakan pengecoran lama waktu pengadukan akan
karena workabilitasnya yang rendah. mempengaruhi sifat kekentalan adukan
Faktor kekentalan atau konsistensi beton akan semakin kental atau kaku karena
adukan beton mempengaruhi berat volume memberi peluang untuk banyaknya air
adukan beton sebelum dipadatkan, yaitu adukan yang akan menguap sehingga
adukan lebih encer timbangnnya lebih berat adukan akan kehilangan air. Selain itu juga
dari pada adukan yang lebih kental, karena sifat adukan juga menunjukkan tingkat
kandungan udaranya lebih besar dari pada workabilitas adukan menjadi rendah, sebagai
adukan yang encer. Sebaliknya ketika pengaruh dari bertambahnaya lama waktu
adukan beton sudah dipadatkan, pada pengadukan dan itu dapat dilihat dari hasil
adukan yang lebih encer atau pada nilai faktor kepadatan adukan beton yang
pengadukan yang singkat berat volume semakin kecil atau menurun.
adukannya lebih ringan dari pada adukan
yang lebih kental. Hal ini dimungkinkan 5.2. Saran
karena berkurangnya kandungan udara lalu - Lamanya waktu pengadukan beton perlu
digantikan oleh adukan setelah dilakukan diperhatikan dengan baik karena hal ini
pemadatan. akan berpengaruh terhadap sifat adukan
Fenomena lain yang tampak ketika beton, yaitu bila pengadukan terlalu
dilakukan pemadatan adukan beton, bahwa lama, adukan beton akan menjadi lebih
pada adukan yang lebih encer peristiwa kental/kaku, tingkat workabilitasnya
bleeding yaitu terjadinya pemisahan air menjadi rendah sehingga adukan
adukan dan butiran agregat halus yang naik menjadi semakin sulit dikerjakan
ke permukaan beton muncul lebih awal atau termasuk sulit untuk dipadatkan.
lebih cepat dibanding pada adukan yang - Bila adukan beton lebih kental/kaku,
lebih kental dimana muncul gelembung- hindari penambahan air adukan yang
gelembung udara yang lebih banyak ke tanpa terukur selama proses pengadukan
permukaan. berlangsung, karena penambahan air
berlebihan akan mengurangi mutu
beton.

128
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (1991). Tatacara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, SKSNI T.15-1990-03. Bandung. Yayasan
Penyelidikan Masalah Bangunan.

…………........., (1995). Tatacara Pengadukan dan Pengecoran Beton. SNI.03-3976-1995. Jakarta. Dewan Standarisasi
Nasional (DSN).

………………., (1989). Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. SKSNI M-14-1989-F. Bandung. Yayasan Penyelidikan
Masalah Bangunan.

Murdoch,L.S. Stepanus,H. (1981). Bahan dan Praktek Beton. Edisi.4. Jakarta. Erlangga.

Sampebulu’,V. (1988). A Basic Study on the Properties of Hot Weather Concrete. (Doctor’s Disertation). Departement of
Architecture Falcuty of Engineering. Khusyu University. Japan.

Segel,R. Kusumah,G. (1993). Pedoman Pengerjaan beton berdasarkan SKSNI.T.15-1991-03. Seri 2. Jakarta. Erlangga.

Soetjipto, Ismoyo,P. (1987). Konstruksi Beton Bertulang. Seri 1. Jakarta. Direktorat Pendidikan Kejuruan.

Sumardi,K. (1998). Teknologi Beton. Bahan Pelatihan Instruktur Politeknik – ITB. Bandung. Politeknik-ITB.

Tjokrodimuljo,K. (1998). Teknologi Beton. Yogyakarata. Nafiri.

Tutt, Bryan.R. (1975). Flowing Concrete and its Values. The First International Conference on Ready-mix Concrete. Dundee
University. United Kingdom.

129
Alur Penelitian
Alur Penelitian

Sifat dan Karateristik


Agregat Memenuhi Syarat

Proporsi Campuran
beton

Pengadukan Beton Lama Pengadukan


2,7,12,17,22,27,32
menit

Faktor Kepadatan
Pembuatan benda Uji Pemadatan

Umur 3,7,14,21 dan


Perawatan benda Uji
28 Hari

Kuat Tekan Beton

130

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai