Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PROBABILITAS RISIKO KEGAGALAN

BENDUNGAN GEROKGAK
BERDASARKAN METODE POHON KEJADIAN (EVENT TREE)

Cristina Dwi Y.1, Pitojo Tri Juwono2, Emma Yuliani2


1)
Staf Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2)
Dosen Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang
t_teen.cristina@yahoo.com

Abstrak: Bendungan menyimpan bahaya apabila mengalami keruntuhan. Selain pemeriksaan


keamanan bendungan, penilaian risiko juga diperlukan guna pengelolaan keamanannya. Pada
penelitian ini penilaian risiko menggunakan metode pohon kejadian, metode tradisional serta
metode ICOLD. Metode pohon kejadian mempunyai kelebihan secara sistematik memetakan
potensi kegagalan bendungan mulai awal dibandingkan metode tradisional yang mengacu nilai
kriteria yang berlaku. Sedangkan metode ICOLD bermanfaat mengetahui kelas risiko
bendungan. Probabilitas risiko kegagalan metode pohon kejadian tubuh bendungan sebesar 1x10-
5
dan 1x10-6, pelimpah sebesar 1x10-10, pengambilan sebesar 1x10-7, dan fondasi sebesar 1x10-8.
Annual Probability of Failure sebesar 1,11101x10-5. Probabilitas risiko metode tradisional tubuh
bendungan adalah 0,1 dan 0,1, 0,001 pada pelimpah, 0,01 pada pengambilan, dan 0,001 pada
fondasi. Kelas risiko kegagalan metode ICOLD adalah tinggi dengan nilai 48.

Kata kunci: Penilaian Risiko, Bendungan Gerokgak, Metode Pohon Kejadian (Event Tree),
Metode Tradisional,
Annual Probability of Failure (APF)

Abstract: Dams can be danger if failure. Beside dam safety inspection, risk assessment is also
needed for safety management. In this study, risk assessment use event tree, traditional
engineering standard and ICOLD methods. Event tree method has advantage systematically can
show dam failure potencies from the beginning event than engineering traditional standard that
absolutly based on approach standard. While ICOLD method has adventage to know the dam
risk classification. The risk failure probabilities by event tree method are 1x10-5 and 1x10-6 for
dam body, 1x10-10 of spillway, 1x10-7 of intake and 1x10-8 of foundation. Annual Probability of
Failure is 1,11101x10-5. The risk failure probabilities by traditional engineering standard are
0,1 and 0,1 of dam body, 0,001 of s pillway, 0,01 of intake, and 0,001 of foundation. Dam risk
classification by ICOLD method is high risk with value of 48.

Keywords: Risk Assessment, Gerokgak Dam, Event Tree Method, Traditional Engineering
Standard, Annual Probability of Failure (APF).

Dalam rangka menjaga keamanan bendungan untuk dapat dilakukan penanganan terlebih
serta menjaga kinerja operasi /fungsi layanan dahulu. Sistem prioritas perbaikan pada
waduk, memungkinkan adanya kegiatan komponen bendungan dapat disusun dengan
perbaikan atau rehabilitasi struktur komponen mempertimbangkan status bahaya bendungan
bendungan. Banyaknya komponen bendungan dari segi keamanan atau besarnya risiko
yang perlu diperbaiki atau direhabilitasi bisa terhadap kegagalan bendungan akibat gempa
memerlukan biaya yang besar, sehingga untuk bumi, banjir, ataupun karena air yang
efisiensi biaya dapat dilakukan sistem prioritas ditampung itu sendiri. Berdasarkan hal
perbaikan atau rehabilitasi terhadap potensi tersebut, maka perlu dilakukan penilaian risiko
risiko kerusakan atau kegagalan terbesarnya yang ada pada bendungan ataupun
7
8 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 1, Mei 2016, hlm 7-16

komponennnya untuk menilai risiko Kabupaten Buleleng Provinsi Bali menurut


kegagalannya. metode pohon kejadian (event tree) karena
Penilian risiko ini merupakan suatu proses metode pohon kesalahan (fault tree) lebih
dimana keputusan dibuat apakah tingkat risiko sesuai untuk menggambarkan proses kegagalan
yang ada ditimbulkan oleh bendungan masih untuk keandalan pintu pelimpah sedangkan
dapat ditoleransi atau perlu dikurangi (Brown pelimpah Bendungan Gerokgak tidak berpintu.
& Gosden, 2004). Penilaian risiko pada Selain itu, metode pohon kejadian (event tree)
dasarnya adalah pengembangan dari dapat memetakan mekanisme kegagalan
pendekatan standar rekayasa teknik tradisional bendungan mulai dari timbulnya permasalahan
untuk rekayasa teknik bendungan, dimana sebagai alur identifikasi model kegagalan
risiko dikendalikan dengan mengikuti komponen bendungan. Sedangkan metode
peraturan yang ditetapkan untuk perencanaan, pohon kesalahan (fault tree) berkerja dengan
pembebanan, kapasitas struktur, angka menelusuri jalur yang berlainan sebagai
keamanan dan langkah desain. Prosedur penyebab kegagalan bendungan dari kejadian
metode atau standar rekayasa teknik tradisional puncaknya (top event).
dengan mudah dapat diterapkan untuk Selain kedua metode diatas, dilakukan
mengevaluasi keamanan bendungan, seperti juga analisis menggunakan metode ICOLD
kapasitas banjir, gempa bumi dan stabilitas (International Committee on Large Dam)
bendungan. Tetapi pendekatan metode untuk menentukan kelas risiko bendungan.
tradisional ini masih kurang cocok untuk Metode ICOLD ini secara konsep adalah tidak
keperluan lain misalnya dalam menilai membandingkan antar komponen dalam 1
kapasitas banjir bendungan yang hanya (satu) bendungan, tetapi lebih kepada
memberikan panduan yang terbatas dalam perbandingan antar bendungan karena
memperkirakan keandalan pintu pelimpah dan parameter yang digunakan dalam menentukan
sistem pengoperasiannya. Sedangkan pada kelas risiko bendungan berasal dari nilai-nilai
analisis penilaian risiko perkiraan ke- yang diinput dari tiap komponennya. Nilai-
mungkinan terjadinya kegagalan serta risiko nilai tersebut kemudian dijumlahkan sebagai
yang akan terjadi dapat diuraikan secara hasil skor akhir nilai risiko yang sudah
sistematis proses kegagalannya. dikategorikan kelas risikonya.
Penilaian risiko dapat menyediakan cara
Identifikasi Masalah
lain untuk masalah yang tidak dapat
Identifikasi masalah penelitian ini adalah untuk
diselesaikan dengan metode atau standar
mengetahui:
rekayasa teknik tradisional. Dengan demikian
1) Struktur komponen bendungan yang
penilaian risiko dapat meningkatkan analisis
mengalami kerusakan sehingga
standar rekayasa teknik tradisional serta
diperlukan perbaikan.
memberikan bantuan dalam pembuatan
2) Potensi bentuk atau model kegagalan
keputusan yang lebih informatif dan sistematis.
bendungan secara dini yang mungkin
Dibandingkan dengan standar rekayasa teknik
mengancam keamanan bendungan.
tradisional yang tidak dapat memberikan
3) Probabilitas risiko kegagalan komponen
penilaian secara jelas mengenai risiko yang
bendungan.
dihadapi oleh masyarakat dan oleh pemilik
bendungan, maka penilaian risiko dapat Rumusan Masalah
membahas mengenai keterbatasan dan Rumusan masalah dari penelitian ini
ketidakpastian yang ada pada standar rekayasa adalah:
teknik tradisional tersebut, serta dapat 1) Bagaimana nilai probabilitas risiko
membantu dalam pembuatan keputusan. kegagalan pada tiap komponen
Menurut Pedoman Penilaian Risiko Bendungan Gerokgak?
Bendungan yang dikeluarkan oleh 2) Bagaimana urutan prioritas komponen
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2011 Bendungan Gerokgak yang berisiko
terdapat 2 (dua) metode yang dapat digunakan menyebabkan kegagalan?
untuk melakukan penilaian risiko pada 3) Bagaimana nilai Annual Probability of
bendungan yaitu metode pohon kejadian (event Failure (APF) Bendungan Gerokgak
tree) dan metode pohon kesalahan (fault tree). berdasarkan metode pohon kejadian
Pada penelitian ini akan dilakukan penilaian (event tree)?
risiko kegagalan Bendungan Gerokgak di
Dwi Y Cristina , dkk. Analisis Probabilitas Risiko Kegagalan Bendungan Gerokgak 9

Tujuan dan Manfaat


Maksud dari penelitian ini adalah untuk
melakukan penilaian probabilitas risiko
kegagalan komponen bendungan yang
mungkin terjadi. Tujuan dari penelitian ini
diantaranya adalah untuk mengetahui:
1) Nilai probabilitas risiko kegagalan
komponen Bendungan Gerokgak
berdasarkan pohon kejadian (event tree)
dan metode tradisional serta kelas risiko
bendungan berdasarkan metode ICOLD.
2) Komponen Bendungan Gerokgak yang
paling berisiko menyebabkan kegagalan
Gambar 1: Foto Bendungan Gerokgak
Bendungan Gerokgak berdasarkan pohon
Sumber: www.google.com (2015)
kejadian (event tree) dan metode
tradisional.
Gerokgak
3) Nilai probabilitas risiko Annual
Probability of Failure (APF) Bendu-ngan
Gerokgak berdasarkan pohon kejadian
(event tree).

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian
Bendungan Gerokgak dibangun di Sungai
Gerokgak, yang berada di Desa Gerokgak,
Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng
pada koordinat S 08o 12’ 43,1” dan E 114o 46’
56,5” yang berada dalam pengelolaan Balai
Wilayah Sungai Bali Penida di Provinsi Bali.
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1) Perencanaan Embung Gerokgak
2) Penyelidikan Geologi Teknik dan
Mekanika Tanah
3) Hasil Pemeriksaan Visual Bendungan dan
Lokasi
Bangunan Pelengkapnya
4) Evaluasi dan Analisis Hidrologi Bendungan
5) Evaluasi dan Analisis Geologi Teknik Gerokgak
6) Evaluasi dan Analisis Peralatan
Hidromekanik dan Elektrik
7) Evaluasi dan Analisis Stabilitas Ben-
dungan dan Pelimpah
Gambar 2: Lokasi Bendungan Gerokgak
8) Evaluasi dan Analisis Instrumentasi pada
Tubuh Bendungan
Sumber: PT. Indra Karya Wilayah I (2013)
9) Evaluasi dan Analisis Sistem Operasi dan
Pemeliharaan Langkah Pengerjaan
10) Evaluasi dan Analisis Rencana Tindak Langkah pengerjaan secara umum adalah
Darurat melakukan analisis probabilitas risiko
11) Evaluasi dan Analisis Keamanan kegagalan bendungan berdasarkan metode
Bendungan pohon kejadian dan metode tradisional yang
kemudian dilakukan perbandingan sehingga
dapat digambarkan seperti pada diagram alir di
bawah ini:
10 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 1, Mei 2016, hlm 7-16

 Kebutuhan evakuasi
 Potensi kerusakan hilr
 Risiko bisnis pemilik
 Faktor tambahan bendungan yang ada
 Faktor tambahan untuk mengatasi
defisiensi struktural
b) Estimasi kelas risiko bendungan
4) Kesimpulan penilaian risiko
Sesuai rumusan masalah, diperoleh
kesimpulan:
- Nilai probabilitas risiko kegagalan
komponen Bendungan Gerokgak.
- Urutan prioritas risiko kegagalan
Gambar 3: Diagram Alir Penelitian komponen Bendungan Gerokgak.
- Nilai Annual Probability of Failure
Sebagaimana tertulis pada pedoman (APF) Bendungan Gerokgak.
Penilaian Risiko Bendungan (Kementerian 5) Saran atau rekomendasi penilaian risiko.
Pekerjaan Umum, 2011), proses penyelesaian
penelitian ini adalah: PEMBAHASAN
1) Metode pohon kejadian (event tree):
a. Penentuan tipe, tingkat, dan tahap Tubuh Bendungan
penilaian risiko. Berdasarkan Baecher (1980) disebutkan
 Tipe penilaian risiko yaitu tipe bahwa penilian risiko bendungan diperoleh
kuantitatif. dengan memisahkan masing-masing kompo-
 Tingkat penilaian risiko yaitu tingkat nen bendungan dalam proses analisisnya
input rekayasa teknik dasar (basic). berdasarkan kriteria yang berlaku pada tiap
 Tahap penilaian risiko yaitu tahap komponennya.
pengelolaan bendungan. Pada tubuh Bendungan Gerokgak dilaku-
b. Proses penilaian risiko meliputi analisis kan identifikasi bahaya sebagai berikut:
dan evaluasi risiko. 1) Stabilitas lereng
Analisis risiko terdiri dari: Berdasarkan nilai Faktor Keamanan
 Identifikasi bahaya timbunan Bendungan Gerokgak terhadap
 Identifikasi model kegagalan beban gempa desain OBE dan MDE, stabilitas
 Penentuan nilai risiko menggunakan kurang memenuhi.
metode pohon kejadian (event tree). Analisis kegempaan dalam penilaian risiko
Kegiatan evaluasi risiko terdiri dari: perlu ditinjau khususnya pada daerah dengan
kondisi kegempaan tinggi sehingga diperlukan
 Menghitung nilai Annual Probability
of Failure (APF) sebagai hasil pemeriksaan terhadap pembebanan kegempaan
kalibrasi dan verifikasi berdasarkan saat desain dan kondisi terkini (Kostov, 2008).
kriteria risiko bendungan eksisting. Tabel 1. Kondisi stabilitas lereng pada kondisi
beban OBE dan MDE
 Penentuan risiko yang dapat ditoleransi Faktor
Syarat Keterangan
berdasarkan grafik kriteria risiko sosial No Kondisi Pembebanan Keamanan
FK
yang disarankan untuk bendungan Hulu Hilir Hulu Hilir

eksisting. 1. Aliran rembesan tetap


1,20 1,115 1,171 TM TM
beban gempa OBE
2) Metode tradisional
2. Muka waduk turun
 Identifikasi bahaya tiba-tiba gempa OBE
1,10 0,916 1,183 TM Ok

 Identifikasi model kegagalan 3. Aliran rembesan tetap


1,00 0,764 0,891 TM TM
 Penetapan nilai probabilitas risiko beban gempa MDE

3) Penilaian berdasarkan metode ICOLD Sumber: PT. Indra Karya Wilayah I (2013)
yaitu: 2) Deformasi Akibat Gempa
a) Penilaian faktor dan parameter Perhitungan deformasi untuk perhitungan
 Kapasitas waduk ini menggunakan persamaan Swaisgood (2003)
 Tinggi bendungan dibawah ini:
Dwi Y Cristina , dkk. Analisis Probabilitas Risiko Kegagalan Bendungan Gerokgak 11

% settlement = e(6,07PGA + 0,57M – 8,00) Berdasarkan hasil uji permeabilitas


% settlement = 0,05% lapangan untuk material inti diperoleh nilai
Deformasi = Hbendungan x % settlement K = 2,55 x 10-6 < 1 x 10-5
= 47 x 0,0005 - Kepadatan timbunan berkisar 95%-98%.
= 0,02 m Dari data desain diketahui bahwa nilai
3) Erosi internal pemadatan material inti rata-rata diatas
- Total debit pada sumur pengamatan sebesar 95%, berkisar antara 97,1%.
0,12 l/det. - Ketebalan inti berkisar 30%-50% dari
Berdasarkan Panduan The Japanese tinggi air (elevasi muka air normal).
Institute of Irrigation and Drainage (1998), Elevasi dasar sungai = + 100,00 m
debit rembesan maksimum yang diijinkan Elevasi m.a.n. = + 126,00 m
adalah: sehingga ketebalan inti minimal:
= 0,05% x tampungan waduk bruto = 30% x (el. m.a.n. – el. dasar sungai)
= 21 l/dt. = 30% x (126,00 – 100,00)
- Berdasarkan Panduan Perencanaan = 30% x 26
Bendungan Urugan Volume III = 7,8 m
(Kementerian Pekerjaan Umum, 1999), Dari gambar desain potongan melintang
koefisien filtrasi (K) zona kedap air (inti) Bendungan Gerokgak diketahui bahwa lebar
tidak lebih dari 1 x 10-5 cm/dtk. ini adalah sekitar 10 m.

0,01 0,1 0,01


Lereng longsor Tekanan air pori Deformasi Bendungan runtuh Pr = 0,000001
meningkat berlebih

0,99 Bendungan tidak runtuh

0,9
0,99 Deformasi
0,1 normal

Gempa Tekanan air pori tidak meningkat

0,9

Lereng tidak longsor

Gambar 4: Analisis Pohon Kejadian Tubuh Bendungan karena Gempa sebesar 1x10 -6
Sumber: Hasil Perhitungan

0,9
Erosi internal Bocoran jernih

0,01 Bendungan runtuh Pr = 0,00001

0,1 0,1 Kuantitas > batas desain ijin

Bocoran keruh 0,99 Bendungan tidak runtuh

0,1 0,9 Kuantitas < batas desain ijin

Bocoran
0,9

Tidak terjadi erosi internal

Gambar 5: Analisis Pohon Kejadian Tubuh Bendungan terhadap Erosi Internal sebesar
1x10-5
Sumber: Hasil Perhitungan

Gambar di atas ini dilampirkan identifikasi tree) terhadap penentuan nilai probabilitas
model kegagalan tubuh bendungan risiko tiap status pembebanan pada interval
berdasarkan metode pohon kejadian (event batas bawah berdasarkan Skema Pemetaan
12 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 1, Mei 2016, hlm 7-16

Probabilitas (Barneich et al, 1996). kecukupan kapasitas pelimpah dan tinggi


Identifikasi model kegagalan tubuh jagaan didasarkan pada Panduan Perencanaan
bendungan berdasarkan metode tradisional Bendungan Urugan Volume III (Kementerian
dengan penentuan nilai probabilitas untuk Pekerjaan Umum, 1999) yaitu tinggi jagaan
status pembebanannya diambil dari interval minimum untuk pelimpah tidak berpintu 
nilai batas bawah adalah sebagai berikut: 0,75 m.
Tabel 2. Analisis Kecukupan Kapasitas
Bendungan runtuh
Pr = 0,1 Pelimpah terhadap Kondisi
Terkini
0,1 Perhitungan ulang saat
Desain
Inspeksi Besar 2012
Gempa Uraian Satuan
Q1/2 Q1/2
(OBE dan MDE) Q1000 QPMF Q1000 QPMF
PMF PMF

0,9 Debit m3/det 347,7 405,67 606,34 338,97 366,53 733,07


Elevasi
m 129 129,3 130,6 128,7 128,8 130,73
Bendungan tidak runtuh m.a.w.
Tinggi
m 2,8 2,5 1,2 3,1 3 1,1
jagaan
Gambar 6: Analisis Tradisional Tubuh
Bendungan karena Bahaya Gempa sebesar 0,1. Sumber: PT. Indra Karya Wilayah I (2013)
Sumber: Hasil Perhitungan 2) Kavitasi pada saluran luncur
Potensi bahaya kavitasi Bendungan
Gerokgak ditinjau pada 2 (dua) bagian yaitu
Pr = 0,1
Bendungan runtuh pada saluran luncur dan peredam energi.
- Saluran luncur
0,1 Pada laporan perencanaan diperoleh nilai
v2/2g = 4,48 m.
Bocoran v = 9,38 m/dt
- Peredam energi
0,9 Kavitasi pada peredam energi terjadi karena
adanya struktur yang tidak beraturan pada
bidang batas yaitu karena ada blok muka dan
Bendungan tidak runtuh blok halang. Karena tipe peredam energi
Bendungan Gerokgak adalah USBR tipe 1
maka tidak ada bidang batas tidak beraturan.
Gambar 7: Analisis Tradisional Tubuh
Bendungan terhadap Potensi Erosi Internal
sebesar 0,1.
Sumber: Hasil Perhitungan

Bangunan Pelimpah
Pada bangunan pelimpah dilakukan
identifikasi bahaya sebagai berikut:
1) Kecukupan kapasitas
Kondisi banjir mempunyai peran dalam
evaluasi keamanan struktur bendungan yang
dapat menyebabkan longsoran lereng
bendungan (Zhang dkk, 2010). Beban banjir
merupakan bagian dari penilaian risiko Gambar 8: Analisis Tradisional Pelimpah
kegagalan bendungan dalam kegiatan terhadap Potensi Peluapan sebesar 0,01.
Sumber: Hasil Perhitungan
manajemen risiko bendungan (Anhalt & Meon,
2008). Identifikasi model kegagalan bangunan
Kapasitas pelimpah dan kecukupan tinggi pelimpah berdasarkan metode tradisional
jagaan terhadap kondisi terkini dianalisis untuk terhadap penentuan nilai probabilitas risiko
menghindari bahaya peluapan. Tinjauan tiap status pembebanan pada interval batas
Dwi Y Cristina , dkk. Analisis Probabilitas Risiko Kegagalan Bendungan Gerokgak 13

bawah berdasarkan Skema Pemetaan (event tree) terhadap penentuan nilai


Probabilitas (Barneich et al, 1996) seperti probabilitas risiko tiap status pembebanan pada
gambar 8. interval batas bawah berdasarkan Skema
Identifikasi model kegagalan bangunan Pemetaan Probabilitas (Barneich et al, 1996)
pelimpah berdasarkan metode pohon kejadian adalah sebagai berikut:

Gambar 9: Analisis Pohon Kejadian Pelimpah terhadap Potensi Peluapan sebesar 1x10 -10
Sumber: Hasil Perhitungan

Bangunan Pengambilan kegagalan bangunan pengambilan berdasarkan


Pada bangunan pengambilan dilakukan metode pohon kejadian (event tree) pada
identifikasi bahaya adalah kinerja peralatan interval batas bawah berdasarkan Skema
hidromekanik ditinjau dari pemeriksaan visual Pemetaan Probabilitas (Barneich et al, 1996)
dan uji coba peralatan. Identifikasi model adalah sebagai berikut:

Gambar 10: Analisis Pohon Kejadian Bangunan Pengambilan terhadap Korosi Lapisan Pipa Konduit
sebesar 1x10-7
Sumber: Hasil Perhitungan

Identifikasi model kegagalan bangunan


pengambilan berdasarkan metode tradisional Bendungan runtuh
Pr = 0,01

pada interval batas bawah berdasarkan Skema 0,01

Pemetaan Probabilitas (Barneich et al, 1996) Keausan Cat Pipa


Konduit
adalah sebagai berikut adalah seperti gambar
0,99
11.
Bendungan tidak runtuh

Gambar 11: Analisis Tradisional Bangunan


Pengambilan terhadap Korosi Cat Pipa
Konduit sebesar 0,01.
Sumber: Hasil Perhitungan
14 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 1, Mei 2016, hlm 7-16

Fondasi menentukan permeabilitas lapisan fondasi


Pada komponen fondasi dilakukan yaitu 10-5 cm/detik dari orde 10-4 cm/detik.
identifikasi bahaya terhadap potensi likuifaksi 3) Faktor keamanan terhadap likuifaksi pada
dengan tinjauan sebagai berikut: beban gempa MDE dan OBE (Fp > 1)
1) Uji homogenitas filter. FpOBE =
Kriteria yang digunakan antara lain:
= 0,309/0,039
- Lolos saringan ASTM no.200 (0,075
= 7,94 > 1
mm) < 5%
- Kandungan butiran halus berdasarkan FpMDE =
data desain adalah 3,58%. = 0,309/0,063
- Ukuran butiran filter < 75mm = 4,9 > 1
Ukuran butiran bervariasi pada besaran Identifikasi model kegagalan fondasi
0,15 – 38 mm. bendungan berdasarkan metode pohon
- Tidak kohesif kejadian (event tree) terhadap penentuan nilai
Nilai c = 0 sehingga tidak mempunyai probabilitas risiko tiap status pembebanan pada
daya ikat antar butiran. interval batas bawah berdasarkan Skema
2) Uji efektifitas grouting Pemetaan Probabilitas (Barneich et al, 1996)
Uji efektifitas grouting dilakukan dengan adalah sebagai berikut:

Gambar 12: Analisis Pohon Kejadian Fondasi terhadap Potensi Likuifaksi sebesar 1x10-8
Sumber: Hasil Perhitungan

Identifikasi model kegagalan fondasi Annual Probability of Failure (APF)


berdasarkan metode tradisional pada interval Peluang kegagalan tahunan atau Annual
batas bawah berdasarkan Skema Pemetaan Probability of Failure (APF) diperoleh dengan
Probabilitas (Barneich et al, 1996) adalah: menjumlahkan semua probabilitas potensi
bahaya yang diidentifikasi pada komponen
bendungan.
APF = ∑APFi
Diketahui:
APFtubuh bendungan (karena gempa) = 1x10-6
APFtubuh bendungan (erosi internal = 1x10-5
APFbangunan pelimpah (peluapan) = 1x10-10

APFbangunan pengambilan (korosi) = 1x10-7


Gambar 13: Analisis Tradisional Fondasi APFfondasi (likuifaksi) = 1x10-8
terhadap Potensi Likuifaksi sebesar 0,001. Sehingga APF total diperoleh
Sumber: Hasil Perhitungan APF = 1x10-6 + 1x10-5 + 1x10-10 + 1
x10-7 + 1x10-8
Dwi Y Cristina , dkk. Analisis Probabilitas Risiko Kegagalan Bendungan Gerokgak 15

= 1,11101x10-5 < 1x10-4 2) Urutan prioritas komponen Bendungan


Secara nilai probabilitas risiko kegagalan Gerokgak yang berisiko menyebabkan
Bendungan Gerokgak dalam setiap 1 (satu) kegagalan berdasarkan pohon kejadian
tahunnya adalah bisa diterima karena nilainya (event tree) adalah:
lebih kecil dari nilai APF yang dipersyaratkan  Tubuh bendungan terhadap potensi
yaitu 1x10-04. erosi internal sebesar 1x10-5.
Untuk mengetahui nilai risiko ini dapat  Tubuh bendungan terhadap beban
diterima secara sosial, maka nilai APF perlu di gempa sebesar 1x10-6.
plot ke dalam grafik kriteria risiko sosial yang  Bangunan pengeluaran terhadap korosi
disarankan untuk bendungan yang sudah ada. lapisan pipa konduit sebesar 1x10-7.
Oleh karena itu diperlukan data penduduk  Fondasi terhadap potensi likuifaksi
terkena risiko di hilir. berdasarkan laporan sebesar 1x10-8.
Rencana Tindak Darurat Bendungan Gerokgak  Bangunan pelimpah terhadap potensi
sebanyak 106 jiwa. peluapan sebesar 1x10-10.
Dari grafik diatas diketahui bahwa risiko sosial Sedangkan urutan prioritas komponen
yang terjadi untuk Bendungan Gerokgak tidak Bendungan Gerokgak yang berisiko
dapat diterima karena menimbulkan adanya menyebabkan kegagalan berdasarkan
korban jiwa apabila terjadi keruntuhan standar rekayasa teknik tradisional
bendungan. adalah:
 Bahaya erosi internal pada tubuh
KESIMPULAN
bendungan sebesar 0,1.
Mengacu pada rumusan masalah,
 Bahaya gempa pada tubuh
diperoleh kesimpulan hasil analisis penelitian
bendungan sebesar 0,1.
ini sebagai berikut:
 Bahaya korosi lapisan pipa konduit
1) Nilai probabilitas risiko kegagalan pada
pada bangunan pengeluaran sebesar
Bendungan Gerokgak berdasarkan pohon
0,01.
kejadian (event tree) adalah:
 Bahaya likuifaksi pada fondasi
 Bahaya gempa pada tubuh bendungan
sebesar 0,001.
sebesar 1x10-6.
 Bangunan pelimpah terhadap potensi
 Bahaya erosi internal pada tubuh
peluapan sebesar 0,001.
bendungan sebesar 1x10-5.
3) Nilai keamanan Annual Probability of
 Bangunan pelimpah terhadap potensi
Failure (APF) Bendungan Gerokgak
peluapan sebesar 1x10-10.
berdasarkan pohon kejadian (event tree)
 Bahaya korosi lapisan pipa konduit
adalah 1,11101 x 10-5. Nilai ini lebih kecil
pada bangunan pengeluaran sebesar
dari APF yang disyaratkan yaitu 1x10-4.
1x10-7.
 Bahaya likuifaksi pada fondasi sebesar UCAPAN TERIMAKASIH
1 x10-8. Atas bimbingan dan pengarahan dalam
Sedangkan nilai probabilitas risiko penyelesaian jurnal ini, kami pada kesempatan
kegagalan pada Bendungan Gerokgak ini menyampaikan ucapan terima kasih
berdasarkan standar rekayasa teknik kepada:
tradisional adalah: 1. Allah SWT atas segala rahmat dan izin-
 Bahaya gempa pada tubuh bendungan Nya.
sebesar 0,1. 2. Kedua orang tua, suami dan anak tercinta
 Bahaya erosi internal pada tubuh yang selalu memberi dukungan.
bendungan sebesar 0,1. 3. Kementerian Pekerjaan Umum dan
 Bangunan pelimpah terhadap potensi Perumahan Rakyat atas kesempatan
peluapan sebesar 0,001. beasiswa yang telah diberikan pada jenjang
 Bahaya korosi lapisan pipa konduit pascasarjana ini.
pada bangunan pengeluaran sebesar 4. Bapak Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT.,
0,01. selaku ketua komisi pembimbing.
 Bahaya likuifaksi pada fondasi sebesar 5. Ibu Emma Yuliani, ST., MT., Ph.D, selaku
0,001. anggota komisi pembimbing.
16 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7, Nomor 1, Mei 2016, hlm 7-16

6. Bapak Dr. Runi Asmaranto, ST., MT., III: Desain Pondasi dan Tubuh
selaku pengkaji jurnal ini. Bendungan. Jakarta: Balai Keamanan
7. Rekan-rekan Magister Teknik Pengairan Bendungan Direktorat Jenderal Sumber
minat Manajemen Sumber Daya Air Daya Air.
angkatan 2014 atas bantuannya baik suka Kostov, Marin, et al. 2008. Seismic Risk of
maupun duka. Large Dams in Bulgaria. The 14th World
8. Serta semua pihak yang telah membantu Conference on Earthquake Engineering.
dalam penelitian ini yang tidak dapat kami PT. Indra Karya Wilayah I. 2013. Laporan
sebutkan satu persatu. Utama Fasilitasi Inspeksi Besar
Bendungan Gerokgak Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA Buleleng Provinsi Bali.
Anhalt, M. and Meon, G. 2008. Risk Based Swaisgood, J.R. Embankment Dam
Procedure for Design and Verification of Deformation Caused by Earth-quakes.
Dam Safety. 4th International Symposium 2003 Pasific Conference on Earthquake
on Flood Defence. Engineering.
Baecher, G.B., Paté, M.E. and de Neufville, R. The Japanese Institute of Irrigation and
(1980). “Risk of Dam Failure in Benefit- Drainage. 1998. Engineering Manual for
Cost Analysis”. Water Resources Irrigation and Drainage No.3.
Research. Vol. 16, No. 3, pp. 449-456. Zhang, L.M., Peng, M., and Xu, Y. 2010.
Brown, Alan and John Gosden. 2004. Risk Assessing Risks of Breaching of Earth
Assessment of Dams – Recent Dams and Natural Landslide Dams.
developments in the United Kingdom. Indian Geotechnical Conference.
Kementerian Pekerjaan Umum. 1999. Panduan
Perencanaan Bendungan Urugan Volume
1

Anda mungkin juga menyukai