Anda di halaman 1dari 10

PEMBUATAN ALAT

2.1. Pembuatan Alat


Sebagai contoh model/alat peraga teknologi sederhana adalah miniatur PLTA .
Model PLTA ini adalah aplikasi konsep induksi magnetik.
2.2. Alat dan Bahan yang dibutuhkan
-Papan rangkaian
-Kincir kayu dengan karet penghubung
-Model kincir air dengan engkol pemutar
-Bola lampu 2,5 V sebagai indicator
-Model generator listrik
-Model rumah
-Kabel secukupnya
-Pompa air akuarium
2.3. Prosedur Pembuatan
Rangkaian disusun seperti pada gambar di bawah ini :

Keterangan Gambar :
Model kincir dianalogikan sebagai turbin air
Model generator dimanfaatkan untuk membangkitkan arus
Motor listrik dianalogikan sebagai mesin diesel pada PLTD
Bola lampu digunakan sebagai indikator

Dalam pelaksanaannya pembuatan model/alat peraga teknologi sederhana ini diintegrasikan


sesuai dengan pokok bahasan yang sedang diberikan.
Model/alat peraga teknologi sederhana yang dibuat di kelas ini hanyalah sebagai contoh aplikasi
konsep Fisika yang masih perlu dikembangkan.
Kegiatan siswa diterapkan dengan titik tolak pada bagaimana menyediakan kegiatan
pembelajaran dengan memperlakukan siswa sebagai ahli teknologi muda. Karena itu, kegiatan
teknologi dicirikan dengan memberi peluang siswa untuk berfikir alternatif sehingga diperoleh
temuan aneka solusi, merancang model pemecahan , menyempurnakan model,
mengkomunikasikan karya temuan. Untuk keperluan ini, strategi kegiatan pemecahan masalah
ditentukan oleh siswa sendiri.
Yang perlu diperhatikan dalam kegiatan ini :
1.Sedapat mungkin model/alat peraga ini di buat oleh siswa secara berkelompok.
2.Agar waktu menjadi efisien, diusahakan kegiatan di kelas hanya merakit alat/bahan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.
3.Sebelum melakukan kegiatan, guru menjelaskan konsep/sub konsep yang diaplikasikan.
4.Selama kegiatan berlangsung , siswa berpedoman kepada petunjuk pembuatan (dapat juga
sekaligus melakukan penelitian proses). Sedangkan guru membantu dan membimbing kelompok
yang mengalami hambatan serta bertindak sebagai motivator.
5.Setelah selesai merangkai model/alat peraga, tiap kelompok di beri kesempatan untuk mem-
perlihatkan unjuk kerja alat/model yang dibuat oleh kelompoknya masing-masing.
6.Pada akhir kegiatan, guru menekankan kembali konsep/sub konsep yang digunakan dalam
model/alat peraga.
2.6. Penilaian
Penilaian Fisika dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti tes perbuatan, tes tertulis,
penugasan (proyek), portofolio, ataupun hasil kerja (produk). Dengan demikian, lingkup
penilaian Fisika dapat dilakukan baik pada hasil belajar (akhir kegiatan) maupun pada proses
pembelajaran. Hasil penilaian dapat diwujudkan dalam bentuk nilai dengan ukuran kuantitatif
maupun dalam bentuk komentar deskriptif kualitatif
BAB III
KESIMPULAN
Kegiatan Pembuatan Model Pembangkit Listrik Tenaga Air sebagai Alat Peraga dalam Proses
Belajar Mengajar Fisika berfungsi untuk :
1.Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah yang diawali
dengan kemampuan mengenali masalah dan berlanjut dengan kemampuan berfikir alternatif,
menerangkan konsep, merancang model, membuat model, menguji model, dan merencanakan
model.
2.Mengembangkan kemampuan siswa berfikir dan bertindak kreatif.
3.Meningkatkan motivasi /gairah belajar siswa dan sifat ingin tahu.
4.Memperjelas informasi dalam proses belajar mengajar
5.Meningkatkan efektivitas penyampaian.
6.Memberi informasi tambahan yaitu melengkapi atau memperkaya informasi yang diberikan
guru.
7.Menjadikan pendidikan lebih produktif karena media pengajaran dapat memberikan
pengalaman yang tidak dapat diberikan guru dan membuka cakrawala pengetahuan yang lebih
luas.
8.Menambah pengertian nyata tentang suatu pengertian atau pengetahuan.
9.Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif
siswa.
10.Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
11.Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.
12.Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut
kebutuhan.
13.Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang)

pembuatan miniatur PLTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Fisika merupakan mata pelajaran yang kurang diminati siswa
karena memiliki tingkat kesulitan pemahaman yang tinggi. Padahal Fisika
merupakan ilmu dasar yang tidak boleh tidak harus dikuasai, untuk mencegah
ketinggalan kita, bangsa Indonesia, di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan demikian, Fisika harus ditanamkan secara mendalam kepada seluruh
siswa.

Salah satu upaya untuk menumbuh kembangkan minat dan simpati siswa
untuk men-cintai Fisika adalah dengan membuat alat peraga / model perangkat
teknologi sederhana meng-gunakan konsep Fisika. Dengan alat peraga
memungkinkan guru melakukan demontrasi atau peragaan untuk konsep-konsep
tertentu dalam pelajaran Fisika. Melalui demontrasi/peragaan dapat lebih
memotivasi siswa untuk belajar dan menerapkan keterampilan proses.

1.2. Tujuan Pembuatan Alat

Tujuan pembuatan alat peraga ini adalah :


a. menjadikan siswa lebih tertarik dan aktif mengikuti kegiatan pembelajaran
b. meningkatkan pemahaman/penguasaan materi dan kemampuan berfikir ilmiah
siswa.
c. memotivasi siswa agar dapat menerapkan konsep perubahan energi.
d. memotivasi siswa agar dapat merancang sejumlah alat alternatif, membuat
dan mengerjakan alat, menguji alat dan menyempurnakan alat sebagai bentuk
penguasaan konsep sehingga dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.3. Kegunaan alat dalam pembelajaran

Kegunaan alat dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut :

a. dapat mempermudah guru dalam menjelaskan konsep perubahan energi gerak


menjadi energi listrik.
b. Mempermudah siswa dalam memahami konsep perubahan energi garak menjadi
enegri listrik karena langsung mempraktikkannya.
c. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau
mendengarpenyajian melalui media menerima pesan yang sama.
d. Pengajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik
perhatian danmembuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.
e. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
f. Lama waktu pengajaran yang diperlukan lebih efisien.
g. Pengajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan.
h. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar
dapat ditingkatkan
i. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif. Beban guru untuk penjelasan
yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
(Arsyad, 2003 : 22)
BAB II

PEMBUATAN ALAT

2.1. Desain alat

Sebagai contoh model/alat peraga teknologi sederhana adalah miniatur PLTA .

Rangkaian disusun seperti pada gambar di bawah ini :

Keterangan Gambar :

1. Kincir dianalogikan sebagai turbin air


2. Generator dimanfaatkan untuk membangkitkan arus
3. Motor listrik dianalogikan sebagai mesin diesel pada PLTD dan Bola lampu
digunakan sebagai indikator.
2.2. Alat dan Bahan

a. Papan rangkaian
b. Kincir kayu dengan karet penghubung
c. Kincir air dengan engkol pemutar
d. Bola lampu 2,5 V sebagai indicator
e. Generator listrik (dinamometer)
f. Model rumah
g. Kabel
h. Sumber air
2.3. Proses pembuatan alat

a. Seperti yang terlihat pada desain alat yang kita butuhkankan adalah kincir kayu
atau plastik di hubungkan dengan generator (dinamometer) dengan menggunakan
karet penghubung.
b. Kemudian hubungkan generator (dinamometer ) ke bola lampu yang di tempatkan
di model rumah dengan mennggunakan kabel.
c. Rangkain yang sudah dihubungkan di atas di tempatkan di atas papan rangkain.
d. Kemudian gerakkan kincir denhan menggunakan sumber air. Usahakan sumber air
deras dan mampu menggerakkan kincir.

BAB III
UJI COBA ALAT

3.1. Judul percobaan/eksperimen yang digunakan untuk uji coba


Judul percobaan/eksperimen yang digunakan untuk uji coba adalah “proses
perubahan energi gerak menjadi energi listrik”.

3.2. Langkah-langkah uji coba petunjuk eksperimen


Langkah-langkah uji coba alat peraga miniatur PLTA adalah sebagai
berikut:
a. Rangkailah alat seperti pada gambar desain alat di bawah ini

b. Jatuhkan air dari sumber air ke kincir sehingga kincir dapat bergerak dan bisa
menyalakan lampu.
c. Ulangi percobaan dengan mengaliri air secara pelan-pelan. Perhatikan apakah
lampu nyala atau tidak?
d. Bandingkan nyala lampu apabila kincir di aliri air secara keras dan secara pelan-
pelan.

Daftar Pustaka

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada


————–,Media Pembelajaran ; diposting oleh Wijaya Kusumah di http://
wijayalabs.blogspot.com/ 2007/ 11/ media-pembelajaran.html.

Hilman, Asep . Penggunaan Media Pendidikan dalam PBM ; Kelompok KORPRI


Direktorat Pendidikan Menengah Umum ; 1992.

Karhami, S. Karim A.. Panduan Pembelajaran Fisika SLTP ; Jakarta : Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan : 1998.

————– , Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fisika


SMA & MA .Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: 2006

Pembangkit Listrik Tenaga Air Sederhana

Pembangkit Listrik Tenaga Air Sederhana


Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik yang
menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari pembangkit ini adalah
responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi
gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar diantara energi
terbarukan lainnya, pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Berikut ini
merupakan penjelasan singkat mengenai pembangkit listrik tenaga air serta keberadaan potensi
energi air yang masih belum digunakan.

Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak
beberapa puluh abad yang lalu. Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa penggunaan kincir
air untuk pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300 SM di Yunani, meskipun
peralatan-peralatan tersebut kemungkinan telah digunakan jauh sebelum masa itu. Pada masa-
masa antara jaman tersebut hingga revolusi industri, aliran air dan angin merupakan sumber
energi mekanik yang dapat digunakan selain energi yang dibangkitkan dari tenaga hewan.
Perkembangan penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian berkembang secara
berkelanjutan sebagaimana dicontohkan pada desain tenaga air yang menakjubkan pada tahun
1600-an untuk istana Versailles dibagian luar Paris, Prancis. Sistem tersebut memiliki kapasitas
yang sepadan dengan 56 kW energi listrik.

Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi mekanik dan
kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir
air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin
berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan
perputaran poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara
langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada
jaringan.

Alat dan Bahan sebagai berikut :

Alat :
- Obeng,
- Palu,
- Gunting seng,
- Gergaji besi,
- Solder, dan
- Alat bor listrik.

Bahan :
- Papan Alas (terbuat dari kayu ) 50x20cm
- Plat Aluminium
- (tebal 1 mm) 125x3 cm
- (tebal 0,25 mm) 100x25 cm
- Balok kayu
- Dinamo (tegangan menyesuaikan)
- Lem Alteco kecil
- Lem Tembak kecil
- Karet gelang Orin ( 2 buah )
- Pilok ( Hitam )
- As (silinder aluminium)
- Rol 5 buah (ukuran menyesuaikan)
- Lampu LED 0,5 W
- Skrup 12 buah
- Penjepit buaya ( 2 buah )
- Kabel listrik kecil 50 cm
- Minyak Pelumas Singer (ukuran kecil)

Cara Perakitan :
1. Siapkan Alat dan bahan.

2. Memasang balok kayu pada papan alas.

3. Memotong-potong plat aluminium ketebalan 1 mm (panjang menyesuaikan) lalu


merangkainya sedemikian rupa di atas balok kayu yang telah menempel pada papan alas.

4. Membuat tempat mengalirnya air menggunakan plat aluminium (ketebalan 0,25 mm) dengan
ukuran 75x9 cm, lalu lengkukan sedemikian rupa.
5. Membuat lubang skrup dan As, menggunakan alat bor listrik sebanyak 13 titik.

6. Meletakkan dinamo pada rangkaian. Dengan bantuan plat aluminium dan 2 buah Skrup lalu
meletakkannya pada rangkaian sebagai berikut

7. Solder 2 buah kabel pada 2 titik aliran listrik pada dinamo, lalu sambung setiap kabel dengan
sebuah penjepit buaya.

8. Lalu jepitkan lampu LED 0,5 W pada kedua penjepit buaya tersebut.

9. Meletakkan kincir, sistem, dan 2 buah karet gelang orin pada sistem, lalu pastikan semua
terpasang rapi, jangan ada yang gocak. Cara mencegah gocak adalah menambahkan penahan As
terbuat dari tembaga lalu masukkan ke dalam lubang yang telah dibor.

10. Kemudian uji terlebih dahulu, putar kincir menggunakan tangan, apakah lampu LED tersebut
menyala atau tidak?

Anda mungkin juga menyukai