Mengukur Produktivitas
Sebagian negara menggunakan Produktivitas tenaga kerja untuk mengukur
produktivitas nasional. Produktivitas tenaga kerja sendiri merupakan Rasio
produktivitas yang diukur dengan cara membagi total output dengan total
input tenaga kerja. Sebagaimana dirumuskan sebagai berikut :
Produktivitas Domestik
Negara-negara juga harus memperhatikan produktivitas dosmetik tanpa
memandang dimana posisi negara tersebut berada dalam pasar persaingan
global. Negara yang memperbaiki kemempuannya dalam membuat sesuatu
dari sumber daya yang ada dapat meningkatkan tingkat kemakmuran
produknya. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan dalam produktivitasnya,
maka total kekayaan negara tersebut juga semakin mengecil. Disini tingkat
kekayaan seseorang terjadi akibat kerugian pihak lain yang sama-sama
berbagi system sosial ekonomi dengannya.
Produktivitas Industri
Berbagai industri juga sangat berbeda dalam kaitannya dengan produktivitas.
Misalnya yang terjadi pada tahun 2002, dimana produktivitas peralatan elektronik
dan computer meningkat 21%, sementara produktivitas kendaraan bermotor turun
12%. Begitu pula dalam sektor jasa juga mengalami perbedaan yang cukup
signifikan.
Produktivitas Perusahaan
Produktivitas yang tinggi memberikan tingkat persaingan pada perusahaan karena
biayanya menjadi lebih rendah dibandingkan perusahaan lainnya. Misalnya
perubahan haluan terakhir pada General Motors yang menaikkan sahamnya pada
pasar mobil Amerika Serikat sampai 31% dan untuk pertama kalinya dalam 11
tahun mengalahkan ford.
2. MENINGKATKAN KUALITAS
Untuk mengukur produktivitas tidak cukup hanya dari segi jumlah barang yang
diproduksi. Ada beberapa aspek yang turut kita pertimbangkan yaitu kualitas. Untuk bisa
bersaing pada skala global kita harus menerapkan orientasi kualitas baru. Sebagai contoh,
peningkatan kualitas yang digerakkan oleh konsumen yang semakin meningkat tak luput
dari turut andilnya semua karyawan, jadi tidak hanya andil manajer saja yang turut ikut
berpartisipasi dalam usaha perbaikan kualitas dan merangkul motode baru untuk
mengukur kemajuan secara objektif.
A. Mengelola Kualitas
Manajemen kualitas total atau total quality management (TQM) meliputi
semua kegiatan yang diperlukan untuk menempatkan barang dan jasa berkualitas
ke pasar. Dimana banyak aspek bisnis yang harus tetap dipertimbangkan,
diantaranya pelanggan, pemasok dan karyawan
Menata Kualitas
Dalam memproduksi barang dan jasa yang berkualitas memerlukan usaha dari
seluruh bagian dalam organisasi. Pemisahan departemen dalam
mengendalikan kualitas tidak lagi sesuai. Pada saat yang sama, banyak
perusahaan menugaskan tanggung jawab untuk aspek khusu dari TQM kepada
depertemen atau posisi tertentu.
Variasi Proses
Merupakan variasi produk yang timbu dari perubahan dalam input produksi.
Variasi produk timbul dari input yang digunakan dalam proses produksi.
Bagan Kendali
Dengan mengetahui bahwa suatu proses mampu memenuhi standar kualitas
tidaklah cukup, para manajer harus senantiasa memonitor proses produksi
untuk mencegah hal yang sia-sia. Untuk mendeteksi kecacatan awal, para
manajer dapat memeriksa produksi secara berkala dan menetapkan hasilnya
dalam suatu bagan kendali, dimana merupakan metode pengendalian proses
yang memetakan hasil pengambilan contoh dalam sebuah diagram untuk
menentukan kapan suatu produk mulai menyimpang dari kondisi kerja
normal.
Pengamatan Kualitas/Biaya
Pengamatan kualitas/biaya merupakan metode perbaikan kualitas dengan
cara mengidentifikasi biaya saat ini dibidang-bidang yang memiliki potensi
penghematan biaya terbesar. Perusahaan juga sering kali mendapatkan
kegagalan eksternal dimana merupakan biaya yang dapat dikurangi setelah
produk yang rusak meninggalkan suatu pabrik. Misalnya, beberapa books
yang rusak tetap di pasarkan ke tangan konsumen sehingga hal ini
menyebakan keluhan atau komplain.
Benchmarking
Benchmarking adalah proses dimana perusahaan menjalankan praktik-
praktik terbaik dari kinerja sebelumnya maupun dari perusahaan lain untuk
memperbaiki produknya sendiri. Internal Benchmarking adalah proses
penelusuran suatu perusahaan terhadap kinerjanya sendiri selama jangka
waktu tertentu untuk mengevaluasi kemajuannya dan menetapkan tujuan
untuk perbaikan di masa depan. Eksternal Benchmarking adalah tinjauan kritis
mengenai pesaing untuk menetapkan barang atau jasa mana yang terbaik.
Rantai Pasokan (rantai nilai) adalah arus informasi, bahan, dan jasa yang dimulai dari
pemasok bahan mentah dan berlanjut sampai tahap-tahap lain dalam proses operasi
sampai produk mencapai pelanggan terakhir.
1. Pemberdayaan Karyawan
Pemberdayaan Karyawan adalah prinsip bahwa semua karyawan
merupakan kontributor berharga terhadap suatu bisnis dan harus diberi
kepercayaan dengan keputusan-keputusan tertentu berkaitan dengan
pekerjaan mereka.
2. Pelatihan Karyawan
Agar keterlibatan karyawan menjadi lebih efektif, program tersebut
harus dijalankan dengan persiapan matang dan kecermatan. Pelatihan
merupakan metode kunci dalam mempersiapkan karyawan dalam
program perbaikan produktivitas.
lima kriteria yang digunakan konsumen dalam menilai kualitas jasa, yaitu :
1. Keandalan (reliability)
Melaksanakan jasa seperti yang dijanjikan, baik secara akurat maupun tepat
waktu.
2. Cepat tanggaap (responsiveness)
Mau membantu pelanggan sesegera mungkin.
3. Jaminan (assurance)
Mempertahankan karyawan yang memiliki pengetahuan luas dan sopan yang
akan mendapatkan kepercayaan dan keyakinan dari pelanggan.
4. Empati (empathy)
Memberikan rasa peduli dan perhatian pribadi.
5. Berwujud (tangibles)
Menjaga penampilan yang menarik di antara personel dan dalam bahan
produksi serta fasilitas.