Anda di halaman 1dari 10

BAB 9

1. HUBUNGAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS


Produktivitas merupakan suatu ukuran kinerja ekonomi yang membandingkan seberapa
banyak yang dapat di produksi suatu sistem dengan sumber daya yang dibutuhkan untuk
memproduksinya. Semakin banyak kita memproduksi dengan menggunakan sumber daya
yang lebih sedikit, semakin besar pertumbuhan produktivitas dan manfaat yang diambil
bagi pelaku ekonomi.
A. Menanggapi Tantangan Produktifitas
Situasi internasional maupun domestik selalu mempengaruhi produktivitas.
Negara yang lebih produktif daripada negara lain, pastinya negara produktif
tersebut menjadi semakin makmur. Begitu pula sebaliknya, bila suatu negara tidak
bisa mengimbangi peningkatan dalam produktivitas, maka standar kehidupan
negara tersebut akan tertinggal jauh dengan negara-negara lainnya.
 Kondisi Nyata Bagi Keberlangsungan Hidup Dunia Usaha
Produk Amerika Serikat selama dasawarsa ini telah mendominasi pasar dunia
dengan bisnis-bisnisnya yang begitu sukses dalam memproduksi barang dan
mendistribusikannya ke pasar domestic maupun pasar luar negeri.
Namun pada tahun 1970-an hingga tahun 1980-an, produktivitas Amerika
Serikat mulai menurun drastis. Hal ini yang menyebabkan Amerika Serikat
merubah haluannya dalam memproduksi. Ketika kalangan bisnis Amerika
Serikat memperoleh kembali pangsa pasar yang cukup signifikan, Amerika
Serikat sekali lagi menjadi pemimpin eksportir dunia dalam beberapa industri
utama.
Begitu menyadari bahwa kualitas harus ditetapkan dalam bentuk nilai
terhadap konsumen, kalangan bisnis merancang kembali organisasi dan usaha-
usaha pemasaran mereka sehingga lebih di fokuskan pada orientasi terhadap
konsumen. Praktik perbaikan juga diterapkan di berbagai perusahaan, dimana
terdapat empat (4) kunci dalam keberhasilan ini, yaitu konsumen, kualitas,
produktivitas dan laba.

 Mengukur Produktivitas
Sebagian negara menggunakan Produktivitas tenaga kerja untuk mengukur
produktivitas nasional. Produktivitas tenaga kerja sendiri merupakan Rasio
produktivitas yang diukur dengan cara membagi total output dengan total
input tenaga kerja. Sebagaimana dirumuskan sebagai berikut :

Produk domestik bruto


Produktivitas tenaga kerja sebuah negara =
Jumlah total pekerja
Rumusan diatas mencerminkan gagasan umum tentang produktivitas. Dimana
persmaan ini membandingkan hasil tahunan total barang dan jasa dengan
sumber daya yang digunakan untuk memproduksi hasil tersebut.

 Produktivitas diantara Pesaing Global


Banyak faktor yang memberikan perbedaan antar negara, diantaranya
teknologi, ketrampilan manusia, kebijakan ekonomi, sumber daya alam dan
bahkan tradisi. Misalnya saja pada satu sektor industri produksi makanan.

 Produktivitas Domestik
Negara-negara juga harus memperhatikan produktivitas dosmetik tanpa
memandang dimana posisi negara tersebut berada dalam pasar persaingan
global. Negara yang memperbaiki kemempuannya dalam membuat sesuatu
dari sumber daya yang ada dapat meningkatkan tingkat kemakmuran
produknya. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan dalam produktivitasnya,
maka total kekayaan negara tersebut juga semakin mengecil. Disini tingkat
kekayaan seseorang terjadi akibat kerugian pihak lain yang sama-sama
berbagi system sosial ekonomi dengannya.

 Tren Produktivitas Nasional


Dalam tren produktivitas suatu negara Tingkat Produktivitas juga harus ikut
diperhitungkan. Tingkat produktivitas sendiri diartikan sebagai nilai barang
dan jasa yang diproduksi oleh setiap pekerja.
 Tingkat Pertumbuhan Produktivitas Amerika Serikat
Tren produktivitas sebagai indikator kesehatan perekonomian suatu negara.
Misalnya pada tahun 1980-an, dimana Amerika Serikat mengalami
perlambatan dalam tingkat pertumbuhan produktivitas dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya.

 Pertumbuhan Yang Tidak Seimbang Dalam Sektor Manufaktur dan Jasa


Sepanjang tahun 1970-an, produktivitas di sektor manufaktur sedikit tertinggal di
belakang sektor jasa. Akan tetapi pada tahun 1978-1990, rata-rata produktivitas
jasa tidak mengalami peningkatan. Setiap sektor jasa mengalami peningkatan,
sektor manufaktur juga mengalami peningkatan dua kali lebih besar dibanding
dengan sektor jasa. Dengan demikian, manufaktur tetap menjadi penyumbang
utama bagi peningkatan produktivitas Amerika Serikat secara keseluruhan.

 Produktivitas Industri
Berbagai industri juga sangat berbeda dalam kaitannya dengan produktivitas.
Misalnya yang terjadi pada tahun 2002, dimana produktivitas peralatan elektronik
dan computer meningkat 21%, sementara produktivitas kendaraan bermotor turun
12%. Begitu pula dalam sektor jasa juga mengalami perbedaan yang cukup
signifikan.

 Produktivitas Perusahaan
Produktivitas yang tinggi memberikan tingkat persaingan pada perusahaan karena
biayanya menjadi lebih rendah dibandingkan perusahaan lainnya. Misalnya
perubahan haluan terakhir pada General Motors yang menaikkan sahamnya pada
pasar mobil Amerika Serikat sampai 31% dan untuk pertama kalinya dalam 11
tahun mengalahkan ford.
2. MENINGKATKAN KUALITAS
Untuk mengukur produktivitas tidak cukup hanya dari segi jumlah barang yang
diproduksi. Ada beberapa aspek yang turut kita pertimbangkan yaitu kualitas. Untuk bisa
bersaing pada skala global kita harus menerapkan orientasi kualitas baru. Sebagai contoh,
peningkatan kualitas yang digerakkan oleh konsumen yang semakin meningkat tak luput
dari turut andilnya semua karyawan, jadi tidak hanya andil manajer saja yang turut ikut
berpartisipasi dalam usaha perbaikan kualitas dan merangkul motode baru untuk
mengukur kemajuan secara objektif.
A. Mengelola Kualitas
Manajemen kualitas total atau total quality management (TQM) meliputi
semua kegiatan yang diperlukan untuk menempatkan barang dan jasa berkualitas
ke pasar. Dimana banyak aspek bisnis yang harus tetap dipertimbangkan,
diantaranya pelanggan, pemasok dan karyawan

 Perencanaan Untuk Kualitas


Untuk mencapai kualitas yang tinggi , manajer harus merencanakan proses
produksi yang mencakup peralatan, metode, ketrampilan pekerja dan bahan
baku. Akan tetapi perencanaan ini dimulai sebelum produk dirancang atau
dirancang ulang. Pada proses awal manajer harus menetapkan tujuan, baik
kualitas kinerja maupun keandalan kualitas. Kualitas Kinerja mengacu pada
unsur-unsur kinerja dari sebuah produk. Kualitas kinerja mungkin
berhubungan dengan keadaan kualitas suatu produk, dimana merupakan
kualitas produk dari unit ke unit

 Menata Kualitas
Dalam memproduksi barang dan jasa yang berkualitas memerlukan usaha dari
seluruh bagian dalam organisasi. Pemisahan departemen dalam
mengendalikan kualitas tidak lagi sesuai. Pada saat yang sama, banyak
perusahaan menugaskan tanggung jawab untuk aspek khusu dari TQM kepada
depertemen atau posisi tertentu.

 Pengarahaan Untuk Kualitas


Para manajer harus memotivasi karyawan dan perusahaan untuk mencapai
tujuan-tujuan kualitas dan harus terus menemukan cara dalam mendorong
kualitas dengan cara melatih para karyawannya, mendorong keterlibatan serta
menyesuaikan kompensasi terhadap kualitas kerja. Jika manajer berhasil, para
karyawan pun akhirnya bisa merasakan kepemilikan kualitas dimana
merupakan suatu gagasan bahwa kualitas menjadi milik setiap orang yang
menciptakannya ketika melakukan suatu pekerjaan.

 Pengendalian Untuk Kualitas


Dengan memonitor produk dan jasanya, perusahaan dapat mendeteksi
kesalahan dan mengoreksinya. Namun pertama-tama manajer harus
menetapkan standar yang disepakati dalam perusahaan tersebut. Kemudia
hasilnya nanti akan dikaji ulang apakah nilai yang dihasilkan setiap pekerja
sudah sesuai dengan standar ataukah masih kurang.

B. Alat-alat Bagi Manjemen Kualitas Total


Banyak perusahaan bergantung pada alat-alat untuk mengelola kualitas. Gagasan
untuk memperbaiki produk maupun proses produksi berasal dari analisis produk
kompetitif dimana merupakan proses analisis yang dilakukan perusahaan terhadap
produk pesaing untuk menentukan perbaikan yang diingkan pada produknya
sendiri. Terdapat enam alat yang paling sering digunakan dalam TQM, yaitu
analisis nilai tambah, kendali produksi secara statistic, studi kualitas/biaya, tim
perbaikan kualitas, benchmarking dan menjadi lebih dekat dengan pelanggan.
 Analisis Nilai Tambah
Merupakan proses evaluasi seluruh kegiatan kerja, aliran bahan baku dan
administrasi untuk menetapkan nilai yang bertambah bagi konsumen. Analisis
ini seringkali memperlihatkan kegiatan yang sia-sia atau tidak perlu yang
dapat dihilangkan tanpa merugikan pelayanan terhadap konsumen.

 Kendali Proses Produksi Secara Statistik


Merupakan metode pengumpulan data untuk menganalisis variasi dalam
kegiatan produksi dan meninjau apakah penyesuaian perlu dilakukan.

 Variasi Proses
Merupakan variasi produk yang timbu dari perubahan dalam input produksi.
Variasi produk timbul dari input yang digunakan dalam proses produksi.

 Bagan Kendali
Dengan mengetahui bahwa suatu proses mampu memenuhi standar kualitas
tidaklah cukup, para manajer harus senantiasa memonitor proses produksi
untuk mencegah hal yang sia-sia. Untuk mendeteksi kecacatan awal, para
manajer dapat memeriksa produksi secara berkala dan menetapkan hasilnya
dalam suatu bagan kendali, dimana merupakan metode pengendalian proses
yang memetakan hasil pengambilan contoh dalam sebuah diagram untuk
menentukan kapan suatu produk mulai menyimpang dari kondisi kerja
normal.

 Pengamatan Kualitas/Biaya
Pengamatan kualitas/biaya merupakan metode perbaikan kualitas dengan
cara mengidentifikasi biaya saat ini dibidang-bidang yang memiliki potensi
penghematan biaya terbesar. Perusahaan juga sering kali mendapatkan
kegagalan eksternal dimana merupakan biaya yang dapat dikurangi setelah
produk yang rusak meninggalkan suatu pabrik. Misalnya, beberapa books
yang rusak tetap di pasarkan ke tangan konsumen sehingga hal ini
menyebakan keluhan atau komplain.

 Tim Perbaikan Kualitas


Tim Perbaikan Kualitas atau Quality Improvement (QI) teams adalah
kelompok karyawan dari berbagai macam bidang kerja yang bertemu secara
berkala untuk menetapkan, menganalisis, dan mengatasi masalah-masalah
produksi yang umum terjadi. Tujuan mereka adalah memperbaiki metode
pekerjaan mereka sendiri maupun produk yang mereka buat.

 Benchmarking
Benchmarking adalah proses dimana perusahaan menjalankan praktik-
praktik terbaik dari kinerja sebelumnya maupun dari perusahaan lain untuk
memperbaiki produknya sendiri. Internal Benchmarking adalah proses
penelusuran suatu perusahaan terhadap kinerjanya sendiri selama jangka
waktu tertentu untuk mengevaluasi kemajuannya dan menetapkan tujuan
untuk perbaikan di masa depan. Eksternal Benchmarking adalah tinjauan kritis
mengenai pesaing untuk menetapkan barang atau jasa mana yang terbaik.

 Semakin Dekat dengan Pelanggan


Perusahaan yang sedang berkembang, seringkali buta akan pelanggan.
Padahal merekalah yang menggerakkan aktivitas bisnis perusahaan. Padahal,
bisnis yang paling berhasil adalah yang paling dekat dengan pelanggan dan
tahu produk apa yang ingin dikonsumsi.

3. TREN DALAM MANAJEMEN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS


A. ISO 9000:2000 dan ISO 14000
ISO 9000 adalah program yang memberi sertifikat bahwa suatu pabrik, laboratorium,
atau kantor telah memenuhi standar manajemen kualitas dari International Organization
for Standardization. Versi terbaru, ISO 9000:2000, menjadi bukti bahwa perusahaan
mengikuti prosedur yang terdokumentasi dalam menguji produk, melatih karyawan,
mencatat arsip, dan memperbaiki kerusakan.
Sedangkan ISO 14000 adalah program sertifikasi yang menjadi bukti bahwa suatu
pabrik, laboratorium, dan kantor telah memperbaiki kinerja lingkungan

 Rekayasa Ulang Proses


Rekayasa ulang proses bisnis berfokus pada peningkatan produktivitas dan
kualitas proses bisnis – memikirkan kembali setiap tahap dalam suatu operasi
organisasi dengan memulainya dari awal. Rekayasa ulang dapat didefinisikan
sebagai dasar pemikiran kembali dan perancangan ulang scara radikal dari
proses bisnis untuk mencapai perbaikan ukuran kinerja dalam hal biaya,
kualitas, jasa, dan kecepatan.
4. MENAMBAH NILAI MELALUI RANTAI PASOKAN

Rantai Pasokan (rantai nilai) adalah arus informasi, bahan, dan jasa yang dimulai dari
pemasok bahan mentah dan berlanjut sampai tahap-tahap lain dalam proses operasi
sampai produk mencapai pelanggan terakhir.

 Strategi Rantai Pasokan


Strategi tradisional menganggap bahwa perusahaan dikelola sebagai
perusahaan individual dan bukannya sebagai anggota dari sistem pasokan
terkoordinasi. Strategi rantai pasokan didasarkan pada gagasan bahwa para
anggota rantai pasokan , yang bekerja sebagai unit yang terkoordinasi , akan
mendapatkan keuntungan bersaing. Walaupun mencari kepentingannya
sendiri, masing-masing perusahaan bekerja lebih erat dengan para pemasok
dan pelanggan di seluruh bagian rantai pasokan.

 Manajemen Rantai Pasokan


Manajemen rantai pasokan adalah prinsip dalam memandang rantai
pasokan secara lengkap untuk memperbaiki keseluruhan aliran dalam sistem.

 Rekayasa ulang rantai pasokan untuk mendapatkan hasil lebih baik


Proses perbaikan dan rekayasa ulang seringkali diterapkan dalam rantai
pasokan dalam rangka menurunkan harga, mempercepat layanan, atau
mengkoordinasi arus informasi dan bahan-bahan baku.

5. PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS SEBAGAI ALAT BERSAING

Kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan cara memperbaiki produktivitas dan


kualitas bergantung pada partisipasi semua pihak dalam perusahaan.

 Menanamkan Modal dalam Inovasi dan Teknologi

Banyak perusahaan AS yang telah menanamkan modalnya dalam teknologi


inovatif kemudian menikmati peningkatan produktivitas dan penghasilan.
Investasi dalam internet dan teknologi informasi semakin meningkat, dengan
aplikasi baru dalam setiap industri utama mulai dari manufaktur sampai
perawatan kesehatan.

 Menerapkan Perspektif Jangka Panjang

Banyak perusahaan yang berorientasi pada kualitas memiliki komitmen untuk


suatu perspektif jangka panjang bagi perbaikan kontinu, yaitu komitmen
yang berkelanjutan untuk memperbaiki produk dan prosesnya, tahap demi
tahap, dalam mengejar kepuasan konsumen yang selalu meningkat.

 Menekankan Pada Kualitas Kerja

Banyak perusahaan mencari cara inovatif dalam memperkaya bidang


pekerjaan dan mendorong keterlibatan karyawan agar kinerjanya lebih baik.
Dua diantaranya yaitu :

1. Pemberdayaan Karyawan
Pemberdayaan Karyawan adalah prinsip bahwa semua karyawan
merupakan kontributor berharga terhadap suatu bisnis dan harus diberi
kepercayaan dengan keputusan-keputusan tertentu berkaitan dengan
pekerjaan mereka.
2. Pelatihan Karyawan
Agar keterlibatan karyawan menjadi lebih efektif, program tersebut
harus dijalankan dengan persiapan matang dan kecermatan. Pelatihan
merupakan metode kunci dalam mempersiapkan karyawan dalam
program perbaikan produktivitas.

 Memperbaiki Sektor Jasa

lima kriteria yang digunakan konsumen dalam menilai kualitas jasa, yaitu :

1. Keandalan (reliability)
Melaksanakan jasa seperti yang dijanjikan, baik secara akurat maupun tepat
waktu.
2. Cepat tanggaap (responsiveness)
Mau membantu pelanggan sesegera mungkin.
3. Jaminan (assurance)
Mempertahankan karyawan yang memiliki pengetahuan luas dan sopan yang
akan mendapatkan kepercayaan dan keyakinan dari pelanggan.
4. Empati (empathy)
Memberikan rasa peduli dan perhatian pribadi.
5. Berwujud (tangibles)
Menjaga penampilan yang menarik di antara personel dan dalam bahan
produksi serta fasilitas.

Anda mungkin juga menyukai