Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PRAPROFESI

NIFAS

MODUL 7

DOSEN PENANGGUNG JAWAB : Bd. Kartika Elida, SST, M. Keb

OLEH :

Adilla Zamri (1510331003)

Siti Hanisa Khaira (1510331013)

Septya Suherlis (1510332017)

Bunga Anisa (1510332025)

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya
berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.

Saat melahirkan ibu telah banyak mengeluarkan tenaga untuk melahirkan anaknya. Setelah
melahirkan ibu biasanya akan kelelahan dan kurang tenaga. Maka dari itu ibu sangatlah
membutuhkan tenaga yang banyak untuk menyusui bayinya yang baru lahir yang mana
sangat membutuhkan makanan setelah dilahirkan.

Dalam proses laktasi ibu sangat membutuhkan makanan yang bergizi untuk kesempurnaan
produksi ASI. Jika ASI yang diproduksi ibu banyak maka bayi ibu akan tumbuh dengan sehat
dan berkembang seperti seharusnya atau normal.

Menyusui sangat banyak manfaatnya bagi ibu untuk proses pengembalian atau pemulihan
kembali kesehatan dan organ-organ ibu. Maka dari itu ibu membutuhkan makanan yang
bergizi. Belakangan ini ibu banyak yang tidak menyusui bayinya, banyak alasan yang
diajukan, padahal menyusui sangatlah banyak untungnya.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana kebersihan diriperineum pada masa nifas?


2. Bagaimana kebutuhan seksual pada masa nifas?
3. Bagaimana prinsip latihan pada masa nifas ?
4. Bagaimana kontrasepsi pada masa nifas ?

1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui kebersihan diriperineum pada masa nifas


2. Untuk mengetahui kebutuhan seksual pada masa nifas?
3. Untuk mengetahui prinsip latihan pada masa nifas ?
4. Untuk mengetahui kontrasepsi pada masa nifas ?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kebersihan diri/perineum pada masa nifas


Kebersihan diri adalah suatu upaya untuk memelihara kebersihan tubuh dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Kebersihan diri merupakan langkah awal memwujudkan kesehatan diri.
Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko seseorang terhadap kemungkinan
terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri
yang buruk. Kebersihan pada masa nifas meliputi berbagai macam kebersihan diri secara
keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit. Kebersihan diri
meliputi:

a. Kebersihan Diri Pakaian


Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi
keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra
volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak
tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet)
pada daerah sekitarnya akibat lochea.

b. Kebersihan Rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan
perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal.
Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain.
Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan
conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering
rambut.

c. Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan
kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki,
betis, dan tangan ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu
akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih
sering dan jaga agar kulit tetap kering.
d. Kebersihan vulva dan sekitarnya
v Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di
sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah
sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
v Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari
atau disetrika.
v Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
v Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari
menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.

e. Kebersihan diri / perineum


v Personal hygiene
Mandi di tempat tidur dilakukan sampai ibu dapat mandi sendiri di kamar mandi , yang
terutama dibersihkan pada putting susu dan mammae.
v Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan
nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang
teratur, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan
mempercepat penyembuhan.
Tujuan perawatan luka perineum menurut APN adalah sebagai berikut:
a. Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering.
b. Menghindari pemberian obat trandisional.
c. Menghindari pemakaian air panas untuk berendam.
d. Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3 – 4 x sehari.

 Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :

1.Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah
karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture
biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton,
2002).
2.Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang
dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A., 1996). Episiotomi, suatu
tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang.
Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin,
harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi
anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi
garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai
disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Jones Derek, 2002).

 Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah


1. Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada
kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut,
untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu,
untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi
kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada
perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3. Setelah buang air besar.
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk
mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya
bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara
keseluruhan.

 Penatalaksanaan Perawatan Perineum

1. Persiapan
a. Ibu Pos Partum
Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi ibu jongkok
jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka.
b. Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan
handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut nifas
baru dan antiseptik (Fereer, 2001).
2. Penatalaksanaan
Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangi rasa
ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan meningkatkan penyembuhan
dengan prosedur pelaksanaan menurut Hamilton (2002) adalah sebagai berikut:

Perawatan perineum 10 hari

1. Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam. Letakkan dengan baik sehingga
tidak bergeser.
2. Lepaskan pembalut dari muka ke belakang untuk menghindari penyebaran bakteri
dari anus ke vagina.
3. Alirkan atau bilas dengan air hangat atau cairan antiseptik area perineum setelah
buang air kecil atau besar. Keringkan dengan kain pembalut atau anduk dengan cara
tepuk-tepuk, selalu dari arah muka ke belakang.
4. Jangan dipegang sebelum area tersebut pulih.
5. Rasa gatal pada area sekitar jahitan normal dan merupakan tanda penyembuhan.
Namun, untuk meredakan rasa tidak enak, atasi dengan merendam air hangat atau
kompres dingin dengan kain pembalut yang telah di dinginkan.
6. Berbaring pada sisi tubuh, hindari berdiri atau duduk lama, untuk mengurangi
tekanan pada daerah tersebut,
7. Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang peredaran darah
disekitar perineum. Dengan demikian, akan mempercepat penyembuhan dan
memperbaiki otot-otot.
8. Jangan terkejut jika anda tidak merasakan apa-apa saat pertama kali berlatih karena
area tersebut akan tebal setelah persalinan. Dan pulih secara bertahap dalam beberapa
minggu.
Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah:
1. Perineum tidak lembab
2. Posisi pembalut tepat
3. Ibu merasa nyaman
2. Menjelaskan Kebutuhan seksual pada masa nifas

Kebutuhan seksual sering menjadi perhatian ibu dan keluarga. Diskusikan hal ini
sejak mulai hamil dan diulang pada postpartum berdasarkan budaya dan kepercayaan ibu dan
keluarga. Seksualitas ibu dipengaruhi oleh derajat ruptur perineum dan penurunan hormon
steroid setelah persalinan. Keinginan seksual ibu menurun karena kadar hormon rendah,
adaptasi peran baru, keletihan (kurang istirahat dan tidur). Penggunaan kontrasepsi (ovulasi
terjadi pada kurang lebih 6 minggu) diperlukan karena kembalinya masa subur yang tidak
dapat diprediksi. Menstruasi ibu terjadi pada kurang lebih 9 minggu pada ibu tidak menyusui
dan kurang Iebih 30 - 36 minggu atau 4 - 18 bulan pada
ibu yang menyusui.

 Hal-hal yang mempengaruhi seksual pada masa nifas, yaitu:


1. Intensitas respons seksual berkurang karena perubahan faal tubuh. Tubuh menjadi tidak
atau belum sensitif seperti semula.
2. Rasa lelah akibat mengurus bayi mengalahkan minat untuk bermesraan.
3. Bounding dengan bayi menguras semua cinta kasih, sehingga waktu tidak tersisa untuk
pasangan.
4. Kehadiran bayi di kamar yang sama membuat ibu secara psikologis tidak nyaman
berhubungan intim.
5. Pada minggu pertama setelah persalinan, hormon estrogen menurun yang mempengaruhi
sel - sel penyekresi cairan pelumas vagina alamiah yang berkurang. Hal ini menimbulkan rasa
sakit bila berhubungan seksual. Untuk itu, diperlukan pelumas atau rubrikan.
6. Ibu mengalami letdown ASI, sehingga respons terhadap orgasme yang dirasakan sebagai
rangsangan seksual pada saat menyusui. Respons fisiologis ini dapat menekan ibu,kecuali
mereka memahami bahwa hal tersebut adalah normal.

 Upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seksual pada masa nifas
1. Bidan biasanya memberi batasan rutin 6 minggu pasca persalinan. Akan tetapi, jika
pasangan ingin lebih cepat, konsultasikan hal ini untuk mengetahui dengan pasti jenis
persalinan, kondisi perineum, luka episiotomi, dan kecepatan pemulihan
sesungguhnya. Jika permintaan ditolak dokter atau bidan, pasangan hendaknya
menaati dan menunggu hingga 6 minggu pasca persalinan agar tidak menyakitkan ibu
secara fisik.
2. Ungkapkan cinta dengan cara lain, seperti dengan duduk berpelukan di depan TV
menggosok punggung pasangan, dan berdansa berdua. Jika tidak lelah, dapat
membantu melakukan pasangan dengan masturbasi. Jika keduanya menginginkan,
dapat melakukan hubungan intim oral. Namun, kadang tidak ada keintiman yang lebih
memuaskan dari berbaring dan berpelukan.
3. Program kontrasepsi harus segera dilakukan sebelum hubungan seksual karena ada
kemungkinan hamil kembali dalam kurun waktu kurang dan 6 minggu (kontrasepsi
untuk mencegah kehamilan).

3.Menjelaskan prinsip latihan senam nifas

1.Pengertian
Senam nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu menjalani masa nifas atau
masa setelah melahirkan. Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin
setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan
persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula. Senam nifas dapat di mulai 6
jam setelah melahirkan dan dalam pelaksanaanya harus dilakukan secara bertahap, sistematis
dan kontinyu.

2. Tujuan senam nifas


Tujuan senaam nifas di antaranya:
a. Memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula).
b. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada kondisi semula.
c. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas.
d. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta otot
pergerakan.
e. Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus otot pelvis,
regangan otot tungkai bawah.
f. Menghindaripembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah timbulnya varises.

3. Manfaat senam nifas


a. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta
mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal.
b. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan kehamilan.
c. Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai
sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.

4. Syarat senam nifas


Senam nifas dapat di lakukan setelah persalinan, tetapi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk ibu melahirkan yang sehat dan tidak ada kelainan.
b. Senam ini dilakukan setelah 6 jam persalinan dan dilakukan di rumah sakit atau rumah
bersalin, dan diulang terus di rumah.

5. Kerugian Bila Tidak Melakukan senam nifas


a. Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan.
b. Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko perdarahan yang
abnormal dapat dihindarkan.
c. Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah).
d. Timbul varises.
6. Cara melakukan senam nifas
a. Latihan senam nifas
1) Hari pertama, sikap tubih terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut diawali
dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan 3 detik kemudian buang melalui mulut,
Lakukan 5-10 kali.
Rasional :
Setelah melahirkan peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal. Latihan
pernafasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran darah dan pernafasan. Seluruh organ-
organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik sehingga hal ini juga akan membantu proses
pemulihan tubuh.
2) Hari kedua, sikap tubuh terlentang, Kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar dengan bahu
kemudian pertemukan kedua tangan tersebut tepat di atas muka. Lakukan 5-10 kali.
Rasional : Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-otot
lengan.
3) Hari ketiga, sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak dibengkokkan sehingga kedua telapak
kaki berada dibawah. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga hitungan ketiga lalu turunkan
pantat keposisi semula. Ulangi 5-10 kali.
Rasional :
Latihan ini di tujukan untuk menguatkan kembali otot-otot daar panggul yang sebelumnya
otot-otot ini bekerja dengan keras selama kehamilan dan persalinan.
4) Hari keempat, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45°, kemudian salah satu tangan
memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ± 45° dan tahan hingga hitungan ketiga.
Rasional :
Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-otot punggung.
5) Hari kelima, tidur terlentang, salah satu kaki ditekuk ± 45°, kemudian angkat tubuh dan
tangan yang berseberangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan menyentuh lutut.
Gerakan ini dilakukan secara bergantian hingga 5 kali.

 Gerakan Senam Nifas


1. Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut di bawah area iga-iga.
Napas dalam dan lambat melalui hidung dan kemudian keluarkan melalui mulut,
kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru

2. Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas.


Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan. Pada waktu yang
bersamaaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan sehingga ada regangan
penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.
3. Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit diregangkan. Tarik
dasar panggul, tahan selama tiga detik dan kemudian rileks.

4. Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk. Kontraksikan/kencangkan otot-


otot perut sampai tulang punggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong tahan
3 detik kemudian rileks.

5. Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat kepala dan
bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan rilekskan dengan perlahan.

6.Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar lutut kiri.
7. Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan. angkat
kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu
luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali
ke lantai.

8. tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di
ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak pada dan kaki bawah lebih atas.
Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan ini
selama setengah menit.

9. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam dan dari
dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.
10. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti gerakan
menggergaji. Lakukan selama setengah menit.

11.Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana lutut
mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan memegang
ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha.
Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.

12.berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah kepala. Jepitlah
bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-kkuatnya. Pada waktu bersamaan
angkatlah pantat dari kasur dengan melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4
sampai 6 kali selama setengah menit.
13. Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping badan. kaki
kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. Pada saat yang sama
tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama 4 detik.
Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah menit.

4. Menjelaskan Kontrasepsi pada masa nifas

1. Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi (Contraception) adalah alat, obat, efek atau tindakan yang dimaksudkan untuk
mencegah kehamilan.

Macam – macam kontrasepsi


A. Alat kontrasepsi pada masa nifas untuk ibu menyusui
a. MAL
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalakn pemberian ASI secara eksklusif. MAL dapat
dipakai sebagai kontrasepsi bila : menyusui secara penuh, lebih efektif jika pemberian pada
saat ibu belum haid sebanyak 8x sehari dan usia bayi kurang dari 6 bulan. Efektif sampai 6
bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian meted kontrasepsi lainnya.

b. Implant
Implan hormon sering disebut juga Norplant (satu-satunya merk implant yang beredar di
Indonesia) dan di daerah pada umumnya disebut susuk. Alat kontrasepsi jangka panjang ini
berbentuk seperti serpihan kayu dan dipasang di bawah kulit, di atas lengan atas wanita dan
masing-masing mengandung progestin lenovogestrel sintetis yang juga terkandung dalam
beberapa jenis pil KB. Implan hormon memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi dengan
rata-rata dalam jangka waktu 5 tahun pemakaian adalah 3,9 persen. Tapi untuk wanita dengan
berat tubuh di atas 75 kilogram memiliki resiko kegagalan yang lebih tinggi

c. IUD
IUD ( Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat
kontrasepsi yang berdaya guna dari 2 hingga 5 tahun. Setelah itu, alat ini dapat diganti
dengan yang baru jika ingin menjauhkan jarak lahir anak selanjutnya. Dipasang setinggi
mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Spiral juga merupakan alat kontrasepsi yang
sesuai jika ibu dalam keadaan sedang menyusui.

Jenis spiral yang sering digunakan di Indonesia adalah Copper-T, Copper-7, Multi load dan
Lippes Loop. Copper T adalah spiral berbahan polyethelen yang pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus yang berfungsi sebagai antifertilisasi (anti pembuahan).
Copper-7 hampir sama dengan copper T hanya saja berbentuk angka 7 dan pemasangannya
pun relatif lebih mudah. Multi Load terbentuk dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan
kiri dan kanan yang berbentuk sayap yang fleksibel. Tersedia 3 ukuran multi load, antara lain
standar, small (kecil) dan mini. Dan jenis spiral yang lain adalah Lippes Loop terbuat dari
bahan plastik (polyethelene) berbentuk seperti spiral atau huruf S bersambung. Lippes Loop
memberikan keuntungan bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan
usus karena terbuat dari bahan plastik.
d. Tubektomi
Metode yang digunakan adalah dengan melakukan operasi kecil pada daerah rahim dengan
tujuan untuk mengikat saluran tuba falopii sehingga sel telur yang diproduksi tidak akan
terbuahi. Tubektomi ini dilakukan jika seorang perempuan sudah mempunyai anak lebih dari
tiga, tidak ingin punya anak lagi, dan berusia diatas 35 tahun. Sebelum dilakukan metode ini,
akan ada lembar persetujuan yang harus ditandangi oleh pasangan suami.

d. Kondom
Alat kontrasepsi kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang kini
paling popular di kalangan masyarakat. Penggunaan alat kontrasepsi yang satu ini dianggap
paling praktis dan relatif mudah karena tersedia di berbagai apotek atau supermarket di mana
pun. Kini, hampir semua orang bisa memakainya tanpa mengalami efek samping dan tersedia
dalam aneka bentuk dan aroma.
Kondom adalah kantong karet yang sedemikian rupa tipisnya dan biasanya terbuat dari
lateks. Kantong ini digunakan dengan cara melapisi penis yang dalam keadaan tegang
sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Alat kontrasepsi ini telah terbukti dapat
mencegah penularan berbagai penyakit seksual yang banyak menjangkiti banyak orang,
seperti HIV/AIDS. Saat ini telah dipasarkan kondom khusus untuk wanita yang dapat
digunakan untuk mencegah kehamilan.

e. KB alami
Merupakan kombinasi antara bermacam metode KB Alamiah (metode lendir serviks dan
suhu badan basal) untuk menentukan masa subur/ovulasi. Cara kontrasepsi yang paling
sederhana sekaligus aman bagi ibu yang menyusui adalah kontrasepsi tanpa menggunakan
obat atau alat. Dua cara yang paling lazim digunakan adalah senggama terputus dan pantang
berkala. Senggama terputus adalah cara kontrasepsi yang paling tua dan memiliki efektifitas
yang sangat rendah. Pasangan dapat bersenggama sebagaimana biasa tapi pada puncak
senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar.
Sedangkan pantang berkala atau sistem kalender adalah cara kontrasepsi yang diterapkan
dengan cara tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur. Kekurangan sistem
ini adalah sangat sukar dilakukan dan membutuhkan waktu yang lama untuk “tidak
bersenggama”. Sangat tidak dianjurkan bagi pasangan, khususnya istri yang tidak dapat
menghitung siklus haidnya setiap bulan.

B. Alat kontrasepsi pada masa nifas untuk ibu yang tidak menyusui
a. KB suntik
Kontrasepsi suntikan adalah pencegah kehamilan yang dilakukan dengan cara menyuntikkan
obat berisi Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA) pada otot (intra muskuler) di bagian
bokong (gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan. Cara kontrasepsi yang satu ini dinilai
baik untuk wanita yang masih menyusui anaknya dan dapat langsung digunakan setelah
melahirkan.
Suntikan pertama dapat dilakukan dalam waktu empat minggu setelah melahirkan dan
suntikan berikutnya diberikan setiap satu bulan atau tiga bulan berikutnya.

b. IUD
IUD ( Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat
kontrasepsi yang berdaya guna dari 2 hingga 5 tahun. Setelah itu, alat ini dapat diganti
dengan yang baru jika ingin menjauhkan jarak lahir anak selanjutnya. Dipasang setinggi
mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Spiral juga merupakan alat kontrasepsi yang
sesuai jika ibu dalam keadaan Sedang menyusui.

Jenis spiral yang sering digunakan di Indonesia adalah Copper-T, Copper-7, Multi load dan
Lippes Loop. Copper T adalah spiral berbahan polyethelen yang pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus yang berfungsi sebagai antifertilisasi (anti pembuahan).
Copper-7 hampir sama dengan copper T hanya saja berbentuk angka 7 dan pemasangannya
pun relatif lebih mudah. Multi Load terbentuk dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan
kiri dan kanan yang berbentuk sayap yang fleksibel. Tersedia 3 ukuran multi load, antara lain
standar, small (kecil) dan mini. Dan jenis spiral yang lain adalah Lippes Loop terbuat dari
bahan plastik (polyethelene) berbentuk seperti spiral atau huruf S bersambung. Lippes Loop
memberikan keuntungan bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan
usus karena terbuat dari bahan plastic.

c. Implant
Implan hormon sering disebut juga Norplant (satu-satunya merk implant yang beredar di
Indonesia) dan di daerah pada umumnya disebut susuk. Alat kontrasepsi jangka panjang ini
berbentuk seperti serpihan kayu dan dipasang di bawah kulit, di atas lengan atas wanita dan
masing-masing mengandung progestin lenovogestrel sintetis yang juga terkandung dalam
beberapa jenis pil KB. Implan hormon memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi dengan
rata-rata dalam jangka waktu 5 tahun pemakaian adalah 3,9 persen. Tapi untuk wanita dengan
berat tubuh di atas 75 kilogram memiliki resiko kegagalan yang lebih tinggi.

d. Tubektomi
Tubektomi adalah metode kontrasepsi permanen dengan melakukan pemblokiran saluran
telur wanita sehingga sel telur tidak bisa masuk ke dalam rahim. Cara pemblokiran pun ada
beberapa cara, yaitu dengan menggunakan implant, klip, atau cincin serta dengan memotong
atau mengikat saluran telur wanita. Sedangkan vasektomi adalah prosedur bedah minor yang
memutus deferentia vasa manusia dan kemudian diikat/ ditutup untuk mencegah sperma dari
memasuki aliran mani (ejakulasi).

e. Pil KB kombinasi

Pil sebagai alat kontrasepsi yang diminum merupakan cara pencegahan kehamilan sementara
yang paling efektif bila diminum secara teratur. Pil dapat digunakan untuk menghindari
kehamilan pertama atau menjarangkan waktu kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan
keinginan wanita. Pil dapat digunakan setelah terjadinya keguguran, menstruasi atau pada
masa post partum bagi ibu yang tidak menyusui bayinya. Beberapa pil KB kini
dikembangkan untuk ibu-ibu yang menyusui bayinya. Untuk konsumsi pil KB ini sebaiknya
Anda diskusikan dengan dokter kandungan, disesuaikan dengan kondisi masing-masing
(menyusui atau tidak atau ada kontra indikasi lainnya)

Cara kontrasepsi pil tersedia dalam beberapa jenis, antara lain pil gabungan/ kombinasi, pil
berturutan dan pil khusus-progestin (pil mini). Pil gabungan maksudnya adalah
penggabungan 2 hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin yang hampir 100 %
efektif bila diminum secara teratur. Pil berturutan mengandung hormon estrogen yang
disediakan untuk masa pemakaian 14-15 hari pertama dari siklus menstruasi diikuti 5-6 hari
pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Keefektifan dari pil
berturutan ini lebih rendah dari pil gabungan, yaitu sekitar 98-99 %. Jenis pil terakhir adalah
pil khusus – progestin (pil mini) yang merupakan cara kontrasepsi yang mengandung bahan
progestin sintesis dalam dosis yang kecil dan bersifat mencegah kehamilan dengan mengubah
mukosa dari leher rahim dan mengubah lingkungan lapisan dalam rahim.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah melahirkan ibu membutuhkan nutrisi yang banyak. Ambulasi dini adalah
kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya untuk berjalan. Setelah melahirkan ibu diharapkan secepatnya BAB dan
BAK untuyk menghindari terjadinya komplikasi atau infeksi. Selain itu ibu juga perlu
memperhatikan kebersihan diri .

Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan kembali
kekeadaan fisik. Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
Tetapi banyak budaya dan agama yang melarang sampai masa waktu tertentu misalnya 40
hari atau 6 mingggu setelah melahirkan. Namun kepiutusan itu etrgantung pada pasangan
yang bersangkutan.

3.2 Saran

Untuk para ibu setelah melahirkan dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Karena kebutuhan ibu yang menyusui itu lebih banyak dibandingkan dengan ibu hamil
maupun wanita biasa. Dengan menyusui diharapkan untuk mengurangi AKI dan AKA karena
dengan menyusui dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi. Semoga Makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan penulis.

Daftar Pustaka

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi : Yogyakarta.
Ambarwati, Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :MitraCendikia.

Pinem, saroha.2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi.Jakarta : Trans Info Media.

Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, BadanPusat Statistik, Kementerian


Kesehatan, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.

Ferrer,dkk.2001. Perawatan Kebidanan (Perawatan Nifas). Jakarta: Bhratara Karya Aksara

Anggraini Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Pustaka Rihana:Yogyakarta.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian.Rineka Cipta:Jakarta.

Bahiyatum.2009.Asuhan Kebidanan Masa Nifas Normal.EGC:Jakarta

Hamilton, Derek,Jones,dkk.2002.Konsep Kebidanan.EGC:Jakarta.

Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Pengetahuan.Rineka Cipta:Jakarta.

Rahmawati Anita, dkk. 2009.Perawatan Masa Nifas.Fitramaya:Yogyakarta.

Saleha Sitti.2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas:Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai