Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal kata socius yang berarti kawan. Adapun
kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul ini karena ada bentuk-
bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh
unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Berikut ini pengertian masyarakat menurut para ahli :
a) Menurut Koenjaraningrat (2012: 122) “masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat-istiadat tertentu yang sifatnya
berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama”.
b) Menurut Parsons (2011: 264) mendefinisikan “masyarakat sebagai suatu jenis sistem sosial
yang dicirikan oleh tingkat kecukupan diri yang relatif bagi lingkungannya, termasuk
sistem sosial yang lain”.
c) Menurut Comte dalam Syani (2012: 31) “masyarakat merupakan kelompok kelompok
mahkluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya
sendiri dengan berkembang menurut pola perkembangannya tersendiri”.
d) Menurut J.L. Gilin dalam Syani (2012:32), “masyarakat merupakan kelompok manusia
yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan persatuan yang sama”.
e) Menurut Soekanto (2012: 32), ciri-ciri dari masyarakat yaitu:
1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri masyarakat yang dikemukakan para ahli di atas dapat di
simpulkan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan manusia (individu) yang bertempat tinggal
di wilayah tertentu dimana saling berinteraksi dalam kehidupan sosialnya, berkumpul dan saling
ketergatungan antara individu satu dan individu lainnya
Hukum dan Masyarakat
Sudah merupakan kodratnya bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, harus hidup bersama
dalam suatu masyarakat yang terorganisasi untuk mencapai tujuan bersama. Agar tujuan mereka
tersebut tercapai sebagaimana mestinya, dan dalam usahanya tidak selalu berbentur kepentingan,
maka di perlukanlah suatu norma yang mengaturnya. Norma/kaidah sosial adalah suatu pedoman
atau peraturan hidup yang menentukan bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam masyarkat
agar tidak merugikan orang lain. Norma/kaidah sosial ini dapat di kelompokkan menjadi dua jenis,
yaitu:
1) Norma/kaidah sosial yang bersangkutan dengan aspek kehidupan pribadi, dimana yang
termasuk kelompok ini adalah norma agama dan norma kesusilaan.
2) Norma/kaidah sosial yang bersangkutan dengan aspek kehidupan antar pribadi, dimana
yang termasuk dalam kelompok ini adalah norma sopan santun dan norma hukum.
Dengan demikian, ada empat norma/kaidah yang mengatur kepentingan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Keempat kaidah tersebut yaitu
1. Kaidah agama atau kepercayaan
a. Kaidah ini di tujukan terhadap kewajiban manusia kepada Tuhan dan dirinynya sendiri
b. Sumber atau asal kaidah ini adalah ajaran-ajaran agama yang oleh pengikutnya dianggap
sebagai perintah Tuhan.
c. Kaidah agama tidak ditujukan kepada sikap lahirlah manusia, tetapi ada condong kepada
sikap batiniah.
d. Kaidah agama hanya membebani manusia dengan kewajiban.
e. Tuhanlah yang mengancam pelanggaran kaidah agama dengan suatu sanksi.
2. Kaidah kesusilaan
a. Kaidah kesusilaan ditujukan kepada manusia agar terbentuk kebaikan akhlak pribadi guna
penyempurnaan manusia dan melarang manusia melakukan perbuatan jahat.
b. Sumber atauasal kaidah kesusilaan adalah manusia itu sendiri sehingga kaidah tersebut
disebut kaidah yang bersifat otonom.
c. Sama halnya dengan kaidah agama, kaidah kesusilaan tidak ditujukan kepada sikap lahirah
manusia, tetapi lebih condong kepada sikap batiniah.
d. Batinnya manusia sendiri yang mengancam perbuatan yang melanggar kaidah kesusilaan.
3. Kaidah Sopan Santun
a. Kaidah sopan santun didasarkan atas kebiasaan, kepatutan atau kepantasan yang berlaku
dalam masyarakat.
b. Kaidah ini ditujukan kepada sikap lahir pelakunya yang konkret demi ketertiban
masyarkat.
c. Kaidah sopan santun hanya membebani manusia dengan kewajiban.
d. Kekuasaan masyarakat secara tidak resmi yang diberikan kekuasaan untuk mengancam
dengan sanski apabila kaidah dengan sopan santun dilanggar.
4. Kaidah Hukum
a. Kaidah hukum di tujukan kepada pelaku yang konkret, yaitu si pelaku pelanggaran yang
nyata-nyata berbuat; bukan untuk penyempurnaan manusia , tetapi untuk kepentingan
masyarakat.
b. Isi kaidah hukum ditujukan kepada sikap lahiriah manusia. Jadi, kaidah hukum
mengutamakan perbuatan/sikap lahirah bukan sikap batiniah.
c. Masyarakat secara resmi diberikan kekuasaan untuk memberikan sanksi atau menjatuhkan
hukuman melalui pengadilan sebagai wakilnya.
d. Kaidah hukum membebani kewajiban kepada manusia dan juga memberikan hak. Dengan
demikian, meskipun kaidah agama/kepercayaan, kaidan kesusilaan dan sopan santun sudah
ada, kaidah hukum (untuk selanjutnya disebut hukum) memang masih diperlukan oleh
masyarakat guna mengatur segala kepentingannya, baik yang sudah ataupun belum diatur
oleh ketiga norma/kaidah lainnya. Hal ini disebabkan karena:
1) Masih banyak kepentingan manusia yang belum diatur oleh ketiga norma diatas
(norma/kaidah agama, kesusilaan, kesopanan/sopan santun );
2) Sanski yang akan diberikan oleh ketiga norma/kaidah diatas dirasakan tidak begitu
memberatkan, dan utnuk norma agama sansksinya akan diterima setelah manusia
meninggal.

B. Pengertian Hukum
Hukum dalam bahasa Belanda dinamakan "Recht" berasal dari bahasa latin " Rectum" yang
memiliki arti kebaikan, tidak tercela, bimbingan. Selanjutnya, kata latin lainnya tentang hukum
adalah "lus" yang berarti hukum yang berasal dari kata "lubere" artinya mengatur, memerintah.
Kata "lus" ini berkaitan erat dengan "lustitia" atau keadilan.

Beberapa pakar memberikan definisi tentang hukum yaitu sebagai berikut :

a) Marcus Tullius Cicero (Romawi) dalam "De Legibus" mengatakan "Hukum adalah akal
tertinggi (the highgest reason) yang ditanamkan oleh alam dalam diri manusia untuk
menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan"
b) Rudolf Von Jhering (Jerman) dalam "Der Zweck Im Recht" 1877-1882 mengatakan
"Hukum adalah keseluruhan peraturan yang memaksa (complusary rules) yang berlaku di
seluruh negara
c) Van Apeldoorn dalam "Inleiding tot de studie van het Nederlandse recht memberikan
pengertian bahwa memberikan definisi hukum sebenarnya hanya bersifat
menyamarataman saja, tergantung dari siapa yang memberikannya. Selanjutnya beliau
mendekatkan dari dua sudut yaitu orang terpelajar tetapi awam adalah sama dengan
rentetan pasal-pasal yang tiada habisnya seperti yang termuat dalam undang-undang.
Menurut pandangan ini hukum adalah sama dengan undang-undang saja.
d) Paul scholten dalam “algemeen deef” menjelaskan Bahwa untuk mengerti tentang hukum
tidak dapat dipisahkan dengan paham tentang kedudukan manusia di dalam masyarakat ,
dengan memperhitungkan keduannya secara bersama-sama. Selanjutnya untuk memberi
batasan tentang hukum, harus mengandung unsur-unsur hukum adalah perintah, hüküm
adalah suatu ijin, hüküm adalah suatu janji dan hüküm yang disediakan.
e) Mochtar Kusumaatmadja dalam Hukum, Masyarakat, dan pembinaan Hukum Nasional
mengatakan pengertian hukum yang memadai harus tidak hanya memandang hukum itu
sebagai suatu perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam
masyarakat, tapi harus pula mencangkup Lembaga dan proses yang diperlukan untuk
mewujudkan hukum itu dalam kenyataan.
f) HMN. Poerwosutjipto (1998:1) menyatakan bahwa hukum adalah keseluruhan norma,
yang oleh penguasa negara atau penguasa masyarakat yang berwenang menetapkan
hokum, dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan yang mengikat bagi sebagian atau
seluruh anggota masyarakat, dengan tujuan untuk mengadakan suatu tatanan yang
dikehendaki oleh penguasa tersebut.
g) Prof. Dr. soerjono Soekanto, S.H.,M.A., dan Purnadi Purbacaraka, S.H. (1978:12) dengan
menjelaskan pengertian yang diberikan oleh masyarakat terhadap hukum. Hukum diartikan
sebagai : (1)Ilmu pengetahuan (2)Suatu disiplin (3)Kaidah (4)Tata hukum (5)Petugas (law
enforcement officer) (6)Keputusan penguasa (7)Proses pemerintahan (8)Sikap tindak ajeg
atau perilaku yang teratur dan (9) Nilai-nilai
Dari bebrapa definisi tersebut di atas, terlihat bahwa pengertian hukum itu sangat kompleks
sehingga tidaklah mudah untuk memberikan definisi pada pengertian hukum yang sedemikian luas
ke dalam pengertian yang terbatas pada beberapa kalimat saja.

Hukum Bisnis
Bisnis berasal dari bahasa Inggris business, mengembangkan kata dasar busy yang berarti
“sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Sedangkan dalam kamus
lengkap bahasa Inggris karangan Prof. Drs. S. Wojowasito dan W.J.S Poerwadarminta, business
diterjemahkan menjadi : pekerjaan; perusahaan; perdagangan; atau urusan. Jadi, Bisnis adalah
suatu aktivitas baik dilakukan perseorangan atau kelompok (biasanya kelompok) untuk mencapai
sebuah tujuan tertentu. Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang
atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.
Hukum bisnis atau business law (dalam bahasa Inggris) menurut Abdul R. Saliman adalah
keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum baik yang tertulis maupun tidak tertulis, yang
mengatur hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian-perjanjian maupun perikatan-perikatan
yang terjadi dalam praktik bisnis. Hukum bisnis yaitu hukum yang berkenaan dengan suatu bisnis.
Dengan kata lain hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tentang tata
cara pelaksanaan urusan dan kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan
produksi atau perturakaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para entrepreneur
dalam resiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif adalah untuk meraih keuntungan.
Fungsi Hukum Bisnis
Adapun fungsi hukum bisnis yang memang tertera sebagai berikut :
1) Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis
2) Untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktis bisnis
3) Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan, wajar, sehat
dan dinamis (yang sudah pasti dijamin oleh kepastian hukum
Sumber-Sumber Hukum
Sumber hukum, sering pula disebut hukum formal adalah sumber hokum dengan bentuk
tertentu yang merupakan dasar berlakunya hukum secara formal.
Termasuk dalam sumber hukum formal adalah
1. Undang-undang adalah peraturan negara yang dibentuk oleh alat perlengkapan negara yang
berwenang dan mengikat masyarakat.
2. Kebiasaan adalah perbuatan manusia mengenai hal tertentu yang dilakukan berulang-
ulang, diterima oleh masyarakat, selalu dilakukan oleh orang lainsedemikian rupa,
sehingga masyarakat beranggapan bahwa memang harus berlaku demikian, jika tidak
berbuat demikian merasa berlawanan dengan kebiasaan dan merasa melakukan
pelanggaran terhadap hokum
3. Yurisprudensi adalah keputusan pengadilan atau keputusan hakim terdahulu yang
dijadikan pedoman dalam memutuskan perkara berikutnya
4. Traktat adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua negara atau lebih
5. Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk
melakukan atau tidak melakukan perbuatan tertentu.
6. Doktrin adalah pendapat para sarjana hokum terkemuka yang besar pengaruhnya terhadap
hakim dalam mengambil keputusan perkara.
Klasifikasi Hukum
Hukum dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung dari aspek mana kita
melihatnya. Dalam kaitannya dengan Hukum Bisnis yang akan menjadi pokok bahasan, penyusun
mengklasifikasikan hukum berdasarkan sebagai berikut :
1) Fungsi hukum, yang terdiri dari hukum materiil dan hukum formil
 Hukum materiil (Substantive Law) adalah hukum yang terdiri dari aturan-
aturan yang member hak dan membebani kewajiban
 Hukum Formil (Objective Law) adalah peraturan hukum yang fungsinya
menegakkan hukum materiil tersebut agar tidak dilanggar
2) Berdasarkan wilayah berlakunya, terdiri dari Hukum Nasional dan Hukum
Internasional
3) Berdasarkan isinya, terdiri dari Hukum Umum (Lex Generalis) dan Hukum Khusus
(Lex Specialis)
4) Adapun pengklasifikasian hukum yang sudah hampir dikatakan klasik berdasarkan ada
atau tidaknya campur tangan pemerintah terdiri dari Hukum Privat dan Hukum Publik
 Hukum Privat adalah hukum yang mengatur hak dan kewajiban perorangan
yang satu terhadap yang lainnya dalam hubungan keluarga dan masyarakat
tanpa adanya campur tangan pemerintah
 Hukum Publik adalah hukum yang yang mengatur dan menentukan
kepentingan perorangan dan mengatur hubungan pemerintah dengan warganya.

1. Hukum Perdata (KUHPerdata), misalnya hukum perjanjian (kontrak), hak-hak kebendaan,


sebagai sumber terjadinya bisnis.
2. Hukum Publik (Pidana Ekonomi/Bisnis), misalnya kejahatan-kejahatan di bidang
ekonomi/bisnis : Penyeludupan, illegal logging, korupsi, dll
3. Hukum Dagang (KUH Dagang), misalnya kewajiban pembukuan, perusahaan persekutuan
(Firma, CV), asuransi, pengangkutan, surat berharga, pedagang perantara,
keagenan/distributor, dll).
4. Peraturan perundang-undangan diluar KUHPerdata dan KUHDagang, misalnya kepailitan,
perlindungan konsumen, anti monopoli/persaingan tidak sehat, penanaman modal
(PMA/PMDN), pasar modal (go public), Perseroan Terbatas, likuidasi, akuisisi, merger,
pembiayaan, hak kekayaan intelektual (cipta, merek, paten), penyelesaian sengketa
bisnis/arbitrase, perdagangan intenasional (WTO)
Daftar Pustaka

1. Asyhadie, Syani. 2012. Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia.. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.
2. Ibrahim, Johannes dan Lindawati Sewu. 2004. Hukum Bisnis dalam Persepsi Manusia
Modern. Bandung: Refika Aditama
3. Saliman, Abdul R. 2005. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan : Teori dan Contoh Kasus.
Jakarta : Kencana Prenadamedia

Anda mungkin juga menyukai