Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR HUKUM BISNIS

PERSEROAN TERBATAS

Oleh:
Kelompok 7
Devina Danayanti NIM. 1607532120
Putu Venny Yunita NIM. 1607532142

PROGRAM NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018 / 2019
1. Pengertian Perseroan Terbatas dan Dasar Hukum
Perseroan Terbatas (Limited Liability Company) adalah bentuk yang paling populer dari
semua bentuk usaha bisnis. Yang dimaksud dengan perseroan terbatas menurut hukum
Indonesia adalah suatu badan hukum yang merupakan persekutuan modal yang didirikan
berdasarkan perjanjian antara 2 (dua) orang atau lebih, untuk melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham-saham. Suatu perseroan terbatas
biasanya dengan mudah dikenali dalam peraktek, yakni dengan membaca singkatan PT di
depan namanya, misalnya PT…
Dahulunya, tentang perseroan terbatas ini diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang. Akan tetapi, ketentuan tentang perseroan terbatas dalam Kitan Undang-Undang
Hukum Dagang tersebut kemudian tidak berlaku lagi setelah adanya Undang-Undang
Perseroan Terbatas, yang merupakan undang-undang yang khusus mengatur tentang perseroan
terbatas tersebut.
Di samping itu, apabila perseroan terbatas tersebut, merupakan perusahaan publik atau
perusahaan yang telah go public, maka terhadapnya berlaku juga Undang-Undang Pasar Modal
dan peraturan pelaksanaanya. Jika perseroan terbatas tersebut merupakan badan usaha milik
negara (BUMN), maka terhadapnya berlaku pula berbagai aturan yang khusus mengatur
tentang BUMN tersebut. Dan apabila perseroan terbatas tersebut berupa perusahaan yang di
dalamnya ada modal asing atau yang disebut dengan perusahaan penanaman modal asing
(PMA), maka berbagai peraturan perundang-undangan tentang penanaman modal asing
berlaku pula terhadapnya.

2. Proses Pendirian Perseroan Terbatas


Karena sistem hukum Indonesia menganggap dasar dari perseroan terbatas sebagai suatu
perjanjian, maka pendirian perseroan terbatas haruslah dilakukan minimal oleh 2 (dua) orang
pendiri, sehingga pemegang saham dari perseroan terbatas pun minimal haruslah berjumlah 2
(dua) orang. Proses pendirian perseroan terbatas pada prinsipnya terdiri dari 4 (empat) tahap
sebagai berikut:
a. Tahap Akta Notaris
Tahap akta notaris ini merupakan tahap awal dalam proses pendirian suatu perseroan
terbatas. Akta notaris tersebut diperlukan untuk merumuskan akta pendirian perseroan

1
yang di dalamnya terdapat anggaran dasar perseroan tersebut. Pada saat proses pendirian
di depan notaris ini, maka minimal 25% (dua puluan lima persen) dan modal dasar sudah
harus ditempatkan dan disetor. Di samping itu, pada saat tersebut nama perseroan terbatas
yang definitif sudah harus ada, yang berarti sebelumnya nama perseroan terbatas tersebut
sudah harus di-reserve terlebih dahulu dari departemen ke hakiman. Mulai tahap akta
notaris ini, pihak pendiri sudah mulai boleh berbisnis dengan mengatasnamakan
perusahaan, tetapi karena badan hukumnya belum terbentuk, maka yang bertanggung
jawab kepada pihak ketiga atas kegiatan perseroan terbatas tersebut adalah pribadi para
pendiri, kecuali nantinya setelah badan hukum terbentuk, tindakan hukum para pendiri
tersebut diratifikasi oleh perseroan sehingga tanggung jawab hukumnya diambil alik oleh
pihak perusahaan.
b. Tahap Pengesahan
Akta pendirian perseroan terbatas yang dibuat oleh notaris tersebut, yang di dalamnya
terdapat anggaran dasar, haruslah diajukan kepada Menteri Hukum untuk mendapatkan
pengesahannya. Sejak disahkannya anggaran dasar tersebut, maka perusahaan telah
mendapat statusnya sebagai suatau badan hukum dan jika sejak saat ini ada tindakan hukum
yang dilakukan untuk dan atas nama perseroan, maka hal tersebut bukan lagi menjdi
tanggung jawab pihak pendiri, melainkan sudah merupakan tanggung jawab para
direksinya.
c. Tahap Pendaftaran Dalam Daftar Perusahaan
Setelah anggara dasar perusahaan disahkan oleh yang berwenang, maka perusahaan
tersebut mesti didaftarkan dalam daftar perusahaan, yakni suatu daftar yang khusus
disediakan untuk itu.
d. Tahap Pengumuman Dalam Tambahan Berita Negara
Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara merupakan tahap terakhir dalam
proses pendirian suatu perseroan terbatas. Hal ini dilakukan untuk memenuhi unsur
keterbukaan kepada masyarakat bahwa suatu perseroan terbatas dengan nama tertentu serta
maksud dan tujuan tertentu sudah didirikan. Setelah proses pendaftaran dalam daftar
perusahaan dan pengumuman dalam berita negara, maka sejak saat itu, perusahaan sebagai
badan hukum telah sempurna berdiri, sehingga sejak saat tersebut, setiap tindakan hukum

2
yang dilakukan untuk dan atas nama perusahaan pada prinsipnya akan menjdi tanggung
jawab perusahaan sepenuhnya.

3. Tanggung Jawab Perseroan Terbatas


Tanggung jawab dalam suatu perseroan terbatas pada prinsipnya sebatas atas harta yang
ada dalam perseroan tersebut. Itu pula sebabnya disebut “terbatas” (limited), yakni terbatas
dari segi tanggung jawabnya. Dengan demikian , pada prinsipnya pihak pemegang saham,
direksi atau komisaris tidak pernah bertanggung jawab secara pribadi. Artinya, jika ada
gugatan dari pihak manapun, pihak pemegang harta pribadi dari pemegang saham, direksi atau
komisaris pada prinsipnya tidak boleh ikut disita.
Namun demikian, prinsip tanggung jawab terbatas tersebut tidak berlaku dalam hal sebagai
berikut:
a. Persyaratan perseroan terbatas sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi.
b. Pemegang saham yang bersangkutan, baik langsung atau tidak langsung dengan itikad
buruk memanfaatkab perseroan terbatas semata-mata untuk kepentingan pribadi.
c. Pemegang saham dari perseroan terbatas terlibat dalam perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh perseroan
d. Pemegang saham yang bersangkutan, baik langsung atau tidak langsung secara
melawan hukum menggunakan kekayaan, yang mengakibatkan kekayaan perseroan
menjadi tidak cukup untuk melunasi hitang perseroan terbatas tersebut.
e. Direksi akan bertanggung jawab secara pribadi jika dia bersalah atau lalai dalam
menjalankan tugasnya selaku direksi

4. Modal Dan Saham


a. Jenis-Jenis Modal Perseroan Terbatas
Ada berbagai jenis modal dari suatu perseroan terbatas, yaitu sebagai berikut:
1) Modal Dasar
Modal dasar merupakan seluruh modal perseroan, seperti yang ditulis dalam
anggaran dasar, baik yang sudah atau yang belum di tempatkan atau disetor. Ini yang
dikenal dengan istilah “authorized capital”

3
2) Modal Ditempatkan
Modal ditempatkan adalah sebagai atau seluruh dari modal dasar yang telah
diperuntukkan atau dijatah kepada pemegang saham tertentu. Jadi, pada modal
ditempatkan tersebut sudah teridentifikasi atas nama siapa saham-saham dalam modal
ditempatkan tersebut akan dipegang. Menurut hukum, setelah perseroan terbatas
berdiri (mendapat statusnya sebagai badan hukum), maka seluruh modal ditempatkan
tersebut harus sudah disetor. Dengan demikian, tidak diperkenankan lagi ada perbedaan
jumlah antara modal ditempatkan dengan modal setor.
3) Modal Setor
Modal setor adalah modal yang telah ditempatkan dan diperuntukkan bagu masing-
masing pemegang saham dan telah disetor penuh oleh pemengang saham tersebut,
sehingga uang penyetoran saham tersebut sudah dapat dipergunakan oleh perusahaan
untuk menjalankan bisnisnya.
b. Penyetoran Saham
Karena pada prinsipnya yang harus membiayai perusahaan adalah pihak pemegang
saham, setidaknya-tidaknya pada saat awal berdirinya perusahaan tersebut, yakni
dengan jalan menyetor saham, maka pihak pemegang saham dalam praktek sering
disebut juga dengan istilah “permilik” dari perusahaan. Pada saat mendapat pengesahan
anggaran dasar dari yang berwenang, maka modal ditempatkan sudah harus disetor
semua, yakni berjumlah minimal 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, yaitu
minimal 25% (dua pulih lima persen) dari Rp 20.000.000 (dua puluh juta rupiah).
c. Hak-Hak Pemegang Saham
Karena pada prinsipnya pihak pemegang saham adalah pemilij dari perseroan
tersebut, maka banyak hak oleh hukum diberikan kepada pemegang saham. Akan tetapi,
yang terpenting di antaranya adalah hak-hak :
1) Hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
2) Hak suara untuk menerima deviden
3) Hak untuk menerima sisa kekayaan dalam proses likuidasi
d. Klasifikasi Saham
Saham dari suatu perseroan terbatas dapat diklasifikasi sebagai berikut
1) Saham biasa

4
2) Saham dengan hak suara yang:
(a) Khusus
(b) Bersyarat
(c) Terbatas
(d) Tanpa hak suara
3) Saham yang setelah jangka waktu tertentu dapat::
(a) Ditarik kembali
(b) Diukur dengan klasifikasi saham lain
4) Saham yang memberikan hak kepada pemegang untuk mendaptkan:
(a) Pembagian dividen secara kumulatif
(b) Pembagaian deviden secara nonkumulatif
5) Saham yang memberikan terlebih dahulu kepada pemegangnya daripada pemegang
saham lainnya atas pembagian dividen dari sisa kekayaan perseroan dalam likudasi.

5. Organ- Organ Perseroan Terbatas


Adapun yang merupakan organ dari perseroan terbatas adalah sebagai berikut:
a. Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat umum pemegang saham atau yang sering disingkat dengan RUPS merupakan
organ perseroan yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam perseroan tersebut. Rapat
Umum Pemegang Saham terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham biasa dan Rapat
Umum Pemegang Saham luar biasa.
b. Direksi
Direksi merupakan organ perusahaan yang memiliki kewenangan menjalankan dan
mengambil kebijaksanaan perusahaan (eksekutif). Organ direksi ini dipilih oleh Rapat
Umum Pemegang Saham dan karenanya harus pula bertanggung jawab kepada Rapat
Umum Pemegang Saham.
c. Komisaris
Organ komisaris merupakan organ yang melaksankan fungsi pengawasan terhadap
perseroan. Organ komisaris tersebut dipilih oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan
karenanya harus pula bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

5
Karena dis amping organ direksi ada organ komisaris, maka sistem seperti ini sering
disebut dengan sistem “dewan ganda” (two tier board).
6. Pembubaran Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas dapat dibubarkan atau disebut juga dengan istilah “dilikuidasi” karena
alasana sebagai berikut:
a. Bubar karena keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
b. Bubar karena jangka waktu berdirinya sudah berakhir
c. Bubar karena penetapan pengadilan
Apabila suatu perseroan bubar, mak harus diangkat seorang atau likuidator yang akan
membereskab pembubaran tersebut.

6
REFERENSI

Faundy, Munir. 2016. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Anda mungkin juga menyukai