Anda di halaman 1dari 2

Meningitis, Si "Travel Disease" yang

Perlu Diwaspadai
Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani

Vaksin meningitis/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski Indonesia bukanlah negara endemis


bakteri Neisseria Meningitidis, penyebab penyakit Meningokokus, sikap waspada perlu
dikedepankan. Meningokokus adalah sejenis penyakit yang menyerang selaput otak dan
sumsum tulang belakang. Penyakit ini jadi salah satu perhatian di dunia penyakit perjalanan.
Angka kejadiannya bervariasi di seluruh dunia, namun tertinggi ada di Sub Sahara, Afrika.

Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Dr dr Samsuridjal
Djauzi SpPD-KAI, menjelaskan Indonesia mungkin bukan negara endemis, namun dengan
jumlah jemaah haji dan umrah terbesar di dunia, maka masyarakat Indonesia rentan terpapar
resiko penyakit itu. Bahkan, orang Indonesia bisa menjadi carrier (pembawa bakteri, tapi
tidak timbul gejala).

"Penyakit ini cukup berat dan biasanya harus lebih hati-hati karena perjalanan penyakit ini
demikian cepat," papar dia dalam acara Hari Meningitis se Dunia di Jakarta, Senin (23/4).

Samsuridjal mengungkap, resiko terbesar terkena paparan bakteri tersebut adalah kalangan
usia lanjut. Soalnya, di usia ini, daya tahan tubuh mulai mengalami penurunan dan tubuh
mudah terkena penyakit ini dengan cepat. "Mereka yang terkena umumnya tidak menyadari
bahwa mereka terkena gejala wal dari penyakit meningokokus," kata dia.

Gejala awal Meningokokus ini seringkali tidak spesifik dan mirip flu, sehingga sulit bagi
tenaga kesehatan profesional untuk mendiagnosis secara dini. "Yang pasti, gejala-gejala yang
umum terjadi itu, leher kaku, kulit bintik-bintik seperti ruam, demam, sakit kepala, dan
kejang-kejang," paparnya.

Menurut Samsuridjal, sekali terjangkit, seseorang dapat membawa bakteri sampai enam
bulan. Memang kurang dari satu persen dari pembawa bakteri ini, tetapi karena penyakit ini
menular, maka memperluas penyebaran penyakit "Penyakit ini mudah ditularkan dengan
kontak fisik secara langsung seperti batuk, atau bersin," katanya.
Karena itulah, kata Samsuridjal, vaksin diperlukan untuk membentengi tubuh dari serangan
bakteri. Selain itu, perlu juga disiapkan antibiotik guna dikonsumsi pada saat berpergian ke
negeri wilayah endemis Meningitis. "Perlu anda tahu, vaksinasi ini akan menurunkan tingkat
kematian. Karenanya, kalau di negara maju vaksinasi itu dianggap sebagai imunisasi."

Anda mungkin juga menyukai