Asi Eksklusif Mini Project
Asi Eksklusif Mini Project
PENDAHULUAN
1|Page
1.3.2 Tujuan Khusus
1.Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, paritas,
dan sumber informasi.
2. Mengidentifikasi pengetahuan responden tentang asi eksklusif
3.Mengidentifikasi sikap responden tentang asi eksklusif
4.Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan asi eksklusif terhadap pengetahuan ibu.
5.Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan asi eksklusif terhadap sikap ibu.
1. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam upaya peningkatan cakupan program.
2. Sebagai sumber informasi untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian
asi eksklusif
3. Mempromosikan tentang pentingnya pemberian asi eksklusif, dan saran yang membangun
untuk penelitian selanjutnya.
2|Page
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Air susu ibu adalah suatu emulsi dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik
yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayi yang mengandung
nutrisi-nutrisi dasar dan elemen dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat. Asi
tidak memberatkan fungsi traktus digestivus dan ginjal yang belum berfungsi baik pada bayi yang baru
lahir. Karena asi sangat mudah dicerna system pencernaan yang masih rentan, bayi mengeluarkan lebih
sedikit energy dalam mencerna asi, sehingga ia dapat menggunakan energy selebihnya untuk kegiatan
tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembangan organ sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan fisik
yang optimum (PUDJIADI, 2005)
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat asi mulai menghasilkan
asi.Aapabila tidak ada kelainan, pada 4 hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 100-300
ml dalam sehari. Dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 300-450 ml per hari
pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Pada hari ke 10 sampai seterusnya volume bervariasi
yaitu 300-850 ml per hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. Volume asi pada tahun
pertama adalah 400-850 ml perhari, tahun ke 2 200-400 , dan sesudahnya 200 ml perhari
(MANAJEMEN LAKTASI, 2004).
Komposisi asi berubah menurut stadium penyesuaian sesuai dengan kebutuha bayi pada saat
itu. Asi yang dihasilkan sampai minggu pertama (colostrums) komposisinya berbeda dengan asi yang
dihasilkan kemudian (asi peralihan dan asi matur). Asi yang dihasilkan ibu yang melahirkan kurang
3|Page
bulan komposisinya berbeda dengan asi yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan cukup bulan.
Demikian pula komposisi ASI yang dihasilkan saat bayi mulai menyusui dan akhir fase menyusui.
Menurut stadium laktasinya, terdapat tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan komposisi
berbeda yaitu:
a. Stadium Kolostrum
Di sekresi pada 4 hari pertama setelah persalinan yang diproduksi sebesar 150-300
ml/hari. Komposisi kolostrum ASI lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI
matur, tetapi berlainan dengan ASI matur dimana protein yang utama adalah casein,
pada kolostrum protein yang utama adalah globulin, khususnya tinggi dalam level
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan
mencegah alergi makanan. Kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar (pembersih usus
bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera
bersih dan siap menerima selanjutnya. Jumlah energy dalam kolustrum hanya 58
kal/100 ml.
c. ASI Matang/Matur
Adalah ASI yang dikeluarkan pada hari ke 10 sampai seterusnya dengan volume
bervariasi yaitu 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulus pada saat laktasi. ASI
matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi
sampai 6 bulan setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan pendamping selain
ASI.
4|Page
PROPERTI ASI SUSU SAPI SUSU FORMULA
KONTAMINASI Tidak Ada Mungkin ada Ada bila dicampurkan
BAKTERI
ANTI INFEKSI Ada Tidak ada Tidak ada
FAKTOR Ada Tidak ada Tidak ada
PERTUMBUHAN
PROTEIN Jml sesuai dan mdh Terlalu banyak dan Sebagian diperbaiki
dicerna sukar dicerna
Kasein:whey 40:60 Kasin :whey 80:20 Disesuaikan dengan
asi
Whey:alfa Whey:betalactoglobulin
LEMAK -Cukup asam lemak -Kurang A L E -Kurang A L E
essensial (A L E ), - Tdk ada lipase -Tdk ada DHA dan
DHA/AA AA
-Mengandung lipase -Tdk ada lipase
ZAT BESI Jumlah kecil tapi Banyak tidak dapat Ditambahkan ekstra
mudah dicerna diserap dengan baik tidak diserap dengan
baik
VITAMIN Cukup Tidak cukup vit A, C Vit ditambahkan
AIR Cukup Perlu tambahan Mungkin perlu
tambahan
Sumber : Konseling menyusui : Pelatihan untuk tenaga kesehatan : kerjasama
WHO/UNICEF/BK.PP.ASI/2000
Dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa komposisi ASI yang diproduksi oleh ibu yang
melahirkan bayi kurang bulan (ASI premature) berbeda dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur). Pada bayi yang lahir sebelum waktunya (preterm) ASI
yang dihasilkan ibu memiliki kuantitas IgA, laktoferin dan lysozym yang lebih banyak
dibandingkan ASI dari ibu yang melahirkan tepat waktu karenaa kondisi bayi masih belum dalam
5|Page
keadaan optimal untuk beradaptasi dan lebih rentan terhadap permasalahan kesehatan (Neonatal
division AIIMS,2005)
Selanjutnya komposisi ASI yang dihasilkan saat bayi mulai menyusu dan akhir fase menyusu.
Pada awal fase menyusu ASI (5 menit pertama) yang dikeluarkan disebut foremilk, airsusu encer
dan bening yang hanya mengandung sekitar 1-2 g/dl lemak, susu ini berasal dari payudara yang
berisi, air susu yang encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui.
Air susu berikutnya disebut hindmilk yang merupakan ASI yang dihasilkan pada saat akhir
menyusui (setelah 15-20 menit), air susu yang kental dan putih ini berasal dari payudara yang
keriput/mulai kosong, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan
memberikan sebagian besar energy yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar
bayi banyak memperoleh air susu ini (Mizuno, K.et.al.,2008).
6|Page
usus yang baik yaitu lactobacillus bifidus karena proses pertumbuhan dibantu oleh
glucosamine(pudjiaji, 2004).
2. Protein
Protein dalam ASI merupakan bahan baku pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein
sangat cocok karena unsure protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh system
pencernaan bayi. Hal ini disebabkan karena protein ASI merupakan kelompok protein whey,
protein yang sangat halus, lembut, dan mudah dicerna sedangkan komposisi protein yang ada
didalam susu sapi adalah kasein yang kasar, bergumpal dan sangat sukar dicerna oleh bayi.
1) Lemak
Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang merupakan lemak
kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi.
Docosahexaenoic acid (DHA) dan Arachidonic acid ( AA) merupakan asam lemak tak jenuh rantai
panjang yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA
dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Selain itu DHA
dan AA dalam tubuh dapat disintesa dari substansi prekursornya yaitu Asam Linolenat dan Asam
Linoleat.
Sumber utama kalori dalam ASI adalah Lemak. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi
tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol oleh enzim lipase dalam ASI (Dadhich,J.P., Dr.2007).
2) Mineral
Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya
tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tidak sebesar susu sapi tetapi dapat diserap
secara keseluruhan dalam usus bayi. Berbeda dengan susu sapi yang jumlahnya tingginamun
sebagian besar harus dibuang melalui system urinaria maupun percernaan karena tidak dapat
dicerna. Kadar mineral yang tidak dapat diserap akan memperberat kerja usus bayi untuk
mengeluarkan, mengganggu keseimbangan dalam usus bayi, dan meningkatkan pertumbuhan
bakteri yang merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal sehingga bayi
kembung, gelisah karena konstipasi atau gangguan metabolism.
7|Page
3) Vitamin
Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam
ASI dalam jumlah yang cukup. Namun pada minggu 1 usus bayi belum mampu membentuk
vitamin K, sedangkan bayi setelah persalinan mengalami perdarahan perifer yang perlu dibantu
dengan pemberian vitamin K untuk proses pembekuan darah. Dalam ASI, vitamin A, D, C, ada
dalam jumlah yang cukup, sedangkan golongan vitamin B, kecuali Riboflavin dan Pantotenik
sangat kurang. Tetapi tidak perlu ditambahkan karena bias diperoleh dari menu yang dikonsumsi
ibu.
NO KOMPOSISI PERANAN
1. Faktor bifidus Mendukung proses perkembangan bakteri
yang menguntungkan dalam usus bayi untuk
mencegah pertumbuhan bakteri yang
merugikan seperti E.Coli patogen
2. Laktoferin dan Transferin Mengikat zat besi sehingga zat besi tidak
digunakan oleh bakteri pathogen untuk
pertumbuhannya.
3. Laktoperoksidase Bersama dengan peroksidase hydrogen dan
ion tiosianat membantu membunuh
streptococcus
4. Faktor Antistaphilococcus Menghambat pertumbuhan Staphilococcus
pathogen.
5. Sel limfosit dan makrofag Mengeluarkan zat anti bodi untuk
meningkatkan imunitas terhadap penyakit.
6. Komplemen Memperkuat fagosit
7. Immunoglobulin Memberikan kekebalan terhadap infeksi.
8|Page
8. Lizosim Memiliki fungsi bakteriostatik terhadap
enterobakteri dan bakteri gram negative.
9. Interferon Menghambat pertumbuhan virus.
10 Faktor pertumbuhan epidermis Membantu pertumbuhan selaput usus bayi
sebagai perisai untuk menghindari zat-zat
merugikan yang masuk ke peredaran darah.
Sumber : Karyadi, 2003
ASI sebagai makanan utama bayi mempunyai manfaat terhadap bayi, antara lain sebagai
berikut:
1. ASI sebagai makanan alamiah yang baik untuk bayi, mudah dicerna dan memiliki
komposisi, zat gizi yang ideal sesuai degan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
2. ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Di dalam
usus laktosa akan di fermentasi menjadi asam laktat yang bermanfaat untuk:
- Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat pathogen
- Meragsang pertumbuhan organisme mikroorganisme yang dapat menghasilkan
asam organic dan mensintesa beberapa jenis vitamin
- Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral seperti calcium, magnesium.
3. ASI mengandung zat pelindung (antibody) yang dapat melindungi bayi selama 0-6 bulan
pertama
4. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi
5. ASI ekslusif sampai enam bulan menurunkan resiko sakit jantung anak pada masa dewasa.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui bayi juga memberikan manfaat bagi ibu :
9|Page
4. Menimbulkan perasaan dibutuhkan dan memperkuat hubungan batin antara ibu dan
bayi.
5. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.
Manfaat lain dari pemberian ASI pada bayi untuk keluarga, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Aspek ekonomi, ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan
untuk membeli susu formula dapat diguanakan untuk keperluan lain.
2. ASI sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
3. Mengurangi biaya pengobatan. Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat
menghemat biaya untuk berobat.
2.2 Laktasi
Laktasi atau menyusui yaitu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Proses
laktasi dipengaruhi oleh beberapa factor salah satunya adalah factor hormonal. Mulai dari
bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormone yang menstimulasi munculnya
ASI dalam system payudara progesterone, estrogen, prolaktin, oksitosin, human placental
laktogen (HPL).
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Pada fase
terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara
memproduksi kolostrum, yaitu cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat
progesterone yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya.
10 | P a g e
namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh. Proses laktogenesis II dimulai sekitar
30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara terasa penuh
sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan.
Sistem control hormone endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan
beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, system control
autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI banyak
dikeluarkan, payudara akan memproduksiASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan
bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf
produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan
seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan. Terdapat dua
reflex pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu:
a. Refleks prolaktin
Dalam putting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila ini dirangsang,
maka timbal impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis
anterior sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormone prolaktin, hormone inilah
yang berperan pada produksi ASI. Prolaktin dibentuk lebih banyak pada malam
hari.
b. Refleks Aliran (let down reflex)
Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis
anterior, tetapi juga ke kelenjar hipofisis posterior, yang mengeluarkan hormone
oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di
dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar. Oksitosin
juga memacu kontraksi otot rahim sehingga involusi makin cepat dan baik.
Tidak jarang perut ibu terasa mulas pada hari-hari pertama menyusui dan ini
adalah mekanisme alamiah untuk kembalinya rahim ke bentuk semula.
(Guyton,2003)
Jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan,
oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah kontrasepsi dalam Rahim
(AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga scara
tidak langsung dapat meningkatkan hormon oksitosin yang dapat merangsang produksi ASI.
11 | P a g e
Kurang sering menyusui atau memerah payudara
Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat:
Yaitu memberikan ASI saja selama bayi berumur 0-6 bulan. ASI tanpa bahan makanan lain
dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar enam bulan, setelah itu ASI hanya
berfungsi sebagai sumber protein, vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan
tambahan yang tertumpu pada beras. Pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia enam bulan
dan bukan empat bulan, karena pertama dari hasil penelitian jumlah komposisi ASI masih cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi
berumur enam bulan.
Dari segi kebutuhan cairan dan energi, bayi usia enam bulan dengan berat badan ideal 7,5 kg
membutuhkan inta
ke cairan sebesar 750 ml/hari, dengan kebutuhan kalori 750kkal/hari, serta protein 18,75 gr/hari. Ibu
dengan bayi usia 6 bulan, ASI yang diproduksi 300-850 ml/hari dengan kandunagn kalori sebesar
70kkal dan protein sebesar 1,3 gram tiap 100 ml ASI, karena selama itu selama kurun waktu 6 bulan
ASI mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi. Setelah 6 bulan volume pengeluaran ASI menjadi
menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat
makanan tambahan.
Pada saat bayi berumur enam bulan pencernaannya mulai matur. Setelah berumur enam bulan usus
bayi mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk. Hal ini dikarenakan pori-pori jaringan
usus bayi yang pada awalnya berongga seperti saringan pasir yang memungkinkan bentuk protein
ataupun kuman akan langsung masuk dalam system peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi,
akan tertutup rapat setelah bayi berumur enam bulan (Manajemen laktasi, 2004).
12 | P a g e
Tabel 3 Kebutuhan cairan, kalori dan protein bayi menurut U/BB
- Ceramah
- Poster
- Leaflet
SEBELUM SESUDAH
13 | P a g e
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di posyandu Puskesmas Tanggul pada bulan Agustus 2013 minggu
ketiga.
Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan pendekatan one group pretest-postestuntuk
mengetahui perubahan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang ASI eksklusif sebelum dan sesudah
penyuluhan di posyandu Puskesmas TAnggul. PAda rancangan ini tidak ada kelompok pembanding
(control).
Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi di posyandu Puskesmas Tanggul
bulan Agustus 2013 yang diambil secara acak.
Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang ASI eksklusif yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dengan
menggunakan kueisioner yang diberikan kepada responden sebelum dan sesudah penyuluhan.
Data sekunder diperoleh dari puskesmas Tanggul, yaitu data mengenai demografi penduduk
serta gambaran umum mengenai KEcamatan Tanggul dan jumlah ibu menyusui dan ASI eksklusif.
14 | P a g e
3.6 Instrumen Penelitian
1. Penyuluhan ASI eksklusif adalah suatu usaha penyebarluasan informasi tentang ASI eksklusif
kepada ibu hamil dengan menggunakan metode ceramah dan leaflet.
2. Pengetahuan ibu adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang pemberian ASI eksklusif
sebelum dan sesudah penyuluhan menyangkut semua yang diketahui ibu tentang ASI eksklusif.
3. Sikap ibu adalah respon ibu atau tanggapan ibu terhadapa ASI eksklusif sebelum dan sesudah
penyuluhan.
1. Pengetahuan
Kuesioner pengetahuan ibu terdiri atas 15 pertanyaan. Pemberian skor dilakukan berdasarkan
ketentuan, jawaban benar diberi skor 1, dan jawaban salah diberi skor 0. Sehingga skor total yang
tertinggi adalah 15. Skor yang diperoleh masing-masing responden dijumlahkan, dibandingkan dengan
skor maksimal kemudian dikalikan 100.
Dengan memakai skala pengukuran, menurut Hadi Pratomo dan Sudarti (1986), yaitu:
1. Baik, bila jawaban responden benar >75% dari total nilai angket pengetahuan.
2. Sedang, bila jawaban responden benar 40%-75% dari total nilai angket pengetahuan.
3. Kurang, bila jawaban responden benar <40% dari total nilai angket pengetahuan.
2. Sikap
Sikap ibu diukur dengan memeberikan 10 pertanyaan menggunakan kuesioner dengan ketentuan:
15 | P a g e
- Jawaban sangat setuju diberi nilai 3
- Jawaban setuju diberi nilai 2
- Jawaban tidak setuju diberi nilai 1
Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden maka ukuran tingkat sikap ibu hamil
menurut Pratomo (1990):
a. Kategori baik, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari 75%
b. Kategori sedang, apabila nilai yang diperoleh responden 40%-75%
c. Kategori kurang, apabila nilai yang diperoleh responden kurang dari 40%
16 | P a g e
BAB IV
HASIL
20.00% Column2
10.00% Column1
0.00%
Bayi Laki-laki Bayi Perempuan
Berdasarkan table 4 menunjukkan bahwa umur responden terbanyak adalah 25-31 dengan
jumlah orang (40,00%) dan yang paling sedikit berumur >31 yaitu 8 orang (26,67)
17 | P a g e
4.3.2 Pendidikan
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pendidikan
4.3.3 Pekerjaan
Responden hampir secara keseluruhan tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu 24 orang
(80%). Bekerja sebagai buruh tani 3 orang (10%) dan sebagai pekerja wiraswasta 3 orang (10%).
4.4 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Sebelum (pre-test) dan Sesudah (post-
test) diberikan penyuluhan
Grafik 2.menjelaskan adanya perubahan tingkat pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan pada responden. Perbedaan tingkat pengetahuan ini disebabkan karena penyuluhan yang
diberikan kepada responden sehingga bias membantu responden meningkatkan pengetahuannya
tentang ASI Eksklusif.
30
25
20 Baik
15 Sedang
10 Kurang
0
Pre-test Post-test
18 | P a g e
Berdasarkan hasil pre-test didapatkan hasil tingkat pengetahuan responden sebelum
diberikan penyuluhan adalah sebanyak 19 orang (63,3%) berada pada kategori baik, 7 orang
(23,3%) pada kategori sedang dan sebanyak 4 orang (13,3%) berkategori kurang. Dapat
dikatakan bahwa umumnya tingkat pengetahuan responden tentang ASI eksklusif cukup baik.
Sementara itu setelah dilakukan pos-test didapatkan hasil, bahwa tingkat pengetahuan
responden setelah diberikan penyuluhan berkategori baik sebanyak 26 orang (86,7%), sedang
sebanyak 4 orang (13,3%) dan tidak ada dalam kategori kurang. Bisa dikatakan bahwa tingkat
pengetahuan responden mengalami peningkatan menjadi lebih baik setelah diberikan
penyuluhan.
4.9 Gambaran Sikap Ibu Tentang ASI Ekslusif Sebelum (pre-test) dan Sesudah (post-test)
diberikan penyuluhan
Pada grafik 3 dapat dilihat bahwa sikap responden terbanyak sebelum diberikan
penyuluhan adalah sebanyak 7 orang (56,7%) berada pada kategori sedang, 11 orang (36,7%)
berada pada kategori baik dan sebanyak 2 orang (6,7%) dengan kategori kurang. Dapat
dikatakan bahwa sikap responden tentang ASI eksklusif sebelum diberikan penyuluhan sejalan
dengan pengetahuannya terhada hal yang sama. Kemudian setelah dilakukan penyululuhan
adalah sebnyak 24 orang (80,0%) berkategori baik, sebanyak 6 orang (20,0%) berada pada
kategori sedang. Artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap responden setelah dilakukan
penyuluhan yang ditandai dengan meningkatnya responden yang memiliki sikap baik terhadap
hasil post-test.
Grafik 3 Gambaran Sikap Ibu tentang ASI eksklusif
25
20
Baik
15
Sedang
10
Kurang
5
0
Pre-test Post-test
19 | P a g e
4.10 Hasil Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Berdasarkan Karakteristik Responden pada
saat Pre-test
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden
menunjukkan bahwa semua kelompok umur berkategori pengetahuan baik lebih banyak dibanding
kategori lain. Kelompok umur 18-24 lebih banyak mempunyai kategori pengetahuan baik dibanding
kelompok umur lainnya yaitu 70%. Untuk kategori pengetahuan kurang lebih banyak pada kelompok
umur >31 yaitu 25%.
Untuk pendidikan responden, responden dengan pendidikan ≥SMA secara keseluruhan memiliki
kategori pengetahuan baik yaitu 100%. Sedangkan untuk kategori pengetahuan sedang dan kurang
paling banyak terdapat pada kelompok responden dengan pendidikan SD.
Kategori Pengetahuan
Kelompok Jumlah
No Baik Sedang Kurang
Umur
n % n % n % n %
1 18-24 7 70,00 2 20,00 1 10,00 10 100
2 25-31 8 66,67 3 25,00 1 8,33 12 100
3 >31 4 50,00 2 25,00 2 25,00 8 100
Total 30 100
Pendidikan n % n % n % n %
1 SD 10 50,00 6 30,00 4 20,00 20 100
2 SMP 4 80,00 1 20,00 - - 5 100
3 ≥SMA 5 100,00 - - - - 5 100
Total 30 100
20 | P a g e
4.11 Hasil Tabulasi Silang Sikap Responden Berdasarkan Karakteristik Responden pada saat
Pre-test
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat sikap dengan karakteristik responden
menunjukkan kelompok umur 18-24 dan 25-31 lebih banyak berada pada kategori sikap sedang.
Responden yang menunjukkan sikap baik lebih pada kategori umur >31. Sedangkan berdasarkan
pendidikan responden, responden dengan pendidikan SD dan SMP lebih banyak mempunyai sikap
sedang. Responden dengan pendidikan ≥SMA lebih banyak bersikap baik terhadapa program ASI
eksklusif.
Kategori Sikap
Kelompok Jumlah
No Baik Sedang Kurang
Umur
n % n % n % n %
1 18-24 3 30,00 7 70,00 - - 10 100
2 25-31 3 25,00 9 75,00 - - 12 100
3 >31 5 62,50 1 12,50 2 25,00 8 100
Total 30 100
Pendidikan n % n % n % n %
1 SD 8 40,00 10 50,00 2 10,00 20 100
2 SMP - - 5 100,00 - - 5 100
3 ≥SMA 3 60,00 2 40,00 - - 5 100
Total 30 100
21 | P a g e
BAB V
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil adalah
pengetahuan gizi. Seseorang yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik, diharapkan akan memiliki
perilaku pemberian ASI eksklusif yang baik. Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
menurut WHO yang dikutip Notoatmodjo (2003) adalah dengan pemberian informasi untuk
meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran dan dapat dilakukan dengan penyuluhan.
Karakteristik ibu mencakup umur, pendidikan pekerjaan bisa mempengaruhi proses perubahan
perilaku. Umur responden rata-rata masih dalam kategori usia produktif memungkinkan mereka masih
mampu untuk menangkap informasi yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali. Begitu juga
dengan karakteristik pekerjaan. Responden yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga 100% sangat
mendukung dalam menyediakn waktu untuk mendengarkan penyuluhan, membaca leaflet, dan
mencoba melakukan tindakan penyuluhan yang dianjurkan.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan formal seseorang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan gizinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk menyerap pengetahuan praktis baik dalam pendidkan
formal dan non formal (Berg, 1987).
22 | P a g e
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan penyuluhan
ASI eksklusif mayoritas baik (63,3%) dan dengan pengetahuan sedang adalah 23,3%. Jika dilihat dari
tingginya persentase ibu hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif cukup
baik, hal ini mungkin disebabkan karena atifnya responden dalam mengikuti posyandu dan aktifnya
kader dan tenaga kesehatan dalam promosi kesehatan.
Berbagai keunggulan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif sealama 6 bulan, mulai dari
pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan kecerdasan yang pesat, hingga kematangan
emosional seorang anak, terpacu berkat ASI eksklusif selama 6 bulan.
Berbagai keunggulan mebgenai manfaat pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, mulai dari
pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan kecerdasan yang pesat, hingga kematangan
emosional seorang anak, terpacu berkat ASI eksklusif selama 6 bulan.
Peningkatan yang signifikan terdapat pada pengetahuan tentang manfaat utama ASI eksklusif
bagi bayi. Setelah diberikan penyuluhan pengetahuan ibu hamil terhadap indikator ASI eksklusif sudah
baik dibandingkan sebelum diberika penyuluhan. Disamping itu identitas ibu yang mencakup umur
dapat mempengaruhi proses perubahan perilaku. Umur ibu yang rata-rata masih usia produktif
memungkinkan mereka masih mampu untuk menerima informasi yang diberikan dan bisa
mengingatnya kembali.
23 | P a g e
Hal ini sesuai dengan penelitian Astuti dkk (2002), bahwa metode pendidikan kesehatan
dengan penyuluhan (ceramah) dapat meningkatkan pengetahuan setelah dilakukan post-test
dibandingkan dengan pengetahuan pre-test. Dalam penelitiian Bart (1994), mengatakan bahwa perilaku
yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari
dengan pengetahuan. Jadi pengetahuan yang memadai sangat dibutuhkan ibu hamil terutama dalam
pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau
objek. Manifestasi sikap tidak dapat terlihat, tetapi hanya dapat ditafsikan terlebih dahulu dari perilaku
tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perillaku.
Pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Pendidikan kesehatan membantu agar orang
mengambil sikap bijaksana terhadap kesehatan dan kualitas hidup. Penyuluhan merupakan suatu
metode dalam pendidikan kesehatan yang dapat merubah sikap seseorang menjadi lebih baik. Hal ini
terbukti dari sikap responden seelah diberikan penyuluhan memberikan perubahan yang berarti dari
sikap negatif menjadi positif bahkan sangat positif.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat sikap dengan karakteristik responden
menunjukkan kelompok umur 18-24 dan 25-31 lebih banyak berada pada kategori sikap sedang.
Responden yang menunjukkan sikap baik lebih pada kategori umur >31. Sedangkan berdasarkan
pendidkan responden, responden dengan pendidikan SD dan SMP lebih banyak mempunyai sikap
sedang. Responden dengan pendidikan ≥SMA lebih banyak bersikap baik terhadap program ASI
eksklusif.
Sikap yang kurang dari ibu hamil sebelum (pre-test) diberikan penyuluhan antara lain: sikap
ibu terhadap pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, bayi yang diberikan ASI eksklusif jarang
sakit dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, waktu pemberian makanan tambahan pada
saat bayi berusia di atas 6 bulan.
24 | P a g e
Pada grafik 2 dapat dilihat bahwa sikap responden terbanyak sebelum diberikan penyuluhan
adalah sebanyak 17 orang (56,7%) berada pada kategori sedang, 11 orang (36,7%) berada pada
kategori baik dan sebnyak 2 orang (6,7%) dengan kategori kurang. Kemudian setelah diberikan
penyuluhan adalah sebanyak 24 orang (80,0%) berkategori baik, sebanyak 6 orang (20,0%) berada
pada kategori sedang. Artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap responden setelah dilakukan
penyuluhan yang ditandai dengan meningkatnya responden yang memiliki sikap baik berdasarkan hasil
post-test, serta ada kemungkinan juga sikap yang sudah ada terbentuk karena faktor sosiial budaya di
lingkungan tempat tinggal.
Dengan adanya intervensi berupa penyuluhan ternyata dapat mempengaruhi peningkatan sikap
seseorang terhadap suatu hal. Sikap ibu hamil tentang ASI eksklusif dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
terhadap hal yang sama serta ada kemungkinan juga sikap yang sudah ada terbentuk karena faktor
social budaya di lingkungan sekitar tempat tinggal.
Menurut Purwanto (1993) sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari
sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungan dengan objeknya. Dalam hal ini pengetahuan
yang diberikan melalui penyuluhan kepada ibu hamil membantu pembentukan sikap ibu hamil
terhadap hal yang sama.
25 | P a g e
BAB VI
6.1 Kesimpulan
1. Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif
di wilayah kerja puskesmas pintu angin
2. Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat sikap ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di
wilayah kerja puskesmas pintu angin
6.2 Saran
1. Upaya meningkatkan pengetahuan, sikap ibu tentang ASI Ekslusif dapat lakukan dengan
salah satu metode penyuluhan yaitu metode ceramah dan pembagian leaflet.
2. Diharapkan bagi petugas promosi kesehatan di Puskesmas agar memberikan penyuluhan
tentang ASI Eksklusif serta penyuluhan gizi lainnya kepada masyarakat terutama dengan
metode ceramah guna membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat serta membantu
mewujudkan pencapaian pemberian ASI Eksklusif.
26 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Arafah, Nur. 2010. Gambaran Perilaku Ibu Menyusui Tentang Pemberian ASI Ekslusif Di Kecamatan
Sibolga Selatan Kota Sibolga Tahun 2008.Medan: FK USU
Aridin, Siregar.2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bagian
Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera utara.
Medan:FK USU
Emilia, Rika.2009. Pengaruh Penyuluhan ASI eksklusif terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil
Di Mukim Laure-E Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue (Nad) Tahun 2008.
Medan:FKM USU
Linkages.2002. Pemberian ASI Eksklusif: Satu-satunya sumber cairan yang dibutuhkan bayi usia
dini. Academy for educational. http://www.linkagesproject.org
Pudjiadji, Solihin. 2005. Ilmu Gizi Klinik pada anak Edisi keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Kedokteran
Puskesmas pintu angin. 2014. LB3 Gizi Pintu angin 2014. Sibolga
27 | P a g e
USAID Likages Project. 2004. Exclusive Breastfeeding: The Only Water Source Young Infants Need
– Frequently Asked Questions, Washington DC
U.S. Department of Health and Human Services on Women’s Health. 2007. An Easy Guide to
Breastfeeding. http://www.womenshealth.gov/pub/BF.General.pdf
WHO. 2001. The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding. Geneva: Department of nutrition for
Health and Development (NHD)
Petunjuk Pengisian:
1. Semua pertanyaan dalam kuesioner ini harus dijawab
2. Berilah tanda checklist(√) pada kolom yang telah disediakan.
28 | P a g e
3. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut keadaan
ibu.
I. DATA DEMOGRAFI
1. Umur ibu : Tahun
2. Pendidikan : □ SD □SLTP □SLTA □Perguruan tinggi
3. Pekerjaan :
4. Jumlah anak :
5. Sumber informasi : □ Koran, makalah, buku (media cetak)
□ TV, Radio (Media elektronik)
□ Dari orang lain (Media massa)
B S
1 ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan paling
sempurna bagi bayi.
29 | P a g e
6 ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
menjadi ASI matang disebut ASI transisi/jolong.
30 | P a g e
menyiapkan atau memasak air dahulu.
31 | P a g e
7 Bila dalam perjalanan,sebaiknya ibu tidak
menyusui karena malu
32 | P a g e