Umpan balik dari sebuah program akan dipergunakan dalam perbaikan dan
penyesuaian komponen-komponen yang tidak maksimal dalam pelaksanaan
program dan bila memungkinkan perubahan skenario dapat dilakukan karena gala
dalam pelaksanaan program, monitoring tujuannya adalah seperti yang dikemukan
1
di atas oleh karena itu monitoring sangat diperlukan untuk keberhasilan sebuah
program.
Monitoring bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program
yang sedang berjalan, dengan mengetahui kebutuhan ini pelaksanaan program
akan segera mempersiapkan kebutuhan tersebut. Kebutuhan bisa berupa biaya,
waktu, personel, dan alat. Pelaksanaan program akan mengetahui berapa biaya
yang dibutuhkan, berapa lama waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut.
Dengan demikian akan diketahui pula berapa jumlah tenaga yang dibutuhkan,
serta alat apa yang harus disediakan untuk melaksanakan program tersebut.
Evaluasi bertujuan memperoleh informasi yang tepat sebagai bahan
pertimbangan untuk mengambil keputusan tentang perencanaan program,
keputusan tentang komponen input pada program, implementasi program yang
mengarah kepada kegiatan dan keputusan tentang output menyangkut hasil dan
dampak dari program kegiatan.
Secara lebih terperinci monitoring bertujuan untuk:
1. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan;
2. Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program;
3. Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan;
4. Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk
melaksanakan kegiatan;
5. Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan
hambatan- hambatan selama kegiatan;
6. Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program;
7. Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai.
2
Evaluasi menurut Moh. Rifai (1986) sebagai kegiatan yang tidak bisa
dipisahkan dari kegiatan monitoring memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Evaluasi sebagai pengukur kemajuan;
b. Evaluasi sebagai alat perencanaan;
c. Evaluasi sebagai alat perbaikan.
Dengan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa fungsi monitoring
yang pokok adalah: mengukur hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan
program dengan alat ukur rencana yang sudah dibuat dan disepakati; menganalisa
semua hasil pemantauan (monitoring) untuk dijadikan bahan dalam
mempertimbangkan keputusan serta usaha perbaikan dan penyempurnaan
(Soewardji Lazaruth : 1994).
3
5) Prinsip penggunaan kritis
6) Prinsip kegunaan atau manfaat
4
masukan kebijaksanaan menjadi keluaran), dan (5) berhubungan dengan aspek
pelaksanaan kebijaksanaan secara obyektif maupun subyektif. Indikator obyektif
didasarkan atas data baru yang diperoleh melalui survei sampel atau studi
lapangan (Dunn, 1981).
2. Teknik
Observasi,
Observasi ialah kunjungan ke tempat kegiatan secara langsung, sehigga
semua kegiatan yang sedang berlangsung atau obyek yang ada diobservasi dan
dapat dilihat. Semua kegiatan dan obyek yang ada serta kondisi penunjang yang
ada mendapat perhatian secara langsung.
Wawancara dan angket
Wawancara adalah cara yang dilakukan bila monitoring ditujukan pada
seseorang. Instrumen wawancara adalah pedoman wawancara. . Wawancara itu
ada dua macam, yaitu wawancara langsung dan wawancara tidak langsung.
Forum Group Discution (FGD)
FGD adalah proses menyamakan persepsi melalaui urun rembug terhadap
sebuah permasalahan atau substansi tertentu sehingga diperoleh satu kesamaam
(frame) dalam melihat dan mensikapi hal-hal yang dimaksud.
PERT (Program Evaluation Research Task) and CPM (Critical Path Method)
PERT CPM
Probabilistik Deterministik
Beorientasi pada kejadian Beorientasi pada kegiatan
Tidak berdasarkan pengalaman Berdasarkan pengalaman
Estimasi multi waktu Estimasi satu waktu
5
Schedulling Network
Te=A+4M+B
6
Te=Time Estimated
A= Waktu Optimis
B=Waktu Pesimis
M=Waktu yang paling mungkin
6
Monitoring pada waktu pelaksanaan program pembelajaran, indikator
dan proses yang dilakukan adalah :
Ketetapan dan pengelolaan waktu;
Ketepatan penggunaan metode yang digunakan;
Adanya penjelasan yang sesuai dengan penggunaan metode;
Penggunaan media yang sesuai dengan harapan metode;
Melaksanakan evaluasi pembelajaran;
Adanya tindak lanjut dari program tersebut;
Monitoring pada pasca program, yaitu pemantauan setelah pembelajaran selesai.
Tentu saja ini menyangkut sikap dan perbuatan siswa yang berhubungan dengan
tujuan pembelajaran.
3. Tahap Pelaporan
Nanang Fattah (1996) menyarankan langkah-langkah monitoring seperti
ada pada diagram berikut ini :
ya
Tidak Berbuat
Apa-apa
7
2.2Metode Dan Proses Evaluasi Kebijakan
A. Evaluasi Kebijakan Publik
Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang
menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, imple mentasi
dan dampak. Dalam hal ini, evaluasi kebijakan dipandang sebagai suatu kegiatan
fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja,
melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan.
Menurut William N. Dunn, (1998) evaluasi mempunyai empat karateristik, yaitu
focus nilai, interdepensi fakta-nilai, orientasi masa kini dan masa lampau, dan dualitas
nilai.
1. Fokus nilai.
Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada penilaian menyangkut
keperluan atau nilai dan sesuatu kebijakan dan program. Evaluasi terutama
merupakan usaha untuk menentukan manfaat atau kegunaan sosial kebijakan atau
program, dan bukan sekedar usaha untuk mengumpulkan informasi mengenai hasil
aksi kebijakan yang terantisipasi dan tidak terantisipasi. Karena ketepatan tujuan dan
sasaran kebijakan dapat selalu dipertanyakan, evaluasi mencakup prosedur untuk
mengevaluasi tujuan-tujuan dan sasaran itu sendiri.
2. Interdependensi Fakta Nilai.
Tuntutan evaluasi tergantung baik "fakta" maupun nilai” Untuk menyatakan bahwa
kebijakan atau program tertentu telah mencapai tingkat kinerja yang tertinggi (atau
rendah) diperlukan tidalc hanya bahwa hasil-hasil kebijakan ber harga bagi sejumlah
individu, kelompok atau seluruh masyaralcat; untuk menyatakan demikian, hams
didukung oleh bukti bahwa hasil-hasil kebijakan secara aktual merupakan
konsekuensi dan aksi-aksi yang dilakukan untuk memecahlcan masalah tertentu.
Oleh karena itu, pemantauan merupakan prasyarat bagi evaluasi.
3. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau.
Tuntutan evaluatif, berbeda dengan tuntutan-tuntutan advokatif, diarahkan pada hasil
sekarang dan masa lalu, ketimbang hasil di masa depan. Evaluasi bersifat retrospektif
dan setelah aksi-aksi dilakukan (expost). Rekomendasi yang juga mencakup premis-
premis nilai, bersifat prospektif dan dibuat sebelum aksi-aksi dilakukan (exante).
4. Dualitas nilai.
Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai kualitas ganda, karena
mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara. Evaluasi
sama dengan rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai yang ada (misalnya,
kesehatan) dapat dianggap sebagai intrinsik (diperlukan bagi dirinya) ataupun
ekstrinsik (diperlukan karena hal itu mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan lain).
Nilai-nilai sering ditata di dalam suatu hirarki yang merefleksikan kepentingan relatif
dan saling ketergantungan antar tujuan dan sasaran (Francis, G. :1971).
8
B. Tipe-Tipe Evaluasi Kebijakan Publik
James Anderson (1979) membagi evaluasi kebijakan ke dalam tiga tipe. Masing-
masing tipe evaluasi yang diperkenalkan ini didasarkan pada pamahaman para evaluator
terhadap evaluasi.
Tipe evaluasi kebijakan dipahami sebagai kegiatan fungsional. Bila evaluasi
kebijakan dipahami sebagai kegiatan fungsional, maka evaluasi kebijakan dipandang
sebagai kegiatan yang sama pentingnya dengan kebijakan itu sendiri. Para pembentuk-
kebijakan dan administrator selalu membuat bijakan-kebijakan, program-program dan
proyek-proyek.
Carol Weiss mengatakan bahwa :” para pembuat keputusan program melakukan
evaluasi untuk keputusan keputusan untuk membenarkan dan menge sahkan keputusan-
keputusan yang sudah dibuat; untuk membebaskan diri dari kontroversi tentang tujuan-
tujuan masa depan dengan mengelak kan tanggungjawab; mem pertahankan program
dalam pandangan pemilihnya, pemberi dan atau masyarakat; serta untuk memenuhi
syarat-syarat pemerintah atau yayasan dengan ritual evaluasi”.
9
D. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi yaitu untuk memperoleh hasil yang sebaik-baiknya dengan jalan
dan cara yang seefesien mungkin dalam perkembangan masya rakat. Dalam
melaksanakan evaluasi kebijakan tersebut, timbul kegiatan-kegiatan perbaikanperbaikan
pelaksanaan dengan :
a) Menunjukkan kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan-kesalahan.
b) Menunjukkan cara atau metode yang lebih sesuai dengan kondisinya, dilihat dan
sudut cost benefits.
c) Memberikan kritik-kritik yang membangun yang dapat mencegah pelaksanaan
terbawa oleh arus yang keliru.
d) Memberikan pertimbangan kepada pengambil kebijakan, agar pelaksa naan kebijakan
atau program mencapai keberhasilan sebagaimana di harapkan dengan hasil yang
semestinya.
Charles 0. Jones juga mengemukakan bahwa : "Evaluation is an activity
designed to judge the merits of goverment program which varies significaltv in the
spesification of object, the technigue of measurement, and the method of analysis".
(Evaluasi adalah kegiatan yang dipersiapkan dan ditujukan untuk menilai mutu dan
keberhasilan program pemerintah, terdiri dari kegiatan pemilahan objek, cara pengukuran
dan metode analisa).
10
Evaluasi kebijakan menurut Samudro Wibowo(1994) dilakukan untuk
mengetahui:
1) proses pembuatan kebijakan;
2) proses implementasi;
3) konsekuensi kebijakan ;
4) efektivitas dampak kebijakan.
Menurut William N. Dunn, (2000) kriteria keputusan terdiri dari empat tipe utama
yaitu : efektifitas, kecukupan, responsivitas, dan ketepatan. Untuk lebih jelasnya penulis
akan memberikan penjelasan tentang empat tipe utama tersebut, yaitu sebagai berikut :
1) Efektifitas, yaitu apakah hasil yang diinginkan telah tercapai.
2) Kecukupan, yaitu seberapa jauh hasil yang telah tercapai dapat memecahkan
masalah.
3) Responsivitas, yaitu apakah hasil kebijakan memuat preferensi atau nilai kelompok
dan dapat memuaskan mereka.
4) Ketepatan, yaitu apakah hasil yang dicapai bermanfaat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Made Pidarta, (1995), Peranan Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, Jakarta,
Gramedia Widia Sarana Indonesia
12