Oleh
Abstract
This research aims to described forms interference lexical java language into
indonesian language on students essay in the fifth grade students of SD Negeri
Bukit Raya school year 2016/2017. Research method used in this research is
descriptive of qualitative method. Data sources research on a students essay in the
fifth grade students of SD Negeri Bukit Raya. Results of the research show that
interference conducted by student includes interference in the basic from, affisx
form, and reduplicated form. Based on the results on the research, was found
thirty of interference conducted by students with nineteen basic forms, nine affix
forms, and two reduplicated forms. Furthermore, the data is described in twenty
primary meanings including lexical meanings, literal meanings, denotative
meanings and ten secondary meanings covering grammatical, connotative, and
figurative meanings.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk interferensi
leksikal bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas V SD
Negeri Bukit Raya tahun pelajaran 2016/2017. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian
karangan siswa kelas V SD Negeri Bukit Raya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa interferensi yang dilakukan siswa meliputi interferensi dalam bentuk dasar,
bentuk berimbuhan, bentuk reduplikasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, ditemukan adanya tiga puluh interferensi yang dilakukan siswa dengan
komposisi sembilan belas bentuk dasar, sembilan bentuk berimbuhan dan dua
bentuk reduplikasi. Selanjutnya, data tersebut diuraikan ke dalam makna primer
berjumlah dua puluh meliputi makna leksikal, makna literal, makna denotatif dan
makna sekunder berjumlah sepuluh meliputi makna gramatikal, konotatif, dan
makna figuratif.
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 1
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2017
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 2
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2017
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 3
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2017
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 4
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2017
yang berjumlah tiga puluh. Dari data Akan tetapi, ini bisa terjadi pada
penelitian yang ada, data yang penutur yang memiliki latar belakang
ditemukan berupa bentuk dasar, asli bahasa Jawa. Hal ini bisa
bentuk berimbuhan, dan bentuk dianggap benar, jika penutur tersebut
reduplikasi. Jumlah interferensi benar-benar menyebutkan kata sinau
leksikal ini tersebar ke dalam dalam bahasa Jawa karena penutur
sembilan belas bentuk dasar, terkesan lebih nyaman dalam
sembilan bentuk berimbuhan, dua menuturkan kata tersebut
bentuk reduplikasi. Kemudian data- dibandingkan dengan kata belajar
data tersebut diperikan berdasarkan dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut
makna leksikal bermakna primer dan disebabkan karena kedwibahasaan
unsur leksikal bermakna sekunder. peserta tutur baik bahasa daerah
Selanjutnya, unsur leksem tersebut maupun bahasa asing, tidak cukupnya
dipaparkan dalam pembahasan. kosa kata bahasa penerima sehingga
kata sesuatu bahasa terbatas pada
pengungkapan berbagai segi
PEMBAHASAN kehidupan yang terdapat di dalam
masyarakat yang bersangkutan serta
1. Interferensi Leksikal Bentuk terbawanya kebiasaan dalam bahasa
Dasar ibu sehingga pada saat berbicara atau
menulis dengan menggunakan bahasa
13) sinau
kedua yang muncul adalah kosa kata
Penggunaan kata sinau dalam kalimat bahasa ibu yang sudah lebih dulu
“Saya pulang sinau bersama Adul, dikenal dan dikuasai.
Putra, Ridwan lalu saya pulang
2. Interferensi Leksikal Bentuk
makan, habis makan saya tidur”.
Berimbuhan
Leksem sinau dalam konteks kalimat
di atas berasal dari bahasa Jawa. 5) panjer
Sinau berdasarkan kamus bahasa Penggunaan kata panjer pada kalimat
Jawa (Mangunsuwito, 2010:390) “Memanjer layangannya dan saya
memiliki makna belajar. Dalam langsung mandi untuk berangkat ngaji
Kamus Besar Bahasa Indonesia naik motor”.
(Depdiknas, 2008) kata sinau ini tidak
ada. Ada pun kata yang senada dalam Leksem panjer dalam konteks kalimat
bahasa Indonesia adalah kata belajar. di atas berasal dari bahasa Jawa.
Dengan demikian kata yang tepat Panjer kamus bahasa Jawa
dalam konteks bahasa Indonesia (Mangunsuwito, 2010:341) memiliki
“Jebol Saya pulang sinau bersama makna dibiarkan terbang terus
Adul, Putra, Ridwan lalu saya pulang (layang-layang). Dalam Kamus Besar
makan, habis makan saya tidur”. Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008)
(KD-17) adalah ‘belajar’. Karena ini kata panjer ini tidak ada. Ada pun
adalah karangan bahasa Indonesia, kata yang senada dalam bahasa
kalimat tersebut seharusnya menjadi Indonesia adalah kata dibiarkan
“Saya pulang belajar bersama Adul, terbang. Dengan demikian kata yang
Putra, Ridwan lalu saya pulang tepat dalam konteks bahasa Indonesia
makan, habis makan saya tidur”. “Memanjer layangannya dan saya
langsung mandi untuk berangkat ngaji
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 5
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2017
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 6
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2017
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 7
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2017
(3) jebur, (4) jentus, (5) panjer, (6) Chaer, Abdul.2009. Pengantar
singgah, (7) umbul, (8) cemplung, (9) Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta:
mulang, dan dua bentuk reduplikasi Rineka Cipta.
seperti (1) poto-poto, (2) ati-ati.
Kemudian data-data tersebut Mangunsuwito. 2010. Kamus Bahasa
diuraikan berdasarkan makna primer Jawa. Bandung: Yrama Widya.
berjumlah dua puluh dan makna
Pateda, Mansoer. 1987.
sekunder berjumlah sepuluh.
Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.
SARAN Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan
Sastra dalam Gamitan Pendidikan.
1. Hendaknya guru memberikan
Bandung: CV Diponegoro.
contoh penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, baik di dalam
kelas maupun di luar kelas, karena
sekolah termasuk lingkungan yang
formal.
2. Guru hendaknya lebih banyak
memberikan kesempatan kepada
siswa untuk lebih banyak berbahasa
Indonesia, supaya terbiasa
menggunakannya dalam situasi
formal maupun nonformal.
3. Guru hendaknya lebih banyak
memberikan pelatihan, baik secara
lisan maupun tulisan, dan
memperhatikan setiap gejala
interferensi yang timbul.
4. Hasil karangan siswa hendaknya
dibahas di depan kelas untuk melihat
kesalahan-kesalahan yang sering
dilakukan siswa, khususnya, yang
berkaitan dengan interferensi leksikal.
5. Penulis menyarankan kepada
peneliti lain yang berminat
melakukan penelitian yang sejenis
pada bidang-bidang yang lain seperti
bidang morfologi, sintaksis, ataupun
semantik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2014. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik
Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 8