KI 51 52 Final Ind
KI 51 52 Final Ind
Tahun baru membawa sebuah janji akan semakin bertambahnya kegiatan proyek Kahayan ketika kami menerima lampu hijau
dari USAID LESTARI untuk memulai kegiatan mengenai perhutanan sosial. Sehubungan dengan hal tersebut, YTS menyambut
tim LESTARI dalam pertemuan awal pada bulan Februari untuk mendiskusikan detil kesepakatan tersebut.
Tim Kahayan dan manajemen berkumpul untuk membahas detil kegiatan proyek selama dua tahun ke depan. Kegiatan dibagi
dalam tonggak capaian yang realistis, dan kami juga mematangkan anggarannya.
Dari tim LESTARI, hadir Rosenda Kasih, Koordinator Lanskap LESTARI untuk Proyek Kalimantan Tengah. Ia menekankan
pentingnya proyek ini untuk LESTARI karena Gunung Mas berada dalam area cakupan lanskap mereka, namun sejauh ini
belum cukup kegiatan yang dilakukan di daerah ini. “Saya juga senang YTS dapat mengerjakan proyek ini, karena saya tahu
reputasi YTS di Gunung Mas dan pencapaian YTS selama ini”, ujar Rosenda saat kami meninjau ulang rencana dan anggaran
proyek ini.
Meskipun perhutanan sosial merupakan isu baru bagi kami, konsep pemetaan partisipatif dan keterlibatan masyarakat
adalah sesuatu yang sudah lama kami kenal sejak bekerja di Kahayan. Setiap anggota tim menunjukkan pengetahuan
dan pengalaman mereka tentang pendekatan ini selama diskusi. Pemetaan partisipatif memungkinkan masyarakat agar
aktif terlibat dalam penunjukan dan penggambaran kawasan hutan mereka, berdasarkan pengetahuan, budaya dan
tradisi mereka.
“Kunci keberhasilan proyek ini adalah partisipasi masyarakat tempat kita bekerja sebagai mitra utama. Penting juga untuk
memastikan bahwa semua pekerjaan di lapangan diakui dan disetujui ditingkat kebijakan, ini yang akan kita perjuangkan,”
jelas Yuddis, Koordinator Lapangan Proyek Pemberdayaan Masyarakat di Kahayan, tentang konsep proyek ini.
Pertemuan sehari penuh ini ditutup dengan penandatanganan kesepakatan antara YTS dan USAID LESTARI, oleh pimpinan
YTS, Bardolf Paul dan Koordinator Lanskap LESTARI, Rosenda Kasih, yang menutup pertemuan dengan saran yang memberi
semangat: “Mari berdayakan masyarakat kita dan membawa Kalimantan lebih dekat pada pemberdayaan hutan yang lebih baik”.
Untuk mensosialisasikan program ke Pemerintah Kabupaten, USAID LESTARI mengadakan sesi informasi di kantor Bupati
di Kuala Kurun pada bulan April. Setelah itu, tim LESTARI mengunjungi 7 desa dan 1 kelurahan untuk mempelajari potensi
kegiatan perhutanan sosial dan mata pencaharian di masyarakat. Pada bulan Juli, pelatihan pemetaan partisipatif dimulai, dan
pada saat tulisan ini dipersiapkan, pelatihan sudah dilaksanakan di tiga desa dari delapan desa mitra untuk proyek ini.
Peserta Pelatihan Pemetaan Partisipatif, dibantu oleh ahli pelatihan, belajar menggunakan kompas dan meteran
PT Kalimantan Surya Kencana atau KSK mengadakan konsultasi publik AMDAL di Tumbang Miri tanggal 20 April 2017 terkait
rencana membangun pertambangan tembaga di Gunung Mas. Dalam pertemuan ini, perwakilan masyarakat desa dan
pejabat pemerintah terkait dari Kecamatan Damang Batu, Miri Manasa dan Kahayan Hulu Utara menyatakan dukungan
penuh terhadap rencana pertambangan di wilayah mereka.
Lima puluh satu orang hadir di pertemuan ini termasuk Camat, kepala dan perwakilan lembaga pemerintah, pejabat
kepolisian dan tentara, kepala dan pejabat pemerintah desa, tokoh agama dan masyarakat, penduduk desa, dan guru.
Meskipun ada kekhawatiran mengenai dampak lingkungan dan kesehatan, masyarakat yakin bahwa PT KSK akan mengambil
tindakan pencegahan, serta menyambut baik manfaat positif bagi masyarakat. Mansur Geiger, Direktur Utama PT KSK,
menegaskan bahwa tambang tersebut akan ramah lingkungan dan berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui YTS.
Terkait peledakan dan dampaknya terhadap lingkungan, Adi Jaya, dari Universitas Palangka Raya, bertindak sebagai tim
AMDAL PT KSK, menjelaskan bahwa ledakan akan kecil dan dilakukan secara bertahap dengan mengikuti Prosedur Operasi
Standar yang melindungi keselamatan pekerja dan masyarakat sekitar.
Perwakilan masyarakat juga mengangkat isu tenaga kerja dan meminta agar perusahaan merekrut pekerja lokal. Hal ini
sejalan dengan rencana PT. KSK untuk mempekerjakan sebagian besar karyawannya dari masyarakat setempat seperti yang
telah dilakukan selama ini.
Pertemuan tersebut membahas beberapa masalah lain, seperti kebutuhan berkoordinasi dengan perusahaan lain terkait
penggunaan jalan, untuk meninjau tumpang tindih ijin lahan, dan permasalahan tapal batas desa.
Kemudian, laporan AMDAL mengenai hasil konsultasi publik ini akan dinilai oleh Organisasi Perangkat Daerah dan akan
melibatkan partisipasi perwakilan dari enam desa terdampak.
Drs. Salampak, Msi menutup Forum dengan pernyataan komitmen mereka dalam memperbaiki tata kelola CSR di
bahwa pemerintah siap memfasilitasi kelanjutan kegiatan Gunung Mas.
forum dan mendorong semua pihak untuk memperkuat
Selama tiga bulan bekerja bersama masyarakat di Bukit Batu “Saya benar-benar belajar banyak, dan apa yang telah saya pelajari
dan di kantor telah mengubah Marjie menjadi pribadi yang berkaitan dengan bidang studi dan minat saya untuk pekerjaan
baru, seperti yang diakuinya saat presentasi akhir magang masa depan. Saya merasa bahwa YTS perlu membuka lebih banyak
pada bulan Februari lalu. program magang seperti ini di masa yang akan datang bagi
siswa seperti saya, sehingga mereka dapat memperluas
Marjie adalah salah satu penerima beasiswa Kalimantan cakrawala mereka dan belajar tentang pembangunan secara
Kids Club atau KKC yang memasuki tahun terakhirnya di langsung,” tambah Marjie menutup presentasinya.
Universitas Palangka Raya. Dia mengikuti magang di YTS
selama tiga bulan mulai bulan November tahun lalu dengan Tahap pertama magang ini dibuka untuk dua orang
sedikit pemahaman terkait isu pembangunan. “Meski saya siswa dengan jangka waktu tiga bulan. Kami berharap
berasal dari desa, belajar cara bekerja dengan masyarakat dapat membuka kesempatan ini lagi dalam waktu dekat,
merupakan hal baru bagi saya. Saya tidak menyangka untuk memberi lebih banyak kesempatan belajar bagi
akan sangat menikmatinya, karena ketika bekerja saya penerima beasiswa.
Persetujuan untuk Rencana Kerja Tahunan 2017-2018 dan wilayah kerja tambahan
Pada tanggal 18 Mei, Komite Pengarah Proyek SD-ASGM menyetujui rencana kerja tahunan 2017-18, serta wilayah kerja baru
di Sulawesi Utara. Pertemuan ini diselenggarakan oleh Global Affairs Canada atau GAC dan Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, dengan partisipasi Kementerian Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Kesehatan, AGC, dan YTS.
Pemimpin rapat, Ahmad Bastian Halim dari Kemenko Perekonomian dan Sharon Armstrong dari GAC, memimpin diskusi
mengenai program kerja 2016-2017, serta rencana kerja dan anggaran 2017-2018. Dua lokasi proyek baru yang disetujui, yaitu
Tatelu dan Tobongan, Sulawesi Utara.
M. Hendrasto dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mempresentasikan rancangan INPRES tentang larangan
penggunaan air raksa dalam pengolahan emas, yang merupakan hasil Rapat Terbatas Presiden Joko Widodo dan beberapa
Menteri Kabinet pada tanggal 9 Maret. Pelaksanaan Konvensi Minamata telah diperpanjang lima tahun lagi yaitu dari tahun
2017 hingga 2021.
Instruksi tersebut berpedoman pada tiga aksi nasional: 1. Penyusunan peraturan dan kebijakan tentang larangan peredaran
dan penggunaan air raksa dalam pengolahan emas; 2. Implementasi hasil penelitian dan pengembangan teknologi
pengolahan emas tanpa air raksa; dan 3. Meningkatnya kesadaran dan peran pemangku kepentingan tentang bahaya air raksa.
Pembelajaran menarik ini terjadi pada pelatihan jender untuk seluruh tim YTS di Palangka Raya pada awal Januari tahun
ini. Karena kami melakukan berbagai kegiatan di beragam lingkungan dan masyarakat, semakin penting bagi kami untuk
memahami pengaruh konsep jender terhadap budaya, pekerjaan dan pembangunan.
Pakar jender dari Bandung, Nophie, membantu kami dengan pelatihan selama tiga hari untuk memahami konsep kesetaraan
dan persamaan jender, serta cerminannya dalam pekerjaan kami.
Tim PESK kami juga mendapat pelatihan untuk membawa pendekatan terkait jender ke dalam proyek. Khusus di sektor ini,
sebagian besar pekerjaan menantang secara fisik, isu jender sangat memengaruhi pelibatan perempuan dalam rantai aktivitas
dan ekonomi, dan dalam pembangunan.
Nophie dan tim PESK berkunjung ke lokasi proyek di Parenggean, Kotawaringin Timur untuk menemukan dinamika jender di
wilayah tersebut. Pengalaman ini diharapkan dapat membantu tim mengintegrasikan aspek jender ke dalam perencanaan
dan kegiatan proyek, serta memperbaiki pelaksanaan proyek PESK kami.
Kilas Berita:
Tiga Kelompok Usaha Bersama di Bukit Batu memperoleh Legalitas
Sebagai bagian dari pendampingan bagi kelompok usaha budidaya ikan swadaya di enam kelurahan di Bukit Batu, YTS membantu
menyusun proposal dan mengurus legalitas Kelompok Usaha Bersama atau KUB. Saat berita ini dibuat, tiga KUB telah mendapatkan
badan hukum, yaitu KUB Habaring Hurung, KUB Sei Gohong dan KUB Tangkiling. Dengan ini, mereka memenuhi syarat untuk
mendapatkan dukungan pemerintah untuk pengembangan KUB dan program aquaponics di tahun 2017.
Pelatihan budidaya ikan untuk Kelompok Usaha Bersama di Bukit Batu dimulai bulan Agustus
Bersama dengan tenaga ahli ikan lokal, Muhammad Muhyi yang juga dikenal dengan nama Eko, YTS telah menyiapkan program
pelatihan mengenai pembuatan pakan ikan dan teknik budidaya ikan untuk lima KUB di Kecamatan Bukit Batu. Eko akan memfasilitasi
pelatihan di pusat pelatihannya pada bulan Agustus. Kelima KUB tersebut adalah KUB Habaring Hurung, KUB Sei Gohong Lewu
dan Trans, KUB Tangkiling, KUB Banturung dan KUB Marang. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota dan Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi atau BPPT menanggapi secara positif dan akan mendukung kegiatan. Saat tulisan ini dibuat, Eko masih terus
mengembangan percobaan pembuatan pakan ikan lokal untuk mendapatkan formula yang tepat agar dapat diproduksi oleh KUB.