Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAE BELAKANG
Perawatan kesehatan di rumah bukanlah suatu konsep baru dalam sistem pelayanan
kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan komunitas. Hal ini sudah dikembangkan sejak
tahun 1859 yang pada saat itu William Tahbone Of Liverpool, England dan juga Florence
Nightingale melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan memberikan pengobatan bagi klien
(masyarakat) yang mengalami sakit terutama mereka dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi
sanitasi, kebersihan diri dan lingkungan, dan gizi buruk sehingga beresiko tinggi terhadap berbagai
jenis penyakit infeksi yang umum ditemukan dimasyarakat (Smith & Maurer, 2000). Kunjungan
rumah juga dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta
meminimalkan resiko penyakit infeksi masyarakat, serta mencegah terjadinya kekambuhan
penyakit, seperti : perawatan nifas pada ibu paska melahirkan, pemantauan pengobatan klien dengan
tuberkulosis, hipertensi, kardiovaskuler, CVA, penyuluhan kesehatan klien dengan berbagai
penyakit, dll( Stanhope & Lancaster, 2001)
Seiring dengan perkembangan IPTEK dan tekhnologi medis di era globalisasi ini,
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di Indonesia kini. Tuntutan
masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan juga semakin meningkat dan berubah dari konsep
perawatan dan pengobatan di rumah sakit / klinik menjadi kebutuhan perawatan di rumah,
khususnya bagi klien/keluarga dengan penyakit terminal. Disamping itu perawatan di rumah juga
menjadi alternative bagi keluarga dengan usila (usia lanjut) yang cenderung mengalami penyakit
dengan kondisi kronis, yang membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka panjang. Hal ini tentu
sangat memberikan keuntungan bagi klien dan keluarganya, bila mempertimbangkan aspek
kenyamanan dan keamanan klien dan keluarga lebih intens dan interaksi lebih bebas bila berada di
rumah sendiri, dan pembiayaan terapi perawatan di rumah yang relative lebih murah dibandingkan
dengan perawatan di rumah sakit sehingga di rumah lebih (cost effective).

B. TUJUAN
Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga

1
Tujuan Khusus :
a. Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko-sosial- spiritual ) secara mandiri.
b. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah

C. PENGERTIAN
Pengertian dari perawatan kesehatan di rumah sangat bervariasi, karena banyak profesi
kesehatan yang dapat terlibat didalamnya, apakah melalui praktik mandiri ataupun praktik
berkelompok dibawah suatu institusi pelayanan kesehatan / agency dan atau praktik mandiri
profesional yang memiliki izin dan sertifikat. Menurut Warhola (1980, dalam Smith & Maurer,
1995), perawatan kesehatan rumah adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensif yang
diberikan kepada klien individu dan atau keluarga di tempat tinggal mereka (di rumah),
bertujuan untuk memandirikan klien dalam pemeliharaan kesehatan, peningkatan derajat
kesehatan, upaya pencegahan penyakit dan resiko kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan.
Pelayanan perawatan kesehatan rumah diberikan kepada individu dan keluarga sesuai
kebutuhan mereka, dengan perencanaan dan koordinasi yang dilakukan oleh pelayanan
kesehatan seperti : puskesmas, klinik dokter, praktek bidan, perawat atau praktek bersama oleh
profesi lain (ahli gizi, psikolog, fisioterapi, terapi wicara, dll) dengan pengiriman staf atau
perawat rumah atas kesepakatan bersama dengan klien sesuai peraturan dan kewenangan yang
berlaku. Pelayanan kesehatan tersebut difasilitasi oleh departemen kesehatan kerja bekerja sama
dengan berbagai pihak terkait. Pelayanan perawatan kesehatan rumah meliputi penyediaan
pelayanan keperawatan klien di rumah, rehabilitasi fisik terapi diet, konseling psikolog
(Standhope & Lancaster, 1999). Pelayanan perawatan kesehatan rumah juga dapat diartikan
sebagai “Medicare”, al. :
1. Pelayanan paruh waktu atau secara terus menerus, dengan perawatan yang diberikan
dibawah pengawasan seorang perawat profesional yang sudah teregistrasi / terdaftar
2. Terapi fisik, terapi okupasinal, dan terapi wicara
3. Pelayanan kesehatan sosial berada dibawah pengawasan dokter
4. Pelayanan paruh waktu atau secara terus menerus yang dilakukan oleh pembantu perawat
kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5. Kebutuhan medis selain obat-obatan, benda biologis seperti serum dan vaksin yang
penggunannya dalam aplikasi medis / kedokteran

2
6. Pelayanan medis diberikan oleh seseorang yang sudah mendapat izin praktek perawatan
kesehatan rumah melalui agency atau suatu program dari rumah sakit
Selanjutnya perawatan kesehatan rumah juga dapat diartikan sebagai kesatuan yang
memungkinkan pelayanan kesehatan dilakukan secara bersamaan atau kombinasi dari berbagai
profesi kesehatan dalam kesatuan tim untuk mencapai dan mempertahankan status kesehatan
klien secara optimal. Khususnya pada klien yang memerlukan pelayanan akibat penyakit yang
akut, kronis atau terminal yang memburuk.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan rumah diberikan
kepada individu dan keluarga dirumah tinggal mereka yang melibatkan berbagai disiplin ilmu
atau profesi dalam suatu tim kesehatan untuk melakukan perawatan kesehatan dirumah. Dengan
tujuan untuk memberikan kondisi yang sehat secara optimal dan terbebasnya klien dari penyakit
yang diderita.

D. LANDASAN HUKUM PERAWATAN DI RUMAH


1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsinal perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta

3
BAB II
RUANG LINGKUP

A. TIPE PELAYANAN KESEHATAN RUMAH


1. Perawatan berdasarkan penyakit
Program pelayanan kesehatan yang memerlukan perawatan kesehatan, pemantauan
proses penyembuhan dan mengupayakan untuk tidak terjadi kekambuhan dan perawatan
ulang ke rumah sakit. Umumnya dikoordinasikan dengan tim kesehatan dari beberapa
disiplin ilmu atau profesi kesehatan, misal : dokter, perawat, fisioterapi, gizi, dll
2. Pelayanan kesehatan umum
Pelayanan kesehatan ini berfokus pada pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit, termasuk penyuluhan kesehatan kepada ibu nifas paska melahirkan, perawatan
luka klien dengan DM, konsultasi gizi pada klien dengan penyakit dan masalah
kesehatan tertentu, masalah kesehatan lansia, dll
3. Pelayanan kesehatan khusus
Pelayanan kesehatan khusus pada kondisi klien yang memerlukan tehnologi tinggi,
misalnya : peditric care, chemoterapi, hospice care, psychiatric mental healt care.
Melalui persiapan tehnologi dan keperawatan memungkinkan situasi rumah sakit akan
dilakukan dirumah. Disamping itu pelayanan ini akan memberikan efisiensi biaya
pengobatan dan perawatan dirumah sakit.

B. PEMBERI PERAWATAN KESEHATAN RUMAH


1. Perawat
Pelayanan kesehatan rumah dilakukan terhadap klien sesuai dengan
kebutuhannya oleh perawat profesional yang sudah dan masih terdaftar memiliki izin
praktek dengan kemampuan keterampilan asuhan keperawatan klien di rumah.
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik
perawat bahwa : praktik keperawatan merupakan tindakan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat secara mandiri dan profesional melalui kerjasama bersifat
kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya sesuai ruang lingkup wewenang
dan tanggung jawab. Lingkup kewenangan perawat dalam praktik keperawatan

4
profesional terhadap klien individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam
rentang sehat-sakit sepanjang daur kehidupan.
Asuhan keperawatan diberikan dengan menggunakan proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan yang dapat diterapkan pada asuhan
keperawatan gerontik pada klien usia 60 tahun keatas yang mengalami proses penuaan
dan masalahnya baik ditatanan pelayanan kesehatan maupun di wilayah binaan di
masyarakat (asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus). Dalam perawatan
kesehatan di rumah, perawat akan melakukan kunjungan rumah (home visite) dan
melakukan catatan perubahan dan evaluasi terhadap perkembangan kesehatan klien.
Peran perawat dalam perawatan kesehatan rumah berupa koordinasi dan pemberi asuhan
keperawatan (1) koordinator, (2) pemberi pelajaran kesehatan dimana perawat
memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarganya, (3) pendidik, perawat
mengadakan penyuluhan kesehatan dan mengajarkan cara perawatan secara mandiri, (4)
pengelola, perawat mengelola pelayanan kesehatan / keperawatan klien, (5) sebagai
konselor, dengan memberikan konseling/bimbingan kepada klien dan keluarga berkaitan
dengan masalah kesehatan klien, (6) advocate (pembela klien) yang melindunginya
dalam pelayanan keperawatan, dan (7) sebagai peneliti untuk mengembangkan pelayanan
keperawatan. Pada keadaan dan kebutuhan tertentu perawat dapat koordinasi / kolaborasi
dengan dokter untuk tindakan diluar kewenangan perawat, berupa pengobatan dan tindak
lanjut perawatan klien ataupun melakukan rujukan kepada profesi lain.
2. Dokter
Program perawatan rumah umumnya berada di bawah pengawasan seorang dokter untuk
memastikan masalah kesehatan klien. Dokter berperan dalam memberikan informasi
tentang diagnosa medis klien, tes diagnostik, rencana pengobatan dan perawatan rumah,
penentuan keterbatasan kemampuan, upaya perawatam pencegahan, lama perawatan,
terapi fisik, dll. Bila diperlukan dilakukan kolaborasi dengan perawat, dimana perawat
yang melakukan kunjungan rumah harus mendapat izin dan keterangan dari dokter yang
bersangkutan sebagai penanggungjawab terapi program. Program perawatan di rumah
harus dilakukan follow up oleh dokter tersebut minimal setelah 60 hari kerja, sehingga
dapat disepakati apakah program dilanjutkan/ tidak.

5
3. Speech Therapist
Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan bagi klien dengan gangguan atau
kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi dengan tujuan untuk membantu klien agar
dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi otot bicara agar memiliki kemampuan dalam
berkomunikasi melalui latihan berbicara.
4. Fisioterapist
Program yang dilakukan adalah tindakan berfokus pada pemeliharaan, pencegahan dan
pemulihan kondisi klien di rumah. Aktivitas perawatan kesehatan rumah yang dilakukan
adalah melakukan latihan penguatan otot ekstremitas, pemulihan mobilitas fisik, latihan
berjalan, aktif-pasif atau tindakan terapi postural drainase klien COPD. Latihan lain
berhubungan dengan penggunaan alat kesehatan tertentu, seperti : pemijatan, stimulasi
listrik saraf, terapi panas, air dan penggunaan sinar ultraviolet. Dalam hal ini ahli
fisioterapist juga mempunyai kewajiban untuk mengajarkan klien atau keluarganya
tentang langkah-langkah dalam latihan program yang diberikan.

C. KONTRAK DALAM PERAWATAN KESEHATAN RUMAH


Kontrak atau perjanjian antara Tim home care rumah sakit semen gresik dengan klien dan
keluarga merupakan aspek penting dalam pelaksanaan perawatan kesehatan di rumah.
Adapun hal-hal yang berhubungan dengan kontrak adalah
 Persetujuan atau kesepakatan antara team home care rumah sakit semen gresik dengan
klien dan keluarga tentang pelaksanaan dan perencanaan perawatan di rumah dan catatan
medis. Kontrak tersebut memperbolehkan klien dan keluarga untuk menyusun tujuan
sendiri ataupun memecahkan masalah perawatan klien sesuai rencana
perawatan/pengobatan dokter dalam kesepakatan yang tercantum (yang dibuat).
 Kontrak berhubungan langsung dengan proses keperawatan dan dapat diselesaikan sesuai
dengan tahapan proses keperawatan yaitu : pengkajian, perumusan masalah / diagnosa
keperawatan, perencanaan pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Dimana dalam setiap
tindakan berkaitan dengan asuhan keperawatan tersebut akan dilakukan atas persetujuan
klien/keluarga
 Jika selama kunjungan atau perawatan di rumah ada kesesuaian kesepakatan antara Time
Home Care Rumah Sakit Semen gresik dengan klien/keluarga, maka kontrak tersebut

6
dapat dilanjutkan pada kunjungan berikutnya, akan tetapi bila tidak memugkinkan / tidak
ada kesesuaian maka kontrak dapat ditinjau kembali
 Pembuatan kontrak dapat dilakukan secara nonformal (lisan) ataupun secara formal
(tulisan) tergantung dari persetujuan dan kesepakatan bersama kedua belah pihak antara
time home care dengan klien dan keluarga.
Kolaborasi interdisiplin ilmu atau profesi yang efektif dalam perawatan kesehatan
rumah akan memberikan kesinambungan pelayanan kesehatan yang dapat memberikan
kesadaran / kemandirian klien dan keluarga, sehingga program perawatan kesehatan dapat
dilaksanakan secara komprehensif. Secara umum proses kolaborasi untuk perawat kesehatan
rumah diawali dengan adanya rencana pulang discharge plan dari rumah sakit. Perawat di
rumah sakit mengidentifikasi kebutuhan klien untuk perawatan di rumah, kemudian
mengkoordinasikan tentang perencanaan pulang atau discharge plan dengan dokter untuk
diminta persetujuannya. Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi kepada rumah sakit terkait
yang akan melakukan perawatan di rumah, khususnya pelayanan perawatan yang diminta
oleh dokter. Dalam hal ini dapat berasal dari berbagai disiplin ilmu (profesi kesehatan lain
seperti : dokter, terapi fisik, perawat, bidan, ahli gizi, dll). Dokter akan menjelaskan tentang
rencana program pengobatan, perawatan, prognosis terapi dan biaya yang dibutuhkan kepada
klien dan keluarganya. Mekanisme dan legislasi tanggung gugat dan pelaksanaan pemenuhan
kebutuhan klien/keluarga disesuaikan dengan kewanangan profesi masing-masing dan
ketentuan pemerintah yang berlaku. Untuk legalitas pelaksanaan perawatan klesehatan
rumah, maka persyaratan medicare harus dipenuhi antara lain : adanya kontrak/perjanjian
bersama, pendokumentasian pelayanan dan kolaborasi interdisiplin tim, catatan
perkembangan kesehatan klien, dan catatan koordinasi & kolaborasi dalam
penyelenggarakan perawatan. Dalam hal ini, keberhasilan tim kesehatan yang interdisiplin
sangat tergantung dari banyak faktor diantaranya : pengetahuan, sikap, dan keterampilan,
serta kemampuan seorang praktisi yang benar-benar berkompeten dan ahli dibidangnya.

D. PERAWATAN KESEHATAN RUMAH DENGAN TEHNOLOGI TINGGI


Pada saat ini perawatan di rumah yang menggunakan tehnologi tinggi telah menjadi
bagian dalam keperawatan kesehatan rumah dimasyarakat, dimana rumah sakit dapat
mengirimkan pasien/klien pulang ke rumah lebih awal dari yang direncanakan dengan
pemanfaatan fasilitas tehnologi medis yang tinggi, seperti : klien dengan terapi infus atau

7
oksigen, meggunakan ventilator mekanis, alat hemodialisa ginjal, ataupun klien denan
kemoterapi, dll. Penggunaan tehnologi medis ini dapat dilakukan pada berbagai kondisi
kesehatn klien dan disesuaikan dengan kebutuhan klien baik dari aspek usia (anak, dewasa,
lanjut usia), jenis pengobatan, dll.
Penggunaan peralatan tehnologi tinggi di rumah menaruskan tersedianya perawatan
atau tim kesehatan dengan kerampilan khusus. sebagai tenaga perawat yang profesional
mereka harus memiliki kempuan untuk mengoperasikan alat dengan tepat dan umumnya
mereka telah mendapatkan training perawatan kesehatan di rumah. Pada kondisi yang khusus
harus dilakukan pendidikan kesehatan bagi klien atau keluarga terhadap cara pengoperasian
alat yang memungkinkan untuk digunakan secara mandiri. Karena dalam perawatan rumah
klien atau keluarga juga ikut bertanggung jawab terhadap perawatan dan pengobatan klien,
dimana pada kondisi tertentu klien atau anggota keluarga harus dapat berperan sebagai
perawat, misalnya : klien dalam perawatan rumah menggunakan terapi infus, maka anggota
keluarga harus dapat memelihara dan mempertahankan infus yang terpasang dengan benar
(tidak terjepit, tetesan lancar, dll).
Pendidikan kesehatan merupakan aspek penting bagi anggota keluarga terhadap
peran mereka dalam menghadapi kondisi kesehatan klien. Seringkali anggota keluarga hanya
berfokus pada maslah penggunaan peralatan medis dan mereka mengabaikan kebutuhan
klien yang lain. Aspek emosional adalah hal yang harus dibiacarakan dengan keluarag,
karena dalam menjalankan program perawatan klien, keluarga dipersiapkan dalam
menghadapi perubahan peran yang memungkinkan timbulnya kekhawatiran, kegelisahan dan
kecemasan. Keluarga dapat mengalami masalah mental dan emosional, khususnya telah
terhadap situasi kondisi penyakit dan perawatan klien yang berkepanjangan. Sehingga
pendidikan dan dukungan sangat penting bagi keluarga.
I. Standar Praktek Perawatan Kesehatan Rumah
Standar I Organisasi Pelayanan Kesehatan Rumah
Semua pelayanan kesehatan di rumah direncanakan, disusun, dan dipimpin
oleh seorang kepala/menejer perawatan profesional yang telah dipersiapkan
dengan kompetensi dalam pemberian pelayanan/asuhan keperawatan dalam
kesehatan masyarakat dan termasuk proses administrasi dan
pendokumentasian.

8
Standar II Teori
Perawatan menetapkan konsep teoritis sebagai dasar keputusan dalam
melaksanakan praktek/asuhan keperawatan.
Standar III Pengumpulan Data
Perawat secara terus-menerus mengumpulkan, dan mendokumentasikan data
yang luas, akurat dan sistematis.
Standar IV Diagnosa
Perawatan menggunakan data dari hasil observasi dan penilaian kesehatan
klien untuk menetukan keperawatan.
Standar V Perencanaan
Perawat mengembangkan rencana-rencana tindkan guna menentukan tujuan
pemberian asuhan keperawatan. Rencana didasarkan pada perumusan diagnosa
keperawatan dan menggabungkan nilai-nilai dalam upaya pencegahan
penyakit, tindakan pengobatan/kuratif dan tindakan rehabilitasi perawatan
Standar VI Intervensi
Perawat dipedomani oleh intervensi keperawatan untuk memberikan rasa kepuasan,
memulihkan status kesehatan memperbaiki, dan memajukan kesehatan, serta
mencegah komplikasi dan penyakit lanjutan yang memerlukan tindakan
rehabilitasi
Standar VII Evaluasi
Perawat secara terus menerus mengevaluasi respon klien dan keluarga dalam
penanganan guna menetapkan kemajuan terhadap hasil yang telah dicapai dan
meninjau kembali data dasar diagnosa perawatan dan perencanaan yang telah
disusun.

E. SUSUNAN TEAM HOME CARE

Penanggung Jawab : Kepala Instalasi Gawat Darurat

Koordinator : Kepala Ruang Instalasi Gawat Darurat

Anggota 1. Fitri Purwaningsih Amd.Kep ICU

2. Saiful Huda Amd.Kep ICU

9
3. Wawan Andri Amd.Kep Paviliun I

4. Safril Budiantono Amd.Kep Paviliun I

5. Uswatun Khasanah Amd.Kep Paviliun I

6. Julaikah Amd.Kep Paviliun II

7. Falentina Amd.Kep Paviliun II

8. Anton Sambodo Amd.Kep Paviliun III

9. Hadi Kasetian Amd.Kep Paviliun III

10. Irma Yuniramadani Amd.Kep R Neonatal

11. Delen Vinova Yuniarta Amd.Kep R Neonatal

12. Ifiatun Khasanah Amd.Keb Kebidanan Dan


Kandungan

13. Khusnul Khotimah Amd.Keb Kebidanan Dan


Kandungan

14. Leni Setianik Amd.Keb Kebidanan Dan


Kandungan

15. Merisa Rut Amd.Keb Kebidanan Dan


Kandungan

16. Siti Dyan Amd.Keb Kebidanan Dan


Kandungan

17. Alama Alalusi Amd.Keb Kebidanan Dan


Kandungan

18. Indah Wahyuni Amd.Keb Kebidanan Dan


Kandungan

19. Hanik Mutowiyah Amd.Kep R Dewasa II

20. Siti Wulan Nurkhasanah Amd.Kep R Dewasa II

21. Subkhi Amd.Kep R Dewasa II

22. Burhan Suyufi Amd.Kep R Dewasa I

10
23. Mas ud R Dewasa I

24. Komala Dewi Amd.Kep R Dewasa I

25. Sudiyono Senan Amd.Kep R Bedah dan Anak

26. Islmail Amd.Kep R Bedah dan Anak

27. Endang Sri Arifiningsih Amd.Kep R Bedah dan Anak

28. Ratih Prasetyaningsih Amd.Kep R Bedah dan Anak

29. Indra Martiana Amd.Keb Instalasi Rawat


Jalan

30. Nur Aini Amd.Keb Instalasi Rawat


Jalan

31. Dody Trisna Amijaya Amd.Kep Instalasi Rawat


Jalan

32. Wiwin Kristiana Amd.Kep Instalasi Rawat


Jalan

33. Rahma Hayu Pangesti Amd.Kep Instalasi Rawat


Jalan

34. Jauhari Amd.Kep Instalasi Rawat


Jalan

35. Krisna Basuni Nata Amd.Kep Instalasi Gawat


Darurat

36. Heri Winarko Amd.Kep Instalasi Gawat


Darurat

37. Subiyantoro Amd.Kep Instalasi Gawat


Darurat

38. Nur Alex Amd.Kep Instalasi Gawat


Darurat

39. Utomo Heri Amd.Kep Instalasi Gawat


Darurat

11
40. Ambar Mardiawati Amd.Keb Instalasi Gawat
Darurat

41. Ina Sofiana Amd.Keb Instalasi Gawat


Darurat

42. Jelita Fatmawati Amd.Keb Instalasi Gawat


Darurat

43. Agustina S Amd.Keb Instalasi Gawat


Darurat

44. Team Fisioterapi Fisioterapi

45. Meita Ayu Nirmala Bagian Gizi

F. PERALATAN/INSTRUMEN TEAM HOME CARE

NO Nama Alat Jumlah

Tas Home Care 1

1 Tensi Meter 1

2 Termometer 1

3 Stethoscope 1

4 Lampu Senter 1

5 Tonge Spatel 1

6 Infuset dewasa/ anak 1/1

7 Blood Set 3

8 Venflon 18 1

9 Venflon 20 2

10 Venflon 22 1

11 Venflon 24 1

12
12 Venflon 26 1

13 Tegadermt 4

14 Hipafix 1

15 Spuit 1 2

16 Spuit 5 2

17 Spuit 10 2

18 Spuit 20 1

19 Spuit 50 1

20 Alkohol Swab 10

21 Betadhin 60cc 1

22 Kasa Steril secukupnya 2

23 Rawat Luka Set 1

Tas Home Care 2

24 Bahan Habis Pakai sesuai kebutuhan -

13
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. TATALAKSANA HOME CARE


1. Pasien datang dari luar rumah sakit atau pasien dari dalam rumah sakit (IGD,IRJ,IRNA )
untuk minta home care ke Home Care rumah sakit
2. Koordinator Home Care menjelas kan tetang :
 Dokter Yang merawat
 Informasi Tindakan
 Lembar Persetujuan
 Informasi Pembayaran
 Team Home Care
3. Koordinator home care melakukan kunjungan ke rumah pasien untuk melakukan pengkajian
awal dan melakukan perencanaan tindakan yang akan dilakukan, jadwal kunjungan.
4. Koordinator home care menunjuk team home care untuk melakukan home care sesuai
dengan kebutuhan perawatan
5. Team home care yang di tunjuk melakukan kunjunga home care ke pasien sesuai dengan
kebutuhan keperawatan yang di setujui
6. Setelah melakukan home care, team home care melaporkan kegiatan home ke koordinator
home care
7. Setiap kegiatan home care di tulis di status pasien home care yang telah di tandatangi oleh
team home care, pasien atau keluarga pasien mengetahui koordinator home untuk dilaporkan
ke dokter penanggung jawab.
8. Koordinator team home care atau team home care akan melaporkan ke dokter yang merawat
pasien bila ada sesuatu yang perlu dilakukan sesuai perkembangan pasien

14
9. Pembayaran tagihan akan di tagihkan oleh koordinator home care untuk disampaikan oleh
team home care.
10. Koordintor home care akan menyetorkan tagihan ke bagian kasir rumah sakit dan membuat
PPL ( permintaan pembayaran langsung) ke bagian kasir untuk jasa team home care
11. Bila PPL cair, koordintor akan menyerahkan jasa ke team home care
12. Koordinator team home care membuat laporan : Tagihan billing, laporan bulanan home care
atau laporan isendentil home care ke penanggung jawab home care
B. SISTEM JASA HOME CARE

Dalam Jam Kerja Di Luar Jam Kerja


Jasa Tanggungan Umum Transport Tanggungan Umum Transport

Rumah 80% 60% 100% 40% 20% 0%


Sakit

Team 20% 40% 0% 60% 80% 100%


Home
Care

C. TARIF HOME CARE

No Jenis Tindakan Tarif

1 Transport Rumah Sakit dalam kota 70.000

2 Transport Pribadi dalam kota 30.000

3 Kunjungan dokter umum 100.000

4 Kunjungan Perawat 45.000

5 Pasang Infus 100.000

6 Observasi Infus / Ganti infus 20.000

7 Malakukan injeksi 30.000

8 Pasang NGT 100.000

9 Pasang Kateter 100.000

10 Memandikan bayi (sdh termasuk transport) 60.000

15
11 Memandikan dewasa (sdh termasuk transport) 75.000

12 Rawat Luka Kecil 55.000

13 Rawat Luka Sedang 80.000

14 Rawat Luka Besar 110.000

15 Memberikan sonde 20.000

16 Konsultasi Gizi 50.000

17 Aff Infus 25.000

18 Aff NGT 30.000

19 Aff Kateter 30.000

20 Home Care Post Partum (dalam Kota) 40.000

21 Tindakan Fisioterapi Sesuai Tarif Fisioterapi

 Biaya di atas diluar biaya bahan dan bahan habis pakai


 Pembelian obat dan alat kesehatan di Bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Semen
Gresik

D. ALUR PELAKSANAAN HOME CARE

BAB IV

16
DOKUMENTASI

Dokumentasi dalam pelaksanaan kegiatan home care di rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Blangko permintaan Home Care dari dokter
2. Buku ekspedisi permintaan Home Care
3. Dokumen Catatan Asuhan Keperawatan

BAB V

17
PENUTUP

Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan pelayanan Home Care di Rumah Sakit
Semen Gresik. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan Panduan ini,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi.

Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada tim penyusun demi kesempurnaan panduan di kesempatan berikutnya. Semoga panduan ini
berguna bagi tim pelayanan Rumah Sakit semen Gresik pada khususnya juga untuk pera pembaca
pada umumnya.

Ditetapkan di : Gresik
Pada tanggal : 1 Oktober 2013
RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

Ttd

Penyusun

18
19

Anda mungkin juga menyukai