PENDAHULUAN
A. LATAE BELAKANG
Perawatan kesehatan di rumah bukanlah suatu konsep baru dalam sistem pelayanan
kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan komunitas. Hal ini sudah dikembangkan sejak
tahun 1859 yang pada saat itu William Tahbone Of Liverpool, England dan juga Florence
Nightingale melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan memberikan pengobatan bagi klien
(masyarakat) yang mengalami sakit terutama mereka dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi
sanitasi, kebersihan diri dan lingkungan, dan gizi buruk sehingga beresiko tinggi terhadap berbagai
jenis penyakit infeksi yang umum ditemukan dimasyarakat (Smith & Maurer, 2000). Kunjungan
rumah juga dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta
meminimalkan resiko penyakit infeksi masyarakat, serta mencegah terjadinya kekambuhan
penyakit, seperti : perawatan nifas pada ibu paska melahirkan, pemantauan pengobatan klien dengan
tuberkulosis, hipertensi, kardiovaskuler, CVA, penyuluhan kesehatan klien dengan berbagai
penyakit, dll( Stanhope & Lancaster, 2001)
Seiring dengan perkembangan IPTEK dan tekhnologi medis di era globalisasi ini,
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di Indonesia kini. Tuntutan
masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan juga semakin meningkat dan berubah dari konsep
perawatan dan pengobatan di rumah sakit / klinik menjadi kebutuhan perawatan di rumah,
khususnya bagi klien/keluarga dengan penyakit terminal. Disamping itu perawatan di rumah juga
menjadi alternative bagi keluarga dengan usila (usia lanjut) yang cenderung mengalami penyakit
dengan kondisi kronis, yang membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka panjang. Hal ini tentu
sangat memberikan keuntungan bagi klien dan keluarganya, bila mempertimbangkan aspek
kenyamanan dan keamanan klien dan keluarga lebih intens dan interaksi lebih bebas bila berada di
rumah sendiri, dan pembiayaan terapi perawatan di rumah yang relative lebih murah dibandingkan
dengan perawatan di rumah sakit sehingga di rumah lebih (cost effective).
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga
1
Tujuan Khusus :
a. Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko-sosial- spiritual ) secara mandiri.
b. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah
C. PENGERTIAN
Pengertian dari perawatan kesehatan di rumah sangat bervariasi, karena banyak profesi
kesehatan yang dapat terlibat didalamnya, apakah melalui praktik mandiri ataupun praktik
berkelompok dibawah suatu institusi pelayanan kesehatan / agency dan atau praktik mandiri
profesional yang memiliki izin dan sertifikat. Menurut Warhola (1980, dalam Smith & Maurer,
1995), perawatan kesehatan rumah adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensif yang
diberikan kepada klien individu dan atau keluarga di tempat tinggal mereka (di rumah),
bertujuan untuk memandirikan klien dalam pemeliharaan kesehatan, peningkatan derajat
kesehatan, upaya pencegahan penyakit dan resiko kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan.
Pelayanan perawatan kesehatan rumah diberikan kepada individu dan keluarga sesuai
kebutuhan mereka, dengan perencanaan dan koordinasi yang dilakukan oleh pelayanan
kesehatan seperti : puskesmas, klinik dokter, praktek bidan, perawat atau praktek bersama oleh
profesi lain (ahli gizi, psikolog, fisioterapi, terapi wicara, dll) dengan pengiriman staf atau
perawat rumah atas kesepakatan bersama dengan klien sesuai peraturan dan kewenangan yang
berlaku. Pelayanan kesehatan tersebut difasilitasi oleh departemen kesehatan kerja bekerja sama
dengan berbagai pihak terkait. Pelayanan perawatan kesehatan rumah meliputi penyediaan
pelayanan keperawatan klien di rumah, rehabilitasi fisik terapi diet, konseling psikolog
(Standhope & Lancaster, 1999). Pelayanan perawatan kesehatan rumah juga dapat diartikan
sebagai “Medicare”, al. :
1. Pelayanan paruh waktu atau secara terus menerus, dengan perawatan yang diberikan
dibawah pengawasan seorang perawat profesional yang sudah teregistrasi / terdaftar
2. Terapi fisik, terapi okupasinal, dan terapi wicara
3. Pelayanan kesehatan sosial berada dibawah pengawasan dokter
4. Pelayanan paruh waktu atau secara terus menerus yang dilakukan oleh pembantu perawat
kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5. Kebutuhan medis selain obat-obatan, benda biologis seperti serum dan vaksin yang
penggunannya dalam aplikasi medis / kedokteran
2
6. Pelayanan medis diberikan oleh seseorang yang sudah mendapat izin praktek perawatan
kesehatan rumah melalui agency atau suatu program dari rumah sakit
Selanjutnya perawatan kesehatan rumah juga dapat diartikan sebagai kesatuan yang
memungkinkan pelayanan kesehatan dilakukan secara bersamaan atau kombinasi dari berbagai
profesi kesehatan dalam kesatuan tim untuk mencapai dan mempertahankan status kesehatan
klien secara optimal. Khususnya pada klien yang memerlukan pelayanan akibat penyakit yang
akut, kronis atau terminal yang memburuk.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan rumah diberikan
kepada individu dan keluarga dirumah tinggal mereka yang melibatkan berbagai disiplin ilmu
atau profesi dalam suatu tim kesehatan untuk melakukan perawatan kesehatan dirumah. Dengan
tujuan untuk memberikan kondisi yang sehat secara optimal dan terbebasnya klien dari penyakit
yang diderita.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
4
profesional terhadap klien individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam
rentang sehat-sakit sepanjang daur kehidupan.
Asuhan keperawatan diberikan dengan menggunakan proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan yang dapat diterapkan pada asuhan
keperawatan gerontik pada klien usia 60 tahun keatas yang mengalami proses penuaan
dan masalahnya baik ditatanan pelayanan kesehatan maupun di wilayah binaan di
masyarakat (asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus). Dalam perawatan
kesehatan di rumah, perawat akan melakukan kunjungan rumah (home visite) dan
melakukan catatan perubahan dan evaluasi terhadap perkembangan kesehatan klien.
Peran perawat dalam perawatan kesehatan rumah berupa koordinasi dan pemberi asuhan
keperawatan (1) koordinator, (2) pemberi pelajaran kesehatan dimana perawat
memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarganya, (3) pendidik, perawat
mengadakan penyuluhan kesehatan dan mengajarkan cara perawatan secara mandiri, (4)
pengelola, perawat mengelola pelayanan kesehatan / keperawatan klien, (5) sebagai
konselor, dengan memberikan konseling/bimbingan kepada klien dan keluarga berkaitan
dengan masalah kesehatan klien, (6) advocate (pembela klien) yang melindunginya
dalam pelayanan keperawatan, dan (7) sebagai peneliti untuk mengembangkan pelayanan
keperawatan. Pada keadaan dan kebutuhan tertentu perawat dapat koordinasi / kolaborasi
dengan dokter untuk tindakan diluar kewenangan perawat, berupa pengobatan dan tindak
lanjut perawatan klien ataupun melakukan rujukan kepada profesi lain.
2. Dokter
Program perawatan rumah umumnya berada di bawah pengawasan seorang dokter untuk
memastikan masalah kesehatan klien. Dokter berperan dalam memberikan informasi
tentang diagnosa medis klien, tes diagnostik, rencana pengobatan dan perawatan rumah,
penentuan keterbatasan kemampuan, upaya perawatam pencegahan, lama perawatan,
terapi fisik, dll. Bila diperlukan dilakukan kolaborasi dengan perawat, dimana perawat
yang melakukan kunjungan rumah harus mendapat izin dan keterangan dari dokter yang
bersangkutan sebagai penanggungjawab terapi program. Program perawatan di rumah
harus dilakukan follow up oleh dokter tersebut minimal setelah 60 hari kerja, sehingga
dapat disepakati apakah program dilanjutkan/ tidak.
5
3. Speech Therapist
Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan bagi klien dengan gangguan atau
kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi dengan tujuan untuk membantu klien agar
dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi otot bicara agar memiliki kemampuan dalam
berkomunikasi melalui latihan berbicara.
4. Fisioterapist
Program yang dilakukan adalah tindakan berfokus pada pemeliharaan, pencegahan dan
pemulihan kondisi klien di rumah. Aktivitas perawatan kesehatan rumah yang dilakukan
adalah melakukan latihan penguatan otot ekstremitas, pemulihan mobilitas fisik, latihan
berjalan, aktif-pasif atau tindakan terapi postural drainase klien COPD. Latihan lain
berhubungan dengan penggunaan alat kesehatan tertentu, seperti : pemijatan, stimulasi
listrik saraf, terapi panas, air dan penggunaan sinar ultraviolet. Dalam hal ini ahli
fisioterapist juga mempunyai kewajiban untuk mengajarkan klien atau keluarganya
tentang langkah-langkah dalam latihan program yang diberikan.
6
dapat dilanjutkan pada kunjungan berikutnya, akan tetapi bila tidak memugkinkan / tidak
ada kesesuaian maka kontrak dapat ditinjau kembali
Pembuatan kontrak dapat dilakukan secara nonformal (lisan) ataupun secara formal
(tulisan) tergantung dari persetujuan dan kesepakatan bersama kedua belah pihak antara
time home care dengan klien dan keluarga.
Kolaborasi interdisiplin ilmu atau profesi yang efektif dalam perawatan kesehatan
rumah akan memberikan kesinambungan pelayanan kesehatan yang dapat memberikan
kesadaran / kemandirian klien dan keluarga, sehingga program perawatan kesehatan dapat
dilaksanakan secara komprehensif. Secara umum proses kolaborasi untuk perawat kesehatan
rumah diawali dengan adanya rencana pulang discharge plan dari rumah sakit. Perawat di
rumah sakit mengidentifikasi kebutuhan klien untuk perawatan di rumah, kemudian
mengkoordinasikan tentang perencanaan pulang atau discharge plan dengan dokter untuk
diminta persetujuannya. Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi kepada rumah sakit terkait
yang akan melakukan perawatan di rumah, khususnya pelayanan perawatan yang diminta
oleh dokter. Dalam hal ini dapat berasal dari berbagai disiplin ilmu (profesi kesehatan lain
seperti : dokter, terapi fisik, perawat, bidan, ahli gizi, dll). Dokter akan menjelaskan tentang
rencana program pengobatan, perawatan, prognosis terapi dan biaya yang dibutuhkan kepada
klien dan keluarganya. Mekanisme dan legislasi tanggung gugat dan pelaksanaan pemenuhan
kebutuhan klien/keluarga disesuaikan dengan kewanangan profesi masing-masing dan
ketentuan pemerintah yang berlaku. Untuk legalitas pelaksanaan perawatan klesehatan
rumah, maka persyaratan medicare harus dipenuhi antara lain : adanya kontrak/perjanjian
bersama, pendokumentasian pelayanan dan kolaborasi interdisiplin tim, catatan
perkembangan kesehatan klien, dan catatan koordinasi & kolaborasi dalam
penyelenggarakan perawatan. Dalam hal ini, keberhasilan tim kesehatan yang interdisiplin
sangat tergantung dari banyak faktor diantaranya : pengetahuan, sikap, dan keterampilan,
serta kemampuan seorang praktisi yang benar-benar berkompeten dan ahli dibidangnya.
7
oksigen, meggunakan ventilator mekanis, alat hemodialisa ginjal, ataupun klien denan
kemoterapi, dll. Penggunaan tehnologi medis ini dapat dilakukan pada berbagai kondisi
kesehatn klien dan disesuaikan dengan kebutuhan klien baik dari aspek usia (anak, dewasa,
lanjut usia), jenis pengobatan, dll.
Penggunaan peralatan tehnologi tinggi di rumah menaruskan tersedianya perawatan
atau tim kesehatan dengan kerampilan khusus. sebagai tenaga perawat yang profesional
mereka harus memiliki kempuan untuk mengoperasikan alat dengan tepat dan umumnya
mereka telah mendapatkan training perawatan kesehatan di rumah. Pada kondisi yang khusus
harus dilakukan pendidikan kesehatan bagi klien atau keluarga terhadap cara pengoperasian
alat yang memungkinkan untuk digunakan secara mandiri. Karena dalam perawatan rumah
klien atau keluarga juga ikut bertanggung jawab terhadap perawatan dan pengobatan klien,
dimana pada kondisi tertentu klien atau anggota keluarga harus dapat berperan sebagai
perawat, misalnya : klien dalam perawatan rumah menggunakan terapi infus, maka anggota
keluarga harus dapat memelihara dan mempertahankan infus yang terpasang dengan benar
(tidak terjepit, tetesan lancar, dll).
Pendidikan kesehatan merupakan aspek penting bagi anggota keluarga terhadap
peran mereka dalam menghadapi kondisi kesehatan klien. Seringkali anggota keluarga hanya
berfokus pada maslah penggunaan peralatan medis dan mereka mengabaikan kebutuhan
klien yang lain. Aspek emosional adalah hal yang harus dibiacarakan dengan keluarag,
karena dalam menjalankan program perawatan klien, keluarga dipersiapkan dalam
menghadapi perubahan peran yang memungkinkan timbulnya kekhawatiran, kegelisahan dan
kecemasan. Keluarga dapat mengalami masalah mental dan emosional, khususnya telah
terhadap situasi kondisi penyakit dan perawatan klien yang berkepanjangan. Sehingga
pendidikan dan dukungan sangat penting bagi keluarga.
I. Standar Praktek Perawatan Kesehatan Rumah
Standar I Organisasi Pelayanan Kesehatan Rumah
Semua pelayanan kesehatan di rumah direncanakan, disusun, dan dipimpin
oleh seorang kepala/menejer perawatan profesional yang telah dipersiapkan
dengan kompetensi dalam pemberian pelayanan/asuhan keperawatan dalam
kesehatan masyarakat dan termasuk proses administrasi dan
pendokumentasian.
8
Standar II Teori
Perawatan menetapkan konsep teoritis sebagai dasar keputusan dalam
melaksanakan praktek/asuhan keperawatan.
Standar III Pengumpulan Data
Perawat secara terus-menerus mengumpulkan, dan mendokumentasikan data
yang luas, akurat dan sistematis.
Standar IV Diagnosa
Perawatan menggunakan data dari hasil observasi dan penilaian kesehatan
klien untuk menetukan keperawatan.
Standar V Perencanaan
Perawat mengembangkan rencana-rencana tindkan guna menentukan tujuan
pemberian asuhan keperawatan. Rencana didasarkan pada perumusan diagnosa
keperawatan dan menggabungkan nilai-nilai dalam upaya pencegahan
penyakit, tindakan pengobatan/kuratif dan tindakan rehabilitasi perawatan
Standar VI Intervensi
Perawat dipedomani oleh intervensi keperawatan untuk memberikan rasa kepuasan,
memulihkan status kesehatan memperbaiki, dan memajukan kesehatan, serta
mencegah komplikasi dan penyakit lanjutan yang memerlukan tindakan
rehabilitasi
Standar VII Evaluasi
Perawat secara terus menerus mengevaluasi respon klien dan keluarga dalam
penanganan guna menetapkan kemajuan terhadap hasil yang telah dicapai dan
meninjau kembali data dasar diagnosa perawatan dan perencanaan yang telah
disusun.
9
3. Wawan Andri Amd.Kep Paviliun I
10
23. Mas ud R Dewasa I
11
40. Ambar Mardiawati Amd.Keb Instalasi Gawat
Darurat
1 Tensi Meter 1
2 Termometer 1
3 Stethoscope 1
4 Lampu Senter 1
5 Tonge Spatel 1
7 Blood Set 3
8 Venflon 18 1
9 Venflon 20 2
10 Venflon 22 1
11 Venflon 24 1
12
12 Venflon 26 1
13 Tegadermt 4
14 Hipafix 1
15 Spuit 1 2
16 Spuit 5 2
17 Spuit 10 2
18 Spuit 20 1
19 Spuit 50 1
20 Alkohol Swab 10
21 Betadhin 60cc 1
13
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN
14
9. Pembayaran tagihan akan di tagihkan oleh koordinator home care untuk disampaikan oleh
team home care.
10. Koordintor home care akan menyetorkan tagihan ke bagian kasir rumah sakit dan membuat
PPL ( permintaan pembayaran langsung) ke bagian kasir untuk jasa team home care
11. Bila PPL cair, koordintor akan menyerahkan jasa ke team home care
12. Koordinator team home care membuat laporan : Tagihan billing, laporan bulanan home care
atau laporan isendentil home care ke penanggung jawab home care
B. SISTEM JASA HOME CARE
15
11 Memandikan dewasa (sdh termasuk transport) 75.000
BAB IV
16
DOKUMENTASI
Dokumentasi dalam pelaksanaan kegiatan home care di rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Blangko permintaan Home Care dari dokter
2. Buku ekspedisi permintaan Home Care
3. Dokumen Catatan Asuhan Keperawatan
BAB V
17
PENUTUP
Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan pelayanan Home Care di Rumah Sakit
Semen Gresik. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan Panduan ini,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi.
Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada tim penyusun demi kesempurnaan panduan di kesempatan berikutnya. Semoga panduan ini
berguna bagi tim pelayanan Rumah Sakit semen Gresik pada khususnya juga untuk pera pembaca
pada umumnya.
Ditetapkan di : Gresik
Pada tanggal : 1 Oktober 2013
RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK
Ttd
Penyusun
18
19