Anda di halaman 1dari 65

   

  Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB 2
UJI LAPANGAN

2.1 LANDASAN TEORI


Penelitian di lapangan merupakan penunjang dasar bagi perencanaan
dalam merencanakan bangunan yang stabil, aman, dan ekonomis. Sehingga hal
tersebut merupakan suatu bagian proses yang vital dalam perencanaan bangunan,
untuk mencapai hal tersebut perencana harus mengerti bagaimana bangunannya
kelak akan terpengaruh oleh keadaan tanah tersebut.
Secara umum tanah dapat dipelajari dengan pendekatan pedologi dan
pendekatan edaphologi. Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan
tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah, dan
cara-cara pengamatan tanah di lapangan disebut pedologi. Tanah dipandang
sebagai suatu benda alam yang dinamis. Penemuan-penemuan dalam bidang
pedologi akan sangat bermanfaat dalam bidang pembuatan bangunan teknik sipil,
sedangkan pendekatan edhapologi lebih ke arah pertaniannya.
Penelitian lapangan di sini bukan hanya meliputi tanah yang menjadi
tumpuan sebuah bangunan (fondasi) melainkan juga mengenal lingkungan yang
mungkin bisa memberikan keterangan tambahan yang berguna bagi perencanaan.
Penelitian tanah tidak dilakukan di dalam laboratorium saja, bila memungkinkan
beberapa percobaan bisa dilakukan di lapangan. Hal ini selain untuk lebih
mempermudah proses pengerjaan juga untuk mempersingkat waktu.
Tujuan dari uji lapangan ini adalah untuk mengetahui keadaan tanah
yang akan diuji untuk pembangunan suatu gedung dan jalan. Perkerasan jalan
merupakan suatu konstruksi yang sangat dipengaruhi oleh bearing capacity
subgrade. Semakin tinggi nilai bearing capacity subgrade maka semakin tipis
lapis perkerasannya.

8
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

Uji lapangan ini juga bertujuan untuk mendapatkan sampel tanah


undisturbed (asli) dan tanah disturbed (terganggu) untuk perencanaan
pembangunan gedung dan jembatan serta jalan dan timbunan, selain itu untuk
mengetahui sifat dan karakteristik tanah yang dilakukan langsung di lapangan atau
tempat pengujian. Perencanaan gedung dan jembatan, pengujian yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Uji Sondir
2. Uji Bor Tangan/ Hand Bor Test
3. Uji Tabung Kerucut/ Sand Cone Test
Perencanaan jalan dan timbunan, pengujian yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Uji DCP/ Dynamic Cone Penetrometer Test
2. CBR Lapangan/ Field CBR
3. Uji Tabung Kerucut/ Sand Cone Test
Penyelidikan tanah terdiri dari 3 tahap yaitu pengeboran atau
penggalian lubang uji, pengambilan contoh tanah dan pengujian contoh tanah.
Pengujian contoh tanah dapat dilakukan di laboratorium atau di lapangan.


Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.2 SONDIR TEST


2.2.1 Maksud
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kedalaman tanah keras (qc
= 150 kg/cm2). Selain itu bertujuan untuk mengetahui perlawanan tanah terhadap
tekanan ujung konus (hambatan pelekat), serta perlawanan geser tanah terhadap
selubung bikonus.
 
2.2.2 Landasan Teori
Uji penetrasi konus yang secara umum dikenal sebagai pengujian
sondir merupakan uji penetrasi statik dengan konus melalui penekanan dengan
kecepatan tertentu. Perlawanan konus adalah suatu perlawanan tanah terhadap
ujung kerucut yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah
perlawanan geser suatu tanah terhadap selimut bikonus yang dinyatakan dalam
gaya persatuan panjang.
Pengujian sondir ini dapat dilakukan pada semua jenis tanah, berbutir
halus maupun kasar, namun tidak dapat dilaksanakan bila lapisan tanah terdapat
kerikil. Tes sondir adalah salah satu survey lapangan yang berguna untuk
memperkirakan letak lapisan tanah keras. Tes ini baik dilakukan pada lapisan
tanah lempung, dari tes ini didapatkan nilai perlawanan penetrasi konus.
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang
dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah
perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya per satuan
panjang. Nilai perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat dapat diketahui
dari pembacaan pada manometer.
Komponen utama sondir adalah konus yang dimasukkan kedalam
tanah dengan cara ditekan. Tekanan pada ujung konus pada saat konus bergerak
kebawah karena ditekan, dibaca pada manometer setiap kedalaman 20 cm.
Tekanan dari atas pada konus disalurkan melalui batang baja yang berada didalam
pipa sondir (yang dapat bergerak bebas, tidak tertahan pipa sondir). Demikian

10 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

juga tekanan yang diterima konus saat ditekan kedalam tanah, diteruskan melalui
batang baja didalam pipa sondir tersebut ke atas, ke manometer.

Tabel 2.1 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Nilai qc


Parameter Nilai qc
qc
Jenis Tanah
(kg/cm2)
<5 Sangat lunak
5 - 10 Lunak
10 - 20 Teguh
20 - 40 Kenyal
40 - 80 Sangat kenyal
80 - 150 Keras
> 150 Sangat keras
(Sumber: Hary Cristady, 1992)

2.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaaan uji sondir adalah sebagai
berikut:
1. Alat sondir
2. Tang buaya
3. Kunci inggris
4. Ambang penekan
5. Cangkul
6. Stang sondir
7. Friction cone dan mantle cone
8. Mantle cone
9. Peralatan panjang

11 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

Gambar 2.1 Bagian-Bagian Mesin Sondir

Keterangan Gambar 2.1:


1. Gigi penekan 14. Kunci tiang
2. Gigi cepat 15. Kaki sondir
3. Gigi lambat 16. Jangkar spiral
4. Tiang pelurus 17. Stang dalam
5. Rantai 18. Patent konus
6. Setelan rantai 19. Lubang pengisian oli
7. Engkol pemutar 20. Platon
8. Ruang oli 21. Oil seal
9. Kunci tiang 22. Ring penahan seal
10. Tracker 23. Mur penahan seal
11. Manometer 24. Kunci piston
12. Ruang oli 25. Kop penarik
13. Stang sondir 26. Bikonus

12 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

Gambar 2.2 Bikonus

Keterangan Gambar 2.2:


Posisi A
Stang sondir menekan bikonus sampai kedalaman tertentu, stang dalam (plunger)
belum ditekan (belum ada pengukuran).
Posisi B
Stang dalam ditekan masuk sedalam 4 cm, ujung bikonus menembus lapisan
tanah. Tahanan konus diukur oleh manometer dengan perantaraan stang dalam.
Posisi C
Stang dalam ditekan terus, ujung bikonus dan dinding gesek bergerak bersama-
sama menembus lapisan tanah. Jumlah tahanan konus dan hambatan pelekat
diukur oleh manometer dengan perantaraan stang dalam.
Posisi D
Stang sondir ditekan kembali, ujung bikonus dan dinding gesek bergabung lagi.
Bikonus siap melakukan penetrasi untuk pengukuran pada kedalaman selanjutnya.

13 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.2.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang dilakukan pada percobaan uji sondir adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan persiapan alat sebelum melakukan percobaan uji sondir dengan
cara:
a. Membuka baut penutup lubang pengisian oli dan membuka keran
manometer, lalu memasang kunci piston pada ujung piston.
b. Menekan berkali-kali kunci piston ke atas sampai oli keluar.
c. Mengisi oli dari lubang pengisian sampai penuh setelah oli yang lama
habis. Menggerakkan kunci piston naik turun secara perlahan untuk
menghilangkan gelembung udara. Menutup kembali lubang pengisian
tadi setelah tidak ada gelembung udara.
d. Menutup salah satu keran manometer, menekan kunci piston pada alas
rangka. Memperhatikan kenaikan jarum manometer, menghentikan
penekanan dan tahan (kunci) stang pemutar apabila jarum akan
mencapai 25% ke maksimal manometer, bila terjadi penurunan pada
jarum manometer berarti ada kebocoran antara lain pada sambungan-
sambungan napel, baut penutup oli atau pada seal piston. Melakukan
hal yang sama untuk manometer yang lainnya.
e. Memasang friction cone/ mantle cone pada drat stang sondir berikut
stang dalamnya. Menempatkan stang sondir tersebut pada lubang
pemusat pada rangka sondir tepat di bawah ruang oli. Memasang kop
penekan.
f. Mendorong tracker, pada posisi lubang terpotong lalu putarlah engkol
pemutar sampai menyentuh ujung atas stang sondir. Percobaan dan
pengukuran siap dilakukan.
g. Memberi tanda pada tiang sondir tiap 20 cm dengan spidol, gunanya
untuk mengetahui saat dilakukan pembacaan manometer.
 

14 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

h. Memutar kembali engkol pemutar sehingga patent friction cone/


mantle cone masuk ke dalam tanah. Setelah mencapai batas 20 cm
(lihat tanda spidol), memutar sedikit engkol pemutar dengan arah
berlawanan, menarik tracker ke depan dalam posisi lubang bulat.
i. Membuka keran yang menuju manometer 60 kg/cm2.
2. Membersihkan lokasi pekerjaan lalu memasang dua atau empat jangka
spiral sesuai dengan kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok dengan
kaki sondir.
3. Menjepit rangka sondir dengan ambang pada jangka tersebut, lalu atur
posisi sondir agar tegak lurus, dengan cara mengendurkan kunci tiang
samping.
4. Memutar kembali engkol pemutar sehingga stang dalam tertekan ke dalam
tanah dengan kecepatan 2 cm/detik. Stang dalam akan menekan piston lalu
akan menekan oli didalamnya, tekanan yang terjadi akan terbaca pada
manometer. Mantle cone hanya akan mengukur tahanan ujung konus (qc)
sedangkan friction cone akan mengukur tahanan ujung konus dan gesekan
dinding terhadap tanah.
5. Melakukan penekanan dengan hati-hati dan mengamati selalu jarum
manometer. Bila diperkirakan tekanan akan melebihi kapasitas manometer,
menutup keran manometer tersebut dan keran manometer yang berkapasitas
besar dibuka. Mengusahakan stang sondir tidak menyentuh piston karena
dapat menyebabkan kelebihan tekanan secara drastis dan merusak
manometer.
6. Memutar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu posisi traker
dipindahkan kembali menjadi posisi lubang terpotong. Melakukan
penekanan kembali sejarak 20 cm berikutnya dan ulang prosedur 3 sampai
5.
7. Menaikkan piston penekan supaya stang sondir dapat disambung.
Menggunakan kunci pipa untuk mengencangkannya.

15 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

8. Menghentikan pekerjaan setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan


konus lebih besar dari 150 kg/cm2 penyelidikan dihentikan).
9. Mencabut stang sondir yang sudah ditanam dengan cara sebagai berikut:
a. Memutar engkol pemutar agar piston penekan terangkat.
b. Menarik tracker pada posisi lubang terpotong.
c. Mendorong tracker pada posisi lubang terpotong.
d. Memutar engkol pemutar sehingga stang sondir terangkat sampai
stang sondir berikutnya terlihat.
e. Menahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian tidak
jatuh.
f. Melepaskan stang sondir bawah dengan kunci pipa yang lainnya.
g. Mengulangi prosedur ini untuk stang sondir berikutnya.
10. Melakukan perawatan yang dilakuan untuk menjaga/merawat alat sondir
test adalah sebagai berikut:
a. Membersihkan stang sondir dengan segera dari kotoran atau tanah
yang melekat. Setelah dibersihkan lumuri dengan oli secukupnya agar
tidak berkarat.
b. Patent konus atau bikonus yang telah dipakai harus segera di
bersihkan. Setelah dibersikan coba di gerak-gerakkan. Apakah terjadi
kemacetan, jika terjadi kemacetan, buka rangkaian alat ini dan rendam
dalam minyak tanah lalu disikat dengan hati-hati. Melumuri dengan
oli yang masih baru kemudian dirangkaikan lagi sehingga
gerakkannya tidak ada yang terhambat.
c. Menambahkan stempet pada gigi penggerak mesin sondir bagian atas
bila sudah kering.
d. Melumasi seluruh bagian yang berkerak atau bergesekkan secara
berkala.
e. Bila terjadi kebocaran oli, buka ruang oli dan periksa oil seal di
dalam. Bila oil seal tersebut sobek, ganti dengan yang baru.
 

16 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.2.5 Perhitungan
Perhitungan yang diperoleh pada percobaan uji sondir adalah sebagai
berikut:
1. Dimensi alat bikonus:
a. Diameter ujung bikonus (Dc) = 3,560 cm
b. Diameter selimur geser (Dg) = 3,560 cm
c. Tinggi selimut geser (hg) = 13,300 cm
2. Hasil pengukuran:
a. Tekan konus (qc) = 5,000 kg/cm2
b. Jumlah hambatan (JH) = 7,500 kg/cm2
3. Kedalaman = 200.000 cm
1
4. Luas potongan melintang bikonus (Ac) =  π  D c2
4
1
=  3,140  3,560 2
4
= 9,950 cm2
5. Gaya geser yang bekerja (P) = Ac (JH  qc)
= 9,950 (7,500  5,000)
= 9,950 (2,500)
= 24,875 kg/cm2
6. Luas selimut geser (Ag) = P  Dg  hg
  =  24,875 3,560 13,300  

  = 1177,781 cm2 

P
7. Hambatan pelekatan (Hp) = 20 
Ag

24,875
= 20 
117,781

= 4,224 kg/cm

17 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

Faktor pembacaan (pembacaan penurunan 20 cm)


Untuk harga Dc = Dg = D
Hg = 13,300 cm
5D(JH  q c )
Maka, HP =
13,300
5  3 , 560 ( 7 , 500  5 , 000 )
=
13 , 300

= 3,346 kg/cm2
8. Jumlah hambatan pelekat (JHP) = ∑ HP
= 10,038 kg/cm
P
9. Hambatan setempat (HS) =
Ag

24,875
=
1177,781

= 0,021 kg/cm2
Ac
= (JH  q c )
Ag
9,950
=  7,500  5,000
1177,781

= 0,021 kg/cm2
Dc(JH  q c )
=
4h g

3,560 7,500  5,000


=
4 13,300

= 0,408 kg/cm2
Untuk harga Dc = Dg = D

Hg = 13,300 cm

18 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

D
Maka, HS = (JH  q c ) (0,130)
53,200
3,560
= (7,500  5,000)(0,130)
53,200
= 0,022 kg/cm2

2.2.6 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan sondir yang dilakukan di laboratorium dilaksanakan
berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada petunjuk pelaksanaan
praktikum. Sampel tanah yang digunakan pada pengujian diperoleh dari Lapangan
Parkir Kampus F2, Universitas Gunadarma, Jl. Rumbut, Kelapa Dua, Cimanggis,
Depok. Hasil pemeriksaan sondir dapat dilihat pada Tabel 2.2 - Tabel 2.13.
a. Diameter ujung bikonus (Dc) = 3,560 cm
b. Diameter selimut geser (Dg) = 3,560 cm
c. Tinggi selimut geser (hg) = 13,30 cm

19 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
   
  Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 1 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.2 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir


Jumlah Perlawanan Hambatan
Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Geser Pelekat
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm2)
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
20,000 0,000 7,500 7,500 10,038 10,038 0,502
40,000 5,000 7,500 2,500 3,346 13,383 0,167
60,000 5,000 7,500 2,500 3,346 16,729 0,167
80,000 5,000 7,500 2,500 3,346 20,075 0,167
100,000 3,750 7,500 3,750 5,019 25,094 0,251
120,000 5,000 7,500 2,500 3,346 28,440 0,167
20
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
 

 
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
   
   
 

  LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat :2 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.3 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)


Jumlah Perlawanan Hambatan
Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Geser Pelekat
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm2)
140,000 3,750 6,250 2,500 3,346 31,786 0,167
160,000 5,000 7,500 2,500 3,346 35,132 0,167
180,000 3,750 6,250 2,500 3,346 38,477 0,167
200,000 3,750 6,250 2,500 3,346 41,823 0,167
220,000 5,000 6,250 1,250 1,673 43,496 0,084
240,000 5,000 6,250 1,250 1,673 45,169 0,084
260,000 5,000 6,250 1,250 1,673 46,842 0,084

21 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

 
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 3 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.4 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan


Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Geser Pelekat
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm2)
280,000 5,000 6,250 1,250 1,673 48,515 0,084
300,000 5,000 6,250 1,250 1,673 50,188 0,084
320,000 5,000 6,250 1,250 1,673 51,861 0,084
340,000 5,000 6,250 1,250 1,673 53,534 0,084
360,000 3,750 6,250 2,500 3,346 56,880 0,167
380,000 5,000 7,500 2,500 3,346 60,226 0,167
400,000 5,000 7,500 2,500 3,346 63,571 0,167
22 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

 
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 4 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.5 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan


Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Geser Pelekat
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm2)
420,000 5,000 6,250 1,250 1,673 65,244 0,084
440,000 3,750 6,250 2,500 3,346 68,590 0,167
460,000 3,750 6,250 2,500 3,346 71,936 0,167
480,000 5,000 6,250 1,250 1,673 73,609 0,084
500,000 5,000 6,250 1,250 1,673 75,282 0,084
520,000 5,000 6,250 1,250 1,673 76,955 0,084
540,000 5,000 6,250 1,250 1,673 78,628 0,084

23 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

 
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 5 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.6 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)


Jumlah Perlawanan Hambatan
Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Geser Pelekat
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm2)
560,000 5,000 6,250 1,250 1,673 80,301 0,084
580,000 5,000 6,250 1,250 1,673 81,974 0,084
600,000 3,750 6,250 2,500 3,346 85,320 0,167
620,000 5,000 6,250 1,250 1,673 86,992 0,084
640,000 5,000 6,250 1,250 1,673 88,665 0,084
660,000 3,750 6,250 2,500 3,346 92,011 0,167
680,000 5,000 6,250 1,250 1,673 93,684 0,084

24 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

 
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 6 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.7 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)


Jumlah Perlawanan Hambatan
Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Geser Pelekat
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm2)
700,000 3,750 6,250 2,500 3,346 97,030 0,167
720,000 5,000 6,250 1,250 1,673 98,703 0,084
740,000 3,750 6,250 2,500 3,346 102,049 0,167
760,000 3,750 6,250 2,500 3,346 105,395 0,167
780,000 5,000 6,250 1,250 1,673 107,068 0,084
800,000 3,750 5,000 1,250 1,673 108,741 0,084
820,000 3,750 5,000 1,250 1,673 110,414 0,084

25 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

 
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 7 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.8 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan


Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Geser Pelekat
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm2)
840,000 3,750 5,000 1,250 1,673 112,086 0,084
860,000 3,750 5,000 1,250 1,673 113,759 0,084
880,000 3,750 5,000 1,250 1,673 115,432 0,084
900,000 3,750 5,000 1,250 1,673 117,105 0,084
920,000 3,750 5,000 1,250 1,673 118,778 0,084
940,000 3,750 5,000 1,250 1,673 120,451 0,084
960,000 3,750 5,000 1,250 1,673 122,124 0,084

26 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

 
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 8 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.9 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan


Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Geser Pelekat
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm2)
980,000 3,750 5,000 1,250 1,673 123,797 0,084
1000,000 3,750 5,000 1,250 1,673 125,470 0,084
1020,000 3,750 5,000 1,250 1,673 127,143 0,084
1040,000 3,750 5,000 1,250 1,673 128,816 0,084
1060,000 3,750 5,000 1,250 1,673 130,489 0,084
1080,000 3,750 5,000 1,250 1,673 132,162 0,084
1100,000 3,750 5,000 1,250 1,673 133,835 0,084

27 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

 
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 9 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.10 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan


Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Geser Pelekat
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm2)
1120,000 3,750 5,000 1,250 1,673 135,508 0,084
1140,000 3,750 5,000 1,250 1,673 137,180 0,084
1160,000 3,750 5,000 1,250 1,673 138,853 0,084
1180,000 3,750 5,000 1,250 1,673 140,526 0,084
1200,000 3,750 5,000 1,250 1,673 142,199 0,084
1220,000 3,750 5,000 1,250 1,673 143,872 0,084
1240,000 3,750 5,000 1,250 1,673 145,545 0,084
28 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

 
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 10 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.11 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan


Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Geser Pelekat
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm2)
1260,000 3,750 5,000 1,250 1,673 147,218 0,084
1280,000 3,750 5,000 1,250 1,673 148,891 0,084
1300,000 3,750 5,000 1,250 1,673 150,564 0,084
1320,000 3,750 5,000 1,250 1,673 152,237 0,084
1340,000 3,750 5,000 1,250 1,673 153,910 0,084
1360,000 3,750 5,000 1,250 1,673 155,583 0,084
1380,000 3,750 5,000 1,250 1,673 157,256 0,084
29 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

 
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 11 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.12 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan


Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Geser Pelekat
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm2)
1400,000 3,750 5,000 1,250 1,673 158,929 0,084
1420,000 2,500 5,000 2,500 3,346 162,274 0,167
1440,000 2,500 3,750 1,250 1,673 163,947 0,084
1460,000 2,500 3,750 1,250 1,673 165,620 0,084
1480,000 2,500 3,750 1,250 1,673 167,293 0,084
1500,000 2,500 3,750 1,250 1,673 168,966 0,084
1520,000 2,500 3,750 1,250 1,673 170,639 0,084
30 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

 
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 12 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.13 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan


Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Geser Pelekat
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm2)
1540,000 2,500 3,750 1,250 1,673 172,312 0,084
1560,000 2,500 3,750 1,250 1,673 173,985 0,084
1580,000 2,500 3,750 1,250 1,673 175,658 0,084
1600,000 2,500 3,750 1,250 1,673 177,331 0,084
1620,000 2,500 3,750 1,250 1,673 179,004 0,084
1640,000 2,500 3,750 1,250 1,673 180,677 0,084
1660,000 2,500 3,750 1,250 1,673 182,350 0,084
1680,000 2,500 3,750 1,250 1,673 184,023 0,084
1700,000 2,500 3,750 1,250 1,673 185,695 0,084
31 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
   
  Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 13 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Sondir Test Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tahanan Konus qc (kg/cm)


0,000 50,000 100,000 150,000 200,000
0,000
200,000
400,000
600,000
Kedalaman (m)

800,000
1.000,000
1.200,000
1.400,000
1.600,000
1.800,000
Jumlah Hambatan Pelekat JHP (kg/cm)

Gambar 2.3 Grafik Percobaan Sondir

 
32
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.2.7 Kesimpulan dan Analisis


Pada kedalaman 40 cm diperoleh qc hanya 5 kg/cm2 dalam arti jenis
tanahnya lunak, akan tetapi pada kedalaman tersebut mendapatkan perlawanan
yang berasal dari tanah sehingga percobaan dihentikan. Hal ini dilakukan karena
ujung bikonus telah menyentuh bagian tanah keras.
Hasil pembacaan qc yang tidak sesuai dengan tujuan (qc =5 kg/cm2)
tersebut disebabkan karena manometer pada sondir tidak bekerja dengan baik. Hal
ini dikarenakan manometer yang digunakan pada percobaan sondir sangat sensitif
sehingga terdapat kesalahan dalam pembacaan manometer.
Berdasarkan pengujian dengan memasukan stang sondir hingga
kedalaman 1700,000 cm tekanan konus maksimum yang didapatkan adalah q c 

25,000 kg/cm 2 , pada kedalaman 960,000 cm, 1060,000 cm, dan 1100,000 cm,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah keras yang berada pada lokasi tersebut
lebih dari 1700,000 cm, sedangkan untuk tanah keras memiliki q c sebesar

150,000 kg/cm 2 .
 
 

33 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.3 HAND BOR TEST


2.3.1 Maksud
Pekerjaan pengeboran dilakukan untuk mengambil sampel tanah dari
berbagai kedalaman dari percobaan ini. Biasanya dilakukan di samping lubang
sondir agar didapatkan nilai kolerasi antara kekuatan tanah dengan jenis tanah
yang dikandungnya. Kedalaman maksimum yang dapat diperoleh uji bor tangan
adalah 10 meter dan hanya untuk tanah lunak.
 
2.3.2 Landasan Teori
Pengujian ini merupakan cara kerja membuat lubang pada tanah
dengan alat bor tangan dengan ukuran tertentu dan dengan tenaga manusia.
Tujuan pengeboran ini adalah untuk mendapatkan atau mendiskripsikan susunan
lapisan tanah. Dari pengeboran ini dapat dilakukan pengambilan tanah sebagai
bahan untuk penelitian tanah selanjutnya di laboratorium.
Sebelum membahas lebih lanjut, pengambilan contoh tanah biasanya
dilakukan dengan cara:
1. Contoh tidak asli (disturbed sample)
Pada cara ini contoh tanah diambil dari lapangan tanpa ada usaha yang
dilakukan untuk melindungi struktur asli dari tanah. Contoh tanah dengan cara ini
dapat dipakai untuk segala penyelidikan yang tidak memerlukan contoh tanah
dengan struktur asli, seperti butiran, batas-batas Atterberg limit, berat jenis
pemadatan dan lain sebagainya.
2. Contoh asli (undisturbed sample)
Pengambilan contoh tanah dengan cara ini sangat ditekankan untuk
melindungi sifat-sifat asli dari tanah, sehingga tanah masih menunjukan sifat-sifat
aslinya untuk pemeriksaan selanjutnya. Pada pemeriksaannya tidak mungkin
mendapatkan sifat-sifat tanah yang benar-benar asli, akan tetapi dengan teknik
pelaksanaan sebagaimana mestinya dan cara mengamati yang tepat maka
kerusakan-kerusakan terhadap sifat contoh tanah bisa diatasi sekecil mungkin
sehingga kerusakan tersebut dapat diabaikan.

34 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

Kerusakan atau sifat tanah yang dimaksud berupa struktur tanah, kadar air
atau susunan kimianya. Parameter yang diambil dari contoh tanah ini adalah kadar
air, berat volume, dan lain sebaginya.
 
2.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan hand bor ini adalah
sebagai berikut:
1. Bor Iwan (Iwan Type Auger)
2. Bor Pahat (Straigh Choping Auger)
3. Stang Bor (Driling Rod)
4. Pemutar (T-Piece)
5. Stang Pemutar (Turning Rod)
6. Tabung Contoh (Sampling Tube)
7. Kepala Penumbuk (Rod Head)
8. Palu (Hammer)
9. Kunci L (Allen Key)
10. Kunci Inggris (Pipe Wrench)
11. Sikat Baja (Stell Wire Brush)
12. Cawan alumunium (Mixing Bowl)
13. Plastik lapangan (Sample Can)

35 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

Gambar 2.4 Bagian-bagian Hand Bor

Gambar 2.4 Bagian-bagian Alat Hand Bor

Keterangan Gambar 2.4:


1. Stang engkol pemutar
2. T-Piece
3. Stang bor
4. Iwan auger
5. Palu
6. Kepala penumbuk
7. Stick apparal
8. Tabung contoh

2.3.4 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur yang digunakan pada percobaan hand bor ini adalah
sebagai berikut:
1. Membersihkan daerah sekitar lubang yang akan dibor.

36 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2. Memasang bor iwan (untuk tanah lunak) atau bor pahat (untuk tanah keras)
pada stang bor lalu pasang pemutarnya.
3. Menekan auger kedalam tanah sambil diputar, setelah contoh tanah mengisi
auger sampai penuh kemudian diangkat dengan hati-hati.
4. Mengeluarkan sampel tanah dari dalam bor iwan untuk dibuat deskripsi
jenis tanah dan bahan.
5. Mengulangi prosedur 3 dan 4 sampai kedalaman yang diinginkan. Sampel
tanah yang didapat adalah sampel tanah yang tidak asli (disturbed sample)
dan hanya digunakan untuk keperluan klasifikasi dan deskripsi tanah.
6. Mendapatkan contoh tanah asli (undisturbed sample), digunakan tabung
sampel. Auger yang tadi digunakan sekarang menggantinya dengan tabung
sampel yang telah disambung dengan soket. Memasukkan ke dalam lubang
yang telah berbentuk. Bila tanah cukup lunak, lalu menekan tabung sampel
perlahan-lahan sampai masuk sedalam 40 cm, kemudian memutar satu kali
untuk melepaskan atau memotong sampel tanah pada dasar tabung
kemudian mengangkatnya. Bila tanahnya cukup keras sehingga tabung tidak
bisa ditekan masuk, gunakan palu untuk memukulnya perlahan-lahan.
7. Setelah didapatkan sampel tanah asli dalam tabung, melepaskan soket lalu
membersihkan dinding luar tabung
8. Menuliskan label yang berisi nomor titik bor, kedalaman, bagian atas/
bawah, tanggal pengambilan sampel dan sebagainya.
9. Sampel tanah asli ini sebaiknya dimasukkan kembali ke dalam tabung
pelindung terutama bila tempat pemeriksaan/laboratorium cukup jauh dari
tempat pengeboran.
10. Perawatan hand bor bisa dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membersihkan mata bor dan stangnya setiap kali selesai dipasang lalu
melumuri dengan oli secukupnya untuk menghindari karat.
b. Sebelum dipakai, tabung contoh harus dalam keadaan bersih dan
bagian dalamnya diberi pelumas sehingga tanah bisa masuk maupun
keluar dengan mudah.

37 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.3.5 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan  hand bor yang dilakukan di laboratorium dilaksanakan
berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada petunjuk pelaksanaan
praktikum. Sampel tanah yang digunakan pada pengujian diperoleh dari Lapangan
Parkir Kampus F2, Universitas Gunadarma, Jl. Rumbut, Kelapa Dua, Cimanggis,
Depok. Hasil pemeriksaan hand bor dapat dilihat pada Tabel 2.14.

38 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
 
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok
 
Lampiran Surat : 14 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : Hand Bor Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 20 Mei 2017

Tabel 2.14 Borring Log


Kedalaman Perubahan
Deskripsi tanah
(cm) Tanah
Coklat kemerahan,
0 - 40 berbekas, tidak
berbau, pekat, lembab
Coklat tua, tidak
berbau, tidak
40 - 80
berbekas, lepas,
lembab
80 - 120 Tabung sampel
Coklat kemerahan,
berbekas, tidak
120 - 180
berbau, lebih pekat,
lembab
180 - 220 Tabung sampel
Coklat kemerahan,
berbekas, tidak
220 - 280
berbau, lebih pekat,
lembab
280 - 300 Tabung sampel

Nomor titik :1
Kesimpulan macam tanah : Lembab, padat, dan tidak berbau
Muka air tanah : Belum ditemukan
Kedalaman : 220,000 cm
39 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.3.6 Kesimpulan dan Analisis


Hand bor bertujuan untuk memeriksa karakteristik tanah secara visual
mengenai warna, ukuran butiran, dan jenis tanah. Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa percobaan dilakukan untuk
mendapatkan contoh sampel tanah pada beberapa macam kedalaman, yang
pertama mengambil contoh tanah hingga kedalaman 80 cm, kondisi tanah pada
kedalaman 40 cm sampai 80 cm ini yaitu  coklat tua, tidak berbau, tidak berbekas,
lepas, lembab. Lalu dilanjutkan dengan mengambil contoh tanah yang berada di
tabung contoh pada kedalaman 80 cm sampai 120 cm. Kemudian mengambil
contoh tanah lagi pada kedalaman 120 cm sampai 180 cm, kondisi tanah pada
kedalaman 120 cm sampai 180 cm ini yaitu coklat kemerahan, berbekas, tidak
berbau, lebih pekat, lembab. Kemudian mengambil contoh tanah pada tabung di
kedalaman 180 cm sampai dengan 220 cm. Lalu dilanjutkan dengan mengambil
contoh tanah pada kedalaman 220 cm sampai dengan 280 cm, kondisi tanah pada
kedalaman 220 cm sampai dengan 280 cm ini yaitu coklat kemerahan, berbekas,
tidak berbau, lebih pekat dan lembab. Terakhir mengambil tabung contoh yang
berisi tanah pada kedalaman 280 cm sampai 300 cm.

40 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.4 DCP TEST


2.4.1 Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR (California
Bearing Ratio) sub grade, sub base atau base coarse suatu sistem perkerasan,
dilakukan secara tepat dan praktis sebagai pekerjaan quality control pembuatan
jalan.

2.4.4 Landasan Teori


Pengujian dengan alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP) ini pada
dasarnya sama dengan cone penetrometer (cp) yaitu sama-sama mencari nilai
CBR dari suatu lapisan tanah langsung di lapangan. Perbedaannya pada alat cone
penetrometer dilengkapi dengan proving ring dan arloji pembacaan, sedangkan
pada alat dynamic cone penetrometer adalah melalui ukuran (satuan) dengan
menggunakan mistar.
Percobaan dengan alat cone penetrometer digunakan untuk
mengetahui CBR tanah asli. Percobaan alat dengan DCP ini hanya untuk
mendapat kekuatan tanah timbunan pada pembuatan badan jalan, alat ini dipakai
pada pekerjaan tanah karena mudah dipindahkan ke semua titik yang diperlukan
tetapi letak lapisan yang diperiksa tidak sedalam pemeriksaan tanah dengan alat
sondir. Hasil yang diperoleh pada percobaan ini dapat dihubungkan dengan nilai
CBR (perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan tanah atau perkerasan
terhadap beban standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama).

2.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian DCP (Dynamic Cone
Penetrometer) adalah sebagai berikut:
1. Alat DCP
2. Kantong alat
3. Konus
4. Mistar

41 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

 
 

Gambar 2.5 Penetrometer Konus Dinamis (DCP)

42 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

Gambar 2.6 Bagian dari Penetrometer Konus Dinamis (DCP)

2.4.4 Prosedur Percobaan


Pada percobaan DCP (Dynamic Cone Penetrometer) prosedur
percobaan yang harus dilakukan adalah:
1. Meletakkan alat DCP pada titik uji di atas lapisan yang akan diuji.
2. Memegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak lurus (vertical) di
atas dasar yang rata dan stabil, kemudian mencatat pembacaan awal mistar
pengukur kedalaman.
3. Mencatat jumlah tumbukan.

43 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

a. Mengangkat penumbuk pada tangkai bagian as dengan hati-hati


sehingga menyentuh batas pegangan.
b. Melepas penumbuk sehingga jatuh bebas dan tertahan pada landasan.
c. Melakukan langkah-langkah a dan b, mencatat jumlah tumbukkan dan
kedalaman pada formulir.
4. Langkah-langkah setelah pengujian:
a. Menyiapkan peralatan agar dapat diangkat atau dicabut ke atas.
b. Mengangkat penumbuk dan pukulkan beberapa kali dengan arah
keatas sehingga menyentuh pegangan dan tangkai bawah terangkat ke
atas permukaan tanah.
c. Melepaskan bagian-bagian yang tersambung secara hati-hati,
membersihkan alat dari kotoran dan simpan pada tempatnya.
d. Menutup kembali lubang uji setelah pengujian.

2.4.5 Perhitungan
Adapun perhitungan hasil dari percobaan DCP (Dynamic Cone
Penetrometer) ini adalah:
Kumulatif penetrasi = (penetrasi kumulatif tumbukan ke- 25 –
penetrasi kumulatif tumbukan ke- 24) +
penetrasi kumulatif tumbukan ke-24
= (1040,000  1060,000)  1012,000
= 1032,000 mm
kumulatif penetrasi (ke - 25  ke - 22)
DCP =
kumulatif tumbukan (ke - 25  ke - 22)
1032,000  967,000
=
25,000  22,000
= 21,667 mm/tumbukan
Log10 CBR = 2,8135  1,313 Log 21,667 
CBR =11,471%

44 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.4.6 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan DCP (dynamic cone penetrometer) yang dilakukan di
laboratorium dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada
petunjuk pelaksanaan praktikum. Sampel tanah yang digunakan pada pengujian
diperoleh dari Lapangan Parkir Kampus F2, Universitas Gunadarma, Jl. Rumbut,
Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Hasil pemeriksaan DCP (dynamic cone
penetrometer) dapat dilihat pada Tabel 2.15.

45 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
 
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 15 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : DCP Test Diperiksa : Asisten Mektan
Ukuran Konus : 60˚ Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.15 Hasil Pemeriksaan Dynamic Cone Penetrometer


Banyak Kumulatif Kumulatif
Penetrasi DCP CBR
Tumbukan Tumbukan Penetrasi
(mm) (mm) (mm/tumbukan) (%)
1,000 1,000 28,000 0,000
1,000 2,000 69,000 41,000
42,250 4,773
1,000 3,000 130,000 102,000
1,000 4,000 197,000 169,000
1,000 5,000 262,000 234,000 65,000 2,711
1,000 6,000 312,000 284,000
1,000 7,000 385,000 357,000 64,000 2,767
1,000 8,000 454,000 426,000
1,000 9,000 514,000 486,000 60,000 3,012
1,000 10,000 580,000 552,000 66,000 2,657
1,000 11,000 653,000 625,000
63,000 2,825
1,000 12,000 706,000 678,000
1,000 13,000 750,000 722,000
1,000 14,000 785,000 757,000 37,333 5,615
1,000 15,000 818,000 790,000
1,000 16,000 847,000 819,000
1,000 17,000 873,000 845,000
27,500 8,388
1,000 18,000 900,000 872,000
1,000 19,000 928,000 900,000

46 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
 
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 16 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : DCP Test Diperiksa : Asisten Mektan
Ukuran Konus : 60˚ Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.16 Hasil Pemeriksaan Dynamic Cone Penetrometer (Lanjutan)

Kumulatif
Banyak Kumulatif Penetrasi Penetrasi DCP CBR
Tumbukan Tumbukan
(mm) (mm) (mm/tumbukan) (%)
1,000 20,000 952,000 924,000
1,000 21,000 975,000 947,000 22,333 11,024
1,000 22,000 995,000 967,000
1,000 23,000 1020,000 992,000
1,000 24,000 1040,000 1012,000 21,667 11,471
1,000 25,000 1060,000 1032,000

47 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
 
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 17 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : DCP Test Diperiksa : Asisten Mektan
Ukuran Konus : 60˚ Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

0,000

200,000
Kumulatif Penetrasi (mm)

400,000

600,000

800,000

1000,000

1200,000
0,000 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000
Kumulatif Jumlah Tumbukan

Gambar 2.7 Grafik Hubungan antara Kumulatif Tumbukan dengan Kumulatif


Penetrasi

48 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.4.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan didapatkan nilai kumulatif
tumbukan dan kumulatif penetrasi setiap lapisan, yang kemudian diolah menjadi
nilai DCP dan CBR. Pada lapisan pertama dengan kumulatif tumbukan 1 - 4
didapatkan nilai DCP sebesar 42,250 mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar
4,773%. Pada lapisan kedua dengan kumulatif tumbukan 5 didapatkan nilai DCP
sebesar 65,000 mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar 2,771%. Pada lapisan ketiga
dengan kumulatif tumbukan 6 - 8 didapatkan nilai DCP sebesar 64,000
mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar 2,767%. Pada lapisan keempat dengan
kumulatif tumbukan 9 didapat nilai DCP sebesar 60,000 mm/tumbukan dan nilai
CBR sebesar 3,012%. Pada lapisan kelima dengan kumulatif tumbukan 10
didapatkan nilai DCP sebesar 66,000 mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar
2,657%. Pada lapisan keenam dengan kumulatif tumbukan 11 - 12 didapatkan
nilai DCP sebesar 63,000 mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar 2,825%. Pada
lapisan ketujuh dengan kumulatif tumbukan 13 - 15 didapat nilai DCP sebesar
37,333 mm/tumbukan dan nilai CBR 5,615%. Pada lapisan kedelapan dengan
kumulatif tumbukan 16 - 19 didapat nilai DCP sebesar 27,500 mm/tumbukan dan
nilai CBR sebesar 8,388%. Pada lapisan kesembilan dengan kumulatif tumbukan
20 - 22 didapat nilai DCP sebesar 22,3333 mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar
11,024%. Pada lapisan kesepuluh dengan kumulatif tumbukan 23 - 24 didapat
nilai DCP sebesar 21,667 mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar 11,471%.
  Dari nilai DCP yang ada, dapat diperoleh nilai CBR. Semakin kecil nilai
DCP yang didapat (mm/tumbukan), maka semakin besar nilai CBR yang didapat.
Nilai korelasi yang terjadi didapat dari beberapa percobaan yang sudah dilakukan.
 

49 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.5 CBR LAPANGAN


2.5.1 Maksud
Test ini dimaksudkan untuk memeriksa harga CBR (California
Bearing Ratio) langsung di tempat atau lokasi pemadatan tersebut, atau bila
diperlukan dapat dilakukan dengan mengambil sampel tanah dengan
menggunakan cetakan CBR (undisturb). CBR lapangan ialah perbandingan antara
beban penetrasi suatu lapisan atau bahan tanah atau perkerasan terhadap bahan
standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.

2.5.2 Landasan Teori


CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban
yang dibutuhkan untuk penetrasi contoh tanah sebesar 0,1 inch atau 0,2 inch
dengan beban yang ditahan batu pecah standar pada penetrasi 0,1 inch atau 0,2
inch tersebut. Harga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar
dibandingkan dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai
CBR sebesar 100% dalam memikul beban lalu lintas.
Pengujian CBR lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan nilai CBR
langsung di tempat (in place) yang digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan
maupun lapis tambah perkerasan (overlay). Data CBR lapangan dilengkapi
dengan data kadar air dan kepadatan sebagai data pendukung pada proses analisis
yang akan dilakukan setelah uji lapangan selesai dikerjakan.

2.5.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan pada percobaan CBR lapangan ini
antara lain:
1. Pengunci
2. Ambang penahan
3. Engkol pemutar
4. Alat CBR
5. Magnetic dial

50 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

6. Piston
7. Beban bulat
8. Angkur
9. Beban alur
10. Jembatan bantu
11. Dial pergesaran
12. Proving ring
13. Tiang penghantar

Gambar 2.8 Field CBR Test Set

51 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

Keterangan Gambar 2.8:


1. Pengunci 8. Dial pergeseran
2. Ambang penahan 9. Jembatan bantu
3. Engkol pemutar 10. Piston
4. Tiang penghantar 11. Beban alur
5. Proving ring 12. Beban bulat
6. Dial proving ring 13. Angkur
7. Magnetic dial

2.5.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan dari CBR lapangan pada praktikum mekanika
tanah antara lain:
1. Menggali sampai permukaan tanah yang dikehendaki dan meratakan
permukaan tanah ini hingga datar sampai seluas yang diperlukan.
Membersihkan semua bahan yang lepas, untuk tempat pengujian pada jalan
dibawah perkerasan cukup dibersihkan dari kotoran sampai kedalaman yang
diperlukan.
2. Memulai pengujian atau persiapan pengambilan sampel asli secepat
mungkin sesudah persiapan tempat. Selama pemasangan alat-alat,
permukaan tanah harus ditutup dengan lembaran plastik untuk
menghindarkan perubahan kadar air.
3. Memasang tiang penghantar untuk menjangkarkan ambang penahan pada
bagian atas atau pangkal tiang penghantar, kemudian pasang pengunci. Atur
sedemikian rupa hingga tiang penghantar berdiri tegak dan kokoh.
4. Menyambung piston penetrasi dengan pipa set supaya jarak piston dengan
permukaan tanah sekitar 1 - 2 cm.
5. Meletakkan jembatan bantuan di sebelah pipa set.
6. Memasang magnetic dial holder pada pipa piston penetrasi, mengatur
lengannya agar dial menyentuh jembatan bantuan.

52 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

7. Meletakkan pelat distribusi beban diameter 10 inch di bawah piston


penetrasi, bila perlu gunakan bahan tambahan.
8. Menurunkan piston dengan memutar engkol jack sampai proving ring
menunjukan beban yang sama dengan berat beban yang dipasang.
9. Mengatur dial proving ring dan dial penetrasi agar menunjukkan angka nol.
10. Memutar engkol jack dengan kecepatan konstan agar kecepatan penetrasi
mencapai 0,05”/menit (1,27 mm/ menit).
11. Membaca dial proving pada penetrasi.
0,0125” (0,318 mm)
0,0250” (0,635 mm)
0,0500” (1,270 mm)
0,0750” (1,905 mm)
0,1000” (2,540 mm)
0,1500” (3,810 mm)
0.2000” (5,080 mm)
0,3000” (7,620 mm)
0,4000” (10,620 mm)
0,5000” (12,700 mm)
12. Menentuan kadar air dan berat isi bahan setempat jumlah pemeriksaan:
a. Pemeriksaan ini harus dilaksanakan paling sedikit 3 kali dengan jarak
minimum 30 cm.
b. Jika hasil pemeriksaan tersebut masih dalam batas toleransi, maka
harga CBR lapangan ditetapkan sama dengan rata-rata dari hasil
pemeriksaan.
c. Jika hasil pemeriksaan ini melebihi dari toleransi, maka harus
dilakukan 3 kali pemeriksaan. Nilai CBR ini akan ditetapkan sama
dengan rata-rata dari hasil 6 pemeriksaan.
d. Batas-batas toleransi lapangan:
CBR < 10% : +3%
CBR 10% - 30% : +5%

53 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

CBR 30% - 60% : +10%


CBR > 60% : +25%
13. Membereskan semua peralatan yang sudah dipakai.
14. Menghitung semua hasil pengujian, lalu masukkan harga CBR lapangan bila
perlu harga kadar air dan berat isi.
15. Bila muka tanah dibawah keping beban tidak rata, usahakan dengan
menambah lapisan pasir setipis mungkin sehingga muka tanah betul-betul
rata.
16. Menjaga ujung piston penetrasi agar tidak terpukul benda keras yang bisa
menyebabkan cacat sehingga mengurangi luas permukaan.
17. Membersihkan drat pipa set dengan sikat baja lalu lumasi oli.
18. Bila saat jack diputar tidak lancar/ berbunyi, buka baut L dengan kunci L
yang sesuai kemudian periksa gigi-gigi dalamnya. Kencangkan baut (borg)
yang longgar dengan kunci L kemudian tambahkan stempel secukupnya.
19. Sewaktu penekanan, engkol pemutar diputar dengan hati-hati sesuai dengan
kecepatan yang telah ditentukan.
20. Pada waktu piston menekan, piston tidak boleh melebihi batas maksimum
yang telah diberi tanda garis.

2.5.5 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan pada percobaan CBR lapangan adalah
sebagai berikut:
1. Perhitungan pemeriksaan kadar air CBR lapangan
Berat air = (berat tin box + tanah basah) –
(berat tin box + tanah kering)
= 31,000 – 25,170
= 5,830 g
Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – berat tin box
= 25,170 – 11,000
= 14,170 g
54 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

berat air
Kadar air = × 10 0%
berat tana h kering
5,830
=  100%
14,170
= 41,143 %
2. Perhitungan pemeriksaan berat isi CBR lapangan
Berat tanah basah = (berat ring  tanah basah) - berat ring
= 128,000  48,000
= 80,000 g
1 2
Volume ring = πd t
4
1
=  3,14  4,112  1,97
4
= 26,202 cm3
berat tana h basah
Berat isi basah =
volume ring
3,053
=
26,202
= 3,053 g/cm

( berat isi basah)


Berat isi kering =  100
(100  kadar air rata-rata)

3,053
=  100
100  12,360
= 2,648
3. Perhitungan pemeriksaan penetrasi beban CBR lapangan
Beban = pembacaan dial  kalibrasi proving ring
= 0,100  35,274
= 3,527

55 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

beban 0,1"
Nilai CBR 0,1 inch =
3  1000
59,966
=
3  1000
= 1,999
beban 0,2"
Nilai CBR 0,2 inch =
3  1000
81,130

3  1500
= 1,803

2.5.6 Hasil pemeriksaan


Pemeriksaan CBR lapangan  yang dilakukan di laboratorium
dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada petunjuk
pelaksanaan praktikum. Sampel tanah yang digunakan pada pengujian diperoleh
dari Lapangan Parkir Kampus F2, Universitas Gunadarma, Jl. Rumbut, Kelapa
Dua, Cimanggis, Depok. Hasil pemeriksaan CBR lapangan dapat dilihat pada
Tabel 2.17.

56 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
 
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 18 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : CBR Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 18 April 2017

Tabel 2.17 Hasil Pemeriksaan Penetrasi CBR Lapangan


Waktu Penurunan Pembacaan dial Beban
(menit) (inch) (dev) (lbs)
0,250 0,0125 0,100 3,527
0,500 0,0250 0,500 17,637
1,000 0,0500 1,000 35,274
1,500 0,0750 1,100 38,801
2,000 0,1000 1,700 59,966
3,000 0,1500 2,100 74,075
4,000 0,2000 2,300 81,130
6,000 0,3000 3,000 105,822
8,000 0,4000 3,500 123,459
10,000 0,5000 4,100 144,623

57 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok
   

Lampiran Surat : 19 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : CBR Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 18 April 2017
 
Tabel 2.18 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Percobaan CBR Lapangan

Hasil
No. Paramater
1 2
1. Berat tin box (g) 11,000 9,000
2. Berat tin box + tanah basah (g) 31,000 35,000
3. Berat tin box + tanah kering (g) 25,170 27,000
4. Berat tanah kering (g) 14,170 18,000
5. Berat air (g) 5,830 8,000
6. Kadar air (%) 41,143 44,444
Rata-rata (%) 42,794
 

58 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
 
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 20 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : CBR Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 18 April 2017

Tabel 2.19 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Percobaan CBR Lapangan

No Paramater Hasil
1. Berat ring (g) 48,000 45,000
2. Volume ring (cm3) 26,202 31,701
3. Berat ring + tanah basah (g) 128,000 137,000
4. Berat tanah basah (g) 80,000 92,000
5. Berat isi basah (g/cm3) 3,053 2,902
6. Berat isi kering (g/cm3) 2,648 2,652
Rata-rata (g/cm3) 2,650

59 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   
 

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok
   

Lampiran Surat : 21 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : CBR Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 18 April 2017
 

   
160,000
140,000
120,000
Beban (lbs)

100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0,000
0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500 0,600
Penurunan (inch)

Gambar 2.9 Grafik Hubungan antara Penurunan dengan Beban


 
Tabel 2.20 Hasil Pemeriksaan Nilai CBR Lapangan
Parameter Hasil CBR

0,1" 1,999 %

0,2" 1,803 %

60 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.5.7 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka untuk kedalaman
0,1 inch nilai CBR yang didapat sebesar 1,999% Sedangkan untuk kedalaman 0,2
inch nilai CBR yang didapat sebesar 1,803%.
Pelaksanaan pengujian CBR Lapangan diatur dalam SNI 1738-2011
Jika tegangan maksimum yang terjadi menghasilkan penetrasi di bawah 0,2 inch,
maka tegangan dasar dapat diinterpolasi umumnya CBR dinyatakan pada
penetrasi 0,1 inch jika CBR pada penetrasi 0,2 inch lebih besar pada CBR pada
penetrasi 0,1 inch maka pengujian harus dilakukan minimal 3 kali pada lokasi
yang berdekatan. Jika dari 3 hasil pengujian menunjukkan CBR pada penetrasi 0,2
inch lebih besar dari CBR pada penetrasi 0,1 inch maka ditetapkan nilai CBR
adalah CBR pada penetrasi 0,2 inch. Berdasarkan table AASHTO nilai CBR dari
percobaan di atas diklasifikasi ke dalam jenis tanah sangat tidak baik, maka perlu
mempertimbangkan kembali untuk menerapkan tanah tersebut pada pengerjaan
pekerasan jalan.
 

61 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.6 SAND CONE TEST


2.6.1 Maksud
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan lapisan
tanah dengan cara pengukuran volume lubang secara langsung untuk keperluan
penyelidikan tanah.

2.6.2 Landasan Teori


Tes sand cone pada tanah dilakukan untuk menentukan kepadatan di
tempat dari lapisan tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan. Alat yang
diuraikan di sini hanya terbatas untuk tanah yang mengandung butiran kasar tidak
lebih dari 5 cm. Pada waktu pekerjaan pemadatan sedang berlangsung tentunya
perlu diketahui apakah berat volume yang ditentukan dalam spesifikasi dapat
dicapai atau tidak. Salah satu prosedur untuk menentukan berat volume di
lapangan akibat pemadatan adalah menggunakan metode kerucut pasir (sand cone
method).
Dalam pengujian sand cone ini, diperlukan hubungan antara kadar air
dan kepadatan dari suatu contoh tanah yang diperiksa. Kadar air tanah adalah
konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat kering. Kadar
air dinyatakan dalam persen, dimana terjadi transisi dari keadaan padat ke dalam
keadaan semi padat di definisikan sebagai batas susut. Kadar air dimana transisi
dari keadaan semi padat ke dalam keadaan plastis terjadi dinamakan batas plastis,
dan dari keadaan plastis ke keadaan cair dinamakan batas cair. Batas-batas ini
dikenal juga sebagai batas-batas Atterberg.
Kerucut pasir (sand cone) terdiri dari sebuah botol plastik atau kaca
dengan sebuah kerucut logam dipasang di atasnya. Botol plastik dan kerucut ini
diisi dengan pasir bergradasi buruk, yang berat isinya sudah diketahui. Percobaan
ini termasuk cara langsung sehingga kita dapat mengukur volume tanah yang
digali, apabila menggunakan pasir lain, cari terlebih dahulu berat isi pasir tersebut.
Pasir kering yang telah diketahui berat dituangkan keluar lewat kerucut pengukur
ke dalam lubangnya. Volume lubang dapat ditentukan dari berat pasir di dalam

62 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

lubang dan berat volume keringnya. Metode yang digunakan adalah AASTHO
T191-61 (1982) atau ASTM D1556-64 (1974).

2.6.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan sand cone test adalah
sebagai berikut:
1. Corong sand cone
2. Botol sand cone
3. Pelat lapangan
4. Pasir gradasi/ standar
5. Pahat
6. Palu karet
7. Sendok tanah
8. Kaleng lapangan/ plastik
9. Cawan
10. Kran corong

Gambar 2.10 Bagian-bagian Sand Cone

63 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

Keterangan Gambar 2.10:


1. Botol sand cone
2. Pasir standar
3. Keran corong
4. Plastik
5. Corong sand cone
6. Pelat sand cone
7. Pahat
8. Sendok
9. Palu karet
10. Tinbox
 
2.6.4 Prosedur Percobaan
Pada percobaan sand cone prosedur percobaan yang harus dilakukan
adalah:
1. Mengisi botol sand cone dengan pasir gradasi/ standar secukupnya.
2. Menimbang botol dan corong, berikut pasir gradasi yang telah diisi
secukupnya (W6).
3. Membersihkan permukaan tanah yang akan digali dan meratakan
permukaannya.
4. Meletakkan pelat lapangan di permukaan tanah dalam posisi yang kokoh.
5. Menggali lubang bulat sesuai diameter lubang pelat lapangan dengan
meggunakan pahat, palu, dan sendok tanah.
6. Menimbang kaleng lapangan yang telah dibersihkan dalam keadaan kosong
(W9).
7. Memasukkan semua tanah hasil galian tersebut ke dalam plastik lapangan
lalu menimbang beratnya (W8).
8. Meletakkan corong sand cone berikut botol yang telah berisi pasir di atas
pelat lapangan.

64 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

9. Membuka keran corong sehingga pasir dalam botol turun dan mengisi
corong bagian bawah dan lubang tadi.
10. Menutup keran corong setelah pasir berhenti mengalir.
11. Mengambil sebagian tanah di sekitar lokasi praktikum tersebut untuk
pemeriksaan kadar airnya.
12. Menimbang corong berikut botol yang berisi sisa pasir didalamnya.
13. Mengambil kembali pasir yang bersih yang mengisi lubang tadi untuk
menggunakannya pada percobaan berikutnya.
14. Menghitung berat jenis pasir yang keluar dari botol, dengan cara
menimbang:
a. Berat botol + corong (W1)
b. Berat air penuh + botol + corong (W2)
c. Berat pasir penuh + botol + corong (W3)
15. Menghitung berat pasir, dengan cara:
a. Mengisi botol sand cone dengan pasir standar secukupnya.
b. Menimbang berat pasir secukupnya di botol beserta corong (W4).
c. Pada tempat yang datar, meletakkan corong berikut botol sand cone
pada posisi terbalik, kemudian membuka keran corong hingga pasir
sand cone berhenti mengalir (pasir mengisi corong sand cone
sepenuhnya).
d. Menutup keran sand cone, kemudian menimbang berat sisa pasir di
botol beserta corongnya (W5).
 
2.6.5 Perhitungan
Perhitungan dan analisis hasil dari percobaan sand cone test adalah
sebagai berikut:
Berat pasir di dalam corong + lubang = W6 – W7
= 5928,000 – 2961,000
= 2967,000 g 
Berat pasir di dalam corong = W4 – W 5

65 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

= 5428,000 – 4369,000
= 1059,000 g
Berat pasir di dalam lubang (W10) = (W6 – W7) – (W4 – W5)
= (5928,000 – 2961,000) –
(5428,000 – 4369,000)
= 1908,000 g
W3  W1
Berat isi pasir (γp) =
W2  W1
5928,000  698,000
=
5425,000  698,000
= 1,106 g

W 10
Volume tanah/ pasir di dalam lubang (V) =
γp

1908,000
=
1,106
= 1724,496 cm3
Berat tanah basah = W8 – W 9
= 43,000 – 12,000
= 31,000 g
W8  W9
Berat isi tanah basah (γw) =  100%
V
43,000  12,000
=  100%
1724,496
= 0,018 g
γ
Berat isi tanah kering (γd) = d  100%
100  w
0,018
=  100%
100  25,483
= 0,014 g

66 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

γd laboratorium didapat dari


percobaan pemadatan = 1,208 g/cm3
γd
lap
Derajat kepadatan (D) =  100%
γd
lab
0,014
=  100%
1,208
= 1,055%
Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat
tin box + tanah kering)
= 43,000 – 35,000
= 8,000 g
Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat
tin box)
= 35,000 – 12,000
= 23,000 g
berat air
Kadar air =  100%
berat tana h kering

8,000
=  100%
23,000
= 34,783 %

2.6.6 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan sand cone test yang dilakukan di laboratorium
dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada petunjuk
pelaksanaan praktikum. Sampel tanah yang digunakan pada pengujian diperoleh
dari Lapangan Parkir Kampus F2, Universitas Gunadarma, Jl. Rumbut, Kelapa
Dua, Cimanggis, Depok. Hasil pemeriksaan sand cone test dapat dilihat pada
Tabel 2.22 .
 
 

67 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   
 

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok
 

Lampiran Surat : 22 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Sand Cone Test Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 20 Mei 2017

Tabel 2.21 Data Pemeriksaan Sand Cone Test

Hasil
No. Parameter
1 2
1. W1 = Berat botol + corong (g) 698,000 699,000

2. W2 = Berat air penuh + botol + corong (g) 5425,000 5425,000

3. W3 = Berat pasir penuh + botol + corong (g) 5928,000 6004,000

W4 = Berat pasir secukupnya + botol + 5428,000 5428,000


4. (g)
corong (di tempat datar)
W5 = Berat sisa pasir + botol + corong 4369,000 4369,000
5. (g)
(tempat datar)
W6 = Berat pasir secukupnya + botol + 5928,000 6004,000
6. (g)
corong (di dalam lubang)
W7 = Berat sisa pasir + botol + corong 2961,000 3460,000
7. (g)
(di dalam lubang)

8. W8 = Berat tanah + tempat (plastik) (g) 3053,000 2461,000

9. W9 = Berat tempat (plastik) (g) 37,000 35,000

68 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
 
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 23 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Sand Cone Test Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 20 Mei 2017

Tabel 2.22 Hasil Pemeriksaan Sand Cone Test

Hasil
No. Parameter Rata-
1 2
rata
Berat pasir di dalam corong +
1. (g) 2967,000 2544,000 2755,000
lubang
2. Berat pasir di dalam corong (g) 1059,000 1059,000 1059,000

3. Berat pasir di dalam (g) 1908,000 1485,000 1696,000

4. Berat isi pasir (g) 1,106 1,123 1,114


Volume tanah/ pasir di dalam
5. (cm3) 1724,496 1322,924 1523,710
lubang (v)
6. Berat tanah basah (g) 3016,00 2426,000 2721,000

7. Berat isi tanah basah (g/cm3) 1,749 1,834 1,791

8. Berat isi tanah kering (g/cm3) 1,284 1,346 1,315

9. Derajat kepadatan (%) 106,245 102,437 104,341

10. Rata-rata 9863,271

69 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
 
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Lampiran Surat : 24 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Sand Cone Test Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 20 Mei 2017

Tabel 2.23 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Tanah Percobaan Sand Cone

Hasil
No. Parameter
1 2 3 4
1. Berat tin box (g) 12,000 10,000 10,000 10,000
2. Berat tin box + tanah basah (g) 43,000 75,000 51,000 51,000
3. Berat tin box + tanah kering (g) 35,000 61,000 38,000 39,000
4. Berat air (g) 8,000 14,000 13,000 12,000
5. Berat tanah kering (g) 23,000 51,000 28,000 29,000
6. Kadar air (%) 34,783 27,451 46,429 41,379
Rata-rata (%) 36,221

70 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 
 
   

2.6.7 Kesimpulan dan Analisis


Pada percobaan ini didapatkan nilai derajat kepadatan sebesar
106,245%. Dalam percobaan sand cone, kepadatan lapangan harus memenuhi
persentase tertentu (misal 95% atau 98% atau 100%), berarti kepadatan dari tanah
yang praktikan teliti terlalu padat dan apabila tanah akan digunakan untuk pondasi
dan bangunan lainnya harus dilakukan treatment terlebih dahulu untuk
mempermudah proses pembangunan.
Ada beberapa permasalahan dalam pengujian sand cone yang
mengakibatkan pengukuran kepadatan lapangan yang tidak akurat atau salah,
diantaranya adalah adanya getaran yang mempengaruhi pemadatan pasir yang
diisikan ke dalam lubang uji, permukaan tanah atau lapis dasar pondasi yang tidak
rata dan penggalian menghasilkan lubang yang lebih besar dari diameter lubang
pelat dudukan corong sehingga ada celah di bawah pelat dudukan corong yang
tidak terisi pasir uji.

71 
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
 

Anda mungkin juga menyukai