Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIODIVERSITAS

“PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN GENETIK DAN PROTOKOL


CARTAGENA”

DISUSUN OLEH :

HASBI REFDIWAL (1610422046)

USWATUL INAYAH (1610422049)

SISKA UTARI (1610422055)

DOSEN PENGAMPU :

DR. DEWI IMELDA ROESMA, M.Si

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang "Perlindungan Keanekaragaman Genetik dan Protokol Cartagena" ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih
kepada Ibu Dr. Dewi Imelda Roesma selaku dosen mata kuliah Biodiversitas yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai perlindungan dalam keanekaragaman
genetik, dan juga tentang isi dari protokol Cartagena . Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Padang, November 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Semua makhluk hidup baik itu mikroba, tumbuhan, hewan, atau manusia,
memiliki gen yang amat beragam. Keanekaragaman genetik memainkan peran yang
sangat penting dalam sintasan dan adaptabilitas suatu spesies, karena ketika
lingkungan suatu spesies berubah, variasi gen yang kecil diperlukan agar spesies
dapat bertahan hidup dan beradaptasi. Adanya keanekaragaman genetik dalam suatu
lingkup ekositem tertentu akan sangat menunjang timbulnya keserasian dalam
tubuh ekosistem itu sendiri, keanekaragaman genetik yang ada dalam suatu
ekosistem akan memberikan corak dan ciri keunikan tersendiri, namun suatu
ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami
gangguan.
Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut
dapat menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya
gangguan terhadap ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan
atau secara cepat pula. beberapa contoh gangguan-gangguan tersebut antara lain
penebangan pohon di hutan-hutan secara liar dan perburuan hewan secara liar dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem,pemanfaatan SDA yang dilakukan dengan
tidak bijaksana. Gangguan tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem
sekaligus mempengaruhi keanekaragaman tingkat ekosistem bahkan dampak lainnya
ialah semakin berkuranganya keanekaragaman genetik akibat kepunahan beberapa
varietas dalam suatu spesies.
Perlindungan dalam keanekaragaman genetik sangat dibutuhkan untuk
mencegah spesies-spesies yang ada menjadi punah. Perlindungan dapat dilakukan
dengan membuat suatu undang-undang atau peraturan tentang perlindungan
keanekaragaman hayati dan mengadakan perjanjian atau penandatanganan
perlindungan keanekaragaman hayati.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman genetik?
2. Apa tujuan dilakukannya perlindungan keanekaragaman genetik?
3. Apa upaya yang bisa dilakukan untuk melindungi keanekaragaman
genetik?
4. Apa isi dari protokol Cartagena?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keanekaragaman genetik
2. Mengetahui apa tujuan dilakukannya perlindungan keanekaragaman genetik
3. Mengetahui apa upaya yang bisa dilakukan dalam perlindungan
keanekaragaman genetik
4. Mengetahui apa isi dari protokol Cartagena

1.4 MANFAAT
1. Kita dapat mengetahui apa pengertian dari keanekaragaman genetik
2. Kita dapat mengetahui tujuan dilakukannya perlindungan keanekaragaman
genetik
3. Kita dapat mengetahui apa upaya yan dapat dilakukan untuk melindungi
keanekaragaman genetik
4. Kita dapat mengetahui apa isi dari protokol Cartagena
BAB II

ISI

2.1 PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN GENETIK


Keanekaragaman genetik adalah keanekaragaman genetika dalam suatu spesies.
Hal ini terjadi melalui proses pertukaran gen, dan dinamika genom yang terjadi pada
tingkat DNA yang menghasilkan evolusii pada suatu species tertentu. Juga sebagai
akibat dari reproduksi seksual, di mana perbedaan genetik antara individu
digabungkan dalam keturunan mereka untuk menghasilkan kombinasi gen baru atau
dari mutasi yang menyebabkan perubahan DNA. Dan hampir tidak ada dua anggota
dari spesies yang sama yang secara genetik identik. Keanekaragaman genetik
mengacu pada variasi genetika di dalam spesies. Ini meliputi variasi genetika antara
populasi yang berbeda dari spesies yang sama. Perkawinan antara dua individu
makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebab keanekaragaman jenis
genetik. Keturunan dari hasi perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang
berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua
induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies
berupa varietas-varietas yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian
diri setiap individu dengan lingkungan.

2.2 TUJUAN DILAKUKANNYA PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN


GENETIK

Menurunnya tingkat keanekaragaman genetik pada spesies-spesies yang ada


menimbulkan degradasi keanekaragaman genetik. Degradasi keanekaragaman
genetik menyebabkan suatu gen menjadi bervariasi sehingga suatu spesies yang
seharusnya memiliki gen A bisa berubah menjadi gen B ataupun C dan D. Hal ini
menyebabkan spesies kehilangan gen mereka sehingga mereka tidak bisa
mempertahankan sifat asli mereka.
Keanekaragaman hayati di dunia mencakup spesies yang luar biasa banyak
jumlahnya. Keanekaragaman hayati tersebut melibatkan komunitas biologi yang
kompleks, dan dalam tiap spesies terdapat pula variasi genetik yang sangat kaya.
Jutaan tahun diperlukan untuk membentuk komunitas biologi yang ada di dunia.
Namun, semua spesies sedang mengalami kerusakan parah akibat ulah manusia.
Ribuan bahkan puluhan ribu spesies dan jutaan populasi yang unik diduga akan
punah dalam beberapa dekade ke depan (Lawton dan May 1995; Levin 2001;
Jackson 2002).

Bila hal ini dibiarkan terus berlanjut, dikhawatirkan spesies-spesies yang telah
mengalami degradasi akan semakin luas dan degradasi berbagai potensi sumberdaya
alam hayati akan semakin parah. Untuk itu dilakukan perlindungan keanekaragaman
genetik untuk menjaga keanekaragaman hayati makhluk hidup kita dan
mempertahankan agar spesies tersebut tetap memiliki gen aslinya.

2.3 UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN DALAM MELINDUNGI


KEANEKARAGAMAN GENETIK

Hal yang perlu dilakukan dalam melindungi keanekaragaman genetik adalah


dengan cara mempelajari tentang biologi konservasi. Biologi konservasi adalah ilmu
disiplin yang dikembangkan untuk menghadapi berbagai tantangan demi melindungi
spesies dan ekosistem.

Dalam rangka melindungi pengetahuan, inovasi dan praktik-praktik


tradisional serta kepemilikan sumber daya oleh masyarakat maka diperlukan
perangkat untuk mengatur akses agar ada pembagian keuntungan yang adil dan
memadai bagi masyarakat yang secara de facto telah mempraktekkan hal tersebut.
Pemerintah saat ini sudah mengesahkan Undang-Undang tentang Pengelolaan
Sumber Daya Genetika dengan UU No. 4 Tahun2006 tentang Sumber Daya Genetik
untuk Pangan dan Pertanian, sesuai amanat dalam Konvensi Keanekaragaman
Hayati. Dengan undang-undang ini diharapkan sumber daya hayati kita dapat
terlindungi dari “prncurian” materi genetik maupun pengetahuan lokal (biopiracy)
dan mencegah dikembangkannya sumber daya Indonesia menjadi produk industri di
luar negeri, tanpa kita mendapat keuntungan dari padanya.

Upaya lain yang dapat dilakukan dalam melinndungi keanekaragaman


genetik adalah menghindari mutasi genetik karena mutasi genetik mempengaruhi
urutan gen dan menyebabkan perubahan dalam struktur. Selain itu, upaya
perlindungan bisa dilakukan dengan cara membuat perlindungan untuk spesies-
spesies yang ada sepertti cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, dll.

2.4 PROTOKOL CARTAGENA

Indonesia telah meratifikasi Konvensi Keanekaragaman Hayati (KKH)


dengan Undang-undang Nomor 5 tahun 1994. Dalam KKH diatur ketentuan
mengenai keamanan penerapan bioteknologi modern yaitu dalam klausul Pasal 8
huruf (g), Pasal 17, dan Pasal 19 ayat (3) dan ayat (4), yang mengamanatkan
penetapan suatu Protokol untuk mengatur pergerakan lintas batas, penanganan dan
pemanfaatan Organisme Hasil Modifikasi Genetik (OHMG) sebagai produk dari
bioteknologi modern.

Berdasarkan pada amanat dari pasal-pasal tersebut, Para Pihak KKH mulai
menegosiasikan Protokol tentang Kemanan Hayati sejak tahun 1995, dan baru
diadopsi pada tahun 2000 dalam sidang kelima Konferensi Para Pihak (Conference
of the Parties) KKH di Nairobi.

Protokol Cartagena adalah kesepakatan antara berbagai pihak yang mengatur


tatacara gerakan lintas batas negara secara sengaja (termasuk penangananan dan
pemanfaatan) suatu organisme hidup yang dihasilkan oleh bioteknologi modern
(OHMG) dari suatu ke negara lain oleh seseorang atu badan.

Bioteknologi di dalam bidang ini. Objektif Protokol Cartagena secara jelas


menerima pakai konsep pendekatan berjaga-jaga di dalam bahagian Protokol ini
berlaku bagi perpindahan lintas batas, persinggahan, penanganan dan pemanfaatan
semua organisme hasil modifikasi genetik yang dapat mengakibatkan kerugian
terhadap konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati, dengan
mempertimbangkan pula risiko terhadap kesehatan manusia. Protokol Cartagena
merupakan piawaian antarabangsa yang harus dirujuk apabila menyentuh aplikasi
Pendahuluan dan Artikel 1 dengan mengesahkan Prinsip 15, Deklarasi Rio De
Janeiro.

Protokol Cartagena bertujuan untuk menjamin tingkat proteksi yang memadai


dalam hal persinggahan (transit), penanganan, dan pemanfaatan yang aman dari
pergerakan lintas batas OHMG. Tingkat proteksi dilakukan untuk menghindari
pengaruh merugikan terhadap kelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan
keanekaragaman hayati, serta resiko terhadap kesehatan manusia. Protokol ini juga
memastikan wujudnya piawaian keselamatan yang mencukupi khususnya berkaitan
pemindahan selamat, mengurus dan menggunakan organisma hidup yang di ubahsuai
yang berpunca dari bioteknologi moden yang akan memberi kesan sampingan
terhadap kesinambungan kepelbagaian biologi.

Beberapa dasar pertimbangan perlunya diatur pergerakan lintas batas OHMG dengan
protokol khusus, diantaranya :

Perlu pendekatan kehati-hatian (precautionary approach) yang terkandung dalam


Prinsip 15 Deklarasi Rio tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan (Rio
Declaration on Environment and Development);

Menyadari pesatnya kemanjuan bioteknologi modern dan meningkatnya kepedulian


masyarakat terhadap potensi pengaruhnya yang merugikan terhadap keanekaragaman
hayati , dengan juga mempertimbangkan resikonya terhadap manusia;

Mengakui bahwa teknologi memiliki potensi yang besar bagi kesejahteraan bagi
umat manusia jika dikembangkan dan dipergunakan dengan perlakukan yang aman
bagi lingkungan hidup dan kesehatan manusia;

Mengakui bahwa sangat pentingnya pusat-pusat asal usul (centers of origin) dan
pusat keanekaragaman genetik (centers of genetic diversity) bagi umat manusia;

Mempertimbangkan terbatasnya kemampuan banyak negara, khususnya negara-


negara sedang berkembang, untuk dapat menangani sifat dan skala resiko potensial
dan resiko yang telah diketahui dari OHMG.
Dengan berbagai pertimbangan di atas, dan mengingat Indonesia sebagai salah satu
dari negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia, maka pada
tanggal 16 Agustus 2004 Indonesia telah meratifikasi Protokol Cartagena melalui
Undang-Undang No.21 tentang Pengesahan Cartagena Protocol on Biosafety to the
Convention on Biological Diversity (Protokol Cartagena tentang Keamanan Hayati
atas Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati. Negara-negara yang telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Cartagena disebut Para Pihak dan sampai
saat ini telah 134 jumlahnya.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Dari materi tentang keanekaragaman genetik dapat disimpulkan bahwa


keanekaragaman genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada
jumlah total variasi genetik dalam keseluruhan species yang mendiami sebagian atau
seluruh permukaan bumi yang dapat didiami. Ada banyak cara yang dapat dilakukan
untuk menjaga keanekaragaman genetika seperti salah satunya yaitu dengan melalui
usaha perlindungan ragam satwa dan tumbuhan, melakukan usaha-usaha pelestarian
misalnya dengan melakukan penangkaran untuk melestarikan ragam species yang
terancam punah, melakukan pemanfaatan SDA secara arif. Jika kita melindungi
keanekaragaman genetik dengan baik maka berarti kita telah menjaga hewan dan
tumbuhan dari kepunahan. Dan Sesuai dengan pendekatan kehati-hatian yang
tercantum dalam Prinsip 15 Deklarasi Rio tentang Lingkungan Hidup dan
Pembangunan, tujuan dari Protokol ini adalah untuk memberikan kontribusi dalam
menjamin tingkat perlindungan yang memadai di bidang perpindahan, penanganan,
dan pemanfaatan yang aman dari organisme hasil modifikasi genetik yang berasal
dari bioteknologi modern yang dapat mengakibatkan kerugian terhadap konservasi
dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati, dengan mempertimbangkan
pula risiko terhadap kesehatan manusia, dan secara khusus menitikberatkan pada
perpindahan lintas batas.

3.2 SARAN

Saran untuk menjaga keanekaragaman genetika adalah :

1. Tidak membunuh hewan dan tumbuhan liar


2. Tidak mempermainkan hewan liar dan memetik tumbuhan langka
3. Sewaktu berkegiatan atau berkemah, tetaplah memelihara kelestarian
lingkungan, tidak membawa pulang hewan dan tumbuhan langka
4. Tidak membuang sampah disembarang tempat, karena dapat mengganggu
kesehatan hewan jika termakan hewan tersebut
5. Tidak membuang limbah ke lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Latifah (2011) Pendekatan Berjaga-Jaga Dan Akta Biokeselamatan


2007 . (15 JUUM)hlm. 87-94

http://indonesiabch.or.id/protokol-cartagena/

Indrawan, Mochamad, dkk. (2004) Biologi Konservasi.[Online]. Edisi Revisi.


Tersedia di :
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=FYfkdv4VGQgC
&oi=fnd&pg=PA1&dq=jurnal+TENTANG+UPAYA+perlindunga
n+keanekaragaman+genetik&ots=w_PLs0cady&sig=juV7ZSdcZQ
MneASmXy9iE5eet-A&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false.
[Diakses pada : 22 November 2016]

Putri, Indra (2009) Degradasi Keanekaragaman Hayati Taman Nasional


Rawa Aopa Watumohai .(No.2 Vol. VI) hlm. 169-194

Rosidawati, Imas (2013) Konsep Perlindungan Pengetahuan Tradisional


Berdasarkan Asas keadilan Melalui Sui Generis Intellectual
Property System .(No. 2 Vol. 20 April 2013) hlm. 173

Anda mungkin juga menyukai

  • HORMON
    HORMON
    Dokumen10 halaman
    HORMON
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat
  • HORMON DAN REGULATOR
    HORMON DAN REGULATOR
    Dokumen9 halaman
    HORMON DAN REGULATOR
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat
  • Pertumbuhan Tanaman
    Pertumbuhan Tanaman
    Dokumen9 halaman
    Pertumbuhan Tanaman
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat
  • Hasil Dan Pembahasan
    Hasil Dan Pembahasan
    Dokumen6 halaman
    Hasil Dan Pembahasan
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat
  • Per Tanya An
    Per Tanya An
    Dokumen1 halaman
    Per Tanya An
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat
  • Plankton
    Plankton
    Dokumen1 halaman
    Plankton
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat
  • Etos Kerja
    Etos Kerja
    Dokumen10 halaman
    Etos Kerja
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat
  • Inverteb
    Inverteb
    Dokumen4 halaman
    Inverteb
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat
  • Plantae
    Plantae
    Dokumen6 halaman
    Plantae
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat
  • Mahkota Dewa
    Mahkota Dewa
    Dokumen5 halaman
    Mahkota Dewa
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat
  • Makalah KWN
    Makalah KWN
    Dokumen11 halaman
    Makalah KWN
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat
  • Cara Kerja Dan Kesimpulan
    Cara Kerja Dan Kesimpulan
    Dokumen1 halaman
    Cara Kerja Dan Kesimpulan
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat
  • Metoda Lapangan
    Metoda Lapangan
    Dokumen3 halaman
    Metoda Lapangan
    Nindi Saputri Delvi
    Belum ada peringkat