Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
(Penyusun)
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Jenis dan Komposisi Kimia Pala...................................................................3
B. Minyak Atsiri Pala dan Komposisi Minyak Atsiri Pala................................6
C. Teknik Pengolahan Minyak Atsiri Pala.........................................................7
D. Kegunaan Minyak Atsiri.............................................................................13
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minyak atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eterik, minyak esensial,
minyak terbang, serta minyak aromatik adalah kelompok besar minyak nabati
yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap
sehingga memberikan aroma yang khas. Salah satu komoditas yang dianggap
mempunyai nilai ekonomi tinggi dan tidak rowa serta mudah diusahakan
adalah tanaman penghasil minyak atsiri antara lain sereh wangi, akar wangi,
nilam, cengkeh, dan pala. Ditinjau dari segi pengolahan minyaknya maka
hanya dengan menggunakan peralatan sederhana dan murah serta tidak
memerlukan keahlian mendalam, pengolahan minyak tersebut dapat
dilakukan oleh semua kalangan. Penerapan kegiatan pengolahan minyak atsiri
diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan lahan kosong, menyerap tenaga
kerja, meningkatkan nilai jual komoditas penghasil minyak atsiri yang
sekaligus dapat meningkatkan pendapatan.
Tanaman pala (Myristica fragrans houtt) adalah tanaman asli Indonesia
yang berasal dari pulau Banda. Tanaman ini merupakan tanaman keras yang
dapat berumur panjang hingga lebih dari 100 tahun. Tanaman pala tumbuh
dengan baik di daerah tropis, selain di Indonesia terdapat pula di Amerika,
Asia dan Afrika. Daerah penghasil utama pala di Indonesia adalah Kepulauan
Maluku, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, Nanggroe Aceh Darusalam, Jawa
Barat dan Papua. Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai
ekonomis dan multiguna karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan
dalam berbagai industri. Buah pala berbentuk bulat berkulit kuning jika sudah
tua, berdaging putih. Bijinya berkulit tipis agak keras berwarna hitam
kecokelatan yang dibungkus fuli berwarna merah padam. Isi bijinya putih,
bila dikeringkan menjadi kecokelatan gelap dengan aroma khas. Buah pala
terdiri atas daging buah (77,8%), fuli (4%), tempurung (5,1%) dan biji
1
(13,1%) (Rismunandar, 1990). Secara komersial biji pala dan fuli (mace)
merupakan bagian terpenting dari buah pala dan dapat dibuat menjadi
berbagai produk antara lain minyak atsiri dan oleoresin. Produk lain yang
mungkin dibuat dari biji pala adalah mentega pala yaitu trimiristin yang dapat
digunakan untuk minyak makan dan industri kosmetik (Somaatmaja, 1984).
Minyak atsiri pada umumnya diektraksi dengan 4 macam, yaitu metode
penyulingan, pressing, ekstraksi dengan pelarut menguap dan ekstraksi
dengan lemak padat Untuk minyak atsiri yang berasal dari daun, akar dan kuli
batang baik diekstraksi dengan cara penyulingan (distillation). Minyak pala
adalah minyak atsiri yang dihasilkan melalui proses penyulingan dengan
menggunakan uap dari biji dan fuli yang telah masak dan kering. Minyak
pala biasanya didapatkan setelah lemak yang terkandung di dalamnya di-
buang terlebih dahulu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
muda atau setengah tua, setelah dikeringkan warnanya menjadi coklat
muda di bagian bawah dan coklat tua di bagian atasnya dengan
permukaan yang keriput dan beraluran. Biji dan fuli yang berasal dari
buah yang cukup tua dimanfaatkan sebagai rempah, sedangkan yang
berasal dari buah yang muda dimanfaatkan sebagai bahan baku minyak
pala karena kandungan minyak atsirinya yang jauh lebih tinggi daripada
biji yang berasal dari buah yang tua. Pada buah muda (umur 4–5 bulan)
kadar minyak atsiri berkisar antara 8–17% atau rata-rata 12%
(Rismunandar, 1990).
3. Komposisi kimia dan manfaat pala
Dari seluruh bagian tanaman pala yang mepunyai nilai ekonomis
adalah buahnya yang terdiri dari empat bagian yaitu daging buah, fuli,
tempurung dan biji. Perbandingan dari keempat bagian tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.a. Daging buah pala cukup tebal dan beratnya lebih
dari 70% dari berat buah, berwarna putih kekuning-kuningan, berisi
cairan bergetah yang encer, rasanya sepet dan mempunyai sifat
astringensia. Oleh karena itu jika buah masih mentah, daging buah pala
tidak bisa dikonsumsi langsung tetapi dapat diolah menjadi berbagai
produk pangan.
Tabel 1.a Persentase berat dari bagian-bagian buah pala
Pada prinsipnya komponen dalam biji pala dan fuli terdiri dari
minyak atsiri, minyak lemak, protein, selulosa, pentosan, pati, resin dan
mineral-mineral. Persentase dari komponen-komponen bervariasi
dipengaruhi oleh klon, mutu dan lama penyimpanan serta tempat tumbuh.
Kandungan minyak lemak dari biji pala utuh bervariasi dari 25 sampai
4
40%, sedangkan pada fuli antara 20 sampai 30%. Biji pala yang dimakan
ulat mempunyai presentase minyak atsiri lebih tinggi daripada biji utuh
karena pati dan minyak lemaknya sebagian dimakan oleh serangga
(Marcelle, 1975). Menurut Leung dalam Rismunandar (1990) biji pala
mengandung minyak atsiri sekitar 2-16% dengan rata-rata pada 10% dan
fixed oil (minyak lemak) sekitar 25-40%., karbohidrat sekitar 30% dan
protein sekitar 6%.
Tabel 2.a. Komposisi kimia buah pala dari Banda (%)
5
yang kuat. Aktivitas antioksidan tersebut disebabkan sinergisme di antara
komponen-komponen minyak atsiri tersebut.
Akhir-akhir ini ada perkembangan baru pemanfaatan minyak atsiri
pala, yaitu sebagai bahan baku dalam aromaterapi. Dilaporkan bahwa
komponen utama pala dan fuli yaitu myristicin, elemicin dan iso-elemicin
dalam aromaterapi bersifat menghilangkan stress.
6
hidrokarbon yang merupakan komponen utama minyak pala terdiri atas
ß-pinene (23,9%), a-pinene (17,2%), dan limonene (7,5%). Sedangkan
komponen fenolik eter terutama adalah myristicin (16,2%), diikuti safrole
(3,9%) dan metil eugenol (1,8%). Selanjutnya Dorman et al., (2004)
menyatakan terdapat 25 komponen yang teridentifikasi dalam minyak
pala (sejumlah 92,1% dari total minyak) yang diperoleh dengan cara
penyulingan (hydrodistillation) menggunakan sebuah alat penyuling
minyak menurut British Pharmacopeia. Pada prinsipnya komponen
minyak tersebut teridentifikasi sebagai a-pinen (22,0%) dan ß– pinen
(21,5%), sabinen (15,4), myristicin (9,4), dan terpinen–4-ol (5,7). Minyak
fuli mengandung lebih banyak myristicin daripada minyak pala.
7
Cungkil dengan ujung mata pisau untuk
memisahkan biji dengan daging buah.
Lakukan dengan hati-hati dan cepat, pada
waktu pencungkilan jangan sampai biji
tergores atau ikut terbelah. Fuli melekat
kuat di biji pala, untuk memudahkan
pemisahannya dapat direndam dalam air.
Buah pala yang tua fulinya berwarna
merah dan biji palanya merah kehitaman.
Sedangkan buah pala yang muda fulinya
berwarna putih dan biji palanya putih.
8
Fuli sebelum dijemur mengandung
air kurang lebih 55% dan setelah
dijemur kadar airnya tinggal 1012%.
Penjemuran dapat dilakukan secara
alami atau pengeringan buatan
menggunakan oven. Fuli yang kering
sudah siap untuk dijual atau
dilakukan penyulingan.
9
Keringkan juga biji pala dengan cara
pengasapan. Caranya biji ditempatkan
dalam wadah bambu dan hamparkan
setebal 20 cm lalu ditempatkan di para-
para dan sumber panas dari perapian.
Suhu diatur tidak melebihi 35-37°C. Bila
pala yang telah kering dicirikan biji
dalam tempurung kedengarannya
bergemercak. Pala yang kering kadar
airnya ratarata14%.
b) Tabung Kondensor
Pendingin terdiri dari pipa berbentuk lurus dan spiral. Kecepatan air
yang mengalir yang dipakai sebagai pendingin sudah cukup bila air
10
keluar dari pendingin suhu 80°C
dan destilat yang keluar dari
pendingin mencapai suhu 25°C -
30°C. Seluruh bagian tabung ini
terbuat dari stainless steel,
dilengkapi dengan pipa
pendingin spriral 250 cm.
c) Tabung Pemisah
Tabung ini berfungsi untuk menampung
kondensat (air + minyak) dan sekaligus
memisahkan campuran antara air dan
minyak. Tabung pemisah minyak ini dapat
memisahkan campuran antara minyak dan
air secara otomatis dan kontinyu. Untuk
mengisi air dalam tabung pemisah
minyak, harus digunakan air jernih, tidak
mengandung kotoran dan dianjurkan air
destilasi. Tabung tersebut terbuat dari
gelas yang sering disebut florentine flask
bentuknya seperti pada gambar.
3. Prosedur Kerja
a) Siapkan peralatan destilasi unit dan kondisikan alat tersebut siap
untuk dioperasikan. Jangan gunakan peralatan dari besi atau tembaga
11
untuk penyulingan, karena komponen minyak dapat bereaksi dengan
logam yang menyebabkan warna minyak berubah.
b) Timbang biji pala kering yang telah dihancurkan dengan diskmill,
kemudian masukkan dalam kantong kain blacu. Usahakan volume
bahan yang dikemas dalam kain blacu tidak melebihi lubang
pengeluaran uap, jangan terlalu padat dan melebihi kapasitas
penampungan bahan baku dalam ketel perebus.
c) Alirkan air dalam bak pendingin dan pastikan air mengalir terus
menerus. Apabila tidak tersedia air yang mengalir, gunakan pompa air.
Masukkan air pendingin dalam drum dan sirkulasikan air tersebut
untuk mendinginkan kondensor.
d) Tutup ketel dan kunci dengan rapat. Caranya tempatkan posisi
penutup rata dengan bibir ketel perebus, pasang skrup pengaman
kemudian putar kanan dan kiri bersamaan sampai betul – betul rapat.
Ingat ! pemasangan skrup pengaman tidak benar, uap akan keluar
lewat celah – celah penutup. Lubang pengeluaran uap yang tertutup
bahan dan tidak terkontrol akan sangat membahayakan karena tutup
ketel bisa lepas dan terjadi semburan liar uap panas dan minyak atsiri
akan banyak terbuang.
e) Hidupkan kompor minyak tanah bertekanan dan usahakan api
menyala normal berwarna merah kebiruan. Setelah air mendidih dari
pipa kondensor akan menetes cairan minyak dan air, usahakan air
pendingin dalam tabung kondensor tetap dingin agar proses
kondensasi sempurna. Kondensasi yang tidak sempurna menyebabkan
air banyak terbawa didalam minyak atau uap yang tidak
terkondensasi, sehingga mengurangi rendemen minyak.
f) Air dan minyak yang menetes dalam florentine flask dipisahkan
dengan membuka kran alat dan minyak atsiri dapat ditampung dalam
botol. Pertahankan suhu di alat penampung antara 20°C-25°C untuk
mencegah penguapan dan kehilangan minyak. Minyak pala BJ-nya
lebih lebih kecil dari 1 (lebih kecil dari Bj air), maka minyak
12
mengapung di atas lapisan air. Gunakan corong pemisah apabila tidak
tersedia florentine flask untuk memisahkan minyak.
g) Destilasi dihentikan apabila sudah tidak terdapat tetesan minyak dan
ditandai tetesan cairan dalam florentine flask berwarna keruh
keputihan. Perhatikan minyak yang diperoleh, apakah masih terdapat
sisa-sisa air yang tercampur. Lakukan pemisahan segera dengan labu
pemisah untuk menghilangkan air tersebut. Catat rendemen minyak
yang didapat.
13
D. Kegunaan Minyak Atsiri
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Sipahulet, Sophia G, dkk. 2011. “Karakteristik Minyak Atsiri Dari Daging Buah
Pala Melalui Beberapa Teknologi Proses”. Vol. IV, No. 2 : Teknologi
Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian UNPATTI.
16