Anda di halaman 1dari 4

PEDOMAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN PENYAKIT THYPOID

1. Pengertian
Typus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran
cerna terutama pada usus halus dengan gejala demam yang tinggi lebih dari 1 minggu
gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran (Suriadi & Rita Yuliana,
2001).
2. Etiologi
Salmonella Typhosa, basil gram negatif yang bergerak dengan rambut getar dan
berspora, masa inkubasi 10 20 hari.
3. Patofisiologi
1) Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung
oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus, ke jaringan limfoid dan
berkembang biak menyerang vili usus halus kemudian kuman masuk keperedaran
darah (bakterimia primer) dan mencapai sel-sei retikulo endoteal, limpa dan organ-
organ lainnya .
2) Proses ini tejadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo endotekal
melepaskan kuman kedalam peredaran darah dan menimbulkan bakterimia untuk
keduan kalinya. Selanjutnya kuman masuk kebeberapa organ tubuh, terutama
limpa, usus, dan kandung empedu.
3) Pada minggu pertama salit terjadi hyperplasia plaks player. Ini terjadi pada kalenjer
limpoid usus halus. Minggu ke 2 terjadi nikrosis dan pada minggu ke 3 terjadi
ulserasi plaks player. Pada minggu ke 4 terjadi penyembuhan ulkus yang dapat
menimbulkan sikatik. Ulkus dapat menyebabkan perdarahan bahkan samferporasi
usus, selain hepar kalenjar-kalenjar mesenteal dan limpa membesar.
4) Gejala demam disebabkan oleh endotoksin sedangkan pada saluran pencernaan
disebabkan kelainan pada usus halus.

1
Salmonella Typhosa

Saluran Pencernaan

Diserap Oleh Usus Halus

Bakteri memasuki aliran darah sistemik

Kelenjar limfoid usus Hati Limpa Endotoksin


Halus

Tukak Hepatemologi Splenomegali Demam

Perdarahan dan Perforasi

4. Manifestasi Klinis
1) Minggu pertama
 Perasaan tidak enak badan, letih, nyeri, kepala pusing dan tidak bersemangat.
 Batuk ringan kadang-kadang terdapat ronchi.
 Muncul bintik merah muda (rose spot) sebagai macula kecil dapatmenghilang
jika ditekan, agak meninggi dan kadang-kadang terdapat didada atau diperut.
2) Minggu kedua
 Demam persisiten
 Kehilangan kontak dengan lingkungan, keadaan umum memburuk, apatis,
bingung, mengantuk.
 Lidah kotor dan ada selaput putih
 Kehilangan nafsu makan
 Abdomen kembung dan tegang
 Bradikardi relative
 Hepatomegali dan spenomegali
 Gangguan mental, apatis, samnolen, stupor, delinum dan koma
3) Minggu ketiga
 Disorientasi, mengigau dan tidak sadar.
 Nafas cepat dan dangkal.
 Wajah menunjukkan adanya fexomia, mata cekung dan pucat '
 Perdarahan dan perforasi bisa teriadi

2
5. Penatalaksanaan
1) Tindakan keperawatan
 Isolasi penderita dan disinfeksi pakaian.
 Istirahat selama demam hingga 2 minggu.
2) Tindakan medis
 Pemberian antibiotik : kloramfenikol, ampiallin atau amoxillin, kontri
mokazol.
 Diet, makanan cair ( bubur saring ), TKTP bahan makanan tidak boleh
mengandung serat, tidak merangsang dan tidak bergas.
6. Komplikasi
 Perdarahan, perforasi.
 Peritonitis diluar usus dapat menimbulkan meningitis typhosa, osteomilietis
kolesisties.
7. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan darah tepi :leucopenia, limfositosis, aneosinotilia, anemia,
trombositpenia.
 Pemeriksaan sum-sum tulang : menunjukkan gambaran hiperaktif sum-sum
tulang.
 Biakan empedis : terdapat hasil salmonella typhosa pada urin dan tinja, jika 2x
berturut-turut tidak ada almanella berarti pasien sembuh.
 Pemeriksaan widal : fiter terhadap antigen 0 adalah l/2OO lebih, sedangkan lite
terhadap antigen H walaupun tinggi tetapi tidak bermakna untuk menegakkan
diagnosis karena titer H dapat dapat tetap tinggi setelah dilakukan imunisasi atau
bila penderita telah lama sembuh.

3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
 Biodata pasien dan penaggung jawab
 Riwayat kesehatan : sekarang, dahulu dan keluarga
 Pemeriksaan Umum
 Tingkat kesadaran (biasanya menurun : apatis. samnollen, Mum koma).
 Inspeksi warna kulit : wajah terlihat pucat, mata cekung.
 Bunyi nafas : cepat dan dangkal
 Bising usus : meningkat pada minggu ke 4
 BB : biasanya kurang dari normal
 TTV :
S : Meningkat ( N : 36,7O C 37,5o C)
N : Bradikardi relative (_ N : 60 lOO x/menit ) kenaikan 1° diil nadi 10
x/menit .
RR :Cepat dangkal ( N: 16 24 x/menit)
TD : Normal atau menurun
 Kontur abdomen : Difiensi abdomen
 Keadaan gizi buruk disebabkan oleh anareksi, metabolisme, mual dan
muntah.
 Pengkajian sistem tubuh
 Integument : ditemukan adanya bintik kemerahan (rose spot)
 Mata cekung
 Muka, mulut, hidung : bibir kering dan pecah-pecah, lidah
 Thorax ; pernafasan cepat dangkal , ronehi positif
 Abdomen : distensi abdomen, splenomegali, hepatomegaly
 System urogenital : orkhitis
 Sistem muskuloskelatal : kekuatan otot kelemahan
 Sistem persyarafan : penurunan kesadaran
 Svstem kardiovaskuler : gambaran miokarditis

Anda mungkin juga menyukai