SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat
Oleh :
CUCU HENDAYANA
NPM: 0101130018
NPM : 0101130018
Angkatan : 2013
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi
saya yang berjudul “Implementasi Peraturan Walikota Nomor 18 tahun 2011 Tentang
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindak plagiat, maka saya bersedia
menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat
dengan sebenar-benarnya.
CUCU HENDAYANA
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
Ketua,
Anggota,
Anggota,
JenisKelamin : Perempuan
Segala puji bagi Alloh, yang memberikan rakhmat dan berkahNya, sehingga
Nomor 18 tahun 2011 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Pada Fasilitas Pelayanan
skripsi ini merupakan salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM).
saran dan kritik sehingga penulis dapat meyelesaikannya sesuai dengan yang
besarnya kepada:
4. Seluruh Dosen dan Staf STIKes Respati Tasikmalaya yang telah memberikan
6. Semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini
Penulis,
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
RESPATI TASIKMALAYA
SKRIPSI, AGUSTUS 2015
ABSTRAK
CUCU HENDAYANA
ABSTRACT
CUCU HENDAYANA
Government seeks to protect and maintain the health of its citizens to make policy in
the form of legislation and government regulation. This study aims to describe the
implementation of Tasikmalaya Mayor Regulation No. 18 of 2011 on No Smoking
Area in health care facilities (puskesmas) in Region Tasikmalaya City Year 2015. The
benefits of this research as information and recommendations in determining policy
and planning activities in realizing health centers as non-smoking area.
This type ofresearch used in this research is quantitative descriptive, with a
population of all health centers in the city of Tasikmalaya, amounting to 21 health
centers. Data were collected by using observation sheets and questionnaires
diwawancarakan then analyzed using univariate analysis.
The results showed that there are no health centers that have become Smoking
Area Tasikmalaya Mayor in accordance with Regulation No. 18 of 2011 on No
Smoking Area. New health centers to implement part of it, as many as three health
centers (14.1%) are the most widely implement these requirements
Implementation of Tasikmalaya Mayor Regulation No. 18 of 2011 on No
Smoking Area in health care facilities (puskesmas) in Tasikmalaya City area in 2015
has not been implemented in accordance with the provisions. Then suggested to the
City of Tasikmalaya and Tasikmalaya City Health Department to further improve
socialization, supervision and monitoring of the implementation of the regulation.
Keywords: Tasikmalaya Mayor Regulation No. 18 Year 2011, Regions Without
Cigarettes, health care (PHC).
Reading materials: 22 (2002-2014)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERNYATAAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR SINGKATAN xii
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat penelitian 5
E. Ruang Lingkup 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
A. Pengertian Implementasi 8
B. Pengertian Peraturan 9
C. Kawasan Tanpa Rokok 9
D. Fasilitas Pelayanan Kesehatan 10
E. Peraturan Walikota Nomor 18 tahun 2011 tentang
Kawasan Tanpa Rokok 15
F. Kerangka Teori 25
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI
OPERASIONAL 26
A. Kerangka Konsep 26
B. Definisi Operasional 27
BAB IV METODE PENELITIAN 28
A. Jenis penelitian 28
B. Populasi 28
C. Variabel Penelitian 29
D. Lokasi Penelitian 30
E. Pengumpulan Data 30
F. Instrumen Penelitian 31
G. Pengolahan Data dan Analisis Data 31
BAB V HASIL PENELITIAN 34
A. Gambaran Umum 34
B. Hasil Penelitian 37
BAB VI PEMBAHASAN 48
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 60
A. Simpulan 60
B. Saran 60
DAFTAR PUSTAKA 63
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
UU : Undang-Undang
Hal
2015................................................................................................. 39
2015................................................................. 40
2015...................................................................................... 41
2015................................................................. 42
Tahun 2015................................................................. 42
5.7 Distribusi Frekuensi Kegiatan Promosi Rokok Di Dalam
2015................................................................................................. 45
Tahun 2015...................................................................................... 46
Lampiran4 : Kuesioner
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagai perilaku yang wajar, bagian dari kehidupan sosial dan gaya hidup,
tanpa memahami risiko dan bahaya kesehatan terhadap dirinya dan orang
RI, 2012). Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan
untuk dibakar, dihisap dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih
termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana
mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Kemenkes
RI,2010).
Karbon Monoksida (CO), adalah salah satu gas beracun yang menurunkan
menjadi salah satu dari lima negara yang mengkonsumsi rokok terbanyak di
dunia. Konsumsi rokok di Indonesia meningkat dari tahun 1998 sebanyak 182
milyar batang menjadi 260,8 milyar batang pada tahun 2009 (TCSC-
meningkat, Riskesdas 2007 sebesar 34,2%, tahun 2010 sebesar 34,7%, dan
2013 menjadi 36,3%. Prevalensi jumlah perokok aktif di Propinsi Jawa Barat
kesehatan warga negara Indonesia, pemerintah dalam UUD 1945 tentang hak-
hak warga negara untuk hidup sehat dan mendapatkan lingkungan yang sehat
(Imelda,2012).
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Bab VI
bagian ke tujuh belas tentang pengamanan zat adiktif, pasal 115 ayat 1
tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja dan
tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan. Ayat 2 berisi pernyataan
Kesehatan).
(KTR) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, selalu mencapai target
yaitu tahun 2010 target 40% sedangkan pencapaian 45,5%, tahun 2011 target
60% pencapaian 63,6%, tahun 2012 target 80% pencapaian 81,8%. Pada
tahun 2013 target adalah 90%, hasil evaluasi sebanyak 90,9% provinsi yang
Jawa Barat yang ikut serta dalam mewujudkan terciptanya kawasan tanpa
Kawasan Tanpa Rokok . Tetapi sampai dengan saat ini belum ada pendataan
tentang kawasan tanpa rokok yang dilakukan baik oleh Dinas Kesehatan Kota
B. Rumusan Masalah
2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Puskesmas
di puskesmas.
masyarakat.
e. Untuk Peneliti
puskesmas.
E. Ruang Lingkup
1. Lingkup Keilmuan
Kesehatan
2. Lingkup Masalah
Tahun 2015.
3. Lingkup Metode Penelitian
deskriptif.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Implementasi
(Usman, 2002:70).
2002:67).
sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
kegiatan.
B. Pengertian Peraturan
kendalikan tingkah laku yang sesuai dan diterima, dimana setiap warga
masyarakat harus menaati aturan yang berlaku. Peraturan juga berarti ukuran,
kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai atau membandingkan
1. Pengertian
ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau
d. Tempat ibadah
e. Angkutan umum
f. Tempat kerja
1. Pengertian
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang
spesialistik.
3. Puskesmas
perseorangan.
1. Wilayah Puskesmas
jasa;
perkotaan
Sedangkan untuk Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh
berikut:
partisipasi masyarakat;
kesehatan; dan
c. Kuratif (pengobatan)
Tanpa Rokok
1. Dasar Pembentukan
3821).
4117).
Nomor 4276).
Nomor 4741).
Nomor 83).
Nomor 109).
a. Maksud Pembentukan
b. Tujuan
rokok;
3) Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula;
e. Sanksi administratif
f. Ketentuan penutup.
mengharuskan bahwa:
2. Tempat khusus untuk merokok dapat berupa ruang tertutup atau terbuka.
3. Tempat khusus untuk merokok di ruang tertutup dibuat dengan ketentuan
sebagai berikut :
kesehatan.
sebagai berikut :
kesehatan.
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dalam upaya
2. Menjual rokok;
5. Merokok
Penerapan Kebijakan Perda Kota Tentang Kawasan Tanpa Rokok dalam Upaya
memadai, yaitu berupa spanduk, banner, stiker dan baju difasilitasi oleh
rumah sakit
1. Memasang
tanda/petunjuk/peringatan
larangan merokok
2. Menyediakan tempat untuk
mematikan dan membuang
puntung rokok, yang Kawasan Tanpa Rokok di
Fasilitas Pelayanan
ditempatkan sebelum pintu
Kesehatan (Puskesmas)
masuk
3. Memberikan teguran dan/atau
peringatan kepada setiap orang
dan/atau badan yang melanggar
4. Tidak Memproduksi atau
membuat rokok
5. Tidak Menjual rokok
6. Tidak Memasang iklan rokok
7. Tidak Mempromosikan rokok
8. Tidak Merokok
Sumber: Peraturan Walikota nomor 18 tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok
Gambar 2.1
Kerangka Teori
BAB III
A. Kerangka Konsep
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Tahun 2015.
kawasan yang harus bebas rokok sesuai dengan ketentuan yang tercantum
B. Populasi
1. Puskesmas Sukalaksana
2. Puskesmas Sambongpari
3. Puskesmas Bantar
4. Puskesmas Urug
5. Puskesmas Tawang
6. Puskesmas Cipedes
7. Puskesmas Cihideung
8. Puskesmas Indihiang
9. Puskesmas Kawalu
C. Variabel Penelitian
puskesmas.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
E. Pengumpulan Data
dan data sekunder dengan bantuan enumerator yaitu sdr. Yadi Budi
1. Data Primer
2. Data Sekunder
1. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
c. Entri Data
2. Analisis Data
dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah puskesmas dikali 100 persen,
f
P = ------- x 100%
N
Keterangan:
P : Persentase
f : Frekuensi
N : Jumlah Puskesmas
rokok.
tanpa rokok.
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
gudang farmasi kota, industri obat tradisional, pedagang besar farmasi, sub
rumah tangga.
Pemilikan/Pengelola
No Fasilitas Kesehatan Pemerintah TNI /
BUMN Swasta Jumlah
Kota POLRI
1 Rumah Sakit Umum 1 0 6 7
2 Rumah Sakit Bersalin 6 6
3 Puskesmas 20 20
4 Puskesmas Pembantu 20 20
5 Puskesmas Keliling 20 20
6 Praktek Perorangan 0 0 328 328
7 Poskesdes 87
8 Pos UKK 2
9 Polindes 55 0 0 55
10 Pos Obat Desa 9
11 Puskesmas Poned 5 5
12 Posyandu 803
13 Apotek 2 111 113
14 Toko Obat 14 14
15 Gudang Farmasi 1 1
Perbekalan Kecil
16 1 1
Rumah Tangga (PKRT)
bahwa:
a. Rokok merupakan produk yang mengandung zat adiktif yang
bagi individu dan masyarakat baik selaku perokok aktif maupun pasif,
yang setinggi-tingginya
adalah talk show di radio, pembuatan artikel tentang dampak bahaya rokok
pedoman PHBS.
dan pemantauan.
2011.
B. Hasil Penelitian
bagi tempat-tempat tertentu yang menjadi kawasan tanpa rokok seperti yang
berikut:
Puskesmas
0% (tidak ada).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Puskesmas Yang Mempunyai
Tempat Khusus Untuk Merokok di Wilayah
Kota Tasikmalaya Tahun 2015
Pemasangan Tanda/Petunjuk/
No n %
Peringatan Larangan Merokok
1 Ya 21 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 21 100
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
pasien.
yang terbuat dari plastik, bukan tempat yang dirancang khusus untuk
Puskesmas
puskesmas (71,4%).
bawah ini:
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Pemasangan Iklan Rokok Di Dalam Gedung
atau di Lingkungan Puskesmas di Wilayah Kota Tasikmalaya
Tahun 2015
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Tidak Melakukan Kegiatan Promosi Rokok
Di Dalam Gedung atau di Lingkungan Puskesmas
di Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2015
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Puskesmas yang Memberikan Teguran
dan/atau Peringatan kepada Setiap Orang dan/atau
Badan yang Melanggar di Wilayah
Kota TasikmalayaTahun 2015
ini:
Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Puskesmas Dengan Ruangan Khusus
bagi Petugas/Karyawan untuk Merokok di Wilayah
Kota TasikmalayaTahun 2015
pengunjung (pasien atau tamu) untuk merokok dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Puskesmas Dengan Pengunjung (Pasien,
Keluarga atau Tamu) Merokok di Ruang yang sudah ditetapkan
di Wilayah Kota Tasikmalaya
Tahun 2015
PEMBAHASAN
Tanpa Rokok salah satunya adalah sebagai acuan bagi pemerintah daerah
sebagai kawasan tanpa rokok yang salah satunya adalah fasilitas pelayanan
kesehatan.
A. Distribusi Pelaksanaan Syarat-syarat Kawasan Tanpa Rokok di
Puskesmas
ada).
iklan rokok dan tidak ada promosi rokok di dalam gedung maupun
ini dapat berupa ruang tertutup dan ruang terbuka seperti yang
asap rokok tidak akan sukses bila masih tersedia ruang khusus
(Pramudiarja:2012)
.
2. Pemasangan Tanda/Petunjuk/Peringatan Larangan
Merokok
yang bertutup atau yang terbuka dan bisa juga dibuat seperti pot
mematikan rokok.
4. Ketersediaan Kantin atau Warung Penjual Rokok di
Lingkungan Puskesmas
15 puskesmas (71,4%).
(Pranala:2013).
tersebut.
Tanpa Rokok).
harus bebas dari segala bentuk iklan dan promosi rokok baik di
1. Teguran lisan
2. Peringatan tertulis
perundang-undangan.
KTR.
A. Simpulan
Nomor 18 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Hasil penelitian dapat
14,1%.
ada).
B. Saran
1. Untuk Puskesmas
kegiatan.
3. Untuk pemerintah Kota Tasikmalaya
terhadap kesehatan.
5. Untuk Peneliti
Azka Nizwardi, (2013), Studi Eektivitas Penerapan Kebijakan Perda Kota Tentang
Kawasan Tanpa Rokok dalam Upaya Menurunkan Perokok Aktif di
Sumatera Barat Tahun 2013, jurnal Kebijakan Kesehatan
Indonesia,Vol.02,No.04:173-175
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2009), Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Jawa Barat Tahun 2007,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013), Riset Kesehatan Dasar,
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, (1991/1992), Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional. (2008), Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
Fitriani Sinta, (2011), Promosi Kesehatan, Graha Ilmu,Yogyakarta
Harsono Hanifah. (2002), Implementasi Kebijakan dan Politik, Rineka Cipta, Jakarta
Hasan Iqbal. (2002), Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor Selatan
Imelda Christina. (2012): Pengaruh pengetahuan dan sikap guru dan siswa tentang
rokok dan kebijakan kawasan tanpa rokok terhadap partisipasi dalam
penerapan kawasan tanpa rokok di SMPN 1 Kota Medan Tahun 2012,
Skripsi, FKM-USU Medan
Kementerian Kesehatan RI. (2010), Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa
Rokok, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2012), Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan,
semester II, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2013), Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian
Kesehatan Tahun 2013 , Kementerian Kesehatan RI, Jakarta
Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Kawasan Tanpa
Rokok, Kota Tasikmalaya
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013 Tentang
Kriteria Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terpencil, Sangat Terpencil dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Diminati, Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta
Pramudiarja Uyung. (2012): Ruang Merokok Harusnya di Luar Gedung, Bukan
Diruang Khusus, Availabel from http://health.detik.com/read/
2012/04/20/123313/1897229/763/tempat-merokok-harusnya-di-luar-gedung-
bukan-di-ruang-khusus
Pranala. (2013): Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Versi Online/daring.
Availabel from http://kbbi.web.id/iklan. Diakses 07 Juli 2015
Reskiadin Laode. (2012), Peranan Media Dalam Penyuluhan Kesehatan, Availabel
from http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/peranan-media-dalam-
penyuluhan-kesehatan.html
Setiawan Guntur. (2004), Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan, Remaja
Rosdakarya Offset, Bandung
TCSC-IAKMI, 2012, Fakta Tembakau dan Permasalahannya di Indonesia Tahun
2012, Jakarta, Bunga Rampai
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
Jakarta
Usman Nurdin. (2002), Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta
LAMPIRAN-LAMPIRAN
INFORMED CONSENT
S1 Kesehatan Masyarakat. Saat ini saya sedang melakukan tugas akhir penelitian
Tasikmalaya Nomor 18 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok Pada Fasilitas
Proses pengambilan data dalam penelitian ini melalui observasi dan lembar
kuesioner. Indikator dalam lembar observasi dan lembar kuesioner sesuai dengan
keterangan secara menyeluruh yang menjadi tujuan penelitian. Untuk itu saya sangat
Keseluruhan data yang saya dapatkan dalam penelitian ini akan diolah hanya untuk
Atas segala bantuan dan kerjasama yang Bapak/Ibu berikan, saya ucapkan terima
kasih.
Hormat saya,
CUCU HENDAYANA
NIM: 0101130018
PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI
Dengan ini saya menyatakan persetujuan saya untuk dapat ikut berpartisipasi
Tasikmalaya Nomor 18 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok Pada Fasilitas
menyatakan bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini saya lakukan secara
observasi dan pengisian kuesioner di puskesmas kami tentang kawasan tanpa rokok
A. INFORMASI UMUM
NAMA PUSKESMAS :
ALAMAT :
Kelurahan :
Kecamatan :
Kota : Tasikmalaya
NO INDIKATOR YA TIDAK
Tersedia tempat khusus untuk
1
merokok
Bila jawaban nomor 1 ya teruskan
mengisi nomor 2 dan 7, apabila tidak,
maka diabaikan.
Tersedia tempat khusus untuk
2
merokok di ruang tertutup
Bila jawaban nomor 2 ya, maka
teruskan mengisi sampai nomor 6
tetapi apabila jawaban nomor 2 tidak,
maka nomor 3-6 diabaikan.
Tempatnya tidak bercampur dengan
3
kawasan tanpa rokok
Memasang tanda/petunjuk tempat
4
khusus untuk merokok
Dilengkapi alat penghisap udara atau
5
memiliki sistem sirkulasi udara
Dilengkapi asbak atau tempat
pembuangan puntung rokok dan
6
dilengkapi dengan data dan informasi
bahaya merokok bagi kesehatan.
Tersedia tempat khusus untuk
7
merokok di ruang terbuka
Bila jawaban nomor 7 ya, maka
teruskan mengisi sampai nomor 11
tetapi apabila jawaban nomor 7 tidak,
maka nomor 8-11 diabaikan.
Tempatnya terpisah secara fisik dan
terletak di luar gedung, tidak
8
berdekatan dengan pintu keluar masuk
gedung
Memasang tanda/petunjuk tempat
9
khusus untuk merokok
Memasang tanda/petunjuk/peringatan
12
larangan merokok
A. INFORMASI UMUM
NAMA PUSKESMAS :
ALAMAT :
Kelurahan :
Kecamatan :
Kota : Tasikmalaya
NO INDIKATOR YA TIDAK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent