Anda di halaman 1dari 203
‘Gedur Be PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PROSEDUR REKAM MEDIS RUMAH SAKIT DI INDONESIA REVISI DEPARTEMEN KESEHATAN RI DIREBTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK. c JAKARTA 2006 SAMBUTAN Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Buku Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia telah dapat direvisl, walaupaun masih perlu untuk disempurnakan Kembali. Buku ini diharapkan menjadi pedoman bagi Pimpinan Rumah Sakit, Korite / Panitia Rekam Medis, serta semua petugas yang ada kaitannya dengan Rekamn Medis dalam tata cara pelaksanaan penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit. Buku pedoman ini merupakan revisi Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit sesuai dengan Surat Keputusan kami nomor YM 00.03.2.2.1996 tanggal 27 Nopember 1996. o Dengan sudah diterimanya buku ini, maka setiap Rumah melaksanakan penyelenggaraan Rekam Med akit dapat ketentuan-ketentuan yang tercantum pada petunjuk prosedur pengelolaan Rekam Medis tersebut, Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit akan terlaksana dengan baik, bilamana Pimpinan dan para petugas Rumah Sakit yang terkait mempunyai komitmen bersama untuk melaksanakannya. Jakarta, 10 Desember 2006 4 BIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK Sekretaris, Udulia/ Or. Mulya A. Hasimy, Sp.8,M.kes NIP. 140 099 269 Daftar Isi Judul Daftar Ist Babi: Pendahuluan A. Sejarah Rekam Medis 8, Perkembangan Rekam Medis Di Indonesia C. Perkembangan Rekam Medis Di Indonesia Ditinfau Dari Aspek Huktum Bab IT : Rekam Medis A. Falsafah Rekam Medis B. Pengertian Rekam Medis, CC. Tujuan Dan Kegunaan Rekam Medis Bab IIT: Organisasi Rekam Medis ‘A. Keberadaan Instalas! Rekam Medis Bab IV : Prosedur Penyelenggaraan Rekam Medis Sistem Rekam Medis Prosedur Rekam Medis ‘Alur Rekam Medis Penerimaaan Pasien rawat Inap Pencatatan Kegiatan Medis Formulir dan cara Pengisian Rekam Medis Proses Pengolahan Rekam Medis 1, Penatagn Berkas Rekam Medis (assembling) Pemberian Kode (coding) Tabula (indeksing) Statistik dan Pelaporan Rumah Saklt Korespondensi Rekam Medis Analisa Rekam Medis Sistem Penyimpanan Rekam Medis (fling system) Sistem Pengambllan Rekam Medis Penyusutan (Retensi) dan pemusnahan rekam Medis ommonge> Bab V_: Aspek Hukum Rekam Medis Pertanggung Jawaben Terhadap Rekam Medis, Pemilikan Rekam Medis Kerahasiaan Rekam Mecis Persatujuan Tindakan Medis Pemberian Informasi Rexam Medis Rekam Medis di Pengadilan Adopsi ormoog> Lampiran 1 Lampiran 2 > Lampiran 3 101 108 cree 113 47 119 BABI PENDAHULUAN Sejarah Rekam Medis 1, Lahienya Rekam Medis = tahimnya IImu Kedokteran Dimulai dengan Zaman Batu (Paleolithic) lebih kurang 3000-2500 SM di Spanyol pahatan pada dinding gua (batu), daun-daun yang telah kering an tulang-tulang. 2, Zaman Mesir Kuno (Egyptian Period) a, Dewa Thoth Adalah seorang Tabib. Mesir (2hii pengobatan) yang. dianggep sebagai Dewa Kebijaksanaan. Thoth dikenal sebagai Dewa Berkepala Zbjis. a mengarang 36 buah - 42 buku, Diantaranya 6 buku mengenai masalah Kedokteran (tubuh manusia, penyakit, alat-alat yang dipakai obat-obatan penyakit mata dan kebidanan ). b. Imhotep Adalah Dokter yang pertama menjalankan Rekam Medis. Hidup di Zaman Piramid 3000-2500 SM : la adalah pegawal neger tinggi, Kepala Asitek Negri serta, Penasehat Medis Fira'un, keinudian -ia dihormati sebagai medical demiggod: seperti Aesculapius: 1a membuat Papyrus (Dokument limu kedokteran Kuno yang berisi 43 kasus Pembédehan). Papyrus ini selama berabad-abad-menghilang dan baru diketemukan pada abad ke XIX oleh Bangsa Inggris bernama Edwin Smith. Yang kemugian dinamakan : Edwin Smith Papyrus. Papyrus saat ini disimpan di New York Academy, of Medicine, USA. c, Papyrus Ebers Diketemukan dikaki Mummy di Necropolis dekat Thebes pada tahun 1972 Papyrus Ebers di tulis sejak 1550 SM. Kemudian di jual pada Archeolog Jerman bernama Georg Ebers. Sebelum perang ke II ini berada di University of Leipzing. Oleh Leipzing (Polandia) isi Papyrus Ebers adalah observasi yang cermat mengenai penyakit dan pengobatan yang dikerjakan secara teliti dan mendalam, . Zaman Yunani a. Aesculapius Dianggap sebagai dewa kedokteran dan mempunyal tongkat aillit ular sebagai simbol ilmu kedokteran. Hingga kini masih dipakai seluruh dunia, Aesculapius melakukan praktek ilmu kedokteran di Delphi, bekas reruntuhan kuilnya berada di dekat gunung Parna Zsus. JImu kedokteran di Yunani i sebarkan oleh sepuluh dokter yang disebut Aesculepadae sedang kuil tempat penderita di sebut Aesculapia (1134 SM). Selain kuil tersebut pengobatan leinnya di lakukan di kota Epidaurus (Secred Grove) atau disebelah Barat Athena. Hippocrates Di Kenal 460 SM sebagai Bapak Ilmu Kedokteran. Ia yang mulai mengenyampingkan ramalan dan pengobatan secara mistik dengan praktek kedokteran secara ilmu pengetahuan moderen, Hippocrates yang membuat sumpah Hippocrates dan banyak menulis tentang pengobatan penyakit, observasi penelitian yang cermat dan sampai kini dianggap benar. Hasil pemeriksaan pasiennya (Rekam. Medis) hingga kini masih dapat di baca oleh para dokter. Putra Hippocrates Thesalius, Dracon dan Dexxippus diajarkan cara mencatat hasil pemeriksaan pasiennya (Rekam Medis) hingga Kini masih dapat di baca oleh para dokter. Putra Hippocrates Thesalius, Dracon dan Dexippus diajarkan cara mencatat hasil penemuan medis. Kecermatan cara kerja Hippocrates dalam pengelolaan rekam medisnya sangat ‘menguntungkan para dokter sekarang. 4, Zaman Yunani Romawi a. Galen Galen pada 600 tahun sesudah Hippocrates (130- 121 SM) di kota Roma, Orang pertama yang memperkenalkan fungsi sesungguhnya dari arteri (Pembuluh Darah) dan dalam salah satu buku karangannya fa menggambarkan rasa sakit yang diakibatkan serangan batu ginjal. Dizaman ini telah mempunyai majalah kedokteran bernama Romana Acta diuma b. Santo Jarome rang pertama yang menyebutkan perkataan Rumah Sakit (Hospital) atau Hospitalia (bahasa latin). Hosper = Host =: Tamu. Santo Jerome menggunakan istilah tesebut sewaktu: menulis mengenai rumah sakit yang didirikan oleh pahiola di Roma tahun 390, 5. Zaman Byzantium Perkembangan llmu kedokteran hanya mencapal 3 abad pertama walaupun Zaman ini leblh 1000 tahun, Pengarang buku ilmu kedokteran adalah : Aetius, Alexander, Oribasius dan Paul satu-satunya pekerjaan rekam medis yang dilakukan yaitu catatan para rahib (Dokter Kuno). 6. Zaman Jahudi a. Injl & Talmud ‘Talmud banyek memuat masalah Kepenyakitan dibanding Injl. Bangsa Hibrani termasuk pecipta dan dari Prophylaxis. Buku Leviticus berisi sanitasi dan higene seperti : efek menyentuh benda kotor, jenis makanan yang harus dimakan dan mengandung gizi tinggi caranya ‘membersihkan ibu yang baru melahirkan. 7. Zaman Muhammad a. Rhazes (865-925) Dokter yang beragama Islam dan praktek di rumah sakit Persia (iran), Kemudian mendirikan rumah sakit di Baghdad pada abad ke 8. Buku-buku yang ditulisnya antara lain buku kedokteran "Treatise on Smallpox and Measles", merupakan buku pertama yang membahas penyakit menular. Dokter pertama yang mengunakan alkohol dan usus kambing untuk menjahit Iuka, . Avicena/bnu Sina (980- 1037 M) Bekerja berdasarkan tulisan Hippocrates: dan menggabungkan dengan sumber-sumber kedokteran lainnya yang di dapat, ia telah menggunakan sistem pencatatan klinis yang baik. 8. Zaman Abad Pertengahan Pada zaman ini di kenal adanya rumah sakit St, Bartholomous di London (Inggris) rumah sakit ini masih berdiri dan beberapa rekam medis pasienya yang pernah di rawat dari tahun 1137 masih ada, Pendiri rumah sakit Ini bernama Rahera. Rumah sakit Ini mengeluarkan buku bernama Book of Foundation yafig berisi riwayat dari 28 kasus penyakit 9. Zaman Renaissance (1500) a. Rumah Sakit St. Bartholomew Rumah sakit St. Barhelew merintis hal-hal yang harus di kerjekan oleh Medical Record Management. Pada tahun 1667 rumah sakit ini mempelopori pendirien perpustakan kedokteran. b, Andreas Vasalius (1514-1564) Bangsa Belgia dan dokter yang mempelajarl ilmu Anatomi melalui pembedahan mayat orang kriminil dengan cara mencurl mayat llarang keras oleh gereja Katholik). Hasil pembedahan mayat ‘menjadi pengetahuen Anatomi yang sangat bermanfaat. Dan Vesalius juga selalu membuat rekam medis atas segala hal yang dijumpainya hasil rekam medis tersebut di kukuhkan dengan nama Fabrica (1543). Kemudian fa menjadi profesor pada University of Padua (Italia). 10. Abad Ke XVII a. Dokter William Harbey Dari rumah sakit St. Bartelemew menekankan arti pentingnya rekam medis, dimana dokter harus bertanggung jawab atas segala catatan rekam medisnya. Setiap dokter harus mencatat laporan intruksi medis dari pasien. bb. Kapten Jhon Grant Orang yang pertama kali mempelajari Vta/ Statistik tahun 1661 melakukan penelitian atas Bilis of Mortality (Angka kematian). Ada 2 pendapat penting dalam penelitiannya : 1) Kematian yang terjadi di kota besar lebih tinggi dari di pedesaan. 2) Jumieh kematian pria > wanita, tetapi terdapat jumlah yang seimbang kaum pria dan wanita di asyarakat oleh kerena angka kematian pria lebih tinggi dari wanita, 14. Abad Ke XVIII a. Benyamin Franklin dari USA Pelopor berdirinya rumah sakit penansylavania di Philadelohia (1752). Rekam medis sudah ada pada tahun 1873 dan indeks~pasien baru disimpan. b, Rumah Sakit New York Dibuka pada tahun 1771 dimana prosedur register pasien baru dikerjakan pada tahun 1793, Tahun 1862 indeks penyakit dan kondisinya mulat di coba, Pada tahun 1914 istilah-istilah kepenyakitan baru dapat diterangkan, 12, Abad Ke XIX Tahun 1801 rumah sakit umum Massachusetts di Boston di buka memilki rekam medis dan katalog lengkap. Tahun 1871 mulai di instruksikan bahwa pasien dirawat harus dibuat KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien). Tahun 1870 - 1893 Library Bureu mulai mengerjakan penelitian katalog pasien, Tahun 1895 - 1867 Ny. Grece Whiting Myers terpilih sebagai President pertama dari Association of Record Librarian of North America. la adalah ahil medical record pertama di rumah sakit, 13, Abad ke XX Rekam Medis baru menjadi pusat secara khusus pada beberapa rumah sakit, perkumpuilan ikatan dokter/Rumah Sakit di negara-negara barat. Tahun 1902 American Hospital Association untuk petama kalinya melakukan diskusi rekam medis. Tahun 1905 beberapa buah pikiran dokter di berikan untuk perbaikan rekam medis. Tahun 1905 Dokter George Wilson, seorang dokter Kebangsaan Amerika dalam rapat tahunannya American Medical Association ke 56 membacakan naskahnya ‘A clinical chart for the record of patient in small hospital" yang kemudien diterbitkankan dalam Journal of American Association terbit 23 September 1905. Isi naskah itu adalah tentang pentingnya nilai medical record yang lengkap isinya demi kepentingan pasien maupun bagi pihek rumah sakit. Berikut adalah perkembangannya : a, Tahun 1935 di USA muncul 4 buah sekolah Rekam Medis, b. Tahun 1955 Sekolah berkembang menjadi 26 sekoleh terdapat 1000 tulusan Tahun 1948 Inggris membuat 4 sekolah rekam medis 4. Tahun 1944 Australia membuat sekolah Rekam Medis oleh seorang ahli RM America yang bernama Ny. Huffman, ©. Di Australia ada 2 sekolah, yakni di Sydney dan Melbourne. PERKEMBANGAN REKAM MEDIS DI INDONESIA ‘Semenjak masa pra kemerdekaan, Rumah Sakit di Indonesia sudah melekukan Kegiatan pencatatan, hanya saja masih belum dilaksanakan dengan baik, dari segi penataan maupun pengolahan atau mengikuti sistem informasi yang benar. Penataan masih tergantung pada selera pemimpin masing-masing rumah sakit, Pada tahun 1960 dengan di keluarkannya Peraturan Pemerintah No. 10, maka kepada semua petugas Kesehatan diwafibkan untuk menyimpan rahasla kedokteran, termasuk berkas rekam medis. Kemudian pada tahun 1972 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 034/Birhup/1972, ‘ada kejelasan bagi rumah sakit_menyangkut kewajiban untuk ‘menyelenggarakan rekam medis. Guna menunjang_terselenggaranya rencana induk (master plan) yang baik, maka setiap rumah sakit harus : ‘2 Memilii dan mengolah data statistik, sehingga dapat menghasilkan data informasi yang up to date. Memiliki prosedur penyelenggaraan rekam medis yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah agar di institusi pelayenan Kesehatan termasuk rumah sakit dapat ‘menyelenggarakan dan menjalankan rekam medis dengan baik. ‘Antara_kurun waktu 1972 - 1989 penyelenggaraan rekam medis dirumah sakit belum berjalen sebagai mana yang diharapkan dalam Permenkes No. 749a Menkes/Per/XV/tahun 1989 tentang rekam medis / Medical Record yang merupakan landasan hukum untuk semiva tenaga medis dan paramedis di Rumah Sakit yang terlibat di dalam proses enyelenggaraan rekam medis dapat melaksanakannya. Di dalam pasal 22 yang terdapat di dalam permenkes no. 749a tahun 1989 tersebut disebutkan bahwa hal-hal teknis yang belum diatur dan Petunjuk pelaksanaan peraturan ini akan dlitetapkan oleh Direktur Jenderal ‘sesuai dengan bidang/tugas masing-masing Sejalan dengan pasal 22 tersebut maka Direktorat Jenderal Pelayanan Medik telah menyusun Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record di Rumah Sakit dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. 78 tahun 1991 mengenai Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit, kemudian dalam rangka peningkatan pelayanan rumah sakit yang perlu didukung dengan sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar maka berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. YM. 00. 03. 2.2 1296 tentang Revisi Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit. Seiring dikelvarkannya Undang-Undang Kedokteran No.29 tahun 2004 tentang Prakti’Kedokteran, maka pada pasal 46 ayat (1) disebutkan bahwa Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis" serta dengan adanya perkembangan ilu pengetahuan dan teknologi di bidang data dan informasi maka dilakukan penyempurnaan petunjuk tentang pengelolaan rekam medis rumah sakit. ‘Oleh Karena itu, maka perlu disempurnakanlah Buku Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. PERKEMBANGAN REKAM MEDIS DI INDONESIA DITINJAU DART ASPEK HUKUM Kesadaran hukum dikalangan masyarekat dewasa ini telah meningkat, hal ini mengakibatkan timbulnya tuntutan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik, bahkan se.ing terjadl adanya pengaduan kepada pihak berwajib. Pembangunan dan pengembangan budaya _hukum ditujukan demi terciptanya ketentraman, ketertiban, dan tegaknya hukum yang berintikan kejujuran, kebenaran dan keadilan untuk mewujudkan kepastian hukum. Sumber utama dari kegiatan administrasi Kesehatan rumah sakit dimulai dari berkas catatan medis, oleh karenanya catatan inilah yang LIHAT NO. 00-43-15-12 2, Sistem Pemberian Nomor Pasien (Patient Numbering System) Penyimpanan Berkas Rekam Medis pada setiap Pelayanan Kesehatan disimpan berdasarkan nomor pasien, yaitu nomor Rekam Medis pasien pada saat masuk Rumah Sakit (Admission Patient Number). Penyimpanan secara alpabets menurut nama-nama pasien tebin menyulitkan dan memungkinkan terjadinya Kesalahan-kesalahan dibandingkan dengan penyimpanan berdasar nomor pasien. Jika kartu-pasien hilang, nomor pasien masuk dapat diperoleh dari data daser pasien yang tersimpan di dalam sistem. Dengan mengetahul nama lengkep dan tanggal masuk pasien. Tetapi jika menggunakan nomor Kartu indeks pasien keluar tidak akan dapat secara maksimal menemukan nomor keluar, sehingga lokasi rekam medisnya sulit ditemukan. + Ada tiga sistem pemberian nomor pasien pada seat pasien datang ke unit pelayanan, Kesehatan (Admission Numbering System) yang umumnya dipakal yaitu: 2), Pemberian Nomor Cara Seri (Serial Numbering System) b), Pemberian Nomor Cara Unit (Unit Numbering System) ©). Pemberian Nomor Cara Seri Unit (Serlaf Unit Numbering System). Sistem pemberian nomor manapun yang dipakal, setiap rekam medis baru harus mendapat nomor yang diurut secara kronologis dan nomor tersebut dapat digunakan di seluruh instalasi yang terkalt didatam prosedur pemberian pelayanan kesehatan terhadap pasien di rumah sakit, a, Pemberian Nomor Cara Seri Istilah yang biasa digunakan adalah "Serial Numbering System" Dengan sistim ini setiap penderita mendapat nomor baru setiap f 24 kunjungan/berobat baik itu Ke rumah sakit, Jika ia berkunjung lima kali, Maka ia akan mendapat lima nomor yang berbeda, Semua nomor yang lelah diberikan kepada penderita tersebut harus dicatat pada "Kartu Indeks Utema Pasien” yang bersangkutan. Sedang rekam medisnya disimpan diberbagai tempat sesuai dengan nomor yang telah diperolehnya. Pemberian Nomor Cara Unit : Istlah yang biasa digunakan adalah "Unit Numbering System" berbeda dengen sistem seri. Didalam sistem pemberian nomor secara Unit ini, pada saaat pasien datang pertama kali untuk berobat jalan maupun rawat inap (dirawat) maka pasien tersebut akan mendapatkan satu nomor Rekam Medis yang mana nomor tersebut ‘akan dipakai selamanya untuk kunjungan-kunjungan selanjutnya balk untuk rawat jalan, rawat inap maupun kunjungan ke unit-unit penunjang medis dan instelasi lain untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan di suatu rumah sakit. Dan berkas rekam medis pasien tersebut aken tersimpan didalam satu berkas dengan satu nomor pasien. Pemberian Nomor Cara Seri-Unit Istilah yang biasa digunakan adalah “Serial Unit Numbering System? Sistem pemberian nomor ini merupakan sintesls/gabungan antara sistem pemberian nomor secara éeri dan unit. Setiap pasien berkunjung ke rumah sakit, kepadanya diberikan satu nomor baru. tetepi berkas rekam medisnya yang terdahulu digabuhgkan dan disimpan dibawah nomor yang paling baru. Dengan cara ini terciptalah satu unit berkas rekam medis, Apablla satu berkas rekam medi lama diambil dan dipindahkan tempatnya ke nomor yang baru, ditempatnya yang lama tersebut harus diberi tanda petunjuk (out guide) yang menunjukkan kemana berkas rekam medis tersebut telah dipindahkan. Tanda petunjuk tersebut diletakkan_menggantikan 25 tempat berkas rekam medis yang lama. Hal ini sangat membantu ketertiban sistem penyimpanan berkas rekam medis. Dari tiga sistem pemberian nomor diatas/ yang telah diuraikan diatas, maka Rumah Sekit dan instansi pelayanan Kesehatan lain dianjurkan untuk menggunakan Sistem Pemberian Nomor Secara Unit (Unit Numbering System). Dengan Sistem Pemberian Nomor Secara Unit semua pasien akan memilki satu rnomor rekam medis yang terkumpul dalam satu berkas. Sistem ini secara cepat memberiken kepada rumah sakit/ staf medis, Satu mo zo Tanggal dan Jam Kelvar ruang rawat inap Bagian/Spesialisasi Ruang Rawat / Kelas Perawaten Lama di rawat 1. Diagnosa Akhir 1) Diagnosa Primer: 2) Diagnosa Sekunder 3) Komplikasi Operasi/Tindakan (Jika ada) Anestesi yang diberikan (Jika ada) Infeksi Nosokomial dan penyebabnya(Jika ada) Immunisasi yang pernah didapat Immunisasi yang pernah diperoleh selama dirawat Transfusi darah (jika ada) 1) Jenis golongan darah : 2) Resus i 3) Jumlah cc : Keadaan keluar Hidup / Mati Nama dan tanda tangan dokter yang merawat- vrperog a) Cara Pengisian Ringkasan Masuk dan Keluar Informasi yang menyangkut identites dan prosedur pada masuk dicatat oleh petugas di tempat penerimaan pasien rawat inap sedangkan informasi yang diperoleh selama pasien dirawat sampai keluar dari ruang rawat inap, pencatatan dilakukan oleh perawat di ruang perawatan. 49 Penjelasan cara penalsian : A Nama + diisi nama pasien, sesual dengan ketentuan sistem penamaan Nomor Rekam Medis : dilsi nomor rekam medis pasien Nomor Registrasi: dlsi nomor registrasi pasien rawat inap Tanggat iahir + diisi tanggal, bulan, dan tahun kelahiran pasien E. _Jenis Keiamin (Sex) + cukup jelas Agama + diisi agama pasien G. Pendidikan + dlisi pendidikan terakhir si pasien H. Pekerjaan 1 dlist pekerjaan_pasien saat ini 1. Alamat ' J. Status Perkawinan — : cukup melingkari pada pilihan yang ada sesual dengan status si pasien K. _ Peserta Askes /Asuransi lain : apabila peserta Askes, dilsi nomor KTP, nomor Askes, apabila peserta asuransi Iain diisi nama asuransi dan apabila bukan peserta asuransi, dibiarkan saja kosong.. alamat lengkap pasien Catatan Perkernbangan Catatan_perkembangan mencatat secara spesifik perkembangan penyakit pasien yang ditulls dan di tanda tangani oleh dokter, catatan pertama dimulai dengan catatan pada saat pasien masuk, dan pencatatan selanjutnya adalah perkembangan pasien selama masa perawatan di Rumah Sakit sampai dengan pasien keluar dari Rumah Sakit atau meninggal. Catatan perkembangan pasien digunakan untuk mengetahui ringkasan keadaan umum pasien pada seat masuk hingga keluar, termasuk informasi-informasi penting yang belum tercatat pada anamnese dan pemeriksaan fisik. Informasi tersebut bisa didapat dari keluarga pasien, dokter yang mengirim atau dari Rumah Sakit lain, Catatan perkembangan pasien harus dibuat setlap hari selama pasien dalam masa perawatan, 50 setiap beberapa jam selama fase akutnya seorang pasien, dan seterusnya ssesual dengan perkembangan Kesehatan pasien itu sendiri. Semua tindakan yang dllakukan dicatat jam, tanggal, dan jenis tindakan yang diberikan serta harus ditanda tangani oleh dokter pemeriksa. Catatan Perawat/Bidan Catatan Perawat/Bidan, digunakan oleh petugas perawatan untuk ‘mencatat pengamatan mereka terhadap pasien dan pertolongan perawatan yang telah mereka berikan kepada pasien. Catatan ini_memberikan gambaran kronologis pertolongan, perawatan, pengobatan yang diberikan dan reaksi pasien terhadap tindakan tersebut. Catatan perawat berfungsi sebagai alat komunikasi antara sesama perawat, dan antara perawat dengan dokter. Ada empat kegunaan catatan perawatan/bidan, yaitu : 1) Mencatat Keadaan pasien selama tidak dilihat oleh dokter. Ini merupakan catatan yang berisi hal-hel yang penting yang dicatat oleh perawat yang memberikan gambaran perspektif yang jelas tentang perkembangan seorang pasien selama tidak dilihat oleh dokter. Rencana pengobatan seorang pasien ditentukan oleh informasi_ yang dicatat pada lembaran catetan perawat/ bidan, dengan bantuan catatan erawat/ bidan yang dicatat secara seksama. Seorang dokter dapat mengikuti perkembangan pasiennya, meskipun ia mengunjungi pasien hanya sekali dalam satu hari. 2) Menghemat waktu bagi dokter dan mencegah timbulnya kekeliruan, dengan adanya catatan perawat/ bidan tersebut dapat. terlihat ‘gambaran pasien dari wektu ke waktu, Petugas yang merawat pasien tersebut harus membuat penjelasan sendiri-sendiri mengefal keadaan/ kondisi seorang pasien. Hal ini memungkinkan untuk memperkeci Lungkat kesalahan dalam pemberian medikasi dan pengobatan, 3) Sebagai bukti peleksanaan pekerjaan perawat. Setiap perawat harus mencatat apa-apa tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan perintah dokter. Sehingga dokter dapat melihat hasiinya dan ‘menentukn tindakan pengobatan selanjutnya. Untuk pembuktian SL secara hukum, catatan perawat/ bidan berguna sebagai bukti pertolongan yang diberikan maupun bukti reaksi pasien terhadap pertolongan tersebut. 4) Sebagai salah satu indikator kelengkapan berkas rekam medis. Catatan Perawat/ bidan dimulal pada saat pasien masuk ruang perawatan dan meliputi: 2). Tanggal, bulan, tahun dan jam : »). Catatan-catatan tentang keadaan pasien, serta gejala-gejala yang tampak : ©), Tindakan/ pengobatan yang dilakukan ‘Selama seorang pasien dirawat di rumah sakit, catatan perawat / bidan harus memuat observasi harian seorang pasien, juga catatan rekam rmedis asii dan terapi/ pengobatan yang diberiken, 4. Lembaran Grafik Lembaran grafik memberikan gambaran kepada dokter tentang suhu, radi, dan pernafasan seorang pasien. Pengisiannya dilakukan oleh perawat, dimulal pada saat pasien masuk dirawat. Dalam lembaran grafik ini juga dicatat data-data tekanan darah, pemasukan dan pengeluaran cairan, defikasi, informasi kunjungan dokter, specimen untuk laboratorium, diet, all 5. Ringkasan Keluar/Resume Medis Ringkasan keluar dapat ditulls pada bagian akhir catatan perkembangan atau dengan lembaran tersendiri, bagi rumah sakit-rumah sakit kecil hal ini ditentukan oleh kegunaan catatan tersebut, Pengecualian bagi resume ini, terutama untuk pasien yang dirawat kurang dari 48 jam, cukup mengunakan rekam medis singkat, misalnya untuk kasus-kasus Tonsilectomy, ‘Adenoldectomy, kecelakaan ringan, dan sebagainya. 82 ‘Tujuan dibuatnya resume ini adalah : 1) 2) 3) 4) Untuk menjamin kontinvitas pelayanan medik dengan kualitas yang tinggl serta sebagai bahan referensi yang berguna bagi dokter yang ‘menerima, apabila pasien tersebut di rawat kembali dirumah sakit. Sebagal bahan penilain staf medis rumah sakit Untuk memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau Perorangan tentang perawatan seorang pasien, misalnya dari Perusahaan Asuransi (dengan persetujuan Pimpinan). Untuk diberikan tembusan kepada sistem ahli yang memerlukan catatan tentang pasien yang pernah mereka rawat. Resume ini harus disingkat dan hanya menjelaskan informasi penting tentang Penyakit, pemeriksaan yang dilakukan dan pengobatannya, Resume ini harus di tulis segera setelah pasien keluar dan Isinya menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut : 2) 2 3) 5) Mengapa pasien masuk rumah sakit (pertanyaan kKlinis singkat tentang keluhan utame dan rivayat penyakit sekarang). ‘Apakeh hasil-hasil penting pemeriksaan laboratorim, rontgen dan fisik (hasil negatif mungkin sama pentingnya dengan hesil positif). ‘Apakah’ pengobatan medis maupun operasi yang diberikan (termasuk respon pasien, komplikasi dan konsultasi).. Bagaimana keadaan pasien pada saat keluer (perlu berobat jalan, mampu bergerak sendiri, mampu untuk bekerja). Apekah anjuren pengobatan/ perawatan yang dlberikan (nama obat dan dosisnya, tindakan pengobatan lainnya. diryjuk. kemana, perfanjian untuk datang lagi). : Didalam berkas rekam medis lembaran resume diletakkan dimuka depan dengan maksud memudahkan dokler melihatnya apabila diperlukan, Resume hharus citanda tangani oleh dokter yang merawat, bagi pasien yang meninggal tidak dibuatkan resume, tetapi dibuatkan laporan sebab kematian. 53 B. Formulir Rekam Medis Rawat Jalan Formulir Rekam Medis Rawat Jalan minimal terdiri dari : 1, Identitas pasien * 2. Formulir Catatan Dokter Polikinik yang memuat : a. Anamnesa / Pemeriksaan Fisik b. Diagnosa c. Terapi yang diberikan d. Nama dan tanda tangan dokter 3. Rekaman Asuhan Keperawatan 4, Formulir Hasil - Hasil Penunjang Medik 5. Copy Resep Formulir yang digunakan biasanya dalam bentuk Kartu yaitu kartu pemeriksaan pasien, dimana informasi mengenai identitas pasien, diagnosis dan tindakan yang ditakukan terhadap pasien seperti anamnese, terapi dicatat didalam Kartu tersebut untuk pasien rawat Jalan periu dibuat lembaran ringkasan poliklinik yang lazim disebut identitas dan ringkasan poliklinik. Lembaran ini sebagal dasar dalam menyiapkan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP), yang beri identitas pasien serta ringkasan poliklinik, Informasi yang dimintakan pada identitas, meliputi : 1) Nama Pasien 2) Nomor Rekam Medis 3) Tempat/tanggal lahir 4) Jenis Kelamin 5} Pekerjaan 6) Status Perkawinan 7) Alamat 8) Agama 9) Nama Ayah 10) Nama Tbu 54 11) Alamat Perubahan alamat perlu dicatat, apabila pasien tersebut berpindah ‘alamat / tempat tinggal, disamping itu perlu dicatat pula cara kunjungan pasien dikrim oleh siapa. ‘Sedangkan riwayat poliink beris!informasi: 4) Tanggal Kunjungan 2) Poliklinik yang melayani 3) Diagnosis 4) Tindakan yang diberikan 5) Dokter yang menangani €. Rekam Medis Bayi Baru Lahir 1a) Ringkasan Masuk Dan Keluar Bayi Ringkesan masuk dan keluar untuk bayi, sama halnya dengan Rekam Medis anak-anak atau orang dewasa. Seorang bayi harusiah dianggap sebagai individu yang mempunyai catetan tersendiri dan seyogyanya catatan tersebut disimpan didalam berkas masing-masing terpisah dengan berkas rekam medis ibunya. Karena itu merupakan hal yang penting untuk mengetahui semua keterangan pengenat bayi yang termuat pada berkas rekam medis bayi. Ringkasan masuk dan kelvar berfungsi untuk mencatat semua data yang dipertukan untuk pembuatan indeks-indeks dan untuk tanda tangan terakhir darl dokter yang merawat. Lembar hak kuasa otorisasi juga disediakan, untuk dipergunaken oleh orang tua penanggung jawab guna memberikan iin untuk perawatan bay selanjutnya. b) Riwayat kelahiran Dokter yang menolong melahirkan bayi bertanggung jawab untuk mencatat riwayat elahiran bayl. Riwayat kelahiran yang lengkap, mencakup bagian-bagian : 55 1) Riwayat Ibu bayi yang dilahirkan hidup, jumlah kelahiran yang memerlukan tindakan abortus, jumlah bayi yang dilahirkan mati, jumlah anak yang meningal, golongan darah Ibu, faktor RH, penyakit ibu, komplikasi kehamilan, tanggal dan hasil dari test serologi dan photo thorax. 2) Riwayat Kelahiran : Riwayat keahiran dari bayi ini, haruslah imur ibu, jumtah kehamilan sebelumnya, jumiah mencakup keterangan mengenai lamanya Kehamilan perigawasan prenatal, umur bayi, tanggal perkiraan persalinan, lamanya kala 1 dari persalinan, kala 1, pecahnya ketuban, (bagaimana dan ‘berapa lamanya sebelum kelahiran). Robekan perineum, letak, posisi cara kelahiran, analgetika yang diberikan, anesthesi dan komplkast kelahiran. 3) Catatan Bayi: mencakup keadaan bayi, tanggal bayi dan jam lahir, jenis kelamin, berat badan, panjang badan, medikesi mata, perafasan, Apgar score, tanda tangan perawat yang bertanggung jawab terhadap identitas bayi dan kelainan yang ada. Walaupun kenyataan riwayat Kehamilan dan terdapat pada rekam medis ibu, hal ini juga perlu bahwa catatan tersebut menjadi bagian dari rekam medis bayi, terutama bag! Rumah Sakit yang memisahkan rekam medis bayi dengan rekam medis ibunya 56 G, PROSES PENGOLAHAN REKAM MEDIS 1. Penataan Berkas Rekam Medis (Assembling) a. Penataan Berkas Rekam Medis pasien rawat jalan, Penataan Berkas Rekam Medis pasien rawat jalan meliputi : a) Pembatas Poliklinik b) Lembar Dokumen penganter ©) Lembaran Poliklinik 4) ‘Hasil pemeriksaan penunjang ) Salinan Resep b. Penataan’Berkas Rekam Medis pasien rawat inap 1) Penataan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat inap untuk Kasus ‘Anak meliputi = a) Ringkasan (diisi oleh bagian RM) b) Pembatas Masuk ©). Ringkasan Masuk & Keluar 4) Surat Dokumen Pengantar e)_Intruksi Dokter f) Lembar Konsultasi 9) Catatan Perawat fh) Catatan Perkembangan i) Grafik Suhu, Nadi dan Peratasan J) Pengawasan Khusus k)_Hasil Pemeriksaan Laboratorium : 1) Hasil Pemeriksaan Radiodiagnostik ‘ m) Salinan Resep n) Resume / Laporan Kematian 2) Penataan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap untuk Kasus Bedah : a) Ringkasan b) Pembatas Masuk 7 3) ©) Surat Dokumen Pengantar 4) Instruksi Pre/Pasca Bedah €) Catatan Anestesi f) Laporan Pembedahan 9) Intruksi Dokter h) Catatan Perkembangan i) Lembar Konsultasi 3) Catatan Perawat k) Grafik Suhu, Nadi dan Pernafasan 1) Pengawasan Khusus rm) Hasil Pemeriksaan Laboratorium 1h) Hasil pemeriksaan Radiodiagnostik ©) Salinan Resep p) Resume / Laporan Kematian Penataan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Kasus Kebidanan : a) Pembatas Masuk b) Ringkasan Masuk dan Keluar ©) Suret Dokumen Pengantar 6) Lembar Obstetrik ) Catatan Persalinan ) Lembaran Bayi Baru Lahir 4g) Intruksi Dokter hh) Catatan Perkembangan 1) Lembar Konsultast 3) Catatan Perawat k). Grafk Nifas (grafk tbu) 1). Pengawasan Khusus m) Hasil Pemeriksaan Laboratorium 1) Hasil Pemeriksaan Radiodiagnostik 58 0) Salinan Resep p) Resume / Laporan Kematian. 4) Penataan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Kasus Bayi Lahir: a) Pembatas Masuk b)_Ringkasan Masuk & Keluar ©) Riwayat Kelahiran 7 4) Instruksi Dokter ) Catatan Perkembangan ) Lembar Konsultasi 9) Catatan Perawat h) Grafik Bayi 1) Pengawasan Khusus 3) Hasil Pemeriksaan Laboratorium k)_Hasil Pemeriksaan Raciodiagnostik 1) Salinan Resep m) Resume / Laporan Kematian. 2. Pemberian Kode (coding) Pemberian Kode adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili komponen data. Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada didalam rekam medis harus diberi kode dah selanjutnya di indeks agar memudahkan pelayanan pada penyafian informasi untuk menunjang fungs! perencanaan, manajemen, dan riset bidang kesehatan.” Kode Klasifkas! penyakit oleh WHO (World Health Organization ) bertujuan untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakil, cidera, gejala dan faktor yang mempengaruhi Kesehatan. Sejak tahun 1993 WHO mengharuskan negara anggotanya termasuk Indonesia menggunkan kiasifikasi penyakit revisi-10 (ICD-10, International Statitical Clasification 59 Deseasses and Health Problem 10 Revisl, ICD-10 menggunakan kode kombinasi yaitu menggunakan abjad dan angka (alpha numeric). Kecepatan dan ketepatan pemberlan kode dari suatu diagnosis sangat tergantung kepada pelaksana yang menanganl berkas rekam medis tersebut yaitu : 1. Tenaga Medis dalam menetapkan Diagnosis 2. Tenaga Rekam Medis sebagai pemberi kode 3, Tenaga Kesehatan lainnya Penetapan Diagnosis seorang pasien merupakan kewajiban, hak dan tanggurig jawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak boleh diubah oleh karenanya harus diagnosis yang ada dalam rekam medis diisi dengan lengkap ddan jelas Sesual dengan arahan yang ada pada buku ICD-10, ‘Tenaga medis sebagal seorang pemberi kode bertanggung jawab atas keakuratan kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medi. Oleh karenanya untuk hal yang kurang jelas atau yang tidak lengkap, sebelum kode ditetapkan, komunikasikan terlebih dahulu pada dokter yang membuat diagnosis tersebut. Setiap pasien yang telah selesai mendapatkan pelayanan balk -rawat jalan maupun rawat Inap, maka dokter yang ‘memberikan pelayanan harus segera membuat diagnosis akhir. Kelancaran dan kelengkapan pengisian rekam medis di instalasi rawat jalan dan rawat inap atas kerja sama tenaga medis dan tenaga Kesehatan lain yang ada dimasing-masing instalasi kerja tersebut. Hal ini seperti dijelaskan pasal 3 dan 4 Permenkes RI No. 794a/Menkes/ Per/xII/1989 tentang Rekam Medis. Untuk lebih meningkatkan informasi dalam rekam medis, petugas rekam medis harus membuat kode sesual dengan klasifikasi yang tepat. Disamping kode penyakit, berbagal tindakan lain juga harus di beri kode sesuai dengan klasifikasi masing-masing dengan menggunakan : 1, IcD-10 2. IcDg.cM 60 3. Tabulasi (Indeksing) Indeksing adalah membuat tabulasi sesual dengan kode yang sudah dibuat kedalam indeks-indeks (dapat menggunakan Kartu indeks atau komputerisasi). Didalam kartu indeks tidak boleh mencatumkan nama pasien, Jenis indeks yang biasa dibuat: 1) Indeks pasien 2) Indeks penyakit (Diagnosis) dan Operasi 3) Indeks Obat-obatan 4) Indeks Dokter 5) Indeks Kematian 6) DLL 1) Indeks Pasien a, Pengertian Indeks pasien adalah satu tabulasi kartu Katalog yang berisi nama semua pasien yang pernah berobat di rumah sakit Informasi yang ada didalam kartu ini ialah : Halaman depan ; Nama Lenakap, Kelamin, Umur Alamat Tempat dan ‘Tanggal Lahir, Pekerjaan Halaman belakang : Tanggal Masuk, Tanggal Keluar, Hasil Penunjang Medis, Dokter, No Rekam Medis. b. Ukuran c Ukuran Kartu indeks penderita tergantung dari banyak sedikitnya penderitan yang berobat di rumah sakit. Ukuran yang dlanjurkan adalah 12,5 x 7,5 cm. Untuk rumah sakit yang sanget banyak Penderita rawat jalannya dianjurkan menggunakan Kartu dengan ‘okuran (4,25 7,5 em ) . Kegunaan Kartu indeks penderita dapat digunakan sebagai kunci untuk menemukan berkas rekam medis seorang penderita. 61 . Cara penyampaian Kartu indeks disusun alpabet seperti susunan kata-kata dalam kamus. Jika seorang penderita datang kembali dengan mengatakan bahwa dia telah bersuami, Kartu yang sekarang harus dibuat catatan petunjuk (tanda lihat atau tanda X ) dengan kartunya yang dulu dan sebaliknya, Untuk mempercepat dan mempermudah mengambilkan katu indeks nama jika sewaktu - waktu dibutuhkan, penyusunan kartu indeks harus diberi petunjuk dan dibelakang setiap ‘petunjuk maksimum tanya diletakkan dua kartu saja. Pengecekan terhadap penyimpanan kartu-kartu harus dilakukan secara periodik untuk memperbaiki keKeliruan yang mungkin terjadi Untuk Rumah Sakit yang telah menggunakan sistem komputerisasi tabulasi daftar nama pasien dapat dilakukan dengan menggunakan komputer, dengan menggunkan sistem komputerisasi akan diperoleh kemudahan serta kecepatan didalam proses tabulasi data. fe. Lama Penyimpanan Lama Penyimpanan kartu indeks penderita sama dengan lama penyimpanan berkas rekam medis. ‘lat Penyimpan a). Menggunakan lemari 8 laci dengan 3 Kotak pada setiap laci, Rata- rata 100 kartu dapat diletakkan pada setiap 2.5 cm, sehingga satu lemari besi 8 laci dengan 3 kotak tersebut dapat menyimpan 63.000 kartu. »). Menggunakan atat yang berkotak-kotak yang dapat di putar. 62 c). Penyimpanan Data Pasien yang menggunakan sistem komputerisasi dapat disimpan sebagai Data Dasar Pasien yang akan tersimpan secara baku didalam Data Dasar Pasien di Rumah Sakit. 2) Indeks Penyakit (Diagnosis) dan Operas! a. Pengertian Indeks penyakit dan Indeks operasi adalah tabulast yang berist kode penyakit dan kode operast pasien yang berobat di rumah sakit. Informasi yang ada didatam kartu ini adalah : 2). Nomor Kode b). Judul, Bulan, Tahun ©. Nomor Penderita @). Jeni Kelamin ). Umur + Untuk Indeks Operas! ditambah Dokter Bedah, Dokter Anestesi, hari pra operasi, post operasi, pasien keluar (meninggal, sembuh, cacat) Untuk indeks penyakit ditambah : Diagnosa lain, dokter lain, hari perawatan, meninggal/keluar (sernbuh, cacat). b. Kegunaan . 1. Untuk mengambll berkas rekam medis tertentu, guna keperluan- keperiuan sebagai berikut: a) Mempelajari kasus-kasus terdahulu dari satu penyakit untuk memperoich pengertian tentang penanggulangan _terhadap penyaki-penyakit/ masalah-masalah Kesehatan pada saat ini, b) Untuk menguji teori - teori membandingkan data-data tentang penyakit / pengobatan dalam rangka penyuguhan tulisan-tulisen iimiah 63 ©) Menyuguhkan data menggunakan fasiltas rumah sakit untuk menyusun keperiuan alat-alat baru, tempat tidur dan lain-lain, ) Menilal kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit. 2. Menyugunkan data pelayanan yang diperlukan dalam survey : kemampuan rumah sakit, 3. Menemukan berkas rekam medis dimana dokterya hanya ingat diagnosa atau operasinya, sedangkah nama pasien yang bersangkutan lupa. 4. Menyediakan materi pendidikan untuk mahasiswa kedokteran, perawat dil. : . Cara Penyimpanan Kartu-kartu indeks disimpan dalam lacl menurut nomor urut. Secara periodik harus diamati kemungkinan kesalahan penyimpanan kartu-kartu indeks, Kartu indeks harus tampak rapi, tulisannya gampang dibaca, pengisiannya harus dengan tinta atau dengan mesin ketik. Pada akhir tahun baris terakhir dibawahnya dibuat garis werna merah pada setiap kartu. 3) Indeks Dokter a. Pengertian Indeks Dokter adalah satu tabulasi data yang berisi nama dokter yang memberikan pelayanan medik kepada pasien. b. Kegunaan : a) Untuk meniiai kiinerja dokter b) Bukti pengadilan 4) Indeks Kematian ‘a. Informasi yang tetap dalam indeks kematian : a) Nama Penderita b) Nomor Rekam Medis 6 ©) Jenis Kelamin ) Umur ) Kematian : kureng dari sejam post operasi #) Dokter yang merawat 4) Hari Perawatan b) Wilayah b. Kegunaan indeks kematian : statistik menilai mutu pelayanan dasar, menambah dan meningkatkan peralatan/ tenaga. c. Cara penyimpanan indeks kematian : disusun menurut nomor indeks kematian, 5) Proses Tabulasi secara Komputerisasi Proses tabulasi data yang dilakukan secara manual dapat dengan mudah diaplikasikan melaiui media komputer, data dan informasi asi pengelompokkan data sesuat dengan kode-kode yang dimaksud dengan mudah cikelompokkan sesual dengan kode-kode yang dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga data dapat diproses dan dapat segera didapat hasil yang kita inginkan, proses pengelompokkan data yang dllakukan dengan proses Komputeribasi lebih mudeh dan cepat serta lebih efektif dan efisien, 4, Statistik dan Pelaporan Rumah Sakit Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat yang secara garis besar jenis pelaporan rumah sakit dapat dibedakan menjadi 2 kelompok : : a, Laporan Intern Rumah Sakit Laporan Intern Rumah Sakit disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit. Jenis laporan tersebut meliputi : 4) Pasien masuk rumah sakit i iasifikasikan menjadi: a). Pasien Umum »), Pasien kebidanan 65 2) 3) 4) 5) ©), Pasien anak 4), Bayl lahir dl RS ). Bayl kiriman dart luar Pasien keluar rumah sakit dl Kiasifikasikan menjadi : 2). Pasien Umum ), Pasien kebidanan ©). Pasien anak 4), Bayi Lahir dl RS ). Bayi kiriman dari luar Pasien meninggal di rumah sakit diklasifikasikan menjadi a), Pasien Umum »). Pasien meninggal kurang dari 48 jam ©), Pasien meninggal lebih dari 48 jam @), Pasien DOA @). Pasien Stilbirth f). Net Death Rate (NDR) 9). Gross Death Rate (GDR) h). Maternal Death Rate (MDR) Lamanya pasien dirawat di Klasifikasikan menjadi : 2). Pasien umum, »). Pasien kebidanan ©). Pasien anak 6), Bayi lair di RS ). Bayi kiriman dar! luar Hari perawatan pasien (HP) di Klasifikasikan menjadi: 2). Pasien Umum »). Pasien kebidanan ©). Pasien anak 66

Anda mungkin juga menyukai