Target rasio bidan dengan jumlah penduduk pada tahun 2019 di Indonesia adalah 120
per 100.000 penduduk. Jika mengacu kepada rasio tersebut berdasarkan data yang
diperoleh dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan, Kemenkes RI Tahun 2017, pada tahun 2016 baru terdapat 4 (empat)
provinsi yang memilki rasio bidan terhadap penduduk yang sesuai dengan target yang
dicanangkan oleh pemerintah yaitu Provinsi Bengkulu, Maluku Utara, Jambi dan Aceh
salah satunya. Pada gambar 1.1. dibawah ini disajikan Rasio bidan terhadap 100.000
penduduk di Indonesia pada tahun 2016.
Gambar 1.1. Rasio Bidan terhadap 100.000 Penduduk di Indonesia Tahun 2016
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016, Kementerian Kesehatan RI, 2017.
Sedangkan secara nasional pada tahun 2016 rasio bidan dan jumlah penduduk adalah
63,22 per 100.000 penduduk, angka ini masih jauh dari target yang dicanangkan yaitu
120 per 100.000 penduduk atau masih dibutuhkan 325.771 bidan. Dan pada tahun 2025
ditargetkan rasio bidan dan jumlah penduduk adalah 130 per 100.000 penduduk,
sehingga akan dibutuhkan 385.668 bidan.
Sedangkan untuk Provinsi Aceh sendiri, berdasarkan rasio bidan dan jumlah penduduk
yang ada pada tahun 2016 yaitu 172 per 100.000 penduduk (target rasio nasional tahun
2019 adalah 120 per 100.000 penduduk) dan sudah melampaui target yang
dicanangkan.
Namun demikian rasio ketercukupan bidan di Provinsi Aceh ini tidak berbanding lurus
dengan tingkat pendidikan dan kompetensi yang dimiliki. Dimana sebagaian besar
bidan yang ada tersebut masih memiliki tingkat pendidikan dibawah diploma tiga dan
belum memiliki kompetensi sebagai tenaga bidan yang professional, yaitu sebanyak
1.605 orang. Table 1.2. dibawah ini disajikan jumlah tenaga kesehatan dibawah diploma
tiga per provinsi di Indonesia pada tahun 2017.
Gambar 1.2. Jumlah Tenaga Kesehatan Dibawah Diploma Tiga per Provinsi Di Indonesia
pada Tahun 2017
Dan diseluruh Indonesia sendiri masih terdapat 75.601 tenaga kesehatan termasuk
19.608 tenaga bidan yang masih memiliki pendidikan dibawah diploma tiga.
Pada tataran internasional kebutuhan tenaga kesehatan professional masih sangat besar
baik perawat maupun bidan (midwivery). Kebutuhan tenaga kesehatan terbesar berasal
dari Timur Tengah, USA dan Australia (Sumber:
http://www.bnp2tki.go.id/read/11779/Deputi-KLN-dan-Promosi-BNP2TKI-:-Indonesia-
Alami-Kelebihan-Tenaga-Kesehatan). Di Jerman sendiri sampai dengan akhir tahun
2016 dibutuhkan sebanyak 220.000 tenaga kesehatan termasuk kebutuhan tenaga bidan.
Melihat fenomena ini terlepas dengan surplusnya keberadaan tenaga kesehatan yang ada
di dalam negeri, namun tingkat kebutuhan tenaga kesehatan dunia masih sangat tinggi.
Namun demikian sebagaimana yang dipersyaratkan, tenaga kesehatan yang dibutuhkan
adalah tenaga bidan professional yang mampu bersaing dengan bidan-bidan dari Negara
lain.
Sumber: Kebijakan dan Program Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan, Dra.
Oos Fatimah Rosyati, M.Kes, Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan, Pertemuan Koordinasi Nasional, Jakarta, 2017.
Gambar 1.3. Peluang Pasar Kerja Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia di Luar Negeri
berlandaskan pada aspek etik dan legal profesi, serta menguasai IPTEK agar dapat
memenuhi kebutuhan pasien dan menjamin pelayanan aman serta akuntabel.
Keunggulan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKes Getsempena Lhoksukon
dengan keilmuan program studi sejenis pada perguruan tinggi lain adalah:
a. Unggul dalam Keahlian Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal
Pendarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan
meliputi pendarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus, mola
hidatidosa, kista vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ektopik) dan perdarahan pada
minggu akhir kehamilan dan mendekati cukup bulan (plasenta previa, solusio
plasenta, rupture uteri, perdarahan persalinan per vagina setelah seksio sesarea,
retensioplasentae/plasenta inkomplet), perdarahan pasca persalinan, hematoma, dan
koagulopati obstetri.
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya.
Ancaman jiwa berupa kematian tidak dapat diduga secara pasti walaupun dengan
bantuan alat-alat medis modern sekalipun, seringkali memberikan gambaran
berbeda terhadap kondisi bayi saat lahir.
Oleh karena itu kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran
bayi mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tidak semua tenaga medis memiliki
kemampuan dan keterampilan standar, dalam melakukan resusitasi pada bayi baru
lahir yang dapat dihandalkan, meskipun memiliki kemampuan profesional.
Dengan keunggulan dalam keahlian penanganan kegawatdaruratan maternal dan
neonatal yang dimiliki pada Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKes
Getsempena Lhoksukon, diharapkan bidan yang dihasilkan nantinya mampu
mencegah atau meminimalisir terjadinya keterlambatan penanganan pada kasus
kegawatdaruratan maternal neonatal sehingga kematian ibu dan bayi dapat diatasi.
Tabel 1.1. Jumlah Mahasiswa dan Lulusan Program Studi Diploma Tiga Kebidanan
STIKes Getsempena Lhoksukon dalam 5 (lima) Tahun Terakhir
Jumlah Total Mahasiswa Jumlah Lulusan
Tahun Akademik Reguler Bukan Reguler Bukan
Transfer Transfer
Transfer Transfer
(1) (2) (3) (4) (5)
2012/2013 136 0 66 0
2013/2014 94 0 49 0
2014/2015 69 0 34 0
2015/2016 66 0 20 0
2016/2017 56 0 0 0
Dan dari seluruh lulusan yang dihasilkan tersebut harus menempuh pendidikan profesi
bidan agar menjadi bidan yang profesional pada lembaga pendidikan tinggi lain, dengan
konsekuensi biaya pendidikan yang lebih besar dikarenakan lembaga pendidikan tinggi
yang menyelenggarakan program profesi bidan berada di luar wilayah Provinsi Aceh.
Selain itu dengan terselenggaranya Program Studi Pendidikan Profesi Bidan di
STIKes Getsempena Lhoksukon juga akan meningkatkan nilai tawar akan
keberadaannya sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi kesehatan di Aceh dan
Sumatera, dikarenakan untuk di Sumatera hanya ada satu perguruan tinggi yang
menyelenggarakan program profesi bidan. Dan nantinya jika ijin penyelenggaraan
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan di STIKes Getsempena Lhoksukon
diperoleh, akan menjadi yang pertama lembaga pendidikan tinggi kesehatan di
Provinsi Aceh yang menyelenggarakan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan.
2. Manfaat terhadap Masyarakat
Manfaat dengan terselenggaranya Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKes
Getsempena Lhoksukon terhadap masyarakat, khususnya masyarakat yang ada di
Kabupaten Aceh Utara dan Provinsi Aceh secara umum akan sangat dapat
dirasakan. Hal ini dikarenakan lembaga pendidikan tinggi kesehatan yang
menyelenggarakan program pendidikan profesi bidan di Kabupaten Aceh Utara dan
Provinsi Aceh secara umum belum ada, bahkan di seluruh Indonesia sendiri baru
terdapat 8 (delapan) perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesi
bidan (Sumber: https://forlap.ristekdikti.go.id/prodi/search).
Tabel dibawah ini disajikan perguruan tinggi yang menyelenggarakan Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan di Indonesia tahun 2018.
Tabel 1.2. Jumlah Mahasiswa Terdaftar dan Nama Perguruan Tinggi Yang
Menyelenggarakan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan di Indonesia
Nama PT Status Lokasi Jumlah Mhs
Univ. Brawijaya PTN Malang, Jawa Timur 270
Univ. Muhammadiyah Purwokerto PTS Purwokerto, Jawa Tengah Tidak Tersedia
Univ. Airlangga Surabaya, Jawa Timur 105
STIKes Mitra Husada Medan PTS Medan, Sumatera Utara Tidak Tersedia
STIKes Hamzar Memben PTS Lombok Timur, NTT Tidak Tersedia
Poltekkes Kemenkes Jakarta III PTN Jakarta 60
Poltekkes Kemenkes Surakarta PTN Surakarta, Jawa Tengah 39
Poltekkes Kemenkes Semarang PTN Semarang, Jawa Tengah 62
Sumber: https://forlap.ristekdikti.go.id/prodi/search
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, diseluruh Indonesia baru ada 8 (delapan)
lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan Program Studi Profesi Bidan
dan hanya ada satu yang berada di Pulau Sumatera. Hal ini secara tidak langsung
berpengaruh terhadap peminatan dan keterbatasan daya tampung yang ada.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan kemanfaatan dengan
terselenggaranya Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKes Getsempena
Lhoksukon, akan meningkatkan akses pemerataan pendidikan khususnya program
profesi bidan di Provinsi Aceh.
Selain dengan belum meratanya lokasi/wilayah lembaga pendidikan tinggi
kesehatan penyelenggara program profesi bidan, manfaat lain dengan
terselenggaranya Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKes Getsempena
Lhoksukon adalah dengan banyaknya lembaga pendidikan tinggi kesehatan di Aceh
yang menyelenggarakan program studi vokasi diploma tiga dan empat kebidanan
akan sangat membantu masyarakat Aceh khususnya untuk melanjutkan
pendidikannya pada program akademik dan profesi bidan. Jumlah lembaga
pendidikan tinggi kesehatan penyelenggara Program Studi Vokasi Diploma Empat
Kebidanan di Aceh disajikan sebagaimana pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.3. Jumlah Mahasiswa dan Nama Perguruan Tinggi Yang Menyelenggarakan
Program Studi Vokasi Kebidanan dan Sarjana Kebidanan di Aceh
Nama PT Jenjang Status Lokasi Jumlah Mhs
Univ. Ubudiyah Indonesia D4 PTS Banda Aceh, Aceh 159
Univ. Abulyatama D4 PTS A. Besar, Aceh 15
STIKes Nurul Hasanah Kutacane D4 PTS A. Tenggara, Aceh 103
STIKes Darussalam L. Seumawe D4 PTN Banda Aceh, Aceh 218
Poltekkes Kemenkes Aceh D4 PTN Banda Aceh, Aceh 183
Sumber: https://forlap.ristekdikti.go.id/prodi/search
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, dengan terselenggaranya Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan STIKes Getsempena Lhoksukon manfaatnya akan dapat
dirasakan untuk khususnya untuk masyarakat dan 5 (lima) lembaga pendidikan
penyelenggara program studi vokasi diploma empat yang ada di Aceh.
Selain itu dengan adanya Program Studi Pendidikan Profesi Bidan di STIKes
Getsempena Lhoksukon, lulusan yang dihasilkan diharapkan akan mampu
mengurangi angka kematian ibu dan anak khususnya di Kabupaten Aceh Utara dan
Provinsi Aceh secara umum. Data Dinas Kesehatan Aceh tahun 2016 lalu menun-
jukkan, kematian bayi dan ibu melahirkan tertinggi terjadi di Aceh Utara, yakni 9
ibu dan 36 bayi. Menyusul Aceh Tamiang 4 ibu dan 26 bayi, Aceh Singkil 3 ibu
dan 8 bayi, Bireuen 2 ibu dan 36 bayi, Aceh Besar 2 ibu dan 29 bayi serta Aceh
Barat 2 ibu dan 17 bayi (Sumber: http://harian.analisadaily.com/aceh/news/tekan-
angka-kematian-ibu-dan-anak/449738/2017/11/11).
dibawah diploma tiga dan belum memiliki kompetensi sebagai tenaga bidan yang
professional, yaitu sebanyak 1.605 orang.
Lampirkan dokumen rencana strategis perguruan tinggi yang memuat rencana
pembukaan program studi yang diusulkan.
Stuktur organisasi dan tata pamong Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
STIKes Getsempena Lhoksukon disusun berdasarkan fungsi dan peran dari setiap
unit kerja yang mangacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi yang mencakup 5 (lima)
aspek yaitu, penyusun kebijakan, pelaksana akademik, pengawas dan penjaminan
mutu, penunjang akademik/sumber belajar dan pelaksana administrasi atau tata
usaha.
Selain itu sistem tata pamong pada Program Studi Pendidikan Profesi Bidan disusun dan
berpedoman pada statuta STIKes Getsempena Lhoksukon. Dimana dalam statuta tersebut
terlihat jelas dari fungsi dan peran tugas dari setiap unsur yang ada di Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan seperti ketua, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa. Semua
unsur ini diharapkan akan mampu memahami fungsinya dan tugas masing-masing sesuai
buku tupoksinya antara lain deskripsi tugas yang jelas dan rinci dari ketua program studi dan
lain-lain.
Jelaskan tugas pokok dan fungsi masing-masing organ tersebut yang menjamin penerapan
tata pamong PT yang baik mencerminkan aspek kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung
jawab dan adil dalam tabel di bawah ini:
*) Harus mencerminkan aspek kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil
Dalam pelaksanaan sistem tata pamong di Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
STIKes Getsempena Lhoksukon didasarkan pada 5 (lima) aspek antara lain adalah:
1. Kredibilitas
Kredibilitas berarti memiliki legitimasi dan dipercaya oleh masyarakat, pemangku
kepentingan dan sivitas Akademika. Kredibilitas Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan akan diakui oleh masyarakat dan para pemangku kepentingan dalam hal
pengelolaan akademik dengan sumber daya dosen yang professional (adanya dosen
yang sudah mempunyai dan dalam proses mendapatkan sertifikat pendidik) selain
tentunya berpengalaman minimal 2 (dua) tahun praktek profesi. Seiring dengan
berdirinya program profesi bidan, dosen yang ada diupayakan untuk menduduki
jabatan fungsional Asisten Ahli dan Lektor Kepala. Pengakuan dari masyarakat juga
akan dapat dilihat dari tingkat peminatan mahasiswa baru yang terus meningkat
disamping juga kualitas lulusan yang berkompeten dibidangnya.
Kredibilitas Program Studi Pendidikan Profesi Bidan juga dapat dilihat dari hasil
Tracer Study terhadap pengguna lulusan yang akan dilaksanakan pada setiap tahun,
dimana dengan tracer study akan terlihat kepuasan pengguna terhadap kinerja lulusan.
Pengakuan stakeholders terhadap kinerja lulusan dan masa tunggu perolehan
pekerjaan juga akan dapat dilihat dengan diterimanya lulusan dibeberapa instansi
pemerintah dan swasta. Dalam kaitan ini, lulusan program akademik dan profesi bidan
diupayakan memperoleh pekerjaan dalam rentang waktu yang kurang dari 3 bulan
setelah lulus.
2. Transparansi
Transparansi berarti mampu menyediakan informasi yang relevan dan mudah
dijangkau oleh para pemangku kepentingan dan adanya keterbukaan terkait kebijakan
atau keputusan yang ditetapkan pada jenjang program studi. Transparansi ditunjukkan
dengan adanya upaya-upaya penyampaian informasi secara transparan, akurat dan
relevan serta mudah diakses oleh para pemangku kepentingan, baik informasi
kebijakan, kegiatan yang dilaksanakan maupun keuangan.
Transparansi informasi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan
menyampaikan atau mendistribusi informasi yang relevan kepada seluruh dosen,
mahasiswa, tenaga kependidikan dan lembaga kemahasiswaan melalui berbagai media
seperti surat pemberitahuan yang tempel di papan pengumuman yang telah disediakan
di lingkungan kampus, pemberitahuan di website program studi dan sekolah tinggi,
media sosial Facebook dan buku pedoman akademik. Beberapa buku pedoman yang
selalu akan di perbaharui dan disediakan seperti buku pedoman akademik STIKes
Getsempena Lhoksukon, buku pedoman penulisan skripsi/KTI, buku pedoman
kurikulum Program Studi Profesi Bidan, dan buku pedoman E-learning, informasi
terkait penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang tuangkan dalam buku
panduan penelitian dan pengabdian masyarakat, informasi seminar, beasiswa, nilai
dan pimpinan sekolah tinggi. Sistem pelaporan mengikuti alur pelaporan yang telah
dibuat dan disepakati bersama, termasuk hal-hal yang dilaporkan.
Pertanggungjawaban kinerja program studi direalisasikan dengan adanya kewajiban
program studi untuk menyampaikan laporan bulanan dan semesteran kepada Ketua
melalui Wakil Ketua. Ruang lingkup pertanggungjawaban meliputi pengelolaan
sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada ketua program
studi yaitu mempertanggungjawabkan kegiatan akademik kepada Wakil Ketua I
Bidang Akademik, mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangan kepada Wakil
Ketua II Bidang Keuangan dan kegiatan kemahasiswaan dilaporkan kepada Wakil
Ketua III Bidang Kemahasiswaan. Pertanggungjawaban dilakukan dan dilaporkan
dalam periode tertentu yaitu: persemester atau pertahun dan laporan
pertanggungjawaban akhir jabatan.
Evaluasi kinerja dosen dan karyawan di program studi yang mencangkup prestasi
kerja, sikap kerja dan kepemimpinan, dilaporkan kepada Pimpinan sekolah tinggi
setiap tahun dalam bentuk buku pedoman pelaksanaan Penilaian Kinerja Dosen dan
Tenaga Kependidikan STIKes Getsempena Lhoksukon. Pengawasan terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan melalui pengisian angket oleh mahasiswa
yang mencakup informasi tentang kinerja dosen dalam proses perkuliahan yang
kemudian hasilnya disampaikan kembali kepada dosen melalui rapat khusus
yangdiadakan untuk kegiatan tersebut.
4. Bertanggungjawab
Bertanggungjawab dalam sistem tata pamong di Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan akan tercermin dari respon yang tinggi dari ketua program studi dalam
menegakkan semua aturan sesuai dengan struktur organisasi, tupoksi, etika yang
berlaku. Program studi merupakan unit kerja yang juga memiliki tanggungjawab
terhadap pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi yang meliputi pengajaran,
penelitian, dan pengabdian masyarakat. Terkait pengajaran, program studi memiliki
tanggungjawab terkait penentuan dosen pengampu mata kuliah dan penentuan dosen
pembimbing praktikum. Terkait penelitian dan pengabdian masyarakat, program studi
senantiasa menyebarluaskan informasi penelitian dan pengabdian masyarakat kepada
dosen-dosen. Pelaksanaan pengajaran pun senantiasa dilandasi asas tanggungjawab.
Hal ini akan dapat dilihat ketika dosen memberi tugas kepada mahasiswa terkait
dipilih selama memenuhi peraturan, ketentuan atau kriteria yang berlaku. Proses
pemilihan diawali dengan mengumumkan informasi kepada para dosen tentang
berakhirnya masa bakti pimpinan lama dan akan segera dilakukan seleksi pimpinan
yang baru bagi dosen yang memenuhi persyaratan.
Jelaskan bahwa program studi yang diusulkan dipamong oleh unit pengelola program studi
yang disusun dan ditetapkan oleh Menteri (PTN)/Badan Penyelenggara (PTS)/Pemimpin
Perguruan Tinggi.
Rencana sistem penjaminan mutu Program Studi Pendidikan Profesi Bidan berpedoman
pada sistem penjaminan mutu yang sudah berlaku di lingkungan STIKes Getsempena
Lhoksukon dimana sistem penjaminan mutu ini sedang berjalan. Pelaksanaan proses
penjaminan mutu dijalankan oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) STIKes Getsempena
Lhoksukon yang berperan sebagai unit kerja sekolah tinggi yang merancang, membuat
perangkat, melaksanakan, memantau, mengevaluasi, dan mengembangkan penyelenggaraan
sistem penjaminan mutu internal di STIKes Getsempena Lhoksukon.
Kegiatan penjaminan mutu ditingkat program studi akan dijalankan oleh Unit Pengendalian
Mutu Program Studi (UPMP) yang dibentuk khusus untuk tiap-tiap program studi dengan
tujuan untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan mutu dan menjadi partner Ketua dan
Sekretaris Program Studi yang mampu memberikan opini dan penilaian (assessment) yang
lebih objektif terhadap aktivitas akademik di Program Studi melalui umpan balik mengenai
harapan dan persepsi.
UPMP program studi diketuai oleh seorang dosen tetap. UPMP program studi bertugas
sebagai penjamin mutu pada tingkat program studi yang meliputi:
1. Kepatuhan terhadap dokumen mutu yang ditetapkan oleh sekolah tinggi,
2. Kepastian bahwa lulusan memiliki kompetensi dan pengalaman belajar sesuai dengan
spesifikasi program profesi ners,
3. Relevansi program pendidikan dan penelitian dengan tuntutan masyarakat dan
stakeholders lainnya.
UPMP bertanggungjawab langsung kepada Ketua BPM, selain itu UPMP program studi
juga melakukan lintas koordinasi dengan UPMP yang ada di program studi lain di STIKes
Getsempena Lhoksukon, terutama terkait monev belajar mengajar, penelitian mahasiswa
dan dosen. Struktur organisasi Badan Penjaminan Mutu STIKes Getsempena Lhoksukon
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
Ketua STIKes
Ketua BPM
Sekretaris
Bidang Bidang
Dokumentasi & Audit Internal Akreditasi
Gambar 1.5. Struktur Organisasi Penjaminan Mutu Program Studi dan STIKes Getsempena
Lhoksukon
Dalam pelaksanaannya tugas UPMP bekerjasama dan berkoordinasi dengan BPM. Untuk
mengaplikasikan peran dan fungsinya UPMP dibantu oleh Kelompok Dosen berdasarkan
rumpun ilmu, terutama menyangkut hasil evaluasi belajar mengajar dan produktivitas
penelitian masing-masing dosen. UPMP juga melakukan monev terhadap kepuasan
mahasiswa, kinerja dosen, materi praktikum dan kehadiran dosen di kelas dan kegiatan
seminar penelitian mahasiswa.
Cakupan penjaminan mutu yang dijalankan oleh program studi terdiri dari bidang
Pendidikan, Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat dan bidang administrasi yang
mencakup Tata Pamong (governance), pengelolaan, SDM (dosen dan tenaga
kependidikan), prasarana dan sarana, serta pembiayaan. Hal ini dilakukan sebagai upaya
menjalankan fungsi pengawasan dan evaluasi untuk menilai tingkat akuntabilitas dan
efisien dalam penyelenggaraan pendidikan program studi.
Siklus kegiatan penjaminan mutu STIKes Getsempena Lhoksukon terdiri atas 7 komponen
yang mencakup komponen-komponen PPEPP (Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi,
Pengendalian dan Peningkatan) yaitu:
1. Standar
Standar untuk setiap proses kegiatan STIKes Getsempena Lhoksukon diadopsi dari SN-
PT (Standar Nasional Perguruan Tinggi) tahun 2015 dan dikembangkan di tingkat
sekolah tinggi yang merupakan pernyataan untuk mengarahkan penyusunan rencana
dan pelaksanaan kegiatan akademik lembaga dan sivitas akademika dalam lingkungan
STIKes Getsempena Lhoksukon. Rumusan standar ini dibuat berdasarkan hasil
kesepakatan dalam mekanisme rapat yang diajukan berdasarkan permasalahan atau
temuan yang muncul di setiap laporan. Standar ini berupa buku acuan yang merupakan
landasan bagi pengembangan program akademik, sumber daya akademik, prosedur
kegiatan akademik dan evaluasi akademik pada masing-masing level yang telah
dispesifikasikan. Standar dituangkan dalam dokumen standar mutu pada masing-masing
tingkat sekolah tinggi dan program studi. Tabel berikut memperlihatkan dokumen-
dokumen mutu yang harus ada untuk setiap tingkat.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan penjaminan mutu STIKes Getsempena Lhoksukon merupakan
implementasi dari seluruh kegiatan akademik dan layanan administrasi sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Untuk berbagai proses pelaksanaan terdapat Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang telah dan akan disiapkan agar menjamin pelaksanaan
yang tidak keluar dari jalur. Proses pendidikan, termasuk pelayanan administrasi
pendidikan dilaksanakan sesuai dengan SOP yang berlaku, selain itu juga disiapkan
instrumen pemantauan seperti absensi, catatan lapangan dan form kritik dan saran yang
harus diisi oleh komponen yang terlibat. Hal tersebut menuntut komitmen seluruh
komponen terkait, termasuk mahasiswa, dosen, tenaga pendidikan dan unsur
manajemen pada tugas dan fungsinya masing-masing. Ketersediaan sarana dan
prasarana yang diperlukan juga merupakan prasyarat yang harus dipenuhi. Untuk itu
keterpaduan program dan penganggaran juga perlu mendapat perhatian. Dalam hal ini
penganggaran dan pembiayaan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) terintegrasi dalam mekanisme tiap unit kerja.
3. Monitoring
Proses pemantauan yang akan dilakukan secara periodik oleh BPM (Badan Penjamin
Mutu) STIKes Getsempena Lhoksukon untuk kegiatan akademik dan layanan
administrasi di unit-unit oleh pejabat terkait pada satu tingkat yang lebih tinggi atau
yang ditunjuk. Elemen monitoring ini terdiri dari Pimpinan sekolah tinggi dan Ketua
BPM STIKes Getsempena Lhoksukon untuk tingkat institusi, serta ketua program studi
dan UPMP Program Studi Profesi Ners pada tingkat program studi. Pelaksanaan
monitoring atau proses pemantauan secara periodik dilakukan oleh tim audit internal di
tingkat sekolah tinggi yang telah ditetapkan oleh ketua sekolah tinggi dan dari UPMP.
Adapun mekanisme pelaksanaan monitoringnya adalah dengan meminta laporan
perkembangan akademik tiap semester dan melakukan visitasi program studi setiap
semester dan mengaudit laporan-laporan termasuk evaluasi diri dan borang akreditasi
program studi.
4. Evaluasi diri
Evaluasi diri dilakukan secara periodik dan internal oleh unit pelaksana akademik yang
bersangkutan, seperti unsur pimpinan program studi, dosen dan tenaga kependidikan,
terhadap kinerja unit. Setiap akhir tahun akademik, program studi akan melakukan
evaluasi diri (termasuk mengukur pencapaian indikator kinerja), menyusun rencana
perbaikan dan menyusun laporan pelaksanaan program pendidikan. Dalam dua tahun
sekali laporan evaluasi diri dilengkapi dengan hasil tracer study (survei lulusan) dan
atau survei pengguna lulusan. Hasil tracer study dan survey pengguna lulusan
dilaporkan dalam laporan tracer study dan survey pengguna lulusan.
5. Audit Mutu Internal (AMI)
Kegiatan ini merupakan kepatuhan yang secara internal sudah dilakukan oleh STIKes
Getsempena Lhoksukon untuk unit-unit di bawahnya. Audit mutu internal ini dilakukan
minimal satu tahun sekali (2 semester) dan sedang berlangsung untuk audit per
semesternya dengan tim yang kompeten dan disahkan melalui SK Ketua STIKes
Getsempena Lhoksukon. Audit Mutu Internal (AMI) yang telah dilaksanakan selama ini
pada program studi yang sudah berdiri berfokus pada evaluasi akademik persemester
dan tengah semester serta kelengkapan dokumen dan system filling yang mencangkup
pendidikan, penelitian, pengabdian, pengelolaan managemen dan kerjasama yang
dilaksanakan di akhir semester.
6. Rumusan Koreksi
Rumusan koreksi yang akan dilakukan di STIKes Getsempena Lhoksukon berupa
rekomendasi perbaikan yang dirumuskan berdasarkan hasil audit mutu internal. Hasil
tersebut akan dikomunikasikan kepada unit yang diaudit untuk ditindaklanjuti. Hal ini
menjadi umpan balik bagi unit atau program studi untuk mempersiapkan diri secara
optimal terhadap program akreditasi ataupun kegiatan peningkatan mutu lainnya.
7. Peningkatan Mutu Berkelanjutan (Continuous Quality Improvement)
Peningkatan mutu berkelanjutan pada STIKes Getsempena Lhoksukon dilakukan
dengan memperbaiki standar yang mengacu pada rekomendasi hasil audit mutu internal
pada semua jenjang unit pelaksanaan akademik dan tetap berlandaskan Permen
Ristekdikti No 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi (SN-PT).
Beberapa kegiatan lain yang juga dilakukan untuk peningkatan mutu yaitu merespon
temuan, mempertajam SOP dan meningkatkan fasilitas pendukung.
Implementasi Satu Siklus Penjaminan Mutu akan dikendalikan dan dikoordinasikan secara
konsisten dan terus menerus di seluruh tingkat mulai institusi dan program studi. BPM
(Badan Penjamin Mutu), tim audit serta UPMP akan melakukan evaluasi kegiatan Satu
Siklus Penjaminan Mutu untuk menyempurnakan siklus-siklus berikutnya.
Adapun kegiatan-kegiatan penjaminan mutu yang akan dilaksanakan pada Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan adalah sebagai berikut:
I. Penjamin mutu lulusan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan mengacu pada
program akademik STIKes Getsempena Lhoksukon yang dikembangkan menjadi
program akademik Program Studi Pendidikan Profesi Bidan, mulai dari beban studi
setiap semester, frekuensi pelaksanaan perkuliahan, kualitas perkuliahan yang berbasis
langsung dengan masalah di lapangan, secara aktif hingga penilaian akhir yaitu sebagai
berikut:
1. Beban studi mahasiswa dalam suatu semester ditentukan dalam bentuk paket.
2. Praktek klinik lapangan diupayakan dilaksanakan di layanan-layanan kesehatan
yang berada di Provinsi Aceh khususnya di Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten
Aceh Timur dan Kota Lhokseumawe.
3. Syarat lulus mata kuliah adalah kehadiran ditempat praktek minimal 75%, atau
mengikuti ketentuan/kesepakatan lain yang telah dilakukan antara sekolah tinggi
dan layanan kesehatan dengan terlebih dahulu disosialisasikan kepada calon
mahasiswa praktikan,
4. Syarat lulus pada Program Studi Akademik dan Profesi Bidan adalah telah lulus
seluruh mata kuliah dengan IPK minimal 3,00 dan telah menyelesaikan seluruh
kewajiban akademik dan administrasi lainnya,
5. Batas waktu masa studi yang ditetapkan pada Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan adalah maksimal 3 tahun akademik (6 semester).
II. Penjamin mutu dosen dan tenaga kependidikan Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan dilakukan oleh UPMP program studi. Ini dilakukan melalui monitoring
dan evaluasi kinerja dosen berdasarkan acuan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan
angket kepuasan mahasiswa berdasarkan kinerja dosen dan pelayanan akademik.
Kegiatan ini dilakukan tiap tahun untuk menilai kinerja dosen dan tenaga kependidikan
berdasarkan sistem dua arah yaitu dari program studidan dari mahasiswa. Adapun hal-
hal yang diperhatikan dalam penjaminan mutu di program studi meliputi kesesuaian
kurikulum dengan aktivitas dosen dalam mengajar, pelaksanaan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat yang relevan dengan bidang ilmu. Sedangkan
berdasarkan ranah kepuasan mahasiswa terdiri dari sikap, kedisiplinan, kepedulian dan
kesesuaian bidang ilmu dosen dan kualitas pelayanan akademik dan administrasi
tenaga kependidikan. Hasil dari kegiatan ini dimuat dalam laporan kinerja dosen
tahunan. Hasil tersebut disampaikan ke tingkat institusi untuk mendapatkan masukan
dan perbaikan. Perbaikan-perbaikan dapat berupa perbaikan sumber daya manusia
melalui pelatihan dan pertemuan ilmiah, maupun perbaikan yang bersifat fasilitas
pendukung program akademik.
III. Penjamin mutu tata pamong dan tata kelola Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan dilakukan di tingkat institusi. Dalam hal ini sekolah tinggi melalui Badan
Penjaminan Mutu (BPM) sekolah tinggi melakukan monitoring dan evaluasi kinerja
program studi melalui laporan bulanan dan melakukan rapat rutin untuk membahas
masalah dan kendala yang dihadapi setiap program studi.
IV. Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan akademik dilaksanakan melalui
monitoring dan evaluasi berkala oleh Program Studi Pendidikan Profesi Bidan melalui
rapat akhir semester. Keterlaksanaan dan ketercapaian program baik akademik maupun
keuangan program studi dimonitor dan dievaluasi langsung oleh tim audit internal dan
tim audit eksternal. Laporan kinerja akademik dan keuangan juga menjadi bagian dari
kewajiban setiap program studi yang harus dilaksanakan sebagai bagian dari
penjaminan ketercapaian program.
Umpan balik guna memperbaiki tata pamong, kepemimpinan, system pengelolaan dan
penjaminan mutu dalam rangka peningkatan kualitas program studi yang mencakup:
1. Umpan balik dari mahasiswa terhadap dosen program studi,
2. Umpan balik dari mahasiswa terhadap layanan program studi,
3. Umpan balik dari dosen terhadap layanan program studi,
4. Umpan balik dari alumni terhadap program studi,
5. Umpan balik dari pengguna lulusan terhadap alumni.
Gambaran umum kisi-kisi instrument umpan balik guna memperbaiki tata pamong,
kepemimpinan, system pengelolaan dan penjaminan mutu Program Studi Akademik dan
Profesi Bidan yang akan dijalankan dirangkum dalam table berikut ini:
Dikti, ratio Dosen-Mahasiswa = 1:30. Jika pertumbuhan mahasiswa setiap tahun rata-
rata 20% dan rasio dosen dan mahasiswa adalah 1 : 30 baik pada Program Studi
Akademik maupun Profesi Bidan, maka kebutuhan penambahan dosen pada kedua
program studi tersebut untuk 5 (lima) tahun kedepan belum dibutuhkan.
2) Kualifikasi (pendidikan dan bidang keahlian)
Kualifikasi pendidikan dosen minimal magister untuk dosen tetap dan dosen tidak tetap,
dengan latar pendidikan bidang kebidanan dan kesehatan konsentrasi kesehatan
reproduksi. Secara rinci dapat dijelaskan, pada Program Studi Akademik terdapat 6
(enam) orang dosen berlatar pendidikan magister kesehatan konsentrasi kesehatan
reproduksi. Keenam orang dosen tersebut merupakan dosen tetap yang sudah ber-NIDN
di STIKes Getsempena Lhoksukon. Sedangkan pada program profesi sudah dilakukan
rekrutmen dosen baru sebanyak 6 (enam) orang dengan latar pendidikan 4 (empat) orang
berlatar pendidikan magister kebidanan dan terapan kebidanan dan 2 (dua) orang dokter
spesialis (spesialis obstetri dan ginekologi dan spesialis anak). Dan setiap dosen tetap
diberikan kesempatan untuk melakukan peningkatan pengetahuan, penelitian dan
ketrampilan sesuai dengan peminatan. Melalui seminar, diskusi antar dosen, training,
coaching, dan dimotivasi untuk meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
yaitu program doktoral
3) Rencana pengembangan untuk dosen dan tenaga kependidikan (kuantitas,
kualifikasi dan kompetensi)
a. Studi Lanjut
Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik sesuai dengan UU No. 14 tentang Guru
dan Dosen Pasal 46 ayat 1 dan 2 yakni kualifikasi akademik dosen diperoleh melalui
pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang
keahlian. Kualifikasi akademik minimum yaitu lulusan program magister untuk
program diploma atau program sarjana, dan lulusan program doctor untuk program
pascasarjana. Hal ini dipertegas oleh Permen Nomor 42 tahun 2007 tentang
Sertifikasi Dosen dimana dosen harus memiliki strata pendidikan minimal satu
tingkat lebih tinggi dari para mahasiswa yang diajarnya.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan memenuhi tuntutan perundang-
undangan, maka STIKes Getsempena Lhoksukon mengambil kebijakan dalam
meningkatkan kualitas pendidik yaitu: Peningkatan proporsi dosen yang
1.4. Kerjasama
1.4.1. Rekam jejak kerjasama
Jelaskan rekam jejak unit pengelola program studi pengusul di bidang kerjasama yang
mencakup aspek (1) perumusan capaian pembelajaran, (2) pemanfaatan sumberdaya
(sarana dan prasarana, fasilitas kegiatan praktikum/praktik/PKL/PPL), (3)
pemagangan,(4) penyerapan lulusan, (5) uji kompetensi, dan (6) penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Lampirkan salah satu bukti kerjasama yang telah
dilaksanakan pada periode 3 (tiga) tahun terakhir.
Tabel 1.8. Rekam Jejak Kerjasama STIKes Getsempena Lhoksukon dengan Institusi Lain
No Dokumen Periode Uraian Bentuk
Nama Institusi
Kerjasama Kerjasama Kerjasama
1 PPK-BLUD RSU. Cut MOU 2016-2018 Lahan praktek
Meutia Kabupaten Aceh mahasiswa untuk
Utara meningkatkan
keahlian dalam bidang
keperawatan dan
kebidanan
2 Dinas Kesehatan MOU 2017-2020 Lahan Praktik dan
Kabupaten Aceh Utara Pendidikan
Mahasiswa/i STIKes
Getsempena
Lhoksukon pada
Puskesmas dan
Wilayah Kerja
Puskesmas dalam
Kabupaten Aceh
Utara
3 Bidan Praktek Mandiri MOU 2016-2019 Praktek Belajar
(BPM) Marsiyem Lapangan Mahasiswi
STIKes Getsempena
Lhoksukon
4 Bidan Praktek Mandiri MOU 2016-2019 Praktek Belajar
(BPM) Martini Lapangan Mahasiswi
STIKes Getsempena
Lhoksukon
5 Panti Sosial Tresna MOU 2015-2018 Praktek Belajar
Werdha (PSTW) Lapangan
Darussa’adah Keperawatan Gerontik