Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

DINAS KESEHATAN
Jln. Cut NyakDhien III Telp 23810-26032, Fax. (0761) 24260
PEKANBARU KodePos 28216

Nomor : 443.2/P4L-P2/II/2015/ Pelanbaru, 25 Februari 2015


Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Laporan Kasus HIV/AIDS Tahun 2014
di Provinsi Riau

Kepada Yth.
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota Se-Provinsi Riau
di –
Tempat

Bersama ini kami sampaikan laporan perkembangan HIV/AIDS di Provinsi Riau


Tahun 2014.

Laporan perkembangan HIV/AIDS di Provinsi Riau, sampai dengan Tahun 2014


adalah sebagai berikut :

A. Situasi HIV/AIDS Tahun 2014

1. Kasus HIV

a. Jumlah kasus baru HIV tahun 2014 yang dilaporkan sebanyak 316 kasus.
Berdasarkan data yang ada saat ini dibandingkan tahun 2013, terjadi
peningkatan sebanyak 57 kasus (tahun 2013 : 259 kasus) (Grafik 1).
b. Persentase kasus HIV tertinggi terdapat pada kelompok umur produktif
yaitu umur 30 - 34 tahun (26,5%), umur 25 - 29 tahun (25,6%) dan umur
35 - 39 tahun (14,2%) (Tabel 2).
c. Persentase kasus baru HIV pada laki-laki sebanyak 62,9% dan
perempuan sebanyak 37,1%.
d. Jumlah kasus HIV tertinggi berasal dari Pekanbaru (133 kasus), diikuti
Bengkalis (38 kasus) dan Dumai (30 kasus) (Tabel 4).
e. Persentase faktor resiko HIV tertinggi adalah hubungan sex tidak aman
pada heteroseksual (85,4%), hubungan sex tidak aman pada
homoseksual (10,8%), penularan dari ibu ke anak / perinatal (1,6%), dan
penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun (1,6%) (Tabel 5).
2. Kasus AIDS

a. Jumlah kasus baru AIDS tahun 2014 yang dilaporkan sebanyak 248
kasus. Berdasarkan data yang ada saat ini dibandingkan tahun 2013,
terjadi peningkatan sebanyak 77 kasus (tahun 2013: 171 kasus) (Grafik
1).
b. Persentase kasus baru AIDS tertinggi terdapat pada kelompok umur
produktif, yaitu umur 30 - 34 tahun (25,4%),umur 25 - 29 tahun (19,4%)
dan umur 35 - 39 tahun (16,5%) (Tabel 7).
c. Persentase kasus baru AIDS pada laki-laki sebanyak 72,2% dan
perempuan 27,8% (Tabel 8).
d. Jumlah kasus AIDS tertinggi berasal dari Pekanbaru (111 kasus), diikuti
Siak (27 kasus) dan Rokan Hilir (20 kasus) (Tabel 10).
e. Persentase faktor resiko AIDS tertinggi, yaitu hubungan seks tidak aman
pada heteroseksual (83%), diikuti hubungan seksual tidak aman pada
homoseksual (9,7%), penularan dari ibu ke anak / perinatal (3,6%) dan
penggunaan jarum tidak steril pada penasun (3,2%)(Tabel 16).

B. Situasi HIV/AIDS Tahun 1997-2014


Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1997 di kota Dumai, kasus HIV/AIDS
telah tersebar di 12 kabupaten/kota di seluruh Provinsi Riau.

1. Kasus HIV

a. Sampai tahun 2004 kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 4 kasus, tahun
2005 (4 kasus), tahun 2006 (11 kasus), tahun 2007 (36 kasus), tahun 2008
(31 kasus), tahun 2009 (117 kasus), tahun 2010 (265 kasus), tahun 2011
(335 kasus), tahun 2013 (259 kasus), dan tahun 2014 (315 kasus).

b. Jumlah kasus HIV tertinggi berdasarkan asal klien yaitu Kota Pekanbaru
(654 kasus), diikuti Bengkalis (248 kasus), Dumai (183 kasus), Pelalawan
(122 kasus), Rokan Hilir (105 kasus), Kampar (72 kasus), Siak (67 kasus),
Indragiri Hilir (59 kasus), Indragiri Hulu (19 kasus), Rokan Hulu (17 kasus),
Kepulauan Meranti (17 kasus), dan Kuantan singingi (7 kasus).

2. Kasus AIDS

a. Kasus AIDS pertama kali di Provinsi Riau ditemukan pada tahun 1997
(1 kasus), kemudian pada tahun 2000 (1 kasus), tahun 2002 (6 kasus),
tahun 2004 (18 kasus), tahun 2005 (51 kasus), tahun 2006 (69 kasus),
tahun 2007 (103 kasus), tahun 2008 (100 kasus), tahun 2009 (100 kasus),
tahun 2010 (132 kasus), tahun 2011 (118 kasus), tahun 2012(131 kasus),
tahun 2013 (171 kasus) dan tahun 2014 (248 kasus) (tabel 6).
b. Jumlah kasus AIDS tertinggi berdasarkan asal klien yaitu Kota
Pekanbaru (650 kasus), Dumai (120 kasus), Rokan Hilir (86 kasus) dan
Indragiri Hilir (85 kasus) (Grafik 6).

c. Angka kematian (Case Fatality Rate) AIDS yang ditemukan pada


tahun 2014 adalah 7,7%. Berdasarkan data yang ada saat ini
dibandingkan tahun 2013, terjadi penurunan kasus sebanyak 9 kasus
(CFR tahun 2013: 10,4%)(Grafik 8).

C. Layanan

1. Adapun layanan HIV/AIDS di Provinsi Riau sampai dengan Desember 2014,


antara lain :
a. Sebanyak 33 Layanan Konseling dan Test HIV Sukarela dan Inisiasi
Petugas Kesehatan (KTS dan KTIP).
b. Sebanyak 24 layanan IMS (Infeksi Menular Seksual)
c. Sebanyak 14 layanan PDP (Perawatan, Dukungan dan Pengobatan)
yang aktif melakukan pengobatan ARV.
d. Sebanyak 2 layanan PPIA (Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak).
e. Sebanyak 1 layanan PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon).
f. Sebanyak 4 Kabupaten/Kota melaksanakan Layanan HIV/AIDS secara
Komprehensif dan Berkesinambungan (LKB).

2. Jumlah Lapas/Rutan/Bapas di Provinsi Riau yang melaksanakan kegiatan


pengendalian HIV/AIDS dan IMS tahun 2014 sebanyak 4 Lapas/ Rutan/
Bapas berupa Kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi),
penjangkauan, koordinasi dan kegiatan rujukan HIV/AIDS.

3. Jumlah klien metadon yang masih aktif mengikuti program terapi rumatan
metadon pada akhir tahun 2014 sebanyak 8 orang.

4. Jumlah pasien IMS yang ditemukan sampai dengan akhir tahun 2014
sebanyak 10.460 orang, jumlah kasus IMS yang diobati 9.432 kasus,
diantaranya melalui pendekatan sindrom/klinis sebanyak 2.799 kasus dan
pendekatan laboratorium sebanyak 5.870 kasus.

5. Jumlah orang yang diberi post test konseling dan menerima hasil di
layanan KTS sebanyak 37.439 orang, dan 120 orang (0,32%) merupakan
kelompok umur 0 - 14 tahun.
6. Jumlah kondom yang didistribusikan oleh layanan KTS sebanyak 79.441
buah, Layanan KTIP sebanyak 4.812 buah, Layanan IMS sebanyak57.661
buah dan layanan PDP sebanyak 51.686 buah, dan PPIA sebanyak 60
buah.

7. Jumlah ODHA baru yang masuk perawatan HIV (termasuk rujuk masuk) di
Layanan PDP sebanyak 465 orang, dan 417 orang (89,7%) diantaranya
memenuhi syarat untuk ART. Jumlah orang baru yang memulai ART
selama tahun 2014 adalah 282 orang, dan 45 orang diantaranya rujuk
masuk dari layanan PDP lain yang ada di Provinsi Riau maupun di luar
provinsi Riau.

8. Jumlah ODHA yang mendapatkan ART (Anti Retroviral treatment) pada


bulan Desember 2014 sebanyak 690 orang. Berdasarkan data yang ada
saat ini dibandingkan bulan Januari 2014, terjadi peningkatan jumlah
ODHA mendapatkan ART sebanyak 170 orang (Januari 2014: 520 orang).

Berdasarkan data diatas, kesimpulan kami bahwa penemuan kasus baru


HIV/AIDS semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan
jumlah layanan HIV/ AIDS dan IMS.
Selain itu, peningkatan jumlah ODHA yang mendapatkan ART dan menurunnya
angka kematian (CFR) akibat AIDS berpotensi terjadinya peningkatan umur
harapan hidup ODHA.

Demikian laporan ini disampaikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Riau,

H. ZAINAL ARIFIN, SKM, M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP. 19700405 198912 1 001

Tembusan :
1. Ketua KPA Propinsi Riau
2. Pertinggal

Anda mungkin juga menyukai