LIMBAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Achmad Fareszy Pratama (061740421552)
Amalia Adriatna Putri (061740421552)
Anhar (061740421552)
Dadang S Manaf (061740421552)
Dytha Florenza (061740421552)
Indriani (061740421552)
Ratu Aqso Has (061740421552)
Sari Rizky Amelia (061740421552)
Umi Nopitasari (061740421552)
1
Daftar isi
2
PENGUKURAN PARAMETER AIR LIMBAH
I. TUJUAN
- Menentukan kadar kandungan COD pada sampel air limbah artificial bekas cucian
-Menguji karakteristik air ( pH, TDS, DO, Kekeruhan) pada limbah air rumah tangga
3
air limbah domestik terdiri dari nilai pH, DHL( daya hantar listrik). BOD(Biological
Oxygen Demand) dan COD ( Chemical Oxygen Demand).
DO, BOD dan COD
Do adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesis dan
absorbsi atau udara. Oksigen terlarut disuatu perairan sangat berperan dalam proses
penyerapan makanan oleh makhluk dalam air. Oksigen terlarut atau juga sering disebut
dengan kebutuhan oksigen merupakan ssalah satu parameter penting dalam analisis
kualitas air ( Fioca, 2009). Dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut di dalam
air dapat ditentukan seberapa jauh tingkat pencemaran air lingkungan telah terjadi.
Dapat diketahui dengan menggunakan uji BOD dan COD.
BOD atau kebutuhan oksigen biologi, untuk memecah (mendegradasi) bahan
buangan di dalam air limbah oleh mikroorganisme. Dalam hal ini buangan organik akan
dioksidasi oleh mikroorganisme di dalam air limbah , proses ini adalah alamiah yang
mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang vukup. Sedangkan
COD atau oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air,
dalam hal ini buangan akan dioksidasi oleh bahan kimia yang di gunakan sebagai
sumber oksigen oxiding agent.
TEORI TAMBAHAN
Parameter fisika, kimia dan biologi perairan dapat menjadi ciri pembeda
beberapa macam ekosistem perairan. Perbedaan pada ciri tersebut erat kaitannya dengan
interaksi yang terjadi pada suatu ekosistem perairan.
1. Suhu
Suhuberperansebagaipengatur proses
metabolismedanfungsifisiologisorganisme.Suhujugasangatberperandalammengendalika
nkondisiekosistemperairan. Organismeakuatikmemilikikisaransuhutertentu yang
baikbagipertumbuhannya. Suhu air adalah parameter fisika yang
dipengaruhiolehkecerahabndankedalaman. Air yang
dangkaldandayatembuscahayamatahari yang tinggidapatmeningkatkansuhuperairan.
Pengukuransuhudilakukandengantermometer.
2. DerajatKeasaman (pH)
4
Derajat keasaman atau pH merupakan parameter kimia yang menunjukkan
konsentrasi ion hidrogen pada perairan. Konsentrasi ion hidrogen tersebut dapat
mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi di lingkungan perairan. Batas toleransi
organisme terhadap pH bervariasi tergantung pada suhu, oksigen terlarut, dan
kandungan garam-garam ionik suatu perairan. Kebanyakan perairan alami memiliki pH
berkisar antara 6-9. Sebagian besar biota perairan sensitif terhadap perubahan pH dan
menyukai nilai pH sekitar 7–8,5. Pengukuranderajatkeasaman (pH) menggunakan pH-
meter.
5
dapatdiuraikansecarabiologidanmerupakanindikatordarijumlahoksigenterlarut yang
digunakanolehmikroorganismeuntukmenguraikanbahanpencemarorganik.
Padaperairanalami, yang berperansebagaisumberbahanorganikadalahtanamandanhewan
yang telahmati. Perairanalamimemilikinilai BOD antara 0,5-7,0 mg/L.
Selainitubuanganhasillimbahdomestikdanindustrijugadapatmempengaruhinilai BOD.
BOD dalamsuatuperairandapatdigunakansebagaipetunjukterjadinyapencemaran
.
5. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD merupakan parameter kimia yang menggambarkanjumlahoksigen total
yang dibutuhkanuntukmengoksidasibahanorganiksecarakimiawi, baik yang
dapatdidegradasisecarabiologis (biodegradable) maupun yang
sukardidegradasisecarabiologis (non biodegradable), menjadi CO2 dan H2O. Nilai
COD padaperairantidaktercemarbiasanyakurangdari 20 mg/L, sedangkanpadaperairan
yang tercemardapatlebihdari 200 mg/L.
6. Salinitas
Salinitas menunjukkan kadar garam pada suatu perairan. Kadar
garammerupakanciripembedaantaraekosistem air tawardan air asin.
Pengukurantingkatsalinitasdenganmenggunakanrefraktometer.
Refraktomete
7. Kecerahan
Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses
fotosintesis pada suatu ekosistem perairan. Kecerahan yang tinggi menunjukkan daya
tembus cahaya matahari yang jauh ke dalam perairan, begitu juga sebaliknya.
Pengukurantingkatkecerahan air menggunakan ‘Secchi disc’.
6
Secchi disc
8. BakteriE.coli
Jika di dalam air tanahtersebutterdapatbakteriE.colimaka virus, bakteri,
parasitdanamubalainnyabisasajaada di dalam air tersebut.
TapijikatidakadabakteriE.colikemungkinan virus, bakteriatauparasit yang ada di
sanamerupakankuman yang non-patogenatautidakberbahaya. Hal inilah yang
menyebabkanE.colidapatdigunakansebagai parameter biologispadaujikualitas air. Cara
pengujiankandunganE.colidalamujikualitas air dilakukandenganmenggunakanmetode
Most Probable Number (MPN)
denganhasilakhirakandikonversimenjadiangkaperkiraanterdekatdarijumlahkoloniE.coli
yang ada.
9. Plankton
Kelimpahan plankton yang terdiridari phytoplankton dan zooplankton
sangatdiperlukanuntukmengetahuikesuburansuatuperairan yang
akandipergunakanuntukkegiatanbudidaya. Plankton
sebagaiorganismeperairantingkatrendah yang melayang-layang di air dalamwaktu yang
relatif lama mengikutipergerakan air. Plankton
padaumumnyasangatpekaterhadapperubahanlingkunganhidupnya (suhu, pH, salinitas,
gerakan air, cahayamataharidll) baikuntukmempercepatperkembanganatau yang
mematikan.
Berdasarkanukurannya, plankton dapatdibedakansebagaiberikut :
Macroplankton (masih dapat dilihat dengan mata telanjang/ biasa/tanpa pertolongan
mikroskop).
Netplankton atau mesoplankton (yang masih dapat disaring oleh plankton net yang
mata netnya 0,03 - 0,04 mm).
Nannoplanktonataumicroplankton (dapatlolosdengan plankton net diatas).
Berdasarkantempathidupnyadandaerahpenyebarannya, plankton
dapatmerupakan :Limnoplankton (plankton air tawar/danau), Haliplankton (hidupdalam
7
air asin), Hypalmyroplankton (khusushidup di air payau), Heleoplankton
(khusushidupdalamkolam-kolam). Petamoplanktonataurheoplankton (hidupdalam air
mengalir, sungai).
10. Arus
Kecepatan arus dipengaruhi oleh perbedaan gradien atau ketinggian antara hulu
dengan hilir sungai. Apabila perbedaan ketinggiannya cukup besar, maka arus air
akan semakin deras. Kecepatan arus akan mempengaruhi jenis dan sifat organisme
yang hidup di perairan tersebut, kecepatan arus adalah faktor penting di perairan
mengalir. Kecepatan arus yang besar (> 5 m/detik) mengurangi jenis flora yang
dapat tinggal sehingga hanya jenis-jenis yang melekat saja yang tahan terhadap arus
dan tidak mengalami kerusakan fisik.
8
Air Sungai
2 15,1 7 205,4
Sahang
1 Air Selokan 2 ml
VI. PERHITUNGAN
PERHITUNGAN COD
1. Air Selokan
COD = V Titran x N Titran x BE Titran x 1000 mg/gr
100 ml
= (10 + 2) ml x 0,05 grek/L x 31,6 gr/gek x 1000 mg/gr
100 ml
= 189,6 mg/L
3. Air Cucian
COD = V Titran x N Titran x BE Titran x 1000 mg/gr
100 ml
9
= (10 + 0,5 ) ml x 0,05 grek/L x 31,6 gr/gek x 1000 mg/gr
100 ml
= 165,9 mg/L
VII. TUGAS
1. Apa yang dimaksud air limbah dan tuliskan metode penjernihan air limbah yang
diketahui ?
Jawab :
Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena pengaruh
anusia, pada umumnya mengandung bahan-bahan taua zat-zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
Metode penjernihan air:
Koagulasi
Flokulasi
Sedimentasi
Filtrasi
Desifeksi
Reservoir
10
3.Apa saja sumber pencemaran air sehingga air menjadi tercemar ?
Jawab :
a. Limbah rumah tangga
b. Limbah industri
c. Limbah pertanian
d. Limbah pertambangan
XI. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini didapatlah bahwa :
1. Parameter yang diukur dalam praktikum ini yaitu kekeruhan, PH,
dan COD
2. Parameter air limbah meliputi :
Fisika yaitu pH, bentuk, warna dan bau
Kimia yaitu COD, BOD, DO
Biologi yaitu mikroba yang terkadungg didalamnya seperti
patogen
3. Kekeruhan
Air selokan = 10,2
Air sungai sahang = 15,1
Air cucian = 3,61
4. PH
Air selokan = 6,5
Air sungai sahang = 7
Air cucian =6
5. COD (mg/L)
Air selokan = 189,6
Air sungai sahang = 205,4
Air cucian = 165,9
GAMBAR ALAT
I. TUJUAN
- Menentukan kondisi optimum pengendapan dari koagulasi dan flokulasi
dengan metoda jar test
- Mendapatkan dosis optimum dari koagulan.
V. DATA PENGAMATAN
Turbidity
NO. Volume Al2(SO4)3 (ml) pH awal pH akhir
Awal Akhir
1 0 6 - 21,5 21,5
3 5 6 5 21,5 2,45
VII. KESIMPULAN
Dari percobaan koagulasi-flokulasi dapat disimpulkan bahwa :
1. Turbidity air setelah ditambah tawas 2,5ml adalah 3,8
2. Turbidity air setelah ditambah tawas 5ml adalah 2,45
3. Turbidity air setelah ditambah tawas 7,5ml adalah 2,07
4. Turbidity air setelah ditambah tawas 10ml adalah 1,57
TUGAS
I. TUJUAN PERCOBAAN
- Menghasilkan produk berupa air yang bebas ion-ion pengotor
- Membandingkan kualitas air sebelum dan sesudah dikontakkan
kedalam kolom
menjadi :
H+ + OH- H2O
Dengan demikian air akan keluar bebas ion – ion atau disebut
bebas mineral. Oleh karena itu prosesnya disebut demineralisasi atau
biasanya disebut dengan aqua DM. apabila resin telah jenuh, maka
prosesx regenerasi dapat dilakukan dengan mengalirkan asam 4N
untuk resin anion dengan reaksi :
R – K + H- (4N) R – H + K-
R – A+ OH- (4N) R – OH + A-
c. System kombinasi
Gambar 4. Sistem Kombinasi
A. Kation
1. Membuat larutan CaCO3
Menimbang 0,4 gr CaCO3, kemudian melarutkan dalam 1000 ml
aquadest.
2. Memipet 50 ml larutan CaCO3 yang telah dibuat, sisanya memasukkan
ke dalam unit ion exchanger.
3. Memipet 50 ml larutan CaCO3 yang telah dikontakkan ke unit ion
exchanger kedalam Erlenmeyer.
Penentuan Kesadahan
1. Memipet 50 ml aquadest ( sebagai sampel) ke dalam Erlenmeyer.
2. Memipet 50 ml aquadest yang sebelumnya telah dikontakkan pada ion
exchanger, ke dalam Erlenmeyer yang berbeda.
3. Menambahkan 1 ml indikator buffer amoniak pada masing-masing
Erlenmeyer.
4. Menambahkan 5 tetes indikator eriocrom.
5. Mentitrasi dengan EDTA hingga berubah warna dari merah anggur
menjadi biru.
6. Mencatat volume titrasi.
B. Kation
V. PERTANYAAN
(Terlampir)
A. Kation
B. Anion
VII. PERHITUNGAN
= 2,4997 %
= 30,356 %
= 25 %
H2O ( 1 kali dikontakkan )
= x 100%
= 77,4 %
H2O ( 1 kali dikontakkan )
= x 100%
= 87,67 %
= x 100%
= 62,34 %
H2O
= x 100%
= 28,36 %
GAMBAR ALAT
Alat ion exchange buret
I. TUJUAN
- Mampu menganalisa awal dan akhir minyak goreng bekas
(jelantah)
- Mampu menjernihkan minyak bekas gorengan (jelantah) dengan
berbagai adsorben
- Kertas Saring
- Spatula
- Hot plate
- Pipet ukur 25 ml
- Kaca Arloji
- Termometer
- Magnetic stirrer
- Erlenmeyer
- Arang/karbon aktif
- KOH
- Tymol blue
- Aquades
- Bentonite
- Kulit Pisang
1. Kecepatan pengadukan
Berpengaruh pada kecepatan proses adsorpsi dan kualitas bahan yang
dihasilakan, jika pengadukan terlalu lambat maka proses akan berjalan
lambat pula, namun bial pengadukan terlalu cepat aka nada kemungkinan
struktur adsorban mengalami kerusakan
2. Luas permukaan
Semakin luas permukaan adsorben maka semakin banyak zat yang bisa
teradsorpsi
3. Temperatur
Naik turunnya tingkat adsorpsi dipengaruhi oleh temperatur. Pemanasan
adsorben akan menyebabkan pori-pori adsorben terbuka dan menyebabkan
daya serapnya meningkat. Tetapi pemanasan yang terlalu tinggi juga dapat
membuat struktur adsorben rusak.
4. pH
Tingkat keasaman juga berpengaruh, adsorbat yang bersifat asam atau
asam organic lebih mudah teradsorbsi pada pH rendah, sedangkan adsorbs
basa organic efektif pada pH tinggi.
Karbon aktif berbentuk Kristal berukuran mikro, karbon non grafit yang
pori-porinya telah mengalami pengembangan sehingga kemampuan
menyerap fluida yang dimiliknya meningkat.Karbon aktif dapat di buat dari
semua bahan yang mengandung karbon dengan syarat bahan tersebut
mempunyai struktur berpori. Bahan-bahan tersebut antara lain, kayu,
batubara muda, tulang, termpurung kelapa, tandan kelapa sawit, kulit buah
kopi, sabut buah coklat, sekam padi dan lainnya, pembuatan meliputi proses
karbonisasi pada suhu tinggi dan proses aktivasi yang dapat meningkatkan
porositas karbon aktif.
Karbon aktif, atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu
jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar.Hal ini bisa
dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu
gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas
permukaan kira-kira sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran adsorpsi gas
nitrogen). Biasanya pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas
permukaannya saja, namun beberapa usaha juga berkaitan dengan
meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon aktif itu sendiri.
Karbon aktif adalah karbon padat yang memiliki luas permukaan yang
cukup tinggi berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m2/g. Bahkan ada
peneliti yang mengklaim luas permukaan karbon aktif yang dikembangkan
memiliki luas permukaan melebihi 3000 m2/g. Bisa dibayangkan dalam
setiap gram zat ini mengandung luas permukaan puluhan kali luasan
lapangan sepak bola. Hal ini dikarenakan zat ini memiliki pori – pori yang
sangat kompleks yang berkisar dari ukuran mikro dibawah 20 A (Angstrom),
ukuran meso antara 20 sampai 50 Angstrom dan ukuran makro yang melebihi
500 A (pembagian ukuran pori berdasarkan IUPAC). Sehingga luas
permukaan disini lebih dimaksudkan luas permukaan internal yang
diakibatkan dari adanya pori – pori yang berukuran sangat kecil. Karena
memiliki luas permukaan yang sangat besar, maka karbon aktif sangat cocok
digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan luas kontak yang besar seperti
pada bidang adsorpsi (penyerapan), dan pada bidang reaksi dan
katalisis.Contoh yang mudah dari karbon aktif adalah yang banyak dikenal
dengan sebutan norit yang digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan.
Prinsip kerja norit adalah ketika masuk kedalam perut dia akan mampu
menjerap bahan – bahan racun dan berbahaya yang menyebabkan gangguan
pencernaan. Kemudian menyimpannya di dalam permukaan porinya sehingga
nantinya keluar nantinya bersama tinja. Secara umum karbon aktif ini dibuat
dari bahan dasar batu bara dan biomasa. Intinya bahan dasar pembuat karbon
aktif haruslah mengandung unsur karbon yang besar.Dewasa ini karbon aktif
yang berasal dari biomasa banyak dikembangkan para peneliti karena
bersumber dari bahan yang terbarukan dan lebih murah.Bahkan karbon aktif
dapat dibuat dari limbah biomasa seperti kulit kacang-kacangan, limbah
padat pengepresan biji – bijiaan, ampas, kulit buah dan lain sebagainya.
Proses pembuatan arang aktif dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
pengaktifan secara fisika dan secara kimia. Pengaktifan secara fisika pada
dasarnya dilakukan dengan cara memanaskan bahan baku pada suhu yang
cukup tinggi (600 – 900 C) pada kondisi miskin udara(oksigen), kemudian
pada suhu tinggi tersebut dialirkan media pengaktif seperti uap air dan CO2.
Sedangkan pada pengaktifan kimiawi, bahan baku sebelum dipanaskan
dicampur dengan bahan kimia tertentu seperti KOH, NaOH, K2CO3 dan lain
sebagainya. Biasanya pengaktifan secara kimiawi tidak membutuhkan suhu
tinggi seperti pada pengaktifan secara fisis, namun diperlukan tahap
pencucian setelah diaktifkan untuk membuang sisa – sisa bahan kimia yang
dipakai. Sekarang ini telah dikembangkan pengabungan antara metode fisika
dan kimia untuk mendapatkan sekaligus kelebihan dari kedua tipe
pengaktifan tersebut
Berikut berbagai cara penjernihan minyak jelantah :
6. Menggunakan Nasi
Nasi yang biasanya digunakn sebagai makanan pokok ternyata dapat
menjernihkan minyak yang kotor akibat remah-remah sisa penggorengan
yang tertinggal di dalam minyak.
Petunjuk
Segenggam nasi dipadatkan hingga keras setelah itu dimasukan
kedalam penggorengan yang masih panas.Nasi tadi kemudian ditekan-
tekan dan digoreng. Endapan akan menempel pada nasi dan minyak
kembali jernih.
V. LANGKAH KERJA
- Menambahkan 17 alkohol
- Menambahkan 2 ml H2SO4
- Mengaduk sampel diatas hot plate dengan stirrer selama ± 15
menit, pemanas tidak dihidupkan
3. Penentuan ALB
VI. TUGAS
Jawab:
Jawab:
- Kecepatan pengadukan
- Temperatur
- pH
4. Alkohol 5 1 1,2 1
(Tanpa Dipanaskan)
Massa =
=
= 14 gram
a. Sebelum Penjernihan
VKOH = 1,2 mL
BECPO = 256 gr/mol.ek
NKOH = 1N
minyak goreng = 0,92 gr/cm3
Massa Contoh = 0,92 gr/cm3 × 5 cm3 = 4,6 gram
%ALB =
= 6,68 %
VKOH = 0,7 mL
BECPO = 256 gr/mol.ek
NKOH = 1N
Massa Contoh = 0,92 gr/cm3 × 5 cm3 = 4,6 gram
%ALB =
= 3,90 %
b. Setelah Penjernihan
- Bentonite (Dipanaskan)
VKOH = 0,8 mL
BECPO = 256 gr/mol.ek
NKOH = 1N
Massa Contoh = 0,92 gr/cm3 × 5 cm3 = 4,6 gram
%ALB =
= 4,45 %
VKOH = 1 mL
BECPO = 256 gr/mol.ek
NKOH = 1N
Massa Contoh = 0,92 gr/cm3 × 5 cm3 = 4,6 gram
%ALB =
= 5,56 %
- Alkohol (Dipanaskan)
VKOH = 0,7 mL
BECPO = 256 gr/mol.ek
NKOH = 1N
Massa Contoh = 0,92 gr/cm3 × 5 cm3 = 4,6 gram
%ALB =
= 3,90 %
VKOH = 1 mL
BECPO = 256 gr/mol.ek
NKOH = 1N
Massa Contoh = 0,92 gr/cm3 × 5 cm3 = 4,6 gram
%ALB =
= 5,56 %
VKOH = 0,6 mL
BECPO = 256 gr/mol.ek
NKOH = 1N
Massa Contoh = 0,92 gr/cm3 × 5 cm3 = 4,6 gram
%ALB =
= 3,34 %
VKOH = 0,5 mL
BECPO = 256 gr/mol.ek
NKOH = 1N
Massa Contoh = 0,92 gr/cm3 × 5 cm3 = 4,6 gram
%ALB =
= 2,78 %
Sebelum Sesudah