Anda di halaman 1dari 12

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No.

1, Nov 2016
ISSN : 2089-1776

DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK


MATERI TITRASI ASAM BASA DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI YANG DIINTEGRASIKAN
DENGAN STRATEGI PETA KONSEP UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Khasanah1), Mohamad Nur 2), Suyatno 3)


1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
2), 3)
Dosen Pascasarjana Prodi Pendidikan Sains Univesrtitas Negeri Surabaya
E-mail: kasanahkasanah75@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan perangkat pembelajaran model
pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan dengan strategi peta konsep dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta Utara pada materi pokok titrasi asam basa. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian desain perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang didesainkan, meliputi: RPP,
LKS, BAS, danTHB, dengan menggunakan model desain perangkat Dick & Carey serta rancangan uji coba perangkat yang
digunakan adalah One Group Pre-test and Post-test Design. Teknik analisis yang dikembangkan adalah deskriptif kuantitatif
dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) validasi RPP berkategori sangat baik, validasi LKS dan BAS
berkategori baik, serta validasi soal tes berkategori valid, keterbacaan BAS 82% merespon positif dan keterbacaan LKS 76%
merespon positif (2) Keterlaksanaan RPP berkategori sangat baik, aktivitas siswa berkategori sangat baik, kendala-kendala yang
dialami pada saat penelitian, meliputi: pelaksanaan KBM memerlukan waktu yang lama, ada siswa yang memecahkan alat, dan
kurang aktif dalam praktek pada pertemuan ke dua (3) respon siswa terhadap pembelajaran berkategori sangat baik, ketuntasan
aspek pengetahuan 89,47% dan ketuntasan aspek keterampilan proses sains 86,84%. Siswa mengalami peningkatan hasil belajar
aspek pengetahuan 84,21% berkategori tinggi, dan 15,79% berkategori sedang, sedangkan untuk aspek keterampilan proses sains
42,11% berkategori tinggi dan 57,89% berkategori sedang. Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
perangkat pembelajaran kimia materi pokok titrasi asam basa menggunakan model pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan
dengan strategi peta konsep layak dan dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Perangkat Pembelajaran, Titrasi Asam Basa, Model Pembelajaran Inkuiri, Strategi Peta Konsep, Hasil Belajar.

Abstract: This study aimes to describe the validity, practicality and effectiveness of the device learning inquiry models that are
integrated with the concept maps strategy in an effort to improve aspects of knowledge and science process skills of students
SMAN 1 North Sangatta on titration acid base topic. Learning materials developed include: lesson plans, student worksheet,
student book, and achievement test. This design research is developmented research using Dick & Carey with the tryout of the
teaching materials used one group pre test and post test design. The analysis technique used is descriptive quantitative and
qualitative descriptive. the results showed that (1) validation leson plans quite well category, student worksheet , and student
book good enough category, item test is generally valid, and legibility of student book 76% responded positively legibility,
student worksheet 82% responded positively (2) lesson plans category quite well, student activities categorized well, and
constraints experienced during the study include: the implementation of the Teaching and learning Activities require a long time,
there are students who break the tool and less active at the meeting to two, (3) student response categorized excellent learning,
mastery of the knowledge aspect of 89.47%, completeness aspect of science process skills 86.84%. Students experiencing
learning outcome aspects of knowledge 84,21% higher category. Based on the result of the development of chemistry learning
package main material acid base titration using the inquiry model integrated with concept maps strategy produced was feasible so
it can be used in learning to improve student learning outcomes.

Keywords : Learning Package, Acid-Base Titration, Inquiry Model, Strategy Concept Maps, and Learning Outcomes.

I. PENDAHULUAN dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang


Pendidikan Nasional abad XXI bertujuan untuk terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu
mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan
Indonesia yang sejahtera, bahagia, dengan kedudukan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya (BNSP, 2010).
yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam Tujuan pendidikan tersebut tidak akan terwujud tanpa

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan 1184


dengan Strategi Peta Konsep ...
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN : 2089-1776
adanya peran serta dari seluruh mayarakat Indonesia. membentuk pengertian terhadap materi yang dipelajari,
Saat ini masih banyak permasalahan yang terjadi dalam (2) materi pelajaran yang diajarkan memiliki konsep
dunia pendidikan bangsa Indonesia. Salah satu mengambang, sehingga siswa tidak dapat menemukan
permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa kunci untuk mengerti materi yang dipelajari, (3) tenaga
Indonesia saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pengajar (guru) mungkin kurang berhasil dalam
pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya menyampaikan kunci terhadap penguasaan konsep
pada pendidikan dasar dan menengah. Berbagai upaya materi pelajaran yang sedang diajarkan. Berbagai
telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan paradigma permasalahan dalam pembelajaran kimia ini
nasional. harus dapat dipecahkan oleh pendidik yang notaben
Namun demikian berbagai indikator pendidikan adalah guru kimia, maka dari itu sudah selayaknya guru
belum menunjukkan peningkatan yang merata. harus membuat suatu inovasi pembelajaran yang dapat
Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan membantu meningkatkan mutu pendidikan,
peningkatan mutu pendidikan yang cukup Llewellyn (2005) dalam NRC (1996) yang
menggembirakan, namun sebagian yang lainnya masih menyatakan bahwa inkuiri adalah suatu kegiatan yang
memprihatinkan (Poerwati, 2013). Kendala lain yang melibatkan banyak hal dalam melakukan pengamatan,
dihadapi bangsa Indonesia dalam dunia pendidikan yakni: mengajukan pertanyaan, memeriksa sumber
adalah mengalami kemerosotan pendidikan diakibatkan buku dan sumber informasi lain sebagai sumber
oleh hilangnya karakter bangsa Indonesia (Muin, 2011). landasan untuk membuktikan hasil percobaan,
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu menggunakan alat dan bahan percobaan untuk
pendidikan di Indonesia adalah dengan memperbaiki mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi
sistem kurikulum (Rahayu, dkk., 2013). Sangatlah data, mengajukan jawaban, penjelasan dan prediksi dan
wajar, jika pemerintah memunculkan Kurikulum 2013 mengkomunikasikan hasil. Inkuiri memerlukan
yang menitik beratkan pada pendidikan karakter bangsa identifikasi asumsi, penggunaan pemikiran kritis dan
dan pendekatan saintifik. logis dan pertimbangan akan penjelasan-penjelasan
Banyak guru yang menerapkan model pembelajaran alternatif.
konvensional berakibat nilai sains siswa menurun. Hal Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu
ini berdasarkan survai TIMSS tahun 2011 model pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum
menempatkan siswa Indonesia berada di posisi skala 2013 untuk pembelajaran sains di sekolah menengah
rata-rata 402 untuk domain kognitif knowing (turun 23 khususnya SMA program IPA. Penerapan pembelajaran
skala dibandingkan tahun 2007), 398 untuk applying dengan model inkuri tidaklah mudah, melainkan
(turun 24 skala), dan 413 untuk reasoning (turun 17 melalui suatu kendala. Adapun salah satu kendala yang
skala). Sementara itu berdasarkan laporan yang terjadi dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri
dikeluarkan oleh Programme for International Student ini adalah lamanya waktu yang digunakan dalam proses
Assesment (PISA) tahun 2009 yang dinyatakan bahwa pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ariadi
sekitar 65% peserta dari Indonesia tidak mencapai level (2010) bahwa model pembelajaran inkuiri memerlukan
2 dalam kemampuan sains. Tingkatan tersebut jumlah jam pelajaran kelas yang banyak dan juga waktu
mensyaratkan penggunaan pengetahuan sains yang di luar kelas.
memadai untuk memberikan penjelasan yang masuk Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
akal dalam konteks yang familiar atau menarik inkuiri dengan waktu yang relatif singkat dapat
kesimpulan berdasarkan penyelidikan sederhana menyebabkan konsep pengetahuan yang diterima siswa
(Fleischman, 2010). kurang maksimal, untuk mengatasi kendala ini maka
Sidi (2000) berpendapat bahwa banyak model inkuiri perlu diintegrasikan dengan strategi
permasalahan ditemukan dalam pendidikan kimia di pembelajaran lain. Salah satu upaya untuk
lapangan, seperti rendahnya nilai kimia baik pada memantapkan konsep yang telah diperoleh siswa dalam
ulangan harian, ulangan umum, rapor, maupun NEM. model pembelajaran inkuiri adalah dengan
Hal ini menunjukkan betapa sulitnya materi kimia mengintegrasikan dengan strategi peta konsep.
dipelajari siswa. Beberapa faktor yang diduga menjadi Dahar (1988) menyatakan 4 manfaat yang
penyebab semua itu adalah kemampuan awal siswa, diperoleh siswa jika belajar dengan strategi peta
kompetensi guru, bahan ajar, serta sarana prasarana konsep, yaitu: (1) strategi peta konsep dapat digunakan
pendukungnya. untuk menyelidiki konsep yang telah dimiliki siswa
Lynch (1980), Nakhleh (1992) menyatakan bahwa agar dalam proses belajar yang akan dipelajarinya lebih
beberapa hal yang diduga menyebabkan kurangnya bermakna, (2) peta konsep berfungsi untuk menolong
penguasaan konsep materi pelajaran kimia, yaitu (1) siswa dalam memahami pelajaran dalam suatu bab
siswa sering belajar dengan cara menghafal tanpa materi yang dipelajari, (3) peta konsep dapat
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan 1185
dengan Strategi Peta Konsep ...
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN : 2089-1776
mengungkapkan konsep yang salah terjadi pada siswa, dengan strategi peta konsep. Perangkat pembelajaran
(4) peta konsep dapat digunakan sebagai alat evaluasi. didesain menggunakan model Dick & Carey. Perangkat
Hasil penelitian Wahyudi (2013) menunjukkan yang didesain meliputi: Rencana Pelaksaan
bahwa hasil belajar fisika siswa yang belajar Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS),
menggunakan inkuiri terbimbing yang dipadu dengan Buku Ajar Siswa (BAS), dan Lembar Penilaian (LP).
peta konsep lebih tinggi daripada hasil belajar siswa Emzir (2007), dengan cara membandingkan hasil
yang belajar menggunakan pembelajaran inkuiri belajar sebelum memperoleh pengalaman belajar
terbimbing saja, sedangkan hasil penelitian Adi, dkk. menggunakan model inkuiri yang diintegrasikan
(2012) menjelaskan bahwa kelompok siswa yang dengan strategi peta konsep dengan hasil belajar setelah
belajar mengikuti model pembelajaran inkuiri memperoleh pengalaman belajar menggunakan model
terbimbing berbantuan teknik peta konsep inkuiri yang diintegrasikan dengan strategi peta konsep.
menunjukkan pemahaman konsep yang lebih baik Penelitian ini tanpa kelompok pembanding (kontrol).
dibandingkan dengan siswa yang belajar mengikuti Rumusan rancangan uji coba 2 sebagai berikut:
model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V
SD Kaliasem terhadap pemahaman konsep IPA. O1 X O2
Sementara itu penelitian Saptorini (2008) menunjukkan Keterangan:
bahwa guru yang memiliki pemahaman tentang model O1 = Pengujian awal untuk mengetahui penguasaan
inkuiri yang rendah berdampak pada kemampuan siswa materi sebelum pemberian perlakuan dengan
menggunakan perangkat pembelajaran model
di dalam membuat peta konsep juga rendah.
inkuiri yang diintegrasikan dengan strategi peta
Berdasarkan penelitian di atas menunjukkan bahwa konsep.
pembelajaran inkuiri terbimbing yang diintegrasikan X = Pemberian perlakuan dengan menggunakan
dengan strategi peta konsep memiliki pengaruh positif perangkat pembelajaran model inkuiri yang
terhadap hasil belajar siswa. diintegrasikan dengan strategi peta konsep.
Berdasarkan analisis hasil angket siswa kelas XII O2 = Pengujian akhir untuk mengetahui penguasaan
SMAN 1 Sangatta Utara tahun ajaran 2014/2015 dan materi setelah pemberian perlakuan dengan
menggunakan perangkat pembelajaran model
hasil pengalaman mengajar peneliti menunjukkan
inkuiri yang diintegrasikan dengan strategi peta
bahwa materi pokok titrasi asam basa dianggap konsep.
sulit.walaupun metode eksperimen telah digunakan.
Pembenahan pada pembuatan perangkat pembelajaran, Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi mutlak XI MIA-3 SMAN 1 Sangatta Utara pada semester 1
dilakukan peneliti untuk membantu kesulitan siswa ini. tahun ajaran 2014/2015 terdiri dari 38 orang.
Nieveen (1999) berpendapat ada 3 cara yang dapat Penelitian ini merupakan penelitian desain karena
ditempuh oleh guru kimia untuk memperbaiki mendesainkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
kelayakan suatu perangkat pembelajaran yang akan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Ajar
digunakan dalam PBM di sekolah, yaitu mencakup Siswa (BAS), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Tes
kevalidan perangkat pembelajaran, kepraktisan Hasil Belajar (THB). Penelitian desaisn ini mengacu
perangkat pembelajaran, dan keefektifan perangkat pada model desain Dick & Carey. Model
pembelajaran. Berdasarkan latar belakang kesulitan pengembangan tersebut terdiri atas: (1) identifikasi
belajar siswa pada materi pokok titrasi asam basa dan tujuan, (2) melakukan analisis intruksional, (3)
beberapa hasil temuan penelitian oleh para peneliti menganalisis warga belajar dan lingkungan, (4)
sebelumnya serta teori di atas maka peneliti tertarik merumuskan tujuan khusus, (5) mengembangkan
untuk melakukan penelitian tentang inovasi pendidikan instrumen penilaian, (6) mengembangkan strategi
dalam pembelajaran kimia, yaitu dengan pembelajaran, (7) mengembangkan materi pelajaran,
mengembangkan suatu perangkat pembelajaran kimia (8) merancang dan mengembangkan formatif, (9)
dengan judul penelitian “Desain perangkat mengembangkan evaluasi sumatif dan (10) merevisi.
pembelajaran kimia pada materi pokok titrasi asam basa Perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri yang inkuiri terbimbing yang diintegrasikan dengan strategi
diintegrasikan dengan strategi peta konsep untuk peta konsep yang telah didesain selanjutnya diuji
meningkatkan hasil belajar siswa.” cobakan dalam kegiatan pembelajaran kimia di kelas XI
SMA program kimia pada pokok bahasan titrasi asam
II. METODE PENELITIAN basa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian desain Tahap pelaksanaan, penerapan perangkat
perangkat pembelajaran kimia materi pokok titrasi asam pembelajaran yang sudah divalidasa oleh 4 validator
basa menggunakan model inkuiri yang diintegrasikan kemudian diujicobakan pada populasi yang terdiri dari
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan 1186
dengan Strategi Peta Konsep ...
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN : 2089-1776
38 orang siswa. Pada tahap ini peneliti bertindak melakukan percobaan, mengorganisasi data,
sebagai pengajar dan siswa sebagai kelompok yang menganalisis data dan menarik kesimpulan.
akan diteliti. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan
mengadakan tes awal (pretest), kegiatan pembelajaran Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
yang menerapkan model inkuiri terbimbing yang adalah melalui observasi, pemberian tes, dan
diintegrasikan dengan strategi peta konsep, dan uji pemberian angket. Analisis data dilakukan dengan
akhir (posttest). Selama pembelajaran berlangsung menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan
dilakukan juga observasi terhadap kemampuan guru deskriptif kualitatif.
dalam mengelola KBM dan aktivitas siswa selama
mengikuti kegiatan pembelajaran, serta hambatan- III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
hambatan yang ditemui selama kegiatan pembelajaran. A. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Selanjutnya diakhir pembelajaran siswa diberikan Pengembangan perangkat pembelajaran sangat
angket respon siswa untuk mengetahui minat siswa diperlukan dalam rangka menunjang keterlaksanaan
terhadap kegiatan pembelajaran. Penelitian pelaksanaan proses pembelajaran. Perangkat yang diterapkan dalam
pembelajaran di kelas digunakan sebagai validasi penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan
empirik untuk mencari data respon, reaksi atau Pembelajaran (RPP), Buku Ajar Siswa, Lembar Kerja
komentar siswa dan pengamat. Hasil penelitian ini Siswa (LKS) dan Tes Aspek Pengetahuan, dan Tes
dianalisis, kemudian digunakan untuk penyusunan Aspek Keterampilan Proses sains. Perangkat
laporan akhir sehingga menghasilkan naskah perangkat pembelajaran yang telah selesai dibuat selanjutnya
ajar yang siap diimplementasikan. dikonsultasikan dengan validator untuk menguji
Penerapan perangkat pembelajaran di kelas validitasnya. Validasi perangkat dilakukan oleh 4 orang
dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disusun oleh validator (3 validator tetap dan 1 validator pengganti)
wakil kepala sekolah bidang kurikulum dengan alokasi dengan tujuan untuk memperoleh masukan dan catatan
waktu 4 kali pertemuan (4 jam tatap muka). Instrumen atas perangkat yang telah dibuat agar layak untuk
yang digunakan dalam penelitian adalah alat bantu yang diterapkan pada penelitian. Hasil analisis skor rata-rata
digunakan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dikategorikan pada Tabel 1 sebagai berikut :
dari proses penelitian. Diantaranya adalah: Tabel 1. Kriteria Pengkategorian Perangkat
Pembelajaran
1. Lembar Validasi, digunakan untuk mendeskripsikan
Interval Kategori
validitas perangkat pembelajaran yang Keterangan
Skor Penilaian
dikembangkan. 1,00 Tidak Tidak layak, belum dapat
2. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan RPP, ≤SV≤1,69 baik digunakan dan masih
digunakan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan memerlukan konsultasi
dalam penggunaan perangkat pembelajaran yang 1,70 Kurang Kurang layak, dapat
dikembangkan sesuai urutan sitaks yang tertuang ≤SV≤2,59 baik digunakan dengan revisi
pada RPP. lebih besar
2,60 baik Layak, dapat digunakan
3. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa, digunakan
≤SV≤3,59 dengan revisi kecil
untuk merekam aktivitas siswa selama proses
3,60 Sangat Layak, dapat digunakan
pembelajaran.
≤SV≤4,00 baik tanpa revisi
4. Lembar Pengamatan Kendala selama KBM,
digunakan untuk mengamati hambatan-hambatan (Diadopsi dari BNSP, 2006)
yang ditemui oleh guru selama proses pembelajaran.
5. Lembar Angket Respon Siswa, digunakan untuk Hasil penilaian perangkat oleh validator secara
mendapatkan informasi terhadap efektifitas, umum dapat dilihat pada Gambar 1.
validitas, dan keterbacaan perangkat pembelajaran
dan model pembelajaran.
6. Tes Aspek Pengetahuan, digunakan untuk
mengukur penguasaan konsep siswa sebelum dan
setelah pembelajaran
7. Tes Aspek Keterampilan Proses Sains, digunakan
untuk mengukur penguasaan konsep siswa sebelum
dan setelah pembelajaran yang meliputi
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengidentifikasi variabel dan membuat definisi
operasional variabel, merancang prosedur untuk Gambar 1. Hasil Validasi dan Realibilitas Perangkat
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan 1187
dengan Strategi Peta Konsep ...
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN : 2089-1776
Keterangan : Berdasarkan Gambar 2 tentang keterlaksanaan RPP
RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam
LKS: Lembar Kegiatan Siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran model
BAS: Buku Ajar Siswa pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan dengan
LP 3a: Tes Aspek Pengetahuan
strategi peta konsep berlangsung dengan baik
LP 3b: Tes Aspek Keterampilan Proses Sains
dibuktikan dengan peningkatan tiap pertemuan.
Berdasarkan Gambar 1 di atas dapat disimpulkan Peningkatan skor keterlaksanaan RPP juga terjadi
bahwa hasil penilaian validator terhadap perangkat karena proses belajar diupayakan semaksimal mungkin
yang sudah dibuat adalah valid dan layak untuk sesuai dengan Sintaks yang telah dikembangkan, dan
digunakan dengan sedikit revisi sesuai saran validator. disajikan secara ringkas pada Tabel 3 berikut
Tabel 3. Sintaks model pembelajaran inkuiri yang
B. Tahap penerapan perangkat pembelajaran diintegrasikan dengan strategi peta konsep
1. Keterlaksanaan RPP Tahap Kegiatan
Fase 1 a. siswa membuat peta
Keterlaksanaan penggunaan perangkat pembelajaran
identifikasi dan konsep melalui BAS yang
dilakukan oleh dua orang pengamat. Pada penelitian ini penetapan ruang dikerjakan siswa
dibuat 4 kali pertemuan selama 90 menit setiap satu lingkup masalah sebelumnya di rumah
kali pertemuan. Pertemuan 1 berkaitan dengan Membuat peta b. Guru memberikan motivasi
memberikan latihan pada siswa tentang model konsep awal kepada siswa dengan
pembelajaran inkuiri dan cara membuat peta konsep menampilkan gambar yang
dengan model pembelajaran langsung (MPL), berkaitan dengan materi
titrasi asam basa
sedangkan pada pertemuan kedua sampai keempat
c. Guru menyampaikan
siswa diajar dengan model pembelajaran inkuiri yang tujuan pembelajaran yang
diintegrasikan dengan strategi peta konsep untuk akan dicapai.
melakukan percobaan titrasi asam kuat basa kuat, asam d. Guru menyajikan
lemah basa kuat, dan basa lemah dengan asam kuat. fenomena, untuk
Hasil pengamatan terhadap keterlaksanaan membimbing siswa untuk
pembelajaran kimia materi titrasi asam basa dengan membuat rumusan masalah
Fase 2 a. Guru membimbing siswa
model pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan dengan
perumusan untuk mengajukan hipotesis
strategi peta konsep yang dilakukan oleh dua orang hipotesis dan menuangkan hipotesis
pengamat menggunakan lembar Keterlaksanaan RPP Fase 3 a. Guru membimbing siswa
dihitung reliabilitasnya, dan disajikan secara ringkas Mengumpulkan mengidentifikasi variabel.
pada Tabel 2. berikut. data percobaan b. Guru membimbing siswa
Tabel 2. Reliabilitas Lembar Keterlaksanaan RPP membuat definisi
Pengamatan Reliabilitas RPP Tiap operasioanl variabel.
terhadap Pertemuan (%) Rata-rata c. Guru membimbing siswa
menentukan alat bahan
Guru 96 95.4 93.8 99.4 96.15 d. Guru membimbing siswa
membuat prosedur
Tabel 2. menunjukkan bahwa reliabilitas instrumen percobaan.
pembelajaran masing-masing RPP melebihi 75%, e. Guru membimbing siswa
dengan rata-rata sebesar 96.15%. Keterlaksanaan RPP melakukan percobaan.
Fase 4 a. Guru membimbing siswa
juga dinyatakan dengan persentase keterlaksanaan dan
Mengorganisasi membuat Tabel 1 dan Tabel
kualitas nilai keterlaksanaan disajikan pada Gambar 2 data 2.
b. Guru membimbing siswa
memasukkan data percobaan
ke dalam Tabel 1 dan Tabel
2.
c. Guru membimbing siswa
membuat kurva titrasi asam
basa.
Fase 5 a. Guru membimbing siswa
Interpretasi data menjawab pertanyaan pada
analisis data dalam LKS.
b. Siswa membuat peta konsep
tentang materi yang telah
Gambar 2. Diagram keterlaksanaan RPP
dipelajari berdasarkan
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan 1188
dengan Strategi Peta Konsep ...
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN : 2089-1776

Tahap Kegiatan kesimpulan dari percobaan akan menambah


wacana yang ada dalam LKS. keterampilan proses sains siswa semakin bertambah
c. Secara bergiliran siswa karena akan terjadi diskusi antar siswa karena dapat
mempresentasikan hasil meningkatkan daya akomodasi dan asimilasi konsep.
jawaban pada analisis data di
Sementara itu interaksi sosial, terutama dengan teman
depan kelas
Fase 6 Guru membimbing siswa untuk sebayanya yang lebih pandai serta bimbingan guru,
Pengembangan membuat kesimpulan akhir menurut Vygotsky akan mampu memperbesar tingkat
kesimpulan materi berdasarkan hasil perkembanagn potensial siswa sehingga meningkatkan
analisis data dari setiap ZPD (Slavin, 2011), dengan meningkatnya ZPD
pertemuan tersebut maka siswa akan semakin mudah menguasai
(Diadaptasi dari Joyce dan Weil, 2009) konsep yang sedang dipelajari.
Pembuatan peta konsep di awal pembelajaran, akan
Pemberian motivasi pada tahapan identifikasi dan membantu guru untuk mengarahkan siswa ke materi
penetapan ruang lingkup masalah, dilakukan siswa pada yang akan dipelajari, dan menolong siswa untuk
saat membuat rumusan masalah dapat meningkatkan mengingat kembali informasi yang berhubungan yang
minat belajar siswa. Hal ini menurut teori pemrosesan dapat digunakan untuk membantu menanamkan
informasi akan mempengaruhi penyimpanan informasi pengetahuan baru yang bertindak sebagai pertolongan
yang dipelajari ke memori jangka panjang sehingga mental sebelum materi baru disajikan. Pembuatan peta
meningkatkan penguasaan konsep (Slavin, 2011). konsep pada wacana di analisis data membantu siswa
Tahap perumusan hipotesis pada saat siswa membuat untuk menghilangkan miskonsepsi yang siswa alami
rumusan hipotesis dapat meningkatkan penguasaan sebelumnya sehingga informasi yang baru dapat
konsep karena pada tahapan ini siswa diajari untuk digunakan sebagai tindak perbaikan atas kesalahan
menyimpan informasi ke memori jangka panjang konsep yang dialami siswa saat sebelum menerima
(Savin, 2011). pengetahuan baru.
Tahap pengumpulan data melalui percobaan
kelompok memberi kesempatan kepada siswa untuk 2. Aktivitas Siswa
terlibat aktif menemukan sendiri konsep yang dipelajari Aktivitas siswa selama pembelajaran diamati oleh
melalui aktivitas fisik dan mental. Tahapan ini siswa dua orang pengamat menggunakan lembar pengamatan
melakukan kegiatan, meliputi: menentukan variabel dan aktivitas siswa. Aktivitas siswa yang paling dominan
definisi operasional variabel, menentukan alat bahan, adalah ketika siswa melakukan percobaan, pengamatan
dan prosedur kerjanya, melakukan percobaan titrasi seperti petunjuk pada LKS. Baru setelah itu disusul
asam basa di laboratorium. Secara langsung siswa telah dengan aktivitas mengerjakan LKS dan mendiskusikan
melakukan kegiatan keterampilan proses sains sebagai tugas. Model pembelajaran inkuiri sebagai penganut
pendukung dalam penemuan sains. Pendapat ini pendekatan konstruktivis salah satunya adalah dengan
diperkuat oleh Bruner yang menyatakan bahwa menerapkan pembelajaran kooperatif secara luas,
partisipasi siswa yang aktif dalam penguasaan konsep- berdasarkan teori Piaget dan Vygotsky bahwa siswa
konsep dan prinsip-prinsip akan mempermudah siswa akan lebih mudah untuk menemukan dan memahami
di dalam memperoleh pengalaman dan melakukan konsep-konsep yang sulit jika mereka saling
eksperimen untuk membuktikan kebenaran prinsip- mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
prinsip. Dewey berpendapat bahwa guru dapat Siswa dengan rutin bekerja dalam kelompok untuk
melibatkan siswa dalam proyek-proyek yang saling membantu memecahkan masalah-masalah yang
berorientasi masalah dan membantu mereka dalam kompleks (Nur, 2011). Meninjau proses ini sangatlah
menyelidiki masalah-masalah sosial dan IPTEK (Nur, penting untuk PBM siswa mengingat banyaknya tugas
2011). Kedua kegiatan tersebut menurut Piaget dalam LKS yang perlu untuk didiskusikan siswa
menyebabkan proses akomodasi konsep yang dilakukan terutama ketika harus membuat analisis data yang
siswa semakin baik sehingga mudah diasimilasi ke sangat memerlukan pemikiran yang sangat teliti dari
dalam struktur konsep (skemata) di otak (Dahar, 1998). siswa. Baru setelah itu disusul dengan aktivitas
Dasar teori ini mengisyaratkan bahwa penguasaan mendengarkan penjelasan/bimbingan guru,
konsep yang dicapai siswa semakin meningkat. mengkomunikasikan informasi, meliputi: menyumbang
Tahap interpretasi data dan tahap pengembangan ide/pendapat, bertanya, dan presentasi, bertanya pada
kesimpulan, saat siswa melakukan pengukuran pH teman dan pada guru, mencatat, membaca Buku Ajar
larutan campuran analit, melakukan pengukuran Siswa (mencari informasi tentang materi) dan yang
volume larutan standar, melakukan pencatatan data rendah tingkat aktivitasnya adalah mengerjakan sesuatu
pada tabel, analisis data percobaan, dan membuat yang tidak relevan, untuk aspek mengganggu teman,
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan 1189
dengan Strategi Peta Konsep ...
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN : 2089-1776
melamun, dan mencari perhatian. Hal ini terjadi karena banyak mendapatkan arahan dan bimbingan dari guru
siswa sudah disibukkan dengan banyak tugas sehingga di dalam PBM. Padahal seharusnya siswa
aktivitas yang tidak relevan akan berkurang. mendengarkan penjelasan dari guru agar proses PBM
Berdasarkan hasil reliabilitas secara keseluruhan menjadi lancar. Mendengarkan penjelasan guru sangat
adalah 99,75%. Berarti pada instrumen pengamatan penting untuk memperoleh informasi dan
aktivitas siswa melebihi dari 75% sehingga instrumen memperlancar penelitian karena guru bertindak sebagai
ini dikatagorikan reliabel. Hal ini sesuai dengan fasilitator, teman diskusi, menciptakan suasana bebas
pendapat Borich (1994) dalam Ibrahim (2005) berfikir sehingga siswa bebas bereksplorasi dalam
instrumen dikatakan reliabel dijadikan sebagai hasil penemuan dan pemecahan masalah, dan sebagai
pengamatan jika hasil reliabilitasnya melebihi 75%, pembimbing dalam penelitian (Dimyati, dkk., 2009).
sehingga kesimpulannya adalah hasil data penelitian ini Minat siswa terhadap pembelajaran menaik setelah
layak digunakan sebagai data penelitian. siswa memahami penjelasan guru, sehingga siswa
Sedangkan aspek membaca, mengerjakan LKS dan cenderung tidak banyak bertanya atau ada yang
mendiskusikan tugas, mengkomunikasikan informasi bertanya tetapi seperlunya saja, dan memungkinkan
meliputi menyumbang ide/pendapat, bertanya, kondisi kelas lebih kondusif.
grafiknya mengalami kenaikan dari pertemuan 1 sampai
pertemuan keempat. Hal ini terjadi karena pada saat 3. Kendala-Kendala Selama Proses Penelitian
membaca siswa memperoleh kedalaman pemahaman Kendala yang dihadapi peneliti selama penelitian
dan perspektif pribadi melalui berbagai sumber antara lain adalah:
informasi, bukan bersumber dari guru saja, melainkan a. Pada saat proses Kegiatan Belajar Mengajar
dapat berasal dari teman, BAS, maupun LKS. Saat (KBM) memerlukan waktu yang lama, karena
mendiskusikan LKS siswa berkesempatan untuk dalam belajar siswa memerlukan banyak
berlatih kemampuan berargumentasi dan berbicara serta penyesuaian belajar, oleh karena itu memerlukan
sebagai sarana untuk mengevaluasi konsep-konsep baru waktu yang lama pada pertemuan 1 sampai
yang diperolehnya dari hasil kegiatan pembelajaran. pertemuan 3 yang dapat dibuat perinciannya
Pada saat melakukan percobaan secara langsung siswa sebagai berikut: pertemuan 1 memerlukan waktu
bertindak sebagai prakarsa dalam pencarian masalah, 115 menit, pertemuan 2 memerlukan waktu 105
sebagai pelaku aktif dalam belajar melakukan menit, dan pertemuan 3 memerlukan waktu 95
penelitian, sebagai penjelajah dalam masalah metode menit, sedangkan pada pertemuan 4 menepati
pemecahan, dan sebagai penemu dalam pemecahan waktu yang ditetapkan, yaitu 90 menit. Proses
masalah, sehingga siswa akan mengurangi pencatatan belajar dengan model pembelajaran ini siswa
terhadap materi. sangat memerlukan bimbingan dan arahan dari
Siswa dalam melakukan kegiatan percobaan ini guru sehingga guru dengan bertahap membimbing
semakin lihai dari tiap pertemuannya karena siswa siswa hingga siswa mampu menerima apa yang
sudah banyak memahami prosedur kerjanya sehingga disampaikan oleh peneliti.
waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini b. Ketidak hati-hatian siswa dalam melakukan
hanya berkisar 15-20 menit saja. Pentingnya membaca praktek sehingga mengakibatkan alat rusak atau
BAS di rumah sangat membantu siswa dalam proses pecah. Usaha yang dilakukan peneliti menghadapi
PBM, sehingga kegiatan siswa untuk mencatat akan kendala ini adalah meminta siswa agar lebih hati-
semakin berkurang. Grafik untuk aktivitas siswa hati lagi di dalam menggunakan alat praktikum
mendengarkan penjelasan/bimbingan guru, bertanya karena banyak alat yang digunakan dalam
pada teman dan pada guru, perilaku yang tidak relevan penelitian ini terbuat dari kaca.
meliputi: percakapan yang tidak relevan, mengerjakan c. Pada saat praktikum ada anak yang kurang aktif
sesuatu yang tidak relevan mengalami naik turun. mengikuti, hal ini disebabkan karena kurangnya
Minat siswa terhadap pembelajaran menurun kesadaran mereka untuk membangun
disebabkan karena siswa merasa kesulitan dalam kebersamaan dan kekompakan dalam satu tim.
mengikuti pelajaran dan merasa belum memahami baik dapat menghambat pengerjaan tugas yang
penjelasan yang diberikan oleh guru sehingga mereka diberikan oleh peneliti. Cara mengatasi masalah
bertanya langsung pada guru atau pada temannya. yang peneliti alami ini menyadarkan kembali ke
Selain itu juga masih ada siswa yang kurang menyadari siswa akan pentingnya kekompakkan dalam satu
akan pentingnya mendengarkan penjelasan guru yang tim kerja, saling bekerjasama, tanggungjawab dan
menyebabkan siswa cenderung untuk ngobrol dengan saling menghormati pendapat anggota satu tim.
temannya sehingga suasana kelas menjadi kurang
kondusif. Keberadaan siswa seperti inilah yang harus
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan 1190
dengan Strategi Peta Konsep ...
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN : 2089-1776
C. Keefektifan Perangkat Pembelajaran sebagai sarana untuk memulai diskusi tentang
1. Respon Siswa pengetahuan siswa sebelum dan sesudah KBM
Hasil respon siswa menunjukkan bahwa sebagian berlangsung.
besar siswa memberikan respon positif terhadap
pembelajaran model inkuiri yang diintegrasikan dengan 2. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
strategi peta konsep. Besar respon positif siswa sebesar Ketuntasan hasil belajar siswa yang diamati
87,30%% dan hanya 12,70% yang merespon negatif. meliputi tes aspek pengetahuan dan tes aspek
Berdasarkan 10 aspek yang terdapat pada Lembar keterampilan proses sains. Adapun tes dilakukan
respon siswa terhadap pembelajaran menunjukkan sebanyak 2 kali, yaitu tes sebelum pembelajaran
bahwa ketertarikan siswa tentang komponen yang (pretest) dan tes setelah pembelajaran (posttest) dengan
mendukung pembelajaran menggunakan model inkuiri model pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan dengan
yang diintegrasikan dengan peta konsep dapat diterima strategi peta konsep dengan materi pokok titrasi asam
siswa dan hal ini berpengaruh pada kondisi belajar yang basa. Hasil desain perangkat dapat meningkatkan
diikuti siswa selama belajar di kelas di mana siswa ketuntasan hasil belajar siswa, dibuktikan dengan N-
terlihat secara aktif dan berusaha mengikuti setiap gain rata-rata untuk aspek pengetahuan dari kelas XI
tahapan pembelajaran dengan baik, karena model MIA-3 adalah 0.80 dengan kategori tinggi sedangkan
pembelajaran yang digunakan untuk mengajar adalah untuk aspek keterampilan proses sains dari kelas XI
sangat relevan, bervariasi dan sesuai dengan MIA-3 N-gain rata-rata adalah 0,69 dengan kategori
karakteristik materi yang akan dibelajarkan. sedang (Hake, 1999).
Semakin banyak variasi yang digunakan dan sesuai Saat siswa diberi tugas untuk membaca materi
dengan karakteristik pembelajaran, sehingga semakin sebelum belajar dan kemudian diminta membuat peta
menimbulkan ketertarikan siswa dalam mengikuti konsep ini memberikan petunjuk kepada guru tentang
pembelajaran serta siswa mau aktif dan kreatif dalam pemahaman pengetahuan awal siswa yang dapat
pembelajaran yang tentunya dapat berpengaruh positif digunakan guru memasuki tahap pembelajaran
terhadap hasil belajar. Sementara itu Ari, dkk. (2012) berikutnya, teori ini sejalan dengan pendapat Ausubel
menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat (Dahar, 1988) yang menyatakan bahwa faktor paling
disinergikan dengan teknik peta konsep karena struktur penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa
pengetahuan dianggap sebagai komponen penting untuk yang telah diketahui siswa (pengetahuan awal).
mahami ilmu pengetahuan dalam domain belajar. Menurut teori Piaget (Arends, 2008) tentang teori
Model pembelajaran inkuiri mendorong siswa akomodasinya menyatakan bahwa ketika pengetahuan
menemukan pengetahuannya sendiri sedangkan teknik lama untuk beradaptasi dengan lingkungan tidak
peta konsep mengikuti restrukturisasi dan evolusi berhasil maka siswa akan mengubah skema yang ada
struktur kognitif siswa, sedangkan hasil penemuan berdasarkan informasi baru atau pengalaman baru.
Sofiana, dkk. (2012), menyatakan bahwa alat evaluasi Pembelajaran dengan model inkuiri yang
peta konsep dapat digunakan sebagai alat evaluasi diintegrasikan dengan peta konsep oleh guru kepada
untuk model pembelajaran inkuiri. siswa telah mampu memberikan dorongan,
Hal ini relevan dengan pernyataan Edmondson mengarahkan pertanyaan, isyarat dan petunjuk atau
(2000) dalam Lliwellin (2005) peta konsep telah meminta mengklarifikasi pemikiran siswa tentang
banyak digunakan dalam menilai pengetahuan yang fenomena yang ada di LKS. Fenomena yang ada dalam
saat ini dimiliki dan mendokumentasikan perolehan dan LKS mampu mendorong siswa untuk melakukan
perkembangan pengetahuan baru. Hal ini dapat dicapai kegiatan berfikir tentang membuat rumusan masalah
cukup dengan meminta siswa membuat suatu peta dan rumusan hipotesis yang dilanjutkan rancangan
konsep yang menuliskan pemahaman awalnya tentang percobaan, meliputi: membuat identifikasi variabel dan
topik tertentu sebelum memulai unit pelajaran. Saat mendefinisikan variabel, menentukan alat dan bahan
siswa menyelesaikan peta konsep, guru dapat percobaan dan membuat prosedur kerja. Vygotsky
menentukan apa yang siswa ketahui tentang topik berpendapat bahwa intelek akan berkembang ketika
tersebut. Saat unit berjalan, siswa dapat kembali ke peta individu menghadapi pengalaman baru yang
dan melakukan koreksi (dari kesalahpahaman membingungkan serta ketika mereka berusaha
sebelumnya) dan penambahan-penambahan, dengan mengatasi kesulitan yang ditimbulkan oleh pengalaman
mengutip informasi yang baru diperoleh dan baru ini.
menggunakan pensil warna atau pena yang berbeda Hadirnya pengalaman baru ini ada kalanya siswa
untuk setiap revisi akan membuat kita mudah mengalami kesulitan. Adanya guru sebagai fasilitator,
memvisualisasikan bagaimana pengetahuan dibangun teman diskusi, pembimbing penelitian, dan pencipta
dan dimodifikasi. Peta konsep kemudian berfungsi suasana bebas berfikir, sehingga siswa berani
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan 1191
dengan Strategi Peta Konsep ...
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN : 2089-1776
berekplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah, individu dan 100% telah mencapai ketuntasan klasikal
dirasa sangat penting oleh siswa karena kesulitan yang yang dapat diamati pada Tabel 6 untuk aspek
dihadapinya akan terpecahkan. Kenyataannya tidak pengetahuan siswa, sedangkan pada tes keterampilan
semua siswa punya keberanian untuk mengungkapkan proses sains 86,84% siswa telah mencapai ketuntasan
kesulitannya kepada guru, sehingga kesulitannya ini individu dan mencapai ketuntasan klasikal yang dapat
akan ditanyakan ke teman sekelompoknya. diamati pada Tabel 7 untuk keterampilan proses sains.
Fungsi pengumpulan informasi lewat teman, dan Secara keseluruhan dari 38 siswa yang mengikuti
guru ini digunakan sebagai sarana untuk tes aspek pengetahuan dan tes keterampilan proses
menghubungkan pengetahuan yang baru dengan sains ada 34 siswa mendapatkan nilai nilai ˃ 3,00, dan
pemahaman yang lama. Berdasarkan pendapat Arends 4 siswa mendapat nilai ˂ 3,00 pada aspek pengetahuan.
(2008) menyatakan bahwa usaha untuk menemukan 33 siswa mendapatkan nilai ˃ 3,00, dan 5 siswa
pemahaman ini individu menghubungkan pengetahuan memperoleh nilai ˂ 3,00 untuk tes keterampilan proses
baru dengan pengetahuan sebelumnya dan sains. Nilai ini menunjukkan bahwa siswa yang
mengkonstruksikan makna baru. dinyatakan tuntas secara individu ada 34 siswa,
Adanya sarana prasarana di sekolah seperti sedangkan 4 siswa dianggap tidak tuntas pada aspek
laboratorium kimia sangat membantu proses pengetahuan, sedangkan 33 siswa dianggap tuntas
pembelajaran. Menurut Dewey bahwa untuk secara individu, sedangkan 5 siswa dianggap tidak
memecahkan permasalahan yang dipelajarinya selama tuntas untuk tes keterampilan proses sains.
belajar di sekolah siswa dapat memanfaatkan teori dan Keberhasilan siswa dalam belajar ini dipengaruhi
teknologi yang dipelajarinya selama belajar di sekolah oleh cara mengajar guru dan proses pemberian
melalui laboratorium sekolah. bimbingan guru pada saat pembelajaran yang
Pada tahapan melakukan percobaan titrasi asam berpengaruh pada minat siswa terhadap pembelajaran.
basa, siswa ikut terlibat langsung dalam proses belajar, Siswa yang tuntas dalam pembelajaran materi pokok
sehingga siswa aktif disibukkan untuk menyelidiki titrasi asam basa ini cenderung merasa jelas dengan
kebenaran fenomena yang diajukan guru, dan secara cara mengajar guru dan dalam menerima bimbingan
tidak langsung siswa telah melakukan peranannya guru sehingga punya kecenderungan untuk memiliki
sebagai pengambil prakarsa dalam pencarian minat dalam belajar pada materi pokok titrasi asam
pemecahan masalah, sejalan pendapat Dimyati (2009) basa, sedangkan siswa yang nilainya tidak tuntas
yang menyatakan bahwa siswa adalah sebagai pelaku cenderung merasa tidak jelas atas cara mengajar dan
aktif dalam belajar melakukan penelitian, penjelajah bimbingan guru, sehingga siswa cenderung kurang
tentang masalah dan metode pemecahan dan penemu berminat dalam mengikuti pelajaran pada pokok materi
pemecahan masalah. Hal ini didukung pula oleh teori titrasi asam basa.
dari Bruner bahwa salah satu cara untuk memecahkan Hal ini dapat diamati pada hasil respon siswa pada
permasalahan sains adalah dengan cara melatihkan Tabel 5 yang memperlihatkan respon siswa terhadap
siswa melakukan penelitian yang menjadi prinsip pada cara mengajar guru bahwa 92,1% siswa merespon
pembelajaran dengan model inkuiri. positif dan 7,9% siswa merespon negatif. Guru dalam
Materi titrasi asam basa merupakan salah satu memberikan bimbingan saat mengerjakan LKS
materi yang termasuk dalam ilmu sains maka penerapan memperoleh respon 97,3% siswa merespon positif dan
dengan penyelididkan melalui penentuan kadar zat 2,6% siswa merespon negatif, sedangkan minat siswa
asam ataupun basa sangat mungkin untuk diterapkan. terhadap pembelajaran 92,1% siswa merespon positif
Sedangkan salah satu cara untuk mengkonstruksi dan 7,9% siswa merespon negatif.
kognitif siswa dapat dilakukan dengan meminta siswa Selain dapat dilihat dari cara mengajar dan
kembali membuat peta konsep di akhir pembelajaran, bimbingan yang dilakukan guru. Proses pembelajaran
yaitu ketika siswa membuat analisis data percobaan. menggunakan model inkuiri yang diintegrasikan
Hal itu merupakan salah satu kegunaan peta konsep dengan peta konsep juga berpengaruh pada minat
menurut teori Ausubel adalah untuk menghubungkan belajar siswa, keberhasilan belajar siswa dapat dilihat
pengetahuan baru dengan konsep-konsep relevan yang dari aktivitas yang dilakukan siswa.
telah siswa miliki. Siswa yang berhasil dalam belajar cenderung
Berdasarkan pengalaman belajar inilah yang mampu melakukan aktivitas relevan seperti yang diharapkan
memberikan dampak positif pada hasil belajar siswa oleh guru seperti membaca buku ajar, melakukan
yang lebih baik yang tercermin pada kemampuan percobaan sesuai dengan petunjuk LKS, mengerjakan
menyelesaian soal tes aspek pengetahuan dan LKS dan melakukan diskusi dengan teman satu team,
keterampilan proses sains yang diberikan pada siswa, di membuat catatan pada materi yang dianggap penting,
mana sebanyak 89,47% telah mencapai ketuntasan mendengarkan penjelasan dan bimbingan guru,
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan 1192
dengan Strategi Peta Konsep ...
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN : 2089-1776
bertanya pada teman dan guru, mengkomunikasikan mengubah skema yang ada berdasarkan informasi baru
informasi meliputi menyumbangkan ide/pendapat, yang diperoleh selama belajar sesuai teori Piaget
bertanya dan mengurangi perilaku yang tidak relevan, (Arends, 2008).
sedangkan siswa yang tidak tuntas cenderung lebih Rasa ingin tahu yang besar akan pentingnya
banyak melakukan perilaku yang tidak relevan seperti: pengetahuan dapat dilakukan ketika siswa mampu
ngobrol dengan teman, dan kurang berperan aktif dalam menggunakan seluruh inderanya untuk berinteraksi
proses KBM (diam) . dengan benda (Piaget, dalam Arends, 2008). Hal ini
Penerapan model pembelajaran inkuiri yang menyebabkan siswa akan aktif mengikuti setiap
diintegrasikan dengan strategi peta konsep punya perkembangan pembelajaran yang dialaminya sehingga
pengaruh terhadap keberhasilan hasil belajar siswa. Hal proses pengetahuan siswa berlangsung.
ini terlihat dari N- Gain score pada hasil belajar siswa Tentunya dalam belajar dengan menggunakan
SMAN 1 Sangatta Uatara, yaitu ada siswa yang model inkuiri yang diintegrasikan dengan strategi peta
peningkatan hasil belajarnya tinggi dan ada juga konsep, mampu membentuk pengalaman baru siswa
peningkatan hasil belajarnya sedang. Tinggi dan dalam mengingat (Dewey dalam Arends, 2008). Siswa
sedangnya peningkatan hasil belajar yang diperoleh mampu terdorong untuk memecahkan permasalahan
siswa bergantung pada kemampuan siswa dalam yang dihadapinya melalui pengamatan langsung di
mengikuti kegiatan selama proses pembelajaran baik itu laboratorium sebagai tempat belajarnya yang baru,
melalui proses belajar mandiri maupun belajar sangat memerlukan adanya kerjasama, ketelitian, dan
kelompok yang termuat dalam model pembelajaran tanggungjawab yang besar dari setiap kelompok
inkuiri yang diintegrasikan dengan strategi peta konsep. sehingga akan dihasilkan suatu konsep yang benar
Belajar mandiri difungsikan agar siswa nantinya sesuai yang diharapkan oleh guru.
mampu memfilter proses asimilasi ide-ide baru di Hal ini dapat dilatihkan secara bertahap pemecahan
struktur kognitif siswa asalkan sumber informasinya masalahnya lewat inkuiri (Bruner, dalam Arends,
tidak menimbulkan konsep yang salah Piaget (Dahar, 2008), berdasarkan penemuan Praptiwi (2012) bahwa
1998), dalam penelitian yang dilakukan oleh Yunianti, penguasaan konsep bisa terjadi melalui pembelajaran
dkk. (2012), menemukan bahwa ada pengaruh inkuiri dikarenakan pengetahuan penyelidikan akan
kemampuan pemahaman membaca terhadap prestasi lebih mudah diingat.
belajar siswa, kemudian menyuruh siswa menyusun Peningkatan penguasaan konsep dapat terjadi
kembali konsep-konsep pengetahuan yang diperolehnya karena pembelajaran berbasis inkuiri dapat membuat
dalam bentuk peta konsep. karena sesuai pendapat siswa berfikir bagi dirinya sendiri, berperan serta dalam
Ausubel belajar akan bermakna, jika siswa mampu proses perolehan pengetahuan dan dalam pencarian
mengaitkan konsep yang baru dengan struktur kognitif konsep yang dipelajari siswa sehingga retensi terhadap
siswa, dan cara yang dapat dilakukan menurut Novak & konsep yang didapatkan akan lebih lama dibandingkan
Gowin (1985) dalam Dahar (1988) adalah dengan hanya mendapatkan konsep tersebut dari penjelasan
pertolongan peta konsep. guru.
Kondisi siswa punya keterbatasan untuk berfikir Besar peningkatan keberhasilan hasil nilai aspek
tentang hal-hal yang rumit, sehingga untuk membantu pengetahuan dan keterampilan proses sains dapat
keberhasilannya dalam belajar ini dapat dilakukan dihitung menggunakan perhitungan N-gain, Aspek
dengan berinteraksi dengan teman sebaya yang pengetahuan Tabel 5 menunjukkan bahwa N-gain
kompeten atau orang dewasa yang kompeten sesuai sedang dicapai ada 6 siswa dan nilai yang diperoleh
teori Vygotsky (Arends, 2008). Proses ini dapat berkisar 0,45 – 0,69 dan N-gian tinggi ada 32 siswa dan
dilakukan melalui belajar kelompok, ketika guru nilai yang diperoleh berkisar 0,75 – 0,98, sedangkan
membentuk kelompok belajar di dalam kelas untuk untuk keterampilan proses sains (Tabel 6) menunjukkan
melakukan kegiatan diskusi sekaligus untuk bahwa nilai N-gain sedang dicapai ada 22 siswa dan
menyelesaikan permasalahan berupa merumuskan nilai yang diperoleh berkisar 0,54 – 0,69 dan N-gian
masalah, merumuskan hipotesis, menyusun variabel tinggi ada 16 siswa dan nilai yang diperoleh berkisar
operasional, mendefinisikan variabel operasional, 0,70 - 0,87. Berdasarkan hasil ini berarti pada aspek
merancang percobaan, melakukan penelitian, pengetahuan ada 32 siswa yang sangat baik dalam
mengorganisasi data, menganalisis data dan membuat memahami soal tes dan ada 6 siswa yang cukup baik
kesimpulan dari fenomena yang disajikan di LKS, maka dalam memahami soal tes aspek pengetahuan,
akan terjadi interaksi siswa dengan teman sebayanya sedangkan pada tes keterampilan proses sains ada 16
atau siswa dengan guru sebagai pembimbing/fasilisator siswa sangat baik dalam memahami soal tes dan ada 22
dalam proses pembelajaran di kelas dan siswa akan siswa cukup memahami soal tes yang diujikan pada uji
memperoleh pengalaman baru sehingga mampu coba 2.
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan 1193
dengan Strategi Peta Konsep ...
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN : 2089-1776
V. PENUTUP BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad
Simpulan XXI. Badan Standar Nasional Pendidikan Versi
Berdasarkan analisis, pembahasan dan temuan hasil 1. Jakarta.
penelitian dapat dapat dibuat kesimpulan, bahwa Dahar, R.W. (1988). Teori- Teori Belajar.
perangkat pembelajaran kimia materi pokok titrasi asam Jakarta: Erlangga.
basa menggunakan model inkuiri yang diintegrasikan Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan
dengan strategi peta adalah valid, praktis dan efektif Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Emzir. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan
Saran Kualitatif & Kuantitatif. Jakarta: PT.
Mengingat penelitian ini masih banyak
Rajagrafindo Persada.
kekurangannya, maka peneliti memberikan beberapa
Fleischman, H. L., Pelezar, M.P., and Shelley,
saran dari hasil penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut: B.F. (2010). Highlight From PISA 2009.
1. Sebelum proses KBM berlangsung agar penelitian Performance of U.S. 15-Years-Old Student
lebih efisien dan menghasilkan hasil yang maksimal in Reading Mathematics, and Science
siswa perlu dilatih terlebih dahulu tentang Literacy in an International Context. NSES.
penggunaan alat dan bahan titrasi, tahapan sintaks U. S. Departement of Education.
inkuiri, dan cara pembuatan peta konsep. Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Score.
2. Sebelum proses KBM berlangsung siswa perlu Indiana University. Terdapat di
diingatkan akan pentingnya tanggungjawab merawat http://www.physics.indiana.edu/ sdi/Analysing
alat dan bahan titrasi. Change-Gain.pdf. Diakses tanggal 25
3. Sebelum proses KBM berlangsung siswa perlu Maret 2014.
diingatkan akan pentingnya partisipasi aktifnya di
Ibrahim, M. (2005). Asesmen Berkelanjutan.
dalam mengikuti proses KBM terutama dalam
Konsep Dasar, Tahapan Pengembangan
melakukan praktikum titrasi asam basa.
dan Contoh. Surabaya: Unesa University
DAFTAR PUSTAKA Press.
Adi, M. R., Sudiana, I. W., Resana, I. Dw. Pt. (2012). Ibrahim, M. (2005). Asesmen Berkelanjutan.
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Konsep Dasar, Tahapan Pengembangan
Terbimbing Berbantukan Teknik Peta Konsep dan Contoh. Surabaya: Unesa University
Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas Press.
V SD Desa Kali Asem. Singaraja: PPs. PGSD. Joyce, B & Weil. (2000). Models of Teaching.
Universitas Ganesha. Tersedia di Sixtth Edition. USA:Allyn and Bacon
ejournal.undiksha.ac.id/
Publishing Company.
index.php/JJPGSD/article/viewFile/3058 /2532.
Llewellyn. (2005). Teaching High School Science
Diakses tanggal 15 April 2014.
Through Inquiry. California: ASTApress.
Arends, R.I. (2008). Belajar untuk Mengajar.
Lynch, P.P & Water, M. (1990). Experiment of New
Penerjemah oleh Soetjipto, H.P & Soetjipto,
Chemestry Student Concerning Chemistry
S.M. Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.
Courses. Chemistry in Australia. 47, 238-242.
Ari, N. M., Dantes, N, dan Tastra, I. D. K. (2012).
Muin, F. (2011).Pendidikan Karakter Kontruksi dan
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Praktik Urgensi Pendidikan Progresif dan
Terbimbing Berbantuan Peta Konsep terhadap
Revitalisasi Peran Guru dan Orang Tua.
Hasil Belajar IPA Kelas V. Singaraja: PPs.
Jakarta: Pustaka Rudaskarya.
PGSD. Universitas Ganesha. Tersedia di
Nakhleh, MB. (1992). Why Some Student Don’t Learn.
ejournal. undiksha. ac.id/index.php/
Chemical Misconceptions. Journal of Chemistry
JJPGSD/article/ viewFile/3058/ 2532. Diakses
Education. 69, 196-199.
tanggal 20 Mei 2014.
Nieveen, N. (1999). Prototyping to reach Product
Ariadi, B.Y. (2010). Metode Pembelajaran Inkuiri.
Quality. University of Twente.
Tersedia di http://bambangariadi.
Nur, M., Wikandari, P.M. (2008). Pengajaran Berpusat
Wordpress.com/2010/02/12/metode
pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivisme
pembelajaran inkuiri/. Diakses tanggal 20
dalam Pengajaran. (Edisi 5). Surabaya: Penerbit
November 2014.
Pusat Sains dan Matematika Sekolah. Unesa
BNSP. (2006). Panduan Penyusunan KTSP. Jakarta.
University Press.
Depdiknas.
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan 1194
dengan Strategi Peta Konsep ...
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN : 2089-1776
Nur, M. (2011). Strategi-Strategi Belajar. http:
Surabaya:Unesa University Press. //www.geocities.ws/J_sains/vol1_No3.html.
Poerwati, L.I. & Amri, S. (2013). Panduan memahami Diakses tanggal 3 Maret 2015.
kurikulum 2013 Sebuah Inovasi Penunjang Slavin, R. E. (2011). Psikologi Pendidikan Teori dan
Masa Depan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser. Praktik. Jilid 1. Penerjemah samosir, M. Jakarta:
Praptiwi, L., Sarwi, dan Handayani, L. (2012). Indeks.
Efektivitas Model Pembelajaran Eksperimen Sofiana, N., Made, N.DP., dan Nugroho, S.E. (2012).
Inkuiri Terbimbing Berbantuan My Own Pengembangan Evaluasi Peta Konsep dalam
Dictionary untuk Meningkatkan Penguasaan Pembelajaran Inkuiri pada Pokok Bahasan
Konsep dan Unjuk Kerja Siswa SMP RSBI. Kalor. Unnes Physics Education Journal. 1 (1),
Unnes Science Education Journal. 1 (2), 86 – 38 – 43. Tersedia di
95. http://journal.unnes.ac.id/sju/ index. Php/upej.
Rahayu, T., & Yonata, B. (2013). Kemampuan Kognitif Diakses tanggal 20 Februari 2015.
Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 18 Surabaya Wahyudi, A. (2013). Pengaruh Peta Konsep dalam
pada tingkat Analisis, Evaluasi, dan Kreasi pada Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Ditinjau dari
Materi Titrasi Asam Basa dengan penerapan Kemampuan Bernalar siswa Kelas XI. Malang:
Model Pembelajaran Inkuiri. Unesa Journal of PPS. Universitas Negeri Malang. Jurnal
Chemical Education. 2 (2), 12-16. Pendidikan. 1 (3), 237-245.
Saptorini. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Yunianti, E. D., Sunarno, W., dan Haryono.
Berbasis Ikuiri Sebagai Upaya Peningkatan (2012). Pembelajaran Kimia Menggunakan
Kemampuan Inkuiri Guru Kimia Kabupaten Inkuiri Terbimbing dengan Menggunakan
Demak. Demak. Jurnal Unnes. Tersedia di Modul E- Learning Ditinjau dari
@.id/njy/index.php/rekayasa/…/291 . Diakses
Kemampuan Pemahaman membaca dan
tanggal 6 Maret 2014.
Kemampuan Berfikir Abstrak. Jurnal pasca
Sidi, I.D. (2000). Pendidikan IPA di Lingkungan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung. Uns. 1 (2), 112-120.
ITB.
Silitonga, P.M. (2004). Analisis dan Peningkatan
Kemampuan Guru dalam Menyusun Peta
Konsep sebagai Media dan Alat Evaluasi dalam
Pengajaran Kimia SMU. Jurnal Pendidikan
Matematika dan sains. 1 (3), 93 – 96.Tersedia di

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan 1195


dengan Strategi Peta Konsep ...

Anda mungkin juga menyukai