TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2010).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan sepermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan 7 hari menurut kalender
internasional. ( SarwonoPrawirohardjo,2010 : 213)
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin
lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir.
Tujuan nya :
a) sama dengan trimerter1 ditambah kewaspadaan
khusus terhadap hipertensi kehamilan(deteksi pra-
ekslamsi, pantau TD, odema, protein urine)
Tujuan nya:
Jika salah satu tanda pasti ditemukan diagnosa kehamilan dapat dibuat
dengan pasti, ditemukan umur kehamilan > 4 mgg dengan USG, kantong
kehamilan selalu dapat terdeteksi pada umur 10 mgg dan DJJ pada umur 12
mgg.Tanda pasti bisa didapat dari tanda obyetif oleh pemeriksa.
B. Tanda Mungkin
Sudah timbul sejak hamil muda tapi hanya boleh diduga, makin banyak
tanda ini didapat makin banyak kemungkinan adanya kehamilan. Tanda
mungkin bisa :
10. Tanda chadwick; warna selaput lendir vulva dan vagina berwarna ungu
11. Adanya amenorhea, pada wanita sehat dengan haid yang teratur
amenorhea menandakan adanya kemungkinan kehamilan, tapi kadang
amenorhea disebabkan, penyakit berat seperti TBC, anemia, typhus,
pengaruh psikis, perubahan lingkungan.
12. Mual dan muntah
13. Ibu merasakan pergerakan janin
14. Sering BAK (rahim membesar menekan blaas)
15. Perasaan dada dan nyeri
Pembesaran rahim karena hamil harus dibedakan dari tumor
lain dalam rongga rahim seperti myoma, cystoma, haematometra
(darah terbendung dalam rongga rahim). Suatu keadaan pada wanita
yang ingin sekali punya anak disebut pseudocyesis atau kehamilan
palsu gejalanya : perut besar karena kembung, pasien merasa adanya
pergerakan padahal pergerakan usus, mamae membesar, mual dan
muntah kadang timbul hiperpegmentasi, tanda pasti tidak mungkin
ditemukan.
2.1.5.1 Uterus
1) Trimester I
2) Trimester II
3) Trimester III
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000
gram (berat uterus normal 30 gramdengan panjang 20cm dan
dinding 2,5 cm.
1) Trimester I
2) Trimester II
Konsistensi serviks menjadi lebih lunak dan kelenjar-kelenjar
di serviks akan berfungsi lebih dan mengeluarkan sekresi lebih
banyak.(Suryati Roumli, 2011:75)
3) Trimester III
1) Trimester I
Pengaruh hormon estrogen, vagina dan vulva mengalami
peningkatan sirkulasi darah karena pengaruh estrogen, sehingga
tampak makin merah dan kebiru-biruan (Tanda Piscaseck).Hormon
kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan
dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat
longgar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.Sel-sel vagina
yang kaya glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen.(Suryati Roumli,
2011:73)
2) Trimester II
3) Trimester III
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya
jaringan ikat, dan hipertropi sel otot polos. Perubahan ini
mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.(Suryati
Roumli, 2011:74). Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina
mulai meningkat dan lebih kental.
2.1.5.4 Mamae
1) Trimester I
2) Trimester II
3) Trimester III
Pada trimester III pertumbuhan kelenjar mammae membuat
ukuran payudara semakin meningkat. Pada kehamilan 32 minggu warna
cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32
minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna
kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut
kolostrum.(Suryati Roumli, 2011:78)
2.1.5.5 Perut
- Linea alba adalah garis hitam yang terbentang dari symphisis sampai
pusat, pada saat kehamilan warnanya akan menjadi lebih hitam. Selain
itu akan timbul garis baru yang terbentang di tengah-tengah atas pusat
ke atas yang disebut linea nigra.
- Terdapat juga striae gravidarum yang merupakan garis-garis pada
kulit, ada 2 macam striae :
1. Striae lividae adalah garis-garis yang warnanya biru pada
kulit, karena merupakan striae yang masih baru (primigravida).
2. Striae albicans adalah striae lividae yang menjadi putih
mengkilat dan meninggalkan bekas seperti parut/cicatric
(multigravida).
2.1.5.6 Sistem Respirasi
1) Trimester I
Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap
percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen
jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu
cara untuk membuang karbondioksida. (Suryati Roumli, 2011:88)
2) Trimester II
Karena adanya penurunan tekanan CO2 seorang wanita hamil
mengeluhkan sesak napas sehingga meningkatkan usaha
bernapas.(Suryati Roumli, 2011:88)
3) Trimester III
Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar ke arah difragma sehinggan diafrgma kurang leluasa
bergerak mengakibatkan wanita hamil derajat kesulitan bernapas.
(Suryati Roumli, 2011:88)
2.1.5.7 Traktus Urinarius
1) Trimester I
Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan
sehingga sering timbul kencing.Keadaan ini hilang dengan tuanya
kehamilan bila uterus grvidarus keluar dari rongga panggul dan
ginjal waita harus mengkomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi
tubuh ibu yang meningkat dan juga mengekresi produk sampah
janin.Fungsi ginjal berubah karena adanya hormon kehamilan,
peningkatan volume darah, postur wanita, aktivitas fisik dan asupan
makanan. Sejak minggu kesepuluh gestasi pelvik ginjal dan ureter
berdilatasi.(Suryati Roumli, 2011:79).
2) Trimester II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai
berkurang, karena uterus sudah mulai keluar dari uterus.Pada
trimester kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari
panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm
karena kandung kemih bergeser kearah keatas.
Kongesti panggul pada masa hamil ditujukan oleh hiperemia
kandung dan uretra. Peningkatan vaskularisasi membuat mukosa
kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah.(Suryati Roumli,
2011:79)
3) Trimester III
Pada kehamilan kepala janin mulai turun kepintu atas panggul
keluhan sering akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai
tertekan kembali. Pada kehamilan tahap lanjut pelvis ginjal kanan
dan ureter lebih berdelatasi dari pada pelvis kiri akibat pergeseran
uterus yang berat ke kanan. Perubahan-perubahan ini membuat pelvis
dan ureter mampu menampung urin dalam volume yang lebih besar
dan juga memperlambat laju aliran urin.(Suryati Roumli, 2011:80)
1) Trimetser I
Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas
otot polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam
hidroklorid dan peptin dilambung sehingga akan menimbulkan gejala
berupa pyrosis yang disebabkan oleh refleks asam lambung ke
esofagus bahwa sebagai akibat perubahan posisi lambung dan
menurunnya tonus sfingter esofagus bagian bawah. Mual terjadi
akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas serat
konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas usus besar.
Mual yang sering terjadi pada pagi hari disebut “morning
sickness”. Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompenisasi dari mual
dan muntah yang terjadi, pada beberapa wanita ditemukan adanya
(ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu
wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan
muntah. (Suryati Roumli, 2011:80)
2) Trimester II
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat.Salain itu perut kembung juga terjadi
karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga
perutyang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran
pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral.Wasir cukup sering
pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya
tekanan vena-venadi bawah uterus termasuk haemorrhoid.(Suryati
Roumli, 2011:81)
3) Trimester III
Biasanya terjadinya konstipasi karena pengaruh hormon progesteron
yang meningkat.Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya
tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak
organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar,
ke arah atas dan lateral.(Suryati Roumli, 2011:81)
b. Tugas Kolaborasi
Merupakan tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim
yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah
satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan.
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
dengan klien dan keluarga.
5) Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan
yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan meliatkan klien dan keluarga.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko
tinggi dan yang mengalami komplikasi serta
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan keluarga.
c. Tugas Ketergantungan / Merujuk
yaitu tugas yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau
sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan
sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong
persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh
bidan ke tempat / fasilitas pelayanan kesehatan lain
secara horisintal maupun vertikal atau ke profesi
kesehatan lainnya.
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai dengan fungsi rujukan keterlibatan klien
dan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawat
daruratan.
3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu
dengan melibatkan klien dan keluarga.
4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu
dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan
keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi
dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan
kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan
konsultasi dan rujukan dengan melibatkan.
Langkah yang diperlukan dalam melakukan peran sebagai
pelaksana:
- Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan
klien
- Menentukan diagnosa / masalah
- Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi
- Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah disusun
- Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
- Membuat rencana tindak lanjut tindakan
- Membuat dokumentasi kegiatan klien dan keluarga
2.2.1 Standar 10 T
± pertengahan prosesus
40 -
xipoideus dan pusat