Anda di halaman 1dari 29

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Sosialisme adalah ajaran dan gerakan mencari keadilan di dalam


kehidupan kemanusiaan, sosialisme pada waktu itu memandang sebagai sebab
yang pokok dari ketidak adilan yang terdapat diantara kemanusiaan ialah
ketidakadilan didalam pembagian rezeki di dunia. Kebanyakan umat manusia
hidup didalam kekurangan dan kemelaratan sedang sebagian terkecil hidup dalam
keadaaan yang berlebihan (dalam kemewahan). Sosialisme menetang keadaan
yang pincang dan tidak adil itu dan ia mengkehendaki serta menuntut suatu
pembagian rezeki yang lebih merata dan oleh karena itu adil. 1
Sosialisme menyusun berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial dan
sistem politik. Dalam pandangan Marx, Sosialime Negara adalah produk
kontradiksi kelas dan perjuangan kelas, dan secara ekonomis semua itu dikontrol
oleh kelas yang dominan. Negara borjuis itu kemudian dijadikan alat kontrol dan
pemaksaan bagi pembagian kelas yang memiliki sarana-sarana produksi untuk
menjalankan kekuasaan atas kelas-kelas yang tereksploitasi dalam masyarakat.
Nampak luar, negara borjuis ini seakan-akan berbentuk demokrasi, namun sistem
politiknya sangat terstruktur sehingga malah menjamin dominasi para borjuis-
borjuis selanjutnya. 2

1
LEPPENAS, Kumpulan Tulisan, Sutan Sjahrir, Sosialisme Indonesia Pembangunan : Danau Singkarak
Offset, 1982., 1982. Hal.60.
2
Listiyono Santoso dkk. Epistemology kiri. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. 2007.Hal. 16

Universitas Sumatera Utara


Kita lihat bahwa pemerintah bertindak sebagai eksekutif kelas para
penguasa, yang mana dapat mengkoordinir tindakan dan kerja para anggota-
anggotanya guna kepentingan kelas di masa selanjutnya. Mau kita lihat
bagaimanapun, negara borjuis tak dapat disangkal lagi mempunyai otonomi dan
penampakan kejujuran yang relatif. Marx beranggapan bahwa tingkat produksi
tinggi yang dijamin sistem kapitalis, dikarenakan mungkin karena adanya
kemiskinan orang banyak atau karena hanya sedikit orang yang mempunyai
kekayaan. Namun jika semua ini di satukan kemudian diberi jalan bagi
masyarakat komunis yang kita ketahui mengusung sistem pemerataan ekonomi
dan memuaskan kebutuhan setiap orang. Maka lanjut Marx, dalam situasi tanpa
kelas itu maka tidak akan ada oposisi, terus masyarakat tidak ada kebutuhan
terhadap aparat negara yang suka menindas. 3
Kaum Sosialis berpendapat bahwa sementara keadilan membantu
menengahi konflik, keadilan juga cenderung menciptakannya, atau
bagaimanapun, mengurangi ungkapan natural dari sosiabilitas. Maka, selain
sebuah rintangan pada bentuk masyarakat yang lebih tinggi di bawah kondisi
kelimpah-ruahan, keadilan merupakan kebutuhan yang disesalkan pada saat ini.
Justru lebih baik jika orangbertindak secara spontan satu sama lain tanpa cinta,
ketimbang memandang dirinya sendiri dan orang lain sebagai pengemban hak
pemilikan legal yang adil. 4
Secara umum sosialisme sebagai suatu pemikiran dapat diartikan dalam
bentuk dua bentuk. Di satu pihak Sosialisme merupakan pemikiran yang menolak
susunan masyarakat yang didasarkan pada faham kebebasan mutlak. Berdasarkan
sifat bebas tersebut di dalam masyarakat akan terbentuk hirarki yang terdiri paling
tidak dua tingkatan. Di sisi pertama adalah orang-orang yang kemampuan tinggi

3
Joseph Losco dan leonard Williams. Political Theory. 2003. Raja Grafindo perssada. Jakarta Hal. 547
4
Frans Magnis Suseno , Etika Politik (Prinsip-prinsip moral dasar kenegaraan modern) , Jakarta,
Gramedia Pustaka Utama, 2003, Hal. 15

Universitas Sumatera Utara


dan di lain sisi orang-orang yang kemampuannya lemah. Dalam perkemangan
selanjutnya, golongan yang kuat (relatif sedikit) akan menguasai yang lemah. 5
Dalam konteks ekonomi, golongan yang memiliki kemampuan tinggi akan
menguasai alat-alat produksi, sedangkan golongan yang lemah menjadi pekerja di
perusahan-peruahan golongan yang lain. Golongan yang memiliki alat-alat
produksi mendapatkan keuntunggan dari penindasan terhadap golongan yang
lemah. Pada pihak ini Sosialisme merupakan ajaran yang memihak kepada
golongan miskin dan tidak punya, yang sering disebut proletar. Sosialisme
menentang golongan yang mampu karena menindas dan memanfaatkan yang
kurang atau tidak mampu. Pada fihak lain Sosialisme merupakan suatu ajaran
untuk menyusun pergaulan hidup yang menentukan sifat kemanusiawiannya,
yaitu kepercayaan kepada persamaan, keadilan serta kesanggpan kerjasama antara
sesama manusia sebagai dasar kehidupan di dalam pergaulan masyarakat. 6

Perbedaan kedua bentuk Sosialisme ini terutama terletak pada kondisi yang
terdapat pada masyarakat. Bentuk Sosialisme yang pertama tumbuh di masyarakat
yang masih mengalami penghisapan dan penindasan antara yang satu dan yang
lainnya. Sedankan bentuk Sosialisme yang kedua terdapat di dalam masyarakat
yang tingkat kesewenang-wenangngannya relatif lebih kecil. Sosialisme bentuk
kedua ini berkembang setelah proletar di dunia memperoleh kedudukan
ekonomi,sosial dan politis yang jauh lebih baik dibutuhkan Partai Politik untuk
mewujudkannya.

Peranan Partai Politik di kalangan masyarakat sangat penting karena partai


politik adalah sebagai sarana komunikasi di dalam bidang politik terhadap
masyarakat. Partai politk juga bisa menjadi wadah untuk para masyarakat untuk
menyalurkan pendapat-pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya
sedemikian rupa agar isu-isu atau kesimpangsiuran yang terjadi di masyarakat

5
Ibid., Hlm 17.
6
P.Y Nur Indro, Pemikiran Politik Sutan Sjahrir dan Partai sosialis Indonesia, Bandung : Inisiatif
Warga,2009,hal 113

Universitas Sumatera Utara


berkurang. Partai Politik juga berperan untuk merekrut atau mengajak orang-
orang yang berbakat di dalam bidang politik untuk turut aktif di dalam bidang
politik sebagai anggota politik.

Partai politik pertama-tama lahir dalam zaman kolonial sebagai manifestasi


bangkitnya kesadaran nasional. Dalam susunan itu semua organisasi, apakah dia
bertujuan sosial (seperti Budi Utomo dan Muhammadiah) ataukah terang-terangan
menganut azas politik/agama (seperti Sarikat Islam dan Partai Katolik) atau azas
politik/sekuler (seperti PNI dan PKI), memainkan peran penting dalam
berkembangnya pergerakan nasional. Pola kepartaian masa ini menunjukkan
keanekaragaman, pola mana diteruskan dalam masa merdeka dalam bentuk sistem
multi-partai 7.

Mengerucut kepada tokoh-tokoh yang menjadi motor perjuangan politik pada


saat itu seperti Soekarno, Moh. Hatta, Sjahrir, dan lain-lain adalah orang – orang
yang memberi sumbangsih ide dalam dinamika politik pada masa itu, khususnya
pemikirian Sjahrir yang sangat berkaitan dan relevan dalam pembahasan
penelitian yang saya akan lakukan.

Dalam sejarah politik orde lama Kementerian Penerangan pernah


mengumumkan penerbitan suatu pamflet politik yang ditulis oleh Sjahrir berjudul
Perdjoeangan Kita. Muncul bersamaan dengan mulai bocornya suatu berita
bahwa pengarang pamflet itu telah diundang untuk membentuk suatu
pemerintahan yang bertanggung jawab kepada KNIP, hal itu nampaknya memberi
pertanda akan adanya perubahan-perubahan mendasar dalam komposisi dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah Indonesia. 8
Seruan Sjahrir dalam Perdjoeangan kita untuk pembentukan suatu partai
revolusioner mendapat perhatian juga. Sepert telah kita lihat, di Yogyakarta

7
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta Gramedia Pustaka Utama, 1992, hal. 171.
8
Ben, Anderson, Revoloesi Pemoeda : Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946, Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan, 1988, hal, 219

Universitas Sumatera Utara


padatanggal 1 November 1945 telah diumumkan bahwa Partai Sosialis Indonesia
(Parsi) sedang dibentuk. Pada tanggal 12 November 1945 suatu kongres
pendahuluan dilangsungkan di kota yang sama, kabarnya di hadiri oleh wakil-
wakil dari 51 daerah dan 34 badan, dan juga oleh 750 peninjau. Sidang itu
memutuskan untuk mendesak pembentukan Volksfront guna mempertahankan
dan memperkuat republik itu; bekerja menuju sosialis perusahaan-perusahaan
besar, hutan-hutan, dan tanah; dan meningkatkan industrialisasi, transmigrasi,
ekonomi koperasi, mendorong perbaikan-perbaikan pertanian, dan membentuk
serikat-serikat buruh. Volksfront itu harus menjadi sarana untuk mempersatukan
kaum buruh, kaum tani, tentara, dan pemuda. Setelah mengumumkan tujuan-
tujuan ini, kongres itu memilih Amir Sjarifuddin sebagai ketua dan Soekindar
sebagai wakil ketua.
Tokoh-tokoh terkemuka lainnya pada kongres itu, termasuk Hindromartono
dan Usman Sastroamidjojo, menunjukan bahwa inti dari partai baru itu akan
terdiri dari kawan-kawan dekat Amir Sjarifuddin dan Gerindo sebelum perang dan
kelompok-kelompok buruh yang berhubungan dengannya. Tak lama sesudah itu,
pada tanggal 19 November 1945, Partai Rakyat Sosialis atau Paras, dibentuk di
Cirebon, atas prakarsa Sjahrir pribadi. Ditinjau dari komposisi kepemimpinan
partai ini dan dari programnya, sudah jelas bahwa arwah Pendidikan Nasional
Indonesia sebelum perang, partai yang didirikan dan dipimpin oleh Hatta dan
Sjahrir, sedang dihidupkan kembali. Tujuan-tujuan Paras yang diumumkan adalah
untuk menentang mentalitas kapitalis, ningrat, dan feodal; melenyapkan birokrasi
dan otokrasi; memperjuangkan suatu masyarakat sama rata sama rasa;
memperkaya jiwa orang Indonesia dengan jiwa demokrasi; dan mendesak
pemerintah supaya berkerja sama detengan semua organisasi di dalam dan di luar
negeri untuk menumbangkan kapitalisme. 9
Sutan Sjahrir sebagai tokoh yang paling kontroversial pada masa itu,
mempunyai ciri khas yang kompleks, pemikiran Sjahrir sangat berbeda dengan

9
Ibid., hal 231-232.

Universitas Sumatera Utara


tokoh-tokoh perjuangan yang lainnya pada saat itu, Sutan Sjahrir dalam
pemikirannya lebih menekankan kepada faktor masyarakat dan kesejahteraan
sosial, yang lebih akrab di bilang sebagai Sosialisme Kerakyatan. Pemikiran
Sjahrir ini sangat bertolak belakang dengan para tokoh-tokoh yang ada pada saat
zaman kemerdekaan saat itu seperti Soekarno, Tan Malaka dan Moh. Hatta.
Dengan pemikiran Tan Malaka Sjahrir menolak aksi massa dan mobilisasi dengan
cara agitasi politik yang dilakukan Tan Malaka. Tan Malaka merupakan seorang
tokoh yang menganut ajaran komunisme lebih mengutamakan jalan revolusi
untuk memperoleh kemerdekaan dan mengutamakan kebutuhan materil rakyat
dalam tujuan nya.

Sebagai seorang pemikir pada zaman revolusi Indonesia Sutan Sjahrir


mempunyai pandangan mengenai strategi perjuangannya sendiri dan yang
menjadi tujuan perjuangan Sutan Sjahrir tersebut adalah mencapai kemerdekaan
karena, pada saat penjajahan yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia adalah
kemerdekaan, kehidupan yang berderajat kemanusiaan, yaitu kehidupan yang
lepas dari kehinaan dan perbudakan. 10 Karena dengan dicapainya kemerdekaan
akan terbuka jalan untuk menuju suatu tujuan dalam pandangan Sutan Sjahrir
yaitu Sosialisme Kerakyatan, suatu faham yang memperjuangkan kesderajatan
manusia. Tujuan tersebut dapat diwujudkan oleh Sutan Sjahrir pada saat ia
menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia yang pertama. Yaitu satu negara
Indonesia yang merdeka, demokratis, berkerakyatan dan memberikan pendidikan
politik kepada rakyat tentang hak dan tanggung jawab dalam membela
kemerdekaan dan menegakan demokrasi.

Sutan Sjahrir menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia sebanyak tiga


kali, yaitu dalam kabinet Sjahrir 1,2, dan 3. Sebelumnya Indonesia yang baru
merayakan kemerdekaan membuat sistem pemerintah yang berbentuk presidentil
dan digantikan oleh sistem parlemen yang disebabkan oleh, berdirinya banyak

10
P.Y Nur Indro, Op.cit., Hal. 97

Universitas Sumatera Utara


partai-partai baru di Indonseia pada saat itu yang menuntuk agar hak asasinya di
dalam negara yang berdemokrasi untuk duduk didalam kabinet atas nama
partainya.

Maka keluarlah pengumuman BPKNIP tanggal 11 November 1945


tentang pertanggung jawaban Menteri kepada Presiden diganti kepada Parlemen,
yaitu KNIP yang sehari-harinya dipegang oleh BPKNIP. Presiden pun menyetujui
seakan-akan telah terjadi konsensus antara Presiden dengan BPKNIP yang
ketuanya Sutan Sjahrir. 11 Maka dengan demikian sistem Presidentil di bawah
pimpinan Presiden Soekarno telah digantikan dengan sistem Parlementer yang
diketuai oleh Sutan Sjahrir sebagai Perdana Menteri. Dengan tercapainya ambisi
Sjahrir menduduki kursi Perdana Menteri maka Sjahrir bisa menjalankan sistem
politik sosialisme kerakyatan yang selama ini menjadi pandangannya terhadap
pembangunan bangsa Indonesia.

Dalam pelaksanaan pembangunan pemerintahan bukan sebagai pemaksa


tetapi pemberi pedoman dan penjamin untuk terpenuhinya kepentingan bersama.
Soetan Sjahrir menyatakan lebih lanjut bahwa kepentingan bersama harus
dipertahankan dan dijamin pemenuhannya terlepas dari kepentingan-kepentingan
golongan atau perorangan. 12 Bagi Sutan Sjahrir yang terpenting dalam
pembanguna bangsa Indonesia adalah pembangunan itu harus didasarkan kepada
kehendak rakyat, dan juga sistem yang dianut oleh Indonesia adalah Demokrasi
dan tujuan dari pembangunan itu adalah untuk kepentingan rakyat Indonesia.

Selama Sutan Sjahrir menjabat sebagai Perdana Menteri, Sjahrir pernah


melakukan suatu perjanjian dengan Belanda yang dikenal sampai sekarang
sebagai Perjanjian Linggarjati, dalam perjanian ini Sutan Sjahrir mempunyai misi
yaitu untuk membuat pengakuan dari Belanda bahwa Indonesia sudah meraih
kemerdekan 100% dari Belanda, tetapi Belanda yang sudah banyak kalah di

11
Bibit Suprapto, Perkembangan Kabinet dan Pemerintahan Di Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia, Hal.
26
12
P.Y Nur Indro, Op.cit., Hal.102

Universitas Sumatera Utara


Perang Dunia ke-3 tidak ingin melepaskan negara jajahannya begitu saja dan
berusaha untuk menjatuhkan Pemerintahan Indonesia. Maka dengan ini Belanda
dan Indonesia melakukan perundingan untuk menetukan kemerdekaan Indonesia
dari Belanda. Dan banyak tokoh-tokoh revolusioner yang memandang Perjanjian
Linggarjati adalah sebuah kegagalan pemerintah Indonesia dalam upaya
memperthankan kemerdekaanya.

Hingga akhirnya Sutan Sjahrir jatuh pada jabatanya sebagai Perdana


Menteri Indonesia pada kabinet Sjahrir yang ke 3 karena timbul perselishan
pendapat didalam kabinet Sjahrir III. Partai-partai yang semulanya mendukung
kabinet Sjahrir tidak mendukung lagi, setra Partai Sosialis yang menjadi tulang
punggung di kabinet ini tidak lagi mendukungnya, dengan kata lain Sjahrir
dijatukan oleh pendukungnya sendiri yang ada di dalam kabinetnya.

Setelah jatuhnya kabinet Sjahrir ke 3 pada tanggal 26 Juni 1947, Sjahrir


pun tidak memiliki jabatan dan dukungan dari partainya. Setelah Sjahrir
dilengserkan oleh teman dekatnya yaitu Amir Syarifuddin yang merupakan wakil
dari Partai Sosialis, maka Parsi dan Paras yang tergabung dalam Partai Sosialis
pun terbagi menjadi dua. Pada tanggal 12 Feburari 1948 terjadi perpecahan dalam
Partai Sosialis. Kelompok Soetan Sjahrir memisahkan diri dari partai Sosialis
yang dipimpin oleh Amir Sjarifuddin dan mendirikan Partai Sosialis Indonesia di
Kliteran-Yogyakarta dengan pimpinan partai Soetan Sjahrir. 13 Partai Sosialis
Indonesia (PSI) yang didirkan oleh Sutan Sjahrir yang menjadi misi utamanya
adalah mensejahterakan rakyat dan menumpas rasa feodalisme yang masih ada
pada masyarakat Indonesia pada masa itu, karena feodalisme menurut Sutan
Sjahrir adalah musuh utama dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa. Secara
umum yang menjadi pedoman politik Partai Sosialis Indonesia adalah tidak terikat
oleh partai atau golongan apapun baik baik yang ada didalam negeri maupun luar
negeri. Selain itu akan berusaha untuk menhindarkan dan menetang munculnya

13
Ibid., Hal. 115

Universitas Sumatera Utara


penindasan dan ketidaksederajatan. 14 Bisa dilihat bahwa Partai Sosialis Indonesia
lebih mementingkan masyarakat dikarenakan pemikiran Sutan Sjahrir sebgai
pemimpin partai tersebut adalah Sosialisme Kerakyatan. Karena Sosialisme
mereka disesuakian dengan kondisi-kondisi Indonesia, dan punya suatu karakter
Indonesia yang khas. 15

Ia sadar bahwa memperjuangkan Sosialisme Kerakyatan yang menjunjung


tinggi derajat kemanusiaan, manghormati hak-hak kemanusiaan dan berjiwa
kemanusiaan adalah jauh lebih berat dinegeri-negeri Underdeveloped ini dari pada
negeri-negeri yang sudah developed. Meskipun demikian ia tahu bahwa
memperjuangkan Sosialisme Kerakyatan di Indonesia harus dilakukan terhadap
segala tekanan dan kecenderungan yang lain itu, oleh karena jika tidak negara kita
akan hanyut lebih jauh lagi dari sosialisme yang sesungguhnya. Yaitu dari
kedewasaan kamanusiaan. 16

Sutan Sjahrir sendiri merupakan seorang tokoh utama dalam kemerdekaan


Indonesia. Sjahrir mendesak Soekarno-Hatta untuk memprokalmasikan
kemerdekaan Indonesia, meskipun saat kemerdekaan Indonesia di Proklamasikan
oleh Soekarno-Hatta. Sutan Sjahrir sendiri tidak hadir dalam peristiwa besar
tersebut karena Sutan Sjahrir justru memilih jalan elegan untuk menghalau
penjajah dengan jalur diplomasi.

Soetan Sjahrir sebagai salah satu tokoh utama dalam Partai Sosilais
Indonesia (PSI) yang memberikan banyak sumbangan dalam berbagai bentuk
pemikiran politik berkaitan dengan perumusan dan pencapaian tujuan bangsa
Indonesia pada tahun 1945-1965. Pemikirannya dianggap memberikan banyak
menentukan arah dan situasi pada masa-masa di era awal Revolusi Kemerdekaan
Indonesia, seorang perdana mentri pertama, dan juga seorang diplomat yang ulung

14
Ibid., Hal. 117
15
George Mc Trunan Kahin, RefleksiPergumulan Lahirnya Republik Nasional dan Revolusi di Indonesia, :
UNS Press, 1995, Hal., 406
16
LEPPENAS, Op.Cit., Hal. 155

Universitas Sumatera Utara


dan seorang yang menganut aliran pemikiran Sosialisme Demokrasi sebagai
landasan pemikirannya. 17

Berdasarkan latarbelakang diatas saya kemudian tertarik untuk meneliti


tentang bagaimana Pemikiran dan Peran Sutan Sjahrir Dalam Dinamika Politik
Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan oleh penulis maka


peneliti merumuskan masalah penelitian ini adalah: ” Bagaimana Pemikiran serta
Peran Sutan Sjahrir dalam Dinamika Politik di Indonesia”?

1.3. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan masalah dalam


batasan penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk
mengidentifikasi faktor mana saja yang akan masuk kedalam masalah penelitian
dan faktor mana saja yang tidak masuk ke dalam penelitian. Maka untuk
memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dengan tujuan
menghasilkan uraian yang sistematis diperlukan adanya batasan masalah, adapun
batasan masalah dalam penelitian ini yang akan diteliti oleh penulis adalah :

1. Dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan untuk membahas


pemikiran Sutan Sjahrir mengenai Sosialisme dalam konteks ke
Indonesiaan.
2. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana Peran Sutan Sjahrir dalam
dinamika Politik Indonesia.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulis membuat penelitian ini adalah sebagai berikut:

17
Arief Budiman, Teori Negara, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997. Hal.109.

Universitas Sumatera Utara


1. Untuk mengetahui bagimana peranan Sutan Sjahrir dalam perpolitikan
Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran Sutan Sjahrir mengenai
Sosialisme kerakyatan yang diterapkan di Indonesia.

1.5. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian dapat diharapkan memberikan manfaat bagi


perkembangan ilmu pengetahuan yang dimana manfaat penelitian ini bisa bersifat
teoritis dan praktis. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian mampu mengasah kemampuan penulis dalam melakukan


sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan
pengetahuan yang baru bagi penulis sendiri.
2. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah
khazanah ilmu pengetahuan dalam Ilmu Politik, dan menjadi
referensi/kepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik Fisip USU.

1.6. Kerangka Teori

1.6.1. Marxisme

Dalam pandangan Sidney Hook tidaklah mudah memahami pikiran-


pikiran Karl Marx, karena Marx bukanlah seorang penulis sistematika melainkan
seorang aktivis revolusioner sehingga tulisan-tulisannya kadang kala banyak
mengandung banyak keraguan, kurang memahami persyaratan ilmiah modem
seperti ketepatan, konsepsi statistik, dan probabilitas dewasa ini. 18 Pemikiran Karl
Marx yang dipakainya adalah Materialisme yang lebih dikenal dengan sebutan
Materialisme Dialektis dan Histori atau MDH, pemikiran-pemikiran Marx
mengenai metode matrerialisme dialektis dan histori banyak di pengaruhi oleh

18
Sustarjo Adisusilo,JR, Sejarah Pemikiran Barat Dari Yang Klasik Sampai Yang Modern, Jakarta: Rajawali
Perss 2013, Hal. 247

Universitas Sumatera Utara


Hegel, karena metode dialektika dikenal oleh masyarakat berkat Hegel. Meski
Marx yang membuat metode materialism dialektis dan histori tetapi marx sendiri
tidak pernah menggunakannya kedalam pemikirannya, nama materialisme historis
sendiri diperkenalkan oleh Engels.

Marx tertarik pada gagasan dialektikanya Hegel karena di dalamnya


terdapat unsure kemajuan melalui konflik dan pertentangan. Meskipun Marx
menolak proses dialektika, idenya Hegel dan membalikannya menjadi proses
dialektikanya materi. Marx amat tertarik adanya usnur kemajuan dan konflik,
serta menggunakannya untuk menerangkan proses perkembangan masyarakat
melalui revolusi. Kendati Marx tidak member penjelasan tuntas namun telah
meletakan dasar mengenai hokum sosial, yang dikemudian hari akan
disempurnakan oleh Lenin yang menyimpulkan bahwa materialism dialektis
merupakan hokum dalam revolusi sosial yang secara pasti berkembang kea rah
masyarakat komunis. 19 Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa untuk mencapai
suatu masyarakat komunis harus melalui dialektika, karena menurut pandangan
Marx perkembangan masyarakat itu harus melalui konflik pertentangan antar
kelas dan melahirkan revolusi yang besar agar tidak ada lagi pertentangan antar
kelas.

Di dalam materialisme dialektika Marx berbicara tentang hukum


perkembangan yang terjadi di masyarakat yaitu dalam sebuah perkembangan di
masyarakat akan terjadi konflik berdarah antar kaum yang berkuasa dan yang
tertindas melalui sebuah revolusi yang dibuat oleh kaum yang tertindas. Maka di
dalam materialism historis, Marx lebih berbicara tentang siapa penentu arah
perkembangan sejarah itu. Dalam pemikiran Marx, arah perkembangan sejarah
sepenuhnya bukan ditentukan oleh manusia tetapi oleh perkembangan sarana-
sarana produksi yang material. Meskipun sarana-sarana produksi yang material itu
merupakan buah hasil manusia namum arah perkembangan sejarah tidak

19
Ibid., Hal. 253

Universitas Sumatera Utara


tergantung pada kehendak manusia. 20 Manusia tidak bisa berkembang dengan
adanya sarana-sarana produksi tersebut, dengan adanya sarana-sarana produksi
yang dibuat oleh manusia maka manusia bisa berkembang lebih maju kedepan
nya. Dengan adanya hubungan produksi ini akan menentukan arah bagi hubungan
sosial manusia.

Dalam pandangan Marx, seluruh arah perkembangan sejarah menuju pada


hubungan-hubungan produksi yang tidak lagi cocok dengan keadaan-keadaan
sarana produksi yang bersifat material itu. Dengan kata lain dalam basis ekonomis
akan timbul suatu pertentangan kontradiksi, karena ketidakcocokan hubungan-
hubungan produksi dengan sarana-sarana produksi. 21 Bagi Marx hal tersebut bisa
dilihat dalam masyarakat industrialis kapitalistis di Eropa pada abad ke-19.
Dimana pada masa itu terdapat dua kelas yang bertentangan, yaitu kaum kapitalis
dan kaum buruh. Dalam masa itu kaum kapitalis adalah yang mempunyai modal
atau sarana produksi dan kaum buruh adalah orang-orang bekerja dalam sarana
produksi itu atau yang menjual tenaga kerjanya dalam sarana produksi tersebut.

1.6.1.1. Pemikiran Marx tentang Perjuangan Kelas

Menurut Marx, seluruh sejarah terarah kepada saat di mana hubungan-


hubungan produksi tidak cocok lagi dengan keadaan sarana-sarana produksi.
Dengan perkataan lain, dalam basis ekonomi akan timbul suatu pertentangan
karena ketidakcocokan hubungan-hubungan produksi yang satu dengan yang
lainnya. Pada Abad Kesembilanbelas bahwa negara borjuis tidaklah “netral”
dalam perjuangan kelas, negara borjuis bukan “wasit” antara kapital dan kerja.
Negara borjuis juga bukan ditunjukan untuk membela apa yang disebut
“kepentingan umum”, tetapi bahwa negara borjuis secara jelas mewakili sebuah
alat untuk mempertahankan kepentingan kapital melawan kelas pekerja. 22 Maka
hanya kaum borjuis yang berhak menolak mempekerjakan pekerja, jika para

20
Ibid., Hal. 254
21
Ibid., Hal. 256
22
Ernest Mandel, Tesis Tesis Pokok Marxisme, Yogyakarta: Resist Book, Agustus 2006, Hal. 72

Universitas Sumatera Utara


pekerja melalakuka aksi mogok kerja, kaum borjuis akan mengirimkan polisi atau
tentara untuk menembaki para pekerja yang melakukan mogok kerja tersebut.
Marx melihat eksistensi negara adalah sebagai alat penindasan bagi kelas borjuis
terhadap kelas proletar. Bagi kelas borjuis, negara hanya sebagai alat untuk
mempertahankan status qou dan hegemoni ekonomi dan politik kaum mereka,
sehingga mereka dapat dengan leluasa menghegemonikan kau proletar yang tidak
mempunyai akses kekuasaan dan akses terhadap sumber ekonomi yang
merupakan sumber untuk memperoleh kekuasaan sehingga kaum proletar
terpinggirkan dari negara.

Pembagian hasil produksi yang tidak adil tersebut menimbulkan


ketegangan antara dua kelas yang ada dalam masyarakat industri. Ketegangan it
uterus meninggkat sehingga menjadi permusuhan dan inilah yang disebut
perjuangan kelas. 23 Perjuangan kelas yang terjadi antara kaum proletar dan kaum
borjuis ini pun tidak bisa di hindari lagi. Marx meramalkan bahwa perjuangan
kelas akan menghasilkan suatu masyarakat tanpa kelas dan dimana semua sarana-
sarana alat produksi akan menjadi milik bersama, fase dimana suatu masyarakat
tanpa kelas ini disebut dengan masyarakat komunis dimana akhirnya tidak ada
lagi penjualan tenaga kerja dengan ketidakadilan pembagian hasil produksi
ditiadakan.

Kaum Marxis berjuang untuk mendirikan sebuah negara pekerja-


kediktatoran proletariat dan demokrasi proletar sebagai ganti dari negara borjuis,
yang selalu tetap berwujud sebagai, bahkan dalam bentuk yang paling
demokratisnya, kediktatoran borjuasi. Dan negara pekerja tersebut dicirikan
dengan perluasan dan bukan pembatasan kebebasan demokratik yang efektif bagi
massa rakyat pekerja. 24 Negara kelas pekerja akan lebih demokratis dibandingkan

23
Sustarjo Adisusilo, Jr, Op.cit, Hal. 256
24
Ernest Mandel, Op.cit., Hal. 82

Universitas Sumatera Utara


negara yang berdasarkan demokrasi parlementer, karena dia akan menciptakan
basis material bagi pelaksanaan kebebasaan demokrasi oleh semua. 25

1.6.1.2. Teori tentang ekonomi Marxisme

Teori ekonomi Marx terutama ingin menunjukan bahwa perkembangan


sistem kapitalistis member prasyarat menuju ke sosialisme – komunisme. 26 Untuk
menuju jalan ke masyarakat komunisme Marx mangatakan harus ada perubahan
sistem ekonomi kapitalisme ke sistem ekonomi sosialisme. Marx memberikan
batasan tentang sistem kapitalis sebagai sistem masyarakat di mana alat produksi
dimiliki dan dipergunakan demi keuntungan pribadi dan dia yang memilikinya,
sementara itu dipekerjakan kaum buruh yang tidak berstatus budak melainkan
berstatus orang merdeka. Sasaran utamanya adalah laba. 27 Sistem ekonomi
sosialisme merupakan sistem ekonomi yang menekankan lebih kepada
kebersamaan masyarakat dalam menjalankan perekonomian, setiap orang
memberi sesuai dengan kemampuannya, dan menerima sesuai dengan
kebutuhanya. Dalam sistem ekonomi sosialisme campur tangan pemerintah sangat
tinggi, karena pada sistem ini negaralah yang memegang atas dasar produksi
tersebut, segala hal-hal milik pribadi telah dihapuskan dalam sistem ini. Dengan
kata lain berlaku perinsip sama rata, sama rasa.

Sistem ekonomi sosialis dimulai terhadap kritik Marx terhadap sistem


ekonomi kapitalis yang tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan, karena kaum
borjuis dengan bebas mengeksploitasi kaum buruh, kaum buruh bukanlah budak
pekerja melainkan masyarakat yang hidup bebas dan merdeka.

1.6.2. Sosialisme.

25
Ibid., Hal., 83
26
Ibid., hal. 256
27
Ibid., Hal. 257

Universitas Sumatera Utara


Sosialisme modern berkembang pada awal abad ke-19 sebagai respon
tehadap pengaruh sosialis industrialisasi. Pabrik-pabrik menghancurkan mata
pencharian banyak orang, memaksa mereka bekerja dalam waktu yang sangat
lama demi memperoleh gaji kecil dan hidup dalam kondisi yang buruk sekali di
kota-kota industri baru. Pada saat yang sama, usaha kaum buruh untuk
mengorganisasikan diri guna memperbaiki kondisi dianggap illegal dan ditekan
secara brutal. 28 Nada sosialis sejati dibuat oleh para kaum buruh yang menyatakan
bahwa yang membuat menderita bukanlah para majikan dan konspirasi kelas
penguasa melainkan adalah sistem kapitalis itu sendiri. Karena di dalam sistem
kapitalis mangandung usur-unsur untuk mengeksploitasikan sebuah masyarakat
pekerja untuk bekerja keras tetapi tidak mendapatkan upah selayaknya mereka
bekerja. Para buruh menuntut sebuah sistem yang baru untuk menggantikan
sistem kapitalis, dimana sistem yang baru ini adalah sistem kerjasama, harmoni
dan keadilan.

Ketika eropa mengalami masa-masa tenang setelah perang-perang


Revolusi dan Napoleon, tekanan untuk perubahan politik secara prinsip mucul
dari kaum liberal dan nasionalis. Sosialisme mulai berkembang di mana
industrialisasi sedang menciptakan sebuah kelas pekerja yang baru. Ini lebih
terjadi di Inggris dibandingkan di tempat lain, tetapi juga terjadi di Perancis, yang
memiliki tradisinya sediri menyangkut partisipasi revolusioner kelas pekerja di
tengah-tengah kaum republican (sans-cullote) untuk mendukung kelompok
Jacobin. 29

Sekelompok penulis mulai disebut dengan kelompok sosialis Ricardian,


yang mengambil nama mereka dari saduran mereka atas `teori nilai kerja` (labour
theory of value) dalam pandangan ekonomi klasik, David Ricardo. Teori ini
mengatakan bahwa nilai riil dari sebuah benda terletak dalam jumlah tenaga yang

28
Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir Konsep, Ragam, Kritik, dan Masa Depanny, Yogyakarta: Qalam,
2004. Hal, 160
29
Ibid., Hal. 166

Universitas Sumatera Utara


terpakai untuk menghasilkannya. 30 Para kelompok penulis Ricardian ini
menyimpulkan bahwa karena para kaum pekerja member nilai yaitu kekayaan
terhadap pemilik modal maka sangat tidak adil jika kaum pekerja mendaptkan
bagian yang kecil sedangkan pemilik modal mendapatkan bagian yang besar.

1.6.2.1. Sosialisme Utopia.

Keadaan buruk yang menimpa kaum buruh di Eropa pada awal abad ke-19
ini telah menggugah hati orang banyak. Cendekiawan-cendekiawan seperti Robert
Owen, Saint Simon dan Fourier mencoba memperbaiki masalah-masalah yang
terjadi pada sistem kapitalis tersebut. Orang-orang ini terdorong oleh perasaan
peri-kemanusiaan, tanpa disertai tindakan-tindakan manapun konsepsi yang nyata
mengenai tujuan dan strategi dari perbaikan itu, sehingga oleh orang lain teori-
teori mereka dianggap angan-angan belaka. Karena itu mereka lalu disebut kaum
Sosialis Utopi. 31 Teori sosialis modern benar-benar dimulai dengan sekelompok
individu dan pemikir yang sangat individualistic, yang secara umum menjadi
terkenal karena imajinasi mereka dibandingkan kepraktisan mereka. Karl Marx
terus-menerus menolak mereka sebagai `sosialis Utopian’ dan label ini telah
melekat pada mereka. 32

1.6.2.2. Saint-Simon

Saint-Simon adalah pemikir sosialis utopia yang pertama (1760-1825),


Saint-Simon lahir di Perancis dari sebuah keluarga aristokrat, Simon mendukung
revolusi Perancis tetapi ia tidak cenderung ke sayap kanan atau kiri, tetapi Simon
menyusin ide-ide konsepsinya yang unik tentang masa depan yang ideal.
Imajinasi Saint-Simon ditopang oleh potensi industri-aliasasi, dan kemungkinanya
berasal dari sebuah peradaban baru yang berdasarkan harmoni gemah-ripah. Ia
memahami sejarah manusia dari segi periode intergarasi dan perubahan-

30
Ibid., Hal. 167
31
Miriam Budiardjo, Op.cit, Hal. 78
32
Ian Adams, Op.cit., Hal. 168

Universitas Sumatera Utara


perubahan yang berganti. 33 Hal pertama yang dikatakan Saint-Simon menganai
pandangannya sebagai kaum sosialis utopian adalah dimana sebuah masyarakat
dipertemukan dengan teknologi maka lahirlah perdamaian sosial, diantara
masayarakat dan teknologi ada periode-periode perubahan teknis yang
revolusioner ketika perubahan ditentang oleh tatanan lama dan masayrakat
menjadi tidak seimbang dan rentan terjadi konflik. Saint-Simon beranggapan
bagaimana bahwa kaum-kaum intelektual harus bekerja sama didalam bidang,
Akademi Sains, Ilmu Sosial dan seni untuk menasihati pemerintah untuk
bagaimana merestrukturisasi sebuah masyarakat baru atas dasar-dasar garis ilmiah
yang rasional, maka dari itu pendidikan harus diwajibkan bagi para kelas yang
paling miskin dan banyak pada masa itu.

Jadi Sosialisme Saint-Simon adalah terbatas. Ia menganggap orang harus


mendapatkan kekayaan dan hak istimewa jika ini merupakan imbalan yang pantas
bagi mereka yang bekerja keras dan melayanin masyarakat. Ia tidak keberatan
dengan individu-individu yang mencari kekayaan melimpah bagi diri mereka
selama kekayaan ini dikelola dengan baik dan kesempatan diberikan kepada
semua pihak. 34

1.6.2.3. Charles Fourier

Charles Fourier (1772-1837) adalah pemikir sosialis utopis yang ke-dua


setelah Saint-Simon, pandangan Charles Fourier tentang sebuah masyarakat
sangat berbanding terbalik dengan Saint-Simon. Charles Fourier memiliki
pandangan terhadap sebuah organisasi masyarakat itu lebih kepada kehidupan
yang lebih harmonis, gemah-ripah, dan harmonis, terkadang rancangan Charles
Fourier terhadap suatu komunitas masyarakat ini tergolong aneh.

Ia menegaskan bahwa hidup dan kerja harus dijalani dengan bahagia dan
menyenangkan. Untuk mencapai ini, orang harus membangun komunitas yang

33
Ibid., Hal. 169
34
Ibid., Hal. 170

Universitas Sumatera Utara


berdasarkan kerja sama. Kompetisi hanya mengakibatkan pemborosan dan
parasitisme. Di dalam komunitas yang bekerjasama, yang ia sebut dengan konsep
ruas jari (phalanxes), setiap orang harus memiliki alat untuk bekerja secara
produktif, menguntungkan dan memenuhi kebutuhan. Ini tidak berarti bahwa
komunitas-komunitas semacam itu adalah sama; begitupula dengan individu
penyusunannya. 35 Dalam pandangan Charles Fourier ini lebih kepada sisi
kebebasan dari konvensi yang represif sebagai sebuah aspek dari kebebasan
manusia secara umum. Fourier menolak pandangan yang telah dikemukakan oleh
Saint-Simon tentang industrialism baru, dengan pabrik-pabriknya dan pembagian
kerjanya, karena menurut Fourier Industrialisme baru merusak kenikmatan dalam
bekerja.

1.6.2.4. Robert Owen

Robert Owen (1771-1858) adalah sosialis utopian ketiga setelah Simon-


Saint dan Charles Fourier, Robert Owen berasal dari Inggris dan tumbuh dari
keluarga yang sederhana, Owen adalah bagian dari revolusi industri yang lebih
maju yang berkembang lebih pesat di Inggris. Owen adalah orang sukses dengan
industri kapasnya.

Owen terkenal karena ia berhasil mendirikan sebuah komunitas di New


Lanark, yang ia bangun stelah mengambil-ahli pabrik kapas di tahun 1800;
komunitas ini member para pekerja kualitas perumahan, pendidikan, dan fasilitas
lain yang baik. Para pengunjung datang dari berbagai tempat untuk melihat bukti
dari komunitas ini, sebuah fakta yang berhadapan dengan kebijaksanaan bahwa
upah minimal adalah penting untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum. 36
New Lanark yang didirikan oleh Owen kurang memiliki hubungan terhadap
sosialisme jika dibandingkan dengan paternalism yang diasosiasikan oleh
komunitas-komunitas industrialisasi Victorian yang dibangun oleh Sir Titus Salt.

35
Ibid., Hal. 172
36
Ibid., Hal. 174

Universitas Sumatera Utara


Keberhasilannya di New Lanark memungkinkan Owen dihormati
dilembaga-lembaga yang tak dapat dijangkau oleh kaum sosialis lain, seperti
lembaga parlemen. Ia mendukung usulan ‘Desa Koperasi’ yang dikemukan oleh
pemerintahan sebagai solusi untuk menghilangkan kemiskinan. 37 Dalam konsep
‘Desa Koperasi’ yang diusulkan oleh pemerinatah ini rakyat harus tetap memiliki
hak untuk bekerja dan koperasi bertugas mendidik dan memperbaiki masyrakat
secara moral. Owen mangalami kegagalan di Amerika tujuan Owen di Amerika
adalah untuk membangun sebuah komunitas yang berbasis koperasi, tetapi di
Amerika ide Owen ini di tolak dan Owen pun kembali ke Inggris. Owen berpikir
di dalam suatu kerangka komunitas yang memilih sistem industri baru, dimana
desa-desa dan pertanian dibangun atas dasar koperasi. Owen mencita-citakan para
pekerja bersatu untuk mengorganisasikan diri mereka.

Setelah Owen gagal di Amerika untuk membangun sebuah ‘Desa


Koperasi’ Owen berusah membangun ‘ Grand Nasional Moral Union of the
Productive Clases’, untuk mengalihkan rakyat yang berbasis sistem kapitalis
dengan cara tidak bekerja sama dengan kapitalis tersenut dan menuju kesubuah
masyarakat baru yang berdasarkan koperasi, usaha Owen ini pun menemui jalan
buntu dan gagal dan banyak pengikut Owen bergabung dengan gerakan Chartist
setelah kegagalan Owen membangun masyarakat berbasis koperasi. Tetapi
gerakan Chartist ini pun runtuh pada tahun 1848.

Tahun 1848 adalah salah satu tahun revolusi di seluruh Eropa. Pada tahun
inilah terbit sebuah karya/dokumen sosialisme abad ke-18, Communist Manifesto,
oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Ini bukanlah karya mereka yang pertama,
tetapi merupakan yang pertama di mana Marxisme benar-benar mengkristal
sebagai sebuah doktrin yang lengkap. Ini juga merupakan karya di mana Marx
dengan begitu enteng menolak Saint-Simon, Fourier dan Owen sebagai ‘kaum
sosialis utopian’. Apa yang dimaksudkan oleh Marx dengan ini adalah bahwa

37
Ibid., Hal. 175

Universitas Sumatera Utara


teori-teori mereka tidaklah ‘ilmiah’ seperti miliknya. 38 Karena para kaum sosialis
utopian tidak memiliki pemahaman mengenai sejarah kehidupan manusia dan
dinamika masyarakat, dan tidak bisa membuktikan kepada masyarakt pekerja
bahwa sosialisme itu sangat diperlukan bahkan tidak bisa terhindarkan pasti
terjadi, maka dari itu Karl Marx menganggap ide-ide mereka hanya lebih sedikit
lebih baik dari fantasi. Marxisme yang dibuat oleh Karl Marx adalah sebuah
bentuk Sosialisme yang nantinya akan diterapkan oleh Leninin dan Stalin untuk
membangun sebuah negara komunis.

Kaum sosialis yang menamakan dirinya parlementer tidak menerima


ajaran, bahwa masa peralihan antara sistem kapitalis dengan sosialisme itu adalah
suatu krisis umum yang merupakan pertarungan penghabisan antara kaum proletar
dan kaum kapitalis, yang harus berakhir pula dengan perebutan kekuasaan oleh
kaum buruh serta pembentukan diktatur proletariat. 39 Kaum sosialis parlementer
menolak bahwa ajaran yang mengatakan bahwa diktatur proletariat itu adalah
suatu keharusan untuk di capai agar tercapainya sosialisme. Kaum sosialis
parlementer justru sebaliknya bahwa sosialisme itu dapat dicapai dengan
menyelenggarakan demokrasi politik, sehingga dapat diluaskan menjadi
demokrasi ekonomu dan sosial, maka dari itu kaum sosialisme parlemeter yang
menolah diktatur proletariat menamakan dirinya sebgai kaum sosialis demokrat.

1.6.3. Sosialisme Demokrat

Sosialisme demokrasi adalah istilah yang secara otomatis menerangkan


maknyanya sendiri, sebuah istilah yang menyodorkan janji untuk selalu berada
dalam lingkup demokrasi serta membawa manfaat berupa kesetaraan secara sosial
bagi semua warga dalam sebuah sistem 1848 hingga sampai akhir abad ke 19:
munculnya (sebuah) aliran politik 1848 tidak hanya berlangsung revolusi borjuis
di Jerman, tetapi juga merupakan tahun lahirnya Manifesto Partai Komunis,

38
Ibid., Hal. 177
39
LEPPENAS, Op.cit, Hal. 43

Universitas Sumatera Utara


sebuah misi yang disusun oleh Karl Marx dan Friedrich Engel. Menurut Marx
kapitalisme (pasar) telah mengakibatkan terjadinya ketimpangan dan ketidak
bebasan banyak manusia terhadap beberapa orang yang bebas. Di satu sisi
terdapat pemilik modal dan di sisi lain mereka yang tidak memiliki modal dan
oleh karenanya harus menjual tenaganya dalam kerja upahan. 40

Sejak awal kemunculannya, orientasi utama Sosialisme adalah pada aspek


ekonomi dari kehidupan sosial manusia. Dalam perkembangan lebih lanjut,
muncul pemikiran bahwa untuk mengatasi eksploitasi manusia atas manusia
harus juga member perhatian lebih besar kepada aspek politik. Sosialisme sebagai
kekuatan politik yang berkembang dalam masyarakat-masyarakat yang sudah
mengalami industrialisasi yang luas disebut Sosialisme Demokratis. 41

Konsep sosialisme demokarasi yang didasarkan pada penyelesaian


industrialisasi menimbulkan paham Eropa-sentris yang menonjol di dalam
gerakan sosialis yang mendominasi pikiran sosialis hingga sekarang. Asas-asas
sosialis demokrasi tentang pemilihan umum dan produksi untuk dan oleh
masyarakat tidak dirumuskan sebagai sebuah rencana yang dapat dipraktikan oleh
masyarakat. Di dalam gerakan sosialis asas-asas ini cenderung lebih banyak
dipandang sebagai lambing yang menunjukan arah reorganisasi ekonomi dan
sebagai landasan bagi suatu perekonomian sosialis. Satusatunya kesempatan bagi
para anggota masyarakat ekonomi lemah untuk mencapai kebebasan yang sama
adalah mengembangkan semangat solidaritas dan menghimpun diri ke dalam
perserikatan. 42

Asumsi Fundamental yang menggarisbawahi sosialisme demokratis adalah


bahwa peran serta dalam pengambilan keputusan politik harusla diperluas untuk
meliputi pula pengambilan keputusan ekonomi. Para sosialis demokratis

40
Zulkifri Suleman, Demokrasi Untuk Indonesia, Kompas: Jakarta 2010, Hal., 112
41
P.Y Nur Indro, Op.cit, Hal. 110
42
Thomas Meyer, Dari Partai Kepemimpinan Otoriter ke Partaim Massa, Friedrich-Ebert-Stiftung: Jakarta
2008, Hal., 111

Universitas Sumatera Utara


mengatakan, bahwa karena ekonomi dan politik berjalan sedemikian eratnya maka
para pemberi suara haruslah berbeda dalam posisi untuk mengendalikan hari
depan ekonomi mereka melalui pemerintah yang mereka pilih. 43

Miriam Budiardjo menyatakan bahwa di antara banyak terhadap tafsiran


terhadap Sosialisme, terdapat dua kelompok besar yang sangat berbeda, bahkan
sering bertolak belakang yaitu: 44

1. Aliran/Konsensus sosial-demokrat, demokrasi sosial (social democracy)


atau Sosialisme sayap kanan.
2. Sosialisme sebagai tahap awal dari Komunisme, suatu tahap transisi yang
dalam berikutnya diramalkan akan menjadi Komunisme penuh.

Soialisme Demokratis secara garis besarnya dapat dicirikan sebagai berikut: 45

1. Sebagaian besar kekayaan dimiliki oleh public melalui pemerintah yang


dipilih secara demokratis, termasuk semua industri, jasa umum dan sistem
transportasi penting.
2. Pembatasan terhadap pemilikan harta kekayaan pribadi.
3. Peraturan pemerintah terhadap ekonomi.
4. Program pension dan bantuan yang dibiayai oleh pemerintah.

Sosialisme yang mengandung dalam dirinya nilai-nilai demokrasi ini tidak


akan memperjuangkan terbentuknya kondisi demokrasi dalam masyarakat dengan
melakukan hal-hal yang bersifat anti demokrasi. Bagi sosialisme demokrasi,
tindakan-tindakan yang anti demokrasi mempunyai arti bahwa tindakan tersebut
merupakan bukti adanya nilai-nilai lain yang dihargai lebih dari demokrasi atau
mungkin hanya untuk tujuan pribadi atau kelompok-kelompok tertentu. 46 Bagi
sosialisme demokratis, usaha untuk pencapaian kebebasan yang terkandung dalam

43
Lyman Tower Sargent, Ideologi-Ideologi Politik Kontemporer: Sebuah Analisis Komparatif, Jakarta:
Erlangga 1984, Hal., 55
44
P.Y Nur Indro, Op.cit., Hal 110-111
45
Lyman Tower Sargent, Op.cit, Hal. 56
46
P.Y Nur Indro, Op.cit., Hal 112

Universitas Sumatera Utara


demokratisasi harus mewujudkan pemerataan kesempatan. Sasaran utama
pemerataan kesempatan adalah bidang pendidikan.

Dengan demikian kadangkala usaha Sosialisme Demokratis kelihatan


berjalan lambat dan sepotong demi sepotong, selain hal ini memang untuk
menjaga konstitusi demokratik, Sosialisme Demokratis selalu lebih dulu
memperhatikan hak dari rakyat untuk melaksanakan power. 47

Kaum sosialis parlementer sangat mementingkan semua syarat untuk


pembentukan demokrasi parlementer. Prinsip utamanya adalah bahwa sosialisme
akan dicapai dengan menyelengarakan demkrasi politik, yang kemudian akan
diperluas menjadi demokrasi ekonomi sosial. Oleh karena itu pemikirannya
disebut sebagai Sosialisme Demokrat. Kondisi kehidupan di Eropa Barat, tempat
kelahiran dan perkembangan Sosialisme Demokrat, sangat berbeda dengan Asia.
Tingkat pendidikan, tingkat kesadaran terhadap hak dan kewajiban di Asia masih
rendah. Sedangkan di Eropa Barat karena tingkat pendidikan dan tingkat
kesadaran terhadap hak dan kewajiban tinggi, maka rakyat sudah siap untuk
mengemban kekuasaan dalam parlemen. 48 Maka bisa dilihat perbandingan
sosialisme yang berada di Eropa Barat dan di Asia, Sosialisme yang terjadi di
Eropa Barat menekankan kedalam bidang politik untuk mewujudkan demokrasi
parlementer maka disebut dengan sosialisme demokrat jika di Asia Sosialisme
masih memerangi kemiskinan dan keterbelakangan rakyatnya, maka dari itu
sosialisme di Asia pada umumnya disebut dengan Sosialisme Kerakyatan,
sosialisme yang memperjuangkan hak-hak masyarakat dan menjunjung tinggi
derajat manusia.

47
Jhon E. Roemer, A Future for Socialism, London: Verso, 1994, hal. 110-111. Dalam P.Y Nur Indro, Ibid.,
Hal. 112
48
Ibid., Hal 89-90

Universitas Sumatera Utara


1.6.4. Sosialisme Kerakyatan.

Sosialisme adalah suatu cara untuk memperjuangkan kemerdekaan dan


kebebasaan manusia yaitu bebas dari rasa penindasaan dan penghisapan serta
penghinaan dari satu manusia dengan manusia lainnya, perjuangan melawan
penghisapan dan penindasaan tidak berhenti meskipun yang menghisap atau yang
menindas menamakan dirinya negara kapitalis, komunis ataupun sosialis. 49
Perjuangan sosialis yang diperjuangkan oleh Sutan Sjahrir adalah sosialis untuk
kerakyatan sesuai yang di idamkan oleh Marx dan Engels dalam Manifesto
Komunisme mereka. Maka sosialisme yang dianut oleh sutan Sjahrir adalah
Sosialisme kerakyatan, karena sosialisme ini sesuai dengan apa yang sedang
terjadi di Indonesia. Sosialisme kerakyatan ini juga banyak dianut oleh banyak
negara di Asia karena pada dasarnya negara-negara di Asia mempunyai latar
belakang kehidupan yang sama.

Kaum sosialis kerakyatan di Asia juga menginginkan agar masyarakat


yang bersifat feodal dan agraris itu menjadi suatu masyarakat yang modern.
Mereka juga ingin melaksanakan industrialisasi. Mereka menyadari bahwa untuk
memperoleh kemajuan yang pesat hal itu tidak bisa dielakkan.

Mereka sadar akan kenyataan bahwa untuk mengadakan modernisasi dan


industrialisasi alat-alat yang diperlukan harus diketemukan. Oleh karena itu
kapital harus dicari dan dikumpulkan, kerja harus organisir, dan tenaga kerja yang
bermutu harus dilatih. Tetapi diatas segala-galanya kaum sosialis kerakyatan
harus menyadari bahwa untuk berbuat begitu maka harus diciptakan dan
dipelihara suatu suasana kerakyatan yang sunguh-sunguh di bidang kejiwaan dan
politik. Kaum sosialis kerayatan tidak pernah lupa untuk menunjukkan kesalahan
yang sangat merugikan yang dilakukan oleh kaum komunis dengan berpikir

49
LEPPENAS, Op.cit, Hal.,84-85

Universitas Sumatera Utara


bahwa mereka untuk sementara dapat menekan dan menghilangkan penghargaan
terhadap teman sesama manusia dalam menempuh jalan ke sosialisme. 50

Sosialisme kerakyatan menekankan perjuangan untuk mewujudkan


kondisi kehidupan yang menjunjung tinggi derajat kemanusiaan, menghormati
hak-hak kemanusiaan dan membentuk kesadaraan sosial. Dengan kehidupan
demokrasi yang bersemangat kerakyatan, maka penindasan dan penguasaan
51
terhadap kemanusiaan akan hilang atau tidak akan terwujud. kerakyatan dalam
hal ini memberikan arti bahwa hak-hak rakyat yang diperjuangkan serta
merupakan usaha untuk memperjuangkan hakrakyat serta usaha untuk
memberntas kemiskinan. Sosialisme kerakyatan didasarkan kepada kerakyatan.
Dalam arti kepercayaan bahwa rakyat dan bangsa kita umumnya memang akan
menerima dengan keyakinannya sendiri segala kebijakan yang jelas tampak jika
dibandingkan dengan sistem kapitalisme, apalagi sebagai buruh mereka pernah
mengalamai perlakuan dari majikan asing itu. 52

Sosialisme Kerakyayatan lebih tersebar di Asia. Di seluruh Asia sekarang


ini cita-cita serta pengertain sosialisme itu menyebar luas, antara lain di negeri-
negeri di mana golongan yang berkuasa menyatakan bahwa akan menganut aliran
dan ajaran sosialisme dan memperaktekkannya di dalam menjalankan
pemerintahanya, seperti India dan Srilangka. Memang dengan lebih tegas
golongan itu menamakan dirinya sosialis dan bukan komunis, dan yang
mendasarkan diri pada ajaran diktatur Stanlins yang arti dan waktunya yang
sebenarnya makin dipahami. Sedangkan di Uni Soviet dan di negara-negara
modern dinamakan kaum penganut Stalinisme dan telah mendapat kesempatan
untuk memperaktekan apa yang mereka namakan sosialisme menurut ajaran
Lenin dan Stalin itu. 53

50
Ibid., hal. 28
51
P.Y Nur Indro, Op.cit., Hal 90
52
LEPPENAS, Op.cit., hal. 78
53
Ibid., Hal. 92

Universitas Sumatera Utara


Kaum sosialisme kerakyatan di Asia menyetujui pendapat kaum sosialis
Barat bahwa rencana sosialis tidak harus menuju ke totaliterisme atau ke
pembatasan hak-hak kemerdekaan manusia yang pokok. Di samping itu mereka
juga menyadari bahwa di negeri-negeri yang terbelakang sering mereka dapat
berlaku kurang sadar terutama jika bujukan totaliterisme dalam berbagai bentuk
dan pernyataannya bertambah besar. Kekurangan atau kelemahan di dalam
menimbang secara kritis hasil-hasil usaham kaum komunis menjadi sebab
timbulnya bahaya bahwa banyak orang tertarik kepada cara komunis di Asia yang
terbelakang. Dan hal ini bukan merupakan suatu khayalan. Kaum sosialis
kerakyatan di Asia sangat sadar akan hal ini. 54

Dalam upaya menjelaskan sosialisme kerakyatan, menurut Soetan Sjahrir


sangat perlu berlandaskan kepada pengertain bahwa sosialisme adalah suatu cara
memperjuangkan kemerdekaa dan kedewasaan manusia, yaitu bebas dari
penindasaan dan penghisapan serta penghinaan oleh manusia terhadap manusia.
Perjuangan sosialis haruslah pejuangan untuk kerakyatan di segala bidang.
Sosialisme harus berpegang kepada azas kerakyatan, jika tidak sama saja dengan
tidak berjiwa manusia. 55

Kaum sosialis kerakyatan di Asia percaya atas martabat manusia dan ia


tidak percaya bahwa keakinan sosialis dapat berjalan bersama-sama dengan
kekerasaan, paksaan dan tanpa perasaan terhadap teman-teman sesama manusia.
Ia percaya bahwa kemurnianan pikiran dan jiwa merupakan syarat-syarat yang
perlu untuk untuk usaha sosialis, dan ia berpendapat bahwa tidak terdapatnya
kemurnian jiwa di pihak kaum komunis adalah sebab utama kegagalan percobaan-
percobaan sosialis yang menyedihkan di nergara-negara yang dikuasai oleh kaum
komunis. 56

54
Ibid., Hal., 29
55
P.Y. Nur Indro, Op.cit, Hal., 91
56
LEPPENAS, Op.,cit. hal., 21

Universitas Sumatera Utara


Di Eropa faham sosialisme Indonesia dari Soetan Sjahrir lebih dikenal
dengan sebutan sebagai Sosialisme Demokratis. Dalam pengertian Soetan Sjahrir,
sosiaisme demokratis Eropa Barat mempunyai penekanan orientasi yang sedikit
berbeda dengan yang ada di Indonesia. Hal ini terutama karena adanya perbedaan
sejarah dan kondisi sosial ekonomi. Walau demikian Sosialisme Demokrasi Eropa
Barat, terutama pada penekannan usaha-usaha melindungi dan mengutamakan
rakyat yang merupakan manifestasi labih lanjut dari penghargaan terhadap
kemanusiaan. 57

1.7. Metode Penelitian

1.7.1. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


deskriptif. Yaitu penelitian yang bersifat memberikan gambaran mengenai kondisi
yang terjadi dalam usaha-usaha untuk menyelesaikan permasalah yang terjadi.

1.7.2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti ini adalah
teknik pengumpulan data kepustakaan (library research). Dengan mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin yang berkaitan dengan judul penelitian dan juga
permasalahan penelitian dari berbagai literatur, seperti buku, jurnal, situs internet
dan bentuk literatur lainnya yang terkait.

1.7.3. Teknik Analisa Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis kualitatif, dimana teknik ini melakukan analisa atas masalah yang
ada sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan
kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

57
P.Y Nur Indro, Op.cit., Hal. 92

Universitas Sumatera Utara


1.8. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yag terperinci dan untuk mempermudah


melihat isi dari pada skripsi ini, maka penulis menyajikan sistematika penulisan
ke dalam 4 bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini akan membahas tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah,


Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metode Penelitian,
Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data, serta Sistematika Penulisan.

BAB II : Biografi Sutan Sjahrir

Bab ini menguraikan tentang biografi singkat dan objek yang diteliti yaitu
Sutan Sjahrir mulai dari lahir, pendidikan yang ditempuh, keluarganya,
pengalaman hidup dan perjuangannya sampai pada akhir hidupnya.

BAB III : Analisis Data

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dan penelitian yang
dilakukan penulis mengenai Pemikiran dan Peran Sutan Sjahrir Dalam Dinamika
Politik Indonesia.

BAB IV : Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dari penjelasan yang
telah tercantum pada bab-bab sebelumnnya dan di akhiri dengan saran.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai