BAB 1 Revisi Aweawe
BAB 1 Revisi Aweawe
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan pola penyakit yang terjadi dari penyakit menular ke penyakit
seperti penyakit jantung, hipertensi, ginjal, dan stroke yang akhir-akhir ini
perubahan pola makan, gaya hidup dan kemajuan ekonomi bangsa. Secara
(Soeharto, 2013).
1
2
tinggi adalah apabila tekanan darah sistolik 120-129 mmHg atau tekanan
hasil pengukuran tekanan darah pada prevalensi hipertensi dengan usia ≥18
tahun 2013 dan hanya sepertiga (9.5%) peduduk yang mengetahui menderita
hipertensi dan 0,7% kasus yang sedang meminum obat hipertensi. Angka
meningkat pada tahun 2017 dengan jumlah sebesar 154.343 jiwa. Angka
dengan jumlah sebesar 3.958 jiwa dan meningkat pada tahun 2017 dengan
1.350 jiwa yang menderita hipertensi, pada tahun 2016 hipertensi naik
menjadi peringkat pertama yaitu 1.575 jiwa dan pada tahun 2017 penyakit
tekanan darah dilihat dari berbagai faktor yang memicu hipertensi dapat
dibedakan menjadi yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis
kelamin, usia, serta faktor yang dapat dikontrol seperti pola konsumsi yang
berlebih. Tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan pada orang yang berat
badannya normal atau kurus dapat menderita hipertensi. Pada orang yang
4
dengan status gizi yang tergolong obesitas akan terjadi penumpukan jaringan
lemak tubuh yang berlebihan karena seluruh organ tibuh dipacu bekerja keras
timbunan lemak yang menyebabkan kadar lemak darah tinggi, darah yang
(Andriyani,2010)
berpeluang 2,3 kali dibandingkan dengan berat badan normal atau kurus.
plasma darah. Hal tersebut menyebabkan sejumlah besar natrium yang dapat
memompa darah lebih kuat yang menyebabkan tekanan darah lebih tinggi
mengonsumsi mi instan terbanyak yaitu sebesar 13.43 juta bungkus per tahun
Ketidakseimbangan zat gizi dalam tubuh dapat terjadi jika makanan dan
minuman instan dijadikan sebagai pola makan setiap hari. Kelebihan kalori,
lemak, dan natrium akan terakumulasi di dalam tubuh sehingga akan dapat
disertai dengan menu seimbang, frekuensi yang rendah dan disertai dengan
aktifitas fisik atau olahraga yang teratur dan disesuaikan dengan usia
(Hevyharyanti, 2009).
Prevalensi gizi lebih terus meningkat dari data hasil Riskesdas 2013
dimana salah satu pemicu dari gizi lebih adalah kurangnya asupan sayuran
dan buahan yang akhirnya dapat berdampak pada tekanan darah tinggi.
dunia. Sekitar 2.7 juta warga dunia meninggal setiap tahunnya akibat
konsumsi sayur dan buah yang rendah. Data Reskesdas 2013, Daerah
Konsumsi buah dan sayur berkaitan dengan asupan serat. Asupan serat tinggi
untuk orang Indonesia sebesar 3 porsi per hari dan buah 5 porsi untuk usia
denyut jantung lebih tinggi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih
keras pada tiap kontraksi. Semakin keras dan sering otot jantung memompa
maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri (Titu Parfita, 2012).
7
karena meningkatkan resiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif
sehingga otot jantung harus bekerja lebih keras pada setiap konstraksi. Makin
deras dan sering otot jantung harus memompa, makin bersar tekananan yang
buah, aktivitas fisik dan status gizi pada penderita hipertensi di wilayah kerja
B. Rumusan Masalah
buah, aktivitas fisik terhadap status gizi pada penderita hipertensi di wilayah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
hipertensi
hipertensi
hipertensi
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
konsumsi makanan dan minuman instan, sayur buah, aktifitas fisik dengan
perkuliahan.
2. Bagi Puskesmas
3. Bagi Masyarakat
E. Keaslian Penelitian
1
12
2 Lisandy Faktor-faktor yang - Variabel bebas: umur., jenis - Variabel terikat: kejadian
Yunita berhubungan dengan kelamin, obesitas prehipertensi pada usia
Nababan kejadian - Jenis penelitian: Observasi dewasa sedangkan yang
prehipertensi pada analitik diteliti status gizi pada
usia dewasa di - Desain: Cross sectional penderita hipertensi
wilayah kerja - Alat ukur: Kuesioner - Tempat: Wilayah Kerja
Puskesmas - Teknik pengambilan sampel Puskesmas Pelabuhan
pelabuahan sambas : purposive sampling Sambas Kota Sibolga
sedangkan yang akan diteliti
wilayah kerja Puskesmas
Sungai Besar Banjarbaru
- Kriteria usia: 18-40 tahun
sedangkan yang akan diteliti
adalah ≥ 18 tahun
- Analisis: Uji statistik Chi
Square sedangkan yang akan
diteliti adalah uji korelasi
rank Spearman