Anda di halaman 1dari 21

Difusi – Osmosis dan Penyerapan Zat

(Diffusion - Osmosis and Absorption of Substance)


Otto Iskandar Kurniawan Putra
NIM 201710200311026
E-mail: ottoiskandar14@gmail.com
Program Study Agroteknologi
Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl. Raya Tlogomas No.246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK

Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, dimana air menyusun 60% - 90% dari berat daun.
Difusi adalah penyebaran molekul-molekul zat secara lebar, baik zat padat, zat cair maupun gas, ke segala arah
yang digerakkan oleh energi kinetik yang menyebabkan molekul zat selalu dalam keadaan bergerak. Osmosis
merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul air melintasi membran yang memisahkan dua larutan
Potensial air merupakan suatu pernyataan dari status energi bebas air, suatu ukuran daya yang menyebabkan air
bergerak ke dalam suatu sistem, dengan potensial air yang berbeda. Tujuan dari praktikum ini adalah menemukan
fakta mengenai gejala difusi, osmosis, dan penyerapan zat. Mengamati efek konsentrasi larutan terhadap
kecepatan difusi, arah gerakan air pada peristiwa difusi, osmosis dan penyerapan zat. Tempat dilaksanaannya
praktikum ini adalah di laboratorium Agronomi Universitas Muhammadiyah Malang. Waktu pelaksanaannya
dibagi menjadi dua hari yaitu pada hari kamis 15 Maret 2018 dan Kamis 22 Maret 2018. Dalam praktikum difusi
mengunkan sampel umbi kentang yang direndam di larutan sukrosa. Dalam praktikum osmosis digunakan dua
sampel yaitu sampel umbi kentang dan umbi wortel. Dalam praktikum potensial osmotik mengunakan sampel
daun jeruk segar dan layu yang ditimbang berat segar, berat turgid dan berat kering dari sampel. Dari setiap
praktikum kemampuan setiap sampel dalam diberi perlakuan berbeda-beda caranya.
Kata Kunci : difusi ,osmosis , penyerapan

PENDAHULUAN
Air merupakan komponen utama dalam air yang berbeda (Sulistyowati, 2010). Proses
tumbuhan, dimana air menyusun 60% - 90% dari osmosis berlangsung dari larutan hipotonik
berat daun. Jumlah air yang dikandung tiap menuju larutan yang hipertonik atau perpindahan
tanaman berbeda-beda, misal tumbuhan yang air dari molekul larutan yang potensial airnya
berdaun tebal mempunyai kadar air antara 85% - tinggi ke potensial yang rendah melalui membran
90% sedangkan tumbuhan hidrofik 85% - 98% selektif permeabel.
(Ambo, 2011). Potensial air merupakan suatu pernyataan
Pada umumnya, air dan zat-zat hara tanah dari status energi bebas air, suatu ukuran daya
diserap melalui akar. Sebagian zat yang lain yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu
terutama gas 𝑂2 dan 𝐶𝑂2 , diserap melalui daun. sistem, seperti pada jaringan tumbuhan, tanah,
Selanjutnya, zat-zat tersebut akan dibawa ke daun atmosfir atau dari suatu bagian ke bagian lain
karena daun merupakan pusat aktivitas dalam suatu system. Potensial air penting untuk
penyusunan zat-zat yang dibutuhkan tumbuhan. diketahui agar dapat mengerti pergerakan air di
Difusi adalah penyebaran molekul-molekul dalam system tumbuhan.
zat secara lebar, baik zat padat, zat cair maupun Tujuan dari praktikum ini adalah
gas, ke segala arah yang digerakkan oleh energi menemukan fakta mengenai gejala difusi,
kinetik yang menyebabkan molekul zat selalu osmosis, dan penyerapan zat. Mengamati efek
dalam keadaan bergerak. Molekul-molekul zat itu konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi,
saling tarik-menarik atau saling tolak-menolak. arah gerakan air pada peristiwa difusi, osmosis
Difusi berlangsung dari larutan yang berkadar dan penyerapan zat.
tinggi ke larutan yang berkadar rendah, sehingga
kadar larutan tersebut merata. BAHAN DAN METODE
Osmosis merupakan suatu peristiwa Tempat dan Waktu Praktikum
perembesan suatu molekul air melintasi membran Tempat dilaksanaannya praktikum ini
yang memisahkan dua larutan dengan potensial adalah di laboratorium Agronomi Universitas

1
Muhammadiyah Malang. Waktu pelaksanaannya konsentrasinya. Setelah 40 menit mengambil
dibagi menjadi dua hari yaitu pada hari kamis 15 umbi kentang dan menimbang lagi umbi kentang
Maret 2018 dan Kamis 22 Maret 2018. tersebut.
Untuk langkah kerja dari osmosis dimulai
Bahan dan Alat dari memotong umbi wortel dengan ukuran 3×3×4
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam cm. melubangi umbi wortel mengunakan
praktikum ini yaitu umbi wortel, umbi kentang, pelubang gabus dengan kedalaman ±2 cm
larutan sukrosa berbagai konsentrasi , daun layu, sebanyak 2 lubang perumbi. Memasukan pipa
daun segar , aquades. berskala kedalam lubang yang sudah dibuat. Pada
Peralatan yang digunakan dalam praktikum pipa 1 diisikan dengan aquades sebanyak 2,5 ml
ini yaitu cawan petri, timbangan, gunting, cutter, sedangkan pada pipa 2 diisikan dengan larutan
uang koin, oven,gelas ukur, pelubang gabus, sukrosa (per setiap umbi konsentrasi sukrosa yang
pengaris, pipet, pipa kaca berskala. digunakan berbeda). Mengamati perubahan
volume larutan baik yang di pipa 1 atau pipa 2
Prosedur Praktikum setiap 6 jam sekali selama 4 kali.
Tahapan Kegiatan Untuk langkah kerja dari osmosis dimulai
Dalam praktikum Difusi – Osmosis dan dari memotong sampel daun layu maupun yang
Penyerapan Zat, terbagi menjadi 3 tahapan segar sebanyak 10 buah. Menimbang sampel daun
langkah kerja yaitu 1) difusi, 2)osmosis, dan 3) layu dan daun cukup air mengunakan timbangan
mengukur potensial osmotik dan air jaringan. analitik (berat segar). Merebus keseluruhan
Untuk langkah kerja difusi dimulai dari sampel daun selama ±40 menit. Menimbang
memotong umbi kentang dengan ukuran 3×3×3 sampel daun layu dan daun cukup air yang telah
cm (sebanyak 5 buah). Selanjutnya menuci irisan direbus (berat turgid). Memasukan sampel daun
umbi kentang dan dilanjutkan dengan menimbang kedalam adah yang terbuat dari kertas setelah itu
berat dari irisan kentang tersebut. Setelah mengoven daun dalam suhu 100°C. setelah
diperoleh data berat awal, memasukan umbi dioven menimbang sampel daun layu dan daun
kentang ke dalam gelas kimia yang sudah diisi cukup air (berat kering).
dengan larutan sukrosa yang berbeda

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dari praktikum difusi adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1 Tabel Pengamatan Difusi Umbi Kentang


Berat Potongan (gram)
Kelompok 0,4 M 0,8 M 1,2 M 1,6 M 2,0 M
B A B A B A B A B A
1 27,90 27,50 33,20 31,50 30,20 28,70 32,10 30,60 30,50 28,50
2 33,35 32,58 29,37 27,21 32,92 30,65 28,97 26,48 33,76 30,14
3 40,77 39,68 41,29 39,20 44,05 41,34 44,88 42,01 45,07 44,59
4 31,39 31,00 27,11 26,01 29,05 27,69 31,05 29,30 29,86 28,48
Rerata 33,35 32,69 32,74 30,98 34,06 32,10 34,25 32,10 34,80 32,93
Berat potongan kentang yang direndam selama 40 menit, B = berat sebelum direndam di sukrosa, A = berat setelah
perendaman.
Dalam praktikum difusi pada umbi 32,69 gram. Pada perendaman di konsentrasi 0,8
kentang berat sebelum perendaman untuk M rerata berat sebelum perendaman sebesar
konsentrasi 0,4 M sebelum perendaman memiliki 32,74 gram dan setelah perendaman 30,98 gram.
berat rata rata 33,35 gram dan setelah perendaman Pada perendaman di konsentrasi 1,2 M berat

2
sebelum perendaman sebesar 34,06 gram dan perbedaan konsentrasi antara molekul air di
setelah perendaman sebesar 32,10 gram. tanaman kentang dengan konsentrasi sukrosa.
Sementara pada perendaman di konsentrasi 1,6 M Difusi akan terus terjadi sampai seluruh partikel
berat sebelum perendaman sebesar 34,25 gram tersebar luas, sehingga akan terjadi keadaan
dan setelah perendaman sebesar 32,10 gram. Dan seimbang antara pelarut dan terlarut
terakhir pada perendaman di konsentrasi 2,0 M (Anggorowati, 2010).
berat sebelum perendaman sebesar 34,80 gram Dalam praktikum ini berat kentang
dan setelah perendaman sebesar 32,93 gram. sebelum direndam selalu lebih tinggi jika
Selisih pada konsentrasi 0,4 M sebesar dibandingkan setelah direndam di sukrosa.
0,66 gram, pada konsentrasi 0,8 M sebesar 1,76 Menurut (Miftahudin, 2010) hal itu terjadi karena
gram, pada konsentrasi 1,2 M memiliki selisih 𝐻2 𝑂 yang ada diluar kentang lebih sedkit dari
1,96 gram , pada konsentrasi 1,6 M memiliki pada yang ada di dalam kentang sehingga sel
selisih sebesar 2,15 dan pada konsentrasi 2,0 M kentang harus mengeluarkan 𝐻2 𝑂sehingga
memiliki selisih sebesar 1,87 gram. terjadi krenasi atau pengerutan sel sehingga berat
Adanya perbedaan berat sebelum dan dari kentang berkurang.
sesudah perendaman disebabkan oleh adanya

Tabel 1.2 Pengamatan Osmosis Umbi Kentang


25% 50% 100%
Data
Sukrosa Aquades Sukrosa Aquades Sukrosa Aquades
Awal Waktu 13,5 12 11,5 10 13,5 12
6 Jam Ke-1 13 12 13 12 12 13,5
6 Jam Ke-2 13,5 12,5 13,5 12,5 12 13,5
6 Jam Ke-3 13 12 13 12,5 11,5 14
6 Jam Ke-4 13 12 12,5 12 11 14
Perubahan tinggi yang ada pada setiap pipa kaca yang diukur setiap 6 jam dengan satuan cm pada umbi kentang
Tabel 1.3 Pengamatan Osmosis Umbi Wortel
25% 50% 100%
Data
Sukrosa Aquades Sukrosa Aquades Sukrosa Aquades
Awal Waktu 14 12 14 11,5 12,5 10
6 Jam Ke-1 13 12 13 11,5 12,5 10
6 Jam Ke-2 13 12 13,5 12 13 11
6 Jam Ke-3 12,5 12 12,5 12 11 11,5
6 Jam Ke-4 12 12,5 12,5 12,5 11 12
Perubahan tinggi yang ada pada setiap pipa kaca yang diukur setiap 6 jam dengan satuan cm pada umbi Wortel

Dalam percobaan atau praktikum air berkurang menjadi 12cm atau turun sebanyak
mengenai osmosis dalam umbi kentang dimana 0,5 cm. Dalam percobaan konsentrasi sukrosa
pada percobaan dengan konsentrasi larutan 25% 100% tinggi awal air adalah 12 cm. Pada 6 jam
didapatkan hasil kenaikan aquades yang ke-1 dan ke-2 ketinggian air menjadi 13,5 cm. dan
mengalami penambahan pada 6 jam ke-2 menjadi pada 6 jam ke-3 dan ke-4 ketinggian air menjadi
12,5 cm setelah itu setelah 6 jam 3 kembali turun 14 cm.
menjadi 12 cm. Sementara pada konsentrasi 50% Dalam percobaan atau praktikum
ketinggian awal aquades setinggi 10 cm. setelah 6 mengenai osmosis dalam umbi wortel dimana
jam pertama ketinggian air bertambah menjadi 12 pada percobaan osmosis pada umbi wortel, pada
cm. pada 6 jam ke-2 dan ke-3 ketinggian air konsentrasi sukrosa 25% ketinggian awal sampai
bertambah menjadi 12,5 cm. dan pada 6 jam ke-4 dengan 6 jam ke-3 stabil di 12 cm dan pada 6 jam

3
ke-4 ketinggian air berubah menjadi 12,5 cm. dan bisa melewati membran. Sedangkan pada
Sementara percobaan konsentarsi sukrosa 50% larutan hipotonik (konsentrasi rendah), memiliki
ketinggian awal sampai ketinggian ke-2 adalah lebih banyak molekul air yang bebas, sehingga
11,5 cm. setelah itu 6 jam ke-2 dan ke-3 adalah 12 lebih banyak molekul air yang melewati
cm. dan ketinggian aquades pada 6 jam ke-4 membran. Air yang keluar dari memban
adalah 12,5 cm. Dalam percobaan osmosis dengan semipermiable pada sampel (kentang atau wortel)
konsentrasi sukrosa 100% , ketinggian aquades akan membawa molekul dalam air baik terlarut
awal sampai ke-1 setinggi 10 cm, pada 6 jam ke- maupun tidak terlarut (Ratmasari, 2014).
2 ketinggian berubah menjadi 11 cm. Di 6 jam ke- Adapun perbedaan dari osmosis di umbi
3 dan ke -4 ketinggian aquades bertambah 0,5 kendang dan umbi wortel adalah kestabilan dari
setiap 6 jam yaitu 11,5 cm pada 6 jam ke-3 dan 12 peristiwa osmosis ini, dimana umbi wortel lebih
cm pada 6 jam ke-4. sukar dalam tranfer zat. Menurut (Anggorowati,
Dalam kedua praktikum mengenai osmosis 2010) kerapatan ruang di dalam umbi wortel lebih
pada larutan hipertonik (konsentrasi tinggi), rapat dari pada umbi kentang sehingga membran
sebagian besar molekul air terikat molekul gula, transpor zat kesulitan saat bekerja di wortel
sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dibandingkan di umbi kentang.

Tabel 1.4 Pengamatan Potensial Osmotik


Tumbuhan Segar Tumbuhan Layu
Kelompok
BS (gr) BT (gr) BK (gr) BS (gr) BT (gr) BK (gr)
1 1,05 1,41 0,32 1,01 1,53 0,45
2 1,42 1,73 0,51 1,22 1,61 0,50
3 0,96 1,18 0,28 2,35 2,45 0,42
4 1,14 1,41 0,4 1,29 1,56 0,44
Rerata 1,14 1,43 0,38 1,47 1,79 0,45
Keterangan BS adalah Berat segar berat aal dari sampel daun, BT adalah berat turgid yang sudah direbus dan BK
berat kering yang telah dioven selama 24 jam.

Pada percobaan potensial osmotik segar memiliki berat yang lebih besar
digunakan 3 variabel pembanding yaitu berat dibandingkan tanaman kurang air hal ini
segar (BS), berat turgor (BT) dan berat kering dikarenakan kandungan air didalam daun tanaman
(BK). Penggunaan 2 sampel daun yang berbeda segar lebih banyak dibandingkan tanaman kurang
ditujukan agar didapatkan pembanding antara air. Namun Perbedaan hasil juga bisa dikarenakan
daun segar dan daun layu. perbedaan diameter daun yang dilakukan
Pada daun segar, berat rerata daun segar perlakuan. Sehingga pada praktikum ini rerata
adalah 1,14 gram. Berat turgid pada sampel daun berat dari daun layu lebih tinggi dibandingkan
segar adalah 1,43 gram dan berat kering dari dengan daun yang segar.
sampel daun segar adalah 0,38 gram. Sementara Tabel 1.5 Persentase Turgiditas Relatif dan Water
sampel daun layu, memiliki berat rerata dari daun Dificit
segar adalah 1,47 gram. Berat turgid pada sampel Turgiditas
daun layu adalah 1,79 gram dan berat kering dari Water Dificit
Kelompok Relatif
sampel daun layu sebesar 0,45 gram. Segar Layu Segar Layu
Dalam peristiwa potensial osmotik terdapat 1 67% 52% 33% 48%
prinsip osmosis. Sel tumbuhan akan mengalami 2 75% 65% 25% 35%
kehilangan air jika potensial air di luar sel lebih 3 76% 95% 24% 5%
rendah dari pada di dalam sel (Riyanto, 2008). 4 73% 76% 27% 24%
Terjadi perbedaan hasil pada tanaman segar 73% 72% 27% 28%
Rerata
dengan tanaman kurang air, seharusnya tanaman

4
Keterangan Turgiditas Relatif dan Water Dificit pada berat daun layu lebih tinggi dibandingkan
daun segar dan daun layu. berat daun segar.
Sementara turgiditas relatif yang dihitung 5. Turgiditas relatif dari daun segar lebih
𝐵𝑆−𝐵𝐾
mengunakan rumus 𝑇𝑅 = didapatkan tinggi dari pada daun layu. Sementara water
𝐵𝑇−𝐵𝐾
rerata turgiditas relatif dari daun segar sebesar dificit pada daun layu lebih tinggi dari pada
73% dan daun layu 72%. Sementara pada water daun segar.
dificit yang dihitung menggunakan rumus 𝑊𝐷 = Saran
𝐵𝑇−𝐵𝑆 Dalam melakukan praktikum ini sebaiknya
𝐵𝑇−𝐵𝐾
didapatkan rerata water dificit dari daun
praktikan lebih teliti dalam melakukan praktikum
segar sebesar 27% dan daun layu sebesar 28%. agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa yang diharapkan.
turgiditas relatif tumbuhan lebih besar dengan Bahan-bahan yang digunakan dalam
turgiditas relatif tumbuhan layu. Hal itu praktikum seperti kentang disiapkan yang banyak
menunjukan bahwa pada daun segar mampu agar tidak kekurangan bahan ketika praktikum
menyerap air lebih banyak dibandingkan dengan berlangsung.
daun yang layu.
Pada tumbuhan yang layu maka sebagian
DAFTAR PUSTAKA
besar stomatanya tertutup sehingga air yang
masuk hanya sedikit. Inilah yang menyebabkan
Ambo, A. (2011). Pertumbuhan Dan Produksi
kekurangan air sehingga nilai WD pada daun layu
Tanaman Tomat (lycopersicum esculentum
lebih besar daripada daun segar
Mill) Yang Diberi Pupuk Guanodan Air
KESIMPULAN DAN SARAN
Kelapa. Thesis Universitas Haluoleo.
Kesimpulan
Anggorowati. (2010). Fisiologi Tumbuhan.
Adapun kesimpulan dalam praktikum ini
Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
adalah sebagai berikut
Miftahudin. (2010). Pemodelan Pengukuran
1. Berat awal pada percobaan difusi selalu
Difusi Larutan Gula Dengan Lintasan
lebih besar jika dibandingkan dengan berat
Cahaya laser. Jurnal FMIPA Universitas
setelah perendaman di sukrosa.
Satya Wacana.
2. Dalam konsentrasi 1,6 M memiliki selisih
Ratmasari, H. (2014). Ekstraksi Osmosis pada
antara berat awal dan berat akhir paling
Pembuatan Sirup Murbei. Jurnal Pangan
tinggi.
dan Agroindustri, 23-29.
3. Dalam proses osmosis umbi kentang dan
Riyanto, S. (2008). Analisis Model Ketahanan
umbi wortel dipengaruhi kerapatan dari
Rumput Gajah dengan Rumput Raja akibat
sampel. Dalam hal ini membran transpor
Cekaman Kekeringan Berdasarkan Respon
zat kesulitan saat bekerja di wortel
Anatomi Akar dan Daun. Jurnal Biologi
dibandingkan di umbi kentang.
Sumatera, 2(1), 17-22.
4. Berat rerata dari daun layu lebih tinggi
Sulistyowati, U. (2010). Biologi . Nganjuk:
dibandingakan berat rerata dari daun segar.
Temprina Media Grafika.
Ini bisa disebabkan oleh diameter dan
pertulangan daun yang bisa menyebabkan

5
Lampiran Sampel 3 daun layu

Perhitungan Turgiditas Relatif 2,35 − 0,42


=
2,45 − 0,42
𝐵𝑆 − 𝐵𝐾
𝑇𝑅 = = 75%
𝐵𝑇 − 𝐵𝐾
Sampel Daun Segar Perhitungan water dificit

Sampel 1 daun segar 𝐵𝑇 − 𝐵𝑆


𝑊𝐷 =
𝐵𝑇 − 𝐵𝐾
1,05 − 0,32
= Sampel Daun Segar
1,41 − 0,32

= 75% Sampel 1 daun segar

Sampel 2 daun segar 1,41 − 1,05


=
1,41 − 0,32
1,42 − 0,51
= = 25%
1,73 − 0,51

= 75% Sampel 2 daun segar

Sampel 3 daun segar 1,73 − 1,42


=
1,73 − 0,51
0,96 − 0,28
= = 25%
1,18 − 0,28

= 75% Sampel 3 daun segar

Sampel 4 daun segar 1,18 − 0,96


=
1,18 − 0,28
1,14 − 0,40
= = 25%
1,41 − 0,40

= 75% Sampel 4 daun segar

Sampel Daun Layu 1,41 − 1,14


=
1,41 − 0,40
Sampel 1 daun layu
= 25%
1,01 − 0,45
= Sampel Daun Layu
1,53 − 0,45

= 75% Sampel 1 daun layu

Sampel 2 daun layu 1,53 − 1,01


=
1,53 − 0,45
1,22 − 0,50
= = 25%
1,61 − 0,50

= 65% Sampel 2 daun layu

6
1,61 − 1,22 = 25%
=
1,61 − 0,50
Sampel 4 daun layu
=35%
1,56 − 1,29
=
Sampel 3 daun layu 1,56 − 0,44

2,45 − 2,35 = 25%


=
2,45 − 0,42

7
KEMAMPUAN TANAH MENGIKAT AIR, DAN KAPILARITAS TANAH
(THE ABILITY OF THE TIE WATER AND KAPILARITAS LAND)
Tantri Prasetyowati
201710200311036
Tantriprasetyowati25@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl. Raya Tlogomas No.246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Tanah merupakan bahan padat (mineral atau organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang
telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti bahan
induk, iklim, organisme, topografi, dan waktu. Tanah merupakan bahan padat (mineral atau organik)
yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti bahan induk, iklim, organisme, topografi, dan waktu. Kapilaritas
adalah pergerakkan air dari situs yang berkadar tinggi kesitus yang berkadar air rendah akibat kenaikan
energi resistensinya. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Agronomi Universitas Muhammadiyah
Malang, pada tanggal 22 Maret 2018. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kemampuan
tanah mengikat air dan kapilaritas tanah pada tanah. Mengeringkan ketiga sampel tanah sampai tidak
mengandung air, menyumbat salah satu ujung pipa kaca dengan kain kasa, memasukkan sampel tanah
kedalam pipa sampai 2/3 bagian, menegakkan pipa dengan statip dan masukkan atas pipa tersebut dalam
gelas beker yang telah diisi air setinggi 5 cm, Gerak kapilaritas air pada tanah pasir, tanah lempung, dan
tanah liat, berdasarkan hasil percobaan dapat dillihat pada hasil praktikum yaitu pada 5 menit pertama
tanah liat mengalami gerak kapilaritas sebanyak 5 cm, tanah lempung 5,5 cm, tanah pasir 13 cm.
Kata kunci : tanah, air, kapilaritas

PENDAHULUAN

Air mempunyai fungsi yang penting dalam yang telah dan sedang serta terus mengalami
tanah. Menurut Majid (2011) bahwa air terdapat perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa seperti bahan induk, iklim, organisme, topografi,
tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena dan waktu (Rohmat dan Soekarno, 2006).
keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat Tinggi rendahnya kapasitas lapang tergantung
meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya pada jenis tanah dan runag pori-pori total pada
gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Sifat tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebagian
morfologi tanah adalah sifat-sifat yang dapat dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar
diamati dan dipelajari dilapang. Sebagian sifat dan sangat efisien dalam lalu lintas air maupun
dari morfologi tanah merupakan sifat-sifat fisik udara. Kapasitas lapang adalah keadaan tanah
dan tanah tersebut. Sifat tanah bergantung pada yang cukup lembab yang menunjukan air
ukuran partikel-partikelnya. Partikel diatas 2,0 terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap
mm dikelompokkan sebagai kerikil, pasir antara gaya tarik gravitasi. Tinggi rendahnya kapasitas
0,05 mm dan 2,0 mm, geluh atau silt antara 0,002 lapang tergantung pada jenis tanah dan ruang pori-
mm. Berdasarkan ukuran bahan padatan tersebut, pori total pada setiap jenis tanah berbeda sebab
tanah digolongkan menjadi 3 partikel, yaitu pasir, ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin
debu, dan liat. Ketiga partikel tersebut dinyatakan rendah, tetapi sebagian dari pori-pori itu terdiri
dalam % bersama-sama menyusun tanah dan dari pori-pori yang besar dan sangat efisien dalam
disebut tekstur tanah. (Anonim, 2010). lalu lintas air maupun udara. Faktor-faktor yang
Tanah merupakan bahan padat (mineral mempengaruhi kadar kadar air didalam tanah
atau organik) yang terletak dipermukaan bumi, adalah tekstur tanah, kadar bahan organik tanah,

8
kedalaman solum atau lapisan tanah, iklim dan Pelaksanaan Percobaan
tumbuhan, senyawa kimia, pori tanah dan
permeabilitas tanah. Menurut Hardjiwigono Gerak Kapilaritas Air
(2008) tanah yang bertekstur kasarmempunyai
kemampuan mengikat air yang kecil daripada Prosedur kerja yang dilakukan dalam
tanah bertekstur halus. Oleh karena itu tanaman percobaan gerak kapilaritas air adalah
yang ditanam pada tanah pasir umunya lebih mengeringkan ketiga sampel tanah sampai tidak
mudah kekeringan daripada tanah bertekstur mengandung air, menyumbat salah satu ujung
lempung atau liat. Jumlah air yang duperoleh pipa kaca dengan kain kasa, memasukkan sampel
tanah bergantung pada kemampuan tanah tanah kedalam pipa sampai 2/3 bagian,
menyerap air. Kapilaritas adalah gejala zat cair menegakkan pipa dengan statip dan masukkan
melalui celah-celah sempit, atau pipa rambut. atas pipa tersebut dalam gelas beker yang telah
Celah-celah sempit atau pipa rambut ini sering diisi air setinggi 5 cm, mengamati perambatan air
disebut pipa kapiler. Gejala kapilaritas disebabkan dalam ketiga gelas dari menit ke menit. Amati
adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair pada pipa manakah airnya paling cepat merambat,
dengan dinding celah itu. Akibatnya, bila mengukur tinggi kenaikan air tiap 5 menit selama
pembuluh zat cair, permukaannya menjadi tidak 30 menit, memasukkan data hasil pengamatan
sama. kedalam tabel.
Kapilaritas adalah pergerakkan air dari
Kemampuan Tanah Mengikat Air
situs yang berkadar tinggi kesitus yang berkadar
air rendah akibat kenaikan energi resistensinya. Prosedur kerja yang dilakukan dalam
Kapilaritas air pada tanah dipengaruhi oleh percobaan kemampuan tanah mengikat air
struktur tanah. Struktur tanah berhubungan mengeringkan ke-3 sampel (tanah pasir, kebun,
dengan cara dimana partikel pasir, lempung, dan liat) tanah sampai tidak mengandung air, menutup
liat relatif disusun satu sama lain (Dani, 2008). salah satu lubang pipa kaca dengan karet
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk penyumbat yang telah diberi saluran buangan air
mengetahui kemampuan tanah mengikat air dan kasa, timbang beratnya., memasukkan sampel
kapilaritas tanah pada tanah. tanah kedalamnya sampai ketinggian 5 cm dari
dasar kaca, lalu timbanglah berat totalnya,
BAHAN DAN METODE hitunglah berat tanahnya dan hitung pula
Tempat dan waktu volumenya, menegakkan pipa dengan statip,
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium menuangkan 25 ml air melalui mulut pipa, dan
Agronomi Universitas Muhammadiyah Malang, biarkan air meresap kedalam tanah, mengukur
pada tanggal 22 Maret 2018. kecepatan tanah menyerap air dengan mencatat
waktu yang dibutuhkan dari awal penuangan air
Bahan dan Alat
sampai tetes pertama muncul, biarkan air terus
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini lalu sampai tidak ada lagi air yang menetes keluar.
adalah tekstur tanah liat, tekstur tanah lempung, Keadaan air tanah itu disebut dalam keadaan
tekstur tanah pasir. Alat yang digunakan adalah “kapasitas lapang”, mencatat volume yang
pipa gelas berdiameter 5 cm, panjang 60 cm 3 tertampung dalam beker dan hitung berapa air
buah, gelas beker 3 buah, kain kasa, statif, dan tertahan oleh partikel tanah, membiarkan tanah
klem. dalam tabung kaca, ukurlah laju penurunan berat
selama 3 hari berturut-turut, memasukkan data
hasil pengamatan kemampuan tanah mengikat air
dalam tabel.

9
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Tabel Hasil dari Pengamatan Kapilaritas Air

5 menit ke- Sampel Tanah Liat Sampel Tanah Lempung Sampel Tanah Pasir

1 5 cm 5,5 cm 13 cm

2 8,5 cm 7,2 cm 18 cm

3 9 cm 8 cm 20 cm

4 10 cm 9,1 cm 21 cm

5 11,2 cm 9,8 cm 22,2 cm

6 11,8 cm 10,2 cm 23,1 cm

Gerak kapilaritas air pada tanah pasir, pertama tanah pasir sudah mampu menyerap air
tanah lempung, dan tanah liat, berdasarkan hasil hingga 13 cm, sedangkan tanah liat hanya 5 cm
percobaan dapat dillihat pada hasil praktikum dan lempung 5,5 cm. Tanah liat memiliki daya
yaitu pada 5 menit pertama tanah liat mengalami kapilaritas terendah karena tanah liat memiliki
gerak kapilaritas sebanyak 5 cm, tanah lempung pori mikro sehingga kecepatan air untuk
5,5 cm, tanah pasir 13 cm. Dari hasil tabel diatas merambat lebih lambat dibanding dengan
didapatkan hasil dari ketiga sampel tanah yang kecepatan, rambat air pada tanah pasir. Urutan
digunakan, tanah yang memiliki kapilaritas kecepatan gerak kapilaritas pada ketiga jenis
paling tinggi adalah tanah pasir. Hal ini tanah yaitu tanah pasir, tanah lempung
dikarenakan pasir tidak memiliki struktur yang (Tambunan, 2008). Selain itu, Kohnke (2007)
tidak rapat dan memiliki banyak pori-pori menyatakan bahwa tanah bertekstur kasar (pasir)
sehingga memungkinkan aliran air yang cepat mempunyai kandungan bahan organik sangat
kedalam tanah. Dapat dilihat pada 5 menit rendah.

2.2 Hasil dari Pengamatan Kemampuan Tanah Mengikat Air

Pasir Lempung Liat

Kelompok Waktu tetes Air tertahan Waktu tetes Air tertahan Waktu tetes Air tertahan

1 00: 11 “ 14 ml 06’ : 52 “ 17 ml 02’ : 49 “ 19 ml

2 00:06 “ 15 ml 06’ : 17 “ 14 ml 05’ : 06 “ 14 ml

3 00:01 “ 15 ml 02’ : 36 “ 16 ml 07’ : 08 “ 17 ml

4 00:05 “ 15 ml 04’ : 51 “ 17 ml 03’ : 04 “ 15 ml

Rata-rata 00:05 “ 14,75 ml 06’ : 22 “ 16 ml 04’ : 31 “ 16,25 ml

Air mempunyai fungsi yang penting dalam dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa
tanah. Menurut Madjid (2011) bahwa air terdapat tanah, tetahan oleh lapisan kedap air, atau karena

10
keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat sampel sebelumnya dan air yang tertahan
meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya sebanyak 16,25 ml. Pada partikel-partikel tanah
gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Partikel tanah yang berbeda ini muncul karena pengikisan
dapat berkisar dari pasir yang kasar (0,02-2 mm), bebatuan (Campbel, 2008). Tanah-tanah yang
lempung (0,002-0,02 mm) hingga partikel bertekstur pasir mempunyai luas permukaan
mikroskopis yaitu tanah liat (kurang dari 0,002 yang kecil sehingga sulit untuk menahan air
mm). Pada hasil praktikum ini waktu yang paling maupun unsur hara. Tanah yang betekstur
cepat pada penetesan sampel pasir yaitu rata-rata lempung mempunyai luas permukaan yang besar
nya dari 4 kelompok yaitu 00:05” dan air yang sehingga kemampuan menahan air dan
tertahan dalam tanah sebanyak 14,75 ml. Pada menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah
sampel lempung waktu penetesan memmerlukan betekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia
waktu 06’:22’’ dan air yang tertahan sebanyak daripada tanah yang bertekstur kasar. Tanah-
16 ml. Pada sampel tanah liat waktu yang tanah yang bertekstur halus mempunyai
dibutuhkan untuk penetesan sampel ini kemampuan menyimpan air dan hara makanan
diperlukan waktu selama 4’:31” lebih lama dari bagi tanaman (Kay, 2007).

KESIMPULAN

Tanah merupakan media penting bagi besar. Namun yang paling baik digunakan sebagai
tumbuhan karena tanah menyediakan berbagi media tanam adalah tanah humus. Pada
kebutuhanya. Tanah humus memiliki daya serap kemampuan tanah mengikat air yang paling tinggi
yang lebih cepat dibandingkan tanah pasir dan dari ketiga jenis tanah adalah pada tanah hitam,
tanah liat. Hal ini dipengaruhi oleh struktuh tanah hal ini disebabkan oleh partikel – partikel yang
humus yang berongga dan ukuran partikel yang sangat kecil berukuran koloid dengan banyak
relatif lebih besar. Sedangkan untuk kemampuan permukaan hidrofilik, Jadi air yang kadarnya lebih
tanah mengikat air paling lama pada tanah liat rendah daripada kapasitas lapang sebagian besar
karena mengandung pori mikro yang lebih banyak di tahan oleh daya tarik antara molekul air dan
dan memiliki luas permukaan yang permukaan partikel tanah liat.

DAFTAR PUSTAKA Kohnke, H. 2007. Fisika Tanah. Kartonegoro.


Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM.
Anonim, 2010. Fisiologi Tumbuhan. Makassar : Yogyakarta.
Jurusan Biologi FMIPA UNM
Madjid, 2011. Air Tanah dan Kadar Air Tanah
Campball, 2008. Biologi. Jakarta : Erlangga
Rohmat, D., I. Soekarno. 2006. Formulasi Efek
Dani, Or and J.M.Wrath.2008. Water Movement Sifat Fisik Tanah terhadap Permeabilitas
in Soil. In M.E, Summer (ed) dan Sunction Head Tanah. Jurnal
BIOTURA, Vol. 8 No. 1 Maret 2006
Hardjowigono, H.S. 2008. Ilmu Tanah.
Akademika Pressindo, Jakarta. Salisbury, dan Ross.2008. Fisiologi Tubuhan.
Jilid 1-2. Bandung : ITB
Kay, B.D. and D.A.Angers.2007. Soil Structure.
In M.E. Summer (ed). Handbook of Soil Tambunan, W.A.2008. Kajian Sifat Fisik Tanah
Science. CRC Press, Boca Raton-London- dan Kimia tanah hubungannya dengan
New York Washington D.C.p.A229-A276 Produksi Kelapa Sawit. Tesis Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Medan.

11
RESISTENSI DIFUSI DAN GAS
(RESISTANCE DIFFUSION GAS (RDG))
M.ANTON ARI SANDI
201710200311044
E-mail: arianton325@gmail.ocm
Program Study Agroteknologi,Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl. Raya Tlogomas No.246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui peranan resisitensi stomata da lapis batas terhadap difusi
uap air,dengan metode daun terbuka dan daun tertutup,serta membuat replika daun dengan menggunakan kertas
saring. Potong kertas saring menyerupai bentuk daun asli, timbang berat awal/kering replika dan daun aslinya,
setelah itu rendam replika daun selama 15 menit dan untuk daun aslinya selama 30 menit, amati perubahan berat
daun dengan jarak pengamatan 15 menit sekali selama 60 menit. Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan
setelah perendaman, berat sampel daun dan berat replica daun mengalami penurunan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kelajuan difusi berbanding lurus pada luasan area dan gradien konsentrasi, dan berbanding terbalik dengan
panjang area difusi.
Kata Kunci : Fotosintesis, Difusi, Rasistens

PENDAHULUAN
Unsur-unsur yang diperlukan oleh ditransfer dari atmosfer ke tempat reduksi
tumbuhan masuk ke dalam tubuh tanaman dengan yaitu kloroplas atau tepatnya stroma.
pertukaran ion. Jika ion-ion yang masuk dan ion- Transpor ini berlangsung melalui proses
ion yang ke luar pada sel-sel akar setimbang, difusi. Dalam proses transpornya, terdapat
maka tanaman belum dapat memperoleh unsu- hambatan atau resistensi yang disederhanakan
unsur yang diperlukan. Tuka- menukar ion tidak menjadi resistensi lapisan atas, resistensi stomata,
saja terjadi di dalam sel-sel akar, akan tetapi kita dan resistensi mesofil. Laporan ini akan mengulas
dapat jumpai di seluruh bagian tubuh tanaman. lebih lanjut mengenai resistensi difusi gas.
Proses tukar-menukar zat terjadi di semua bagian Definisi difusi molekul adalah penyebaran zat dan
yang berklorofil, di mana CO2 yang masuk gas / liquid konsentrasi tinggi (hipertonis) ke
diganti oleh O2 yang ke luar, yaitu proses konsentrasi gas / cair lebih rendah (hipotonis)(
fotosintesis. Suyitno, 2007).
Molekul-molekul yang selalu bergerak Mempelajari peranan resistensi stomata
disebabkan oleh adanya tenaga dinamik yang dan lapis batas terhadap difusi uap air, agar
disebut energi kinetis. Penyebaran molekul- meningkatkan pemahaman akan fotosintesis
molekul suatu zat baik gas, maupun zat cair dan sebagai fungsi dari difusi CO2 masuk ke daun.
zat padat ke segala arah memiliki konsentrasi Resistensi difusi gas adalah resistensi atau
yang sama. Temperatur Kenaikan temperatur perlawanan dari tanaman untuk mengangkut atau
akan menaikkan difusi karena temperature akan pengalihan gas dari konsentrasi tinggi ke
menaikkan tenaga kinetis dari molekul substrat konsentrasi rendah ke mesofil melalui stomata( I
yang berdifusi(Heddy, 2003). Komang Jaya Santika Yasa, 2009).
Dalam proses fotosintesis, karbon dioksida Praktikum ini dilaksanakan agar
direduksi menjadi karbohidrat atas bantuan mahasiswa memahami peranan resistensi stomata
beberapa enzim tertentu dengan menggunakan dan lapis batas difusi uap air dan meningkatkan
energi metabolisme yang berasal dari radiasi pemahaman akan fotosintesis sebagai fungsi dari
matahari pada kondisi alami. Sumber karbon difusi CO2 masuk ke dalam daun.
dioksida adalah atmosfer, sehingga gas ini harus

12
BAHAN DAN METODE Pelaksanaan percobaan
Tempat dan Waktu Praktikum Adapun metode pelaksanaan yang
Pelaksanaan preaktikum ini dilakukan digunakan pada praktikum ini adalah menyiapkan
pada hari kamis,05 April 2018.preaktikum ini di alat dan bahan yang akan digunakan, amati bentuk
lakukan di Laboratorium Agronomi UMM. daun dan gambar replica daun, setelah selesai
Alat dan Bahan menggambar, timbang daun jeruk, dan daun
Alat yang digunakan pada pelaksanaan kacang panjang, kemudian rendam daun pada bak
praktikum ini adalah cawan petri, timbangan, bak air selama 30 menit, sambil menunggu
kotak, alat tulis, gunting dan thermometer. perendaman, potong replica daun dan timbang
Bahan yang di gunakan pada pelaksanaan replika daun. Teteskan aquades pada replica daun
praktikum ini adalah aquades, daun jeruk, daun dan tunggu selama 15 menit, setelah itu timbang
kacang Panjang, kertas saring, tissue dan buku replica dan amati perubahan berat daun jeruk dan
millimeter. kacang panjang setiap 15 menit sekali.

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Tabel Hasil dari Pengamatan Resistensi Difusi Gas dan Transpirasi
Sampel I 0 menit 15 menit 30 menit 45 menit 60 menit
Kacang Kacang Kacang Kacang Kacang
Jeruk Jeruk Jeruk Jeruk Jeruk
Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang
1 0,52 0,49 0,62 0,5 0,61 0,5 0,55 0,42 0,4 0,4
2 0,6 0,5 0,67 0,52 0,66 0,53 0,58 0,45 0,55 0,42
Berat
3 0,71 0,32 0,79 0,53 0,78 0,52 0,7 0,45 0,67 0,43
Daun(gr)
4 0,65 0,5 0,72 0,5 0,7 0,5 0,62 0,43 0,6 0,4
5 0,68 0,57 0,85 0,58 0,83 0,59 0,71 0,51 0,7 0,49
rata-
0,63 0,47 0,73 0,52 0,71 0,52 0,63 0,45 0,58 0,42
rata
1 0,2 0,1 0,42 0,25 0,33 0,18 0,24 0,13 0,15 0,09
2 0,19 0,12 0,32 0,18 0,32 0,19 0,22 0,15 0,15 0,08
3 0,24 0,1 0,59 0,22 0,37 0,17 0,28 0,12 0,2 0,05
Berat
4 0,23 0,12 0,5 0,28 0,39 0,2 0,27 0,13 0,18 0,06
Replika(gr)
5 0,26 0,13 0,47 0,24 0,39 0,22 0,27 0,15 0,17 0,08
rata-
0,22 0,57 0,46 0,38 0,36 0,19 0,25 0,13 0,17 0,07
rata
Sampel II Daun Jeruk Daun Kacang Panjang
1 27,858 cm 32,509 cm
2 20,058 cm 32,858 cm
Luas
3 22,392 cm 27,773 cm
Daun(𝐜𝐦𝟐 )
4 21,781 cm 33,606 cm
5 27,160 cm 41,936 cm
1 2,7 2,7
2 2,7 2,7
Suhu
3 2,7 2,7
Air(℃)
4 2,7 2,7
5 2,7 2,7

13
Grafik Berat Daun
100%
Series5
90%
80% Series4
70% Series3
60%
Series2
50%
40% Series1

30%
20%
10%
0%
Kacang Jeruk Kacang Jeruk Kacang Jeruk Kacang Jeruk Kacang Jeruk
Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang
0 menit 15 menit 30 menit 45 menit 60 menit

Grafik 3.1 Berat Daun

Grafik Berat Daun Replika


0.7

0.6

0.5 Berat Replika 1

0.4 Berat Replika 2


Berat Replika 3
0.3
Berat Replika 4
0.2 Berat Replika 5
0.1 Berat Replika rata-rata

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Grafik 3.2 Berat Daun Replika

14
Grafik Suhu Daun
30
27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
25

20

15

10

0
Sampel 1 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 5
(Jeruk) ( Kacang (Jeruk) (Kacang (Jeruk) (Kacang (Jeruk) (Kacang (Jeruk) (Kacang
panjang) panjang) panjang) panjang) panjang)

0 menit 15 menit 30 menit 45 menit

Grafik 3.3 Suhu Daun

Pembahasan Pada menit ke 15 nilai fluks pada daun kacang


Berdasarkan hasil tabel pengamatan yang panjang lebih tinggi dari pada fluks daun jeruk.hal
telah kami lakukan, rata-rata berat daun kacang ini di karenakan berat daun kacang panjang pada
panjang dan daun jeruk akan mengalami menit ke 15 mengalami penurunan,sedangkan
penurunan yang signifikan setelah perendaman pada daun jeruk beratnya tidak stabil dari menit
aquades selama 15 menit hingga 30 menit, begitu 15-30. Berat daun jeruk sama namun fluks replika
pula dengan rata-rata berat replica daun yang telah daun memgalami penurunan,dapat disimpulkan
ditetesi oleh aquades. bahwa daun kacang panjang lebih rendah dari
Dari partikum yang telah dilaksanakan fluk pada daun jeruk. Fluks adalah jumlah material
daun kacang panjan dan daun jeruk pada menit ke yang melewati unit area per satuan waktu
15 nilainya lebih tinggi dari pada menit ke 30. (Hopkins, 2008).

KESIMPULAN Loveless, A.R. 1987. Prinsip-prinsip Biologi


Kesimpulan Tumbuhan untuk Daerah Tropik.
Kesimpulannya, Hukum Fick Gramedia. Jakarta.
menerangkan bahwa kelajuan difusi berbanding Nunung. 2009. Laporan Praktikum Fisiologi
Tumbuhan Resistensi Ganong. UPI.
lurus pada luasan area dan gradien konsentrasi,
http://nununghaerani.blogspot.com/2009/0
dan berbanding terbalik dengan panjang area 6/laporan-fisiologi-tumbuhan
difusi (Hopkins, 2008). respirasi_03.html diambil tanggal 25
DAFTAR PUSTAKA Oktober 2011.
Anonymousb.2011.Resistensi.(online),(http://id.w Suyitno. 2007. Petunjuk Praktikum Fisiologi
ikipedia.org/wiki/resistance, diakses Tumbuhan Dasar. Yogyakarta: FMIPA
tanggal 14 Oktober 2011). UNY
Heddy. 2003.Biologi Tanaman. Rajawali Press. Yasa, I Komang Jaya Santika. 2009. Resistensi
Yogyakarta Difusi Gas Dipengaruhi oleh Beberapa
Faktor. www.idonbiu.com diambil tanggal
25 Oktober 2011.

15
FOTOSINTESIS DAN KLOROFIL
(PHOTOSINTESIS AND CLOROFIL)
Anandra Bagus Nuswantara1, Anwar Farid2
2017102003111281, 2017102003111182
E-mail: anandrabn@gmail.com1, Anwarfaried17@gmail.com2
Program Study Agroteknologi
Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl. Raya Tlogomas No.246, Malang, JawaTimur, Indonesia

ABSTRAK
Fotosintesis adalah proses pemecahan karbohidrat yang berasal dari suatu reaksi kimia di dalam daun
yang berlangsung dengan menggunakan energi cahaya matahari. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh
tumbuhan yang mempunyai klorofil. Klorofil atau zat hijau daun adalah pigmen yang dimiliki oleh berbagai
organisme dan menjadi salah satu molekul berperan utama dalam fotosintesis. Klorofil memberi warna hijau pada
daun tumbuhan hijau dan alga hijau, tetapi juga dimiliki oleh berbagai alga lain, dan beberapa kelompok bakteri
fotosintetik. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil
yang terdapat dalam kloroplas. Selain fotosintesis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun
eksternal.Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul karobondioksida dan
enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk dirubah menjadi satu molekul glukosa
dan enam molekul oksigen.Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Tujuan
dari pengamatan langsung di laboratorium Agronomi Universitas Muhammadiyah Malang ini yaitu agar
mahasiswa mengetahui terjadinya fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Sedangkan tujuan dari praktikum ini
yaitu untuk membuktikan adanya amilum (karbohidrat) dalam hasil fotosintesis. Adapun alat dan bahan yang di
gunakan adalah gunting, penejepit, gelas ukur, kompor, cawan petri, daun pacar air, iodin, alumunium foil. Data
dari hasil pengamatan ini di sajikan dalam bentuk tabel dan dalam hasil praktikum adalah gelembung kelompok
1 dengan perlakuan tanpa substrat sedangkan kelompok 2 di lakukan dengan reaksi gelap tanpa substrat dengan
jumlah gelembung paling sedikit. Hasil uji klorofil a dan pada sampel daun singkong dan daun pepaya memiliki
kadar jumlah berbeda dari uji terbuka klorofil a memiliki niai yang lebih rendah daripada klorofil b, sedangkan
pada sampel tertutup klorofil b lebih tinggi dari pada klorofil a.

Kata Kunci : Klorofil, Daun, Fotosintesis

PENDAHULUAN Suatu sifat yang hanya di miliki oleh


Fotosintesis adalah suatu proses biokimia tumbuhan ialah kemampuan nya dalam
pembentukan zat kimia karbohidrat yang di menggunakan zat karbon di udara akan di ubah
lakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang menjadi bahan organik serta di asimilasikan di
mempunyai zat hijau daun atau klorofil. tubuh tanaman. Pristiwa ini hanya berlangsung
Cahaya bagi tumbuhan hijau jika ada cukup cahaya, oleh karena itu asimilasi
dimanfaatkan dalam fotosintsesis pada reaksi karbonjuga disebut fotosintesis, jadi fotosintesis
terang yang akan menghasilkan energi dan hasil adalah suatu proses dimana zat-zat organik H2O
sampingan berupa O2 (glembung udara). Dalam dan CO2 oleh klorofil di ubah menjadi zat organik
percobaan ini bertujuan untuk mengamati karbohidrat dengan pertolongan sinar, dan
seberapa besar pengaruh intensitas cahaya perantara pigmen hijau daun (klorofil) yang
terhadap jumlah oksigen yang di hasilkan , hal ini terletak pada organel kloroplas pada sitoplasma.
karena oksigen dapat di amati secara kasat mata Proses fotosintesis itu sendiri dipengaruhi
dan dapat dengan mudah di hiyung volumenya. oleh banyak faktor yaitu air, intensitas cahaya
Namun jika dalam percobaan di kaitkan dengan konsentrasi CO2, temperatur, serta ketersediaan
faktor suhu, maka yang menjadi faktor pembatas unsur. Dalam penelitian ini praktikan ingin
adalah cahaya, jika jika dalam jumlah kecil akan mengetahui intensitas cahaya, konsentrasi CO2,
menimbulkan pengaruh terhadap jumlah oksigen serta temperatur terhadap proses fotosintesis
yang di kluarkan (Lakitan, 2011). tumbuhan air hidryla. Untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi CO2 pada penelitian ini di

16
gunakan NaHCO3 yang di ketahui bahwa gelas beker, gelas ukur, tabung reaksi, corong
NaHCO3 berfungsi sebagai katalis fotosintesis kaca.
(Ismail, 2008). Alat Fungsi Pigmen Mengabsorbansi Pada
Pada proses fotosintesa, terjadi Glombang Tertentu
penangkapan energi cahaya oleh zat hijau daun Adapun alat yang di gunakan pada praktikum
untuk pembentukan bahan organik. Fotosuntesa fungsi pigmen mengabsorbansi pada glombang
hanya terjadi pada tanaman yang memiliki zat zat tertentu adalah gelas beker, martil mortal,
hijau termasuk pada beberapa jenis bakteri, semua spektofotometer, tube, pinset.
tanamn hijau mengandung klorofil a dan b. BAHAN
Klorofil aterdapat sekitar 75% dari total klorofil. Bahan Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap
Kandungan klorofil pada tanaman adalah sekitar laju Fotosintesis
1% basis kering.dalam daun klorofil banyak Bahan yang di gunakan dalam praktikum
terdapat bersama – sama dengan protein dan pengaruh cahaya terhadap proses fotosintesis
lemak yang bergabung satu denganyang lain, adalah daun pacar air, iodin, alumunium foil.
klorofil berikatan melalui gugus fitol-nya sedang Bahan Pengaruh Substrat Terhadap Laju
sedangkan protein memalui gugus hidrofobik dari Fotosintesis Dan Klorofil
cincin porifin-nya. Rumus empirisi klorofil adalah Bahan yang di gunakan dalam praktikum
C55H7205N4Mg (klorofil a) dan C55H70O64Mg laju fotosintesis dan klorofil adalah tanaman
(klorofil b). hidrila, aquades, substrat.
Bahan Fungsi Pigmen Mengabsorbansi Pada
BAHAN DAN METODE Glombang Tertentu
Tempat dan Waktu Praktikum Bahan yang di gunakan dalam
tempat di laksanakan nya praktikum kali praktikumfungsi pigmen mengabsorbansi pada
ini dalah di Lab Agronomi UMM, pada hari glombang tertentu adalah daun singkong, daun
Kamis 15 maret 2018. pepaya, etanol.
Alat dan Bahan Prosedur Praktikum
Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap laju
ALAT
fotosintesis
Alat Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Menggunting daun pacar airYang
laju Fotosintesis setengah daun nya telah di tutupi oleh alumunium
Adapun alat yang di gunakan pada
foil letakan pada cawan petri yang telah di
praktikum pengaruh cahaya terhadap proses
sediakan, merebus daun pacar air, kemudian
fotosintesis adalah gunting, penejepit, gelas ukur,
angkat dan tiriskan, menetesi iodin secukup nya,
kompor, cawan petri.
kemudian amati, mengamati warna perbedaan
Alat Pengaruh Substrat TerhadapLaju daun mana yang lebih.
Fotosintesis Dan Klorofil
Pengaruh Substrat Terhadap Laju Fotosintesis
Adapun alat yang di gunakan pada
Dan Klorofil
praktikum laju fotosintesis dan klorofil adalah
Mengisi tabung reaksi dan gelas beker Menaruh salah satu tabung di tempat gelap dan
dengan aquades sampai leher tabung, Memasukan salah satu nya lagi di tempat terang, menghitung
tanaman hidrila yang telah di siapkan, Meletakan jumlah glembung yang kluar pada setiap
corong kaca pada tabung untuk menutupi hidrila, sempel.
Memberikan salah satu tabung dengan substrat,
Fungsi Pigmen Mengabsorbansi Pada yang terbuka, Menggerus semua sampel daun
Glombang Tertentu menggunakan mortal martil sampai benar benar
Memisahkan daun singkong dan pepaya halus, Memasukan pada tabung reaksi,
dari tulang daun nya, Menimbangus daun Menambahkan etanol 96% sebanyak 10 ml,
singkong dan daun pepaya yang di tutupi maupun Masukan tabung reaksi kedalam alat disentrifuge,

17
Mengambil filtrat dan di masukan ke dalam kuvet,
Mengukur absorbansinya menggunakan
spektofotometer.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengaruh Substrat Terhadap Laju Fotosintesis Dan Klorofil


Tabel 4.1 Hasil Pengaruh Substrat Terhadap Laju Fotosintesis Dan Klorofil
Kelompok Perlakuan Jumlah Gelembung Keterangan
1 Terang non Subtrat 1680 ****
2 Gelapnon Subtrat 5 *
3 Terang Subtrat 1101 ***
4 Gelap Subtrat 43 **
Pembahasan
Dalam hasil praktikum adalah hasil kepada sel, penjaga atau penerima cahayaterhadap
glembung adalah klompok 1 dengan perlakuan di sel penjaga itu sendiri (Salusbari, FB, dan Ros,
tanpa substrat sedangkan klompok 2 di lakukan CW., 2009 : 84).
dengan reaksi gelap tanpa substrat dengan jumlah Seharus nya penambahan substtrat pada
glembung paling sedikit. percobaan tersebut seharus nya menghasilkan
Pengaruh cahaya diyakini mempunyai glembung yang lebh banyak karena CO2 dan
pengaruh tak langsung memalui penurunan substrat akan mempercepat laju reaksi.
konsentrasi CO2 oleh fotosintesis tapi baru – ini Kehidupan sebenarnya adalah proses
sejumlah kajian memperlihatkan bahwa cahaya pertumbuhan energi antara organisme dan
memiliki pengaruh kuat terhadap stomata, lepas lingkungan, melalui tumbuhan hijau energi sinar
dari peranannya dalam fotosintesis di duga cahaya matahari di ikat dan idi ubah menjadi energi kimia
bekerja di sel mesofil, yanglalu mengirim pesan dalam bentuk keadaan lingkungan.

Hasil Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap laju Fotosintesis


Tabel 4.2 Hasil Intensitas Cahaya Terhadap laju Fotosintesis
DAUN TERBUKA DAUN TERTUTUP

KEL Dokumentasi Daun Keteranga Dokumentasi Daun Keteranga


n n

1.

+++ ++

18
2.

+++ ++

3.

+++ ++

++

4.

+++

Pembahasan

Dari tabel di atas bisa di tentukan bahwa Tiga fungsi utama dalam proses
antaradaun terbuka dan tertutup dengan fotosintesis adalah memanfaatkan energi sinar
perbandingan warna , daun terbuka memiliki matahari, memicu fiksasi CO2 untuk
warna lebih gelap sedang kan daun tertutup menghasilkan karbohidrat dan menyediakan
memiliki warna yang lebih agak cerah di anding energi, bagi ekosistem secara keseluruhan, cahaya
dengan daun tebuka, dalam berfotosintesis daun matahari mengandung semua warna spektrum
mempunyai klorofil, klorofil merupkan faktir kasatmata dari merah sampai violet, tetapi tidak
utama yang mempengaruhi fotosintesis, semua panjang glombang di serap baik oleh
fotosintesis merupakan proses senyawa organik klorofil, klorofil mengandung cahaya yang di
(CO2 dan H2O) menjadi senyawa organik serap oleh pigmen lainya melalui fotosintesis,
(Karbohidrat) dan O2 dengan bantuan cahaya sehingga klorofil adalah sebagi pigmen pusat
matahari (Anonim, 2011). (Bakri, 2010).

Hasil Fungsi Pigmen Mengabsorbansi Pada Glombang Tertentu


Tabel 4.3 Hasil Klorofil A, Klorofil B, dan Klorofil Total
Terbuka Tertutup
Klorofil a Klorofil b Klorofil total Klorofil a Klorofil b Klorofil Total
D.S 22,38632 39,3088 29,9244 21,31612 333,942 27,088

19
D.P 20,,55564 38,781 29,5617 23,6268 39,336 29,93
D.S 28,71026 35,719 26,7183 32,15564 40,358 35,565
D.P 20,02278 42,736 32,6157 21,384 35,834 27,268

Tabel 4.4 Hasil Absorbansi


Terbuka Tertutup
Absorbansi
τ 649 τ 665 τ 849 τ 685
2,2889 2,596 2,098 2,438
2,2111 2,403 2,37 2.700
2,189 2,179 2,861 3,55
2,382 2,463 2,11 2,448
blangko 0,001 0,001 0,001 0,001

Pembahasan
Hasil uji klorofil a dan bpada sampel daun jarimgam parenkim plisade dan parenkim spesies
singkong dan daun pepaya memiliki kadar jumlah daun, dalam kloroplas pigmen utama klorofil serta
berbeda dari uji terbuka klorofil a memiliki niai karetenoid dan xantasit terdapat pada membran
yang lebih rendah daripada klorofil b, sedangkan tilakoid (Sumaenda, l., 2011).
pada sampel tertutup klorofil b lebih tinggi dari Pada tumbuhan tingkat tinggi, klorofil a
pada klorofil a. dan klorofil b merupakan pigmen utama
Klorofil adalah pigmen berwarna hijau fotosintetik yang berperan sebagai penyerap
yang terdapat pada kloroplas, pada tumbuhan cahaya violet, biru, merah, dan memantulkan.
tingkat tinggi, kloroplas utama terdapat pada Cahaya hijau.
bahan penting. Bahan-bahan yang digunakan
KESIMPULAN DAN SARAN tumbuhan untuk membuat makanannya adalah zat
Kesimpulan hijau daun ( klorofil), air, karbon dioksida, dan
Tumbuhan hijau adalah tumbuhan yang cahaya matahari ataupun lampu. organ tumbuhan
mengandung klorofil (zat hijau daun) yang yang berperan dalam proses pembuatan makanan
biasanya di gunakan untuk berfotosintesis. adalah akar, batang dan daun.Pada proses
Tumbuhan hijau merupakan satu-satunya fotosintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen.
makhluk hidup di dunia yang dapat membuat Karbohidrat digunakan oleh tumbuhan untuk
makanannya sendiri. Oleh karena itulah tumbuhan tumbuh, bernafas, memperbanyak diri dan
hijau disebut sebagai produsen dan menempati sebagian disimpan sebagai makanan cadangan.
urutan pertama dalam rantai makanan. Cara Saran
tumbuhan membuat makanannya sendiri atau Saran dari praktikum kali ini yaitu
proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau praktikan seharusnya lebih teliti dan lebih seius
disebut fotosintesis. agar mendapat hasil yang akurat dan maksimal.
Dalam proses pembuatan makanan atau
berfotosintesis, tumbuhan memerlukan bahan-
DAFTAR PUSTAKA Lakitan, 2011. Pengantar Fisiologi Tumbuhan,
Anonim, 2011. Klorofil, Situs Web Wikipedia Jakarta : PT. Gramedia.
Indonesia. Di Akses Pada Tanggal 9 Salusbari, FB,dan Ros, CW., Teknologi
Oktober 2011. Tumbuhan Jilid 1 ITB Press. Bandung
Bakri, S, 2010. Diktat Kuliah Kapita Selekta 2009.
Kimia Oganik. Universitas Lampung. Sumaenda, L., 2011. Analisis Kandungan
Ismail, 2008. Fisiologi Tumbuhan. Proyek Klorofil Daun Mangga (Mangifera
Pendidikan Akademik Dirjen Dikti. Indica L.) Pada Tingkat Perkembangan
Debdikbud. Bandung. Pp 253-281. Daun Yang Berbeda. Bioslogos, J, (1)

20
Lampiran

Klorofil a = 13,7 (A665) – 5,76 (A649)

13,7 (1,192) – 5,76 (1,570)

= 14, 6438

Klorofil b = 25,8 (A649) – 7,6 (A665)

25,8 (1,034) – 7,6 (2,622)

= 18,8216

Klorofil c = 20 x (A649) – 6,1 (A665)

20 x 1,034 – 6,1 (2,662)

= 14,263

21

Anda mungkin juga menyukai