OLEH: KELOMPOK X
MUSPIRA 105731111116
AKUNTANSI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan atas kehadirat Alla SWT yang telah memberikan
kita berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan
selalu membawa keberkahan, baik dikehidupan didunia ini, lebih-lebih lagi
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua harapan yang ingin kita capai menjadi
lebih mudah dan penuh manfaat.
Kami sangat menyadari, dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta masih banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata
bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman
yang kadang kala hanya menuruti goisme pribadi, untuk itu besar harapan kami
jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makalah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini adalah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakannya lagi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
A. Dasar Akuntansi Pajak Penghasilan..............................................................6
B. Akuntansi Untuk Rugi Operasi Neto..........................................................13
C. Penyajian Laporan Keuangan.....................................................................14
D. Tinjauan Metode Aset Liabilitas.................................................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbedaan temporer ini menjadi salah satu instrumen bagi manajer untuk
melakukan manajemen laba. Perbedaan temporer menunjukkan komponen dari
1
pendapatan atau biaya yang diakui di periode akuntansi yang berbeda antara
aturan akuntansi keuangan dan aturan perpajakan. Mills dan Newberry
(2001) dalam Phillips et al., (2001) menyimpulkan dari hasil penelitian mereka
bahwa perbedaan temporer yang besar timbul karena indikasi adanya diskresi
akrual. Diskresi akrual adalah pengakuan pendapatan atau beban yang bebas tidak
diatur dan merupakan pilihan kebijakan manajemen. Konsep akrual ini
memberikan sebuah peluang bagi manajemen untuk melakukan rekayasa laba
sesuai dengan kepentingannya masing – masing.
2
sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan (deductible temporary
differences) tersebut dapat dimanfaatkan (PSAK No.46, par. 24) dan dengan kata
lain besaran aktiva pajak tangguhan dicatat bila dimungkinkan adanya realisasi
manfaat pajak di masa yang akan datang. Aktiva pajak tangguhan harus
dikurangi oleh penyisihan pajak tangguhan apabila terdapat probabilitas kurang
dari 50 persen aktiva pajak tangguhan akan terealisasi. PSAK No.46
mensyaratkan agar pada tanggal neraca perusahaan harus meninjau kembali nilai
tercatat aktiva pajak tangguhan. Oleh karena itu dibutuhkan judgement untuk
menaksir seberapa mungkin aktiva pajak tangguhan tersebut dapat
direalisasikan (Suranggane, 2007). Sifat subjektif dalam menentukan penyisihan
aktiva pajak tangguhan menyediakan sebuah kesempatan bagi perusahaan untuk
melakukan manajemen laba (Kieso, 2010). Penyisihan aktiva pajak tangguhan
dapat menjadi instrumen dalam melakukan manajemen laba karena perubahan
dalam penyisihan aktiva pajak tangguhan mempengaruhi laba operasi berjalan
perusahaan yang kemudian mempengaruhi laba bersih pada periode berjalan
(Miller & Skinner, 1998).
3
aturan baku bagi manajemen dalam mentukan penyisihan aktiva pajak tangguhan.
Beban pajak tangguhan memiliki beberapa kelemahan dalam pendeteksian
manajemen laba. Beban pajak tangguhan tidak dapat menangkap semua aktivitas
manajemen laba karena adanya perbedaan permanen buku-pajak yang tidak
menhasilkan perbedaan temporer buku-pajak. Manajer juga dapat
membuat keputusan akrual yang mengubah arus kas operasi dan mempengaruhi
baik laba sebelum pajak maupun laba kena pajak. Beban pajak tangguhan tidak
dapat menangkap semua aktivitas manajemen laba sehingga perlu instumen
komponen perbedaan temporer lainnya untuk dijadikan perbandingan
kemampuannya dalam mendeteksi manajemen laba dan komponen pembanding
dalam penelitian ini adalah penyisihan aktiva pajak tangguhan. Penyisihan aktiva
pajak tangguhan juga memiliki kelemahan berdasarakan kesimpulan penelitian
oleh Bauman et al., (2000), yaitu tidak semua perubahan dalam penyisihan
aktiva pajak tangguhan tercatat yang mempengaruhi pajak penghasilan dalam
operasi berkelanjutan. Pengguna laporan keuangan pun tidak dapat menyimpulkan
komponen perbedaan temporer mana yang lebih tepat secara langsung untuk
digunakan dalam mendeteksi manajemen laba.
4
memenuhi atau melebihi ramalan analis. Penelitian ini akan membandingkan dua
komponen bawaan dari adanya perbedaan temporer buku-pajak yang akhir –
akhir ini menjadi objek penelitian akuntansi perpajakan, yaitu kemampuan beban
pajak tangguhan dan penyisihan aktiva pajak tangguhan dalam mendeteksi
manajemen laba. Dalam menginvestigasi perbandingan kemampuan beban pajak
tangguhan dan penyisihan aktiva pajak tangguhan, penulis menggunakan
bukti manajemen laba dalam penelitian Burgstahler dan Dichev (1997) dan
Degeorge et al., (1999) untuk mengidentifikasi manajemen laba untuk memenuhi
dua target laba: (1) untuk menghindari pelaporan penurunan laba, dan (2) untuk
menghindari pelaporan kerugian.
B. Rumusan Masalah
5
4. Mengetahui bagaimana metode aset liabilitas
6
BAB II PEMBAHASAN
A. Dasar Akuntansi Pajak Penghasilan
Perusahaan juga harus mengajukan pengembalian pajak penghasilan
berdasarkan pedoman yang dikembangkan oleh otoritas pajak yang sesuai. Oleh
karena IFRS dan peraturan pajak berbeda dalam beberapa cara, maka pajak
penghasilan sebelum pajak dan laba kena pajak pun sering kali berbeda.
Akibatnya jumlah yang dilaporkan perusahaan sebagai beban pajak akan berbeda
dari jumlah pajak yang harus dibayar keotorisasi perpajakan.
7
a. Liabilitas Pajak Tangguhan
8
Asumsikan bahwa selama tahun 2011, Cunningham Inc. Memperkirakan
biaya garansi terkait dengan penjualan oven microwave adalah sebesar
$500.000, yang dibayarkan secaa merata selama dua tahun ke depan. Untuk
tujuan pembukuan, pada tahun 2011 Cunningham melaporkan beban garansi
dan terkait estimasi liabilitas atas garansi sebesar $500.000 dalam laporan
keuangannya. Untuk tujuan pajak, pemotongan pajak garansi tidak
diperbolehkan sampai garansi dibayar. Oleh karena itu, Cuningham tidak
mengakui liabilitas garansi dalam laporan posisi keuangan untuk dasar
pengenaan pajak. Ilustrasi 19.11 menunjukkan laporan posisi keuangan pada
akhir tahun 2011.
9
manfaat pajak masa depan ini dalam laporan posisi keuangan 31 Desember
2011 sebagai aset pajak tangguhan.
Kita dapat memikirkan situasi ini dari sisi lain. Jumlah yang dapat
dikurangkan dapat terjadi dari pengembalian pajak di masa depan. Jumlah
dikurangkan di masa depan ini menyebabkan laba kena pajak kurang dari
laba sebelum pajak di masa depan akan sebagai akibat adanya perbedaan
kontemporer. Perbedaan temporer Cunningham timbul (terjadi) dalam satu
periode (2011) dan membalikkan selama dua periode (2012 dan 2013).
10
Perusahaan mengakui aset pajak tangguhan untuk semua
perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Namun, berdasarkan bukti
yang ada, perusahaan harus mengurangi aset pajak tangguhan jika besar
kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak akan merealisasi
sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. “Besar kemungkinan
(probable)” berarti tingkat kemungkinan setidaknya paling sedikit lebih
dari 50 persen.
11
Jurnal ini meningkatkan beban pajak penghasilan pada periode
berjalan karena Jensen tidak berharap untuk merealisasi manfaat pajak
untuk sebagian perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Jensen
secara bersamaan mengakui penurunan jumlah tercatat aset pajak
tangguhan. Jensen kemudian melaporkan aset pajak tangguhan sebesar
€300.000 dalam laporan posisi keuangannya.
Umumnya laba kena pajak yang cukup besar timbul dari perbedaan
temporer kena pajak yang akan dibalik di masa depan atau dari strategi
perencanaan pajak yang akan menghasilkan laba kena pajak di masa
depan. Ilustrasi 19.12 menunjukkan bagaimana Ahold (NLD)
memnggambarkan pelaporan aset tangguhannya.
12
Catatan
Ilustrasi 19.1211. Penilaian signifikan
Pengungkapan Aset Pajakdiperlukan
Tangguhan untuk menentukan
apakah aset pajak tangguhan dapat direalisasi. Ahold menentukan hal ini
berdasarkan perkiraan laba kena pajak yang timbul dari liabilitas pajak
tangguhan yang diakui berdasarkan anggaran, perkiraan arus kas, dan
metode penurunan nilai. Jika utilisasi tersebut tidak memungkinkan, maka
aset pajak tangguhan tidak diakui.
13
3. Penyajian Laporan Laba Rugi
Ilustrasi 19.13
Utang pajak penghasilan atau Perubahan Pajak total beban atau
Dalam laporan laba rugi atau catatan atas laporan keuangan, perusahaan
harus mengungkapkan komponen signifikan dari beban pajak penghasilan
yang dapat diatribusikan kepada operasi yang dilanjutkan.
4. Perbedaan spesifik
14
Beberapa item dapat menimbulkan perbedaan antara laba sebelum pajak
dan laba kena pajak. Untuk tujuan pengakuan akuntansi, perbedaan ini ada dua
jenis: (1) temporer, dan (2) permanen.
a. Perbedaan temporer
15
b. Perbedaan permanen
Beberapa perbedaan antara laba kena pajak dan laba sebelum pajak
besifat permanen. Perbedaan permanen (permanent differences) timbul
dari item yang (1) masuk kedalam laba sebelum pajak, tetapi tidak pernah
masuk ke dalam laba kena pajak; atau (2) masuk ke dalam laba kena
pajak, tetapi tidak pernah masuk ke dalam laba sebelum pajak.
Tarif pajak yang berlaku tidak berubah dari satu tahun ke tahun
berikutnya. Dengan demikian, untuk menghitung jumlah pajak penghasilan
tangguhan dalam laporan posisi keuangan, perusahaan hanya mengalikan
perbedaan temporer kumulatif dengan tarif pajak kini.
16
a. Tarif Pajak Masa Depan
Apa yang akan terjadi jika tarif pajak diperkirakan akan berubah di
masa depan? Dalam hal ini, perusahaan harus menggunakan tarif pajak
yang berlaku secara substansial (substancially anacted tax rate) yang
diharapkan berlaku. Oleh karena itu, prusahaan harus mempertimbangkan
perubahan tarif pajak yang akan berlaku efektif untuk tahun-tahun depan
ketika menentukan tarif pajak yang akan digunakan untuk menghitung
perbedaan temporer.
Jika terjadi perubahan tarif pajak yang berlaku, perusahaan harus mencatat
pengaruhnya terhadap akun pajak penghasilan tangguhan yang ada dengan
segera. Perusahaan melaporkan pengaruh tersebut sebagai
penyesuaian terhadap beban pajak penghasilan pada periode
tersebut.
B. Akuntansi Untuk Rugi Operasi Neto
Rugi operasi Neto (net operating loss - NOL) untuk tujuan perpajakan
terjadi ketika biaya yang dapat dikurangkan dari pajak melebihi laba kena pajak.
Beban pajak yang tidak adil kan terjadi jika perusahaan dikenai pajak selama
periode yang menguntungkan tanpa menerima keringanan pajak selama periode
rugi operasi neto.
1. Kerugian Carryback
17
tersebut. Perusahaan harus menggunakan kerugian tersebut pada tahun
sebelumya, dan kemudian ke tahun ke dua. Jika masih ada kerugian yang
tersisa setelah carryback dua tahun, perusahaan dapat meneruskan kerugian
yang tersisa tersebut sampai 20 tahun ke depan untuk menyaling hapus (offset)
laba jena pajak di masa depan.
2. Kerugian Carryforward
18
Perusahaan mengklasifikasikan piutang atau utang pajak sebagai aset
lancar atau liabilitas jangka pendek. Meskipun aset dan liabilitas pajak kini
diakui dan diukur secara terpisah, tetapi aset tersebut dapat saling hapus
(offset) satu sama lain dalam laporan posisi keuangan. Saling hapus terjadi
karena perusahaan biasanya memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk
menetapkan aset pajak kini (piutang pajak) terhadap liabilitas pajak kini (utang
pajak) bila berhubungan dengan pajak penghasilan yang dipungut oleh otoritas
perpajakan yang sama. Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan
juga diakui dan diukur secara terpisah, tetapi dapat saling hapus dalam laporan
posisi keuangan. Aset pajak tangguhan neto atau liabilitas pajak tangguhan
neto di laporkan pada bagian tidak lancar laporan posisi keuangan.
b. Setiap penyesuaian yang diakui dalm periode pajak kini pada periode
sebelumya.
19
e. Jumlah manfaat yang timbul dari rugi pajak (rugi fiskal), kredit pajak,
atau perbedaan temporer yang sebelumnya tidak diakui pada periode
sebelumnya, yang digunakan untuk mengurangi beban pajak kini dan
tangguhan.
3. Rekonsiliasi Pajak
Rekonsiliasi numerik antara rata- rata tarif pajak efektif dab tarif pajak
yang berlaku, yang juga mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak
yang berlaku.
c. Memprediksi arus kas masa depan untuk rugi operasi yang belum
dikompensasi.
20
D. Tinjauan Metode Aset Liabilitas
Ilustrasi 19.14
21
Prinsip Dasar
Ilustrasi 19.15 menggambarkan
a. Liabilitas prosedur
atau aset pajak kini diakuiuntuk menerapkan
karena metode
taksiran pajak asetharus
yang liabilitas.
dibayar, atau
dikembalikan pada saat pengembalian pajak selama tahun berjalan.
b. Liabilitas atau aset pajak tangguhan diakui karena taksiran pengaruh pajak dimasa
depan yang dapat datribusikan ke perbedaan temporer dan carryforward.
Ilustrasi 19.15
c. Pengukuran dan liabilitas pajak kini dan tangguhan didasarkan pada ketentuan
undang-undang pajak yang
Prosedur Perhitungan danberlaku;
Pelaporandampak perubahan masa
Pajak Penghasilan depan dalam undang-
tangguhan
undang perpajakan atau tarif pajak tidak diantisipasi.
d. Pengukuran aset pajak tangguhan berkurang, jika diperlukan, dnegan jumlah manfaat
Mengidentifikasi jenis dan jumlah perbedaan temporer dan carry forward
pajak yang tidak diharapkan dapat direalisasikan (berdasarkan bukti yang ada).
yang ada.
22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagi pelajar maupun mahasiswa terutama yang berada di jurusan
akuntansi sangat penting untuk mendalami ilmu akuntansi mengenai akuntansi
pajak penghasilan agar dapat mengantisipasi dan mempunyai keahlian dalam
melakukan pencatatan laporan keuangan.
23
DAFTAR PUSTAKA
24