Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENELITIAN

PENGOLAHAN MINYAK KELAPA MENGGUNAKAN METODE


MECHANICAL EXPRESSION DENGAN
VARIABEL TEKANAN

Disusun oleh :

1. Ruslan Hadi Prasetya / 1500020076


2. Renaldi A.Diens / 1500020081

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
YOGYAKARTA
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN
PENGOLAHAN MINYAK KELAPA MENGGUNAKAN METODE
MECHANICAL EXPRESSION DENGAN
VARIABEL TEKANAN

Diajukan oleh :
Ruslan H. Prasetya (1500020074)
Renaldi A. Diens (1500020081)

Yogyakarta, 4 September 2018


Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Dosen Pembimbing

Imam Santosa, S.T., M.T.


NIY. 0529097501

Mengetahui
Dekan
Fakultas Teknologi Industri Kaprodi Teknik Kiimia

Sunardi, S.T., M.T., Ph.D. Dr. Erna Astuti, S.T., M.T.


NIY. 60010256 NIY. 051112701

i
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN .................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................. v
INTISARI.................................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
1.5. Hipotesis ......................................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Minyak Kelapa ................................................................................................ 4
2.2. Virgin Coconut Oil.......................................................................................... 4
2.3. Pengepressan ................................................................................................... 5
2.4. Press Pneumatic.............................................................................................. 6
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Bahan Baku Penelitian .................................................................................... 8
3.2. Alat Penelitian ................................................................................................. 8
3.3. Cara Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 8
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 11
BAB V. KESIMPULAN & SARAN ......................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 26
LAMPIRAN ............................................................................................................... 27

ii
DAFTAR TABEL

TABEL 1. KOMPOSISI ASAM LEMAK MINYAK KELAPA ................................ 4


TABEL 2. DATA PERCOBAAN ............................................................................. 27
TABEL 3. DATA BERAT MINYAK ....................................................................... 28
TABEL 4. PERHITUNGAN RENDEMEN MINYAK ............................................. 28
TABEL 5. PERHITUNGAN RENDEMEN AMPAS ............................................... 29

iii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1. RANGKAIAN ALAT PROSES .......................................................... 10


GAMBAR 2. PERBANDINGAN BENTUK TABUNG PRESS .............................. 16
GAMBAR 3. SAMPEL MINYAK 2 TON ................................................................ 30
GAMBAR 4. SAMPEL MINYAK 4 TON ................................................................ 30
GAMBAR 5. SAMPEL MINYAK 6 TON ................................................................ 31
GAMBAR 6. SAMPEL MINYAK 8 TON ................................................................ 31
GAMBAR 7. SAMPEL PADATAN ......................................................................... 32

iv
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga kami
diberikan kekuatan dan kelancaran dalam menyelesaikan proposal penelitian
kami yang berjudul “Pengolahan Minyak Kelapa Menggunakan Metode
Mechanical Expression”. Adapun penyusunan penelitian ini merupakan salah
satu syarat yang harus ditempuh dalam kurikulum program studi S-1 Teknik
Kimia dan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Kimia di Fakultas Teknologi
Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Laporan penelitian ini dapat
terselesaikan atas kerjasama dan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karenanya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang
berkontribusi atas terselesaikannya laporan penelitian ini:

1. Sunardi, S.T., M.T., Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
2. Dr. Erna Astuti, S.T., M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik
Kimia Universitas Ahmad Dahlan Yogykarta.
3. Imam Santosa, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Penelitian dan
Koordinator Penelitian.
4. Berbagai pihak yang ikut membantu kami selama penelian
berlangsung hingga laporan ini dapat tersusun, yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak


kekurangannya. Saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan demi
perbaikan dan sempurnanya laporan ini.

Yogyakarta, 28 Agustus 2018

Penyusun

v
INTISARI
Minyak kelapa merupakan produk yang sangat penting dan digunakan secara luas baik
untuk mengolah makanan maupun untuk industri farmasi dan kosmetik. Penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan minyak kelapa dengan kualitas dan mutu yang tinggi,
dan mengetahui pengaruh besarnya variable tekanan yang digunakan dalam proses
pengepressan pada buah kelapa. Variabel yang digunakan sebesar 2 ton, 4 ton, 6 ton,
dan 8 ton. Dari hasil perhitungan yang dilakukan didapat persamaan linier untuk nilai
tekanan vs berat rata-rata kelapa yaitu y=4,6133+b(0,1363) dan tekanan vs berat ampas
yaitu y=4,945+b(-0,05783). Pada penelitian ini kelapa dikeringkan pada suhu 90oC
dengan proses modified screw mixing sehingga diperoleh minyak kelapa yang segar.

Kata kunci : Pengepresan kelapa parut

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Latar Belakang
Meningkatnya jumlah penduduk dunia sekarang ini mendorong
peningkatan pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Salah
satunya yang penting adalah pemenuhan kebutuhan manusia dibidang pangan.
Berbagai upaya dilakukan untuk memperbaiki kualitas bahan pangan yang
dikonsumsi sehari-hari terutama untuk kesehatan.
Minyak kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu bahan pangan yang
banyak digunakan oleh berbagai lapisan manyarakat. Minyak kelapa merupakan
produk yang sangat penting dan digunakan secara luas baik untuk mengolah
makanan maupun untuk industri farmasi dan kosmetik. Tetapi belakangan, minyak
kelapa mulai dijauhi masyarakat karana diduga dapat menimbulkan penyakit
seperti kolesterol dan penyakit kardiovaskuler lainya.
VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa
yang segar non-kopra. Berbeda dengan minyak kelapa biasa, VCO dihasilkan tidak
melalui penambahan bahan kimia ataupun proses yang melibatkan panas tinggi.
Selain warna dan rasanya yang berbeda, VCO mempunyai asam lemak yang tidak
terhidrogenasi seperti pada minyak kelapa biasa. VCO (Virgin coconut Oil)
bermanfaat karena tingginya kandungan asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh ini
mengakibatkan minyak tidak mudah teroksidasi oleh radikal bebas (Timoti, 2008)
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70 persen). Pada
pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau
lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup
pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan.
Dua cara yang umum dalam pengepresan mekanis yaitu pengepresan
hidrolik (hydraulic pressing) dan pengepresan berulir (screw pressing).

1
a. Pengepresan hidrolik (hydraulic pressing)
Pada cara hydraulic pressing, bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000
lb/in2. Banyaknya minyak atau lemak yang dapat diekstraksi tergantung dari
lamanya pengepresan, tekanan yang digunakan serta kandungan minyak dalam
bahan. Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi
sekitar 4-6%, tergantung dari lamanya bungkil ditekan dibawah tekanan
hidrolik.

b. Pengpresan berulir (screw pressing)


Cara screw pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri
dari proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada
temperatur 240ºF dengan tekanan sekitar 15-20 ton/inch2. Kadar air minyak
atau lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5 persen, sedangkan bungkil
yang dihasilkan masih mengandung minyak sekitar 4-5 persen. Cara lain
untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung
minyak atau lemak adalah gabungan dari proses wet rendering dengan
pengepresan secara mekanik atau dengan sentrifusi (Ketaren, 2008).

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh variabel tekanan terhadap konversi minyak yang
dihasilkan pada proses pengepressan kelapa menjadi minyak kelapa?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Untuk menghasilkan minyak kelapa yang mempunyai mutu dan kualitas yang
tinggi
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel tekanan terhadap proses pengepressan
pada kelapa

2
1.4. Manfaat Penelitian
1. Mengetahui konversi minyak yang dihasilkan
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat tentang
penggunaan alat press untuk menghasilkan minyak kelapa dengan konversi
yang maksimal
3. Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya

1.5. Hipotesis
Pada penelitian minyak kelapa dari buah kelapa dengan metode
pengepressan, menggunakan variabel perbedaan tekanan untuk setiap
pengepressan dengan tekanan masing-masing 2 ton, 4 ton, 6 ton dan 8 ton. Silinder
press yang digunakan untuk pengepressan berukuran 1 in2 . Pada masing-masing
tekanan dalam penelitian dilakukan penggulangan sebanyak 3 kali untuk
mendapatkan hasil yang akurat. Pada penelitian ini diperkirakan jika tekanan yang
digunakan semakin besar makan minyak kelapa yang akan diperoleh dari buah
kelapa juga semakin banyak, begitu juga sebaliknya jika tekanan yang digunakan
semkain kecil maka minyak kelapa yang dihasilkan dari pada proses ini akan
semakin kecil. Dan juga minyak kelapa yang tersisa pada ampas kelapa juga akan
semakin kecil jika tekanan yang digunakan semakin besar begitu juga sebaliknya
jika tekanan yang digunakan semakin kecil akan membuar minyak kelapa yang
tertinggal diampas kelapa semakin besar.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Minyak kelapa
Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang dihasilkan dari daging
buah kelapa. Berdasarkan kandungan asam lemaknya, minyak kelapa
digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya
paling besar (44%) dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Lemak dan
minyak yang terdapat dalam bahan makanan sebagian besar adalah trigliserida
yang merupakan ester dari gliserol dan berbagai asam lemak. Komposisi asam
lemak minyak kelapa dapat dilihat pada tabel 2.1 (Ketaren, 1986).

Tabel 1. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa

2.2. Virgin Coconut Oil (VCO)


VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari daging kelapa
segar yang diolah dalam suhu rendah atau tanpa pemanasan, sehingga kandungan
yang penting dalam minyak tetap dapat dipertahankan. Komponen utama dari
VCO sekitar 92 persen adalah asam lemak jenuh, diantaranya asam laurat

4
(48,74%), asam miristat (16,31%), asam kaprilat (10,91%), asam kaprat(8,10%)
dan asam kaproat (1,25%). (healty Co.com,2005).
Kandungan paling besar dalam minyak ini adalah asam laurat. Asam ini
termasuk dalam golongan asam lemak jenuh, dimana selama ini asam lemak
jenuh dianggap sebagai sumber berbagai masalah kesehatan. Meskipun minyak
nabati tidak mengandung kolesterol, namun konsumsi lemak jenuh yang
berlebihan bisa merangsang hati untuk memproduksi kolesterol lebih banyak.
(Rindengan,2004)

2.3. Pengepressan
Pengepresan dilakukan dengan tujuan agar air yang ada dalam daging
terbuang sehingga daging menjadi kering. Agar hasil pengepresan sesuai dengan
yang diinginkan, perlu diperhatikan tenaga pengepresan dan peralatan yang
digunakan. Semakin kuat daging dipres, semakin banyak air yang terpisah.
Walupun pengepresan dapat dilakukan manual dengan cara memasukkan daging
ke dalam kain lalu memerasnya, tetapi hasil yang diperoleh akan jauh berbeda
dengan menggunakan alat pengepres. Proses pemisahan air dari daging menjadi
lebih optimal dengan menggunakan mesin pres (Suryani, 2007).
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70 persen). Ada dua cara umum
pengepresan mekanis, yaitu pengepresan hidraulik dan pengepresan berulir. Pada
cara pengepresan hidraulik bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000
pound/inch2 (140.6 kg/cm = 136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang dapat
diextracting tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan
serta kandungan minyak dalam bahan asal. Sedangkan cara pengepresan berulir
memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau
tempering. Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 2400F (115,50C)
dengan tekanan 15-20 ton/inch2 (Ketaren, 1986).

5
Ketika dipres bahan akan mengeluarkan minyak yang keluar melalui
ruang-ruang kempa di antara sumbu utama. Selanjutnya minyak jatuh pada
tempat penampungan yang dibuat miring agar minyak mudah mengalir.
Sedangkan ampasnya akan keluar dengan adanya tekanan. Minyak hasil
pengepresan selanjutnya dimasukkan ke tempat peyaringan bersama-sama
dengan minyak hasil sistem hidrolik (Palungkun, 1993).
Peralatan yang sering digunakan untuk pengeluaran minyak adalah pengepresan
dan hidrolik press. Cara pengepresan yang banyak digunakan dipandang lebih
baik daripada ekstrasi dengan pelarut karena berbagai zat bukan lemak akan ikut
terlarut ke dalam pelarutnya. Umumnya minyak hasil pengepresan masih banyak
mengandung kotoran padat dan bagian kotoran akan dapat dipisahkan dengan
penyaringan (Makfoeld, 1982).
Ekstrasi minyak dengan cara srew press memiliki prinsip menekan bahan
lumatan dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yang berputar sehingga
minyak akan keluar lewat lubang-lubang tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat
diatur secara elektris, dan tergantung dari volume bahan yang akan dipres. Cara
ini mempunyai kelemahan yaitu pada tekanan yang terlampau kuat akan
menyebabkan banyak biji yang pecah (Swadaya, 1999).

2.4. Press Pneumatic


Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin.
Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara
yang dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut pneumatik. Dalam
penerapannya, sistem pneumatik digunakan sebagai sistem otomatis.
Dalam suatu rangkaian pneumatik, udara diluar dihisap ke dalam
kompresor dan mengalami kompresi, sehingga memiliki bentuk energi yang
kemudian diubah menjadi gerak mekanik ( gerak piston ).
Berdasarkan fluida yang digunakan tenaga fluida dibagi menjadi
pneumatik yang menggunakan udara serta hidrolik yang menggunakan cairan.

6
Dasar dari akuator tenaga fluida adalah bahwa fluida mempunyai tekanan yang
sama kesegala arah. Pada dasarnya sistem pneumatik dan hidrolik tidaklah jauh
berbeda. Pembeda utama keduanya adalah sifat fluida kerja yang digunakan.
Cairan adalah fluida yang tidak dapat ditekan (incompresible fluid) sedangkan
udara adalah fluida yang dapat terkompresi (compresible fluid).
Pada umumnya pneumatik menggunakan aliran udara yang terjadi karena
perbedaan tekanan udara pada suatu tempat ketempat lainnya. Untuk keperluan
industri, aliran udara diperoleh dengan memampatkan udara atmosfer samapai
tekanan tertentu dengan kompresor pada suatu tabung dan menyalurkannya
kembali keudara bebas.

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Bahan Baku Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antar lain :
1. Buah Kelapa
Buah kelapa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
kelapa yang sudah diparut, dengan cara digiling dengan mesin sehingga
menjadi bentuk kecil-kecil. Kelapa parut tersebut kemudian disangrai
menggukan alat sangrai untuk menghilangkan air didalam kelapa parut
untuk memperoleh minyak dengan kadar air sekecil mungkin.

3.2. Alat Penelitian


Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Press Silinder 1 inchi
2. Pompa Hidrolik 50 Ton
3. Kaca Arloji
4. Gelas Ukur 10 ml
5. Corong Kaca & Plastik
6. Wadah Penampung Minyak
7. Timbangan Analitik

3.3. Cara Pelaksanaan Penelitian


3.5.1. Persiapan Awal Bahan Baku
Bahan baku awal yang digunakan yaitu kelapa yang sudah
diparut, tahap awal kelapa parut tersebut di sangrai menggunakan alat
sangrai dengan suhu 90oC selama 4 jam.
3.5.2. Proses Pengepressan Kelapa Sangrai
a. Kelapa yang sudah disangrai kemudian ditimbang menggunakan
kaca arloji sebesar 10 gram dengan timbangan analitik.

8
b. Selanjutnya kelapa sangrai yang sudah ditimbang tadi dimasukkan
ke dalam tabung press silinder yang berdiameter 1 in2 dengan
bantuan corong agar kelapa sangrai tidak tumpah.
c. Kemudian tabung pess silinder ditaruh didudukan press berbentuk
trapesium
d. Lalu dudukan berbentuk trapesium, alat sensor tekanan, dan alat
press hidrolik disusun secara berurutan kemudian dilakukan proses
pengepresan dengan tekanan yang telah ditentukan yaitu sebesar 2
ton, 4 ton, 6 ton dan 8 ton. Masing-masing tekanan dilakukan
percobaan sebanyak 3 kali untuk menghasilkan data yang akurat.
e. Minyak akan keluar melalui corong yang terdapat pada bagian
tengah besi trapezium yang kemudian ditampung dalam wadah yang
telah disediakan. Dan Ampas kelapa yang telah dipress akan
tertahan didalam silinder besi.
f. Minyak serta ampas yang dihasilkan selanjutnya ditimbang dan
diukur volume dari minyak dengan gelas ukur kemudian dicatat
hasil yang diperoleh.

9
GAMBAR 1. RANGKAIAN ALAT PENGEPRESAN

10
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Pengepresan (ekstraksi) adalah proses pengambilan sari bahan sehingga
sarinya dapat diiolah menjadi produk yang diinginkan. Produk yang sering
diekstraksi adalah produk yang berupa buah. Pada penelitian kali ini yang
digunakan adalah buah kelapa. Sebelum penelitian pengepresan dilakukan
terdapat perlakuan khusus pada kelapa yaitu diparut dan disangrai terlebih
dahulu pada suhu 90oC dengan waktu kurang lebih 4 Jam. Proses pengepresan
dilakukan dengan bantuan pompa hidrolik yang bertekanan maksimal sebesar
50 Ton. Dengan bantuan alat control tekanan untuk mendeteksi besaran tekanan
yang dilakukan saat pengepresan kelapa sangrai.
Kelapa yang sebelumnya telah disangrai kemudian ditimbang
menggunakan kaca arloji sebesar 10 gr dengan timbangan analitik. Kelapa
yang telah ditimbang dimasukan kedalam tabung silinder dengan diameter 1
in2 dengan bantuan corong untuk meminimalisir berat yang hilang.
Dikarenakan Tekanan berbanding terbalik dengan luas penampang (P=F/A)
maka Penampang yang dipakai berdiameter cukup kecil dikarenakan Semakin
kecil diameter yang dipakai sebagai wadah kelapa untuk dipress maka tekanan
yang dihasilkan akan semakin besar. Sehingga akan lebih efektif dalam proses
pengepresan yang akan dilakukan untuk dapat menghasilkan minyak dengan
rendemen yang maksimal. Kemudian pada alat press yang akan digunakan
dihubungkan dengan alat control tekanan yang berfungsi untuk mengetahui
tekanan yang akan digunakan. Adapun pada penelitian kali ini tekanan yang
kami gunakan terdiri dari 2 Ton, 4 Ton, 6 Ton dan 8 Ton dengan tiap tekanan
dilakukan percobaan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai dengan tingkat
akurasi yang tinggi.

11
Pada tekanan 2 ton kelapa sangrai yang digunakan adalah sebesar 10,3
gram ; 10,38 gram dan 10,3 gram secara berturut-turut selama 3 kali percobaan
kemudian didapatkan berat hasil basah berupa minyak kelapa dengan nilai 4,27
gram ; 5,28 gram dan 5,02 gram dengan volume secara berurutan sebesar 4,7
ml; 5,6 ml dan 5 ml. Sedangkan untuk berat ampas padatan sisanya adalah 4,9
gram ; 4,66 gram; dan 5 gram. Pada percobaan pertama, nilai berat yang
didapatkan memiliki selisih yang cukup jauh dengan percobaan kedua dan
ketiga yang kemungkinan disebabkan karena kelapa sangrai yang dimasukan
kedalam tabung silinder untuk dipress ada sebagian yang jatuh sehingga tidak
ikut dalam proses pengepresan.

Grafik Antara Berat Minyak & Berat Ampas Pada Tekanan 2 Ton
10
9
8
7
Berat (gram)

6 4,9 5,28 5,02 5


4,66
5 4,27
4
3
2
1
0
1 2 3
Percobaan

Berat Minyak Kelapa Berat Ampas Kelapa

Grafik 1. Hubungan antara berat minyak & berat ampas pada tekanan 2 ton.

Pada percobaan selanjutnya yaitu dengan tekanan sebesar 4 ton dengan


berat tiap percobaan yaitu sebesar 10,3 gram ; 10,3 gram dan 10,32 gram hasil
yang diperoleh memiliki nilai yang lebih besar dibanding tekanan sebelumnya
yaitu sebesar 5,24 gram; 5,28 gram dan 5,21 gram volume sebesar 5,4 ml; 5,6
ml dan 5,5 ml. Dapat dilihat pada hasil yang diperoleh angka kenaikan berat
maupun volume yang dihasilkan tidak begitu signifikan namun tetap

12
mengalami kenaikan yang stabil antar percobaan satu sampai dengan tiga
dengan nilai rata-rata berat sebesar 5,243 gram dan volume rata-rata sebesar
5,5 ml dibanding dengan tekanan 2 ton yang masing-masing percobaan angka
yang diperoleh tidak begitu stabil antar percobaan satu sampai dengan tiga
yaitu dengan nilai rata-rata berat sebesar 4,5 gram dan volume rata-rata sebesar
5,1 ml. Adapun berat ampas padatan yang tersisa memiliki berat sebesar 4,79
gram ; 4,7 gram dan 4,59 gram.

Grafik Antara Berat Minyak & Berat Ampas Pada Tekanan 4 Ton
10
9
8
7
Berat (gram)

6 5,24 5,28 5,21


4,79 4,7 4,59
5
4
3
2
1
0
1 2 3
Percobaan

Berat Minyak Kelapa Berat Ampas Kelapa

Grafik 2. Hubungan antara berat minyak & berat ampas pada tekanan 4 ton.

Kemudia pada percobaan ketiga yaitu dengan tekanan yang lebih


ditingkatkan lagi sebesar 6 Ton dengan nilai berat sangrai tiap percobaan
sebesar 10,35 gram ; 10,4 gram dan 10,4 gram didapatkan hasil berat minyak
sebesar 5,18 gram ; 5,41 gram dan 5,46 gram dengan nilai rata-rata dari
ketiganya adalah 5,35 gram serta didapat nilai volume tiap percobaan sebesar
5,70 ml ; 6 ml dan 6,20 ml dengan rata-rata dari ketiganya adalah 5,96 ml.
Berat ampas padatan yang dihasilkan adalah sebesar 4,66 gram ; 4,64 gram
dan 4,4 gram.

13
Grafik Antara Berat Minyak & Berat Ampas Pada Tekanan 6 Ton
10
9
8
7
Berat (gram)
6 5,18 5,41 5,46
4,66 4,64 4,4
5
4
3
2
1
0
1 2 3
Percobaan

Berat Minyak Kelapa Berat Ampas Kelapa

Grafik 3. Hubungan antara berat minyak & berat ampas pada tekanan 6 ton.

Dikarenakan tingkat kenaikan minyak masih terus bertambah dengan


nilai yang cukup besar, maka selanjutnya ditambah tekanan yaitu sebesar 8
Ton. Sama seperti sebelumnya, pada tekanan kali ini tingkaat kenaikan berat
dan volume minyak masih terus bertambah yaitu didapatkan hasil berat minyak
sebesar 5,88 gran ; 5,88 gram dan 5,43 gram dengan nilai rata-rata sebesar 5,73
gram serta volume yang didapatkan sebesar 6,70 ml; 6,80 ml dan 6,20 ml.
Kemudian diperoleh berat ampas padatan sebesar 4,57 gram ; 4,45 gram dan
4,51 gram.

14
Grafik Antara Berat Minyak & Berat Ampas Pada Tekanan 8 Ton
10
9
8
7
Berat (gram)
5,88 5,88
6 5,43
4,57 4,45 4,51
5
4
3
2
1
0
1 2 3
Percobaan

Berat Minyak Kelapa Berat Ampas Kelapa

Grafik 4. Hubungan antara berat minyak & berat ampas pada tekanan 8 ton.

Kemudian dari data yang diperoleh dari proses percobaan ini , di dapat
nilai minyak secara teoritis yaitu berat minyak seharusnya yang didapat dari
hasil pengurangan antara kelapa sangrai dengan berat ampas kelapa yang
dihasilkan dari proses pengepresan. Perbandingan hasil antara berat secara
teoritis dengan berat minyak yang sesunggunya ternyata terdapat selisih berat
yang hilang. Hal ini kemungkinan besar dapat terjadi dikarenakan beberapa
factor yang mempengaruhi, antara lain :
1. Sifat minyak
Seperti yang kita ketahui, minyak merupakan senyawa yang
memiliki viskositas yang tinggi atau angka kekentalan. Sehingga
permasalahan yang paling sering terjadi dalam proses penelitian minyak
adalah miinyak yang mudah menempel di dinding wadah. Oleh
karenanya hal inilah yang menjadi salah satu hambatan dalam penelitian
ini dimana akumulasi antara berat minyak yang dihasilkan dengan berat
ampas yang dihasilkan tidak sama dengan berat mula-mula atau berat
kelapa sangrai awal.

15
2. Ketahanan dinding silinder press
Silinder yang digunakan dalam pengepresan mempunyai tebal 1
mm. Dikarenakan tebalnya yang tipis membuat ketahanan besi tersebut
terhadap tekanan yang semakin besar menjadi lemah. Oleh karena itu
dalam penelitian ini membuat dinding silinder bagian bawah menjadi
lebih melebar keluar karena pengaruh tekanan yang megakibatkan
penumpukan padatan didasar silinder dan dinding bagian tengah sedikit
cekung ke dalam membuat besi penekan atas menjadi susah untuk
dicabut. Sehingga ketika dipaksa untuk dicabut membuat sebagian
minyak ikut menempel pada besi penekan yang berpotensi membuat berat
minyak yang dihasilkan menjadi berkurang.

Gambar 2. Perbandingan Bentuk Tabung Press

3. Kelapa sangrai yang menempel


Sehingga dari beberapa faktor ini kami berasumsi bahwa berat
yang hilang adalah berat dari minyak. Dan berat padatan yang hilang

16
abaikan karena kuantitasnya yang kecil sehingga tidak terlalu
berpengaruh dari hasil yang diperoleh.
Pada tekanan 2 ton berat minyak secara teoritis adalah 5,4 gram ; 5,72
gram dan 5,3 gram. Dari berat teoritis yang didapat diperoleh diketahui bahwa
berat yang hilang pada tekanan 2 ton untuk setiap percobaan yaitu 1,13 gram;
0,44 gram; 0,28 gram dengan nilai rata-rata sebesar 0,61 gram

Grafik Antara Berat Minyak Hasil & Teoritis Pada


Tekanan 2 Ton
8,00
7,00
5,40 5,72
6,00 5,28 5,30
Berat Minyak

5,02
5,00 4,27
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
1 2 3
Percobaan

Berat Minyak Hasil Berat Minyak Teoritis

Grafik 5. Perbandingan antara berat hasil & teoritis pada tekanan 2 ton.

Pada tekanan 4 ton berat minyak secara teoritis adalah 5,51 gram ; 5,60
gram dan 5,73 gram. Dari berat teoritis yang didapat diperoleh diketahui
bahwa berat yang hilang pada tekanan 4 ton untuk setiap percobaan yaitu 0,27
gram; 0,32 gram; 0,52 gram dengan nilai rata-rata sebesar 0,37 gram.

17
Grafik Antara Berat Minyak Hasil & Teoritis Pada
Tekanan 4 Ton
8,00
7,00
5,51 5,60 5,73
6,00 5,24 5,28 5,21
Berat Minyak 5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
1 2 3
Percobaan

Berat Minyak Hasil Berat Minyak Teoritis

Grafik 6. Perbandingan antara berat hasil & teoritis pada tekanan 4 ton.

Pada tekanan 6 ton berat minyak secara teoritis adalah 5,69 gram ; 5,76
gram dan 6,00 gram. Dari berat teoritis yang didapat diperoleh diketahui
bahwa berat yang hilang pada tekanan 6 ton untuk setiap percobaan yaitu 0,51
gram; 0,35 gram; 0,54 gram dengan nilai rata-rata sebesar 0,47 gram.

Grafik Antara Berat Minyak Hasil & Teoritis Pada


Tekanan 6 Ton
8,00
7,00 6,00
5,69 5,41 5,76 5,46
6,00 5,18
Berat Minyak

5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
1 2 3
Percobaan

Berat Minyak Hasil Berat Minyak Teoritis

Grafik 7. Perbandingan antara berat hasil & teoritis pada tekanan 6 ton.

18
Pada tekanan 8 ton berat minyak secara teoritis adalah 5,73 gram ; 5,95
gram dan 5,89 gram. Dari berat teoritis yang didapat diperoleh diketahui
bahwa berat yang hilang pada tekanan 8 ton untuk setiap percobaan yaitu -
0,15 gram; 0,07 gram; 0,46 gram dengan nilai rata-rata sebesar 0,13 gram.
Pada percobaan pertama berat minyak yang dihasilkan melampaui berat
secara teoritis, hal ini dikarenakan pada saat penimbangan masih terdapat sisa-
sisa minyak yang menempel didinding wadah penampung minyak sehingga
data yang diperoleh tidak begitu akurat.

Grafik Antara Berat Minyak Hasil & Teoritis Pada


Tekanan 8 Ton
8,00
7,00 5,88 5,88 5,95 5,89
5,73 5,43
6,00
Berat Minyak

5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
1 2 3
Percobaan

Berat Minyak Hasil Berat Minyak Teoritis

Grafik 8. Perbandingan antara berat hasil & teoritis pada tekanan 8 ton.

19
Dapat dilihat pada grafik dibawah, semakin tinggi tekanan yang
diberikan maka berat minyak kelapa yang dihasilkan konsentrasinya akan
semakin besar besar. Sehingga nilai berat minyak rata-rata yang diperoleh
dari tekanan 2 ton, 4 ton , 6 ton dan 8 ton adalah 4,856 gram ; 5,243 gram ;
5,35 gram dan 5,73 gram.

Grafik Antara Berat rata-rata Minyak vs Tekanan


5,8 5,73
5,7
Berat Minyak Kelapa

5,6
5,5 y = 0,1364x + 4,6125
5,35 R² = 0,9605
5,4
5,243
5,3 x
5,2
Linear (x)
5,1
5 Linear (x)
4,856
4,9
4,8
0 2 4 6 8 10
Tekanan

Grafik 9. Hubungan antara berat minyak rata-rata vs tekanan.

Diperoleh pula nilai volume yang berbanding lurus dengan tingkat


kenaikan minyak secara rata-rata sebagaimana yang tersaji dalam grafik 10.

Grafik Hubungan Antara Volume Minyak vs Tekanan


6,566
7 5,966
6 5,5
5,133
Volume Minyak

5 y = 0,2383x + 4,6
4 R² = 0,9881
3 x
2 Linear (x)
1
0
0 2 4 6 8 10
Tekanan

Grafik 10. Hubungan antara volume minyak rata-rata vs tekanan.

20
Sehingga nilai volume dari minyak yang diperoleh dari setiap tekanan adalah
5,133 ml ; 5.5 ml ; 5,966 ml dan 6,566 ml.

Sedangkan nilai ampas kelapa rata-rata yang diperoleh berbanding


terbalik dengan konsentrasi dari minyak kelapa yang dihasilkan. Adapun nilai
rata-rata yang diperoleh adalah sebagaimana yang tersaji dalam grafik
dibawah yaitu tekanan 2 ton adalah 4,853 gram ; tekanan 4 ton sebesar 4,693
gram ; tekanan 6 ton sebesar 4,566 gram dan yang terakhir tekanan 8 ton
sebesar 4,51 gram.

Grafik Hubungan Antara Berat Ampas vs


Tekanan
4,9 4,853 y = -0,0578x + 4,9445
R² = 0,9601
4,8
Berat Ampas

4,693
4,7
4,566 x
4,6 4,51
Linear (x)
4,5
Linear (x)
4,4
0 2 4 6 8 10
Tekanan

Grafik 11. Hubungan antara berat ampas rata-rata vs tekanan.

Dari sekian percobaan yang telah dilakukan dari tekanan 2 Ton sampai
dengan 8 Ton, berat maupun volume dari minyak yang dihasilkan masih terus
mengalami kenaikan yang cukup signifikan dimana selisih kenaikannya dari
2 ton ke 4 ton sebesar 0,39 gram dengan selisih volume sebesar 0,4 ml. Pada
tekanan 4 ton dengan 6 ton dihasilkan selisih kenaikan berat minyak sebesar
0,11 gram dengan selisih volume sebesar 0,46 ml. Sedangkan untuk 6 ton dan
8 ton diperoleh selisih berat minyak yaitu sebesar 0,38 gram dengan selisih
volume sebesar 0,54 ml.

21
Dari data yang diperoleh sampai tekanan 8 Ton minyak yang
dihasilkan masih cukup besar, sehingga masih perlu dinaikan tekanannya lagi
untuk menghasilkan minyak yang memiliki nilai rendemen yang lebih tinggi.
Namun dikarenakan keterbatasan alat sehiingga data yang kami peroleh
diakhiri di tekanan 8 Ton/in2.
Selanjutnya dari data yang diperoleh, dilakukan perhitungan untuk nilai
rendemen minyak dari setiap tekanan. Rendemen adalah perbandingan jumlah
(kuantitas) minyak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman aromatik.
Rendemen dengan satuan persen (%). Untuk memperoleh rendemen dengan
cara =(berat minyak/berat kelapa sangrai)x100%. Semakin tinggi nilai
rendemen yang dihasilkan menandakan nilai minyak yang dihasilkan semakin
banyak. Pada penelitian ini menggunakan variabel tekanan 2 ton, 4 ton, 6 ton
dan 8 ton, setiap tekanan yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan
sebanyak 3 kali. Dari perhitungan yang sudah dilakukan diperoleh rendemen
minyak pada tekanan 2 ton sebesar 47,02%; untuk tekanan 4 ton sebesar
50,87%; untuk tekanan 6 ton sebesar 51,52%; untuk tekanan 8 ton sebesar
55,28%.

Tekanan vs Rendemen Minyak Kelapa


56,00 55,28
55,00
Redemen Minyak Kelapa (%)

54,00
53,00
51,52
52,00 50,87
51,00
50,00
49,00
48,00 47,02
47,00
46,00
0 2 4 6 8 10
Tekanan (Ton)

Grafik 12. Hubungan antara tekanan vs rendemen minyak kelapa

22
Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa semakin besar tekanan yang
digunakan pada pengepresan minyak kelapa dari buah kelapa, maka minyak
yang dihasilkan juga akan semakin besar. Besarnya minyak yang diperoleh
berbanding lurus dengan semakin besarnya tekanan yang digunakan.

Tekanan vs Berat Ampas Kelapa


47,50 47,00
Rendemen Ampas Kelapa (%)

47,00
46,50
46,00 45,54
45,50
45,00
44,50 43,98
44,00 43,51
43,50
43,00
0 2 4 6 8 10
Tekanan (Ton)

Grafik 13. Hubungan antara tekanan vs berat ampas kelapa

Sedangkan untuk persentase ampas yang dihasilkan dari proses


pengepresan buah kelapa dengan variabel tekanan 2 ton, 4 ton, 6 ton dan 8 ton
diperoleh persentase ampas berupa padatan sebesar 47 % , 45,54 % , 43,98 %
dan yang terakhir adalah 43,51 %. Nilai dari ampas ini berbanding terbalik
dengan rendemen dari minyak kelapa. Sehingga semakin kecil persentase dari
ampas kelapa maka nilai rendemen dari minyaknya akan semakin baik.
Dari keseluruhan percobaan serta perhitungan yang kami lakukan,
maka tekanan yang paling optimum dalam penelitian ini adalah pada tekanan
8 Ton dikarenakan pada setiap tekanan yang dinaikan, berat maupun volume
dari minyak yang dihaasilkan masih mengalami kenaikan yang cukup
signifikan. Pada tekanan 8 Ton dihasilkan tekanann berat rata-rata minyak

23
sebesar 5,73 gram , volume rata-rata sebesar 6,67 ml, dan berat ampas rata-
rata dengan nilai yang paling kecil yaitu 4,,51 gram. Sehingga nilai rendemen
pada tekanan 8 ton adalah nilai rendemen yang paling optimum yaitu sebesar
55,28 %.

24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan yang dilakukan didapat persamaan linier untuk
nilai tekanan vs berat rata-rata kelapa yaitu y=4,6133+b(0,1363) dan tekanan
vs berat ampas yaitu y=4,945+b(-0,05783). Tekanan paling optimal adalah
pada tekanan 8 ton. Hal ini dikarenakan setelah melakukan penelitian berulang-
ulang dari tekanan terkecil sampai yang besar yaitu 2 ton, 4 ton, 6 ton dan 8 ton,
diketahui bahwa semakin besar tekanan yang digunakan akan menghasilkan
rendemen minyak yang semakin besar, begitu juga sebaliknya semakin besar
tekanan yang digunakan akan membuat ampas yang dhasilkan dari kelapa akan
semakin kecil.

5.2. Saran
Selama penelitian ini terdapat beberapa hal yang menjadi hambatan
selama proses penelitian berlangsung sehingga dibutuhkan peningkatan dalam
hal-hal yang menjadi hambatan tersebut. Adapun beberapa hal tersebut antara
lain adalah spesifikasi dari alat yang kurang kuat terhadap tekanan yang
diberikan sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat keakuratan data yang
diperoleh. Selain itu kehatihatian terhadap perlakuan bahan baku maupun hasil
yang didapatkan oleh peneliti juga akan sangat menentukan akurasi dari data
yang nantinya diperoleh.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ketaren,S.1986.Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak pangan.Universitas


Indonesia.Depok.
Makfoeld, Djarir. 1982. Deskripsi Pengolahan Hasil Nabati. Agritech. Yogyakarta.
Palungkun, Rony. 1993. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rindengan, B.Novarianto.H, 2004,. Minyak Kelapa Murni:Pembuatan dan
Pemanfaatan.Penebar Swadaya. Jakarta.
Suryani, A., Hambali, E. dan Hidayat, E. 2007. Membuat Aneka Abon. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Swadaya, Penebar, Tim Penulis. 1999. Kelapa Sawit Usaha Budidaya, Pemanfaatan
Hasil dan Aspek Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.

26
LAMPIRAN
Tabel 2. Data Percobaan
Berat Berat Berat Volume
Tekanan Percobaan Kelapa Minyak Minyak Berat Ampas (gr)
(Ton) (gr) (gr) (ml)
1 10.30 4.27 4.70 4.90
2 2 10.38 5.28 5.60 4.66
3 10.30 5.02 5.10 5.00
1 10.30 5.24 5.40 4.79
4 2 10.30 5.28 5.60 4.70
3 10.32 5.21 5.50 4.59
1 10.35 5.18 5.70 4.66
6 2 10.40 5.41 6.00 4.64
3 10.40 5.46 6.20 4.40
1 10.30 5.88 6.70 4.57
8 2 10.40 5.88 6.80 4.45
3 10.40 5.43 6.20 4.51

27
Tabel 3. Data Berat Minyak Teoritis
Berat Berat Berat Berat Berat Minyak
Tekanan Percobaan Kelapa Ampas Minyak Teoritis
(Ton) (gr) (gr) (gr) (gr)
1 10.30 4.90 4.27 5.40
2 2 10.38 4.66 5.28 5.72
3 10.30 5.00 5.02 5.30
1 10.30 4.79 5.24 5.51
4 2 10.30 4.70 5.28 5.60
3 10.32 4.59 5.21 5.73
2 10.35 4.66 5.18 5.69
6 3 10.40 4.64 5.41 5.76
4 10.40 4.40 5.46 6.00
1 10.30 4.57 5.88 5.73
8 2 10.40 4.45 5.88 5.95
3 10.40 4.51 5.43 5.89

Tabel 4. Perhitungan Rendemen Minyak Kelapa


Tekanan Rendemen Minyak Rata-Rata
Rendemen Minyak (%)
(Ton) (%)
41.456
2 50.867 47.02
48.738
50.874
4 51.262 50.87
50.484
50.048
6 52.019 51.52
52.500
57.087
8 56.538 55.28
52.212

28
Tabel 5. Perhitungan Rendemen Ampas Kelapa

Tekanan Rendemen Ampas Rata-Rata


Rendemen Ampas (%)
(Ton) (%)
47.573
2 44.894 47.00
48.544
46.505
4 45.631 45.54
44.477
45.024
6 44.615 43.98
42.308
44.369
8 42.788 43.51
43.365

29
GAMBAR 3. SAMPEL MINYAK 2 TON

GAMBAR 4. SAMPEL MINYAK 4 TON

30
GAMBAR 5. SAMPEL MINYAK 6 TON

GAMBAR 6. SAMPEL MINYAK 8 TON

31
GAMBAR 7. SAMPEL PADATAN

32

Anda mungkin juga menyukai