Anda di halaman 1dari 5

SAMBUTAN

KEPALA BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB BANDUNG


PADA ACARA
WORKSHOP TERAPI TERKINI PENATALAKSANAAN
DM DAN HIPERTENSI
HOTEL SUTAN RAJA, 23 AGUSTUS 2018

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Selamat Sore dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

Yang terhormat,

- Narasumber Kebijakan Pengendalian DM dan Hipertensi yang

Diwakili oleh Kemkes Direktorat P2PTM

- Narasumber Penatalaksanaan DM yang diwakili oleh Subdiv


Endokrin IPD RSHS
- Narasumber Penatalaksanaan Hipertensi yang diwakili oleh
Subdiv GH IPD RSHS
- Para hadirin peserta Workshop Terapi Terkini Penatalaksanaan
DM dan Hipertensi Se_Kab. Bandung.
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat,
dan karunia-Nya - sehingga kita dapat mengikuti acara Workshop Terapi
Terkini Penatalaksanaan DM dan Hipertensi ini.
Saya merasa bahagia dan bersyukur dapat hadir di tengah-tengah
Bapak, Ibu, sekalian pada acara ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada Narasumber baik dari Kemkes Direktorat P2PTM maupun dari
Subdiv Endokrin IPD dan Subdiv GH IPD Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung yang telah bersedia hadir pada acara ini. Workshop ini kami
adakan dengan tujuan “ meningkatkan kemampuan para dokter umum
dalam memberikan terapi DM dan Hipertensi dengan metoda dan ilmu
terbaru serta mampu melakukan penatalaksanaan DM dan Hipertensi lebih
efektif dan efisien di layanan”.

Hadirin yang saya hormati,


DM dan Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di
dunia dan Indonesia. Laporan WHO Tahun 2010, menyebutkan bahwa
penyebab 57 juta kematian di Dunia, 63 % nya disebabkan oleh Penyakit
Tidak Menular (PTM) dan 80% nya terjadi di negara – negara dengan
pendapatan rendah dan menengah yang diakibatkan penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah (48%), kanker (21%), penyakit pernafasan kronik (12%),
dan Diabetes Mellitus (3%).Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,
2007), SKRT 2001 dan SKRT 1995 menunjukkan bahwa penyebab
kematian yang disebabkan oleh penyakit menular cenderung menurun
sedangkan kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular
cenderung meningkat. Penyebab kematian pada tahun 2007 berdasarkan
hasil Riskesdas, 59.5%. Adapun angka kesakitan akibat penyakit tidak
menular di Jawa Barat berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala
rata-rata berada diatas angka rata-rata nasional kecuali untuk penyakit
hipertensi.
Kejadian penyakit tidak menular tidak lepas dari adanya faktor risiko
seperti kurang aktifitas fisik, diet yang tidak sehat dan tidak seimbang,
merokok, konsumsi alcohol, obesitas, hipertensi, hiperkolesterol,
hiperglikemia, dan perilaku yang berkaitan dengan cedera dan kecelakaan,
seperti perilaku berlalu lintas yang tidak benar. Pada umumnya,
keberadaan faktor risiko PTM pada seseorang tidak memberikan gejala
bahkan mengganggu aktifitas, sehingga faktor risko tersebut tidak
dianggap masalah dan tidak perlu mengatasi faktor risiko tersebut dengan
mengubah gaya hidup, meskipun akibat dari faktor risiko berupa penyakit
jantung, stroke, Diabetus Mellitus telah diketahui bagaimana menderitanya
para pengidap penyakit-penyakit tersebut. Bahkan sebagian masih
menganggap bahwa PTM merupakan penyakit keturunan, penyakit para
orang lanjut usia dan penyakit orang-orang kaya.
Upaya pengendalian penyakit tidak menular harus dilakukan secara
komprehensif sesuai dengan tahapan pencegahan primer, sekunder dan
tersier, dengan demikian kemampuan petugas dalam pemahaman
pengendalian dalam setiap tahapan kegiatan pencegahan PTM sangat
diperlukan. Penyiapan sumber daya manusia melalui pelatihan tenaga
kesehatan dan masyarakat serta ketersediaan sarana dan prasarana
penunjang pengendalian PTM merupakan salah satu upaya menyiapkan
penyelenggaraaan program untuk melaksanakan pengendalian PTM yang
tentunya mengendalikan faktor risiko secara efektif dan efisien akan
menurunkan kejadian PTM, tanpa mengabaikan peningkatan manajemen
serta surveilans PTM dan faktor risiko PTM.
Hadirin yang berbahagia,

Melalui acara yang sangat baik ini, selain nantinya para dokter akan
melaksanakan terapi penatalaksanaan DM dan Hipertensi, tetapi juga tidak
lupa untuk terus menyarankan pentingnya pencegahan dan deteksi dini
DM dan Hipertensi. Mari kita selalu promosikan perilaku yang perlu
diterapkan untuk menjauhkan diri dari DM dan Hipertensi yaitu perilaku
hidup CERDIK yang merupakan singkatan dari :
C ek kesehatan secara berkala
E nyahkan asap rokok;
R ajin aktivitas fisik;
D iet sehat dengan kalori seimbang;
I stirahat cukup;
K elola stress.
Saya harapkan kita semua dapat menyarankan kepada keluarga, tetangga,
dan masyarakat sekitar kita serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari.
Saya yakin dan percaya bahwa dengan kerja sama semua pihak dan
dukungan dari masyarakat serta dokter terlatih dalam penatalaksanaan DM
dan Hipertensi, maka Program Penanggulangan DM dan Hipertensi di
Kabupaten Bandung ini akan berjalan dengan baik dan optimal serta
berdampak pada penurunan jumlah penderita serta kematian akibat DM
dan Hipertensi , yang menjadi bagian dari upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Indonesia.
Hadirin yang berbahagia,

Demikianlah pesan dan harapan saya pada kesempatan yang


berbahagia ini. Semoga acara hari ini dapat berjalan dengan lancar dan
semoga Allah SWT meridhoi upaya kita bersama dalam penanggulangan
DM dan Hipertensi khususnya di Kabupaten Bandung ini.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.

Kabid Kabupaten Bandung,

dr. Deni Jaeni

Anda mungkin juga menyukai