Anda di halaman 1dari 24

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SEPUTAR KEHAMILAN DAN PERSALINAN

Dosen Pembimbing : Novita Rina Antarsih, SST, M.Biomed


Disusun oleh :
Devi Vinda Fransisca P3.73.24.3.15.009
Muftia Maesaroh P3.73.24.3.15.017
Selvia Rahayu R.M P3.73.24.3.15.028
Ummi Jamiatus S P3.73.24.3.15.037
Dinda Mona Fatkhiah P3.73.24.3.15.050
Ririn Febrianti P3.73.24.3.15.050
Zulian Difa Gayatri P3.73.24.3.15.070

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA III
TAHUN AJARAN 2017-2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

POKOK BAHASAN : Seputar Kehamilan dan Persalinan

SUB POKOK BAHASAN : 10 T, Perawatan sehari-hari pada ibu hamil, Tanda


Bahaya pada Kehamilan, Persiapan Persalinan, Tanda-
Tanda Persalinan, Proses Melahirkan, Tanda Bahaya
Persalinan.

HARI/TANGGAL : Senin, 19 Maret 2018

WAKTU : 08.00 - selesai

PENYAJI : Kelompok

SASARAN : Ibu Hamil

TEMPAT : Ruang KIA puskesmas kecamatan penjaringan


A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan tentang Tanda-Tanda Persalinan, selama 50 menit


diharapkan sasaran mampu memahami tentang materi yang disampaikan.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan tentang kehamilan dan Persalinan diharapkan sasaran


mampu :

a. Memahami mengenai 10 T
b. Mengetahui dan dapat mempraktikkan Perawatan sehari-hari pada ibu hamil
c. Menyebutkan Tanda Bahaya pada Kehamilan,
d. Mengetahui pengertian Persalinan,
e. Menyebutkan Persiapan Persalinan
f. Menyebutkan tanda – tanda persalinan
g. Menyebutkan tanda – tanda bahaya dalam persalinan
h. Menyebutkan bahaya yang mungkin terjadi jika persalinan tidak ditolong oleh
petugas kesehatan

B. Materi

Terlampir
C. Kegiatan Penyuluhan

No. Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta Media dan Meotde


Penyuluhan Alat Penyuluhan
Penyuluhan
1. Pendahuluana. Memberikan a. Menjawab Ceramah
(5 menit) salam dan salam
perkenalan
b. Menjelaskan b. Memperhatikan Ceramah
kontrak waktu yang
dibutuhkan
c. Apersepsi kepada
c. Memberikan
ibu tanggapan dan Ceramah
pendapat
2. Penyajian Menjelaskan materi Memperhatikan, Leaflet dan Ceramah
(35 menit) penyuluhan secara memberi phantom dan Diskusi
berurutan dan tanggapan dan bayi
teratur pendapat
Materi I :
Kehamilan

Materi II :
Persalinan
3. Penutup (10a. Memberikan Memberikan Diskusi dan
menit) pertanyaan kepada tanggapan dan Ceramah
ibu tentang materi pertanyaan
yang telah
disampaikan
b. Menyimpulkan
materi yang telah
disampaikan
c. Menutup materi Memperhatikan
dengan ucapan dan memberikan
salam dan respon
terimakasih
Menjawab salam
D. Media Dan Alat Penyuluhan

1. Leaflet
2. Buku KIA

E. Metode

1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Evaluasi

F. Evaluasi
LAMPIRAN MATERI
I. KEHAMILAN

A. 10 T dalam Pemeriksaan Kehamilan

Menurut Depkes RI (2010), menyatakan bahwa dalam penerapan praktis


asuhan kebidanan pada ibu hamil menggunakan standar minimal pelayanan antenatal
menjadi 10T: yang terdiri :

1. Timbang Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan


Menurut Kusmiyati (2008), pertambahan berat badan yang normal
pada ibu hamil yaitu berdasarkan Indeks Masa Tubuh( BMI: Body Mass
Index) dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang
optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting
mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan
yang normal 11,5-16 kg.

Menurut Prawihardjo ( 2002 ), berat badan diukur dalam kg tanpa


sepatu dan memakai pakaian yang seringan ringannya. Berat badan yang
bertambah terlalu besar atau kurang perlu mendapatkan perhatian khusus
karena memungkinkan terjadinya penyulit kehamilan. Kenaikan berat badan
tidak boleh lebih dari ½ kg /minggu, jika ditemukan segera rujuk.

Menurut Depkes RI (2010), mengukur tinggi badan adalah salah satu


deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko, tinggi badan menentukan ukuran
panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain
>145 cm , bila tinggi badan < 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul
dan tulang belakang maka ada faktor resiko panggul sempit, kemungkinan
sulit melahirkan secara normal.
2. Ukur Tekanan Darah
Prawirohardjo (2002) menjelaskan bahwa, dalam mengukur tekanan
darah dengan posisi ibu hamil duduk atau berbaring, lebih baik posisi tetap
sama pada pemeriksaan pertama maupun berikutnya. Letakkan tensimeter
yang datar setinggi jantungnya. Gunakan ukuran manset yang sesuai.
Tekanan darah diatas 140/90 mmHg atau peningkatan sistol 30 dan
diastol 15 mmHg atau lebih sebelum kehamilan 20 minggu atau paling sedikit
pada pengukuran dua kali berturut-turut pada selisih waktu 1 jam berarti ada
kenaikan nyata dan ibu perlu di rujuk.
3. Tetapkan status gizi
Menurut Kusmiyati (2008), pada ibu hamil pengukuran LILA
merupakan satu cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis
(KEK) atau kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan
transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat
dan berpotensi melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang anak. Kurang Energi
Kronis (KEK) (ukuran LILA <23.5 cm), yang menggambarkan kekurangan
pangan dalam jangka panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LILA:
1) Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan pita
LILA (Setiawan,2011).
2) Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LILA.
Baca menurut tanda panah.
4. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Pemeriksaan kehamilan untuk menentukan tuanya kehamilan dan berat
badan janin dilakukan dengan pengukuran tinggi fundus uteri yang dapat
dihitung dari tanggal hari pertama haid terakhir yang menggunakan rumus
(Mochtar,2002). Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran
dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai
pengukuran Mc Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai
cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya
(Kusmiyati,2008).
5. Tentukan Presentasi Janin dan Hitung DJJ
Menurut Setiawan (2011), tujuan pemantauan janin itu adalah untuk
mendeteksi dini ada atau tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal
tersebut (hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan
infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah satu cara untuk memantau
janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dlakukan pada ibu hamil.
Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu/4
bulan. Gambaran DJJ:
1) Takikardi berat;detak jantung di atas 180x/menit
2) Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
3) Normal:antara 120-160x/menit
4) Bradikardi ringan: antara 100-119x/menit
5) Bradikardi sedang: antara 80-100x/menit
6) Bradikardi berat: kurang dari 80x/menit
6. Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Lengkap
Menurut Prawirohardjo (2002), pemberian imunisasi tetanus toxoid
pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan
pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu
kemudian, akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka dibentuk
program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.
Tabel 1 Interval Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Lengkap

T Interval (Selang Lama %


Antigen Perlindungan
( Waktu Minimal) Perlindungan

P TT 1 Pada kunjungan - Tidak ada


antenatal pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun* 80

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95

TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99

TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 99

Keterangan : * Artinya dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka


bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum).
(Prawirohardjo,2002).

Vaksin TT diberikan sedini mungkin dengan dosis pemberian 0,5 cc secara IM


( intra muscular ) di lengan atas/paha/bokong. Khusus untuk calon pengantin
diberikan imunisasi TT 2X dengan interval 4 minggu . Usahakan TT1 dan TT2
diberikan sebelum menikah (Salmah,2006).

7. Pemberian Tablet Besi Minimal 90 tablet selama kehamilan


Menurut Lubis (2009), pada masa kehamilan volume darah mengikat
seiring kebutuhan zat besi. Suplement zat besi hamil terbukti membantu
mencegah defisiensi zat besi. Kekurangan zat besi bisa mempertinggi resiko
komplikasi disaat persalinan dan resiko melahirkan berat badan rendah dan
premature. Para ahli menganjurkan wanita hamil mengkonsumsi zat fe 27
mg/hari, yaitu 50% diatas kebutuhan normal.
Depkes (2004), mengemukakan bahwa WHO juga menganjurkan
pemberian ferro sulfat 320 mg (setara dengan 60 mg zat besi) 2 kali sehari bagi
semua ibu hamil. Jika Hb 9% atau kurang dari pada salah satu kunjungan
tingkatan tablet zat besi menjadi 3 kali 1 tablet/hari sampai akhir masa
kehamilannya.
Kebijakan program kesehatan ibu dan anak (KIA) di Indonesia saat ini
menetap:
1. Pemberian tablet Fe (320 mg Fe Sulfat dan 0,5 mg asam folat) untuk
semua ibu hamil sebanyak 1 kali tablet selama 90 hari. Jumlah tersebut
mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama kehamilan yaitu 100
mg.
2. Bila ditemukan anemia pada ibu hamil, diberikan tablet zat besi 2-3 kali
satu tablet/hari selama 2-3 bulan dan dilakukan:
a. Pemantauan Hb (Bila masih anemia)
b. Pemeriksa sampel tinja untuk melihat kemungkinan adanya cacing
tambang dan parasit lainnya.
c. Pemderiksa darah tetapi terhadap parasit malaria(di daerah
endemik).
Pada setiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum tablet zat besi
yang cukup, hindari meminum teh/kopi 1 jam sebelum/sesudah makan karena
dapat mengganggu penyerapan zat besi. Tablet zat besi lebih dapat diserap jika
di sertai dengan mengkonsumsi vitamin C yang cukup. Jika vitamin C
dikonsumsi ibu dalam makanannya tidak tercukupi berikan tablet vitamin C
250 mg perhari (Depkes RI,2004).
8. Tes laboratorium
Depkes RI (2004) mengemukakan bahwa pelayanan kebidanan
berkaitan erat dengan penyakit melalui hubungan seksual. Penyakit ini tidak
hanya berpengaruh terhadap ibu akan tetapi juga terhadap bayi yang
dikandung atau dilahirkan . Beberapa contoh penyakit melalui hubungan
seksual :

1) Infeksi monilial penyebab adalah jamur candida albicans


2) Infeksi trichomnial disebabkan oleh trichomonas vaginalis
3) Sifilis disebabkan oleh infeksi treponema pallidum
4) Gonorrea penyebabnya adalah neisseria gonorea
5) Herpes genitalis disebabkan oleh virus simpleks
6) Hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis
7) HIV/AIDS,HIV adalah penyebab AIDS
Jika pemeriksaan penyakit hubungan seksual dilakukan sejak dini pada
ibu hamil kemungkinan masih dapat diobati untuk mencegah terjadinya
komplikasi terhadap ibu dan bayi yang dikandungnya.

9. Temu Wicara (Konseling dan pemecahan masalah)


Setiawan (2011), menyatakan bahwa temu wicara pasti dilakukan
dalam setiap klien yang melakukan kunjungan . Bisa berupa anamnesa,
konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,
biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan
kerjasama penanganan. Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai
perawatan kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD), nifas, perawatan bayi beru lahir, ASI Eksklusif,
Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan secara
bertahap pada saat kunjungan ibu hamil.

Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain:

1) Merujuk ke dokter bila ada masalah kelainan atau komplikasi untuk


konsultasi dan menolong ibu menentukan pilihan yang tepat.
2) Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
3) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil
rujukan.
4) Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
5) Memberikan asuhan antenatal
6) Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
7) Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga tentang
rencana proses kelahiran.
8) Persiapan dan biaya persalinan.
10. Tatalaksana Kasus
Menurut Joesrhan (2012), bila dari hasil pemeriksaan laboratorium
ditemukan penyakit, ibu hamil perlu dilakukan perawatan khusus.

B. Perawatan Sehari-hari Ibu Hamil

1. Makan beragam makanan secara proporsional dengan pola gizi seimbang dan
lebih banyak daripada sebelum hamil

2. Istirahat yang cukup

1) Tidur malam paling sedikit 6-7 jam dan usahakan siangnya


tidur/berbaring 1-2 jam
2) Posisi tidur sebaiknya miring ke kiri
3) Pada daerah endemis malaria gunakan kelambu berinsektisida
4) Bersama dengan suami lakukan rangsangan/stimulasi pada janin dengan
sering mengelus-elus perut ibu dan ajak janin bicara sejak usia kandungan
4 bulan.
3. Menjaga kebersihan diri

1) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, setelah
buang air besar dan buang air kecil.
2) Menyikat gigi secara benar dan teratur minimal setelah sarapan dan
sebelum tidur
3) Mandi 2 kali sehari
4) Bersihka payudara dan daerah kemaluan
5) Ganti pakaian dan pakaian dalam setiap hari
6) Periksakan gigi ke fasilitas kesehatan pada saat periksa kehamilan
4. Boleh melakukan hubungan seksual selama hamil

5. Aktifitas Fisik

1) Ibu hamil yang sehat dapat melakukan aktifitas fisik sehari hari dengan
memperhatikan kondisi ibu dan keamanan janin yang dikandungnya
2) Suami membantu istrinya yang sedang hamil untuk melakukan pekerjaan
sehari hari
3) Ikuti senam hamil sesuai dengan anjuran petugas kesehatan.

C. Hal yang Harus Dihindari Selama Hamil

Yang harus dihindarai ibu selama hamil


1. Kerja berat
2. Merokok atau terpapar asap rokok
3. Minum minuman bersoda, beralkohol dan jamu
4. Tidur telentang > 10 menit pada masa hamil tua
5. Ibu hamil minum obat tanpa resep dokter
6. Stress berlebihan
D. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda -tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang
apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu
(Pusdiknakes,2003).

Macam-macam tanda bahaya kehamilan Enam tanda bahaya kehamilan selama


periode antenatal menurut Pusdiknakes (2003) :

1. Perdarahan lewat jalan lahir atau perdarahan pervaginaan


Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang
sedikit (spotting) di sekitar waktu pertama terlambat haidnya. Perdarahan ini
adalah perdarahan implantasi (penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim)
yang dikenal dengan tanda Hartman dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain
dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin terjadi pertanda servik yang rapuh
(erosi). Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda
adanya infeksi.
Perdarahan pada masa kehamilan yang patologis dibagi menjadi dua:
 Perdarahan pada masa awal kehamilan
Perdarahan yang terjadi pada masa awal kehamilan kurang dari 22 minggu.
Perdarahan pervaginaan dikatakan tidak normal bila ada tanda-tanda:
 Keluar darah merah
 Perdarahan yang banyak
 Perdarahan dengan nyeri

Perdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya:

 Abortus Adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan


16 minggu atau sebelum plasenta selesai.
Macam-macam abortus:

-Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa interval luar
(buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Penanganannya: lakukan
penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat,
komplikasi berat, atau masih cukup stabil), segera upayakan stabilisasi pasien
sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau merujuk), temukan
dan hentikan dengan segera sumber perdarahan, lakukan pemantauan ketat
tentang kondisi pasca tindakan dan perkembangan lanjutan. (Sarwono, 2001:
145).

- Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang disengaja, baik


dengan memakai obat–obatan mau pun alat–alat.

- Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan
bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi
medis) biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.

- Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan– tindakan
yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

- Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian dari hasil


konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian
cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan
metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan
antibiotika.

- Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah: abortus yang sedang


berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba kehamilan
tidak dapat dipertahankan lagi. Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka
atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan
jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri
obat–obat uterotonika dan antibiotika.

- Abortus imminens (keguguran membakat) adalah keguguran membakat dan


akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan
memberikan obat–obat hormonal dan anti spasmodika serta istirahat.
Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total, jangan
melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual, jika: perdarahan
berhenti lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin (uji
kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.

- Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada
dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan:
berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat
dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga
diberikan uterotonika dan antibiotika.(Mohctar, 1998 : 211–212)

 Mola hidatidosa (hamil anggur)

Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga sering


kali sulit dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus
inkompletus, atau mioma uteri.(Sarwono, 2007 : 142) Penanganan umum: jika
diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evaluasi uterus, segera
lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung
berikan infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat)
dengan kecepatan 40- 60 tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap
perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara
cepat)
 Kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan)

Perdarahan pada masa kehamilan lanjut setelah 22 minggu sampai sebelum


persalinan. Perdarahan pervaginaan dikatakan tidak normal bila ada tandatanda:

 Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan.


 Perdarahan kadang banyak atau tidak terus menerus.
 Perdarahan disertai rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti
plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, atau dicurigai adanya
gangguan pembekuan darah.
2. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
 Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.
 Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala
yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristriahat. Kadang-kadang,
dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat
dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia.
3. Perubahan visual (penglihatan) secara tiba-tiba (pandangan kabur)
 Penglihatan ibu bisa berubah pada masa kehamilan. Perubahan penglihatan
yang ringan (minor) adalah normal.
 Masalah visual yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang
mendadak, misalnya tiba-tiba pandang kabur atau terbayang, melihat
bintikbintika(spot), serta mata bekunang-kunang.
 Perubahan penglihatan ini bisa bisa disertai denagn sakit kepala yang hebat.
Jika hal ini terjadi, kemungkinan suatu tanda preeklamsi.
4. Nyeri perut hebat
 Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan
normal adalah suatu kelainan.
 Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri perut
yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang
dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir.
 Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik
(kehamilan di luar kandungan), aborstus (keguguran), penyakit radang
panggul, persalinan preterm, gastritis (maag), solutio placenta, penyakit
menular seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
5. Bengkak pada muka dan tangan
 Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal
pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah
beristirahat atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi daripada kepala.
 Bengkak dapat menjadi masalah serius jika ditandai dengan:
 muncul pada muka dan tangan.
 bengkak tidak hilang setelah beristirahat.
 bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya.

Jika hal ini merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal, gagal
jantung ataupun pre eklampsia.

 Gejala anemia dapat muncul dalam bentuk oedema (bengkak) karena dengan
menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan oleh
berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam
darah). Pada darah yang rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih
tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya.
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa
 Ibu hamil mlai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18
minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan
18-20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil). Jika janin tidur,
gerakannya akan melemah. janin harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam
periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam).
 Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat, makan
dan minum.

Tanda bahaya kehamilan lainnya yaitu :

 Demam, menggigil dan berkeringat. Bila ibu di daerah endemis malaria,


menunjukan adanya gela penyakit malaria
 Terasa sakit saat kencing atau keluar keputihan atau gatal gatal di daerah
kemaluan
 Batuk lama ( lebih dari 2 minggu)
 Jantung berdebar – debar atau nyeri di dada
 Diare berulang
 Sulit tidur dan cemas berlebihan
II. PERSALINAN

TANDA-TANDA PERSALINAN

A. PENGERTIAN PERSALINAN

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
kedalam jalan lahir. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.

B. TANDA TANDA PERSALINAN

1) Tanda – tanda permulaan persalinan

a. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun

Pembukaan servik ini biasanya didahului oleh pendataran dari servik. Yang
dimaksud dengan pendataran servik adalah pemendekan dari canalis cervicalis,
yang semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu
lubang saja dengan pinggir yang tipis.

b. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah


dari uterus yang mengakibatkan pembukaan serviks (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit).

Kekuatan kontraksi : menimbulkan naiknya tekanan intrauterine sampai 35


mmHg. Kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan dengan mencoba apakah jari
kita dapat menekan dinding rahim ke dalam.

Interval antara kedua kontraksi: pada permulaan persalinan his timbul sekali
dalam 10 menit, pada kala pengeluaran sekali dalam 2 menit.

Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam :


a. His pembukaan adalah his yang menimbulkan pembukaan dari serviks.
b. His pengeluaran adalah his yang mendorong anak keluar. His
pengeluaran biasanya disertai dengan keinginan mengejan.
c. His pelepasan uri adalah his yang mengeluarkan uri.

Mulanya kontraksi terasa sakit pada punggung bawah, yang berangsur-angsur


bergeser ka bagian bawah perut. Beberapa menggambarkan mirip dengan mulas
pada saat haid, saat mulas bergerak ke bagian perut, dengan tangan dapat
dirasakan bagian tersebut mengeras. Kejangnya mirip Braxton Hicks, namun
terasa teratur semakin sering dan kuat, ferekuensi dan durasi seiring dengan
kemajuan persalinan.

c. Keluar lendir bercampur darah melalui vagina

Selama kehamilan bayi tersumbat dalam rahim oleh gumpalan lender yang
lengket pada leher rahim. Saat persalinan dimulai dan serviks mulai membuka,
gumpalan mucus tadi terhalau. Pada saat bersamaan membrane yang
mengelilingi bayi dan cairan amniotic agak memisah dari dinding rahim.
Penampakan dari darah dan mucus yang keluar tampak bagai cairan lengket
berwarna merah muda.

d. Ketuban Pecah

Saat kebocoran dimulai, bisa dirasakan seperti semburan air atau hanya
rembesan, namun sebenarnya pecahnya membrane takkan terasa karena
membrane tidak memiliki saraf. Seringkali pada ketuban pecah ini ibu
merasakan seperti mengompol, namun untuk memastikan apa yang keluar
melalui jalan lahir tersebut apakah urin atau cairan ketuban dari baunya. Urin
biasanya mempunyai bau yang khas, demikian halnya dengan cairan ketuban
namun cairan ketuban ini berbau anyir.
Saat ketuban pecah maka akan keluar cairan ketuban melaui jalan lahir, selama
masa perjalanan menuju ke tenaga kesehatan sebaiknya gunakan pembalut untuk
menampung cairan yang keluar untuk mengurangi ketidaknyamanan bagi ibu.

C. PROSES MELAHIRKAN

1. Didahului dengan mulas teratur, semakin lama semakin kuat dan sering.
2. Pada kehamilan pertama, bayi biasanya lahir setelah 12 jam sejak mules teratur. Pada
kehamilan kedua dan kehamilan berikutnya, biasanya bayi lahir setelah 8 jam sejak
mules teratur. Ibu masih boleh berjalan, makan dan minum. Selama proses
melahirkan sebaiknya ibu didampingi suami dan keluarga.
3. Jika terasa sakit, tarik nafas panjang lewat hidung, lalu keluarkan lewat mulut.
4. Jika terasa ingin buang air besar segera beritahu bidan/dokter. Bidan atau dokter akan
mengarahkan/ memimpin ibu mengejan sesuai dengan dorongan rasa ingin mengejan
yang timbul.
5. Setelah bayi lahir dan sehat segera lakukan inisiasi menyusu dini (IMD).
6. IMD adalah segera meletakkan bayi di dada ibu (ada kontak kulit ibu dan kulit bayi
sekurang-kurangnya 1 jam untuk memberikan kesempatan kepada bayi menyusu
sesegera mungkin). IMD merangsang keluarnya ASI, memberi kekebalan pada bayi
serta meningkatkan kekuatan batin antara ibu dan bayinya. IMD mencegah
pendarahan pada ibu.
7. Ibu dapat segera dipasang IUD dalam waktu 10 menit setelah plasenta lahir bila ibu
dan suami sepakat untuk mengikuti KB dengan metode AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim).

C. TANDA-TANDA BAHAYA DALAM PERSALINAN

a. Perdarahan lewat jalan lahir


b. Tali pusar atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
c. Ibu mengalami kejang
d. Ibu tidak kuat mengejan
e. Air ketuban keruh dan berbau
f. Ibu gelisah dan mengalami kesakitan yang hebat

D. PERSIAPAN PERSALINAN DAN KEGAWATDARURATAN

a. Tempat yang akan dijadikan sebagai tempat melahirkan.


b. Siapkan donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan ibu
c. Biaya pada waktu melahirkan.
d. Menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu ibu perlukan.
e. Merencanakan ditolong persalinan oleh siapa.
f. Memastikan ibu dan keluarga menyepakati amanat persalinan di stiker P4K.
g. Menyiapkan fotokopi KTP ibu dan bapak, JAMKESMAS / KIS / BPJS, KK
h. Menyiapakan baju ibu, baju bayi dan lain-lain.
i. Merencanakan penggunaan KB
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes Republik Indonesia. Buku KIA

Wiknjosastro,Hanifa (editor) . 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Depkes 2016

Anda mungkin juga menyukai